Nama: Hani Kalista
Npm: 2316041134
Kelas: Reguler D
1. Pelayanan publik yang telah bergeser dari sentralisasi menjadi desentralisasi adalah pengelolaan rumah sakit dan fasilitas kesehatan. Sebelumnya pengelolaan rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Indonesia dilakukan secara sentralistik di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan. Namun sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 1999, pengelolaan rumah sakit dan fasilitas kesehatan mulai dialihkan ke pemerintah daerah kabupaten/kota. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pelayanan kesehatan di tingkat lokal dan meningkatkan akses masyarakat akan fasilitas kesehatan. Pemerintah pusat hanya memiliki
tugas koordinasi, perencanaan dan pengawasan, sedangkan pengelolaan sehari-hari ada di tangan pemerintah daerah.
2. Analisis upaya pengembangan pengelolaan rumah sakit dan fasilitas kesehatan dengan teori New Public Management:
New Public Management menganut prinsip-prinsip good governance seperti akuntabilitas, transparansi, partisipasi dan kompetisi. Dengan dipindahkannya pengelolaan rumah sakit ke tingkat daerah, diharapkan akan lebih memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pengawasan pelayanan kesehatan. Pengawasan masyarakat akan meningkatkan akuntabilitas pelayanan.
Penciptaan unit pelayanan terpisah (public hospital corporation) dengan otonomi pengelolaan keuangan dan SDM diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan rumah sakit. Prinsip-prinsip bisnis diperlukan untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja. Rumah sakit diberi fleksibilitas untuk mengelola anggaran, SDM, dan asset rumah sakit sesuai kebutuhan pelayanan. Otonomi ini diharapkan dapat mempercepat proses pengambilan keputusan tanpa harus menunggu birokrasi pemerintah.
Kompetisi antar rumah sakit yang diperkenalkan diharapkan dapat mendorong tumbuhnya inovasi dan peningkatan mutu layanan. Dengan adanya pilihan rumah sakit, pelayanan yang disediakan akan bersaing untuk memenuhi kebutuhan dan preferences pasien. Kompetisi juga diharapkan mampu menekan biaya layanan kesehatan melalui peningkatan efisiensi.
Evaluasi kinerja berdasarkan indikator kualitas proses dan hasil pelayanan menjadi ukuran utama kinerja rumah sakit. Ukuran ini lebih obyektif dibandingkan ukuran tradisional seperti jumlah kasur atau ruang perawatan. Dengan demikian, manajemen rumah sakit akan terus berupaya meningkatkan mutu layanan untuk memenuhi target kinerja. Partisipasi masyarakat dalam pengawasan mutu layanan juga penting untuk memastikan akuntabilitas pelayanan kepada masyarakat.