Muhammad Eki Gilang Ramadhan
2456031008
Mandiri B
Dalam pandangan saya, jurnal karya Galih Puji Mulyono dan Rizal Fatoni ini memberikan pandangan kritis tentang bagaimana seharusnya demokrasi di Indonesia berjalan sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, terutama sila keempat yang menekankan pentingnya musyawarah dan kebijaksanaan dalam perwakilan rakyat. Penulis menunjukkan bahwa pemilihan umum, khususnya di tingkat daerah, tidak seharusnya dipandang sebagai rutinitas administratif semata, melainkan harus menjadi sarana untuk menerapkan nilai-nilai luhur bangsa. Namun dalam praktiknya, demokrasi kita masih jauh dari ideal—terjadi banyak penyimpangan seperti manipulasi politik, dominasi elit partai, serta minimnya ruang bagi calon independen yang justru sering dihalangi dengan aturan yang rumit. Bahkan, partai politik yang seharusnya menjadi contoh pelaksanaan demokrasi justru kerap mengabaikan prinsip partisipasi dan musyawarah, karena keputusan penting seperti penunjukan calon pemimpin lebih sering ditentukan oleh segelintir orang di pucuk pimpinan. Di sisi lain, media sosial yang seharusnya menjadi ruang terbuka bagi pertukaran gagasan malah kerap digunakan untuk menyebarkan hoaks dan narasi kebencian. Menurut saya, demokrasi tidak cukup hanya dijalankan secara prosedural, tetapi juga harus dijalankan secara substansial, dengan mengedepankan nilai keadilan, keterbukaan, dan tanggung jawab sosial. Bila nilai-nilai ini benar-benar diterapkan, pemilu bisa menjadi wadah yang sehat untuk memperkuat kesatuan bangsa dan membentuk pemerintahan yang lebih etis dan berpihak pada rakyat.