DISKUSI
Berikan pandangan Anda setelah menyimak video tersebut dan kaitannya dengan topik perkuliahan kita.
Nama : Nabilla Sevtiana Putri
NPM : 2213031079
Dalam video tersebut menggambarkan Industri 5.0 sebagai revolusi dari Industri 4.0, di mana fokus utamanya adalah mengembalikan elemen manusia ke pusat produksi. Jika Industri 4.0 mengutamakan digitalisasi dan otomatisasi untuk mencapai efisiensi, Industri 5.0 menekankan kolaborasi yang kuat antara manusia dan mesin. Dalam model baru ini, AI dan robot canggih tidak menggantikan manusia, melainkan bekerja bersama mereka untuk mengambil alih tugas-tugas yang berulang dan berbahaya, sehingga memungkinkan pekerja manusia untuk berfokus pada pekerjaan yang membutuhkan kreativitas, pemecahan masalah, dan keterampilan sosial.
Hal ini berkaitan dengan materi pada pertemuan ini yaitu smart factories, dimana pabrik cerdas dalam konteks ini bukan hanya tempat yang sangat otomatis, tetapi juga ekosistem yang responsif dan adaptif. Robot yang dipandu AI, misalnya, dapat mendeteksi anomali pada mesin untuk mencegah kerusakan, menunjukkan kemampuan pabrik untuk mengelola dirinya secara proaktif. Pemanfaatan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) untuk pelatihan dan desain juga menjadi bagian dari pabrik cerdas yang berpusat pada manusia, di mana teknologi digunakan untuk meningkatkan keterampilan dan pengalaman pekerja, bukan untuk menyingkirkannya.Di dalam pabrik cerdas, algoritma canggih memantau konsumsi energi dan mengurangi dampak lingkungan, sementara konsep ekonomi sirkular di mana bahan-bahan didaur ulang dan digunakan kembali menjadi kenyataan. Hal ini menunjukkan pergeseran dari sekadar efisiensi operasional ke tanggung jawab yang lebih luas terhadap lingkungan dan masyarakat. Industri 5.0 mendorong produksi yang tidak hanya lebih pintar, tetapi juga lebih hijau, memastikan pertumbuhan ekonomi tidak datang dengan mengorbankan sumber daya alam.
NPM : 2213031079
Dalam video tersebut menggambarkan Industri 5.0 sebagai revolusi dari Industri 4.0, di mana fokus utamanya adalah mengembalikan elemen manusia ke pusat produksi. Jika Industri 4.0 mengutamakan digitalisasi dan otomatisasi untuk mencapai efisiensi, Industri 5.0 menekankan kolaborasi yang kuat antara manusia dan mesin. Dalam model baru ini, AI dan robot canggih tidak menggantikan manusia, melainkan bekerja bersama mereka untuk mengambil alih tugas-tugas yang berulang dan berbahaya, sehingga memungkinkan pekerja manusia untuk berfokus pada pekerjaan yang membutuhkan kreativitas, pemecahan masalah, dan keterampilan sosial.
Hal ini berkaitan dengan materi pada pertemuan ini yaitu smart factories, dimana pabrik cerdas dalam konteks ini bukan hanya tempat yang sangat otomatis, tetapi juga ekosistem yang responsif dan adaptif. Robot yang dipandu AI, misalnya, dapat mendeteksi anomali pada mesin untuk mencegah kerusakan, menunjukkan kemampuan pabrik untuk mengelola dirinya secara proaktif. Pemanfaatan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) untuk pelatihan dan desain juga menjadi bagian dari pabrik cerdas yang berpusat pada manusia, di mana teknologi digunakan untuk meningkatkan keterampilan dan pengalaman pekerja, bukan untuk menyingkirkannya.Di dalam pabrik cerdas, algoritma canggih memantau konsumsi energi dan mengurangi dampak lingkungan, sementara konsep ekonomi sirkular di mana bahan-bahan didaur ulang dan digunakan kembali menjadi kenyataan. Hal ini menunjukkan pergeseran dari sekadar efisiensi operasional ke tanggung jawab yang lebih luas terhadap lingkungan dan masyarakat. Industri 5.0 mendorong produksi yang tidak hanya lebih pintar, tetapi juga lebih hijau, memastikan pertumbuhan ekonomi tidak datang dengan mengorbankan sumber daya alam.
Nama : Wayan Sintia Dewi
Npm : 2213031083
Setelah menonton video “Artificial Intelligence and Industry 5.0: The Future on a Human Scale”, dapat dipahami bahwa inti dari Industry 5.0 adalah bagaimana teknologi canggih seperti AI dan robot tidak lagi hanya digunakan untuk otomatisasi penuh, tetapi justru diarahkan untuk berkolaborasi dengan manusia. Tujuannya bukan menggantikan manusia, melainkan memberikan dukungan agar manusia dapat lebih kreatif, bekerja dengan lebih aman, serta memperoleh kenyamanan dalam menjalankan aktivitasnya. Apabila dikaitkan dengan Smart Factories, pabrik pintar dalam era Industry 5.0 tidak hanya menekankan pada keterhubungan mesin, efisiensi, dan produksi massal, tetapi juga menempatkan aspek kemanusiaan sebagai pusat perhatian. Sistem pabrik dirancang agar ramah terhadap manusia, misalnya dengan menghadirkan teknologi yang mampu menyesuaikan kebutuhan pekerja, memperhatikan aspek ergonomi, serta membuka ruang bagi kreativitas. Dengan demikian, produk yang dihasilkan tidak hanya lebih efisien, tetapi juga lebih fleksibel dan mampu memenuhi kebutuhan pasar secara lebih personal. Esensi yang dapat ditarik adalah bahwa Industry 5.0 hadir sebagai koreksi terhadap Industry 4.0 yang terlalu berfokus pada teknologi. Dalam hal ini, manusia kembali ditempatkan sebagai pusat, sementara teknologi menjadi pendukung. Bagi Indonesia, tantangan utama terletak pada kesiapan sumber daya manusia dan ketersediaan infrastruktur. Apabila kualitas tenaga kerja dapat ditingkatkan dan industri bersedia berinvestasi pada sistem pintar yang tetap berorientasi pada manusia, maka Industry 5.0 akan menjadi peluang besar untuk meningkatkan daya saing industri nasional.
Npm : 2213031083
Setelah menonton video “Artificial Intelligence and Industry 5.0: The Future on a Human Scale”, dapat dipahami bahwa inti dari Industry 5.0 adalah bagaimana teknologi canggih seperti AI dan robot tidak lagi hanya digunakan untuk otomatisasi penuh, tetapi justru diarahkan untuk berkolaborasi dengan manusia. Tujuannya bukan menggantikan manusia, melainkan memberikan dukungan agar manusia dapat lebih kreatif, bekerja dengan lebih aman, serta memperoleh kenyamanan dalam menjalankan aktivitasnya. Apabila dikaitkan dengan Smart Factories, pabrik pintar dalam era Industry 5.0 tidak hanya menekankan pada keterhubungan mesin, efisiensi, dan produksi massal, tetapi juga menempatkan aspek kemanusiaan sebagai pusat perhatian. Sistem pabrik dirancang agar ramah terhadap manusia, misalnya dengan menghadirkan teknologi yang mampu menyesuaikan kebutuhan pekerja, memperhatikan aspek ergonomi, serta membuka ruang bagi kreativitas. Dengan demikian, produk yang dihasilkan tidak hanya lebih efisien, tetapi juga lebih fleksibel dan mampu memenuhi kebutuhan pasar secara lebih personal. Esensi yang dapat ditarik adalah bahwa Industry 5.0 hadir sebagai koreksi terhadap Industry 4.0 yang terlalu berfokus pada teknologi. Dalam hal ini, manusia kembali ditempatkan sebagai pusat, sementara teknologi menjadi pendukung. Bagi Indonesia, tantangan utama terletak pada kesiapan sumber daya manusia dan ketersediaan infrastruktur. Apabila kualitas tenaga kerja dapat ditingkatkan dan industri bersedia berinvestasi pada sistem pintar yang tetap berorientasi pada manusia, maka Industry 5.0 akan menjadi peluang besar untuk meningkatkan daya saing industri nasional.
Nama: Cindi Yosari Saragih
NPM: 2213031084
Video tersebut menjelaskan bahwa Industri 5.0 merupakan tahap lanjutan dari Industri 4.0, di mana perhatian utama diarahkan pada pengembalian peran manusia sebagai pusat dari proses produksi. Jika pada era Industri 4.0 penekanan lebih besar pada otomatisasi dan digitalisasi demi meningkatkan efisiensi, maka Industri 5.0 menitikberatkan pada terciptanya sinergi antara manusia dan teknologi. Dalam paradigma ini, kecerdasan buatan serta robot berteknologi tinggi tidak berfungsi untuk menggantikan pekerja, melainkan menjadi mitra yang membantu menangani pekerjaan rutin maupun berisiko. Dengan demikian, pekerja manusia dapat memusatkan perhatian pada tugas yang membutuhkan kreativitas, kemampuan berpikir kritis, serta interaksi sosial.
Kaitannya dengan materi tentang smart factories, pabrik cerdas pada era ini tidak hanya dipahami sebagai fasilitas yang sepenuhnya otomatis, melainkan sebuah ekosistem yang fleksibel dan responsif. Sebagai contoh, robot berbasis AI mampu mengidentifikasi potensi kerusakan mesin lebih awal, sehingga mencegah terjadinya kegagalan produksi. Teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) juga digunakan untuk pelatihan maupun perancangan, sehingga pengalaman dan keterampilan tenaga kerja dapat ditingkatkan tanpa mengurangi peran mereka. Selain itu, sistem algoritmik yang diterapkan pada pabrik cerdas turut memantau penggunaan energi serta mengurangi jejak lingkungan. Konsep ekonomi sirkular pun semakin nyata, di mana bahan baku dimanfaatkan kembali melalui proses daur ulang. Dengan demikian, Industri 5.0 tidak hanya mendorong peningkatan produktivitas, tetapi juga menghadirkan model produksi yang ramah lingkungan, sehingga keberlanjutan ekonomi dapat berjalan seiring dengan kelestarian sumber daya alam.
NPM: 2213031084
Video tersebut menjelaskan bahwa Industri 5.0 merupakan tahap lanjutan dari Industri 4.0, di mana perhatian utama diarahkan pada pengembalian peran manusia sebagai pusat dari proses produksi. Jika pada era Industri 4.0 penekanan lebih besar pada otomatisasi dan digitalisasi demi meningkatkan efisiensi, maka Industri 5.0 menitikberatkan pada terciptanya sinergi antara manusia dan teknologi. Dalam paradigma ini, kecerdasan buatan serta robot berteknologi tinggi tidak berfungsi untuk menggantikan pekerja, melainkan menjadi mitra yang membantu menangani pekerjaan rutin maupun berisiko. Dengan demikian, pekerja manusia dapat memusatkan perhatian pada tugas yang membutuhkan kreativitas, kemampuan berpikir kritis, serta interaksi sosial.
Kaitannya dengan materi tentang smart factories, pabrik cerdas pada era ini tidak hanya dipahami sebagai fasilitas yang sepenuhnya otomatis, melainkan sebuah ekosistem yang fleksibel dan responsif. Sebagai contoh, robot berbasis AI mampu mengidentifikasi potensi kerusakan mesin lebih awal, sehingga mencegah terjadinya kegagalan produksi. Teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) juga digunakan untuk pelatihan maupun perancangan, sehingga pengalaman dan keterampilan tenaga kerja dapat ditingkatkan tanpa mengurangi peran mereka. Selain itu, sistem algoritmik yang diterapkan pada pabrik cerdas turut memantau penggunaan energi serta mengurangi jejak lingkungan. Konsep ekonomi sirkular pun semakin nyata, di mana bahan baku dimanfaatkan kembali melalui proses daur ulang. Dengan demikian, Industri 5.0 tidak hanya mendorong peningkatan produktivitas, tetapi juga menghadirkan model produksi yang ramah lingkungan, sehingga keberlanjutan ekonomi dapat berjalan seiring dengan kelestarian sumber daya alam.
Nama : Eka Arinda
NPM : 2213031080
Dari video YouTube yang berjudul “Artificial Intelligence and Industry 5.0: The Future on a Human Scale”, saya mendapatkan pemahaman setelah mengamati topik bahasan mengenai arah perkembangan teknologi industri masa depan yang tidak lagi sekadar menitikberatkan pada otomatisasi, tetapi lebih pada kolaborasi antara manusia dan teknologi. Video tersebut menjelaskan bahwa Industry 5.0 hadir sebagai respon terhadap era Industry 4.0 yang terlalu berfokus pada efisiensi mesin dan digitalisasi proses produksi. Dalam Industry 5.0, manusia kembali ditempatkan sebagai pusat dari sistem industri — bukan untuk digantikan oleh mesin, melainkan untuk bekerja berdampingan dengan teknologi cerdas seperti Artificial Intelligence (AI), robotics, dan Internet of Things (IoT).
Pemahaman utama yang saya dapat dari video tersebut adalah bahwa kemajuan teknologi harus tetap mempertahankan nilai kemanusiaan. Mesin dan AI berperan untuk membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaan yang berat, berisiko, atau membutuhkan ketepatan tinggi, sementara manusia berperan dalam pengambilan keputusan strategis, inovasi, dan penilaian moral yang tidak bisa dilakukan oleh mesin. Inilah inti dari konsep human-centric industry, di mana kecerdasan buatan berfungsi untuk memperkuat kapasitas manusia, bukan menggantikannya.
Dalam konteks topik perkuliahan pertemuan ini yakni mengenai “Smart Factories & Industry 5.0”, tentu video ini memiliki keterkaitan yang sangat erat. Smart Factories di era 5.0 bukan hanya sekadar pabrik otomatis, tetapi juga lingkungan kerja yang mengedepankan interaksi antara manusia dan sistem cerdas. Teknologi seperti sensor pintar, data analytics, dan machine learning digunakan untuk membantu manusia membuat keputusan yang lebih cepat dan tepat. Selain itu, penerapan cobots (collaborative robots) juga menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi manusia dan mesin diwujudkan dalam praktik industri modern. Video tersebut juga menegaskan pentingnya aspek etika, tanggung jawab sosial, dan keseimbangan dalam penerapan teknologi. Globalisasi industri dan penggunaan AI harus diiringi dengan kebijakan yang melindungi hak pekerja, menjamin keamanan data, serta mencegah terjadinya ketimpangan sosial akibat kemajuan teknologi yang tidak merata. Namun secara keseluruhan, video ini mengajarkan bahwa Industry 5.0 bukan hanya tentang kecanggihan teknologi, tetapi juga tentang bagaimana manusia dan mesin dapat bekerja bersama secara harmonis untuk menciptakan efisiensi, inovasi, serta keberlanjutan industri yang berorientasi pada kemanusiaan.
NPM : 2213031080
Dari video YouTube yang berjudul “Artificial Intelligence and Industry 5.0: The Future on a Human Scale”, saya mendapatkan pemahaman setelah mengamati topik bahasan mengenai arah perkembangan teknologi industri masa depan yang tidak lagi sekadar menitikberatkan pada otomatisasi, tetapi lebih pada kolaborasi antara manusia dan teknologi. Video tersebut menjelaskan bahwa Industry 5.0 hadir sebagai respon terhadap era Industry 4.0 yang terlalu berfokus pada efisiensi mesin dan digitalisasi proses produksi. Dalam Industry 5.0, manusia kembali ditempatkan sebagai pusat dari sistem industri — bukan untuk digantikan oleh mesin, melainkan untuk bekerja berdampingan dengan teknologi cerdas seperti Artificial Intelligence (AI), robotics, dan Internet of Things (IoT).
Pemahaman utama yang saya dapat dari video tersebut adalah bahwa kemajuan teknologi harus tetap mempertahankan nilai kemanusiaan. Mesin dan AI berperan untuk membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaan yang berat, berisiko, atau membutuhkan ketepatan tinggi, sementara manusia berperan dalam pengambilan keputusan strategis, inovasi, dan penilaian moral yang tidak bisa dilakukan oleh mesin. Inilah inti dari konsep human-centric industry, di mana kecerdasan buatan berfungsi untuk memperkuat kapasitas manusia, bukan menggantikannya.
Dalam konteks topik perkuliahan pertemuan ini yakni mengenai “Smart Factories & Industry 5.0”, tentu video ini memiliki keterkaitan yang sangat erat. Smart Factories di era 5.0 bukan hanya sekadar pabrik otomatis, tetapi juga lingkungan kerja yang mengedepankan interaksi antara manusia dan sistem cerdas. Teknologi seperti sensor pintar, data analytics, dan machine learning digunakan untuk membantu manusia membuat keputusan yang lebih cepat dan tepat. Selain itu, penerapan cobots (collaborative robots) juga menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi manusia dan mesin diwujudkan dalam praktik industri modern. Video tersebut juga menegaskan pentingnya aspek etika, tanggung jawab sosial, dan keseimbangan dalam penerapan teknologi. Globalisasi industri dan penggunaan AI harus diiringi dengan kebijakan yang melindungi hak pekerja, menjamin keamanan data, serta mencegah terjadinya ketimpangan sosial akibat kemajuan teknologi yang tidak merata. Namun secara keseluruhan, video ini mengajarkan bahwa Industry 5.0 bukan hanya tentang kecanggihan teknologi, tetapi juga tentang bagaimana manusia dan mesin dapat bekerja bersama secara harmonis untuk menciptakan efisiensi, inovasi, serta keberlanjutan industri yang berorientasi pada kemanusiaan.
Nama : Binti Alviani
NPM : 2213031082
Setelah menyimak video "Artificial Intelligence and Industry 5.0: The Future on a Human Scale" dan menelaah informasi terkini mengenai Smart Factories & Industry 5.0, memberikan saya pandangan bahwa Industry 5.0 merupakan evolusi lanjutan dari Industry 4.0 dengan fokus utama bukan hanya pada otomatisasi dan digitalisasi, tetapi pada sinergi kolaboratif antara manusia dan mesin. Di Industry 5.0, manusia ditempatkan kembali di pusat sistem produksi dengan mesin-mesin cerdas (AI dan robotik lanjut) yang berfungsi sebagai mitra kreatif dan pembantu untuk menyelesaikan pekerjaan berulang atau berisiko tinggi. Hal ini berbeda dari Industry 4.0 yang lebih menekankan pada otomasi penuh tanpa melibatkan peran aktif manusia dalam pengambilan keputusan atau inovasi.
Smart factory dalam konteks Industry 5.0 adalah pabrik pintar yang mengintegrasikan teknologi seperti Internet of Things (IoT), AI, big data, dan robotik canggih, yang tidak hanya meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga menjunjung tinggi aspek keberlanjutan lingkungan dan sosial. Teknologi tersebut mampu memberikan analisis real-time, deteksi dini kerusakan mesin, dan penyesuaian proses produksi secara adaptif, sehingga menjadi lebih responsif dan tahan terhadap gangguan. Integrasi energi terbarukan dan prinsip ekonomi sirkular pada pabrik pintar ini juga menegaskan komitmen Industry 5.0 terhadap produksi yang ramah lingkungan. Dari sisi sumber daya manusia, Industry 5.0 membuka peluang bagi munculnya profesi baru yang menggabungkan keahlian teknis dengan kreativitas dan kemampuan analitis, seperti desainer robot, ahli data, teknisi keberlanjutan, dan pengembang realitas virtual. Dengan demikian, workers di pabrik tidak lagi sekadar operator mesin, tetapi menjadi mitra inovasi yang didukung oleh teknologi cerdas.
Kaitannya dengan topik yang sedang dipelajari Smart Factories & Industry 5.0, video ini memperkuat pemahaman bahwa transformasi industri modern tidak hanya bertumpu pada teknologi, tetapi juga pada peningkatan kualitas hidup pekerja dan keberlanjutan produksi. Konsep human-centered manufacturing ini menuntut pemahaman mendalam tentang sinergi teknologi dan manusia, serta penerapan prinsip smart factory yang tidak hanya efisien tetapi juga adaptif dan berkelanjutan. Dengan demikian, video tersebut sangat relevan dan memberikan gambaran komprehensif tentang bagaimana Industry 5.0 merevolusi industri manufaktur melalui kolaborasi manusia dan mesin, mendukung produktivitas yang berkelanjutan sekaligus meningkatkan kualitas kerja manusia, yang menjadi inti pembelajaran dalam topik Smart Factories & Industry 5.0 yang sedang dipelajari.
NPM : 2213031082
Setelah menyimak video "Artificial Intelligence and Industry 5.0: The Future on a Human Scale" dan menelaah informasi terkini mengenai Smart Factories & Industry 5.0, memberikan saya pandangan bahwa Industry 5.0 merupakan evolusi lanjutan dari Industry 4.0 dengan fokus utama bukan hanya pada otomatisasi dan digitalisasi, tetapi pada sinergi kolaboratif antara manusia dan mesin. Di Industry 5.0, manusia ditempatkan kembali di pusat sistem produksi dengan mesin-mesin cerdas (AI dan robotik lanjut) yang berfungsi sebagai mitra kreatif dan pembantu untuk menyelesaikan pekerjaan berulang atau berisiko tinggi. Hal ini berbeda dari Industry 4.0 yang lebih menekankan pada otomasi penuh tanpa melibatkan peran aktif manusia dalam pengambilan keputusan atau inovasi.
Smart factory dalam konteks Industry 5.0 adalah pabrik pintar yang mengintegrasikan teknologi seperti Internet of Things (IoT), AI, big data, dan robotik canggih, yang tidak hanya meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga menjunjung tinggi aspek keberlanjutan lingkungan dan sosial. Teknologi tersebut mampu memberikan analisis real-time, deteksi dini kerusakan mesin, dan penyesuaian proses produksi secara adaptif, sehingga menjadi lebih responsif dan tahan terhadap gangguan. Integrasi energi terbarukan dan prinsip ekonomi sirkular pada pabrik pintar ini juga menegaskan komitmen Industry 5.0 terhadap produksi yang ramah lingkungan. Dari sisi sumber daya manusia, Industry 5.0 membuka peluang bagi munculnya profesi baru yang menggabungkan keahlian teknis dengan kreativitas dan kemampuan analitis, seperti desainer robot, ahli data, teknisi keberlanjutan, dan pengembang realitas virtual. Dengan demikian, workers di pabrik tidak lagi sekadar operator mesin, tetapi menjadi mitra inovasi yang didukung oleh teknologi cerdas.
Kaitannya dengan topik yang sedang dipelajari Smart Factories & Industry 5.0, video ini memperkuat pemahaman bahwa transformasi industri modern tidak hanya bertumpu pada teknologi, tetapi juga pada peningkatan kualitas hidup pekerja dan keberlanjutan produksi. Konsep human-centered manufacturing ini menuntut pemahaman mendalam tentang sinergi teknologi dan manusia, serta penerapan prinsip smart factory yang tidak hanya efisien tetapi juga adaptif dan berkelanjutan. Dengan demikian, video tersebut sangat relevan dan memberikan gambaran komprehensif tentang bagaimana Industry 5.0 merevolusi industri manufaktur melalui kolaborasi manusia dan mesin, mendukung produktivitas yang berkelanjutan sekaligus meningkatkan kualitas kerja manusia, yang menjadi inti pembelajaran dalam topik Smart Factories & Industry 5.0 yang sedang dipelajari.
Nama: Mohamad Ghinau Thofadilah
Nama: 2213031098
Setelah menonton video berjudul “Artificial Intelligence and Industry 5.0: The Future on a Human Scale”, saya memahami bahwa era industri saat ini telah memasuki tahap baru, yaitu Industry 5.0, di mana manusia dan teknologi bekerja bersama, bukan saling menggantikan. Jika pada Industry 4.0 fokus utamanya adalah otomatisasi dan digitalisasi, maka pada Industry 5.0 manusia kembali ditempatkan sebagai pusat proses produksi. Dalam video tersebut dijelaskan bahwa kolaborasi antara manusia dan kecerdasan buatan (AI) membuat sistem produksi menjadi lebih cerdas, efisien, dan berkelanjutan. Robot dan mesin kini tidak hanya bekerja mengikuti perintah, tetapi mampu belajar, beradaptasi, dan membantu manusia dalam pekerjaan yang berat maupun berisiko.
Hal yang menarik bagi saya adalah bagaimana Industry 5.0 menekankan keseimbangan antara teknologi dan kemanusiaan. Dalam konteks Smart Factories, pabrik modern kini dirancang untuk mengutamakan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan pekerja. Teknologi digunakan bukan hanya untuk mempercepat produksi, tetapi juga untuk mengurangi limbah, menghemat energi, serta mendukung ekonomi sirkular melalui daur ulang bahan. Ini menunjukkan bahwa revolusi industri tidak lagi hanya soal efisiensi, tetapi juga tanggung jawab sosial dan lingkungan. Materi perkuliahan Smart Factories & Industry 5.0 Forum menegaskan pentingnya manusia sebagai co-creator dalam sistem industri yang berbasis teknologi tinggi. Pandangan ini sejalan dengan isi video, bahwa masa depan industri bukan tentang menggantikan manusia dengan robot, tetapi tentang menciptakan sinergi yang saling menguatkan. Dengan perkembangan AI, robotika, dan energi terbarukan, Industry 5.0 membuka peluang bagi generasi muda untuk berperan dalam membangun pabrik cerdas yang tidak hanya inovatif, tetapi juga manusiawi dan berkelanjutan.
Nama: 2213031098
Setelah menonton video berjudul “Artificial Intelligence and Industry 5.0: The Future on a Human Scale”, saya memahami bahwa era industri saat ini telah memasuki tahap baru, yaitu Industry 5.0, di mana manusia dan teknologi bekerja bersama, bukan saling menggantikan. Jika pada Industry 4.0 fokus utamanya adalah otomatisasi dan digitalisasi, maka pada Industry 5.0 manusia kembali ditempatkan sebagai pusat proses produksi. Dalam video tersebut dijelaskan bahwa kolaborasi antara manusia dan kecerdasan buatan (AI) membuat sistem produksi menjadi lebih cerdas, efisien, dan berkelanjutan. Robot dan mesin kini tidak hanya bekerja mengikuti perintah, tetapi mampu belajar, beradaptasi, dan membantu manusia dalam pekerjaan yang berat maupun berisiko.
Hal yang menarik bagi saya adalah bagaimana Industry 5.0 menekankan keseimbangan antara teknologi dan kemanusiaan. Dalam konteks Smart Factories, pabrik modern kini dirancang untuk mengutamakan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan pekerja. Teknologi digunakan bukan hanya untuk mempercepat produksi, tetapi juga untuk mengurangi limbah, menghemat energi, serta mendukung ekonomi sirkular melalui daur ulang bahan. Ini menunjukkan bahwa revolusi industri tidak lagi hanya soal efisiensi, tetapi juga tanggung jawab sosial dan lingkungan. Materi perkuliahan Smart Factories & Industry 5.0 Forum menegaskan pentingnya manusia sebagai co-creator dalam sistem industri yang berbasis teknologi tinggi. Pandangan ini sejalan dengan isi video, bahwa masa depan industri bukan tentang menggantikan manusia dengan robot, tetapi tentang menciptakan sinergi yang saling menguatkan. Dengan perkembangan AI, robotika, dan energi terbarukan, Industry 5.0 membuka peluang bagi generasi muda untuk berperan dalam membangun pabrik cerdas yang tidak hanya inovatif, tetapi juga manusiawi dan berkelanjutan.
Nama: Zildjian Fitri
NPM: 2213031086
Pandangan saya terhadap video “Artificial Intelligence and Industry 5.0: The Future on a Human Scale” dari JAES Company menampilkan gambaran bahwa perkembangan teknologi tidak lagi hanya berfokus pada automasi dan efisiensi sebagaimana pada era Industry 4.0, melainkan bergerak menuju pendekatan yang menempatkan manusia sebagai pusat proses industri. Industry 5.0 digambarkan sebagai tahap ketika kecerdasan buatan dan robotika bekerja selaras dengan manusia, bukan menggantikannya. Kolaborasi manusia–mesin menjadi inti utama, di mana robot menangani pekerjaan berat, berulang, atau berisiko, sementara manusia berperan dalam kreativitas, inovasi, dan pengambilan keputusan. Video tersebut juga menekankan pentingnya keberlanjutan melalui pemanfaatan energi terbarukan, pengurangan limbah, serta penerapan ekonomi sirkular. Dengan demikian, teknologi dalam Industry 5.0 tidak sekadar menghadirkan efisiensi, tetapi juga mendukung nilai kemanusiaan dan kelestarian lingkungan.
Kaitan dengan Topik Perkuliahan: Smart Factories dan Industry 5.0
Hal tersebut terlihat pada pembahasan smart factories dan Industry 5.0. Smart factories dijelaskan sebagai sistem produksi yang terhubung dan terkendali oleh jaringan cerdas melalui sensor IoT, big data, dan automasi. Video JAES menunjukkan bagaimana konsep tersebut berkembang lebih jauh dalam Industry 5.0 dengan menghadirkan kolaborasi manusia dan robot (cobots) yang mampu belajar dari data dan menyesuaikan tindakan secara real time. Smart factories pada era ini tidak hanya mengandalkan automasi, tetapi juga mengintegrasikan kemampuan manusia untuk meningkatkan fleksibilitas, personalisasi produk, serta kualitas hasil produksi. Selain itu, materi kuliah mengenai Industry 5.0 menekankan pentingnya keberlanjutan, keamanan pekerja, serta penciptaan nilai tambah melalui inovasi berbasis AI merupakan hal yang selaras dengan pesan video tersebut. Dengan demikian, video ini memperkuat pemahaman bahwa masa depan industri menggabungkan teknologi canggih dan sentuhan manusia untuk menciptakan sistem produksi yang lebih efisien, adaptif, dan berkelanjutan.
NPM: 2213031086
Pandangan saya terhadap video “Artificial Intelligence and Industry 5.0: The Future on a Human Scale” dari JAES Company menampilkan gambaran bahwa perkembangan teknologi tidak lagi hanya berfokus pada automasi dan efisiensi sebagaimana pada era Industry 4.0, melainkan bergerak menuju pendekatan yang menempatkan manusia sebagai pusat proses industri. Industry 5.0 digambarkan sebagai tahap ketika kecerdasan buatan dan robotika bekerja selaras dengan manusia, bukan menggantikannya. Kolaborasi manusia–mesin menjadi inti utama, di mana robot menangani pekerjaan berat, berulang, atau berisiko, sementara manusia berperan dalam kreativitas, inovasi, dan pengambilan keputusan. Video tersebut juga menekankan pentingnya keberlanjutan melalui pemanfaatan energi terbarukan, pengurangan limbah, serta penerapan ekonomi sirkular. Dengan demikian, teknologi dalam Industry 5.0 tidak sekadar menghadirkan efisiensi, tetapi juga mendukung nilai kemanusiaan dan kelestarian lingkungan.
Kaitan dengan Topik Perkuliahan: Smart Factories dan Industry 5.0
Hal tersebut terlihat pada pembahasan smart factories dan Industry 5.0. Smart factories dijelaskan sebagai sistem produksi yang terhubung dan terkendali oleh jaringan cerdas melalui sensor IoT, big data, dan automasi. Video JAES menunjukkan bagaimana konsep tersebut berkembang lebih jauh dalam Industry 5.0 dengan menghadirkan kolaborasi manusia dan robot (cobots) yang mampu belajar dari data dan menyesuaikan tindakan secara real time. Smart factories pada era ini tidak hanya mengandalkan automasi, tetapi juga mengintegrasikan kemampuan manusia untuk meningkatkan fleksibilitas, personalisasi produk, serta kualitas hasil produksi. Selain itu, materi kuliah mengenai Industry 5.0 menekankan pentingnya keberlanjutan, keamanan pekerja, serta penciptaan nilai tambah melalui inovasi berbasis AI merupakan hal yang selaras dengan pesan video tersebut. Dengan demikian, video ini memperkuat pemahaman bahwa masa depan industri menggabungkan teknologi canggih dan sentuhan manusia untuk menciptakan sistem produksi yang lebih efisien, adaptif, dan berkelanjutan.