1.Perspektif Biologis, berfokus pada cara berbagai peristiwa
yang berlangsung dalam tubuh mempengaruhi perilaku, perasaan, dan pikiran seseorang.
2.Bidang psikologi ini sering disebut sebagai biopsikologi atau psikologi fisiologis. Cabang psikologi ini telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan dikaitkan dengan bidang ilmu lain termasuk biologi, neurologi, dan genetika. Perspektif biologis pada dasarnya adalah cara memandang masalah dan tindakan manusia.Studi tentang fisiologi dan proses biologis telah memainkan peran penting dalam psikologi sejak awal mulanya . Charles Darwin pertama kali memperkenalkan gagasan bahwa evolusi dan genetika berperan dalam perilaku manusia.
2.Teori psikoanalisis adalah salah satu teori yang membahas tentang hakikat dan perkembangan bentuk kepribadian yang dimiliki oleh manusia. Unsur utama dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek kepribadian lainnya. Dasar teori psikoanalisis adalah mengasumsikan bahwa kepribadian akan mulai berkembang saat terjadi konflik- konflik dari aspek- aspek psikologis itu sendiri. Gejala tersebut biasanya terjadi pada anak- anak atau usia dini. Kemudian pendapat Sigmund Freud tentang kepribadian manusia ini didasarkan pada pengalaman- pengalaman yang dialami pasiennya.
Menurut Freud, manusia memiliki empat instink dasar, yaitu instink vital
(lapar, haus, bernafas), instink seksual (libido), instink agresi dan instink mati (thanatos). Freud menekankan pentingnya instink seksual bagi perkembangan
kepribadian di atas instink-instink lainnya, karena instink seksual itu sangat kuat
berada di bawah taboo umat manusia (manusia dalam hidupnya dibatasi oleh nilainilai, baik kultur maupun agama) sehingga cenderung untuk disangkal dan ditekan
ke bawah sadar (menggunakan mekanisme defensi denial dan repression),
fenomena psikologik ini akan sangat berpengaruh dalam menentukan pola
perilaku seseorang. Menurutnya, instink seksual sudah ada sejak bayi dilahirkan.
Sebelum pemuasannya bermanifestasi dalam bentuknya yang dewasa seperti pada
umumnya dikenal (dalam bentuk seksual genital klimaktik), instink ini berada
dalam bentuk yang difus dan tidak terdiferensiasi. Ia kemudian berkembang
melalui fase-fase “pre-genital” (manifestasi pemuasannya terpusat pada daerahdaerah tubuh tertentu di luar genital) sampai mencapai bentuknya yang dewasa
yaitu fase “genital” (manifestasi pemuasannya secara dominan terpusat pada
genital).
Menurut Freud, banyak masalah psikologik (mental emosional) pada
masa dewasa berakar kegagalan individu menyelesaikan konflik-konflik seksual
di fase-fase dini perkembangannya. Penyelesaian yang baik, memungkinkan
individu untuk mencapai maturitas kepribadian, identitas seksual dan kehidupan emosional yang mantap.
Teori perkembangan psikososial Erikson merupakan perluasan dan
transformasi dari konsep psikoanalitik Freud. Teori perkembangan ini lebih
menekankan pada dorongan-dorongan psikososial daripada dorongan psikoseksual. Krisis perkembangan bersumber dari proses pencapaian tujuantujuan personal agar memenuhi harapan sosial masyarakat, bukan hanya pada inhibisi atau hambatan pemuasan dorongan psikoseksual.
Pandangan Erikson bertolak dari “prinsip epigenetik” dimana gagasan
ini menyatakan bahwa segala sesuatu yang berkembang, mempunyai suatu pola
dasar dan dari pola dasar itu akan berkembang bagian-bagian yang masing-masing menurut waktunya yang spesifik hingga mencapai titik tertinggi dan kemudian membentuk suatu kesatuan fungsional yang menyeluruh. Masing-masing fase
memiliki krisisnya sendiri yang khas. Berhasil tidaknya seorang individu menyelesaikan konflik-konflik yang terkait krisis di suatu fase akan menentukan
apakah seseorang akan siap untuk menghadapi krisis di fase berikutnya untuk
selanjutnya mencapai maturasi kepribadian yang sesuai dengan harapan budaya atau masyarakatnya.
3.Teori pembelajaran adalah suatu teori yang menjelaskan bagaimana seseorang belajar. Ada beberapa teori pembelajaran yang dikenal, salah satunya adalah teori pembelajaran behavioristik yang dipelopori oleh B.F. Skinner, John Watson, dan Albert Bandura Berikut adalah penjelasan singkat mengenai perspektif pembelajaran dari ketiga ahli tersebut:
- Teori Pembelajaran Skinner:Teori ini didasarkan pada gagasan bahwa belajar adalah fungsi perubahan perilaku individu secara jelas. Perubahan perilaku tersebut diperoleh sebagai hasil respon individu terhadap kejadian (stimulus) dari lingkungan. Salah satu hasil penelitian yang terkenal dari Skinner adalah kotak Skinner (Skinner's Box). Penguatan merupakan unsur terpenting dari teori Skinner Penguatan stimulus diberikan berulang-ulang agar dapat memperkuat respon yang dikehendaki. Sehingga perilaku individu dikontrol oleh penguatan stimulus yang mengikutinya
-Teori Pembelajaran Watson: Teori ini menekankan pada pengamatan terhadap perilaku yang dapat diamati. Watson percaya bahwa perilaku manusia dapat diprediksi dan dikendalikan melalui pengaruh lingkungan Watson juga percaya bahwa perilaku manusia dapat dipelajari melalui pengkondisian klasik. Watson menganggap bahwa manusia lahir sebagai tabula rasa atau lembaran kosong yang dapat diisi dengan pengalaman-pengalaman dari lingkungan
-Teori Pembelajaran Bandura Teori ini menekankan pada pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap, dan reaksi emosi orang lain. Teori ini menjelaskan perilaku manusia sebagai hasil dari interaksi antara faktor lingkungan, faktor personal, dan perilaku. Bandura juga mengembangkan konsep self-efficacy, yaitu keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk melakukan suatu tindakan. Menurut Bandura, self-efficacy dapat mempengaruhi motivasi dan perilaku individu
Dalam kesimpulannya, teori pembelajaran behavioristik yang dipelopori oleh B.F. Skinner, John Watson, dan Albert Bandura menekankan pada pengaruh lingkungan dan pengalaman dalam membentuk perilaku manusia. Teori ini juga menekankan pada pentingnya penguatan atau reward dalam membentuk perilaku yang diinginkan
4.
Teori kognitif adalah teori yang menjelaskan bagaimana seseorang memproses informasi dan bagaimana informasi tersebut disimpan dalam memori. Dalam
teori kognitif, terdapat dua tokoh yang sangat terkenal, yaitu Jean Piaget dan Lev Vygotsky
. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai perspektif kognitif dari kedua ahli tersebut:
Teori Piaget: Teori ini menekankan pada konsep konstruktivisme, yaitu bahwa anak membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya
Piaget mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif, yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap konkret operasional, dan tahap formal operasional
. Setiap tahap memiliki karakteristik yang berbeda dan mempengaruhi cara anak memproses informasi.
5.Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner
Urie Bronfenbrenner adalah seorang psikolog yang mengembangkan Teori Ekologi dalam pembelajaran dan perkembangan manusia. Teori ini menekankan peran penting lingkungan dalam memahami perkembangan individu.
Teori Ekologi Bronfenbrenner menggambarkan kompleksitas pengaruh lingkungan pada perkembangan individu, dan menekankan pentingnya memahami konteks sosial dan budaya dalam pemahaman tentang pembelajaran dan perkembangan manusia.
6. Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth
Teori John Bowlby dan Mary Ainsworth dalam konteks perkembangan anak adalah sering disebut sebagai Teori Kepeliharaan (Attachment Theory) dan memiliki perspektif evolusioner yang kuat.
Pendekatan evolusioner dari teori kepeliharaan ini menyoroti pentingnya attachment sebagai strategi adaptasi untuk manusia dalam konteks evolusi. Attachment membantu memastikan kelangsungan spesies manusia dengan memberikan perlindungan, dukungan emosional, dan keamanan bagi anak-anak, yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan kelangsungan hidup dan reproduksi.
7.Perspektif Moral – Teori Kohlberg
Perspektif moral dalam psikologi perkembangan, khususnya dalam kaitannya dengan teori perkembangan moral, mencakup pemahaman tentang bagaimana individu mengembangkan pemahaman mereka tentang moralitas dan etika. Salah satu teori perkembangan moral yang terkenal adalah Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg. Teori ini berfokus pada perkembangan pemikiran moral individu sepanjang masa.
Teori Kohlberg tentang Perkembangan Moral:
Lawrence Kohlberg mengembangkan teori perkembangan moral yang terdiri dari tiga tingkat dan enam tahap. Teorinya menguraikan bagaimana individu mengembangkan pemahaman mereka tentang moralitas dan bagaimana mereka mengambil keputusan moral.