Muhammad Eki Gilang Ramadhan
2456031008
Mandiri B
Dalam analisis saya terhadap jurnal ini, pembahasan utamanya berfokus pada dinamika konsolidasi demokrasi dalam Pemilu Presiden 2019. Meskipun tingkat partisipasi politik masyarakat mengalami peningkatan, pemilu tersebut belum sepenuhnya berhasil menciptakan suksesi kepemimpinan yang baik, apalagi membangun kepercayaan publik yang kuat. Hal ini terlihat jelas saat salah satu kandidat menolak hasil rekapitulasi suara yang diumumkan oleh KPU, sehingga Mahkamah Konstitusi (MK) akhirnya menjadi penentu akhir dalam sengketa hasil pemilu.
Menurut saya, hal ini menunjukkan bahwa pembangunan demokrasi di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Pilar-pilar demokrasi yang seharusnya menjadi fondasi penguat konsolidasi belum berfungsi secara efektif. Ini dapat dilihat dari munculnya kerusuhan sosial pasca pengumuman hasil rekapitulasi suara, yang menandakan masih rapuhnya sistem demokrasi kita.
Saya juga melihat bahwa meningkatnya partisipasi politik tidak selalu berarti bahwa demokrasi berjalan dengan baik. Tanpa adanya kepercayaan publik yang kuat dan struktur demokrasi yang kokoh, partisipasi tinggi justru bisa memunculkan konflik. Oleh karena itu, menurut saya, penguatan demokrasi Indonesia harus dilakukan secara menyeluruh, bukan hanya melalui proses elektoral, tetapi juga melalui pembenahan institusi, edukasi politik masyarakat, serta penguatan supremasi hukum.
2456031008
Mandiri B
Dalam analisis saya terhadap jurnal ini, pembahasan utamanya berfokus pada dinamika konsolidasi demokrasi dalam Pemilu Presiden 2019. Meskipun tingkat partisipasi politik masyarakat mengalami peningkatan, pemilu tersebut belum sepenuhnya berhasil menciptakan suksesi kepemimpinan yang baik, apalagi membangun kepercayaan publik yang kuat. Hal ini terlihat jelas saat salah satu kandidat menolak hasil rekapitulasi suara yang diumumkan oleh KPU, sehingga Mahkamah Konstitusi (MK) akhirnya menjadi penentu akhir dalam sengketa hasil pemilu.
Menurut saya, hal ini menunjukkan bahwa pembangunan demokrasi di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Pilar-pilar demokrasi yang seharusnya menjadi fondasi penguat konsolidasi belum berfungsi secara efektif. Ini dapat dilihat dari munculnya kerusuhan sosial pasca pengumuman hasil rekapitulasi suara, yang menandakan masih rapuhnya sistem demokrasi kita.
Saya juga melihat bahwa meningkatnya partisipasi politik tidak selalu berarti bahwa demokrasi berjalan dengan baik. Tanpa adanya kepercayaan publik yang kuat dan struktur demokrasi yang kokoh, partisipasi tinggi justru bisa memunculkan konflik. Oleh karena itu, menurut saya, penguatan demokrasi Indonesia harus dilakukan secara menyeluruh, bukan hanya melalui proses elektoral, tetapi juga melalui pembenahan institusi, edukasi politik masyarakat, serta penguatan supremasi hukum.