གནས་བསྐྱོད་བཟོ་མི་ Annisa Luthfiyyah

MPPE A2025 -> Tugas

Annisa Luthfiyyah གིས-

Nama : Annisa Luthfiyyah 

NPM   : 2313031010 

Teknik Pengumpulan Data yaitu: 

1. Wawancara Mendalam (In-depth Interview)

Wawancara mendalam digunakan untuk menggali informasi secara terperinci mengenai pengalaman, persepsi, dan tantangan guru Ekonomi dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Wawancara dilakukan secara semi-terstruktur, sehingga peneliti menyiapkan pedoman wawancara namun tetap memberi ruang bagi informan untuk menyampaikan jawaban secara bebas.

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa dokumen tertulis atau visual yang berkaitan dengan implementasi Kurikulum Merdeka pada mata pelajaran Ekonomi.

MPPE A2025 -> CASE STUDY

Annisa Luthfiyyah གིས-

Nama : Annisa Luthfiyyah 

NPM : 2313031010

1. Evaluasi teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah angket (kuesioner) yang diisi oleh guru. Menurut saya, teknik ini sudah sesuai dengan pendekatan kuantitatif karena: peneliti ingin mengumpulkan data numerik yang dapat diukur (misal skor gaya kepemimpinan dan motivasi kerja).

Skala Likert 1–5 memungkinkan data diolah secara statistik untuk mengetahui hubungan atau perbedaan antar variabel.

Penggunaan angket memudahkan pengumpulan data dari banyak responden (120 guru), sehingga hasilnya bisa digeneralisasi.

2. Kelebihan dan kelemahan menggunakan angket

Kelebihan: Bisa mengumpulkan data dari banyak responden secara efisien. Data yang diperoleh terstruktur dan mudah dianalisis. Responden bisa mengisi secara mandiri, sehingga menghemat waktu dan biaya.

Kelemahan: Responden mungkin tidak jujur atau menebak jawaban yang dianggap “baik”.Tidak bisa menggali jawaban mendalam atau alasan di balik jawaban. Ada risiko tidak semua pertanyaan dipahami sama oleh responden.

3. Teknik analisis statistik yang tepat

a. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja:

Gunakan regresi linier sederhana atau korelasi Pearson (jika data Likert dianggap interval) karena keduanya dapat mengukur hubungan pengaruh variabel independen (gaya kepemimpinan) terhadap variabel dependen (motivasi kerja).

b. Untuk mengetahui perbedaan motivasi kerja berdasarkan tingkat pendidikan guru:

Gunakan ANOVA satu arah (One-way ANOVA) karena variabel dependen (motivasi kerja) berskala interval/rasio dan variabel bebas (tingkat pendidikan) berskala kategorik lebih dari dua kategori.

4. Potensi bias dan masalah validitas

Potensi bias / masalah validitas:Respon sosial (social desirability bias): guru menjawab sesuai yang dianggap “baik” bukan apa yang sebenarnya dirasakan. Interpretasi berbeda: beberapa responden bisa salah paham pertanyaan atau skala Likert.

Non-response bias: jika ada guru yang tidak mengisi angket, data bisa kurang representatif.

Cara mengatasinya:Jelaskan instruksi dan tujuan penelitian dengan jelas sebelum pengisian. Jamin kerahasiaan jawaban untuk mengurangi jawaban “sesuai harapan”. Gunakan pre-test atau uji coba angket untuk memastikan pertanyaan mudah dipahami. Usahakan mengikuti seluruh populasi atau mengambil sampel representatif agar data tetap valid.

MPPE A2025 -> Diskusi

Annisa Luthfiyyah གིས-

Nama : Annisa Luthfiyyah 

NPM   : 2313031010 

Menurut saya, seorang peneliti harus mampu memilih teknik pengumpulan data yang tepat karena hal ini sangat memengaruhi kualitas dan keakuratan data yang diperoleh. Data yang tepat akan memudahkan peneliti dalam menganalisis dan menarik kesimpulan yang valid. Menurut saya, jika teknik pengumpulan data salah atau tidak sesuai, hasil penelitian bisa tidak relevan atau menyesatkan, sehingga tujuan penelitian sulit tercapai.

Selain itu, menurut saya, pemilihan teknik pengumpulan data harus selalu disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian. Misalnya, untuk mengetahui pendapat atau kepuasan seseorang, kuesioner atau wawancara lebih tepat, sedangkan untuk mengukur hal yang bersifat kuantitatif, seperti jumlah mata kuliah, observasi atau dokumentasi lebih sesuai. Jadi, menurut saya, keterkaitan antara teknik pengumpulan data, masalah penelitian, dan tujuan penelitian sangat penting agar hasil penelitian valid, dapat dipercaya, dan relevan.

MPPE A2025 -> CASE STUDY

Annisa Luthfiyyah གིས-

Nama : Annisa Luthfiyyah 

NPM   : 2313031010 

1. Skala pengukuran kuesioner:

Usia responden → Rasio, karena bernilai numerik, jarak sama, dan ada nol mutlak.

Jenis kelamin → Nominal, karena hanya kategori tanpa urutan.

Tingkat kepuasan layanan akademik → Ordinal, karena ada urutan, tapi jarak antar kategori tidak sama.

Jumlah mata kuliah → Rasio, karena numerik dengan jarak sama dan nol mutlak.

Prioritas memilih universitas → Ordinal, karena ada urutan preferensi, tapi jaraknya tidak sama.

2. Apakah seluruh data bisa dianalisis parametrik?

Tidak seluruhnya, karena hanya variabel usia dan jumlah mata kuliah (rasio) yang bisa dianalisis parametrik. Variabel nominal dan ordinal (jenis kelamin, kepuasan, prioritas) sebaiknya dianalisis non-parametrik.

3. Metode analisis hubungan kepuasan layanan akademik dengan jumlah mata kuliah yang diambil. 

Jenis data: keputuasan layanan akademik → ordinal, dan jumlah mata kuliah → rasio. Alasannya karena salah satu variabel adalah ordinal (kepuasan), tidak bisa langsung digunakan korelasi Pearson yang hanya untuk data interval/rasio.

Dengan korelasi Spearman, karena kepuasan berskala ordinal dan jumlah mata kuliah berskala rasio. Metode ini tepat untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan antara variabel ordinal dan rasio.

MPPE A2025 -> Diskusi

Annisa Luthfiyyah གིས-

Nama : Annisa Luthfiyyah 

NPM  : 2313031010

Skala pengukuran adalah cara untuk mengelompokkan atau memberi label pada data agar lebih mudah dianalisis dan dipahami. Dalam penelitian kualitatif, skala pengukuran tidak fokus pada angka, tetapi lebih ke kategori, tema, atau makna dari data. Hal ini membantu peneliti menyusun informasi dari responden secara jelas dan mengekstrak tema-tema utama dari data.

Beberapa istilah skala yang digunakan antara lain: 

- Nominal: data dibedakan berdasarkan kategori tanpa urutan. Contoh: jenis kelamin guru (laki-laki, perempuan). 

- Ordinal: data memiliki urutan, tapi jarak antar tingkatan tidak sama. Contoh: tingkat kesiapan guru (sangat siap, siap, kurang siap).

-Kategori tematik: data dikelompokkan berdasarkan tema atau topik tertentu. Contoh: faktor penghambat implementasi Kurikulum (waktu terbatas, fasilitas kurang, pelatihan kurang).

Rancangan Data Penelitian dan Skala Pengukuran

Penelitian ini berjudul “Tantangan Guru IPS dalam Implementasi Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 15 Bandar Lampung”. Fokus penelitian adalah memahami tantangan, persepsi, dan strategi guru IPS. Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi, kemudian dianalisis dengan mengelompokkan jawaban guru ke dalam tema-tema utama.

Beberapa contoh fokus dan skala pengukuran:

- Keterbatasan guru: misalnya kesulitan membuat RPP atau kurangnya sarana → Kategorikal / Nominal

- Tingkat kesiapan guru: seperti sangat siap, siap, kurang siap → Ordinal (deskriptif)

- Faktor penghambat: waktu, fasilitas, pelatihan terbatas → Kategori tematik / Nominal

- Strategi guru: cara guru menyesuaikan kurikulum → Kategori tematik / Nominal

Dengan pendekatan ini, penelitian kualitatif lebih fokus pada memahami makna dan pengalaman guru, bukan menghitung angka atau skor statistik.