Posts made by Annisa Luthfiyyah

ASP A2025 -> Diskusi

by Annisa Luthfiyyah -
Nama : Annisa Luthfiyyah
NPM : 2313031010

Pengukuran kinerja sektor publik merupakan proses evaluasi terhadap efektivitas, efisiensi, dan dampak layanan yang disediakan oleh instansi pemerintah atau organisasi publik, seperti kementerian, lembaga, maupun pemerintah daerah, untuk memastikan akuntabilitas, transparansi, serta optimalisasi penggunaan sumber daya publik. Berbeda dengan sektor swasta yang berorientasi pada keuntungan, sektor publik lebih menekankan pada nilai sosial seperti kesejahteraan dan keadilan masyarakat. Melalui pengukuran kinerja ini, pemerintah dapat menilai sejauh mana tujuan dan sasaran telah tercapai serta memastikan bahwa pelayanan publik dilaksanakan secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Dengan demikian, pengukuran kinerja sektor publik berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan tanggung jawab pemerintah terhadap masyarakat serta penggunaan dana publik.

MPPE A2025 -> Diskusi

by Annisa Luthfiyyah -

Nama : Annisa Luthfiyyah

NPM   : 2313031010


Berdasarkan buku “Metode Sampling (Modul 1)” karya Prof. Akhmad Fauzy, S.Si., M.Si., Ph.D., berikut adalah pengertian populasi dan sampel serta hal-hal yang harus diperhatikan peneliti dalam menentukan keduanya.

1.      Pengertian populasi

Populasi adalah satu kesatuan yang terdiri atas semua unit yang menjadi onjek penelitian. Semua elemen yang termasuk dalam populasi memiliki karakteristik tertentu yang hendak di pelajari oleh peneliti. Contoh soal: sebuah perusahaan yang memproduksi bola lampu listrik,ingin meneliti kualitas bola lampu yang diproduksinya selama tahun ini. Maka, kalimat populasi menjadi: seluruh bola lampu yang diproduksi selama satu tahun.

2.      Pengertian sampel

Sampel diambil dari populasi untuk dianalisis agar peneliti dapat menarik kesimpulan tentang populasi tersebut. Sampel harus mencerminkan karakteristik populasi agar hasil penelitian valid dan representatif. Contoh soal: sebuah perusahaan yang memproduksi bola lampu listrik,ingin meneliti kualitas bola lampu yang diproduksinya selama tahun ini. Maka, kalimat sampelnya menjadi: 5% bola lampu dari total produksi tahunan.

3.      Hal-hal yang harus diperhatikan Peneliti dalam menentukan populasi dan sampel

Agar sampel yang diambil mewakili populasi (representatif), Prof. Akhmad Fauzy menegaskan bahwa peneliti perlu memperhatikan faktor-faktor berikut:

a.Teknik Sampling = “Pengambilan sampel dengan teknik sampling yang tepat akan menghasilkan sampel yang baik dan dapat mencerminkan karakteristik populasi.” Pemilihan metode sampling yang tidak tepat akan menyebabkan sampel tidak representatif.

b. Derajat Keseragaman (Homogenitas) Populasi = “Jika populasi homogen, jumlah sampel bisa sedikit; jika populasi heterogen, jumlah sampel harus lebih banyak.” Semakin besar variasi dalam populasi, semakin besar pula jumlah sampel yang diperlukan.

c. Presisi (Ketepatan atau Ketelitian) = “Semakin tinggi tingkat presisi yang diinginkan, semakin besar pula ukuran sampel yang harus diambil.” Presisi berhubungan dengan tingkat keakuratan hasil penelitian dibandingkan dengan keadaan sebenarnya di populasi.

d. Kejujuran dan Kebebasan Peneliti = “Syarat utama dalam menyajikan data adalah jujur dan bebas dari intervensi pihak lain.” Kejujuran dan independensi sangat penting agar data dan hasil analisis tidak bias.

MPPE A2025 -> Menulis Summary e-journal

by Annisa Luthfiyyah -

Nama : Annisa Luthfiyyah
NPM   : 2313031010

Ringkasan Jurnal: “Distinguishing between Theory, Theoretical Framework, and Conceptual Framework: A Systematic Review of Lessons from the Field” oleh Dr. Charles Kivunja (2018)

Artikel ini bertujuan menjelaskan perbedaan antara teori, kerangka teoretis, dan kerangka konseptual, tiga konsep yang sering disalahartikan oleh mahasiswa dan peneliti awal dalam penyusunan proposal maupun tesis. Melalui tinjauan literatur sistematis dan pengalaman praktis, Kivunja menegaskan bahwa pemahaman yang tepat terhadap ketiga istilah ini sangat penting dalam metodologi penelitian tingkat lanjut.

Teori dijelaskan sebagai kumpulan konsep, definisi, dan proposisi yang saling berhubungan dan berfungsi menjelaskan serta memprediksi fenomena. Sebuah teori harus logis, konsisten, dapat diuji, dan memiliki kekuatan prediktif. Teori menjadi dasar ilmiah yang menuntun peneliti dalam memahami hubungan antarvariabel dan dalam mengembangkan pengetahuan baru.

Kerangka teoretis (theoretical framework) adalah struktur konseptual yang dibangun dari teori-teori yang sudah ada dan relevan dengan penelitian. Ia berfungsi sebagai “gantungan” (coat hanger) bagi analisis data dan interpretasi temuan, membantu peneliti menghubungkan data empiris dengan teori yang sudah mapan. Kerangka teoretis harus muncul dari kajian literatur dan menjadi landasan ilmiah bagi analisis, pembahasan, serta kesimpulan penelitian.

Sebaliknya, kerangka konseptual (conceptual framework) merupakan peta besar penelitian yang mencakup seluruh aspek mulai dari pemilihan topik, perumusan masalah, metodologi, hingga pelaporan hasil. Ia mencerminkan pemikiran peneliti sendiri tentang keseluruhan rancangan penelitian.

Kivunja menegaskan bahwa setiap tesis, khususnya disertasi PhD, harus memiliki kerangka teoretis, sedangkan penjelasan eksplisit mengenai kerangka konseptual tidak wajib. Peneliti disarankan menurunkan kerangka teoretis dari literatur yang relevan, mengadaptasi atau mensintesis teori yang ada agar sesuai dengan konteks penelitiannya.