Kiriman dibuat oleh alisa awaliyah

Nama : Alisa Awaliyah
NPM : 2416031032
Kelas : Reguler B
Prodi : Ilmu Komunikasi

Analisis Jurnal Pertemuan Ke - 15

Jurnal yang berjudul "Semangat Bela Negara di Tengah Pandemi Covid- 19" yang dibuat oleh Syahrul Kemal membahas pentingnya semangat bela negara di kalangan warga negara Indonesia, khususnya di tengah situasi pandemi COVID-19 yang menimbulkan berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan kesehatan. Bela negara dipandang sebagai kewajiban dan hak setiap warga negara yang harus tetap dijalankan meskipun dalam kondisi sulit seperti pandemi.

Inti dari jurnal tersebut yaitu :
- Bela Negara sebagai Kewajiban Warga Negara : Bela negara bukan hanya tugas militer, tetapi kewajiban seluruh warga negara dalam berbagai bentuk aktualisasi, termasuk menjaga diri dan masyarakat dari penyebaran COVID-19.
- Aktualisasi Bela Negara di Masa Pandemi : Contoh nyata bela negara selama pandemi adalah mematuhi protokol kesehatan, tetap di rumah, tidak menyebarkan informasi hoaks, dan menjaga solidaritas sosial.
- Kesetiaan dan Cinta Tanah Ai r: Bela negara mencerminkan kesetiaan dan cinta kepada bangsa dan negara, yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata demi mempertahankan eksistensi dan kedaulatan negara di mata dunia.
- Pandemi sebagai Masalah Bersama : Pandemi COVID-19 bukan hanya persoalan individu atau kelompok tertentu, melainkan masalah bersama yang membutuhkan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat untuk menghadapinya.

Jurnal ini memberikan perspektif bahwa bela negara tidak hanya berkaitan dengan aspek militer atau pertahanan fisik, tetapi juga mencakup aspek sosial dan moral dalam situasi krisis nasional. Dengan pendekatan ini, bela negara menjadi relevan dan aplikatif dalam konteks pandemi, meningkatkan kesadaran kolektif untuk menjaga kesehatan dan ketertiban sosial demi keberlangsungan bangsa.

Semangat bela negara tetap harus dijaga dan diwujudkan oleh seluruh warga negara, termasuk di masa pandemi COVID-19. Bela negara dalam konteks ini adalah bentuk tanggung jawab sosial yang konkret, yang membantu bangsa Indonesia bertahan dan bangkit dari krisis. Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci utama dalam mempertahankan eksistensi dan kedaulatan negara di tengah tantangan global.
Nama : Alisa Awaliyah
NPM : 2416031032
Kelas : Reguler B
Prodi : Ilmu Komunikasi

Analisis VIdeo pada pertemuan ke - 15

Video yang berjudul "Ketahanan Nasional - Pendidikan Kewarganegaraan" yang dibuat oleh Fajar Kurniawan yang di upload pada Youtube dapat saya analisis bahwa ketahanan nasional merupakan keuletan, keterampilan, ketangguhan suatu bangsa serta kemampuan mengembanggkan potensi untuk menghadapi ancaman di masa yang akan datang. Ancaman tersebut dapat berupa gangguan terhadap integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa, dan perjuangan mencapai tujuan nasional.
Ancaman ketahanan nasional dibagi menjadi dua kategori utama:
1. Ancaman Trigatra
- Lokasi dan posisi geografis Indonesia
- Keadaan dan kekayaan alam
- Kemampuan penduduk
2. Ancaman Panca Gatra
- Ideologi
- Politik
- Ekonomi
- Sosial budaya
- Pertahanan dan keamanan

Untuk mengatasi ancaman tersebut, langkah-langkah strategis yang dapat diambil meliputi:
1. Ancaman Trigatra
- Meningkatkan potensi laut dan darat serta kemampuan negosiasi terkait posisi geografis
- Menanamkan kesadaran nasional dalam pengelolaan sumber daya alam
- Memberikan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan penduduk
2. Ancaman Panca Gatra
- Membentuk nilai-nilai yang menampung aspirasi untuk menjaga ideologi
- Memaksimalkan demokrasi sebagai bentuk pertahanan politik
- Menguatkan sosial budaya melalui tradisi, pendidikan, dan kepemimpinan
- Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pertahanan dan keamanan
- Memanfaatkan sarana, modal, dan teknologi untuk memperkuat ekonomi
Dengan pendekatan ini, warga negara diharapkan mampu mengembangkan kekuatan nasional dan menjaga ketahanan bangsa dari berbagai ancaman demi kelangsungan dan kejayaan Indonesia.
Nama : Alisa Awaliyah
NPM : 2416031032
Kelas : Reguler B
Prodi : Ilmu Komunikasi  

ANALISIS SOAL PERTEMUAN KE- 14

A. Dari artikel tersebut, membahas tentang kondisi HAM di Indonesia tahun 2019 yang masih banyak masalah. Banyak kasus pelanggaran HAM berat yang belum selesai, kebebasan warga dibatasi, diskriminasi masih terjadi, apalagi di Papua situasinya semakin rumit. Pemerintah juga dianggap belum serius memberikan keadilan untuk korban pelanggaran HAM. Tetapi ada sisi positifnya, yaitu adanya perubahan hukum, gerakan masyarakat yang mulai aktif mengawal HAM, dan Indonesia juga sudah banyak tanda tangan perjanjian HAM Internasional. Dari artikel ini, saya jadi sadar pentingnya masyarakat aktif dan pemerintah harus lebih serius dalam menjaga HAM.

B. Demokrasi di Indonesia itu unik, karena mengambil nilai-nilai adat. Misalnya, musyawarah dan gotong royong yang udah menjadi budaya kita. Jadi keputusan biasanya diambil bersama-sama, bukan cuman suara mayoritas atau individu. Prinsip demokrasi yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa itu bikin kita harus menjalankan demokrasi dengan rasa tanggung jawab dan moral yang kuat. Jadi, kebebasan tidak boleh kelewatan sampai melanggar nilai agama atau budaya yang kita pegang. Ini jadi tantangan juga karena Indonesia sendiri beragam.

C. Jika dilihat dari aturan, demokrasi harusnya sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 yang mengajarkan kita buat menghormati HAM dan keadilan sosial. Tapi kenyataannya masih ada banyak masalah, misalnya kebebasan berpendapat yang dibatasi, diskriminasi, dan pelanggaran HAM yang belum ditangani dengan baik. Jadi, meskipun ada kemajuan, demokrasi kita belum sepenuhnya berjalan sesuai nilai-nilai yang ada.

D. Sikap saya terhadap kondisi di mana anggota parlemen mengatasnamakan suara rakyat tapi menjalankan agenda politik sendiri yang beda dengan kepentingan masyarakat adalah sangat kritis dan menolak hal tersebut. Menurut saya, anggota parlemen harus lebih mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan partai atau pribadi. Mereka wajib bertanggung jawab dan transparan, serta aktif berkomunikasi dengan konstituen agar aspirasi masyarakat benar-benar diperjuangkan di parlemen. Masyarakat juga perlu lebih kritis dan aktif mengawasi agar wakilnya tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan.

E. Kekuasaan kharismatik yang berakar dari tradisi atau agama dapat menjadi kekuatan positif jika digunakan untuk memperkuat solidaritas sosial dan nilai-nilai keadilan. Namun, jika kekuasaan tersebut dimanfaatkan untuk menggerakkan loyalitas dan emosi rakyat demi tujuan yang tidak jelas, bahkan sampai mengorbankan rakyat, maka hal itu bertentangan dengan prinsip-prinsip HAM dan demokrasi modern. Di zaman demokrasi sekarang, semua pemimpin harus menghormatin HAM dan keadilan, tidak boleh ada yang menyalahgunakan kekuasaan untuk tujuan yang tidak jelas.