Posts made by Putri Hepti Amelia

PSTI C dan D MKU Pancasila 2024 -> Forum Analisis Jurnal

by Putri Hepti Amelia -
Nama: Putri Hepti Amelia
NPM: 2415061005
Kelas: PSTI-D

1. Pokok-Pokok Isi Jurnal
a. Latar Belakang
Jurnal ini mengangkat isu relevansi Pancasila sebagai filsafat ilmu dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Di tengah pesatnya kemajuan IPTEK, nilai-nilai Pancasila sering kali terabaikan, sehingga dikhawatirkan berdampak negatif, terutama dalam moralitas dan mentalitas masyarakat Indonesia.

b. Tujuan Penulisan
Penulis bertujuan menggarisbawahi pentingnya menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam pengembangan IPTEK untuk menjaga keseimbangan antara kemajuan material dan nilai-nilai spiritual bangsa.

c. Permasalahan yang Diangkat
Masuknya informasi dan teknologi global tanpa filtrasi berbasis Pancasila dapat melemahkan budaya lokal.
Pengembangan IPTEK tanpa fondasi nilai-nilai Pancasila berpotensi menjadi ancaman bagi moralitas masyarakat.

2. Analisis Kritis
a. Kekuatan Jurnal
- Relevansi Tema
Jurnal ini sangat relevan, terutama dalam konteks modern di mana IPTEK berkembang pesat, namun sering kali mengabaikan nilai-nilai lokal dan budaya. Pancasila sebagai filsafat ilmu memberikan landasan yang unik bagi bangsa Indonesia untuk menyeimbangkan antara kemajuan teknologi dan etika.

- Pemanfaatan Pancasila sebagai Paradigma
Penulis mampu menunjukkan bahwa Pancasila tidak hanya sebagai ideologi bangsa, tetapi juga memiliki implikasi filosofis yang mendalam untuk pengembangan ilmu. Sila-sila dalam Pancasila dapat diterjemahkan ke dalam etika dan panduan dalam riset maupun inovasi teknologi.

- Kesadaran Akan Tantangan Globalisasi
Penulis menyadari bahwa globalisasi membawa dampak positif maupun negatif. Pentingnya penguatan nilai-nilai Pancasila di tengah derasnya arus informasi dan teknologi menjadi poin yang jelas dan relevan.

b. Kelemahan jurnal
- Minimnya Data Empiris
Jurnal ini cenderung normatif dan filosofis, tanpa didukung data empiris atau studi kasus spesifik yang menunjukkan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam IPTEK. Hal ini membuat argumen kurang kuat untuk dibuktikan secara praktis.

- Kurangnya Pembahasan Konkrit Implikasi
Walaupun jurnal ini menekankan pentingnya Pancasila sebagai landasan IPTEK, implikasi konkrit terhadap pengembangan teknologi di berbagai sektor (misalnya pendidikan, kesehatan, ekonomi) tidak dibahas secara mendalam.

-Tidak Ada Strategi Implementasi
Jurnal tidak memberikan rekomendasi atau strategi spesifik untuk memasukkan nilai-nilai Pancasila ke dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam kebijakan pemerintah atau institusi pendidikan.

3. Implikasi Terhadap Pengembangan Ilmu dan Teknologi
a. Potensi Positif
Pancasila sebagai filsafat ilmu dapat memberikan:
- Landasan Etika dan Moral: Menjadikan IPTEK tidak hanya mengejar kemajuan material, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan keseimbangan
dengan alam.
- Penguatan Identitas Bangsa: Mendorong IPTEK yang sesuai dengan kebutuhan lokal dan melestarikan budaya bangsa.
- Pengembangan Berbasis Nilai Lokal: Teknologi yang dihasilkan dapat lebih relevan dengan konteks Indonesia, baik secara sosial maupun ekonomi.

b. Tantangan
Dampak Globalisasi: Informasi dan teknologi global sering kali tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, sehingga membutuhkan filtrasi.
Ketergantungan Teknologi Asing: Sulitnya mengintegrasikan Pancasila dalam IPTEK jika teknologi yang digunakan mayoritas berasal dari luar negeri.

Kesimpulan
Jurnal ini memberikan perspektif penting tentang peran Pancasila sebagai filsafat ilmu dalam menghadapi tantangan perkembangan IPTEK. Meskipun memiliki kelemahan berupa minimnya data empiris dan rekomendasi konkret, jurnal ini relevan sebagai refleksi filosofis untuk memastikan bahwa kemajuan teknologi di Indonesia tetap berakar pada nilai-nilai kebangsaan.

PSTI C dan D MKU Pancasila 2024 -> Forum Analisis Soal-2

by Putri Hepti Amelia -
Nama: Putri Hepti Amelia
NPM: 2415061005
Kelas: PSTI-D

A. Peran Pancasila sebagai Paradigma Ilmu dalam Disiplin
Pancasila menjadi landasan dalam pengembangan ilmu dan teknologi yang tidak hanya mengedepankan inovasi, tetapi juga mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan. Berikut peran setiap sila sebagai paradigma dan landasan etika:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
a) Kebijakan Ilmu: Pengembangan teknologi harus selaras dengan nilai-nilai moral dan spiritual, tidak merusak lingkungan atau melanggar etika. Contohnya, riset energi
terbarukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
b) Proses: Dalam riset dan inovasi, prinsip kejujuran, integritas, dan tanggung jawab selalu dijunjung tinggi.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a) Kebijakan Ilmu: Teknologi harus inklusif, dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, dan dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Contohnya, inovasi
teknologi kesehatan berbasis IoT untuk menjangkau daerah terpencil.
b) Proses: Menghindari praktik eksploitatif, seperti pemanfaatan buruh murah untuk pengembangan teknologi.

3. Persatuan Indonesia
a)Kebijakan Ilmu: Mendorong pengembangan teknologi lokal yang dapat memperkuat daya saing Indonesia secara global, seperti perangkat elektronik yang menggunakan
bahan baku lokal.
b) Proses: Melibatkan semua elemen bangsa, termasuk pemerintah, akademisi, dan industri dalam riset teknologi nasional.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
a) Kebijakan Ilmu: Pengambilan keputusan dalam pengembangan teknologi dilakukan melalui musyawarah, mempertimbangkan masukan dari masyarakat dan ahli.
b) Proses: Melibatkan uji publik dan evaluasi ilmiah sebelum implementasi teknologi besar-besaran.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a) Kebijakan Ilmu: Memastikan hasil inovasi teknologi memberikan manfaat merata, tanpa diskriminasi terhadap wilayah atau kelompok tertentu.
b) Proses: Mengembangkan kebijakan subsidi teknologi untuk masyarakat kurang mampu, seperti listrik tenaga surya di daerah terpencil.

Dalam persaingan global, proses ini menuntut konsistensi dalam pengembangan teknologi lokal, peningkatan pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics), dan kolaborasi internasional yang tetap menjaga kedaulatan bangsa.

B. Harapan Mengenai Model Pemimpin, Warganegara, dan Ilmuwan yang Pancasilais
1. Pemimpin yang Pancasilais
Pemimpin diharapkan memiliki karakter yang tegas, jujur, dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
Memiliki kemampuan berpikir strategis dan bijaksana dalam mengambil keputusan yang melibatkan teknologi, seperti pengaturan regulasi industri dan perlindungan hak cipta.

2. Berkomitmen pada keberlanjutan lingkungan dan inovasi teknologi lokal yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Warganegara yang Pancasilais

3. Warga negara diharapkan memiliki literasi digital yang baik untuk mengakses, memahami, dan menggunakan teknologi secara bijak.
Bersikap toleran terhadap perbedaan, menghormati hak orang lain, dan memanfaatkan teknologi untuk mempererat persatuan bangsa.
Membangun budaya konsumsi yang cerdas dengan mendukung produk teknologi dalam negeri.

4. Ilmuwan yang Pancasilais
Ilmuwan diharapkan mengembangkan teknologi yang berlandaskan etika, memperhatikan dampak sosial, dan mendukung kemajuan bangsa.
Menjunjung tinggi prinsip kolaborasi dalam pengembangan teknologi dengan tetap menjaga nilai-nilai kejujuran dan integritas.
Berkontribusi dalam riset dan inovasi yang mendorong keberlanjutan (sustainability) dan mengurangi ketergantungan pada produk asing.

Harapan di Masa Depan:
Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila, diharapkan tercipta ekosistem yang memajukan teknologi tanpa melupakan identitas bangsa. Pemimpin, warganegara, dan ilmuwan Pancasilais akan mampu menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang mandiri, inovatif, dan berdaya saing global tanpa mengorbankan nilai-nilai kebangsaan.

PSTI C dan D MKU Pancasila 2024 -> Forum Analisis Soal-1

by Putri Hepti Amelia -
Nama: Putri Hepti Amelia
NPM: 2415061005
Kelas: PSTI-D

A. Tanggapan mengenai berita dan langkah antisipasi dampak negatif hoaks
Menurut pendapat saya berita tersebut menyoroti fenomena yang semakin marak di era digital, di mana hoaks memiliki dampak besar karena mudah menyebar melalui media sosial. Hal ini diperparah oleh fakta bahwa individu dengan pendidikan tinggi sekalipun tidak imun terhadap hoaks, khususnya jika konten sesuai dengan keyakinan atau emosi mereka. Kombinasi ini menciptakan siklus penyebaran hoaks yang sulit dihentikan.

Langkah antisipasi yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Peningkatan Literasi Digital: Membekali masyarakat dengan kemampuan untuk memverifikasi sumber informasi dan mengenali ciri-ciri berita palsu.
2. Kolaborasi dengan Platform Digital: Menekan platform media sosial untuk menerapkan kebijakan lebih ketat terhadap penyebaran hoaks, termasuk pemberian label pada
berita yang diragukan kebenarannya.
3. Edukasi Berbasis Nilai: Mengedukasi masyarakat dengan pendekatan yang menekankan pentingnya kebenaran dan nilai-nilai kebangsaan untuk mencegah penyebaran
berita yang merusak persatuan.
4. Penegakan Hukum: Menguatkan regulasi dan sanksi terhadap individu atau kelompok yang terbukti menyebarkan berita hoaks.

B. Pengaruh pengembangan iptek yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan solusinya
Pengaruh Negatif:
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang tidak berlandaskan nilai-nilai Pancasila dapat menyebabkan:
1. Disintegrasi Sosial: Penyebaran teknologi yang tidak bertanggung jawab seperti hoaks dapat memecah belah masyarakat.
2. Penurunan Moralitas: Penyalahgunaan teknologi untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, seperti manipulasi opini publik.
3. Hilangnya Identitas Bangsa: Konten asing yang tidak sesuai dengan budaya lokal bisa melemahkan jati diri bangsa.

Solusi:
1. Penerapan Nilai Pancasila dalam Pengembangan Iptek: Menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum teknologi dan kebijakan teknologi nasional.
2. Kebijakan Berbasis Kearifan Lokal: Mengembangkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan budaya masyarakat lokal.
3. Kontrol Sosial dan Etika Digital: Memperkuat kontrol sosial untuk mendorong penggunaan iptek secara bertanggung jawab.
4. Inovasi Lokal: Mendukung riset dan inovasi yang berbasis pada kebutuhan masyarakat Indonesia, agar iptek berkembang tanpa melunturkan nilai-nilai kebangsaan.

C. Solusi Konsumerisme dalam Teknologi menurut Program Studi/Jurusan
Sebagai seorang mahasiswa teknik elektro, prodi teknik informatika sesuai dengan jurusan dan prodi saya, Masalah Konsumerisme: Indonesia sering kali menjadi pasar produk teknologi luar negeri karena kurangnya pengembangan teknologi dalam negeri. Hal ini menyebabkan ketergantungan terhadap produk asing yang berpotensi menguras devisa negara.

Jika memandang dari jurusan saya, solusi yang bisa saya berikan adalah:
1. Riset dan Inovasi Lokal: Mengembangkan produk berbasis teknologi sesuai dengan kebutuhan pasar domestik, misalnya perangkat hemat energi atau teknologi berbasis
IoT (Internet of Things) yang relevan dengan kondisi Indonesia.
2. Kolaborasi Antarlembaga: Bekerja sama dengan pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan untuk mendorong komersialisasi produk teknologi dalam negeri.
3. Penguatan Pendidikan dan Kompetensi: Meningkatkan kualitas pendidikan di bidang teknik elektro agar mampu menghasilkan tenaga ahli yang kompetitif.
4. Dukungan Kebijakan Pemerintah: Pemerintah perlu memberikan insentif bagi startup teknologi lokal serta melindungi produk dalam negeri dari dominasi produk asing.
5. Pemanfaatan Energi Terbarukan: Mengembangkan teknologi berbasis energi terbarukan yang efisien dan murah untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor alat
energi konvensional.

PSTI C dan D MKU Pancasila 2024 -> Forum Analisis Jurnal

by Putri Hepti Amelia -
Nama : Putri Hepti Amelia
NPM : 2415061005
Kelas : PSTI D

Analisis Jurnal: Urgensi Penegasan Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan IPTEK:
Jurnal ini menggarisbawahi pentingnya Pancasila sebagai landasan nilai dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di Indonesia. Penulis berargumen bahwa Pancasila, sebagai ideologi negara yang merefleksikan nilai-nilai budaya dan agama bangsa Indonesia, harus menjadi acuan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam aktivitas ilmiah. Dengan demikian, pengembangan IPTEK di Indonesia seharusnya selalu berpedoman pada kelima sila dalam Pancasila.

Argumen Utama:
Pancasila sebagai Dasar Nilai: Jurnal ini dengan tegas menyatakan bahwa Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga merupakan cara pandang hidup bangsa Indonesia (the way of life). Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadi acuan moral dan etika bagi seluruh aktivitas masyarakat, termasuk pengembangan IPTEK.
IPTEK yang Berbasis Pancasila: Penulis menekankan bahwa pengembangan IPTEK di Indonesia harus selalu selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini bertujuan agar IPTEK tidak hanya sekadar menghasilkan inovasi, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Pancasila sebagai Rambu Normatif: Jurnal ini melihat Pancasila sebagai rambu-rambu yang membatasi pengembangan IPTEK agar tidak menyimpang dari nilai-nilai luhur bangsa. Dengan kata lain, Pancasila berfungsi sebagai filter untuk memastikan bahwa IPTEK yang dikembangkan tidak bertentangan dengan moralitas dan etika bangsa.

Kelebihan Jurnal:
1. Relevansi: Tema yang diangkat sangat relevan dengan konteks Indonesia saat ini, di mana perkembangan IPTEK begitu pesat.
2. Landasan Teori yang Kuat: Penulis menggunakan Pancasila sebagai landasan teori yang kuat, sehingga argumen yang disampaikan menjadi lebih meyakinkan.
3. Fokus pada Nilai: Jurnal ini tidak hanya membahas aspek teknis pengembangan IPTEK, tetapi juga menekankan pentingnya nilai-nilai moral dan etika dalam proses
tersebut.

Kekurangan Jurnal:
1. Kurang Spesifik: Meskipun menekankan pentingnya Pancasila, jurnal ini kurang spesifik dalam menjelaskan bagaimana penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
pengembangan IPTEK secara konkret.
2. Kurang Mendalam: Analisis terhadap masing-masing sila Pancasila dalam konteks pengembangan IPTEK bisa dilakukan lebih mendalam.
3. Kurang Menyinggung Tantangan: Jurnal ini lebih banyak membahas aspek idealis, sementara tantangan dalam menerapkan Pancasila dalam pengembangan IPTEK,
seperti globalisasi dan komersialisasi IPTEK, kurang dibahas.

Implikasi dan Rekomendasi
1. Pendidikan: Pendidikan tentang Pancasila harus diperkuat, terutama di kalangan generasi muda yang akan menjadi pelaku utama dalam pengembangan IPTEK.
2. Penelitian: Perlu lebih banyak penelitian yang secara khusus membahas implementasi nilai-nilai Pancasila dalam berbagai bidang IPTEK.
3. Kebijakan: Pemerintah perlu membuat kebijakan yang mendukung pengembangan IPTEK yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
4. Etika Profesi: Peneliti dan pengembang teknologi perlu memiliki kesadaran etika yang tinggi dalam menjalankan tugasnya.

Kesimpulan
Jurnal ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam pengembangan IPTEK di Indonesia. Namun, masih banyak ruang untuk pengembangan lebih lanjut, terutama dalam hal memberikan contoh-contoh konkret dan menganalisis tantangan yang ada.