Posts made by Luping Agustin

NAMA : LUPING AGUSTIN
NPM : 2411011049
KELAS : MKU PKN
PRODI : S1 MANAJEMEN

Artikel berjudul “Semangat Bela Negara di Tengah Pandemi COVID-19” membahas pentingnya kesadaran bela negara dalam situasi krisis seperti pandemi. Penulis menekankan bahwa bela negara bukan hanya dilakukan dengan angkat senjata, tetapi juga melalui tindakan sederhana seperti mematuhi protokol kesehatan, tidak menyebarkan berita hoaks, dan menjaga solidaritas sosial. Dasar hukum bela negara dijelaskan melalui Pasal 27 ayat 3 dan Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 serta UU No. 3 Tahun 2002, yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

Penulis menyebut bahwa semua warga negara memiliki peran sesuai profesinya, misalnya dokter, relawan, atau masyarakat biasa yang membantu sesama. Artikel ini bersifat reflektif dan tidak menggunakan metode ilmiah atau data penelitian, tetapi menyampaikan pesan moral yang kuat. Bela negara dalam konteks pandemi diwujudkan melalui kepatuhan terhadap imbauan pemerintah dan kepedulian terhadap sesama.

Simpulannya, bela negara adalah tanggung jawab semua warga negara yang dapat dilakukan sesuai kemampuan masing-masing. Penanaman nilai bela negara sejak dini penting agar bangsa tetap kokoh menghadapi tantangan. Artikel ini sederhana namun relevan, meski masih terdapat kekurangan dari segi struktur dan bahasa.
NAMA : LUPING AGUSTIN
NPM : 2411011049
KELAS : MKU PKN
PRODI : MANAJEMEN

Video ini membahas secara mendalam konsep ketahanan nasional sebagai landasan fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Fajar Kurniawan memaparkan bahwa ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis yang mencerminkan keuletan, ketangguhan, serta kemampuan bangsa dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan dari berbagai sektor kehidupan. Ketahanan nasional bersifat menyeluruh, terpadu, dan integral, mencakup seluruh aspek kehidupan nasional yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam konteks Pendidikan Kewarganegaraan, pemahaman mengenai ketahanan nasional sangat penting karena berkaitan langsung dengan upaya mempertahankan integritas bangsa, memperkuat identitas nasional, serta menjaga stabilitas kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Vidio tersebut menjelaskan struktur dasar ketahanan nasional yang terdiri dari dua dimensi besar: Tri Gatra dan Panca Gatra. Tri Gatra merupakan aspek geografis atau alamiah, yang meliputi posisi dan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang strategis, kekayaan sumber daya alam yang melimpah, serta jumlah dan kualitas penduduk sebagai kekuatan potensial dan tantangan tersendiri. Sementara itu, Panca Gatra mencakup lima aspek sosial yang saling terkait, yaitu ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Dalam aspek ideologi, Pancasila berperan sebagai fondasi moral dan nilai yang harus dijaga dari pengaruh ideologi asing. Dalam aspek politik, kestabilan pemerintahan dan partisipasi warga negara menjadi hal yang sangat penting. Dalam aspek ekonomi, ketahanan ditunjukkan melalui kemandirian, pemerataan, dan daya saing nasional. Di bidang sosial budaya, pelestarian budaya lokal di tengah arus globalisasi menjadi isu krusial. Sementara di bidang pertahanan dan keamanan, Indonesia menganut sistem pertahanan semesta, yang melibatkan peran aktif seluruh elemen bangsa dalam menjaga kedaulatan negara.

menekankan bahwa tujuan dari ketahanan nasional adalah menciptakan kondisi negara yang aman, stabil, adil, makmur, serta mampu bersaing secara global. Ketahanan nasional bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau TNI/Polri, tetapi juga seluruh masyarakat, termasuk mahasiswa sebagai agen perubahan. Mahasiswa perlu menyadari perannya dalam memperkuat ketahanan nasional, baik melalui pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, keterlibatan dalam kegiatan positif, maupun dengan meningkatkan kompetensi diri sebagai wujud bela negara yang cerdas. Dalam konteks global dan digital saat ini, tantangan terhadap ketahanan nasional semakin kompleks, mulai dari radikalisme, hoaks, degradasi moral, hingga ancaman siber. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang ketahanan nasional harus dibarengi dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Video ini sangat relevan digunakan sebagai sumber belajar dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan Bela Negara karena menyajikan materi yang tidak hanya teoritis, tetapi juga menyentuh realitas dan urgensi kebangsaan saat ini. Video ini mengajak mahasiswa untuk berpikir kritis, bersikap proaktif, dan membangun kesadaran kolektif mengenai pentingnya menjaga keutuhan NKRI melalui kontribusi kecil yang berdampak besar.
Nama: Luping Agustin
NPM : 2411011049
Assalamualiakum wr wb. izin memberikan tanggapan saya
1. Pancasila sebagai Dasar Nilai dalam Pengembangan Ilmu

Pancasila memiliki posisi sentral dalam membangun keilmuan di Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila memberikan landasan moral dan filosofis yang menjadikan ilmu pengetahuan tidak hanya mengejar kebenaran ilmiah tetapi juga memegang nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan kesejahteraan sosial. Dalam hal ini, nilai-nilai dalam Pancasila dapat menjadi panduan etis yang membedakan pengembangan ilmu di Indonesia dari pendekatan sekuler di negara lain.

Namun, dalam aplikasinya, sering terjadi tantangan ketika nilai-nilai tersebut diintegrasikan ke dalam ilmu pengetahuan modern yang cenderung netral atau bebas nilai. Oleh karena itu, penting untuk terus menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam dunia pendidikan, riset, dan pengembangan teknologi.

2. Tantangan yang Dihadapi

Penerapan Pancasila dalam pengembangan ilmu menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam negeri maupun pengaruh luar. Beberapa tantangan tersebut antara lain:
• Globalisasi Ilmu Pengetahuan:
Di era globalisasi, ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat pesat, tetapi sering kali terlepas dari konteks budaya atau lokalitas. Hal ini membawa risiko bahwa nilai-nilai universal yang tidak sejalan dengan Pancasila dapat mendominasi wacana akademik di Indonesia. Sebagai contoh, ilmu ekonomi yang berfokus pada kapitalisme ekstrem sering kali bertentangan dengan sila keadilan sosial.
• Krisis Nilai dalam Pengembangan Ilmu:
Dalam beberapa kasus, ilmu pengetahuan dapat digunakan untuk tujuan yang tidak etis, seperti eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan atau penciptaan teknologi yang berdampak buruk pada masyarakat. Tantangan ini menuntut para ilmuwan dan pemangku kepentingan untuk memadukan nilai-nilai Pancasila ke dalam keputusan mereka.
• Kurangnya Integrasi Nilai dalam Pendidikan:
Sistem pendidikan di Indonesia masih menghadapi kendala dalam mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum ilmu pengetahuan secara menyeluruh. Banyak institusi pendidikan yang lebih menitikberatkan pada aspek teknis atau akademis tanpa memberikan perhatian cukup pada aspek moral dan etis berdasarkan Pancasila.

3. Peluang dan Kontribusi Pancasila dalam Ilmu Pengetahuan

Di tengah tantangan tersebut, Pancasila tetap memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu. Beberapa peluang tersebut meliputi:
• Pancasila Sebagai Landasan Etika Keilmuan:
Dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, pengembangan ilmu dapat diarahkan untuk memperkuat kemanusiaan, keadilan, dan persatuan. Misalnya, penelitian di bidang teknologi dapat diarahkan untuk menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas, bukan hanya untuk kepentingan komersial.
• Penguatan Identitas Keilmuan Indonesia:
Pancasila dapat menjadi elemen pembeda dalam pengembangan ilmu di Indonesia. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila, ilmu pengetahuan Indonesia dapat menjadi model yang mengedepankan keseimbangan antara kebenaran ilmiah, nilai-nilai lokal, dan tanggung jawab sosial.
• Pendekatan Multidisiplin yang Berbasis Gotong Royong:
Nilai gotong royong dalam Pancasila dapat menjadi prinsip dasar dalam pendekatan multidisiplin untuk menyelesaikan masalah-masalah kompleks, seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, atau pengentasan kemiskinan.

4. Relevansi dengan Kondisi Kekinian

Dalam konteks kekinian, penerapan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu sangat relevan, terutama dalam menghadapi perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan, bioteknologi, dan energi terbarukan. Ilmu pengetahuan ini membawa banyak manfaat, tetapi juga memiliki potensi dampak negatif jika tidak dilandasi nilai-nilai yang kuat.

Sebagai contoh, pengembangan kecerdasan buatan harus tetap memperhatikan hak-hak manusia, keadilan, dan kemanusiaan. Dengan menggunakan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman, Indonesia dapat memastikan bahwa teknologi ini dimanfaatkan untuk kebaikan bersama, bukan untuk kepentingan segelintir pihak.

5. Tanggapan Pribadi

Saya sangat setuju bahwa Pancasila harus menjadi dasar nilai dalam pengembangan ilmu di Indonesia. Di tengah tantangan globalisasi dan modernisasi, Pancasila dapat menjadi “kompas moral” yang menjaga arah perkembangan ilmu agar tetap sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Namun, penerapan nilai-nilai ini memerlukan komitmen bersama dari pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Pemerintah harus memastikan bahwa kebijakan pengembangan ilmu selalu berlandaskan Pancasila, sementara institusi pendidikan perlu mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam pembelajaran. Selain itu, masyarakat juga perlu diberikan pemahaman mengenai pentingnya nilai-nilai ini untuk menciptakan ilmu pengetahuan yang berdaya guna.
terima kasih, wassalamualikum wr wb.