Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

Number of replies: 58

Seluruh mahasiswa disilahkan untuk berikan pertanyaan dan tanggapan terkait peresentasi kelompok :

Bab 9 & 10 –

Writing Routine, Positive, & Negative Messages

**NAMA_NPM_PERTANYAAN/TANGGAPAN

Seluruh anggota kelompok yg presentasi disilahkan untuk memberikan jawaban dan tanggapan atas semua feedback.



In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Kayla Luthfi 2411011108 -
Kayla Luthfi Aulia_2411011108_PERTANYAAN

izin bertanya, dalam mengirimkan atau memberikan pesan negatif, seperti PHK, penurunan jabatan, dll. adakah aksi tambahan perusahaan setelah mengirimkan pesan tersebut sebagai respon untuk meredakan suasana?
In reply to Kayla Luthfi 2411011108

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by neesha zefanya -
Nama : Neesha Zefanya Putri Irawan
NPM : 2411011071

izin menjawab pertanyaan dari kayla

iya ada, biasanya perusahaan melakukan aksi tambahan seperti memberikan penjelasan langsung, menawarkan bantuan transisi (misalnya pelatihan kerja atau kompensasi), serta membuka ruang komunikasi agar karyawan merasa dihargai dan suasana tetap kondusif.
In reply to Kayla Luthfi 2411011108

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Daffa Raihan Al Faisar -
DaffaRaihanAlFaisar_2411011099_Tanggapan

Iya, biasanya ada tindak lanjutnya juga. Setelah ngasih kabar kayak PHK atau penurunan jabatan, perusahaan nggak langsung lepas tangan. Mereka sering kasih pendampingan, pesangon yang layak, atau bantu karyawan cari kerja baru lewat program tertentu. Kadang juga ada sesi ngobrol atau konseling biar suasananya nggak tegang dan keputusan itu bisa diterima dengan lebih tenang. Intinya, biar tetap ada rasa hormat dan hubungan baik meskipun pesannya nggak enak.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Ni Made Krisnanda Satyawat_2451011014 -
Ni Made Krisnanda Satyawati_2451011014_Pertanyaan

Positive messages adalah pesan yang disampaikan dengan tujuan memberikan kabar baik, atau menciptakan kesan positif dalam komunikasi. Biasanya berisi hal-hal seperti ucapan terima kasih, apresiasi, kabar gembira. Intinya, pesan positif membuat penerima merasa dihargai dan termotivasi.
Menurut kalian, apakah menyampaikan pesan positif itu akan selalu efektif di dunia kerja, atau malah perlu juga di berikan sedikit ketegasan biar nggak disalahartikan/semena-mena?
In reply to Ni Made Krisnanda Satyawat_2451011014

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by neesha zefanya -
Nama : Neesha Zefanya Putri Irawan
NPM : 2411011071

izin menjawab pertanyaan dari Ni Made

menyampaikan pesan positif memang penting untuk membangun motivasi dan hubungan baik, tapi tetap perlu dibarengi ketegasan agar pesan tidak disalahartikan. Kombinasi antara apresiasi dan batasan yang jelas membuat komunikasi tetap efektif dan profesional di dunia kerja.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Syabita Salwa Azzahra_ 2411011017 -
Syabita Salwa Azzahra_2411011017_PERTANYAAN

Banyak toko online lokal mengalami keterlambatan pengiriman pesanan pelanggan tetapi tidak menyampaikan langsung pada customer. Menurut kalian, bagaimana sebaiknya pelaku usaha menyampaikan pesan negatif ini agar pelanggan tetap percaya dan mau berbelanja lagi?
In reply to Syabita Salwa Azzahra_ 2411011017

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by neesha zefanya -
Nama : Neesha Zefanya Putri Irawan
NPM : 2411011071

Izin menjawab pertanyaan dari Syabita

pelaku usaha sebaiknya segera memberi tahu pelanggan dengan jujur, menjelaskan alasan keterlambatan, serta menawarkan solusi atau kompensasi kecil. Sikap terbuka dan bertanggung jawab akan menjaga kepercayaan pelanggan dan mendorong mereka untuk tetap berbelanja lagi.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Martsha Afifah Putri _2451011017 -
2451011017_Martsha Afifah Putri_Pertanyaan

Bagaimana perusahaan dapat melatih karyawan agar mampu menggunakan pendekatan tidak langsung secara efektif tanpa kehilangan makna utama dari pesan negatif yang ingin disampaikan?
In reply to Martsha Afifah Putri _2451011017

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by neesha zefanya -
Nama : Neesha Zefanya Putri Irawan
NPM : 241101071

Izin menjawab pertanyaan dari Martsha

perusahaan dapat melatih karyawan melalui pelatihan komunikasi profesional, seperti role play, simulasi situasi kerja, dan umpan balik langsung, agar mereka mampu menyampaikan pesan negatif dengan bahasa sopan, empati, dan tetap jelas tanpa mengaburkan makna utama.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Roro Anggun Trihapsari_2411011035 -
Nama : Roro Anggun Trihapsari
NPM : 2411011035

Izin bertanya menurut kalian apa risiko yang bisa terjadi jika menyampaikan kabar buruk dengan pendekatan langsung kepada penerima yang sensitif?
In reply to Roro Anggun Trihapsari_2411011035

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by fany rahmawati -
Nama: Fany Rahmawati
NPM: 2411011052


izin menjawab pertanyaan dari roro

Menurut saya, menyampaikan kabar buruk dengan cara langsung kepada orang yang sensitif bisa menimbulkan beberapa risiko.
Salah satunya, penerima bisa merasa tersinggung, sedih, atau bahkan kehilangan motivasi karena cara penyampaiannya dianggap terlalu keras. Orang yang sensitif biasanya lebih mudah terbawa perasaan, sehingga pendekatan yang terlalu terus terang bisa membuat mereka merasa diserang secara pribadi atau tidak dihargai.
Selain itu, hal ini juga bisa merusak hubungan kerja atau komunikasi di lingkungan tersebut, karena penerima mungkin jadi enggan berinteraksi atau merasa tidak nyaman. Jadi, dalam situasi seperti ini, sebaiknya pesan disampaikan dengan cara yang lebih halus, empatik, dan mempertimbangkan kondisi emosional penerima, agar tujuan komunikasi tetap tercapai tanpa menimbulkan dampak negatif.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Salsabila Cintami Addri_2411011033 -
Nama: Salsabila Cintami Addri
NPM: 2411011033

Terima kasih untuk kelompok tiga atas penyampaian materinya yang sangat jelas dan menarik.

Saya ingin bertanya mengenai pentingnya etika dan kejujuran dalam menyampaikan pesan negatif. Hal ini memang menjadi tantangan besar dalam dunia bisnis modern, di mana setiap kata bisa memengaruhi citra perusahaan di mata publik.

nah pertanyaannya, Bagaimana jika kejujuran penuh dalam pesan negatif justru berpotensi merusak citra perusahaan? Menurut kalian, mana yang seharusnya lebih diutamakan etika kejujuran atau strategi menjaga reputasi?
In reply to Salsabila Cintami Addri_2411011033

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Achmad Radit_2411011002 -
Izin menjawab pertanyaan salsabila cintami

Kejujuran dalam menyampaikan pesan negatif memang penting karena menjadi dasar kepercayaan publik. Namun, kejujuran yang disampaikan secara mentah tanpa pertimbangan bisa saja justru merusak citra perusahaan. Di sisi lain, terlalu fokus menjaga reputasi dengan menutup-nutupi masalah juga berisiko menimbulkan krisis kepercayaan ketika fakta akhirnya terungkap.

Karena itu, yang paling tepat bukan memilih salah satu, tetapi menggabungkannya melalui kejujuran yang strategis. Artinya, tetap terbuka mengenai masalah yang terjadi, namun penyampaiannya dilakukan dengan bahasa yang jelas, terukur, dan disertai penjelasan tentang langkah perbaikan. Dengan cara ini, perusahaan tetap menjaga integritas sekaligus mempertahankan reputasinya di mata publik.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Azzahra Aurellia Mattulada _2411011120 -
Nama: Azzahra Aurellia Mattulada
NPM: 2411011120

PERTANYAAN
Salah satu prinsip penting komunikasi bisnis modern adalah penyampaian pesan tepat waktu dan jujur. Namun, dalam beberapa kasus gangguan layanan digital seperti error di sistem e-wallet Dana atau OVO, respons perusahaan sering dianggap terlambat dan kurang jelas.
Bagaimana keterlambatan informasi memengaruhi kepercayaan pelanggan, dan apa strategi komunikasi yang seharusnya digunakan agar publik tetap merasa dihargai walau menerima kabar buruk?
In reply to Azzahra Aurellia Mattulada _2411011120

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Achmad Radit_2411011002 -
izin menjawab pertanyaan dari azzahra aurelia

Keterlambatan informasi saat terjadi gangguan layanan membuat pelanggan merasa diabaikan, tidak dihargai, dan akhirnya menurunkan kepercayaan pada perusahaan. Pelanggan bukan hanya butuh solusi, tapi juga kepastian dan transparansi.

Strategi komunikasi yang tepat adalah memberi pengumuman cepat meskipun informasi belum lengkap, misalnya dengan menyatakan bahwa masalah sedang diidentifikasi, disertai update berkala hingga layanan pulih. Gunakan bahasa empatik dan akui ketidaknyamanan yang terjadi. Dengan begitu, publik merasa diperhatikan dan tetap percaya meski menerima kabar buruk.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Vellyna Arista 2411011011 -
VELLYNA ARISTA_2411011011_PERTANYAAN

Bagaimana kita dapat memastikan bahwa Direct Approach yang digunakan dalam pesan negatif tidak terdengar terlalu menuntut, kurang detail, atau terkesan malas? Jika begitu, apa bedanya Direct Approach (mengutamakan efisiensi) ini dan Indirect Approach (yang lebih detail) dari sisi penyampaian?
Terima kasih.
In reply to Vellyna Arista 2411011011

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by neesha zefanya -
Nama : Neesha Zefanya Putri Irawan
NPM : 2411011071

izin menjawab pertanyaan dari vellyna

agar Direct Approach tidak terdengar menuntut atau malas, pastikan pesan disampaikan dengan bahasa sopan, alasan yang jelas, dan nada profesional. Bedanya, Direct Approach fokus pada efisiensi dan kejelasan sejak awal, sedangkan Indirect Approach menekankan pendekatan empatik dan penjelasan bertahap sebelum menyampaikan inti pesan negatif.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Maulin Fatricia 2411011008 -
Nama: Maulin Fatricia
NPM: 2411011008

Pertanyaan: Menurut pendapat kalian, apakah pendekatan langsung bisa digunakan dalam budaya kerja yang sangat menjunjung kesopanan dan tidak suka konfrontasi? Mengapa?
In reply to Maulin Fatricia 2411011008

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by fany rahmawati -
Nama: Fany Rahmawati (kelompok 3)
Npm: 2411011052


Menurut pendapat kami, pendekatan langsung mungkin kurang cocok diterapkan dalam budaya kerja yang sangat menjunjung kesopanan dan menghindari konfrontasi

Alasannya, dalam budaya seperti itu, orang cenderung lebih nyaman dengan komunikasi yang halus, tidak menyinggung, dan penuh pertimbangan terhadap perasaan orang lain. Jika seseorang menggunakan pendekatan langsung — misalnya, berbicara secara terus terang atau mengkritik tanpa basa-basi — hal itu dapat dianggap kasar, tidak sopan, atau menyentuh perasaan rekan kerja.

Sebaliknya, pendekatan yang lebih tidak langsung dan diplomatis lebih efektif, karena tetap menyampaikan maksud tanpa menimbulkan ketegangan atau konflik. Jadi, meskipun kejujuran itu penting, cara penyajiannya perlu disesuaikan dengan norma kesopanan dan nilai budaya yang berlaku di tempat kerja tersebut.

P
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Zhara Aulia Putri_ 2411011075 -
Nama : Zhara Aulia Putri
Npm : 2411011075

izin bertanya
Bagaimana cara perusahaan menjaga citra positif setelah mengirimkan pesan negatif seperti penolakan lamaran atau pembatalan kerja sama?
In reply to Zhara Aulia Putri_ 2411011075

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by fany rahmawati -
Nama: Fany Rahmawati
Npm: 2411011052

izin menjawab pertanyaan zhara

Menurut kami, perusahaan bisa menjaga citra positif meskipun harus menyampaikan pesan negatif seperti penolakan lamaran atau kerja sama dengan beberapa cara.

Pertama, perusahaan perlu menyampaikan pesan dengan bahasa yang sopan, empatik, dan profesional. Misalnya, bukan hanya mengatakan “kami menolak,” tapi juga menjelaskan alasan dengan halus dan menunjukkan penghargaan atas waktu serta usaha pihak yang bersangkutan.

Kedua, perusahaan bisa menyisipkan kalimat positif atau apresiasi, seperti ucapan terima kasih atas ketertarikan atau kerja sama yang sudah diajukan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tetap menghormati pihak lain meskipun keputusan yang diambil tidak sesuai harapan.
Ketiga, penting juga untuk menjaga komunikasi terbuka, misalnya dengan menyebutkan kemungkinan kerja sama di masa depan atau memberikan saran yang membangun.

Dengan cara-cara ini, perusahaan bisa tetap dipandang profesional, beretika, dan memiliki citra positif di mata publik, meskipun pesan yang disampaikan bersifat negatif.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Andri Julisky 2411011012 -
Nama: Andri Julisky
NPM: 2411011012

Saya ingin bertannya dibagian pembahasan tentang cara menyampaikan pesan negatif dengan sopan dan empatik.

Namun, apakah menurut kalian terlalu banyak empati justru bisa membuat pesan utama menjadi kurang tegas atau bahkan disalahartikan oleh penerima?
In reply to Andri Julisky 2411011012

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Felix gilbert Julian -
Nama : Felix Gilbert Julian
NPM :2411011039
Izin menjawab pertnyaan dari andri Menurut saya, terlalu banyak empati dalam penyampaian pesan negatif memang bisa menimbulkan risiko pesan utama menjadi kurang tegas atau bahkan disalahartikan. Empati memang penting agar penerima tidak merasa tersinggung, tetapi jika berlebihan, fokus pesan bisa bergeser dari inti masalah ke upaya “menyenangkan hati” penerima. Akibatnya, penerima mungkin tidak benar-benar memahami keseriusan situasi atau tindakan yang perlu dilakukan.

Oleh karena itu, keseimbangan antara empati dan ketegasan sangat penting. Pesan negatif sebaiknya disampaikan dengan bahasa yang sopan, disertai alasan yang jelas, serta solusi atau langkah lanjutan yang membangun. Dengan begitu, pesan tetap manusiawi namun tetap tegas dan efektif dalam mencapai tujuan komunikasi.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Naura Silvania Putri 2411011073 -
Nama : Naura Silvania Putri
NPM : 2411011073

Izin bertanya kepada kelompok 3.
Misalnya ada kasus seller Shopee yang harus ngasih pesan negatif ke pembeli—contohnya pembeli minta refund tapi bukti kurang lengkap, atau pesanan terpaksa dibatalin karena stok tiba-tiba kosong, atau pembeli komplain barang rusak padahal nggak ada video unboxing. nah di situasi-situasi sensitif kayak gini, gimana cara seller nentuin kapan harus ngomong secara langsung dan tidak langsung? apalagi dengan adanya risiko pembeli bisa kecewa, ngasih bintang 1, bahkan ngelaporin toko, plus aturan Shopee yang tetap harus seller patuhi, gimana seller bisa nyimbangin bahasa yang ramah, penjelasan yang tegas, dan komunikasi yang tetap enak buat diterima pembeli?
In reply to Naura Silvania Putri 2411011073

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Achmad Radit_2411011002 -
izin menjawab pertanyaan naura

Dalam situasi pesan negatif seperti refund atau pembatalan pesanan, seller perlu menyesuaikan cara penyampaian berdasarkan kondisi emosional pembeli dan kejelasan aturan Shopee.
Kalau faktanya jelas dan perlu penegasan (misalnya tidak ada video unboxing sesuai aturan), gunakan komunikasi langsung tapi tetap sopan dan empatik.
Namun kalau situasinya sensitif dan berpotensi memicu emosi, seller bisa memakai komunikasi tidak langsung: mulai dengan apresiasi, jelaskan alasan secara halus, lalu tawarkan solusi alternatif.

Kuncinya adalah: ramah di nada, tegas di aturan.
Sampaikan bahwa keputusan bukan semata kehendak seller, tapi mengikuti prosedur Shopee. Dengan begitu pembeli tetap merasa dihargai meski pesannya mengecewakan.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Melia Agustriani_2411011059 -
Nama : Melia Agustriani
NPM : 2411011059

Izin bertanya, bagaimana cara menjaga profesionalisme dalam pesan rutin dan positif di tengah meningkatnya penggunaan emoji, singkatan, dan gaya bahasa informal dalam komunikasi kantor digital?
In reply to Melia Agustriani_2411011059

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by fany rahmawati -
Nama: Fany Rahmawati
NPM: 2411011052

Izin menjawab pertanyaan melia

Menurut kami, cara menjaga profesionalisme adalah dengan menggunakan bahasa yang tetap sopan dan jelas, meskipun komunikasi dilakukan secara digital. Emoji dan singkatan boleh dipakai, tapi secukupnya saja dan disesuaikan dengan situasi serta lawan bicara.

Selain itu, penting untuk tetap memperhatikan tata bahasa, ejaan, dan nada pesan agar tidak terkesan terlalu santai. Dengan begitu, kita tetap bisa berkomunikasi dengan hangat namun tetap profesional di lingkungan kerja digital.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Carissa Vania Putri Utama -
Carissa Vania Putri Utama_2411011031_ Pertanyaan

Bagaimana cara menangani situasi ketika penerima menafsirkan pesan positif sebagai sarkasme atau tidak tulus? Apa yang harus diperbaiki pada gaya penulisan?
In reply to Carissa Vania Putri Utama

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Achmad Radit_2411011002 -
izin menjawab pertanyaan carisa

Ketika pesan positif terbaca sebagai sarkasme, biasanya masalahnya ada pada nada tulisan—terlalu singkat, terlalu datar, atau memakai pilihan kata yang ambigu. Untuk memperbaikinya, gunakan bahasa yang lebih hangat dan jelas, tambahkan sedikit konteks, dan pilih kata yang menunjukkan ketulusan seperti “terima kasih ya, kami benar-benar menghargainya.”
Selain itu, hindari tanda baca berlebihan (seperti “??” atau “...”), emoji yang tidak tepat, atau kalimat yang terlalu singkat.
Intinya, buat pesan terasa natural, ramah, dan konsisten antara maksud dan gaya penulisannya.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by felicia natalie budiman 2411011023 -
Nama : Felicia Natalie Budiman
NPM : 2411011023

Keren kelompoknya ada kata-kata nasihat juga hahahaha. keep the spirit :D
In reply to felicia natalie budiman 2411011023

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Daffa Raihan Al Faisar -
DaffaRaihanAlFaisar_2411011099_Tanggapan

Terima kasih Felic!
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Iqlimma Mutia Azahra 2411011069 -
Nama : Iqlimma Mutia Azahra
NPM : 2411011069

Dalam konteks komunikasi bisnis modern, bagaimana keseimbangan antara objektivitas dan empati dapat memengaruhi efektivitas pesan tertulis?
In reply to Iqlimma Mutia Azahra 2411011069

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by neesha zefanya -
Nama : Neesha Zefanya Putri Irawan
NPM : 2411011071

izin menjawab pertanyaan iqlimma

Keseimbangan antara objektivitas dan empati membuat pesan tertulis lebih jelas, profesional, namun tetap manusiawi. Objektivitas menjaga fokus pada fakta, sedangkan empati membantu penerima merasa dipahami dan dihargai, sehingga pesan lebih mudah diterima dan efektif.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Rachel Salsabila Adimsi 2411011055 -
Nama : Rachel Salsabila Adimsi
NPM : 2411011055

Izin bertanya, Bagaimana cara menjaga keaslian (authenticity) dalam pesan positif agar tidak terkesan manipulatif atau sekadar formalitas?

terimakasih
In reply to Rachel Salsabila Adimsi 2411011055

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by fany rahmawati -
Nama: Fany Rahmawati
Npm: 2411011052

izin menjawab pertanyaan rachel


Menurut kami, cara menjaga keaslian dalam pesan positif adalah dengan menyampaikan pujian atau apresiasi secara jujur dan spesifik. Hindari kata-kata yang terlalu berlebihan atau terkesan dibuat-buat.

Gunakan bahasa yang natural dan sesuai dengan situasi, serta tunjukkan ketulusan lewat isi pesan, bukan hanya kata-kata manis. Dengan begitu, pesan positif terasa lebih tulus, bermakna, dan tidak seperti formalitas semata.
In reply to Rachel Salsabila Adimsi 2411011055

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Achmad Radit_2411011002 -
izin menjawab pertanyaan rachel salsabila adimsi

Cara menjaga keaslian dalam pesan positif adalah dengan fokus pada detail nyata dan menghindari pujian yang terlalu umum. Sebutkan hal spesifik yang benar-benar kamu hargai, gunakan bahasa yang sederhana dan sesuai gaya bicaramu sendiri, serta ucapkan dengan waktu yang tepat (tidak dipaksakan). Dengan begitu, pujian terasa jujur, bukan sekadar formalitas atau basa-basi.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Husnul Nabila -
Husnul Nabila_2411011020_PERTANYAAN

Dalam kondisi atau situasi apa pendekatan langsung dianggap lebih tepat digunakan untuk menyampaikan pesan negatif?
In reply to Husnul Nabila

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Achmad Radit_2411011002 -
izin menjawab pertanyaan.dari husnul

Pendekatan langsung lebih tepat digunakan ketika pesan negatif perlu kejelasan cepat dan tidak boleh menimbulkan kebingungan. Misalnya saat menyampaikan penolakan, peringatan, keputusan penting, atau informasi yang berbasis aturan jelas. Dalam situasi seperti ini, bertele-tele justru membuat penerima salah paham; karena itu, lebih baik menyampaikan inti pesan secara jelas, sopan, dan tetap empatik.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Ligar Awali Rajabia -
Ligar Awali Rajabia
2411011051

Presentasi dan PPT kalian udah sangat baik. Materinya tersusun rapi, desainnya menarik, dan poin-poinnya mudah dipahami. Penjelasan saat presentasi juga jelas dan terkoordinasi dengan baik. Good job!
In reply to Ligar Awali Rajabia

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Daffa Raihan Al Faisar -
DaffaRaihanAlFaisar_2411011099_Tanggapan

Terima kasih Ligar, senang bisa menjelaskannya dengan baik.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Nazwa Amelia Putri -
NAZWA AMELIA PUTRI_2411011041_ PERTANYAAN

Bagaimana cara memastikan penyampaian nada (tone) tetap profesional namun bersahabat dalam pesan rutin agar menghindari kesalahpahaman?
In reply to Nazwa Amelia Putri

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Achmad Radit_2411011002 -
izin menjawab pertanyaan dari nazwa amelia

Untuk menjaga nada tetap profesional namun tetap bersahabat, gunakan bahasa yang jelas, sopan, dan tidak berlebihan. Hindari kalimat yang terlalu kaku seperti surat resmi, tetapi juga jangan terlalu santai seperti chat teman.
Gunakan sapaan yang ramah, kata terima kasih, dan penjelasan singkat tanpa emosi.
Dengan begitu, pesan tetap mudah dipahami, terasa hangat, tetapi tetap mencerminkan sikap profesional.
In reply to Nazwa Amelia Putri

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Daffa Raihan Al Faisar -
DaffaRaihanAlFaisar_2411011099_Tanggapan

Cara paling efektif adalah dengan menyeimbangkan bahasa formal dan empatik. Gunakan kalimat yang jelas, sopan, tapi tetap hangat. Misalnya, hindari kata-kata yang terlalu kaku seperti “harap segera dikirim,” dan ganti dengan “kami mohon bantuannya untuk segera mengirim.”

Selain itu, perhatikan pilihan kata, tanda baca, dan konteks hubungan dengan penerima. Jangan gunakan huruf kapital berlebihan (karena bisa terkesan marah), dan tambahkan sedikit sentuhan personal seperti “terima kasih atas kerja samanya” di akhir pesan.

Intinya, nada profesional tapi bersahabat itu muncul saat kamu bisa menyampaikan instruksi tanpa memerintah, mengoreksi tanpa menyalahkan, dan tetap menunjukkan rasa hormat serta apresiasi pada penerima.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Rasya Adhistia Kaloko 2411011019 -
Nama: Rasya Adhistia Kaloko
NPM: 2411011019

Dalam konteks budaya yang berbeda, apakah “kesopanan” dalam menulis pesan negatif bisa diartikan berbeda? Bagaimana hal ini memengaruhi efektivitas komunikasi bisnis internasional?
In reply to Rasya Adhistia Kaloko 2411011019

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Daffa Raihan Al Faisar -
DaffaRaihanAlFaisar_2411011099_Tanggapan

Iya, bisa banget. Kesopanan dalam menulis pesan negatif itu sangat dipengaruhi oleh budaya masing-masing negara. Misalnya, di budaya Asia seperti Jepang atau Indonesia, kesopanan berarti memakai bahasa yang halus, tidak langsung menolak, dan berusaha menjaga perasaan penerima. Sementara di budaya Barat seperti Amerika, komunikasi yang dianggap sopan justru yang jujur dan langsung pada inti masalah.

Perbedaan ini bisa memengaruhi efektivitas komunikasi bisnis internasional. Kalau gaya penyampaian tidak disesuaikan, pesan bisa disalahartikan. Misalnya, orang Barat bisa menganggap gaya Asia terlalu berputar-putar, sedangkan orang Asia bisa merasa tersinggung dengan gaya Barat yang terlalu to the point. Jadi, memahami perbedaan budaya komunikasi sangat penting agar pesan negatif tetap sopan, tapi juga tetap jelas dan efektif secara global.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Luthfi khoirunnisa 2411011085 -
Nama : Luthfi khoirunnisa
Npm : 2411011085

Dalam konteks organisasi besar, apa risiko jika routine message dikirim tanpa menyesuaikan dengan jabatan penerima atau tingkat formalitasnya?
In reply to Luthfi khoirunnisa 2411011085

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Daffa Raihan Al Faisar -
DaffaRaihanAlFaisar_2411011099_Tanggapan

Risikonya cukup besar. Kalau routine message dikirim tanpa menyesuaikan jabatan atau tingkat formalitas penerima, pesan bisa dianggap tidak sopan, kurang profesional, atau bahkan menyinggung. Misalnya, gaya bahasa santai ke atasan bisa dianggap tidak menghormati hierarki, sementara pesan yang terlalu formal ke rekan setim bisa terasa kaku dan menciptakan jarak. Selain itu, pesan yang tidak disesuaikan juga bisa menyebabkan miskomunikasi karena penerima salah menangkap maksudnya. Jadi, penting banget menyesuaikan nada dan gaya bahasa sesuai posisi, hubungan, dan konteks komunikasi biar pesan tetap efektif dan profesional.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Taruna Sejati -
Taruna Sejati
2311011094

Mengapa pesan positif penting dalam menjaga hubungan profesional di dunia kerja?
In reply to Taruna Sejati

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Achmad Radit_2411011002 -
izin menjawab pertanyaan taruna

Pesan positif penting karena membantu menciptakan iklim kerja yang sehat dan saling menghargai. Ucapan apresiasi, dukungan, atau pengakuan terhadap usaha rekan kerja dapat meningkatkan motivasi, memperkuat rasa percaya, dan membangun kerja sama yang lebih lancar. Ketika komunikasi dilakukan dengan nada positif, konflik lebih mudah dicegah, kesalahpahaman berkurang, dan hubungan profesional menjadi lebih kuat serta produktif.
In reply to Taruna Sejati

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Daffa Raihan Al Faisar -
DaffaRaihanAlFaisar_2411011099_Tanggapan

Pesan positif itu penting karena bikin hubungan kerja tetap nyaman dan saling menghargai. Dengan komunikasi yang baik seperti ngasih apresiasi atau dukungan, kita bisa bangun kepercayaan dan semangat kerja bareng rekan atau atasan. Intinya, pesan positif bantu jaga suasana tetap profesional tapi tetap manusiawi.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Elia Yunita 2411011067 -
Nama: Elia Yunita
NPM: 2411011067

Izin bertanya menurut kalian apakah prinsip clarity (kejelasan) dan courtesy (kesopanan) selalu bisa berjalan beriringan dalam komunikasi bisnis?
In reply to Elia Yunita 2411011067

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Daffa Raihan Al Faisar -
DaffaRaihanAlFaisar_2411011099_Tanggapan

Kadang, demi clarity (kejelasan), kita harus berbicara langsung dan tegas, tapi hal itu bisa terdengar kurang sopan bagi sebagian orang, terutama dalam budaya yang lebih halus seperti di Indonesia. Sebaliknya, kalau terlalu menekankan courtesy (kesopanan), pesannya bisa jadi kurang jelas atau ambigu.

Kuncinya adalah menemukan keseimbangan. Gunakan bahasa yang lugas tapi tetap menghormati penerima, misalnya dengan memilih kata-kata yang netral dan menghindari nada menyalahkan. Jadi, clarity dan courtesy memang bisa berjalan bersama, asalkan pengirim pesan peka terhadap konteks, hubungan, dan budaya komunikasinya.
In reply to Elia Yunita 2411011067

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Farrel Pratama_2411011081 -
Nama:Farrel pratama
NPM:2411011081

inzin menjawab pertanyaan elia

Prinsip clarity (kejelasan) dan courtesy (kesopanan) idealnya berjalan beriringan dalam komunikasi bisnis karena pesan yang jelas mencegah salah paham, sementara kesopanan menjaga hubungan profesional. Namun, dalam praktiknya, keduanya tidak selalu mudah diseimbangkan. Terlalu menekankan kejelasan bisa membuat pesan terdengar kaku atau kurang sopan, sedangkan terlalu fokus pada kesopanan dapat membuat pesan berputar-putar dan kurang tegas. Oleh karena itu, penting untuk menyesuaikan gaya bahasa dan nada dengan konteks serta penerima pesan agar maksud tetap tersampaikan dengan jelas namun tetap sopan dan profesional.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Dellya Fairuz Syasya Mandala_2411011078 -
Nama: Dellya Fairuz Syasya Mandala
NPM: 2411011078

Izin bertanya, dalam dunia bisnis, penyampaian pesan negatif seperti penolakan, kritik, atau kabar buruk merupakan tantangan tersendiri karena harus menjaga hubungan baik dengan penerima. Lalu, bagaimana menentukan kapan waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan negatif kepada karyawan atau klien?
In reply to Dellya Fairuz Syasya Mandala_2411011078

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Daffa Raihan Al Faisar -
DaffaRaihanAlFaisar_2411011099_Tanggapan

Waktu yang tepat itu tergantung situasi dan kondisi penerimanya. Idealnya, pesan negatif disampaikan saat penerima siap secara mental dan situasinya kondusif. Misalnya, tidak di tengah tekanan kerja atau suasana publik. Hindari waktu-waktu sibuk atau menjelang akhir pekan, karena bisa memperburuk respon emosional.

Untuk karyawan, biasanya disampaikan secara pribadi dan langsung, supaya lebih manusiawi. Sedangkan untuk klien, sebaiknya dilakukan setelah perusahaan punya solusi atau langkah tindak lanjut, jadi pesannya bukan cuma kabar buruk, tapi juga ada jalan keluarnya. Intinya, waktu terbaik adalah saat kamu bisa memastikan pesan itu diterima dengan tenang, jelas, dan tetap menjaga rasa hormat.
In reply to Dellya Fairuz Syasya Mandala_2411011078

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Achmad Radit_2411011002 -
izin menjawab pertanyaan dellya

Waktu yang tepat ditentukan oleh kesiapan informasi dan situasi emosional penerima. Pesan negatif sebaiknya disampaikan segera setelah fakta jelas, jangan ditunda terlalu lama karena dapat menimbulkan ketidakpastian. Namun, hindari penyampaian ketika penerima sedang berada dalam kondisi emosional atau situasi yang tidak kondusif (misalnya sedang terburu-buru, marah, atau berada di ruang publik).

Intinya: tunggu sampai informasinya lengkap, situasinya tenang, dan ada ruang untuk berdialog—agar pesan dapat diterima dengan lebih rasional dan hubungan tetap terjaga.
In reply to First post

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Shalsabila Azahra Putri Cahyanti_2411011016 -
Nama: Shalsabila Azahra Putri Cahaynti
NPM: 2411011016
Menanggapi presentasi kelompok 3

Menurut saya, anggota kelompok 3 sudah menguasai materi dengan sangat baik dan penyampaiannya mudah dipahami dan menarik sehingga pendengarnya tidak bosan
In reply to Shalsabila Azahra Putri Cahyanti_2411011016

Re: Dicuss Yuk : Writing Routine, Positive, & Negative Messages

by Daffa Raihan Al Faisar -
DaffaRaihanAlFaisar_2411011099_Tanggapan

Terima kasih Shalsa, senang bisa menjelaskannya dengan baik.