ACTIVITY: RESUME

ACTIVITY: RESUME

Number of replies: 26

Silakan diresume  Bab 3 dari  buku Metodologi Penelitian Pendidikan Berbasis Kasus yang SUDAH TERSEDIA DI PERTEMUAN 1 di atas. 

In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Dia Ravikasari -
Nama: Dia Ravikasari
NPM: 2313031067

Bab 3 buku "Metodologi Penelitian Pendidikan Berbasis Kasus" menjelaskan tentang kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis dalam penelitian.

Kerangka teoritis merupakan konsep abstrak dan kerangka acuan yang berfungsi memperjelas ruang lingkup variabel penelitian, memprediksi fakta, serta menjadi dasar merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian. Kerangka pikir adalah sintesa yang menggambarkan hubungan antar variabel yang akan diteliti dan merupakan rancangan untuk memecahkan permasalahan penelitian berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya.

Hipotesis adalah dugaan sementara mengenai hubungan antar variabel yang harus diuji kebenarannya melalui penelitian. Fungsi hipotesis mencakup membatasi bagian penelitian, memberikan fakta yang membantu penelitian, dan memandu pengujian empiris dan penyusunan kesimpulan.

Bab ini juga menguraikan hubungan erat antara kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis. Hipotesis diturunkan dari teori dan literatur yang relevan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Kerangka teoritis membantu membentuk hipotesis yang valid dan relevan untuk diuji secara empiris.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Lusi Yana Agustina -
Nama: Lusi Yana Agustina
NPM: 2313031069

Bab 3 buku “Metodologi Penelitian Pendidikan Berbasis Kasus” membahas tiga elemen penting dalam penelitian, yaitu kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis.

1. Kerangka teoritis merupakan dasar konseptual yang menjelaskan hubungan antar konsep serta memperjelas ruang lingkup variabel penelitian. Kerangka ini berfungsi sebagai acuan dalam merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian agar penelitian memiliki arah dan landasan teori yang kuat.

2. Kerangka pikir menggambarkan alur logis hubungan antar variabel yang diteliti. Disusun berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, kerangka pikir menunjukkan cara peneliti memahami dan memecahkan masalah penelitian. Dengan demikian, kerangka pikir menjadi penghubung antara teori dan hipotesis yang akan diuji.

3. Hipotesis adalah dugaan sementara mengenai hubungan antar variabel yang harus diuji kebenarannya secara empiris. Fungsinya untuk membatasi ruang lingkup penelitian, memfokuskan analisis, dan menjadi dasar dalam penarikan kesimpulan.

Secara keseluruhan, bab ini menegaskan bahwa kerangka teoritis memberikan dasar ilmiah, kerangka pikir menyusun alur hubungan logis, dan hipotesis menjadi bentuk dugaan yang diuji, sehingga ketiganya saling terkait dan mendukung keabsahan penelitian.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Tria febriana -
Nama : Tria Febriana
Npm : 2313031077

Bab 3 dalam buku "Metodologi Penelitian Pendidikan Berbasis Kasus” membahas tentang kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis dalam suatu penelitian.

Kerangka teoritis dijelaskan sebagai konsep abstrak dan landasan acuan yang berfungsi untuk memperjelas ruang lingkup variabel penelitian, memprediksi fakta, serta menjadi dasar dalam merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian.

Sementara itu, kerangka pikir merupakan rangkaian pemikiran atau sintesis yang menggambarkan hubungan antarvariabel yang diteliti, serta menjadi rancangan untuk memecahkan masalah penelitian berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya.

Hipotesis dipahami sebagai dugaan sementara tentang hubungan antar variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya melalui penelitian empiris. Hipotesis berfungsi untuk membatasi ruang lingkup penelitian, membantu menemukan fakta yang relevan, serta menjadi pedoman dalam pengujian empiris dan penarikan kesimpulan.

Bab ini juga menegaskan adanya keterkaitan yang kuat antara kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis. Hipotesis disusun berdasarkan teori dan literatur yang relevan untuk menjawab rumusan masalah penelitian, sedangkan kerangka teoritis berperan penting dalam membentuk hipotesis yang valid dan relevan untuk diuji secara empiris.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Rahma Noviyana -
Nama: Rahma Noviyana
NPM: 2313031060

Bab 3 dari e-book "Metodologi Penelitian Pendidikan Berbasis Kasus" secara mendalam membahas tentang kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis yang sangat penting dalam suatu penelitian ilmiah.

Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah konsep abstrak yang menjadi landasan pemikiran penelitian, berisi seperangkat teori, konsep, dan proposisi yang menjelaskan hubungan antar variabel. Fungsi utama kerangka teoritis adalah memperjelas ruang lingkup variabel penelitian, memprediksi fakta yang ditemukan, membantu perumusan hipotesis, penyusunan instrumen, serta membahas hasil penelitian. Kerangka teoritis berperan sebagai acuan sistematis yang menghubungkan antara teori dan fenomena yang diteliti.

Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan sintesis hubungan antar variabel yang akan diteliti, yang disusun secara logis berdasarkan teori maupun hasil penelitian terdahulu. Kerangka pikir dijadikan sebagai panduan untuk memecahkan masalah penelitian dan merumuskan hipotesis. Proses penyusunan kerangka pikir melibatkan penentuan paradigma, penelaahan konsep, pertimbangan teoritis, dan penggambaran hubungan variabel secara deduktif.

Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang dirumuskan sebagai jawaban awal terhadap rumusan masalah penelitian dan harus diuji kebenarannya. Hipotesis menyatakan hubungan antara variabel, baik yang bersifat simetris, asimetris (sebab-akibat), ataupun timbal balik (reciprocal). Fungsi hipotesis adalah sebagai tonggak teori, pembatasan ruang lingkup penelitian, panduan pengujian berdasarkan fakta, dan membantu penarikan kesimpulan. Hipotesis biasanya diturunkan dari kerangka teoritis serta literatur yang relevan.

Hubungan Ketiganya
Kerangka teoritis menjadi sumber utama hipotesis yang akan diuji dalam penelitian. Hipotesis menyajikan pernyataan yang dapat diuji secara empiris berdasarkan teori yang ada. Kerangka pikir dan kerangka teoritis membentuk fondasi konseptual yang mengarahkan proses riset dan analisis data. Dengan demikian, ketiga komponen ini berperan integral dalam memastikan penelitian berjalan sistematis, fokus, dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Secara keseluruhan, Bab 3 menjelaskan pentingnya membangun kerangka kerja konseptual yang kuat, dari teori sampai hipotesis, untuk menghasilkan penelitian yang valid dan layak secara akademik serta praktis. Pendekatan ini memudahkan dalam perancangan, implementasi, dan evaluasi penelitian secara sistematis dan komprehensif .
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Ar.Try Saputri -
NAMA : AR. TRY SAPUTRI
NPM :2313031082

Bab 3 , membahas tentang kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis dalam penelitian pendidikan. Kerangka teoritis adalah konsep abstrak yang menjadi landasan penelitian, kerangka pikir adalah rangkaian pemikiran yang menggambarkan hubungan antarvariabel, dan hipotesis adalah dugaan sementara yang perlu dibuktikan kebenarannya.

Dalam penelitian pendidikan, kerangka teoritis menjadi fondasi penting yang menentukan arah penelitian. Kerangka pikir membantu memvisualisasikan hubungan antarvariabel yang diteliti, sedangkan hipotesis berfungsi sebagai dugaan yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian empiris. Ketiga elemen ini saling terkait dan berperan penting dalam menyusun penelitian yang sistematis dan terarah.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by 2253031003 2253031003 -
NAMA : ZAINAL ABIDIN
NPM :2253031003

Bentuk Rumusan Masalah
Ada tiga bentuk rumusan masalah utama:

Deskriptif: Menggunakan variabel mandiri (variabel yang berdiri sendiri) dan sering digunakan dalam riset deskriptif. Contoh: seberapa baik interaksi kerja karyawan di PT A?.

Komparatif: Membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Contoh: Adakah perbedaan loyalitas antara pegawai negeri sipil dengan pegawai swasta?.

Asosiatif: Menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan ini bisa bersifat simetris (munculnya bersamaan, seperti hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat manisnya buah) , kausal (sebab-akibat, ada variabel independen dan dependen, seperti pengaruh sistem penggajian dengan prestasi kerja) , atau interaktif/resiprokal/timbal balik (saling mempengaruhi, tidak diketahui mana independen atau dependen, seperti hubungan antara motivasi dan prestasi).

Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel secara teoretis dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya. Macam-macam variabel mencakup independen, dependen, moderator, intervening, dan kontrol.Berdasarkan permintaan Anda, saya telah meninjau kembali file yang Anda unggah pada Pertemuan 1, namun file tersebut tidak ada dalam konteks percakapan ini.

File yang saat ini tersedia dan sudah saya analisis adalah "Masalah, variable dan paradigm penelitian.pdf". File ini membahas tentang Masalah, Variabel, dan Paradigma Penelitian.

Tidak ada buku "Metodologi Penelitian Pendidikan Berbasis Kasus" dan juga tidak ada Bab 3 dari buku tersebut di antara file yang Anda sediakan.
Ringkasan Dokumen "Masalah, variable dan paradigm penelitian"
Berikut adalah ringkasan berdasarkan isi dokumen yang Anda unggah: "Masalah, variable dan paradigm penelitian.pdf".

Masalah Penelitian
Masalah didefinisikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi. Rumusan masalah biasanya dinyatakan dalam kalimat pertanyaan , dan sumber masalah dapat berasal dari adanya penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, penyimpangan antara yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, atau adanya kompetisi. Rumusan masalah yang baik harus memenuhi kriteria Feasible, Jelas, Signifikan, dan Etis (menurut Fraenkel dan Wallen, 1994:22).

Bentuk Rumusan Masalah
Ada tiga bentuk rumusan masalah utama:
Deskriptif: Menggunakan variabel mandiri (variabel yang berdiri sendiri) dan sering digunakan dalam riset deskriptif. Contoh: seberapa baik interaksi kerja karyawan di PT A?.

Komparatif: Membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Contoh: Adakah perbedaan loyalitas antara pegawai negeri sipil dengan pegawai swasta.

Asosiatif: Menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan ini bisa bersifat simetris (munculnya bersamaan, seperti hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat manisnya buah) , kausal (sebab-akibat, ada variabel independen dan dependen, seperti pengaruh sistem penggajian dengan prestasi kerja) , atau interaktif/resiprokal/timbal balik (saling mempengaruhi, tidak diketahui mana independen atau dependen, seperti hubungan antara motivasi dan prestasi).

Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel secara teoretis dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya. Macam-macam variabel mencakup independen, dependen, moderator, intervening, dan kontrol.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Tiara Katrina -
Nama : Tiara Katrina
NPM : 2313031058
KLS : C
Bab 3 dari buku ini, berjudul "Kerangka Teoritis, Pikiran, dan Hipotesis", membahas tiga komponen esensial yang saling terkait dalam penelitian. Kerangka Teoritis didefinisikan sebagai konsep abstrak dan kerangka acuan yang berfungsi untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup variabel penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, teori ini digunakan secara jelas untuk memperjelas masalah dan menyusun hipotesis. Selanjutnya, Kerangka Pikir adalah sintesis yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti , yang pada dasarnya merupakan rancangan peneliti untuk memecahkan masalah dan harus didasarkan pada teori yang relevan. Terakhir, Hipotesis dijelaskan sebagai dugaan sementara (hupo berarti sementara dan thesis berarti pernyataan) yang kebenarannya harus diuji , dan biasanya digunakan dalam penelitian kuantitatif. Bab ini menjelaskan bahwa hipotesis diturunkan dari kerangka teori ; teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat. Hipotesis inilah yang menghubungkan teori dengan realitas melalui proses "operasionalisasi" , yang menurunkan konsep abstrak teori ke tingkat yang lebih konkret sehingga dapat diamati dan diukur
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by CLARA KELVIANA KERIN 2313031064 -
Nama: Clara Kelviana Kerin
NPM : 2313031064

Bab 3 dari buku "Metodologi Penelitian Pendidikan Berbasis Kasus"

Bab 3 membahas tiga komponen penting dalam penelitian: kerangka teoretis, kerangka berpikir, dan hipotesis. Kerangka teoretis didefinisikan sebagai fondasi konseptual yang abstrak, dibangun dari pemikiran dan kerangka acuan yang relevan, yang bertujuan untuk menghasilkan tujuan penelitian yang terukur. Kerangka ini membantu memperjelas variabel, merumuskan hipotesis, dan memberikan dasar untuk interpretasi hasil.

Kerangka berpikir, di sisi lain, merupakan sintesis yang mencerminkan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Fungsinya adalah untuk memecahkan masalah penelitian dan merumuskan hipotesis, seringkali disajikan dalam bentuk bagan alur yang dilengkapi dengan penjelasan kualitatif. Kerangka berpikir membantu peneliti mendiagnosis masalah dan menentukan model penelitian yang sesuai.

Hipotesis, sebagai dugaan sementara yang perlu diuji kebenarannya, berfungsi sebagai panduan dalam penelitian kuantitatif. Hipotesis menghubungkan teori dengan realitas empiris, memberikan batasan yang jelas pada penelitian, dan membantu dalam pengumpulan dan analisis data.

Hubungan antara ketiga komponen ini bersifat integral: hipotesis diturunkan dari teori dan tinjauan literatur, serta dirumuskan berdasarkan hubungan yang dijelaskan dalam kerangka teoretis. Dengan demikian, bab ini memberikan pemahaman komprehensif tentang bagaimana membangun landasan teoretis yang kuat untuk penelitian.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Ranum Sri Rahayu -
Nama : Ranum Sri Rahayu
NPM : 2313031074

Bab 3 membahas tiga komponen fundamental dalam penelitian, yaitu kerangka teoritis , kerangka pikir , dan hipotesis . Yang ketiganya memiliki peran penting dalam merumuskan, menjelaskan, serta mengarahkan penelitian untuk memperoleh hasil yang sistematis dan terarah.
1. Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah landasan teori yang digunakan peneliti untuk menjelaskan variabel penelitian dan hubungan antara teori-teori tersebut.
Kerangka ini terdiri dari konsep dan proposisi yang bersifat abstrak, tetapi memberi gambaran tentang fenomena yang diteliti.

Fungsi Kerangka Teoritis:
-Memperjelas ruang lingkup variabel penelitian.
-Memprediksi fakta dan membantu menyusun hipotesis.
-Memandu penyusunan instrumen penelitian.
-Menjadi dasar dalam pembahasan hasil penelitian dan penyusunan saran.

Dalam penelitian kuantitatif, teori berfungsi memperjelas masalah, menyusun hipotesis, dan membantu analisis data. Dalam penelitian kualitatif, teori digunakan untuk membandingkan temuan empiris dengan teori yang ada.
2. Kerangka Pikir
Kerangka berpikir (framework of thought) merupakan sintesis hubungan antar variabel berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, yang disusun secara sistematis untuk menjawab masalah penelitian.
Kerangka pikir biasanya ditampilkan dalam bentuk bagan alur yang menampilkan hubungan logistik antar variabel, kemudian dijelaskan dengan deskripsi deduktif.
Proses Penyusunan Kerangka Pikir:
-Menentukan paradigma dan kerangka teori.
-Menjelaskan hubungan antar variabel secara deduktif (umum → khusus).
-Memberikan argumentasi secara teoritis.
-Merumuskan model penelitian (diagram atau bagan).
Kerangka pikir menjadi dasar dalam menentukan hipotesis dan instrumen penelitian.
3. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap hubungan antar variabel yang kebenarannya harus diuji. Hipotesis umumnya digunakan dalam penelitian kuantitatif .
Jenis hubungan variabel dalam hipotesis:
Asimetris
X → Y (ada pengaruh dari X ke Y, tetapi tidak sebaliknya).
Variabel Simetris
Dua muncul secara bersamaan, namun tidak saling mempengaruhi.
Resiprokal (timbal balik)
X ↔ Y (saling mempengaruhi).
4. Hubungan Kerangka Teoritis, Kerangka Pikir, dan Hipotesis
Komponen ketiga ini saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan:
-Kerangka teoritis menyediakan dasar teori dan konsep.
-Kerangka pikir menyusun teori tersebut menjadi alur berpikir yang logis.
-Hipotesis diturunkan dari kerangka pikir dan diuji secara empiris dalam penelitian..
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Wina Nadia Maratama -
Nama : Wina Nadia Maratama
NPM : 2313031070

Bab 3 membahas bagaimana penelitian ini dilaksanakan, mulai dari jenis penelitian sampai cara pengumpulan datanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena data yang dikumpulkan berbentuk angka dan nantinya dianalisis dengan teknik statistik untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif. Bagian deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi yang sedang terjadi, sedangkan bagian verifikatif digunakan untuk menguji apakah ada hubungan atau pengaruh antar variabel yang diteliti. Penelitian ini juga memakai pendekatan ex post facto dan survei. Ex post facto dipakai karena peneliti meneliti peristiwa yang sudah terjadi dan mencoba menelusuri faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya. Sementara pendekatan survei digunakan untuk mengambil data dari sampel yang dianggap mewakili populasi sehingga hasilnya bisa menggambarkan keadaan sebenarnya.

Dalam hal pengumpulan data, penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan kuesioner. Wawancara dan observasi digunakan untuk mendapatkan informasi langsung dari lapangan, sedangkan kuesioner dipakai untuk mengumpulkan data dalam jumlah lebih banyak secara terstruktur. Kombinasi teknik ini dipilih agar data yang diperoleh lebih lengkap dan mendukung analisis penelitian.

Secara keseluruhan, Bab 3 menjelaskan langkah-langkah penelitian mulai dari pendekatan yang digunakan, jenis datanya, sampai ke teknik pengumpulan data. Semua prosedur ini disusun agar penelitian dapat berjalan dengan sistematis dan menghasilkan temuan yang dapat dipertanggungjawabkan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Ika Rahmadhani -
Nama: Ika Rahmadhani
NPM; 2313031072

Bab 3 buku "Metodologi Penelitian Pendidikan Berbasis Kasus" menjelaskan tentang kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis dalam penelitian.
Bab ini membahas pentingnya penyusunan kerangka teoritis sebagai fondasi konseptual yang mengarahkan seluruh proses penelitian. Kerangka teoritis dipahami sebagai rangkaian konsep, teori, temuan terdahulu, dan hubungan antarkonsep yang menjadi pijakan dalam menjelaskan fenomena penelitian. Peneliti perlu meninjau literatur secara kritis untuk mengidentifikasi teori yang paling sesuai, memahami definisi variabel, serta menunjukkan bagaimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam konteks masalah penelitian. Penyusunan kerangka teoritis yang kuat membantu peneliti membangun argumen ilmiah yang meyakinkan dan menghindarkan penelitian dari kesalahan interpretasi.

Bab ini juga menjelaskan pentingnya merumuskan kerangka berpikir (frame of thought). Kerangka berpikir merupakan alur logis yang menggambarkan hubungan antara variabel berdasarkan teori yang telah dipilih. Peneliti menyusun alur pemikiran mulai dari masalah penelitian, landasan teori, temuan terdahulu, hingga terbentuknya dugaan hubungan antarvariabel. Kerangka berpikir berfungsi sebagai jembatan antara kerangka teori dan hipotesis, sekaligus menjadi peta logika yang menunjukkan arah penelitian dan dasar pertanyaan penelitian.

Selanjutnya, bab ini membahas hipotesis sebagai pernyataan sementara mengenai hubungan antarvariabel yang akan diuji melalui penelitian. Hipotesis disusun berdasarkan kerangka teori dan kerangka berpikir yang telah dibangun sebelumnya. Peneliti perlu merumuskan hipotesis secara jelas, operasional, dan dapat diuji secara empiris. Bab ini menjelaskan jenis-jenis hipotesis, seperti hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif, serta membedakan antara hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha). Selain itu, bab ini menekankan bahwa tidak semua penelitian memerlukan hipotesis, misalnya penelitian kualitatif atau penelitian eksploratif.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Andani Tanemu -
Andani Tanemu
2313031078

Bab 3 membahas bahwa penelitian berangkat dari masalah yang membutuhkan penjelasan. Kerangka teoritis berisi konsep, definisi, dan hubungan antarkonsep yang digunakan sebagai dasar dalam menjelaskan fenomena. Teori berfungsi memperjelas variabel, memprediksi fakta, merumuskan hipotesis, menyusun instrumen, serta menjadi acuan dalam pembahasan hasil.

Kerangka pikir adalah alur logis yang menunjukkan bagaimana teori dan temuan terdahulu digunakan untuk memecahkan masalah penelitian. Kerangka pikir disusun dengan menentukan teori yang relevan, menjelaskan hubungan antar variabel secara deduktif, memberikan argumen teoritis, lalu merumuskan model penelitian.

Hipotesis adalah dugaan sementara tentang hubungan antar variabel yang perlu dibuktikan. Hipotesis dapat berupa hubungan asimetris (pengaruh satu arah), simetris (muncul bersamaan tanpa sebab-akibat), atau reciprocal (saling memengaruhi). Hipotesis berfungsi memberi batasan penelitian, memandu pengumpulan data, dan menjadi dasar penarikan kesimpulan.

Secara keseluruhan, Bab 3 menjelaskan bahwa kerangka teori memberi dasar, kerangka pikir memberi alur penalaran, dan hipotesis menjadi pernyataan dugaan yang diuji dalam penelitian.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Nazrey Aditya Riandi -
NAMA: NAZREY ADITYA RIANDI
2313031080

Bab 3 membahas komponen penting dalam merancang penelitian: kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis.

Kerangka teoritis adalah landasan teori yang menjelaskan konsep dan hubungan antar variabel penelitian. Fungsinya untuk memperjelas variabel, membantu merumuskan hipotesis, dan mendukung analisis data.

Kerangka pikir adalah alur logika atau sintesis yang menggambarkan bagaimana teori digunakan untuk memecahkan masalah. Biasanya disajikan dalam bentuk narasi dan bagan yang menjelaskan hubungan antar variabel.

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang perlu diuji kebenarannya melalui data. Jenis hubungan dalam hipotesis meliputi hubungan asimetris (pengaruh), simetris (muncul bersama), dan resiprokal (saling memengaruhi). Hipotesis membantu membatasi ruang penelitian, mengarahkan pengumpulan data, dan membantu penarikan kesimpulan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Diva Rihhadatul Zahria -
DIVA RIHHADATUL ZAHRIA 2313031076

Bab 3 dalam buku "Metodologi Penelitian Pendidikan Berbasis Kasus" membahas pentingnya kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis dalam penelitian. Kerangka teoritis merupakan konsep yang abadi dan hasil pemikiran yang dirumuskan untuk mencapai tujuan penelitian. Fungsi kerangka ini adalah untuk menjelaskan fenomena yang diamati, memprediksi hubungan variabel, serta mengontrol dan membahas hasil penelitian. Hal ini membantu peneliti dalam memahami dan menyusun hipotesis yang relevan.

Selanjutnya, kerangka pikir adalah sintesis yang mencerminkan keterkaitan antar variabel dalam penelitian. Ia menggambarkan bagaimana penelitian dirancang untuk menjawab masalah yang dihadapi. Peneliti perlu menyusun kerangka pikir dengan jelas agar dapat mengidentifikasi variabel yang akan diteliti dan hubungan di antara mereka.

Hipotesis, di sisi lain, adalah dugaan sementara terhadap fenomena yang akan diuji kebenarannya. Tiga jenis hipotesis yang umum ditemukan adalah hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Hipotesis deskriptif menjawab pertanyaan mengenai nilai rata-rata dalam satu sampel, sedangkan hipotesis komparatif menguji perbedaan antara dua atau lebih kelompok. Hipotesis asosiatif mengidentifikasi hubungan antara dua variabel.

Penting bagi peneliti untuk merumuskan hipotesis yang sesuai dengan kerangka teoritis dan kerangka pikir yang telah disusun. Setiap penelitian membutuhkan landasan teori yang solid agar hipotesis yang diusulkan menjadi kuat dan dapat diuji. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menentukan apakah data mendukung atau menolak hipotesis tersebut, yang selanjutnya mempengaruhi kesimpulan yang dapat diambil.

Secara keseluruhan, bab ini menegaskan bahwa kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis adalah elemen kunci dalam proses penelitian yang sistematis, yang memungkinkan peneliti untuk mendapatkan hasil yang valid dan bermanfaat. Penelitian yang baik harus berlandaskan pada teori yang kuat, metodologi yang tepat, dan hipotesis yang dapat diuji secara empiris.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by MUHAMMAD WILDAN GHANI -
Nama: Muhammad Wildan Ghani
NPM: 2353031002

Bab 3 membedah tiga komponen fundamental dalam konstruksi penelitian ilmiah yaitu kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis, yang saling berinteraksi untuk membentuk landasan logis penelitian. Kerangka teoritis berfungsi sebagai konsep abstrak dan acuan untuk memperjelas variabel, memprediksi fakta, serta menjadi dasar perumusan hipotesis melalui sintesis teori-teori relevan (konsep dan proposisi). Kerangka pikir kemudian menerjemahkan teori tersebut ke dalam alur logika deduktif yang spesifik, menggambarkan hubungan antar-variabel secara visual (bagan) dan naratif untuk mendiagnosis masalah serta menentukan model penelitian. Akhirnya, hipotesis dirumuskan sebagai dugaan sementara yang diturunkan dari teori (deduktif) untuk diuji kebenarannya secara empiris, baik yang bersifat asimetris (sebab-akibat), simetris (korelasi), maupun resiprokal (saling mempengaruhi), sehingga menjembatani teori abstrak dengan realitas data di lapangan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Sinthia 2313031063 -
Nama: Sinthia Wardani
NPM: 2313031063

BAB 3: KERANGKA TEORITIS, PIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Tujuan Pembelajaran:
Memahami fungsi kerangka teoritis.
Memahami fungsi kerangka pikir.
Memahami fungsi hipotesis.
Memahami hubungan antara kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis.

A. Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah konsep abstrak hasil pemikiran dan kerangka acuan untuk mencapai tujuan dimensi. Pemikiran teoritis melekat pada peneliti yang menyusun penelitian. Teori terdiri dari konsep dan proporsi, di mana konsep menggambarkan kejadian atau individu, dan proporsi adalah hubungan logis antar konsep. Fungsi teoritis adalah menjelaskan fenomena yang diamati.
Teori adalah variabel, definisi, dan proporsi yang saling berhubungan. Secara umum, teori adalah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan hubungan antara konsep untuk memahami fenomena. Secara khusus, teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang menjelaskan hubungan sistematis fenomena. Kerangka teoritis berfungsi untuk memperjelas variabel, menemukan fakta, merumuskan hipotesis, menyusun instrumen, dan memberikan saran.

B. Fungsi Kerangka Pikir
Kerangka berpikir adalah sintesa yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti. Kerangka berpikir adalah tuntutan untuk memecahkan masalah dan merumuskan hipotesis. Kerangka berpikir adalah pembahasan berdasarkan pertanyaan peneliti yang akan dijadikan penelitian. Kerangka pemikiran memuat metode yang akan digunakan dalam menjawab masalah penelitian.
Kerangka pemikiran merupakan rancangan yang disajikan peneliti untuk memecahkan masalah dengan memberikan jawaban sementara atau dugaan.

C. Fungsi Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang harus dicari kebenarannya. Hipotesis berasal dari bahasa Yunani (hupo dan thesis) yang berarti pernyataan/dugaan. Hipotesis digunakan untuk menyatakan masalah yang akan diuji, biasanya pada metode kuantitatif.
Untuk memecahkan masalah, dibutuhkan tiga hubungan:
Hubungan asimetris.
Hubungan simetris.
Hubungan reciprocal.
Hipotesis dianggap sebagai tonggak teori. Hipotesis memberikan batasan atau bagian mana yang akan diteliti. Hipotesis memberikan fakta-fakta yang membantu dalam penelitian. Hipotesis dapat diuji apakah adanya kebenaran ataupun tidak.
Hipotesis adalah panduan dalam pengujian berdasarkan fakta-fakta pengujian. Hipotesis membantu rangka kesimpulan. Hipotesis menghubungkan teori dengan realitas.

D. Hubungan Antara Kerangka Teoritis, Kerangka Pikir, dan Hipotesis
Hipotesis diturunkan dari teori dan tinjauan literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Pernyataan hubungan antar variabel merupakan dugaan sementara atas masalah yang didasarkan pada hubungan yang dijelaskan dalam kerangka teori. Teori yang tepat menghasilkan hipotesis yang tepat untuk digunakan sebagai jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang sedang diteliti.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Aulia Dzidni Nafissa -
Nama : Aulia Dzidni Nafissa
NPM : 2313031073

Bab 3 dalam buku Metodologi Penelitian Pendidikan Berbasis Kasus mengulas mengenai kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis sebagai unsur penting dalam penelitian. Kerangka teoritis merupakan landasan konseptual yang bersifat abstrak dan digunakan peneliti sebagai acuan untuk memahami serta menjelaskan permasalahan penelitian. Kerangka ini berfungsi untuk memperjelas batasan variabel yang diteliti, memprediksi fenomena yang mungkin terjadi, merumuskan hipotesis, membantu penyusunan instrumen penelitian, serta mengendalikan dan menafsirkan hasil penelitian.

Kerangka pikir adalah alur pemikiran logis yang disusun berdasarkan rumusan masalah penelitian dengan dukungan teori dan temuan penelitian terdahulu. Kerangka pikir berperan dalam membantu peneliti merancang penelitian secara sistematis, menjelaskan keterkaitan antarvariabel, serta memberikan dugaan awal sebagai jawaban sementara atas permasalahan penelitian. Umumnya, kerangka pikir disajikan dalam bentuk diagram atau model agar arah dan alur penelitian lebih mudah dipahami.

Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang kebenarannya perlu dibuktikan melalui pengujian empiris. Hipotesis lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif dan berfungsi sebagai dasar pengembangan teori, pembatas ruang lingkup penelitian, pedoman pengumpulan data, serta landasan dalam pengujian dan penarikan kesimpulan. Kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis saling berkaitan erat, karena hipotesis dirumuskan berdasarkan teori dalam kerangka teoritis dan dikembangkan melalui alur logis kerangka pikir.

Dengan demikian, Bab 3 menegaskan bahwa penyusunan kerangka teoritis dan kerangka pikir yang kokoh sangat penting dalam merumuskan hipotesis yang tepat, sehingga penelitian dapat dilaksanakan secara sistematis, terarah, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.