Kiriman dibuat oleh Syabita Salwa Azzahra_ 2411011017

Syabita Salwa Azzahra_2411011017_PERTANYAAN

Di Indonesia masih banyak proposal UMKM atau organisasi mahasiswa ditolak karena gaya bahasa terlalu santai atau tidak profesional. Menurut kelompok kalian, Bagaimana penyesuaian nada tulisan dapat meningkatkan peluang proposal tersebut diterima?
Syabita Salwa Azzahra_2411011017_PERTANYAAN

Banyak toko online lokal mengalami keterlambatan pengiriman pesanan pelanggan tetapi tidak menyampaikan langsung pada customer. Menurut kalian, bagaimana sebaiknya pelaku usaha menyampaikan pesan negatif ini agar pelanggan tetap percaya dan mau berbelanja lagi?
SYABITA SALWA AZZAHRA_2411011017_TANGGAPAN

Izin menjawab, Kunci utama terletak pada penerapan keseimbangan antara sikap profesional dan kedekatan. Pendekatan yang terlalu santai (banyak emotikon, bahasa gaul, atau lelucon berlebihan) dapat merusak kredibilitas, khususnya untuk merek yang beroperasi di sektor profesional seperti keuangan atau hukum. Di sisi lain, pendekatan yang terlalu resmi membuat pesan terkesan dingin, kaku, dan tidak cocok dengan karakter audiens muda di platform digital. Solusinya adalah mengoptimalkan nada komunikasi agar sesuai dengan karakter audiens yang dituju dan platform yang digunakan.
Contohnya:
- Di LinkedIn, gunakan bahasa yang profesional tetapi tetap menyenangkan. 
- Di Instagram atau TikTok, pendekatan yang santai dan ringan lebih berhasil asalkan tetap sopan dan mencerminkan nilai-nilai merek. Merek seperti Indomie dan Grab Indonesia mampu mempertahankan keseimbangan ini, ramah dan menghibur, tetapi tetap elegan dan relevan.

Terimakasih