Nama : Eri Zenta Zikra Birama Putri
NPM : 2313031040
1. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI yang berada di SMA negeri di Provinsi Jawa Barat. Hal ini karena tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran hybrid terhadap hasil belajar matematika siswa di seluruh provinsi, sehingga semua siswa yang relevan dengan variabel penelitian termasuk dalam populasi. Sementara itu, sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk mewakili keseluruhan populasi dalam penelitian. Dalam konteks ini, sampel dapat berupa siswa kelas XI yang dipilih dari beberapa SMA negeri di berbagai kota dan kabupaten di Jawa Barat. Pengambilan sampel diperlukan karena jumlah SMA dan siswa yang sangat banyak serta tersebar di wilayah luas, sehingga meneliti seluruh populasi tidak praktis dan memakan waktu serta biaya yang besar.
2. Teknik Sampling yang Tepat
Teknik sampling yang paling tepat untuk penelitian ini adalah stratified cluster sampling. Teknik ini dipilih karena SMA negeri tersebar di 27 kota/kabupaten dengan kondisi sosial, ekonomi, dan infrastruktur digital yang berbeda-beda. Stratifikasi digunakan untuk memastikan bahwa setiap strata atau kelompok (misalnya setiap kota/kabupaten) terwakili dalam penelitian. Selanjutnya, cluster sampling diterapkan dengan memilih beberapa sekolah dari masing-masing strata, kemudian siswa kelas XI di sekolah yang terpilih dijadikan sampel.
Penerapannya adalah sebagai berikut: pertama, seluruh SMA negeri di Jawa Barat dikelompokkan berdasarkan kota atau kabupaten sebagai strata. Kedua, dari tiap strata dipilih beberapa sekolah secara acak sebagai cluster. Ketiga, dari sekolah yang terpilih, siswa kelas XI dijadikan sampel, baik seluruhnya maupun secara acak, tergantung jumlah yang dibutuhkan. Dengan teknik ini, sampel yang diambil lebih representatif dan memperhitungkan perbedaan kondisi antar wilayah.
3. Kelemahan Jika Sampel Hanya dari Kota Besar
Jika peneliti hanya mengambil sampel dari sekolah-sekolah di kota besar seperti Bandung dan Bekasi, terdapat beberapa kelemahan terhadap validitas hasil penelitian. Pertama, sampel tidak mewakili seluruh populasi karena kota besar biasanya memiliki fasilitas digital yang lebih baik, guru yang lebih terlatih, dan siswa dengan latar belakang ekonomi lebih tinggi. Kedua, hasil penelitian menjadi kurang dapat digeneralisasikan ke sekolah-sekolah di daerah rural atau dengan fasilitas terbatas, sehingga validitas eksternal rendah. Ketiga, penelitian berpotensi mengalami bias, karena efektivitas pembelajaran hybrid mungkin tampak lebih tinggi di kota besar dibandingkan dengan daerah lain. Oleh karena itu, hasil penelitian tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi seluruh SMA negeri di Provinsi Jawa Barat.