PGSD_PENGEMBANGAN PEMB IPS_C_Ganjil_2024/2025

Nama : Putri Azzahra
Npm : 2213053058

Izin menjawab pertanyaan dari saudari Annisya, Pengembangan dan penerapan media pembelajaran IPS berbasis multiliterasi saintifik di sekolah dasar menghadapi sejumlah tantangan signifikan. Antara lain, Kurangnya pemahaman guru tentang konsep multiliterasi saintifik, keterbatasan sumber daya seperti teknologi dan konten digital, serta beban kerja yang padat menjadi kendala utama. Selain itu, kurangnya pelatihan yang memadai juga menghambat guru dalam merancang media pembelajaran yang efektif. Untuk mengatasi hal ini, perlu dilakukan peningkatan profesionalisme guru melalui pelatihan dan workshop yang intensif. Penyediaan sumber daya yang memadai, seperti akses teknologi, perangkat lunak, dan bank sumber daya digital, juga sangat penting. Integrasi teknologi dalam pembelajaran, seperti pembelajaran berbasis proyek dan penggunaan platform digital, dapat memperkaya pengalaman belajar siswa. Dukungan penuh dari pihak sekolah dan pemerintah, termasuk alokasi anggaran dan kebijakan yang mendukung, akan menjadi kunci keberhasilan implementasi media pembelajaran inovatif ini. Dengan demikian, kualitas pembelajaran IPS dapat ditingkatkan dan siswa dapat mengembangkan berbagai keterampilan literasi yang dibutuhkan di abad ke-21.

Nama : Yurma Vadelta
NPM : 2213053035

Izin menjawab pertanyaan dari ellena, seperti yang diketahui media konkret adalah alat bantu belajar yang bisa dilihat dan diraba secara langsung. Contohnya adalah model 3D, peta, globe, diagram, atau benda-benda nyata yang berhubungan dengan materi pelajaran. Media ini berbeda dengan media abstrak seperti teks atau gambar di buku.

Media Konkret Penting untuk Keterampilan Abad 21 karena :
1. Media konkret membantu siswa memahami konsep-konsep abstrak dalam IPS menjadi lebih nyata. Misalnya, dengan menggunakan model gunung berapi, siswa bisa lebih mudah memahami proses letusan gunung berapi dan dampaknya. Mereka bisa mengamati, menganalisis, dan menarik kesimpulan dari apa yang mereka lihat.
2. Media konkret mendorong siswa untuk berpikir kreatif. Misalnya, siswa bisa membuat model kota ideal mereka sendiri menggunakan berbagai bahan. Mereka bisa bereksperimen dengan berbagai bentuk, ukuran, dan warna untuk menciptakan sesuatu yang unik.
3. Banyak media konkret yang dirancang untuk digunakan secara berkelompok. Misalnya, membuat peta bersama atau membangun model bangunan bersejarah. Kegiatan ini mengajarkan siswa untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan menghargai pendapat orang lain.

Mengevaluasi Efektivitas Penggunaan Media Konkret. Untuk mengetahui apakah penggunaan media konkret berhasil mencapai tujuan pembelajaran, kita bisa melakukan beberapa hal:
1. Perhatikan bagaimana siswa berinteraksi dengan media konkret. Apakah mereka aktif, antusias, dan terlibat dalam kegiatan. Apakah mereka bisa mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata.
2. Berikan soal-soal yang menuntut siswa untuk menerapkan pengetahuan yang mereka dapatkan dari penggunaan media konkret. Misalnya, soal yang meminta siswa untuk menjelaskan proses terjadinya suatu peristiwa alam berdasarkan model yang telah mereka amati.
3. Minta siswa menuliskan pendapat mereka tentang penggunaan media konkret. Apa yang mereka sukai. Apa yang tidak mereka sukai. Apa yang mereka pelajari.
4. Evaluasi produk-produk yang dihasilkan siswa, seperti model, peta, atau laporan. Apakah produk tersebut menunjukkan pemahaman yang baik terhadap materi pelajaran

Nama : Putri Azzahra
Npm : 2213053058

Izin menjawab pertanyaan dari saudari arcilia. Sebagai calon pendidik, menyesuaikan media pembelajaran IPS berbasis multiliterasi dengan beragam kemampuan siswa merupakan tantangan yang menarik. Untuk mengatasi hal ini, beberapa strategi dapat diterapkan. Pertama, pemetaan kemampuan literasi siswa secara individual sangat penting. Dengan mengetahui tingkat kemampuan masing-masing siswa, media pembelajaran dapat disesuaikan. Kedua, variasi media pembelajaran seperti teks, gambar, video, dan audio dapat mengakomodasi preferensi belajar yang berbeda. Ketiga, pembelajaran kooperatif mendorong siswa dengan beragam kemampuan untuk saling membantu dan belajar bersama. Keempat, diferensiasi pembelajaran memberikan fleksibilitas bagi siswa untuk memilih tugas sesuai minat dan gaya belajarnya. Terakhir, fleksibilitas guru dalam memberikan bantuan dan tantangan juga sangat diperlukan. Dengan menerapkan strategi-strategi ini, diharapkan media pembelajaran IPS berbasis multiliterasi dapat lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam.

Nama : Putri Azzahra
Npm : 2213053058

Izin menjawab, Untuk mengevaluasi keefektifan media pembelajaran IPS multiliterasi saintifik yang telah dikembangkan, perlu dilakukan pengukuran terhadap berbagai aspek. Aspek kognitif dapat dinilai melalui tes tertulis atau lisan untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan memecahkan masalah siswa. Aspek afektif dapat diukur melalui angket atau observasi untuk menilai minat, motivasi, dan sikap positif siswa terhadap pembelajaran. Sementara itu, aspek psikomotorik dapat dinilai melalui observasi terhadap aktivitas siswa dalam melakukan tugas atau proyek yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

Kriteria keberhasilan media pembelajaran ini mencakup peningkatan kemampuan siswa dalam membaca, menulis, dan menganalisis informasi dari berbagai sumber, baik cetak maupun digital. Selain itu, media yang efektif juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, berkolaborasi, dan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah sosial. Indikator keberhasilan lainnya meliputi peningkatan pemahaman konsep IPS, keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan menerapkan pengetahuan dalam kehidupan nyata.