Posts made by Husna Humaira

Nama : Husna Humaira
Npm : 2353053031
video ini mengartikan , pendidikan itu sama aja dengan cahaya , jikalau cahaya itu tidak ada maka hidup kita akan tersesat begitupula dengan pendidikan jikalau hidup kita tidak ada pendidikan maka kita akan tersesat untuk jalan kedepan nya.
perempuan muda yang rela melepas kemapanan nya di kotaa untuk mengajar di pelosok , ia dengan niat baik untuk mengajar di daerah terpencil dan dia bekerja sama dengan gerakan mengajar indonesia.
pengajr tersebut ingin merubah pikiran masyarakat di sana penting nya pendidikan bagi anak usia dini dikarenakan disana banyak perempuan usia dini yang sudah di lamar oleh lelaki yang dimana harusnha mereka menikmati masa main mereka dan masa belajar mereka tetapi dengan adat disana mereka harus mengubur mimpi mereka untuk bermain dan belajar.
pengajar muda tersebut , melakukan kegiatan belajar anak-anak yang ingin bersekolah , seperti hal nya guru biasa yang bermain dan belajar
dari video tersebut , kita anak muda apalagi kita sebagai calon guru kita harus mempergunakan dengan baik ilmu kita baik itu untuk masyarakat yang membutuhkan di pelosok ataupun kota
dari video ini juga , diharapkan untuk anak muda mengajar di daerah” pelosok melalui program” mengajar di indonesia ini yang di harapkan memajukan generasi bangsa indonesia.
Nama : Husna Humaira
Npm : 2353053031
Jurnal yang berjudul "Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini" ini membahas pentingnya pendidikan moral pada anak usia dini serta metode-metode yang dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai moral tersebut. Penulis, Lia Yuliana, M.Pd, menjelaskan bahwa pendidikan moral merupakan bagian integral dari pembentukan karakter yang sangat penting dalam tahap perkembangan anak usia dini.

Pendidikan moral, menurut penulis, harus dimulai sejak anak usia dini, yaitu antara usia 0 hingga 6 tahun, yang disebut sebagai "usia emas." Pada usia ini, perkembangan fisik dan psikologis anak berlangsung sangat pesat, sehingga menjadi waktu yang sangat tepat untuk menanamkan nilai-nilai moral yang akan membentuk sikap dan perilaku mereka di masa depan.

Penulis mengutip berbagai definisi mengenai moral dan pendidikan moral, baik dari para ahli seperti Sjarkawi dan Jamie, yang mengungkapkan bahwa moral berhubungan dengan pandangan tentang baik dan buruk serta prinsip-prinsip yang mengatur tindakan manusia. Pendidikan moral diartikan sebagai program yang mengorganisir sumber-sumber moral untuk memberikan pendidikan yang memperhatikan perkembangan psikologis anak.

Selanjutnya, penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini dijelaskan dengan merujuk pada ciri-ciri moral menurut Syaiful Bahri Djamarah, seperti kewajiban moral yang tidak bisa ditawar, hubungan moral dengan hati nurani, dan kewajiban moral yang bersifat universal. Penulis juga membedakan antara nilai moral objektif (seperti kejujuran dan keadilan) dan nilai moral yang lebih terkait dengan norma kesopanan dalam masyarakat (seperti berbicara sopan).

Metode yang digunakan untuk menanamkan nilai-nilai moral pada anak usia dini antara lain:

Metode Bermain: Mengajarkan anak bersosialisasi, berbagi, dan bekerja sama melalui permainan.
Metode Bercerita: Menggunakan cerita untuk menyampaikan pesan moral tentang kejujuran, rendah hati, dan nilai-nilai sosial lainnya.
Metode Pemberian Tugas: Mengajarkan tanggung jawab dan kesabaran baik secara individu maupun kelompok.
Metode Bercakap-cakap: Mengajarkan aturan sosial dan komunikasi yang baik melalui percakapan.
Penulis juga menguraikan cara pelaksanaan penanaman nilai-nilai moral melalui jalur pendidikan formal dan non-formal. Pada jalur formal, seperti di Taman Kanak-Kanak (TK), nilai-nilai moral dapat diajarkan melalui kegiatan pembelajaran yang mencakup persiapan media pembelajaran, penataan lingkungan bermain, kegiatan inti pembelajaran, serta kegiatan penutup yang melibatkan refleksi dan penguatan nilai yang diajarkan.

Secara keseluruhan, artikel ini menekankan bahwa penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini adalah langkah strategis untuk membentuk karakter dan perilaku positif anak yang akan mempengaruhi masa depan mereka sebagai individu dan warga negara. Oleh karena itu, pendidikan moral harus dilakukan dengan cermat dan disesuaikan dengan tahap perkembangan anak, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Nama : Husna Humaira
Npm : 2353053031
Di simpulkan dari jurnal tersbut , Penelitian ini bertujuan untuk menggali penanaman nilai-nilai moral pada siswa di SD Negeri Lampeuneurut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar guru di sekolah tersebut telah menanamkan nilai-nilai moral yang meliputi nilai religius, sosialitas, gender, keadilan, demokrasi, kejujuran, kemandirian, daya juang, tanggung jawab, dan penghargaan terhadap lingkungan melalui berbagai cara, seperti integrasi nilai-nilai tersebut dalam semua mata pelajaran, memberi nasehat, serta menjadi contoh panutan bagi siswa. Selain itu, penanaman nilai moral juga dilakukan melalui lingkungan sekolah dan kerjasama dengan orang tua. Sebagian besar siswa menunjukkan perilaku baik dan tidak berbohong kepada guru, serta dapat bertingkah laku dengan lebih baik dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian, masih ada beberapa guru yang belum sepenuhnya menyadari pentingnya penanaman nilai-nilai moral dalam pembelajaran. Secara keseluruhan, penanaman nilai-nilai moral di SD Negeri Lampeuneurut sudah cukup baik dan memberikan dampak positif terhadap tingkah laku siswa.
Nama : Husna Humaira
Npm : 2353053301
dalam video tersebut menjelaskan tentang pendidikan moral di dalam keluarga sebagai anak
Adapun tanggung jawab anak dalam keluarga adalah
1. Mendengarkan nasihat orang tua
2. ⁠msmbantu ibu
3. ⁠menjaga adik
Kita sebagai anak harus memiliki tanggung jawab di dalam rumah kita , dengan cara” tersebut kita sudah saling tolong menolong dalam berkeluarga.
Kenapa tanggung jawab itu penting? karena hubungan keluarga juga bisa termasuk kedalam tanggung jawab tersebut, contohnya kita sesama keluarga yang sedang berkumpul harus saling membantu dan tolong menolong, supaya bisa meringankan beban mereka dan bisa mempererat tali silaturahmi.
Nama : Husna Humaira
Npm : 2353053031
Perbedaan antara kriteria nilai hardskill dan softskill terletak pada sifat dan pengukurannya.
Hardskill merujuk pada keterampilan teknis atau kemampuan yang dapat diukur secara objektif dan biasanya berkaitan dengan pengetahuan atau keahlian tertentu yang diperoleh melalui pendidikan formal atau pelatihan. Kriteria nilai hardskill seringkali lebih terukur, seperti nilai ujian, sertifikasi, atau hasil pekerjaan yang dapat dihitung atau diuji, seperti kemampuan dalam menggunakan software, matematika, atau penguasaan bahasa asing.
Sementara itu, softskill lebih berkaitan dengan keterampilan interpersonal dan kemampuan beradaptasi yang berhubungan dengan sikap, emosi, dan komunikasi. Kriteria nilai softskill lebih sulit diukur secara objektif, karena mencakup aspek seperti kemampuan bekerja dalam tim, kepemimpinan, komunikasi, dan pemecahan masalah. Penilaian softskill seringkali dilakukan melalui observasi atau feedback dari rekan kerja, manajer, atau melalui studi kasus, dan lebih bersifat kualitatif.
Secara singkat, hardskill lebih berfokus pada keterampilan teknis yang dapat diukur dengan cara yang jelas, sementara softskill berfokus pada kemampuan sosial dan emosional yang lebih subjektif dan lebih sulit untuk diukur secara kuantitatif.