Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM.
Forum Analisis Jurnal 1
nama : rosa ananta febrianti
npm: 2213053288
Sekolah merupakan lingkungan mikrosistem. Bronfenbrenner (1979: 22) mengatakan bahwa mikrosistem adalah sebuah pola dari aktivitas, peran dan relasi interpersonal yang dialami oleh seseorang yang sedang tumbuh
berkembang di dalam setting tertentu dengan karakteristik fisik khusus, yaitu suatu lingkungan kehidupan yang di
dalamnya seorang individu menghabiskan sebagian besar waktunya,seperti keluarga, teman sebaya, sekolah
dan lingkungan tetangga. Dari uraian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan komponenkomponen tersebut, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih
komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam
diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
npm: 2213053288
Sekolah merupakan lingkungan mikrosistem. Bronfenbrenner (1979: 22) mengatakan bahwa mikrosistem adalah sebuah pola dari aktivitas, peran dan relasi interpersonal yang dialami oleh seseorang yang sedang tumbuh
berkembang di dalam setting tertentu dengan karakteristik fisik khusus, yaitu suatu lingkungan kehidupan yang di
dalamnya seorang individu menghabiskan sebagian besar waktunya,seperti keluarga, teman sebaya, sekolah
dan lingkungan tetangga. Dari uraian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan komponenkomponen tersebut, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih
komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam
diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
Nama : Habsah afifatul amri
Npm : 2213053153
Pendidikan moral di sekolah harus mendapat perhatian serius untuk membangun generasi berkualitas bagi negara. Meskipun peran utama pendidikan moral anak terletak di tangan orang tua, namun guru di sekolah juga memegang peranan penting dalam pendidikan moral yang dibutuhkan siswa. Sekolah adalah lingkungan mikrosistem. Bronfenbrenner (1979: 22) menyatakan bahwa mikrosistem adalah suatu pola aktivitas, peran dan hubungan antar individu yang dialami oleh seseorang yang tumbuh dan berkembang dalam suatu lingkungan tertentu yang mempunyai ciri-ciri fisik tertentu, yaitu lingkungan hidup di mana individu tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya. seperti keluarga, teman, sekolah, tetangga. Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu lainnya. Pendidikan moral di sekolah penting dilakukan agar guru dan seluruh warga sekolah dapat memberikan pendidikan moral secara komprehensif. Unsur lain yang tak kalah pentingnya dalam pendidikan moral di sekolah adalah beragamnya isi, metode, dan penilaian yang komprehensif. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, dimana guru berperan utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif untuk mencapai hasil yang optimal, yaitu pengembangan nilai-nilai moral pada diri siswa agar menjadi generasi muda yang berkualitas.
Npm : 2213053153
Pendidikan moral di sekolah harus mendapat perhatian serius untuk membangun generasi berkualitas bagi negara. Meskipun peran utama pendidikan moral anak terletak di tangan orang tua, namun guru di sekolah juga memegang peranan penting dalam pendidikan moral yang dibutuhkan siswa. Sekolah adalah lingkungan mikrosistem. Bronfenbrenner (1979: 22) menyatakan bahwa mikrosistem adalah suatu pola aktivitas, peran dan hubungan antar individu yang dialami oleh seseorang yang tumbuh dan berkembang dalam suatu lingkungan tertentu yang mempunyai ciri-ciri fisik tertentu, yaitu lingkungan hidup di mana individu tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya. seperti keluarga, teman, sekolah, tetangga. Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu lainnya. Pendidikan moral di sekolah penting dilakukan agar guru dan seluruh warga sekolah dapat memberikan pendidikan moral secara komprehensif. Unsur lain yang tak kalah pentingnya dalam pendidikan moral di sekolah adalah beragamnya isi, metode, dan penilaian yang komprehensif. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, dimana guru berperan utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif untuk mencapai hasil yang optimal, yaitu pengembangan nilai-nilai moral pada diri siswa agar menjadi generasi muda yang berkualitas.
Nama : Rahmawati
NPM : 2213053210
Analisis Jurnal 1
Pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Keterampilan moral dalam diri peserta didik dapat diwujudkan dimulai dengan pembiasaan. Lama kelamaan pembiasaan itu ditingkatkan dengan cara peserta didik merancang sendiri berbagai
tindakan moral yang akan diwujudkan sebagai suatu komitmen diri, action plan mereka sendiri sebagai wujud realisasi diri menjadi orang yang baik dan
memperoleh hidup yang bermakna. Guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Oleh karena itu, pendidikan moral di sekolah sangat penting dilakukan atau diterapkan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif.
NPM : 2213053210
Analisis Jurnal 1
Pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Keterampilan moral dalam diri peserta didik dapat diwujudkan dimulai dengan pembiasaan. Lama kelamaan pembiasaan itu ditingkatkan dengan cara peserta didik merancang sendiri berbagai
tindakan moral yang akan diwujudkan sebagai suatu komitmen diri, action plan mereka sendiri sebagai wujud realisasi diri menjadi orang yang baik dan
memperoleh hidup yang bermakna. Guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Oleh karena itu, pendidikan moral di sekolah sangat penting dilakukan atau diterapkan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif.
Nama : Miftaudin Mahfudz
NPM : 2253053017
Analisis saya terkait jurnal analisis 1 yaitu:
pendidikan moral sebenarnya yang terakhir dan sangat
penting adalah perilaku. Perilaku moral itu sangat sulit untuk dievaluasi. Perilaku moral hanya mungkin dapat dievaluasi secara akurat dengan melakukan observasi (pengamatan) dalam jangka waktu yang relatif lama dan secara terus-menerus.
Dari pengamatan tersebut dapat ditarik kesimpulan apakah perilaku orang yang diamati telah menunjukkan watak atau
kualitas akhlak yang akan dievaluasi.
pendidikan moral di sekolah sangat penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai
pendidikan moral yang komprehensif. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah
penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan komponen komponen tersebut, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih
komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam
diri peserta didik sehingga mereka akan menjadi generasi muda yang berkualitas.
NPM : 2253053017
Analisis saya terkait jurnal analisis 1 yaitu:
pendidikan moral sebenarnya yang terakhir dan sangat
penting adalah perilaku. Perilaku moral itu sangat sulit untuk dievaluasi. Perilaku moral hanya mungkin dapat dievaluasi secara akurat dengan melakukan observasi (pengamatan) dalam jangka waktu yang relatif lama dan secara terus-menerus.
Dari pengamatan tersebut dapat ditarik kesimpulan apakah perilaku orang yang diamati telah menunjukkan watak atau
kualitas akhlak yang akan dievaluasi.
pendidikan moral di sekolah sangat penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai
pendidikan moral yang komprehensif. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah
penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan komponen komponen tersebut, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih
komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam
diri peserta didik sehingga mereka akan menjadi generasi muda yang berkualitas.
Nama : Alya Rifa Dwi Pangestu
Npm : 2213053152
Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Sekolah merupakan lingkungan mikrosistem. Bronfenbrenner (1979: 22) mengatakan bahwa mikrosistem adalah sebuah pola dari aktivitas, peran dan relasi interpersonal yang dialami oleh seseorang yang sedang tumbuh berkembang di dalam setting tertentu dengan karakteristik fisik khusus, yaitu suatu lingkungan kehidupan yang di dalamnya seorang individu menghabiskan sebagian besar waktunya, seperti keluarga, teman sebaya, sekolah dan lingkungan tetangga. Sebagai sebuah mikrosistem, sekolah diperkirakan mempunyai pengaruh kuat yang dapat dilihat secara langsung dalam diri peserta didik. Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu. Sekolah sebagai tempat demokratis yang didedikasikan untuk membentuk pemberdayaan diri dan sosial. Dalam arti ini, sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. Oleh karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.
Npm : 2213053152
Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Sekolah merupakan lingkungan mikrosistem. Bronfenbrenner (1979: 22) mengatakan bahwa mikrosistem adalah sebuah pola dari aktivitas, peran dan relasi interpersonal yang dialami oleh seseorang yang sedang tumbuh berkembang di dalam setting tertentu dengan karakteristik fisik khusus, yaitu suatu lingkungan kehidupan yang di dalamnya seorang individu menghabiskan sebagian besar waktunya, seperti keluarga, teman sebaya, sekolah dan lingkungan tetangga. Sebagai sebuah mikrosistem, sekolah diperkirakan mempunyai pengaruh kuat yang dapat dilihat secara langsung dalam diri peserta didik. Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu. Sekolah sebagai tempat demokratis yang didedikasikan untuk membentuk pemberdayaan diri dan sosial. Dalam arti ini, sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. Oleh karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.
Memorila Dini Oktavia
2213053289
Analisis Jurnal Pendidikan Moral di Sekolah
● Adanya pendidikan moral di sekolah berguna untuk membentuk karakter peserta didik menjadi lebih baik dan membantu peserta didik dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan global.
Di sekolah, tidak hanya guru yang menjadi pendidik moral tetapi pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun, dan komite sekolah juga berperan dalam membangun moral peserta didik agar menjadi orang yang baik.
● Materi pendidikan moral itu sendiri mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, terhadap sesama manusia, alam, dan Tuhan Yang Maha Esa. (Zuriah, 2010)
- Pendidikan moral yang berkaitan dengan diri sendiri mencakup nilai-nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu.
- Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli.
- Pendidikan moral hubungan manusia dengan alam semesta dapat diberikan dengan menguatkan nilai-nilai keseimbangan alam, menjaga kelestarian alam, dan tidak merusak alam.
- Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan Sang Pencipta penting dilaksanakan terlebih Indonesia merupakan negara yang berketuhanan Yang Maha Esa (pasal 29 UUD 1945).
● Dalam melaksanakan pendidikan moral, terdapat metode yang dapat digunakan diantaranya:
- metode inkulkasi (penanaman) nilai, yaitu metode yang dimulai dengan mengidentifikasi secara jelas nilai-nilai apa yang diharapkan akan tertanam dalam diri subjek didik dan pada metode ini hasilnya berupa nilai-nilai target.
- metode keteladanan, anak anak lebih mudah meniru apa yang dilakukan atau dikatakan oleh guru dan orang tua, maka dari itu guru dan orang tua harus memberikan teladan baik kepada subjek didik.
- metode klarifikasi nilai yang membebaskan peserta didiknya untuk menentukan nilai-nilainya.
- metode fasilitasi nilai, yaitu dimana guru dan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapatmerealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya baik secara individu maupun berkelompok.
- metode keterampilan nilai moral, yaitu mulai dengan pembiasaan dalam diri peserta didik.
2213053289
Analisis Jurnal Pendidikan Moral di Sekolah
● Adanya pendidikan moral di sekolah berguna untuk membentuk karakter peserta didik menjadi lebih baik dan membantu peserta didik dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan global.
Di sekolah, tidak hanya guru yang menjadi pendidik moral tetapi pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun, dan komite sekolah juga berperan dalam membangun moral peserta didik agar menjadi orang yang baik.
● Materi pendidikan moral itu sendiri mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, terhadap sesama manusia, alam, dan Tuhan Yang Maha Esa. (Zuriah, 2010)
- Pendidikan moral yang berkaitan dengan diri sendiri mencakup nilai-nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu.
- Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli.
- Pendidikan moral hubungan manusia dengan alam semesta dapat diberikan dengan menguatkan nilai-nilai keseimbangan alam, menjaga kelestarian alam, dan tidak merusak alam.
- Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan Sang Pencipta penting dilaksanakan terlebih Indonesia merupakan negara yang berketuhanan Yang Maha Esa (pasal 29 UUD 1945).
● Dalam melaksanakan pendidikan moral, terdapat metode yang dapat digunakan diantaranya:
- metode inkulkasi (penanaman) nilai, yaitu metode yang dimulai dengan mengidentifikasi secara jelas nilai-nilai apa yang diharapkan akan tertanam dalam diri subjek didik dan pada metode ini hasilnya berupa nilai-nilai target.
- metode keteladanan, anak anak lebih mudah meniru apa yang dilakukan atau dikatakan oleh guru dan orang tua, maka dari itu guru dan orang tua harus memberikan teladan baik kepada subjek didik.
- metode klarifikasi nilai yang membebaskan peserta didiknya untuk menentukan nilai-nilainya.
- metode fasilitasi nilai, yaitu dimana guru dan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapatmerealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya baik secara individu maupun berkelompok.
- metode keterampilan nilai moral, yaitu mulai dengan pembiasaan dalam diri peserta didik.
Nama : Azzahra Rindra Tiara
NPM : 2213053117
Analisis jurnal 1 "PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH"
Berdasarkan jurnal tersebut saya dapat mengambil kesimpulan bahwa untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas maka pendidikan moral di sekolah harus dilaksanakan secara bersungguh-sungguh. Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pembelajaran ilmu. Agar tercapainya pendidikan moral yang komprehensif maka guru dan segenap komponen warga sekolah perlu menanamkan pendidikan moral di sekolah. Sekolah dan guru dapat merancang pendidikan moral agar nilai-nilai moral dalam diri peserta didik dapat berkembang sehingga peserta didik menjadi generasi muda yang berkualitas. Dalam merancang pendidikan moral tersebut maka sekolah dan guru perlu memperhatikan komponen-komponen. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang tidak kalah penting yaitu meliputi cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh.
Selain itu untuk mengetahui ketercapaian tujuan maka diperlukan evaluasi pendidikan moral. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan yaitu penalaran nilai atau moral, perasaan nilai atau moral, dan perilaku nilai atau moral. Evaluasi pendidikan moral yang sangat penting yaitu perilaku, karena perilaku moral sangat sulit untuk dievaluasi dan hanya mungkin dievaluasi secara akurat dengan melakukan pengamatan dalam jangka waktu yang lama dan terus-menerus. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik yang meliputi sikap dan pengalaman peserta didik terhadap hubungan pribadinya dengan Tuhannya, dirinya dengan masyarakat, kehidupannya dengan alam sekitarnya, serta sikap dan pandangan peserta didik terhadap diri sendiri selaku hamba Allah, anggota masyarakat, serta Khalifah Allah SWT.
NPM : 2213053117
Analisis jurnal 1 "PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH"
Berdasarkan jurnal tersebut saya dapat mengambil kesimpulan bahwa untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas maka pendidikan moral di sekolah harus dilaksanakan secara bersungguh-sungguh. Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pembelajaran ilmu. Agar tercapainya pendidikan moral yang komprehensif maka guru dan segenap komponen warga sekolah perlu menanamkan pendidikan moral di sekolah. Sekolah dan guru dapat merancang pendidikan moral agar nilai-nilai moral dalam diri peserta didik dapat berkembang sehingga peserta didik menjadi generasi muda yang berkualitas. Dalam merancang pendidikan moral tersebut maka sekolah dan guru perlu memperhatikan komponen-komponen. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang tidak kalah penting yaitu meliputi cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh.
Selain itu untuk mengetahui ketercapaian tujuan maka diperlukan evaluasi pendidikan moral. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan yaitu penalaran nilai atau moral, perasaan nilai atau moral, dan perilaku nilai atau moral. Evaluasi pendidikan moral yang sangat penting yaitu perilaku, karena perilaku moral sangat sulit untuk dievaluasi dan hanya mungkin dievaluasi secara akurat dengan melakukan pengamatan dalam jangka waktu yang lama dan terus-menerus. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik yang meliputi sikap dan pengalaman peserta didik terhadap hubungan pribadinya dengan Tuhannya, dirinya dengan masyarakat, kehidupannya dengan alam sekitarnya, serta sikap dan pandangan peserta didik terhadap diri sendiri selaku hamba Allah, anggota masyarakat, serta Khalifah Allah SWT.
Nama: Angga Putra
NPM: 2253053043
Analisis saya terhadap jurnal yang berjudul " PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH " adalah Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Itulah tujuan utama pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles. Pendidikan moral di sekolah harus dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek, yaitu: pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal.
NPM: 2253053043
Analisis saya terhadap jurnal yang berjudul " PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH " adalah Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Itulah tujuan utama pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles. Pendidikan moral di sekolah harus dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek, yaitu: pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal.
Nama : Dwi Ratna Asih
NPM : 2213053037
Dari jurnal tersebut telah di bahas tentang PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH . pendidik moral di sekolah tidak
terbatas pada tenaga pendidik. Di sekolah
terdapat pegawai tata usaha, pramu kantor,
tukang kebun, dan komite sekolah.
Semua subjek tersebut berperan untuk
bersama-sama membangun moral peserta didik
agar menjadi orang yang baik.
Menurut zuriah, 2010 Pada dasarnya materi pendidikan
moral telah mencakup ajaran dan pengalaman
belajar untuk menjadi orang bermoral
dalam kaitan dengan diri sendiri, moral
terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
Lalu menurut Kirschenbaum (1995: 31)
mengusulkan 100 cara atau metode
pendidikan moral, yang dipayungi dalam
lima kategori besar metode pendidikan
moral yaitu penanaman (inkulkasi)
nilai-nilai dan moralitas, modeling nilainilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai
dan moralitas, kecakapan untuk
mengembangkan nilai dan melek moral,
pelaksanaan program pendidikan nilai di
sekolah.
NPM : 2213053037
Dari jurnal tersebut telah di bahas tentang PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH . pendidik moral di sekolah tidak
terbatas pada tenaga pendidik. Di sekolah
terdapat pegawai tata usaha, pramu kantor,
tukang kebun, dan komite sekolah.
Semua subjek tersebut berperan untuk
bersama-sama membangun moral peserta didik
agar menjadi orang yang baik.
Menurut zuriah, 2010 Pada dasarnya materi pendidikan
moral telah mencakup ajaran dan pengalaman
belajar untuk menjadi orang bermoral
dalam kaitan dengan diri sendiri, moral
terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
Lalu menurut Kirschenbaum (1995: 31)
mengusulkan 100 cara atau metode
pendidikan moral, yang dipayungi dalam
lima kategori besar metode pendidikan
moral yaitu penanaman (inkulkasi)
nilai-nilai dan moralitas, modeling nilainilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai
dan moralitas, kecakapan untuk
mengembangkan nilai dan melek moral,
pelaksanaan program pendidikan nilai di
sekolah.
Nama : Nadia Ayu Nurjanah
NPM : 2213053119
Nama Jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Vol dan No : (-) dan (1)
Halaman : 70 - 80
Tahun Terbit : September 2017
Penulis : Rukiyati
ANALISIS :
Pendidikan moral di sekolah harus ditekankan secara serius agar dapat membentuk generasi penuh kualitas bagi negara. Meskipun orang tua memegang peran utama dalam membentuk moral anak-anak, pendidik di sekolah juga memiliki peran penting dalam membantu mewujudkan moral yang baik pada peserta didik mereka. Tanggung jawab pendidikan moral berada pada pundak keluarga, sekolah, dan masyarakat secara bersama-sama, dengan tujuan menciptakan generasi muda yang memiliki moral yang baik dan juga kecerdasan intelektual, sebagaimana Aristoteles sampaikan. Oleh karena itu, pendidikan moral di sekolah perlu dirancang secara komprehensif, mencakup berbagai aspek, seperti pelatihan pendidik, materi yang diajarkan, metode pengajaran, serta evaluasi, dengan harapan hasil yang diinginkan dapat tercapai secara optimal. Pentingnya pendidikan moral di sekolah sangat tergantung pada kerja sama yang erat antara pendidik dan semua pihak dalam komunitas sekolah. Kolaborasi ini menjadi kunci dalam upaya menciptakan pendidikan moral yang meresap dan holistik. Selain itu, ada beberapa elemen esensial dalam pendidikan moral sekolah, seperti keberagaman materi yang diajarkan, penerapan beragam metode pengajaran, serta evaluasi yang menyeluruh terhadap kemajuan pesert didik dalam aspek moral. Semua komponen tersebut memegang peran yang tak kalah penting dalam mencapai pendidikan moral yang sukses. Dengan memperhatikan elemen-elemen ini, sekolah, dengan pendidik sebagai pilar utamanya, dapat merancang program pendidikan moral yang lebih komprehensif dan efektif. Diharapkan hasil dari pendekatan ini adalah pertumbuhan yang signifikan dalam nilai-nilai moral di dalam diri peserta didik, membentuk mereka menjadi generasi muda yang berkualitas dan beretika.
KELEBIHAN JURNAL : Dalam jurnal juga sudah dicantumkan data yang lengkap dari penelitian sehingga pembaca tidak bingung saat membaca jurnal.
KEKURANGAN JURNAL : Pada penelitian terdapat ketidak lengkapan bagian-bagian jurnal yang membuat pembaca harus mengklasifikasikan sendiri yaitu tidak tercantumnya Tujuan penelitian pada jurnal tersebut
NPM : 2213053119
Nama Jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Vol dan No : (-) dan (1)
Halaman : 70 - 80
Tahun Terbit : September 2017
Penulis : Rukiyati
ANALISIS :
Pendidikan moral di sekolah harus ditekankan secara serius agar dapat membentuk generasi penuh kualitas bagi negara. Meskipun orang tua memegang peran utama dalam membentuk moral anak-anak, pendidik di sekolah juga memiliki peran penting dalam membantu mewujudkan moral yang baik pada peserta didik mereka. Tanggung jawab pendidikan moral berada pada pundak keluarga, sekolah, dan masyarakat secara bersama-sama, dengan tujuan menciptakan generasi muda yang memiliki moral yang baik dan juga kecerdasan intelektual, sebagaimana Aristoteles sampaikan. Oleh karena itu, pendidikan moral di sekolah perlu dirancang secara komprehensif, mencakup berbagai aspek, seperti pelatihan pendidik, materi yang diajarkan, metode pengajaran, serta evaluasi, dengan harapan hasil yang diinginkan dapat tercapai secara optimal. Pentingnya pendidikan moral di sekolah sangat tergantung pada kerja sama yang erat antara pendidik dan semua pihak dalam komunitas sekolah. Kolaborasi ini menjadi kunci dalam upaya menciptakan pendidikan moral yang meresap dan holistik. Selain itu, ada beberapa elemen esensial dalam pendidikan moral sekolah, seperti keberagaman materi yang diajarkan, penerapan beragam metode pengajaran, serta evaluasi yang menyeluruh terhadap kemajuan pesert didik dalam aspek moral. Semua komponen tersebut memegang peran yang tak kalah penting dalam mencapai pendidikan moral yang sukses. Dengan memperhatikan elemen-elemen ini, sekolah, dengan pendidik sebagai pilar utamanya, dapat merancang program pendidikan moral yang lebih komprehensif dan efektif. Diharapkan hasil dari pendekatan ini adalah pertumbuhan yang signifikan dalam nilai-nilai moral di dalam diri peserta didik, membentuk mereka menjadi generasi muda yang berkualitas dan beretika.
KELEBIHAN JURNAL : Dalam jurnal juga sudah dicantumkan data yang lengkap dari penelitian sehingga pembaca tidak bingung saat membaca jurnal.
KEKURANGAN JURNAL : Pada penelitian terdapat ketidak lengkapan bagian-bagian jurnal yang membuat pembaca harus mengklasifikasikan sendiri yaitu tidak tercantumnya Tujuan penelitian pada jurnal tersebut
Nama : Ladaina Fahrun Nada
NPM : 2213053044
Dalam jurnal yang berjudul "Pendidikan Moral di Sekolah" menyampaikan bahwa sekolah sebagai pendidikan formal yang dijadikan harapan bagi orangtua untuk menjadikan anak-anak cerdas baik dari ilmu maupun berprilaku. Maka dari itu perlu dilakukan perencanaan terkait
pendidikan moral di sekolah yang
bersifat komprehensif, yang melibatkan berbagai komponen: pendidik, materi, metode, dan evaluasinya. Tulisan ini akan membahas komponen pendidikan moral tersebut sebagai unsur penting yang harus diperhatikan agar pendidikan moral di sekolah dapat berjalan dengan lebih optimal.
NPM : 2213053044
Dalam jurnal yang berjudul "Pendidikan Moral di Sekolah" menyampaikan bahwa sekolah sebagai pendidikan formal yang dijadikan harapan bagi orangtua untuk menjadikan anak-anak cerdas baik dari ilmu maupun berprilaku. Maka dari itu perlu dilakukan perencanaan terkait
pendidikan moral di sekolah yang
bersifat komprehensif, yang melibatkan berbagai komponen: pendidik, materi, metode, dan evaluasinya. Tulisan ini akan membahas komponen pendidikan moral tersebut sebagai unsur penting yang harus diperhatikan agar pendidikan moral di sekolah dapat berjalan dengan lebih optimal.
1. Pendidik moral di Sekolah, yaitu guru sebagai pendidik yang ada disekolah dituntut untuk profesional sebagai perwujudan moral baik dalam diri peserta didik.
2. Materi pendidikan moral, yaitu ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang yang bermoral dalam diri sendiri.
3. Metode pendidikan moral, yaitu diperlukan beberapa metode yang benar seperti inklusi nilai, keteladanan, klarifikasi nilai, fasilitasi nilai, keterampilan nilai dan moral.
4. Evaluasi yang menyeluruh mengenai perilaku moral.
2. Materi pendidikan moral, yaitu ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang yang bermoral dalam diri sendiri.
3. Metode pendidikan moral, yaitu diperlukan beberapa metode yang benar seperti inklusi nilai, keteladanan, klarifikasi nilai, fasilitasi nilai, keterampilan nilai dan moral.
4. Evaluasi yang menyeluruh mengenai perilaku moral.
Nama : Rizka Selviana Putri
NPM : 2213053254
Nama Jurnal : Jurnal Humanika
Nomor : 3
Halaman : 710 - 724
Tahun Penerbit : 2017
Judul Jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Nama Penulis : Rukiyati
ANALISIS JURNAL
Dalam jurnal yang telah saya baca dapat saya analisis bahwa jurnal tersebut membahas tentang pendidikan moral di sekolah sekolah merupakan lingkungan mikrosistem yaitu sebuah pola dari aktivitas peran dan relasi interpersonal yang dialami oleh seseorang yang sedang tumbuh berkembang di dalam setting tertentu dengan karakteristik fisik khusus sebagai seorang individu oleh karena itu pendidikan moral di sekolah penting dilakukan agar membentuk karakteristik peserta didik yang baik selain itu peran guru atau yang dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang kompresif sangatlah penting. Seorang guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula sehingga peserta didik yang ada di sekolah dapat mencontoh dan mengikuti perilaku guru yang bermoral baik sehingga tidak adanya kasus kriminal ataupun kasus kekerasan yang mengakibatkan peserta didik tersebut tidak bermoral baik. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah harus dipelajari oleh guru dengan memperhatikan komponen-komponen tersebut sekolah dengan guru sebagai peran utama dalam merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
Kelebihan jurnal : jurnal tersebut menggunakan bahasa yang sangat mudah dipahami sehingga pembaca dapat memahami dengan baik selain itu juga jurnal tersebut dijelaskan secara singkat padat dan jelas sehingga pembaca merasa paham dengan materi yang ada di dalam jurnal
Kekurangan jurnal : tidak adanya tujuan dari jurnal tersebut serta kurangnya abstrak dalam jurnal
NPM : 2213053254
Nama Jurnal : Jurnal Humanika
Nomor : 3
Halaman : 710 - 724
Tahun Penerbit : 2017
Judul Jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Nama Penulis : Rukiyati
ANALISIS JURNAL
Dalam jurnal yang telah saya baca dapat saya analisis bahwa jurnal tersebut membahas tentang pendidikan moral di sekolah sekolah merupakan lingkungan mikrosistem yaitu sebuah pola dari aktivitas peran dan relasi interpersonal yang dialami oleh seseorang yang sedang tumbuh berkembang di dalam setting tertentu dengan karakteristik fisik khusus sebagai seorang individu oleh karena itu pendidikan moral di sekolah penting dilakukan agar membentuk karakteristik peserta didik yang baik selain itu peran guru atau yang dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang kompresif sangatlah penting. Seorang guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula sehingga peserta didik yang ada di sekolah dapat mencontoh dan mengikuti perilaku guru yang bermoral baik sehingga tidak adanya kasus kriminal ataupun kasus kekerasan yang mengakibatkan peserta didik tersebut tidak bermoral baik. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah harus dipelajari oleh guru dengan memperhatikan komponen-komponen tersebut sekolah dengan guru sebagai peran utama dalam merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
Kelebihan jurnal : jurnal tersebut menggunakan bahasa yang sangat mudah dipahami sehingga pembaca dapat memahami dengan baik selain itu juga jurnal tersebut dijelaskan secara singkat padat dan jelas sehingga pembaca merasa paham dengan materi yang ada di dalam jurnal
Kekurangan jurnal : tidak adanya tujuan dari jurnal tersebut serta kurangnya abstrak dalam jurnal
Nama : F. Riska Elisa
NPM. : 2213053249
Pendidikan moral merupakan pendidikan yang sangat penting , disekolah penting dilakukan pendidikan moral oleh guru dan segenap komponen warga sekolah demi tercapainya pendidikan moral yang komprehensif. Komponen pendidikan moral yaitu cakupan materi, variasi dan evaluasi yang di lakukan secara menyeluruh. Jika komponen-komponen ini berjalan dengan baik maka nilai-nilai moral akan berkembang dalam peserta didik sehingga tercipta generasi muda yang berkualitas baik.
NPM. : 2213053249
Pendidikan moral merupakan pendidikan yang sangat penting , disekolah penting dilakukan pendidikan moral oleh guru dan segenap komponen warga sekolah demi tercapainya pendidikan moral yang komprehensif. Komponen pendidikan moral yaitu cakupan materi, variasi dan evaluasi yang di lakukan secara menyeluruh. Jika komponen-komponen ini berjalan dengan baik maka nilai-nilai moral akan berkembang dalam peserta didik sehingga tercipta generasi muda yang berkualitas baik.
Nama : Ayu Arinda
NPM : 2213053079
IDENTITAS JURNAL
Nama Jurnal : Jurnal Humanika
Judul Jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Nama Penulis : Rukiyati
Nomor : 3
Halaman : 710 - 724
Tahun Penerbit : 2017
ANALISIS JURNAL
Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak berada di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya sebagai sebuah mikrosistem. Sekolah mempunyai pengaruh yang kuat yang dapat dilihat secara langsung dalam diri peserta didik. Dengan kata lain, fungsi sekolah berkaitan erat dengan upaya menumbuhkan nilai-nilai akademik, nilai-nilai sosial dan nilai-nilai religius.
Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu. Sekolah sebagai tempat demokratis yang didedikasikan untuk membentuk pemberdayaan diri dan sosial. Dengan kata lain sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. Sekolah bukan sebagai perluasan tempat kerja atau sebagai lembaga garis depan dalam pertempuran pasar internasional dan kompetisi asing, sekolah sebagai ruang publik yang demokratis dibangun untuk membentuk siswa dapat mengajukan pertanyaan kritis, menghargai dialog yang bermakna dan menjadi agensi kemanusiaan.
Dalam konteks ini, guru bertugas untuk mewujudkan peserta didik agar menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat yang demokratis. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli.
NPM : 2213053079
IDENTITAS JURNAL
Nama Jurnal : Jurnal Humanika
Judul Jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Nama Penulis : Rukiyati
Nomor : 3
Halaman : 710 - 724
Tahun Penerbit : 2017
ANALISIS JURNAL
Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak berada di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya sebagai sebuah mikrosistem. Sekolah mempunyai pengaruh yang kuat yang dapat dilihat secara langsung dalam diri peserta didik. Dengan kata lain, fungsi sekolah berkaitan erat dengan upaya menumbuhkan nilai-nilai akademik, nilai-nilai sosial dan nilai-nilai religius.
Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu. Sekolah sebagai tempat demokratis yang didedikasikan untuk membentuk pemberdayaan diri dan sosial. Dengan kata lain sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. Sekolah bukan sebagai perluasan tempat kerja atau sebagai lembaga garis depan dalam pertempuran pasar internasional dan kompetisi asing, sekolah sebagai ruang publik yang demokratis dibangun untuk membentuk siswa dapat mengajukan pertanyaan kritis, menghargai dialog yang bermakna dan menjadi agensi kemanusiaan.
Dalam konteks ini, guru bertugas untuk mewujudkan peserta didik agar menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat yang demokratis. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli.
Nama : Rafa Lola Amanda
NPM : 2213053245
Analisis jurnal yang saya dapat adalah :
Dalam rangka mewujudkan pendidikan moral, baik guru, orang tua, dan sekolah bisa bekerja sama dalam mewujudkannya. Orang tua mendukung pendidikan moral di rumah sedangkan guru dan sekolah bisa merancang pendidikan moral yang komprehensif di sekolah. Menurut Bronfenbrenner, sekolah merupakan lingkungan mikrosistem. Mikrosistem ini mempunyai pengaruh yang kuat dalam perwujudan diri peserta didik. Pada saat ini sekolah sedang berupaya menumbuhkan nilai akademik, nilai sosial, dan nilai religius peserta didik.
pendidikan moral di sekolah tidak hanya berpatok kepada guru, tetapi semua masyarakat yang ada di sekolah juga membantu pembentukan watak dan karakter peserta didik. di dalam sekolah peserta didik dapat belajar demokratis melalui organisasi yang ada di sekolah. pendidikan moral terhadap diri sendiri yaitu seperti menjaga kebersihan, rajin dalam belajar, ulet dan disiplin. pendidikan moral terhadap sesama manusia yaitu kerjasama, toleransi, bersikap adil, jujur, bertanggung jawab dan lainnya. lalu pendidikan moral dengan alam semesta yaitu menjaga lingkungan dan melestarikan alam.
pendidikan saat ini menghadapi banyak tantangan dikarenakan kemajuan IPTEK, penanggulangannya yaitu dengan:
1. pembelajaran inkulkasi nilai : dimulai dengan mengidentifikasi nilai-nilai yang diharapkan tertanam dalam diri peserta didik, hasilnya adalah nilai-nilai target yang dicapai.
2. metode keteladanan : menggunakan nilai moral masyarakat religius tradisional (keteladanan yang diterima tanpa harus memiliki argumentasi rasional)
3. metode klarifikasi nilai/ metode liberal : peserta didik di beri kebebasan
4. metode fasilitas nilai : sekolah memberikan fasilitas untuk peserta didik mengembangkan nilai moralnya seperti mushola
5. metode keterampilan nilai : dengan membiasakan peserta didik berlaku baik
dan yang terakhir agar diketahui pencapaian tujuan pendidikan moral bisa dilakukan melalui evaluasi
NPM : 2213053245
Analisis jurnal yang saya dapat adalah :
Dalam rangka mewujudkan pendidikan moral, baik guru, orang tua, dan sekolah bisa bekerja sama dalam mewujudkannya. Orang tua mendukung pendidikan moral di rumah sedangkan guru dan sekolah bisa merancang pendidikan moral yang komprehensif di sekolah. Menurut Bronfenbrenner, sekolah merupakan lingkungan mikrosistem. Mikrosistem ini mempunyai pengaruh yang kuat dalam perwujudan diri peserta didik. Pada saat ini sekolah sedang berupaya menumbuhkan nilai akademik, nilai sosial, dan nilai religius peserta didik.
pendidikan moral di sekolah tidak hanya berpatok kepada guru, tetapi semua masyarakat yang ada di sekolah juga membantu pembentukan watak dan karakter peserta didik. di dalam sekolah peserta didik dapat belajar demokratis melalui organisasi yang ada di sekolah. pendidikan moral terhadap diri sendiri yaitu seperti menjaga kebersihan, rajin dalam belajar, ulet dan disiplin. pendidikan moral terhadap sesama manusia yaitu kerjasama, toleransi, bersikap adil, jujur, bertanggung jawab dan lainnya. lalu pendidikan moral dengan alam semesta yaitu menjaga lingkungan dan melestarikan alam.
pendidikan saat ini menghadapi banyak tantangan dikarenakan kemajuan IPTEK, penanggulangannya yaitu dengan:
1. pembelajaran inkulkasi nilai : dimulai dengan mengidentifikasi nilai-nilai yang diharapkan tertanam dalam diri peserta didik, hasilnya adalah nilai-nilai target yang dicapai.
2. metode keteladanan : menggunakan nilai moral masyarakat religius tradisional (keteladanan yang diterima tanpa harus memiliki argumentasi rasional)
3. metode klarifikasi nilai/ metode liberal : peserta didik di beri kebebasan
4. metode fasilitas nilai : sekolah memberikan fasilitas untuk peserta didik mengembangkan nilai moralnya seperti mushola
5. metode keterampilan nilai : dengan membiasakan peserta didik berlaku baik
dan yang terakhir agar diketahui pencapaian tujuan pendidikan moral bisa dilakukan melalui evaluasi
Nama : Eva Nesa Lia
NPM : 2253053052
Yang dapat saya simpulkan dari jurnal "Pendidikan Moral di Sekolah" yaitu
Tujuan utama pendidikan moral di sekolah adalah untuk membangun generasi berkualitas yang jujur secara moral dan mampu secara intelektual, dengan tanggung jawab yang dibagi oleh keluarga, sekolah, dan masyarakat secara keseluruhan. Sementara peran utama mendidik anak dalam nilai-nilai moral terletak pada orang tua, guru di sekolah juga memainkan peran penting dalam menanamkan nilai-nilai moral pada siswa.
NPM : 2253053052
Yang dapat saya simpulkan dari jurnal "Pendidikan Moral di Sekolah" yaitu
Tujuan utama pendidikan moral di sekolah adalah untuk membangun generasi berkualitas yang jujur secara moral dan mampu secara intelektual, dengan tanggung jawab yang dibagi oleh keluarga, sekolah, dan masyarakat secara keseluruhan. Sementara peran utama mendidik anak dalam nilai-nilai moral terletak pada orang tua, guru di sekolah juga memainkan peran penting dalam menanamkan nilai-nilai moral pada siswa.
Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Guru di sekolah berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusny serta keluarga, sekolah, dan masyarakat bertanggung jawab untuk mendorong anak-anak muda agar bermoral baik menjadi cerdas secara intelektual sehingga menghasilkan generasi muda yang lebih tua. Tujuan utama pendidikan adalah mencapai generasi muda yang unggul secara moral dan intelektual, pendidikan moral di sekolah harus dirancang secara komprehensif mencakup berbagai aspek, yaitu: pendidikan, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal.
Nama : Ufara Alfadila
NPM : 2213053114
Judul artikel jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis :
Rukiyati
Dari artikel jurnal diatas dapat saya analisis bahwa dalam mendidik anak harus dilakukan secara terintegrasi dan berkesinambungan oleh orang tua, sekolah, dan masyarakat karena ketiganya bertanggung jawab dalam mendidik moral anak bangsa agar terwujud generasi yang unggul.
1. Pendidik moral di sekolah
Pendidik sebagai alat untuk menanamkan pendidikan moral pada peserta didik. Oleh karena itu, dimulai dari pendidik yang harus memiliki nilai moral yang baik yang kemudian ditanamkan pada peserta didiknya.
2. Materi pendidikan moral
Materi yang diberikan terkait pendidikan moral terhadap diri sendiri seperti nilai nilai kebersihan dan kerajinan, pendidikan moral terhadap sesama manusia, alam semesta, hubungan manusia dengan Sang Pencipta.
3. Metode pendidikan nilai
A. Inkulkasi nilai
B. Metode keteladanan
C. Klarifikasi nilai
D. Fasilitasi nilai
E. Keterampilan nilai moral
4. Evaluasi Pendidikan Moral
Menurut Darmiyati, 2009: 51 evaluasi ini terdiri atas evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku.
Dapat saya simpulkan bahwa pendidikan merupakan wahana yang besar untuk menanamkan nilai dan moral. Pendidik harus dapat menyampaikan materi nilai dan moral melalui cara yang menyenangkan sehingga dapat lebih mudah diserap oleh peserta didik. Karena pendidik memiliki peran penting dalam mensukseskan penanaman nilai yang menjadi tujuan program pendidikan.
NPM : 2213053114
Judul artikel jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis :
Rukiyati
Dari artikel jurnal diatas dapat saya analisis bahwa dalam mendidik anak harus dilakukan secara terintegrasi dan berkesinambungan oleh orang tua, sekolah, dan masyarakat karena ketiganya bertanggung jawab dalam mendidik moral anak bangsa agar terwujud generasi yang unggul.
1. Pendidik moral di sekolah
Pendidik sebagai alat untuk menanamkan pendidikan moral pada peserta didik. Oleh karena itu, dimulai dari pendidik yang harus memiliki nilai moral yang baik yang kemudian ditanamkan pada peserta didiknya.
2. Materi pendidikan moral
Materi yang diberikan terkait pendidikan moral terhadap diri sendiri seperti nilai nilai kebersihan dan kerajinan, pendidikan moral terhadap sesama manusia, alam semesta, hubungan manusia dengan Sang Pencipta.
3. Metode pendidikan nilai
A. Inkulkasi nilai
B. Metode keteladanan
C. Klarifikasi nilai
D. Fasilitasi nilai
E. Keterampilan nilai moral
4. Evaluasi Pendidikan Moral
Menurut Darmiyati, 2009: 51 evaluasi ini terdiri atas evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku.
Dapat saya simpulkan bahwa pendidikan merupakan wahana yang besar untuk menanamkan nilai dan moral. Pendidik harus dapat menyampaikan materi nilai dan moral melalui cara yang menyenangkan sehingga dapat lebih mudah diserap oleh peserta didik. Karena pendidik memiliki peran penting dalam mensukseskan penanaman nilai yang menjadi tujuan program pendidikan.
Nama : Mae Lisa Indriyani
NPM : 2253053014
Judul jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis : Rukiyati
Pendidikan moral perlu dilaksanakan secara sungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Pendidikan moral anak ditangan orang tua mereka, tetapi guru juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak mereka. pendidikan moral di sekolah dirancang secara komprehensif mencangkup berbagai aspek, yaitu pendidik, materi, metode dan evaluasi sehingga hasil yang diharapkan optimal.
1. Pendidikan Moral di Sekolah, pendidik dan semua subjek sekolah bersama-sama membangun moral peserta didik menjadi orang yang baik. Peserta didik belajar wacana tentang organisasi umum dan tanggung jawab sosial, pendidik berfungsi untuk mewujudkan peserta didik yang aktif dalam masyarakat yang demoktatis sehingga pendidikan moral oleh pendidik dapat diterima dan diteledani secara baik oleh peserta didik.
2. Materi Pendidikan Moral, pendidikan moral terhadap diri sendiri penting diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai kebersihan, kerajinan, keuletan dan disiplin waktu. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai moral sosial yaitu kerjasama atau toleransi, respect, berlaku adil, jujur, bertanggung jawab, rendah hati dan peduli.
3. Metode Pendidikan Moral, yaitu sebagai berikut:
a. Penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, dengan cara identifikasi nilai-nilai target, membaca buku-buku sastra dan non fiksi, bercerita.
b. Metode keteladanan merupakan bentuk mengestafetkan moral yang digunakan oleh masyarakat religius tradisional, dan digunakan oleh masyarakat modern.
c. Metode klasifikasi nilai, yaitu tentang peserta didik yang diberikan kebebasan dalam memutuskan suatu hal untuk menentukan nilai-nilainya.
d. Metode fasilitasi nilai yaitu pihak sekolah dan pendidik memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapat merealisasikan nilai moral dalam dirinya secara individu maupun berkelompok.
e. Metode keterampilan nilai moral, yaitu dapat diwujudkan dengan pembiasaan yang lama kelamaan akan menjadi komitmen diri, action plan mereka sebagai wujud realisasi pada diri sendiri.
f. Evaluasi pendidikan moral, yaitu untuk mencapai tujuan pendidikan moral yang diharapkan tercapai.
NPM : 2253053014
Judul jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Penulis : Rukiyati
Pendidikan moral perlu dilaksanakan secara sungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Pendidikan moral anak ditangan orang tua mereka, tetapi guru juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak mereka. pendidikan moral di sekolah dirancang secara komprehensif mencangkup berbagai aspek, yaitu pendidik, materi, metode dan evaluasi sehingga hasil yang diharapkan optimal.
1. Pendidikan Moral di Sekolah, pendidik dan semua subjek sekolah bersama-sama membangun moral peserta didik menjadi orang yang baik. Peserta didik belajar wacana tentang organisasi umum dan tanggung jawab sosial, pendidik berfungsi untuk mewujudkan peserta didik yang aktif dalam masyarakat yang demoktatis sehingga pendidikan moral oleh pendidik dapat diterima dan diteledani secara baik oleh peserta didik.
2. Materi Pendidikan Moral, pendidikan moral terhadap diri sendiri penting diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai kebersihan, kerajinan, keuletan dan disiplin waktu. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai moral sosial yaitu kerjasama atau toleransi, respect, berlaku adil, jujur, bertanggung jawab, rendah hati dan peduli.
3. Metode Pendidikan Moral, yaitu sebagai berikut:
a. Penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, dengan cara identifikasi nilai-nilai target, membaca buku-buku sastra dan non fiksi, bercerita.
b. Metode keteladanan merupakan bentuk mengestafetkan moral yang digunakan oleh masyarakat religius tradisional, dan digunakan oleh masyarakat modern.
c. Metode klasifikasi nilai, yaitu tentang peserta didik yang diberikan kebebasan dalam memutuskan suatu hal untuk menentukan nilai-nilainya.
d. Metode fasilitasi nilai yaitu pihak sekolah dan pendidik memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapat merealisasikan nilai moral dalam dirinya secara individu maupun berkelompok.
e. Metode keterampilan nilai moral, yaitu dapat diwujudkan dengan pembiasaan yang lama kelamaan akan menjadi komitmen diri, action plan mereka sebagai wujud realisasi pada diri sendiri.
f. Evaluasi pendidikan moral, yaitu untuk mencapai tujuan pendidikan moral yang diharapkan tercapai.
Nama : Putri Wulandari Dwi Yovan
NPM : 2213053198
Review Jurnal Pendidikan Moral di Sekolah
Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Itulah tujuan utama pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles. Pendidikan moral di sekolah harus dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek, yaitu: pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal.
Dalam arti ini, sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. sekolah bukan sebagai perluasan tempat kerja atau sebagai lembaga garis depan dalam pertempuran pasar internasional dan kompetisi asing, sekolah sebagai ruang publik yang demokratis dibangun untuk membentuk siswa dapat mengajukan pertanyaan kritis, menghargai dialog yang bermakna dan menjadi agensi kemanusiaan. dalam hal ini guru berfungsi untuk mewujudkan peserta didik agar menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat yang demokratis. selain itu juga guru bertugas untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak Yang mulia dalam diri peserta didik.
Pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang maha esa.
cara mengevaluasi capaian belajar dalam ranah efektif dapat dilakukan dengan mengukur afek atau perasaan seseorang secara tidak langsung di mana dengan menafsirkan ada atau tidaknya efek positif atau negatif yang muncul dan identitas kemunculan aspek dari tindakan atau pendapat seseorang.
NPM : 2213053198
Review Jurnal Pendidikan Moral di Sekolah
Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Itulah tujuan utama pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles. Pendidikan moral di sekolah harus dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek, yaitu: pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal.
Dalam arti ini, sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. sekolah bukan sebagai perluasan tempat kerja atau sebagai lembaga garis depan dalam pertempuran pasar internasional dan kompetisi asing, sekolah sebagai ruang publik yang demokratis dibangun untuk membentuk siswa dapat mengajukan pertanyaan kritis, menghargai dialog yang bermakna dan menjadi agensi kemanusiaan. dalam hal ini guru berfungsi untuk mewujudkan peserta didik agar menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat yang demokratis. selain itu juga guru bertugas untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak Yang mulia dalam diri peserta didik.
Pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang maha esa.
cara mengevaluasi capaian belajar dalam ranah efektif dapat dilakukan dengan mengukur afek atau perasaan seseorang secara tidak langsung di mana dengan menafsirkan ada atau tidaknya efek positif atau negatif yang muncul dan identitas kemunculan aspek dari tindakan atau pendapat seseorang.
Nama : Nadila Febilia Afrisa
NPM : 2213053076
IDENTITAS JURNAL
Nama jurnal : Jurnal Humanika
Tahun terbit : 2017
Judul Jurnal : Pendidikan Moral di Sekolah
Nama Penulis : Rukiyati
Nomor : 3
Pendidikan moral di sekolah sangat penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif.
Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan komponen komponen tersebut, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
Sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya.Sekolah bukan sebagai perluasan tempat kerja atau sebagai lembaga garis depan dalam pertempuran pasar internasional dan kompetisi asing, sekolah sebagai ruang publik yang demokratis dibangun untuk membentuk siswa dapat mengajukan pertanyaan kritis, menghargai dialog yang bermakna dan menjadi agensi kemanusiaan.
Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.Materi Pendidikan Moral Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam.
Nilai-nilai moral yang diajarkan di dalam ajaran agama menjadi sumber nilai bagi kehidupan masyarakat Indonesia sehingga di sekolah pun nilai nilai moral agama tetap diberi tempat khusus sebagaimana telah dimasukkan dalam kurikulum, baik intra maupun ekstra kurikuler.Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya.
NPM : 2213053076
IDENTITAS JURNAL
Nama jurnal : Jurnal Humanika
Tahun terbit : 2017
Judul Jurnal : Pendidikan Moral di Sekolah
Nama Penulis : Rukiyati
Nomor : 3
Pendidikan moral di sekolah sangat penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif.
Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan komponen komponen tersebut, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
Sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya.Sekolah bukan sebagai perluasan tempat kerja atau sebagai lembaga garis depan dalam pertempuran pasar internasional dan kompetisi asing, sekolah sebagai ruang publik yang demokratis dibangun untuk membentuk siswa dapat mengajukan pertanyaan kritis, menghargai dialog yang bermakna dan menjadi agensi kemanusiaan.
Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.Materi Pendidikan Moral Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam.
Nilai-nilai moral yang diajarkan di dalam ajaran agama menjadi sumber nilai bagi kehidupan masyarakat Indonesia sehingga di sekolah pun nilai nilai moral agama tetap diberi tempat khusus sebagaimana telah dimasukkan dalam kurikulum, baik intra maupun ekstra kurikuler.Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya.
Nama : Florentic Helau
NPM : 2213053023
Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu. Pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif. Sekolah sebagai tempat demokratis yang didedikasikan untuk membentuk pemberdayaan diri dan sosial. Artinya, sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. Komponen komponen pendidikan moral di sekolah tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan begitu, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas. Pendidikan moral pada masa sekarang menghadapi berbagai tantangan seiring dengan kemajuan zaman yang ditandai oleh keterbukaan informasi dan kecanggihan teknologi. Anak-anak yang hidup sekarang ini hidup di zaman modern akhir yang sangat jauh berbeda cara berpikir dan perilakunya dengan anak-anak di masa lalu.
NPM : 2213053023
Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu. Pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif. Sekolah sebagai tempat demokratis yang didedikasikan untuk membentuk pemberdayaan diri dan sosial. Artinya, sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. Komponen komponen pendidikan moral di sekolah tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan begitu, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas. Pendidikan moral pada masa sekarang menghadapi berbagai tantangan seiring dengan kemajuan zaman yang ditandai oleh keterbukaan informasi dan kecanggihan teknologi. Anak-anak yang hidup sekarang ini hidup di zaman modern akhir yang sangat jauh berbeda cara berpikir dan perilakunya dengan anak-anak di masa lalu.
Analisis Jurnal 1
Nama : Aziyatun Adinda Fitria
NPM. : 2213053239
Untuk mewujudkan generasi bangsa yang berkualitas dan meningkatkan sdm manusia bagi bangsa ini membutuhkan peranan pendidikan nilai dan moral untuk mewujudkannya, pendidikan nilai dan moral dapat sangat membantu peserta didik untuk membedakan hal yang baik maupun buruk, membantu dalam kehidupan bermasyarakat yang baik. Peran yang sangat besar dalam pendidikan nilai dan moral ini ialah orang tau, tetapi tenaga pendidik terutama pada lingkungan sekolah juga perlu untuk menanamkan nilai dan moral yang baik bagi peserta didiknya, agar hasilnya juga lebih optimal. Sekolah yang baik merupakan keniscayaan agar pengaruhnya terhadap anak menjadi positif, saat ini orang tua menaruh harapan sangat besar terhadap sekolah untuk menjadikan anak-anaknya pintar dan baik. Pada zaman sekarangpun banyak orang tua terutama pada kalangan kelas atas lebih memilih untuk menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah swasta dari pada sekolah negeri. Mereka beranggapan bahwa sekolah swasta dapat memberikam pendidikan yang lebih baik untuk anak-anak mereka serta memiliki libgkungan yang mendukung. Karena itulah disekolah bukan hanya guru yang berperan penting dalam pendidikan nilai dan moral pada peserta didik tetapi terdapat juga pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun, dan komite sekolah. Semua subjek tersebut berperan untuk bersama-sama membangun moral siswa agar menjadi orang yang baik.
Nama : Aziyatun Adinda Fitria
NPM. : 2213053239
Untuk mewujudkan generasi bangsa yang berkualitas dan meningkatkan sdm manusia bagi bangsa ini membutuhkan peranan pendidikan nilai dan moral untuk mewujudkannya, pendidikan nilai dan moral dapat sangat membantu peserta didik untuk membedakan hal yang baik maupun buruk, membantu dalam kehidupan bermasyarakat yang baik. Peran yang sangat besar dalam pendidikan nilai dan moral ini ialah orang tau, tetapi tenaga pendidik terutama pada lingkungan sekolah juga perlu untuk menanamkan nilai dan moral yang baik bagi peserta didiknya, agar hasilnya juga lebih optimal. Sekolah yang baik merupakan keniscayaan agar pengaruhnya terhadap anak menjadi positif, saat ini orang tua menaruh harapan sangat besar terhadap sekolah untuk menjadikan anak-anaknya pintar dan baik. Pada zaman sekarangpun banyak orang tua terutama pada kalangan kelas atas lebih memilih untuk menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah swasta dari pada sekolah negeri. Mereka beranggapan bahwa sekolah swasta dapat memberikam pendidikan yang lebih baik untuk anak-anak mereka serta memiliki libgkungan yang mendukung. Karena itulah disekolah bukan hanya guru yang berperan penting dalam pendidikan nilai dan moral pada peserta didik tetapi terdapat juga pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun, dan komite sekolah. Semua subjek tersebut berperan untuk bersama-sama membangun moral siswa agar menjadi orang yang baik.
Nama : Khalidah Aurora
NPM : 2213053200
Guru adalah ujung tombak untuk menanamkan moral yang baik dalam siswa, menjadi guru terlebih dahulu, berarti harus bermoral. oleh karena itu, pendidikan moral yang diterapkan oleh pendidik akan lebih mudah untuk diterima dan diikuti oleh siswanya.
Pada dasarnya, pendidikan moral mencakup pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh untuk menjadi orang yang bermoral.
Dalam hal diri sendiri, etika terhadap alam dan sesama manusia semesta dan etika terhadap Tuhan. Pendidikan moral untuk diri sendiri diberikan kepada peserta didik mengenai prinsip kebersihan diri dan kerajinan dalam disiplin waktu, belajar dan bekerja.
Pendidikan moral kepada orang lain termasuk prinsip sosial seperti kerja sama, toleransi, respek, dan berlaku tanggung jawab, adil, jujur, rendah hati, dan pendidikan moral untuk interaksi antara manusia dan alam semesta dapat diberikan melalui peningkatan kekuatan nilai-nilai keseimbangan dalam alam, mempertahankan kelestarian alam, tanpa mengganggu alam, hemat, dan memberi tahu orang untuk recycle barang bekas, atau barang daur ulang, dalam bentuk yang baru.
Saat ini, pendidikan moral menghadapi banyak tantangan seiring dengan kemajuan. zaman yang ditunjukkan oleh transparansi kecanggihan teknologi dan informasi. Ini pasti sangat berbeda dengan masa lalu. lalu, dalam konteks masyarakat religius tradisionil, etika diajarkan kepada generasi berikutnya, dengan kata lain instruksi. Artinya, ajaran moral harus diterima karena telah diajarkan dengan cara ini sejak awal. instruksi tersebut diterapkan dan konsekuensial sebatas berusaha untuk memahami alasan dan akibatnya.
NPM : 2213053200
Guru adalah ujung tombak untuk menanamkan moral yang baik dalam siswa, menjadi guru terlebih dahulu, berarti harus bermoral. oleh karena itu, pendidikan moral yang diterapkan oleh pendidik akan lebih mudah untuk diterima dan diikuti oleh siswanya.
Pada dasarnya, pendidikan moral mencakup pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh untuk menjadi orang yang bermoral.
Dalam hal diri sendiri, etika terhadap alam dan sesama manusia semesta dan etika terhadap Tuhan. Pendidikan moral untuk diri sendiri diberikan kepada peserta didik mengenai prinsip kebersihan diri dan kerajinan dalam disiplin waktu, belajar dan bekerja.
Pendidikan moral kepada orang lain termasuk prinsip sosial seperti kerja sama, toleransi, respek, dan berlaku tanggung jawab, adil, jujur, rendah hati, dan pendidikan moral untuk interaksi antara manusia dan alam semesta dapat diberikan melalui peningkatan kekuatan nilai-nilai keseimbangan dalam alam, mempertahankan kelestarian alam, tanpa mengganggu alam, hemat, dan memberi tahu orang untuk recycle barang bekas, atau barang daur ulang, dalam bentuk yang baru.
Saat ini, pendidikan moral menghadapi banyak tantangan seiring dengan kemajuan. zaman yang ditunjukkan oleh transparansi kecanggihan teknologi dan informasi. Ini pasti sangat berbeda dengan masa lalu. lalu, dalam konteks masyarakat religius tradisionil, etika diajarkan kepada generasi berikutnya, dengan kata lain instruksi. Artinya, ajaran moral harus diterima karena telah diajarkan dengan cara ini sejak awal. instruksi tersebut diterapkan dan konsekuensial sebatas berusaha untuk memahami alasan dan akibatnya.
Nama : Krisna Farhan Fadillah
NPM : 2213053139
Target pendidikan nilai dan moral yang disasarkan kepada peserta didik tidak hanya menjadi tugas dari guru saja namun juga menjadi tugas bagi semua elemen yang ada di sekolah mulai dari komite sekolah pegawai tata usaha dan lain sebagainya dengan menciptakan lingkungan yang baik dan dapat menjadi Wahana demokrasi untuk anak maka anak peserta didik dapat membentuk mental dan juga dirinya di dalam bersosial kepada masyarakat.
Pendidikan nilai dan moral di sekolah dasar dapat dilakukan dengan hal-hal yang terkecil contohnya dapat membersihkan diri, rajin di dalam belajar disiplin waktu, dapat bekerja sama dengan orang lain, saling toleransi, adil, jujur, rendah hati, saling bertanggung jawab.
Di dalam penerapan metode pendidikan moral, kirschenbaum Kemukakan terdapat 100 cara dan metode di dalam penerapan pendidikan moral yang secara garis besarnya terdapat 5 hal yaitu inkultasi, modeling, fasilitas, kecakapan, dan pelaksanaan program.
Di dalam menerapkan metode pendidikan moral terutama di usia sekolah dasar, guru sebagai eksekutor pendidikan moral di sekolah harus mengetahui bagaimana karakteristik dari objek yang akan dijadikan sebagai target utama dalam hal ini adalah murid atau peserta. Mengingat bahwa di akhir zaman atau di zaman modern ini pemikiran anak-anak berbeda dengan pemikiran anak-anak di zaman dahulu ataupun zaman belum terlalu majunya dan pesatnya perkembangan teknologi.
NPM : 2213053139
Target pendidikan nilai dan moral yang disasarkan kepada peserta didik tidak hanya menjadi tugas dari guru saja namun juga menjadi tugas bagi semua elemen yang ada di sekolah mulai dari komite sekolah pegawai tata usaha dan lain sebagainya dengan menciptakan lingkungan yang baik dan dapat menjadi Wahana demokrasi untuk anak maka anak peserta didik dapat membentuk mental dan juga dirinya di dalam bersosial kepada masyarakat.
Pendidikan nilai dan moral di sekolah dasar dapat dilakukan dengan hal-hal yang terkecil contohnya dapat membersihkan diri, rajin di dalam belajar disiplin waktu, dapat bekerja sama dengan orang lain, saling toleransi, adil, jujur, rendah hati, saling bertanggung jawab.
Di dalam penerapan metode pendidikan moral, kirschenbaum Kemukakan terdapat 100 cara dan metode di dalam penerapan pendidikan moral yang secara garis besarnya terdapat 5 hal yaitu inkultasi, modeling, fasilitas, kecakapan, dan pelaksanaan program.
Di dalam menerapkan metode pendidikan moral terutama di usia sekolah dasar, guru sebagai eksekutor pendidikan moral di sekolah harus mengetahui bagaimana karakteristik dari objek yang akan dijadikan sebagai target utama dalam hal ini adalah murid atau peserta. Mengingat bahwa di akhir zaman atau di zaman modern ini pemikiran anak-anak berbeda dengan pemikiran anak-anak di zaman dahulu ataupun zaman belum terlalu majunya dan pesatnya perkembangan teknologi.
Nama : Andini Puspitasari
NPM : 2213053099
Guru dan semua anggota sekolah memiliki tanggung jawab penting dalam mewujudkan pendidikan moral yang komprehensif di sekolah. Salah satu aspek penting lainnya dalam mengembangkan pendidikan moral di sekolah adalah melibatkan pengajaran tentang fakta-fakta, menggunakan berbagai metode yang beragam, serta melakukan evaluasi komprehensif. Dengan mempertimbangkan elemen-elemen ini, sekolah yang fokus pada peran utama guru dapat meningkatkan pendidikan moral menjadi lebih holistik sehingga pencapaian yang optimal dapat dicapai, yaitu: Mengembangkan nilai-nilai moral pada peserta didik dengan tujuan agar mereka menjadi generasi muda yang unggul secara kualitas.
NPM : 2213053099
Guru dan semua anggota sekolah memiliki tanggung jawab penting dalam mewujudkan pendidikan moral yang komprehensif di sekolah. Salah satu aspek penting lainnya dalam mengembangkan pendidikan moral di sekolah adalah melibatkan pengajaran tentang fakta-fakta, menggunakan berbagai metode yang beragam, serta melakukan evaluasi komprehensif. Dengan mempertimbangkan elemen-elemen ini, sekolah yang fokus pada peran utama guru dapat meningkatkan pendidikan moral menjadi lebih holistik sehingga pencapaian yang optimal dapat dicapai, yaitu: Mengembangkan nilai-nilai moral pada peserta didik dengan tujuan agar mereka menjadi generasi muda yang unggul secara kualitas.
Nama : Riri Oktavia Erlina
NPM : 2213053098
Analisis Jurnal 1
" Pendidikan Moral di Sekolah "
Dapat saya analisis bahwa dalam mendidik anak harus dilakukan secara terintegrasi dan berkesinambungan oleh orang tua, sekolah, dan masyarakat karena ketiganya bertanggung jawab dalam mendidik moral anak bangsa agar terwujud generasi yang unggul. Meskipun peran utama pendidikan moral anak terletak di tangan orang tua, namun guru di sekolah juga memegang peranan penting dalam pendidikan moral yang dibutuhkan siswa.
1. Pendidik moral di sekolah
Pendidik sebagai alat untuk menanamkan pendidikan moral pada peserta didik. Oleh karena itu, dimulai dari pendidik yang harus memiliki nilai moral yang baik yang kemudian ditanamkan pada peserta didiknya.
2. Materi pendidikan moral
Materi yang diberikan terkait pendidikan moral terhadap diri sendiri seperti nilai nilai kebersihan dan kerajinan, pendidikan moral terhadap sesama manusia, alam semesta, hubungan manusia dengan Sang Pencipta.
3. Metode pendidikan nilai
A. Inkulkasi nilai
Penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, dengan cara identifikasi nilai-nilai target, membaca buku-buku sastra dan non fiksi, bercerita.
B. Metode keteladanan
Metode keteladanan merupakan bentuk mengestafetkan moral yang digunakan oleh masyarakat religius tradisional, dan digunakan oleh masyarakat modern.
C. Klarifikasi nilai
Metode klasifikasi nilai, yaitu tentang peserta didik yang diberikan kebebasan dalam memutuskan suatu hal untuk menentukan nilai-nilainya.
D. Fasilitasi nilai
Metode fasilitasi nilai yaitu pihak sekolah dan pendidik memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapat merealisasikan nilai moral dalam dirinya secara individu maupun berkelompok.
E. Keterampilan nilai moral
Metode keterampilan nilai moral, yaitu dapat diwujudkan dengan pembiasaan yang lama kelamaan akan menjadi komitmen diri, action plan mereka sebagai wujud realisasi pada diri sendiri.
4. Evaluasi Pendidikan Moral
Evaluasi pendidikan moral, yaitu untuk mencapai tujuan pendidikan moral yang diharapkan tercapai. Menurut Darmiyati, 2009: 51 evaluasi ini terdiri atas evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku.
NPM : 2213053098
Analisis Jurnal 1
" Pendidikan Moral di Sekolah "
Dapat saya analisis bahwa dalam mendidik anak harus dilakukan secara terintegrasi dan berkesinambungan oleh orang tua, sekolah, dan masyarakat karena ketiganya bertanggung jawab dalam mendidik moral anak bangsa agar terwujud generasi yang unggul. Meskipun peran utama pendidikan moral anak terletak di tangan orang tua, namun guru di sekolah juga memegang peranan penting dalam pendidikan moral yang dibutuhkan siswa.
1. Pendidik moral di sekolah
Pendidik sebagai alat untuk menanamkan pendidikan moral pada peserta didik. Oleh karena itu, dimulai dari pendidik yang harus memiliki nilai moral yang baik yang kemudian ditanamkan pada peserta didiknya.
2. Materi pendidikan moral
Materi yang diberikan terkait pendidikan moral terhadap diri sendiri seperti nilai nilai kebersihan dan kerajinan, pendidikan moral terhadap sesama manusia, alam semesta, hubungan manusia dengan Sang Pencipta.
3. Metode pendidikan nilai
A. Inkulkasi nilai
Penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, dengan cara identifikasi nilai-nilai target, membaca buku-buku sastra dan non fiksi, bercerita.
B. Metode keteladanan
Metode keteladanan merupakan bentuk mengestafetkan moral yang digunakan oleh masyarakat religius tradisional, dan digunakan oleh masyarakat modern.
C. Klarifikasi nilai
Metode klasifikasi nilai, yaitu tentang peserta didik yang diberikan kebebasan dalam memutuskan suatu hal untuk menentukan nilai-nilainya.
D. Fasilitasi nilai
Metode fasilitasi nilai yaitu pihak sekolah dan pendidik memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapat merealisasikan nilai moral dalam dirinya secara individu maupun berkelompok.
E. Keterampilan nilai moral
Metode keterampilan nilai moral, yaitu dapat diwujudkan dengan pembiasaan yang lama kelamaan akan menjadi komitmen diri, action plan mereka sebagai wujud realisasi pada diri sendiri.
4. Evaluasi Pendidikan Moral
Evaluasi pendidikan moral, yaitu untuk mencapai tujuan pendidikan moral yang diharapkan tercapai. Menurut Darmiyati, 2009: 51 evaluasi ini terdiri atas evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku.
Nama : Adelia Cherlyana
NPM : 2213053022
Sekolah memiliki pengaruh yang kuat yang dapat dilihat secara langsung dalam diri subjek didik. Sekolah yang baik yaitu sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu. Di sekolah yang menjadi pendidik moral bukan hanya guru, melainkan pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun, dan komunitas sekolah, semua subjek tersebut berperan untuk bersama-sama membangun moral siswa agar menjadi lebih baik. Namun guru merupakan ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta yang akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didik. Komponen penting dalam pendidikan moral yaitu cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi. Jika keempat komponen tersebut diperhatikan maka guru dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif.
NPM : 2213053022
Sekolah memiliki pengaruh yang kuat yang dapat dilihat secara langsung dalam diri subjek didik. Sekolah yang baik yaitu sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu. Di sekolah yang menjadi pendidik moral bukan hanya guru, melainkan pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun, dan komunitas sekolah, semua subjek tersebut berperan untuk bersama-sama membangun moral siswa agar menjadi lebih baik. Namun guru merupakan ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta yang akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didik. Komponen penting dalam pendidikan moral yaitu cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi. Jika keempat komponen tersebut diperhatikan maka guru dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif.
Analisis Jurnal 1
Nama : Putu Nia Rahmawati
Npm : 2213053283
Jurnal pendidikan moral di sekolah membahas tentang pentingnya pendidikan moral dalam kurikulum pendidikan di sekolah. Beberapa poin penting yang dibahas dalam jurnal tersebut meliputi:
1. Konsep pendidikan moral: Jurnal ini mendefinisikan pendidikan moral sebagai pendekatan dalam pembelajaran yang membantu siswa untuk memahami dan menginternalisasi nilai-nilai moral yang penting dalam kehidupan mereka.
2. Pembelajaran nilai-nilai moral: Jurnal ini membahas berbagai metode dan strategi yang dapat digunakan dalam mengajar nilai-nilai moral kepada siswa. Beberapa metode yang disarankan meliputi ceramah, diskusi kelompok, simulasi, permainan peran, dan pembelajaran melalui proyek.
3. Peranan guru: Jurnal ini menekankan peranan penting guru dalam pendidikan moral. Guru perlu menjadi contoh yang baik dalam perilaku dan memiliki kompetensi dalam mengajar nilai-nilai moral kepada siswa. Guru juga perlu mampu membimbing siswa dalam menghadapi situasi moral yang kompleks dengan memberikan solusi yang tepat.
4. Pengukuran pendidikan moral: Jurnal ini membahas tentang bagaimana mengukur keberhasilan pendidikan moral di sekolah. Salah satu metode yang disarankan adalah dengan menggunakan tes atau kuesioner untuk mengukur pengetahuan dan sikap siswa terkait nilai-nilai moral.
5. Tantangan dalam pendidikan moral: Jurnal ini juga mengidentifikasi beberapa tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan pendidikan moral di sekolah. Beberapa tantangan yang disebutkan antara lain kurangnya waktu yang dialokasikan untuk pendidikan moral, perbedaan budaya dan nilai-nilai yang ada di masyarakat, serta ketidaksetujuan orang tua terhadap metode pendidikan moral yang diterapkan.Jurnal pendidikan moral di sekolah memberikan wawasan dan rekomendasi untuk meningkatkan pendidikan moral di sekolah. Menerapkan pendidikan moral yang efektif diharapkan dapat membantu siswa membangun karakter yang baik dan menjadi individu yang bertanggung jawab dalam masyarakat.
Nama : Putu Nia Rahmawati
Npm : 2213053283
Jurnal pendidikan moral di sekolah membahas tentang pentingnya pendidikan moral dalam kurikulum pendidikan di sekolah. Beberapa poin penting yang dibahas dalam jurnal tersebut meliputi:
1. Konsep pendidikan moral: Jurnal ini mendefinisikan pendidikan moral sebagai pendekatan dalam pembelajaran yang membantu siswa untuk memahami dan menginternalisasi nilai-nilai moral yang penting dalam kehidupan mereka.
2. Pembelajaran nilai-nilai moral: Jurnal ini membahas berbagai metode dan strategi yang dapat digunakan dalam mengajar nilai-nilai moral kepada siswa. Beberapa metode yang disarankan meliputi ceramah, diskusi kelompok, simulasi, permainan peran, dan pembelajaran melalui proyek.
3. Peranan guru: Jurnal ini menekankan peranan penting guru dalam pendidikan moral. Guru perlu menjadi contoh yang baik dalam perilaku dan memiliki kompetensi dalam mengajar nilai-nilai moral kepada siswa. Guru juga perlu mampu membimbing siswa dalam menghadapi situasi moral yang kompleks dengan memberikan solusi yang tepat.
4. Pengukuran pendidikan moral: Jurnal ini membahas tentang bagaimana mengukur keberhasilan pendidikan moral di sekolah. Salah satu metode yang disarankan adalah dengan menggunakan tes atau kuesioner untuk mengukur pengetahuan dan sikap siswa terkait nilai-nilai moral.
5. Tantangan dalam pendidikan moral: Jurnal ini juga mengidentifikasi beberapa tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan pendidikan moral di sekolah. Beberapa tantangan yang disebutkan antara lain kurangnya waktu yang dialokasikan untuk pendidikan moral, perbedaan budaya dan nilai-nilai yang ada di masyarakat, serta ketidaksetujuan orang tua terhadap metode pendidikan moral yang diterapkan.Jurnal pendidikan moral di sekolah memberikan wawasan dan rekomendasi untuk meningkatkan pendidikan moral di sekolah. Menerapkan pendidikan moral yang efektif diharapkan dapat membantu siswa membangun karakter yang baik dan menjadi individu yang bertanggung jawab dalam masyarakat.
Efi Yulyana
Npm 2213053075
Pendidikan moral disekolah.
Guru merupakan pendidikan utama di sekolah, namun pendidikan moral di sekolah juga tidak terbatas pada guru saja. di sekolah masih banyak lagi orang orang berprofesi bidang tata usaha,berkebu, prmau kantor,komite sekolah dll.
sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya.
berbagai contoh pendidikan yang perlu di terapkan mulaidari Pendidikan moral terhadap diri sendiri yang diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai-nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin kebersihan diri, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli.
Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan alam semesta dapat diberikan dengan menguatkan nilai- nilai keseimbangan alam, menjaga kelestarian alam, tidak merusak alam, hemat, dan mendidik untuk menggunakan kembali barang- barang bekas (daur ulang) dalam bentuk yang baru.
Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan Sang Khalik penting dilaksanakan terlebih Indonesia adalah negara yang berketuhanan Yang Maha Esa (pasal 29 UUD 1945). Indonesia berbeda dengan negara sekuler dan negara komunis. Sehingga pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan komponen- komponen tersebut, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
Npm 2213053075
Pendidikan moral disekolah.
Guru merupakan pendidikan utama di sekolah, namun pendidikan moral di sekolah juga tidak terbatas pada guru saja. di sekolah masih banyak lagi orang orang berprofesi bidang tata usaha,berkebu, prmau kantor,komite sekolah dll.
sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya.
berbagai contoh pendidikan yang perlu di terapkan mulaidari Pendidikan moral terhadap diri sendiri yang diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai-nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin kebersihan diri, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli.
Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan alam semesta dapat diberikan dengan menguatkan nilai- nilai keseimbangan alam, menjaga kelestarian alam, tidak merusak alam, hemat, dan mendidik untuk menggunakan kembali barang- barang bekas (daur ulang) dalam bentuk yang baru.
Pendidikan moral untuk hubungan manusia dengan Sang Khalik penting dilaksanakan terlebih Indonesia adalah negara yang berketuhanan Yang Maha Esa (pasal 29 UUD 1945). Indonesia berbeda dengan negara sekuler dan negara komunis. Sehingga pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan komponen- komponen tersebut, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
Nama : Anggun Putri Pradani
NPM : 2213053172
Berdasarkan jurnal yang berjudul " Pendidikan Moral di Sekolah " dapat saya analisis bahwa Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk lebih membangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Itulah tujuan utama pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles. Pendidikan moral di sekolah harus dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek, yaitu: pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal. Metode Pendidikan Moral yaitu Inkulkasi nilai, Metode keteladanan, Metode klarifikasi nilai, Metode fasilitasi nilai, Metode keterampilan nilai moral. Evaluasi pendidikan nilai mencakup tiga ranah berupa evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku (Darmiyati, 2009: 51). Dengan memperhatikan komponenkomponen tersebut, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
NPM : 2213053172
Berdasarkan jurnal yang berjudul " Pendidikan Moral di Sekolah " dapat saya analisis bahwa Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk lebih membangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Itulah tujuan utama pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles. Pendidikan moral di sekolah harus dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek, yaitu: pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal. Metode Pendidikan Moral yaitu Inkulkasi nilai, Metode keteladanan, Metode klarifikasi nilai, Metode fasilitasi nilai, Metode keterampilan nilai moral. Evaluasi pendidikan nilai mencakup tiga ranah berupa evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku (Darmiyati, 2009: 51). Dengan memperhatikan komponenkomponen tersebut, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
In reply to First post
Re: Forum Analisis Jurnal 1
Nama : Dian Anjani Cahyaningrum Sasongko
NPM : 2253053018
Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Pendidikan moral terhadap diri sendiri yang penting diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai-nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu. Orang tua dan guru merupakan sosok yang harus memberikan teladan baik kepada subjek didik. Anak-anak lebih mudah meniru perilaku dari pada harus mengingat dan mengamalkan kata-kata yang diucapkan oleh orang tua dan guru. Guru dan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapat merealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya baik secara individu maupun berkelompok, misalnya fasilitas beribadah berupa mesjid dan mushola, fasilitas membuat kompos dari sampah sekolah, fasilitas berupa ruang diskusi, perpustakaan dengan buku-buku cerita yang memuat nilai-nilai moral, dan sebagainya. Keterampilan moral dalam diri peserta didik dapat diwujudkan dimulai dengan pembiasaan. Lama kelamaan pembiasaan itu ditingkatkan dengan cara peserta didik merancang sendiri berbagai tindakan moral yang akan diwujudkan sebagai suatu komitmen diri, action plan mereka sendiri sebagai wujud realisasi diri menjadi orang yang baik dan memperoleh hidup yang bermakna. Supaya tujuan pendidikan nilai yang berwujud perilaku yang diharapkan dapat tercapai, subjek didik harus sudah memiliki kemampuan berpikir/bernalar dalam permasalahan nilai/moral sampai dapat membuat keputusan secara mandiri dalam menentukan tindakan apa yang harus dilakukan. Pendidikan moral di sekolah penting dilakukan agar guru dan seluruh warga sekolah dapat memberikan pendidikan moral secara komprehensif. Unsur lain yang tak kalah pentingnya dalam pendidikan moral di sekolah adalah beragamnya isi, metode, dan penilaian yang komprehensif. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, sekolah dimana guru berperan utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif untuk mencapai hasil yang optimal, yaitu pengembangan nilai-nilai etika pada diri siswa agar menjadi generasi muda yang berkualitas.
NPM : 2253053018
Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Pendidikan moral terhadap diri sendiri yang penting diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai-nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu. Orang tua dan guru merupakan sosok yang harus memberikan teladan baik kepada subjek didik. Anak-anak lebih mudah meniru perilaku dari pada harus mengingat dan mengamalkan kata-kata yang diucapkan oleh orang tua dan guru. Guru dan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapat merealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya baik secara individu maupun berkelompok, misalnya fasilitas beribadah berupa mesjid dan mushola, fasilitas membuat kompos dari sampah sekolah, fasilitas berupa ruang diskusi, perpustakaan dengan buku-buku cerita yang memuat nilai-nilai moral, dan sebagainya. Keterampilan moral dalam diri peserta didik dapat diwujudkan dimulai dengan pembiasaan. Lama kelamaan pembiasaan itu ditingkatkan dengan cara peserta didik merancang sendiri berbagai tindakan moral yang akan diwujudkan sebagai suatu komitmen diri, action plan mereka sendiri sebagai wujud realisasi diri menjadi orang yang baik dan memperoleh hidup yang bermakna. Supaya tujuan pendidikan nilai yang berwujud perilaku yang diharapkan dapat tercapai, subjek didik harus sudah memiliki kemampuan berpikir/bernalar dalam permasalahan nilai/moral sampai dapat membuat keputusan secara mandiri dalam menentukan tindakan apa yang harus dilakukan. Pendidikan moral di sekolah penting dilakukan agar guru dan seluruh warga sekolah dapat memberikan pendidikan moral secara komprehensif. Unsur lain yang tak kalah pentingnya dalam pendidikan moral di sekolah adalah beragamnya isi, metode, dan penilaian yang komprehensif. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, sekolah dimana guru berperan utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif untuk mencapai hasil yang optimal, yaitu pengembangan nilai-nilai etika pada diri siswa agar menjadi generasi muda yang berkualitas.
Nama : Ahmad Sheca Rahmadi
NPM: 2213053102
Dalam analisis saya terhadap jurnal analisis 1, saya menyadari bahwa pendidikan moral menekankan pentingnya perilaku sebagai komponen terakhir yang sulit dievaluasi. Evaluasi perilaku moral hanya dapat dilakukan melalui observasi jangka waktu yang panjang dan berkelanjutan. Dari observasi ini, kita dapat menyimpulkan apakah perilaku individu mencerminkan kualitas moral yang perlu dievaluasi.
Pentingnya pendidikan moral di sekolah tidak bisa dilewatkan, dan guru serta seluruh anggota komunitas sekolah memiliki peran penting dalam mencapai pendidikan moral yang komprehensif. Selain itu, aspek-aspek lain seperti materi, metode pengajaran, dan evaluasi juga memiliki peran krusial. Dengan memperhatikan semua komponen ini, sekolah, dengan guru sebagai pilar utama, dapat merancang pendidikan moral yang lebih komprehensif untuk menghasilkan generasi muda yang berkualitas dengan nilai-nilai moral yang kuat.
NPM: 2213053102
Dalam analisis saya terhadap jurnal analisis 1, saya menyadari bahwa pendidikan moral menekankan pentingnya perilaku sebagai komponen terakhir yang sulit dievaluasi. Evaluasi perilaku moral hanya dapat dilakukan melalui observasi jangka waktu yang panjang dan berkelanjutan. Dari observasi ini, kita dapat menyimpulkan apakah perilaku individu mencerminkan kualitas moral yang perlu dievaluasi.
Pentingnya pendidikan moral di sekolah tidak bisa dilewatkan, dan guru serta seluruh anggota komunitas sekolah memiliki peran penting dalam mencapai pendidikan moral yang komprehensif. Selain itu, aspek-aspek lain seperti materi, metode pengajaran, dan evaluasi juga memiliki peran krusial. Dengan memperhatikan semua komponen ini, sekolah, dengan guru sebagai pilar utama, dapat merancang pendidikan moral yang lebih komprehensif untuk menghasilkan generasi muda yang berkualitas dengan nilai-nilai moral yang kuat.
Nama : Rifki Zibral Mahardika
NPM : 2213053224
Pendidikan moral di sekolah memiliki peran penting dalam membentuk karakter yang lebih baik pada peserta didik, serta membantu mereka menghadapi tantangan global. Bukan hanya guru, tetapi berbagai pihak di sekolah, seperti pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun, dan komite sekolah, juga memiliki peran dalam membangun moral peserta didik agar menjadi individu yang baik. Materi pendidikan moral mencakup nilai-nilai yang berkaitan dengan diri sendiri, sesama manusia, alam, dan aspek hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan pandangan Zuriah (2010).
Dalam melaksanakan pendidikan moral, terdapat beragam metode yang dapat digunakan, termasuk metode inkulasi nilai, keteladanan, klarifikasi nilai, fasilitasi nilai, dan keterampilan nilai moral. Setiap metode memiliki tujuan dan pendekatan yang berbeda dalam membentuk karakter peserta didik dan mendorong mereka untuk menerapkan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari.
NPM : 2213053224
Pendidikan moral di sekolah memiliki peran penting dalam membentuk karakter yang lebih baik pada peserta didik, serta membantu mereka menghadapi tantangan global. Bukan hanya guru, tetapi berbagai pihak di sekolah, seperti pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun, dan komite sekolah, juga memiliki peran dalam membangun moral peserta didik agar menjadi individu yang baik. Materi pendidikan moral mencakup nilai-nilai yang berkaitan dengan diri sendiri, sesama manusia, alam, dan aspek hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan pandangan Zuriah (2010).
Dalam melaksanakan pendidikan moral, terdapat beragam metode yang dapat digunakan, termasuk metode inkulasi nilai, keteladanan, klarifikasi nilai, fasilitasi nilai, dan keterampilan nilai moral. Setiap metode memiliki tujuan dan pendekatan yang berbeda dalam membentuk karakter peserta didik dan mendorong mereka untuk menerapkan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari.
Nama : Putri Alya
Npm : 2213053240
Hasil analisis saya mengenai Jurnal ini yaitu : Artikel ini menekankan pentingnya pendidikan moral di sekolah dan peran guru dalam menanamkan nilai-nilai moral pada siswa. Dibahas tentang perlunya perencanaan komprehensif dalam pendidikan moral, termasuk keterlibatan pendidik, kurikulum, metode pengajaran, dan evaluasi. Artikel tersebut juga menyoroti tiga fungsi utama pendidikan: menumbuhkan kreativitas, mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan, dan meningkatkan keterampilan kerja produktif. Lebih lanjut dibahas tentang komponen-komponen pendidikan akhlak yang meliputi akhlak diri, akhlak terhadap orang lain dan lingkungan, serta akhlak terhadap Tuhan. Artikel ini diakhiri dengan membahas berbagai metode pendidikan moral, dengan fokus pada penanaman nilai-nilai daripada indoktrinasi.
Untuk menumbuhkan kreativitas peserta didik, mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan dalam diri peserta didik dan unit sosial masyarakat, serta meningkatkan keterampilan kerja produktif pada peserta didik. Dengan kata lain, fungsi sekolah berkaitan dengan penanaman nilai-nilai akademik, sosial, dan agama.
Menurut artikel tersebut, komponen pendidikan moral yang dibahas adalah:
• Pendidik: Peran guru dalam melaksanakan pendidikan moral dan membentuk nilai-nilai moral siswa sangatlah penting. Mereka memainkan peran penting dalam mendorong perkembangan moral dan pembentukan karakter.
• Kurikulum: Muatan pendidikan akhlak hendaknya mencakup berbagai aspek, antara lain nilai akhlak pribadi, nilai sosial, dan nilai yang berkaitan dengan hubungan dengan Tuhan. Kurikulum harus komprehensif dan dirancang untuk mengembangkan nilai-nilai moral pada siswa.
• Metode: Berbagai cara dapat digunakan untuk mengembangkan nilai-nilai moral pada diri siswa, seperti pembiasaan, dimana siswa didorong untuk melakukan tindakan moral dan mengembangkan komitmen untuk menjadi individu yang baik. Metode lainnya mencakup kampanye kejujuran dan kegiatan sosial yang dirancang oleh siswa sendiri.
• Evaluasi: Evaluasi adalah komponen penting dari pendidikan moral. Ini membantu menilai efektivitas program pendidikan moral dan pengembangan nilai-nilai moral pada siswa. Metode evaluasi yang komprehensif harus digunakan untuk menjamin tercapainya tujuan pendidikan moral secara optimal.
Secara keseluruhan, komponen pendidikan moral yang dibahas dalam artikel tersebut meliputi pendidik, kurikulum, metode, dan evaluasi. Komponen-komponen ini bekerja sama untuk mendorong pengembangan nilai-nilai moral pada siswa.
Npm : 2213053240
Hasil analisis saya mengenai Jurnal ini yaitu : Artikel ini menekankan pentingnya pendidikan moral di sekolah dan peran guru dalam menanamkan nilai-nilai moral pada siswa. Dibahas tentang perlunya perencanaan komprehensif dalam pendidikan moral, termasuk keterlibatan pendidik, kurikulum, metode pengajaran, dan evaluasi. Artikel tersebut juga menyoroti tiga fungsi utama pendidikan: menumbuhkan kreativitas, mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan, dan meningkatkan keterampilan kerja produktif. Lebih lanjut dibahas tentang komponen-komponen pendidikan akhlak yang meliputi akhlak diri, akhlak terhadap orang lain dan lingkungan, serta akhlak terhadap Tuhan. Artikel ini diakhiri dengan membahas berbagai metode pendidikan moral, dengan fokus pada penanaman nilai-nilai daripada indoktrinasi.
Untuk menumbuhkan kreativitas peserta didik, mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan dalam diri peserta didik dan unit sosial masyarakat, serta meningkatkan keterampilan kerja produktif pada peserta didik. Dengan kata lain, fungsi sekolah berkaitan dengan penanaman nilai-nilai akademik, sosial, dan agama.
Menurut artikel tersebut, komponen pendidikan moral yang dibahas adalah:
• Pendidik: Peran guru dalam melaksanakan pendidikan moral dan membentuk nilai-nilai moral siswa sangatlah penting. Mereka memainkan peran penting dalam mendorong perkembangan moral dan pembentukan karakter.
• Kurikulum: Muatan pendidikan akhlak hendaknya mencakup berbagai aspek, antara lain nilai akhlak pribadi, nilai sosial, dan nilai yang berkaitan dengan hubungan dengan Tuhan. Kurikulum harus komprehensif dan dirancang untuk mengembangkan nilai-nilai moral pada siswa.
• Metode: Berbagai cara dapat digunakan untuk mengembangkan nilai-nilai moral pada diri siswa, seperti pembiasaan, dimana siswa didorong untuk melakukan tindakan moral dan mengembangkan komitmen untuk menjadi individu yang baik. Metode lainnya mencakup kampanye kejujuran dan kegiatan sosial yang dirancang oleh siswa sendiri.
• Evaluasi: Evaluasi adalah komponen penting dari pendidikan moral. Ini membantu menilai efektivitas program pendidikan moral dan pengembangan nilai-nilai moral pada siswa. Metode evaluasi yang komprehensif harus digunakan untuk menjamin tercapainya tujuan pendidikan moral secara optimal.
Secara keseluruhan, komponen pendidikan moral yang dibahas dalam artikel tersebut meliputi pendidik, kurikulum, metode, dan evaluasi. Komponen-komponen ini bekerja sama untuk mendorong pengembangan nilai-nilai moral pada siswa.
Christin Ananta Putri
2213053061
Pendidikan moral di sekolah harus mendapat perhatian serius untuk membangun generasi berkualitas bagi negara. Meskipun peran utama pendidikan moral anak terletak di tangan orang tua, namun guru di sekolah juga memegang peranan penting dalam pendidikan moral yang dibutuhkan siswa. Sekolah adalah lingkungan mikrosistem. Bronfenbrenner (1979: 22) menyatakan bahwa mikrosistem adalah suatu pola aktivitas, peran dan hubungan antar individu yang dialami oleh seseorang yang tumbuh dan berkembang dalam suatu lingkungan tertentu yang mempunyai ciri-ciri fisik tertentu, yaitu lingkungan hidup di mana individu tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya. seperti keluarga, teman, sekolah, tetangga. Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu lainnya. Pendidikan moral di sekolah penting dilakukan agar guru dan seluruh warga sekolah dapat memberikan pendidikan moral secara komprehensif. Unsur lain yang tak kalah pentingnya dalam pendidikan moral di sekolah adalah beragamnya isi, metode, dan penilaian yang komprehensif. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, dimana guru berperan utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif untuk mencapai hasil yang optimal, yaitu pengembangan nilai-nilai moral pada diri siswa agar menjadi generasi muda yang berkualitas.
2213053061
Pendidikan moral di sekolah harus mendapat perhatian serius untuk membangun generasi berkualitas bagi negara. Meskipun peran utama pendidikan moral anak terletak di tangan orang tua, namun guru di sekolah juga memegang peranan penting dalam pendidikan moral yang dibutuhkan siswa. Sekolah adalah lingkungan mikrosistem. Bronfenbrenner (1979: 22) menyatakan bahwa mikrosistem adalah suatu pola aktivitas, peran dan hubungan antar individu yang dialami oleh seseorang yang tumbuh dan berkembang dalam suatu lingkungan tertentu yang mempunyai ciri-ciri fisik tertentu, yaitu lingkungan hidup di mana individu tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya. seperti keluarga, teman, sekolah, tetangga. Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu lainnya. Pendidikan moral di sekolah penting dilakukan agar guru dan seluruh warga sekolah dapat memberikan pendidikan moral secara komprehensif. Unsur lain yang tak kalah pentingnya dalam pendidikan moral di sekolah adalah beragamnya isi, metode, dan penilaian yang komprehensif. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, dimana guru berperan utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif untuk mencapai hasil yang optimal, yaitu pengembangan nilai-nilai moral pada diri siswa agar menjadi generasi muda yang berkualitas.
Nama : Anindita Prayogo
NPM : 2253053027
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh.
Dengan memperhatikan komponenkomponen tersebut, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaituberkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
NPM : 2253053027
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh.
Dengan memperhatikan komponenkomponen tersebut, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaituberkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.