Nama : Arista Handayani
NPM : 2311011029
1.) Cobalah anda menelusuri proses terjadinya peristiwa G30S PKI tersebut dan dimana letak penyimpangan peristiwa tersebut dengan nilai-nilai Pancasila dan hikmah apa yang bisa kita ambil dari peristiwa tersebut !
Peristiwa G30S PKI (Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia) terjadi pada tahun 1965 di Indonesia. Ini adalah peristiwa yang kompleks dan kontroversial dalam sejarah Indonesia.
letak penyimpangan peristiwa G30S PKI dengan nilai-nilai Pancasila adalah terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia, pembantaian massal, dan pelanggaran prinsip keadilan. Pancasila menekankan pada nilai-nilai seperti keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan, yang kontrast dengan tindakan represif dan pembantaian yang terjadi setelah peristiwa tersebut.
Dan hikmah yang bisa kita ambil dari peristiwa ini adalah pentingnya menjaga kedamaian, keadilan, dan persatuan dalam sebuah negara. Peristiwa G30S PKI mengingatkan kita bahwa tindakan kekerasan dan pembantaian tidak pernah menghasilkan solusi yang baik dalam menyelesaikan konflik. Selain itu, peristiwa ini juga menjadi pelajaran tentang bahaya ekstremisme ideologis dan pentingnya dialog serta perdamaian dalam menyelesaikan perbedaan.
2.) Bagaimakah cara-cara pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat dalam kehidupan masyarakat di sekitar Anda atau dalam organisasi yang ada di sekitar Anda? Apa bentuk kearifan yang timbul ketika musyawarah itu berlangsung dan Apa bentuk kendala yang timbul ketika musyawarah itu berlangsung?
Cara-cara pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat dalam kehidupan masyarakat atau dalam organisasi dapat beragam, tetapi beberapa prinsip umum yang biasanya diterapkan adalah:
1.) Diskusi Terbuka
2.) Menghormati Pandangan Lain
3.) Mencari Kesepakatan
4.).Keputusan Demokratis
5.) Tindakan Konstruktif
Namun, dalam proses musyawarah, juga ada beberapa kendala yang dapat timbul:
- Ketidaksepakatan, terkadang, sulit untuk mencapai kesepakatan karena perbedaan pandangan yang kuat di antara peserta. Ini dapat memperlambat atau bahkan menghambat proses musyawarah.
-Dominasi Suara, ada risiko bahwa suara beberapa peserta yang lebih vokal atau berpengaruh dapat mendominasi diskusi, sehingga pandangan minoritas tidak terwakili dengan baik.
- Kekerasan Verbal, Dalam situasi yang sangat konflik, musyawarah dapat berubah menjadi pertengkaran verbal yang tidak produktif.
- Ketidaksiapan untuk Berubah, contohnya seperti beberapa orang mungkin keras kepala dan tidak siap untuk mengubah pandangan mereka, bahkan jika argumen yang kuat diajukan.
Kearifan yang timbul dalam musyawarah melibatkan kemampuan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian, menghargai pendapat orang lain, dan mencari solusi yang menguntungkan semua pihak. Ini adalah cara yang kuat untuk mengambil keputusan yang adil dan dapat diterima oleh semua anggota masyarakat atau organisasi.
3.) Hasil Survei menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang Pancasila merosot secara tajam, yaitu 48,4% responden berusia 17 sampai 29 tahun tidak mampu menyebutkan silai-sila Pancasila secara benar dan lengkap. 42,7% salah menyebut silai-sila Pancasila, lebih parah lagi, 60% responden berusia 46 tahun ke atas salah menyebutkan sila-sila Pancasila. Jelaskan faktor penyebab rendahnya pemahaman dan pengamalan tentang nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat Indonesia dewasa ini!
Rendahnya pemahaman dan pengamalan tentang nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat Indonesia dewasa ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor kompleks, termasuk:
- Kurangnya Pendidikan Formal.
Sistem pendidikan mungkin tidak memberikan penekanan yang memadai pada pemahaman mendalam tentang Pancasila.
- Perubahan Budaya dan Prioritas
Perubahan budaya dan nilai-nilai yang berubah seiring waktu dapat menggeser perhatian dari nilai-nilai Pancasila.
- Kurangnya Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari.
Pancasila mungkin dianggap sebagai konsep teoritis yang tidak relevan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika nilai-nilai tersebut tidak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka pemahaman dan pengamalan terhadapnya bisa menurun.
- Media Sosial dan Informasi Tidak Akurat. Pengaruh media sosial dan penyebaran informasi yang tidak akurat dapat memengaruhi pemahaman masyarakat.
- Ketidakpedulian.
Sebagian masyarakat mungkin menjadi apatis terhadap nilai-nilai Pancasila karena kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga dan mengamalkannya.
Lalu untuk mengatasi rendahnya pemahaman dan pengamalan terhadap Pancasila, diperlukan upaya yang melibatkan sektor pendidikan, pemerintah, media, dan masyarakat secara luas. Pendidikan tentang Pancasila harus ditingkatkan dalam kurikulum, dan kesadaran akan nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, media harus memainkan peran positif dalam menyebarkan informasi yang akurat dan mendukung nilai-nilai Pancasila untuk membangun pemahaman yang lebih baik dalam masyarakat.