Forum Analisis Jurnal
Sebagai filsafat ilmu, Pancasila berfungsi sebagai landasan dalam proses berpikir dan berpengetahuan. Pancasila mengajarkan bahwa pengembangan ilmu tidak hanya mencari kebenaran, tetapi juga harus dipergunakan sebagai pedoman hidup (way of life) dan pedoman pengembangan ilmu pengetahuan agar mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Nilai-nilai Pancasila mengandung nilai ganda, yaitu memberikan landasan teoretik dan normatif bagi penguasaan dan pengembangan IPTEK, serta menetapkan tujuan di mana IPTEK dilandasi oleh nilai mental, kepribadian, dan moral manusia.
Implikasi Pancasila dalam Pengembangan IPTEK dijelaskan melalui lima silanya:
Ketuhanan Yang Maha Esa: Mengimplikasikan perlunya penanaman nilai religi dalam pengembangan ilmu, menyadarkan manusia akan batas kemampuannya dalam berpikir, dan menempatkan Tuhan sebagai pusat, bukan manusia.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan agar dikembalikan pada fungsinya semula, yaitu untuk kemanusiaan, serta memberikan dasar moralitas agar pengembangan IPTEK dilakukan secara beradab, bermoral, dan untuk peningkatan harkat dan martabat manusia.
Persatuan Indonesia: Memberikan kesadaran bahwa IPTEK harus dikembangkan untuk memperkuat rasa nasionalisme, persatuan, dan kesatuan bangsa, serta memelihara persaudaraan antar daerah.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan: Mendasari pengembangan IPTEK secara demokratis, memberikan kebebasan bagi ilmuwan untuk mengembangkan IPTEK, namun dengan sikap terbuka untuk dikritik/dikaji ulang.
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Mengimplementasikan bahwa pengembangan IPTEK harus menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan, mencakup hubungan manusia dengan dirinya, Tuhan, sesama manusia, masyarakat, negara, dan alam lingkungannya.
Pengembangan IPTEK yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat membawa perbaikan kualitas hidup manusia Indonesia dan menciptakan masyarakat yang sejahtera, aman, dan damai.
Nama : Alya Defina Hidayat
NPM : 2515061022
Kelas : PSTI C
Jurnal ini membahas tentang posisi Pancasila sebagai filsafat ilmu dan implikasinya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di Indonesia. Dalam jurnal ini penulis juga menjelaskan bahwa Pancasila bukan hanya sebuah dasar negara, tetapi juga merupakan hasil pemikiran mendalam bangsa Indonesia yang terbentuk melalui proses sejarah, akulturasi budaya, serta pengalaman perjuangan kemerdekaan. Sebagai filsafat ilmu, Pancasila menjadi kerangka berpikir yang menuntun bagaimana ilmu pengetahuan harus dikembangkan agar tetap berakar pada nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial.
Didalam jurnal tersebut menegaskan bahwa jika sebuah perkembangan IPTEK yang tidak didampingi nilai-nilai Pancasila akan dapat berpotensi mengancam nilai niai moralitas, mentalitas, serta identitas bangsa. Arus perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat informasi asing masuk dengan begitu mudah, sehingga dibutuhkan penguatan nilai Pancasila sebagai pemilah dan pengarah agar IPTEK tetap bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Dalam jurnal tersebut menunjukkan bahwa Pancasila dapat menjadi landasan etika dalam membatasi penggunaan teknologi, mendorong pemanfaatan IPTEK secara adil, serta mengarahkan penelitian agar tetap berpihak kepada kemanusiaan dan kepentingan bangsa.
Setiap sila Pancasila dianalisis memiliki implikasi dalam pengembangan IPTEK. Sila pertama menekankan batas moral dan spiritual, sila kedua menegaskan pentingnya martabat manusia dalam kegiatan ilmiah, sila ketiga mengarahkan IPTEK untuk memperkuat persatuan dan identitas nasional, sila keempat menegaskan perlunya kebebasan akademik yang tetap dilandasi musyawarah dan tanggung jawab, dan sila kelima menekankan pemerataan manfaat dan akses teknologi bagi seluruh rakyat Indonesia.
Secara mendalam, jurnal ini kuat dalam menjelaskan hubungan filosofis antara Pancasila dan IPTEK, namun jurnal ini masih bersifat normatif dan belum memberikan contoh empiris terkait penerapan nilai Pancasila dalam teknologi modern seperti kecerdasan buatan, digitalisasi, atau bioteknologi. Meski demikian, jurnal ini tetap memberikan kontribusi penting sebagai dasar teori bahwa pengembangan IPTEK harus diarahkan oleh nilai-nilai Pancasila agar teknologi tidak menjauhkan masyarakat dari identitas bangsa, tetapi justru meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
NPM : 2515061043
Kelas : PSTI C
Jurnal ini berjudul "PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT ILMU DAN IMPLIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI" yang ditulis oleh Syarifuddin. Tujuan utama penulisan ini adalah menjabarkan bagaimana Pancasila—sebagai falsafah dan pedoman hidup bangsa Indonesia—berfungsi sebagai filsafat ilmu dan apa implikasi praktisnya terhadap seluruh kegiatan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Penulis berargumen bahwa tanpa landasan Pancasila yang kuat, perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat cepat dapat merusak moralitas dan mentalitas bangsa.
Latar belakang penulisan ini didorong oleh kecepatan perkembangan IPTEK yang membawa dampak dan pengaruh besar di berbagai lini kehidupan berbangsa. Meskipun kemajuan IPTEK menawarkan kemudahan, arus informasi global yang deras juga mempermudah masuknya ideologi dan nilai-nilai asing yang berpotensi merusak adat dan budaya bangsa. Penulis menekankan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan saat ini dan masa depan perlu dibarengi dengan dasar-dasar Pancasila yang kuat. Pancasila, yang merupakan hasil pemikiran mendalam anak bangsa, harus diperkuat penanamannya kepada warga negara sebagai dasar untuk memahami, mengembangkan, dan menyikapi kemajuan teknologi agar tidak menjadi faktor penghancur bangsa, terutama dari segi moralitas.
Pembahasan jurnal menegaskan bahwa Pancasila berperan sebagai landasan dalam proses berpikir dan berpengetahuan (filsafat ilmu). Implikasinya terhadap pengembangan IPTEK sangat besar. Pancasila menuntut agar ilmu pengetahuan yang dikembangkan haruslah membawa perbaikan kualitas hidup dan meningkatkan kesejahteraan manusia Indonesia, bukan malah menimbulkan dampak negatif atau merusak martabat manusia. Nilai-nilai Pancasila berfungsi sebagai orientasi dan batasan bagi ilmuwan. Sebagai contoh, ilmu pengetahuan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Ketuhanan (Sila 1) dan harus berpedoman pada prinsip kemanusiaan yang adil (Sila 2), yang berarti IPTEK harus selalu digunakan untuk kemaslahatan, bukan sebagai alat eksploitasi atau pemecah belah bangsa.
Kesimpulan jurnal ini adalah bahwa Pancasila merupakan dasar negara yang terumuskan dari akulturasi budaya Nusantara dan berfungsi sebagai pedoman fundamental bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, dan penyelesaian masalah kehidupan. Dengan ditetapkan sebagai filsafat ilmu, Pancasila menjadi landasan krusial dalam proses berfikir dan berpengetahuan. Oleh karena itu, pengembangan IPTEK harus selalu didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Hal ini diharapkan akan menghasilkan perbaikan kualitas hidup yang nyata, menciptakan masyarakat yang sejahtera, aman, dan damai, serta memastikan bahwa kemajuan teknologi tidak merusak moralitas dan mentalitas bangsa.
Npm : 2515061097
Kelas : Psti C
Jurnal ini membahas bagaimana Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai dasar negara, tetapi juga sebagai filsafat ilmu yang dapat menjadi pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Penulis menekankan bahwa perkembangan teknologi yang sangat cepat saat ini membawa dampak besar bagi kehidupan masyarakat, baik positif maupun negatif. Karena itu, Pancasila perlu dijadikan landasan agar perkembangan IPTEK tetap berada dalam koridor moral dan budaya bangsa Indonesia.
Pada bagian pendahuluan, penulis menggambarkan kondisi Indonesia yang sedang menghadapi berbagai tantangan ideologis. Ada kelompok-kelompok tertentu yang mempertanyakan posisi Pancasila sebagai ideologi negara. Penulis menegaskan bahwa Pancasila merupakan hasil pemikiran mendalam para pendiri bangsa dan sudah final sejak awal kemerdekaan. Dalam konteks perkembangan teknologi, Pancasila dianggap penting sebagai filter agar masyarakat tidak terpengaruh oleh arus informasi global yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa.
Penulis kemudian menjelaskan konsep dasar Pancasila. Pancasila dipahami sebagai pedoman hidup yang lahir dari proses panjang akulturasi budaya di Nusantara. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan hasil pemikiran para tokoh bangsa yang terpengaruh oleh berbagai sumber, baik dari budaya lokal, pemikiran Barat, maupun pemikiran Timur. Karena itu, Pancasila memiliki kedalaman filosofis yang kuat dan relevan untuk dijadikan dasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Dalam bagian mengenai Pancasila sebagai filsafat ilmu, penulis menjelaskan bahwa Pancasila dapat menjadi landasan dalam proses berpikir ilmiah. Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai pedoman moral, tetapi juga sebagai kerangka berpikir yang membantu masyarakat memahami realitas secara lebih luas. Penulis menekankan bahwa ilmu pengetahuan harus tetap memperhatikan aspek ketuhanan, kemanusiaan, dan nilai-nilai moral agar tidak terlepas dari tujuan hakiki ilmu itu sendiri. Dengan kata lain, Pancasila memberikan arah agar ilmu pengetahuan tidak berkembang secara bebas tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan.
Bagian inti jurnal ini membahas implikasi setiap sila Pancasila terhadap pengembangan IPTEK. Pada sila pertama, penulis menekankan bahwa manusia harus menyadari keterbatasannya dan tetap menempatkan Tuhan sebagai pusat kehidupan. Dalam konteks IPTEK, hal ini berarti bahwa perkembangan teknologi harus tetap memperhatikan nilai spiritual dan tidak boleh menjadikan manusia sombong atau merasa paling berkuasa.
Pada sila kedua, penulis menjelaskan bahwa IPTEK harus dikembangkan untuk kemanusiaan. Teknologi tidak boleh digunakan untuk merugikan orang lain atau menciptakan ketidakadilan. Sila ini mengingatkan bahwa ilmu pengetahuan harus diarahkan untuk meningkatkan martabat manusia, bukan sebaliknya.
Sila ketiga menekankan pentingnya persatuan. Penulis mengaitkan hal ini dengan peran IPTEK dalam memperkuat rasa kebangsaan. Teknologi dapat digunakan untuk mempererat hubungan antar daerah dan memperkuat identitas nasional. Karena itu, pengembangan IPTEK harus diarahkan untuk memperkuat persatuan bangsa.
Pada sila keempat, penulis menekankan bahwa pengembangan IPTEK harus dilakukan secara demokratis. Setiap ilmuwan memiliki kebebasan untuk mengembangkan ilmu, tetapi juga harus terbuka terhadap kritik dan menghargai pendapat orang lain. Sikap ilmiah yang demokratis ini penting agar perkembangan IPTEK tidak bersifat otoriter atau hanya dikuasai oleh kelompok tertentu.
Sila kelima menekankan pentingnya keadilan sosial. Penulis menjelaskan bahwa perkembangan IPTEK harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya kelompok tertentu. Teknologi harus membantu menciptakan keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta memperhatikan hubungan manusia dengan lingkungan.
Pada bagian kesimpulan, penulis menegaskan bahwa Pancasila sebagai filsafat ilmu dapat menjadi pedoman penting dalam pengembangan IPTEK. Dengan menjadikan Pancasila sebagai dasar, perkembangan ilmu pengetahuan diharapkan dapat membawa manfaat bagi seluruh masyarakat dan tidak menimbulkan dampak negatif yang merusak moral, budaya, atau lingkungan.
Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan pemahaman bahwa Pancasila memiliki peran strategis dalam mengarahkan perkembangan IPTEK agar tetap sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Penulis mengajak pembaca untuk melihat Pancasila bukan hanya sebagai simbol negara, tetapi sebagai landasan filosofis yang dapat membimbing perkembangan ilmu pengetahuan di era modern.
NPM: 2515061028
Kelas: PSTI C
Pancasila memiliki peran yang sangat penting tidak hanya sebagai dasar negara, tetapi juga sebagai landasan filsafat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa kemajuan IPTEK yang berkembang sangat cepat dapat membawa dampak positif maupun negatif, tergantung pada nilai yang mendasarinya. Apabila perkembangan ilmu pengetahuan tidak disertai dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila, maka kemajuan tersebut berpotensi menurunkan moral dan karakter bangsa. Setiap sila Pancasila memberikan arah dalam pengembangan IPTEK, seperti nilai ketuhanan yang menekankan batas etika dan spiritual dalam berpikir ilmiah, nilai kemanusiaan yang mengarahkan ilmu untuk kesejahteraan manusia, nilai persatuan yang memperkuat rasa kebangsaan, nilai kerakyatan yang menjamin kebebasan berpikir secara demokratis dan bertanggung jawab, serta nilai keadilan sosial yang menuntut agar hasil perkembangan IPTEK dapat dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat. Oleh karena itu, Pancasila harus dijadikan pedoman utama agar ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang secara seimbang, beretika, dan sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.
Dalam kerangka teoritisnya, penulis menjelaskan bahwa Pancasila bukan hanya ideologi negara, tetapi juga merupakan sistem filsafat dan sistem pengetahuan yang lahir dari proses pemikiran mendalam para pendiri bangsa. Pancasila dipandang sebagai hasil akumulasi nilai budaya nusantara yang kemudian dirumuskan menjadi dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Sebagai filsafat ilmu, Pancasila berfungsi sebagai landasan berpikir dalam pengembangan ilmu pengetahuan, yang tidak hanya bertujuan mencari kebenaran ilmiah semata, tetapi juga mengarahkan ilmu agar bermanfaat bagi kehidupan manusia secara lahir dan batin. Dengan demikian, ilmu pengetahuan tidak bersifat bebas nilai, melainkan harus terikat pada nilai moral, etika, dan kemanusiaan.
Jurnal ini juga menguraikan secara sistematis implikasi setiap sila Pancasila dalam pengembangan IPTEK. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menekankan bahwa pengembangan ilmu harus dilandasi nilai religius, tanggung jawab moral, dan kesadaran akan keterbatasan akal manusia di hadapan Tuhan. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mengarahkan agar IPTEK dikembangkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, bukan untuk merugikan atau menindas sesama. Sila Persatuan Indonesia menegaskan bahwa IPTEK harus memperkuat nasionalisme, persatuan, dan kesatuan bangsa, serta tidak menimbulkan disintegrasi sosial. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan menekankan pengembangan IPTEK yang demokratis, terbuka terhadap kritik, dan menghargai kebebasan akademik. Sementara itu, sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengamanatkan agar manfaat IPTEK dapat dirasakan secara adil dan merata oleh seluruh lapisan masyarakat.
Dari sisi kontribusi ilmiah, jurnal ini memiliki kelebihan pada kedalaman kajian filosofis dan normatif yang kuat dalam mengaitkan Pancasila dengan filsafat ilmu dan pengembangan IPTEK. Penulis mampu menjelaskan keterkaitan antara nilai-nilai Pancasila dan tanggung jawab moral ilmuwan secara sistematis dan argumentatif. Namun demikian, kelemahan jurnal ini terletak pada minimnya contoh empiris atau studi kasus konkret mengenai penerapan nilai Pancasila dalam pengembangan IPTEK di Indonesia, sehingga pembahasannya lebih bersifat konseptual dan teoritis.
Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan pemahaman yang penting bahwa Pancasila harus ditempatkan sebagai dasar etis dan filosofis dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan IPTEK yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila diharapkan mampu menciptakan kemajuan yang tidak hanya bersifat material, tetapi juga membentuk manusia Indonesia yang bermoral, beradab, dan berkepribadian nasional. Jurnal ini relevan sebagai bahan kajian akademik, khususnya dalam konteks Pendidikan Pancasila dan penguatan karakter bangsa di tengah tantangan globalisasi dan modernisasi teknologi.
Jurnal ini menekankan bahwa implikasi pancasila sebagai filsafat ilmu terlihat pada tuntutan agar IPTEK dikembangkan secara bertanggung jawab, beretika, dan berkeadilan. Setiap sila pancasila mengandung nilai yang dapat menjadi pedoman dalam menentukan arah pengembangan ilmu, mulai dari penghormatan terhadap nilai ketuhanan, martabat manusia, persatuan bangsa, prinsip demokrasi, hingga keadilan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa lancasila mampu menjadi filter moral terhadap dampak negatif perkembangan IPTEK di era globalisasi.