གནས་བསྐྱོད་བཟོ་མི་ Alfiantika Putri

AKM C2025 -> Diskusi

Alfiantika Putri གིས-
Nama : Alfiantika Putri
NPM : 2413031095

Langkah-langkah dalam siklus akuntansi sebagai berikut :

1. Identifikasi Transaksi : mengenali transaksi keuangan yang terjadi.
2. Analisis Transaksi : memeriksa transaksi untuk menentukan akun yang terpengaruh.
3. Pencatatan Transaksi ke Jurnal: mencatat transaksi dalam jurnal umum dengan sistem debit dan kredit.
4. Posting ke Buku Besar : memindahkan catatan dari jurnal ke buku besar.
5. Penyusunan Neraca Saldo : membuat neraca saldo untuk memeriksa keseimbangan akun.
6. Penyesuaian : melakukan penyesuaian terhadap akun-akun.
7. Neraca Saldo Setelah Disesuaikan : membuat neraca saldo terbaru setelah penyesuaian.
8. Penyusunan Laporan Keuangan : menyusun laporan keuangan seperti neraca dan laba rugi.
9. Jurnal Penutup : membuat jurnal penutup untuk menutup akun sementara, seperti pendapatan dan biaya, agar siap untuk periode berikutnya.

TA C2025 -> ACTIVITY: RESUME

Alfiantika Putri གིས-
Nama : Alfiantika Putri
NPM : 2413031095

Dalam jurnal "Historical Costs versus Fair Value Measurement in Financial Accounting" membahas dua cara utama dalam mengukur nilai asset dan kewajiban dalam akuntansi keuangan, yaitu menggunakan biaya historis (historical costs) dan nilai wajar (fair value). Biaya historis adalah nilai berdasarkan harga pembelian saat aset atau kewajiban tersebut diperoleh, yang kemudian bisa turun hanya jika terjadi penurunan nilai (impairment). Sedangkan nilai wajar mencerminkan nilai pasar saat ini dan kondisi ekonomi pada saat pengukuran dilakukan, biasanya diperoleh dari harga pasar yang aktual atau metode estimasi yang relevan. Dalam jurnal juga menyoroti penggunaan nilai wajar dalam standar pelaporan keuangan internasional (IFRS), khususnya dalam pengukuran pada saat pengakuan awal dan pada tanggal laporan keuangan. Meskipun nilai wajar memberikan informasi yang lebih relevan dan objektif dalam banyak kasus, terutama untuk instrumen keuangan, terdapat risiko dan tantangan ketika menggunakannya terutama dalam kondisi pasar yang tidak aktif atau dalam periode krisis keuangan. Dalam situasi tersebut, nilai wajar bisa sulit diukur dengan andal dan dapat menyebabkan ketidakpastian informasi. Jurnal ini juga membahas dilema penggunaan nilai historis atau nilai wajar, terutama dalam menjaga kemampuan fisik modal perusahaan dan relevansi informasi bagi para pengguna laporan keuangan. Jurnal ini menyimpulkan bahwa tidak ada satu metode pengukuran yang sempurna, sehingga penggunaan kedua pendekatan secara bersamaan bisa lebih bermanfaat. Penggunaan nilai wajar sangat tepat untuk instrumen keuangan, sementara nilai spesifik entitas bisa lebih cocok untuk aset non-keuangan.

TA C2025 -> DISKUSI

Alfiantika Putri གིས-
Nama : Alfiantika Putri
NPM : 2413031095

Dalam Video "Historical Cost vs Fair Value Accounting" menjelaskan bagaimana perusahaan mencatat nilai asetnya di neraca. Ada dua cara pencatatan yaitu, menggunakan harga historis saat aset dibeli (historical cost) dan harga pasar saat ini (fair value). Contohnya, jika sebuah kantor yang dibeli 20 tahun lalu seharga 5 juta dolar sekarang harganya sudah naik menjadi 35 juta dolar, perusahaan harus memilih apakah mencatatnya berdasarkan harga beli atau harga pasar sekarang. Mereka harus konsisten memakai salah satu metode dan tidak boleh bolak-balik ganti metode. Metode nilai wajar biasanya dipakai untuk aset dan kewajiban tertentu seperti perlengkapan, merek dagang, dan hutang.

Kesimpulannya video ini menjelaskan perbedaan dan pilihan dalam pencatatan nilai aset oleh perusahaan agar neracanya mencerminkan kondisi sebenarnya atau harga historis pembelian. Penjelasannya cukup mudah dipahami untuk yang baru belajar akuntansi atau keuangan.