Posts made by Vreyza Prianti

Nama : Vreyza Prianti
NPM : 2258011033

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam peran media massa memberitakan informasi belum terlaksana. Masih banyak terdapat berita yang tidak teruji kebenarannya yang dapat merusak tatanan sosial.

Media massa hanya memuat berita sebagai pemuas informasi saja tanpa menanamkan pembentukan pribadi sosial yang berjiwa Pancasila.

Dasar negara Indonesia adalah Pancasila, karena itu tujuan yang hendak dicapai oleh bangsa Indonesia adalah masyarakat yang berdasarkan Pancasila.

Masyarakat selalu mengalami perkembangan, karenanya juga mengalami perubahan-perubahan, termasuk tata nilai yang ada. Akibat perkembangan teknologi yang sedemikian, segala bentuk telekomunikasi dapat terjadi tanpa mengenal waktu, sehingga aliran dalam filsafat, ideologi, dan kebudayaan pada umumnya mudah dikenal oleh berbagai jenis kelompok masyarakat dan mempengaruhi tata nilai yang mereka miliki.

Hukum sudah cukup tua menjadi bagian kehidupan manusia dari masa ke masa dan terus berubah seiring perubahan sosial, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Maksim ubi societas ibi ius yang dikatakan oleh Cicero, filsuf zaman Yunani Kuno, mencerminkan hukum sebagai order dijalankan secara konsisten atas dasar kesadaran, moralitas, dan komitmen kerakyatan.

Hukum merupakan kontrol sosial, namun bukan berarti dengan cukup memahami hukum saja lantas masyarakat dapat dikendalikan.

Indonesia terdiri atas masyarakat yang melek informasi. Pada tahun 2014, informasi statistik Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, menunjukkan sebanyak 67,80 persen penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mengakses informasi. Hal ini memberikan makna bahwa, persebaran informasi melalui media komunikasi massa, salah satunya berupa internet, adalah bukti bahwa Cicero mengatakan hal yang relevan mengenai masyarakat jauh di masa yang akan datang.

Definisi dari media massa apabila ditelusuri dari kata "media" sendiri berarti alat, corong, instrumen, jalan, medium, penghubung, perangkat, perantara, peranti, saluran, sarana, wahana. Sementara pengertian "media massa" sendiri adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas.

Media massa di Indonesia, menurut tinjauan pustaka oleh penulis merupakan media atau alat yang dipergunakan oleh lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik seperti yang tersebut dalam Pasal 1 Butir 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, dengan demikian yang bertanggung jawab atas beredarnya muatan komunikasi massa dalam media tersebut adalah sebuah lembaga yang disebut sebagai pers.

Media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melewati media cetak atau elektronik, sehingga pesan informasi yang sama itu dapat diterima secara serentak dan sesaat.10 Pemanfaatan media massa artinya penggunaan berbagai bentuk media massa, baik cetak maupun elektronik untuk tujuan tertentu.

Tidak semua orang mengetahui hukum, namun dengan media massa, masyarakat akan mengetahui hukum dengan membaca maupun mendengar informasinya.

Dalam pandangan holistik, tujuan ilmu hukum adalah berupa pengungkapan kesatuan yang mendasari alam ciptaan.

Pemanfaatan media massa pada umumnya dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yaitu media cetak dan media elektronik.
Nama : Vreyza Prianti
NPM : 2258011033

ANALISIS SOAL 1

A.   Bagaimanakah menurut pendapatmu mengenai proses pendidikan di tengah pandemi covid-19, Jelaskan!
Jawab : Dalam penerapan belajar online ini, tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan belajar, yang dipicu oleh beberapa faktor : Pertama, siswa yang belum memiliki gadget, siswa yang belum mengetahui banyak tentang penggunaan teknologi, kasus ini banyak terjadi pada siswa tingkat TK dan SD (Sekolah Dasar). Selain itu, masalah utama yang dialami siswa adalah jaringan yang tidak memadai. Hal ini merupakan tantangan besar bagi siswa dan tak terkecuali bagi orang tua karena orang tualah yang dituntut untuk mendampingi siswa dalam proses belajar online tersebut, realita yang ada juga tidak sedikit orang tua yang tidak paham mengenai penggunaan teknologi, jelas hal ini akan menghambat keaktifan siswa atau anak dalam proses belajar daring ini.

Kedua, kurangnya interaksi fisik antara guru dan siswa karena dalam pembelajaran online siswa hanya diberikan tugas melaui via whatsapp. Kebanyakan siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas dikarenakan tidak ada penjelasan-penjelasan awal dari guru tentang tugas yang dibebankan tersebut. Peserta didik hanya dituntut untuk mengerjakan tanpa mendapatkan penjelasan terlebih dahulu, akibatnya banyak siswa yang mengeluh dan tidak bersemangat lagi dalam mengerjakan tugas.

Ketiga, tugas yang diberikan guru banyak, sementara waktu yang diberikan sangat singkat. Bagaimana anak bisa belajar dengan baik dalam kondisi yang seperti ini.
Keempat, akibat kurangnya interaksi langsung antara guru dan siswa, otomatis berkuranglah internalisasi nilai-nilai karakter yang semestinya harus ditanamkan seorang guru ke dalam diri siswa. Ini akan mengakibatkan degradasi moral pada anak atau siswa, karena tugas seorang guru bukan hanya mengajar, mentrasferkan ilmu pengetahuan (pelajaran) saja, tetapi seorang guru juga dituntut untuk mendidik (pembentukan akhlak dan karakter) siswa. Namun, hal ini tidak boleh mematahkan semagat guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, tidak boleh mematahkan semagat siswa dalam belajar, pandemi covid ini tidak boleh mematahkan semangat dan harapan kita semua.

B.   Bagaimanakah mengefektifkan dan memaksimalkan proses pendidikan di tengah pandemi covid-19 supaya tetap berkorelasi dengan implementasi nilai Pancasila?
Jawab : Memaksimalkan media pembelajaran. Media daring adalah alternatif yang sangat membantu pendidik dalam proses pembelajaran. Banyak media daring yang bisa digunakan saat ini baik melalui whatsaap group, goggle classroom, kelas maya, email, telegram, google form, zoom dll. Media yang baik  belum tentu menghasilkan output yang maksimal. Faktor  kesiapan pendidik dalam menggunakan media dan pemilihan media daring yang tepat adalah faktor yang menentukan proses pembelajaran berjalan optimal. Semua media daring memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya, maka pemilihan media yang sesuai dengan peruntukannya, menarik perhatian peserta didik, bahkan kolaborasi penggunaan media daring menjadi sangat penting bagi proses pembelajaran agar berjalan optimal.

C.   Berikan contoh kasus yang terkait dengan pengembangan karakter Pancasilais, seperti jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, dan cinta damai di lingkungan anda dan bagaimanakah menurut pendapatmu mengenai contoh kasus tersebut!
Jawab: Berbagai kasus yang terkait dengan pengembangan karakter Pancasilais, seperti jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, dan cinta damai. Menerapkan sikap jujur dalam ujian, absen mata kuliah, disiplin dalam mengerjakan tugas dan tidak terlambat masuk kelas, tanggung jawab atas tugas-tugas yang harus segera di kerjakan, peduli sesama teman jika mendapati teman yang sedang kesusahan, santun terhadap sesama maupun dosen, ramah lingkungan, tidak merusak lingkungan sekitar, gotong royong dalam mengerjakan masalah-masalah yang ainta damai, tidak membuat aksi anarkis yang membuat kerusakan dan meresahkan warga sekitar. Menurut pendapat saya hal-hal di atas harus dilakukan.

D.   Jelaskan yang dimaksud dengan hakikat Pancasila dalam pengaktualisasian nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai paradigma berpikir, bersikap dan berperilaku masyarakat?
Jawab : hakikat Pancasila adalah sesuatu yang terkandung dalam nilai-nilai yang terdapat pada sila Pancasila yang harus dijadikan sebab, sehingga dijadikan sebagai dasar negara. Pancasila menunjukan hakikat atau subtansi Pancasila yaitu dasar atau kata dasar Tuhan, manusia, rakyat, dan adil.
Nama : Vreyza Prianti
NPM : 2258011033

Analisis Jurnal

Filsafat pendidikan adalah pemikiran yang mendalam tentang pendidikan berdasarkan filsafat. Apabila kita hubungkan fungsi Pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan, maka Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang menjiwai dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila adalah falsafah yang merupakan pedoman berperilaku bagi bangsa Indonesia yang sesuai dengan kultur bangsa Indonesia.

Pendidikan sebagai suatu lembaga yang berfungsi menanamkan dan mewariskan sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat.

Sebagai sebuah falsafah dan sebuah ideologi bagi bangsa Indonesia, Pancasila adalah dasar dari pelaksanaan segala aspek kehidupan bagi bangsa Indonesia.

Dasar ontologis Pancasila sebagai sistem filsafat bisa diinterpretasikan bahwa adanya negara perlu dukungan warga negara.

Pancasila juga merupakan sebuah filsafat karena pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha-usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem.

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis tersendiri yang membedakannya dengan sistem filsafat lain. Secara ontologis, kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Kajian epistemologis filsafat Pancasila, dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.
Nama : Vreyza Prianti
NPM : 2258011033

Resume materi STUDIUM GENERALE Mata Kuliah Umum Universitas Lampung
“Penguatan Karakter, Religius, dan Kebangsaan.”

Materi 1
Pemateri : Dr. Moh. Bahruddin, M.A. (Ketua FKUB Provinsi Lampung)
Materi : Spirit Moderasi Beragama

Konferensi WCRP, Kyoto, 1970
- no peace among the nations without peace among the religions
- no peace among the religions without dialogue among the religions
- no dialogue among the religions without a consensus on shared ethical values, a global ethic
- no new world order without a global ethic.

Moderasi beragama merupakan ruh, spirit, dan modal untuk hidup rukun antar umat beragama. Kerukunan umat beragama merupakan pilar kerukunan nasional.
Moderasi beragama dapat dipahami sebagai pilihan untuk memiliki cara pandang sikap dan perilaku ditengah tengah adil dan seimbang antara penganut agama sendiri dan penghormatan kepada praktik beragama.

3 pilar moderasi beragama :
1. Moderasi Pemikiran
2. Moderasi gerakan
3. Moderasi perbuatan

Moderasi beragama dalam berbagai bidang :
1. Moderasi dalam berkeyakinan
2. Terbukanya pintu rukhsah (keringanan)
3. Rutin menjalankan ajaran-ajaran agama
4. Moderasi dalam perilaku
5. Moderasi dalam membelanjakan harta

Hambatan dan Solusi pada Global Ethic
1. Eksklusivisme:
a. Blind Obedience
b. Intoleransi
c. Rasisme
2. Inklusivisme

Indikator Moderat
1. Acknowledge, menghormati kehadiran agama lain di Indonesia.
2. Celebrate, menikmati keberagaman yang disumbangkan setiap agama.
3. Value, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur universal agama-agama
4. Learn, belajar dari pengalaman dan sejarah masa lalu
5. Respect, mengapresiasi kontribusi setiap kelompok, agama.
6. Tolerant, memberikan hak yang sama kepada agama lain.


Materi 2
Pemateri : Prof. Dr. H. Ainul Ghani, M.Ag. (Guru Besar PAI UIN RIL)
Materi : Penguatan Karakter Melalui Pendidikan Spiritual

Perlu diterapkan dan direalisasikan pendidikan spiritual untuk menangani masalah-masalah remaja. Pendidikan spiritual merupakan vitamin dalam tubuh kita.

Manusia terdiri 4 dari unsur dan harus diberi vitamin :
1. Jasad : vitaminnya shalat, baca al-quran, dan dzikir yang bagus
2. Hati : harus diberi cahaya dengan membaca asma asma Allah
3. Napsu : harus dikendalikan dengan tasawuf, jangan terlalu banyak makan, jangan terlalu banyak tidur, jangan terlalu banyak bicara yang tidak bermanfaat.
4. Ruh : harus memiliki karakter untuk cinta terhadap ilmu, karena ilmu yang dapat menghidupkan ruh kita.

Orang sukses adalah orang yang bisa memanage waktu.
Dunia dan akhirat harus seimbang, dunia jangan jadikan tujuan tetapi sebagai sarana sebagai alat untuk mendukung segudang prestasi.

4 Perkara yang akan ditanyakan di hari akhir : umur, ilmu, harta, dan tubuhnya digunakan untuk apa.

Kesimpulan :
1. Mahasiswa yang sukses adalah mereka yang bisa mengelola waktu dengan baik.
2. Mahasiswa sukses adalah orang yang bisa mengajak orang lain sukses.
3. Orang yang paling cerdas adalah mereka yang selalu mengingat kematian dan mempersiapkannya.
4. Orang yang paling bahagia adalah mereka yang bisa membuat orang lain bahagia.


Materi 3
Pemateri : Dr. Sairul Basri, M.Pd. (Kementerian Pertahanan RI)
Materi : Penguatan Karakter Kebangsaan

Negara layaknya makhluk hidup yang tidak tetap dan bisa mati, maka perlu dilindungi dari ATHG.

Ancaman negara :
1. Ekonomi (MEA, Tenaga Terampil, dan Modal)
2. Pornografi
3. Narkoba
4. Radikalisme dan Terorisme
5. Legislasi
6. Bencana alam
7. Politik
8. Ideologi
9. Teknologi

Doktrin Nilai Nasionalisme :
1. Cinta tanah air.
2. Sadar berbangsa dan bernegara.
3. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa.
4. Yakin dengan ideologi Pancasila.

Alat pemersatu bangsa : Pancasila, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika.