FORUM DISKUSI

TOPIK DISKUSI

TOPIK DISKUSI

by Ari Sofia -
Number of replies: 29

Jelaskan bagaimana Struktur program bimbingan konseling dan Evaluasi bimbingan perkembangan?


In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Septiana Saragih -
- Struktur Program Bimbingan Konseling

Program bimbingan konseling adalah suatu rangkaian kegiatan yang dirancang untuk membantu individu dalam memahami diri mereka sendiri, mengembangkan potensi mereka, dan mengatasi masalah pribadi, sosial, akademik, dan karier. Struktur program bimbingan konseling dapat bervariasi tergantung pada institusi atau sekolah tertentu, tetapi umumnya mencakup beberapa komponen utama yang meliputi:

1. Identifikasi Kebutuhan: Program bimbingan konseling dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan individu atau kelompok yang akan dilayani. Ini dapat melibatkan analisis data dan informasi yang dikumpulkan tentang siswa, seperti hasil tes, catatan akademik, dan masalah yang dihadapi.

2. Penetapan Tujuan: Setelah kebutuhan diidentifikasi, tujuan yang spesifik dan terukur ditetapkan untuk membantu individu mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Tujuan ini harus realistis, relevan, dan dapat dicapai dalam waktu tertentu.

3. Rencana Intervensi: Setelah tujuan ditetapkan, langkah-langkah atau intervensi yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut dirancang. Intervensi ini dapat meliputi sesi konseling individu, kelompok konseling, penyuluhan, pelatihan keterampilan, atau referensi ke sumber daya lain seperti psikolog atau klinik kesehatan mental.

4. Implementasi: Setelah rencana intervensi dibuat, program bimbingan konseling dilaksanakan oleh konselor atau tenaga pendidikan yang terlatih. Sesi konseling atau kegiatan lainnya diadakan sesuai dengan jadwal yang ditentukan, dan pemantauan terus dilakukan untuk melihat perkembangan individu atau kelompok yang dilayani.

5. Evaluasi: Evaluasi terhadap program bimbingan konseling dilakukan untuk mengukur efektivitasnya dan memastikan bahwa tujuan telah tercapai. Evaluasi dapat melibatkan pengumpulan data, pemberian tes atau instrumen evaluasi, dan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi pada individu atau kelompok.

- Evaluasi Bimbingan Perkembangan

Evaluasi bimbingan perkembangan adalah suatu proses untuk mengevaluasi program bimbingan konseling yang berfokus pada perkembangan individu. Evaluasi ini bertujuan untuk menentukan sejauh mana program bimbingan konseling telah berhasil mencapai tujuan perkembangan yang ditetapkan.

Evaluasi bimbingan perkembangan dapat melibatkan beberapa langkah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data:
Data tentang perkembangan individu dikumpulkan melalui berbagai metode seperti wawancara, observasi, dan tes. Data ini dapat mencakup aspek-aspek seperti perkembangan sosial, emosional, akademik, dan karier.

2. Analisis Data:
Data yang dikumpulkan dianalisis untuk menentukan sejauh mana perkembangan individu telah terjadi. Ini melibatkan pembandingan antara data saat ini dengan data sebelumnya atau dengan standar yang telah ditetapkan.

3. Penilaian Hasil:
Hasil evaluasi digunakan untuk menilai apakah program bimbingan konseling telah berhasil mencapai tujuan perkembangan yang ditetapkan. Hasil ini dapat digunakan untuk memberikan umpan balik kepada individu, orang tua, atau pihak yang terkait lainnya.

4. Peningkatan Program:
Jika evaluasi menunjukkan bahwa program bimbingan konseling belum mencapai tujuan perkembangan yang diinginkan, langkah-langkah perbaikan atau perubahan program dapat diidentifikasi dan dilaksanakan. Ini dapat melibatkan perubahan dalam strategi intervensi, penambahan sumber daya, atau penyesuaian tujuan.
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Jestri Paskah Sehat Br Haloho -
STRUKTUR PROGRAM BK
Struktur program bk adalah susunan program atau program yang telah tersusun dengan pola tertentu didalam bimbingan konseling. Komponen Program BK
1.Layanan Dasar Bimbingan Proses pemberian bantuan kepada semua siswa melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal. Tujuannya :
• Memiliki kesadaran tentang diri dan lingkungannya • Mampu menangani kebutuhan dan masalahnya
• Mampu mengembangkan keterampilan dan tanggung jawab
• Mampu mengembangkan diri

Sedangkan tujuan khusus dari evaluasi bimbingan dan konseling adalah untuk mengetahui ketercapaian program sesuai dengan jabaran atau butir-butir kegiatan program layanan yang telah di susun dalam program bimbingan dan konseling, misalnya: program pengumpulan data, kegiatan bimbingan karir, konseling individual.
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Nabilla Zahra Amaliya -
Struktur Program bimbingan konseling
1) Layanan Dasar Bimbingan (guidance curiculum)
Tujuan layanan dasar bimbingan adalah membantu seluruh siswa dalam mengembangkan keterampilan dasar untuk kehidupan. Komponen ini merupakan landasan bagi program bimbingan perkembangan. Contoh materi program bimbingan materi program di sekolah mencakup :
a. Self-esteem (harga diri)
b. Motivasi berprestasi
c. Keterampilan pengambilan keputusan merumuskan tujuan dan membuat perencanaan
d. Keterampilan pemecahan masalah
e. Keefektifan dalam hubungan antar pribadi
f. Keterampilan berkomunikasi
g. Keefektifan dalam memahami lintas budaya h. Perilaku yang bertanggung jawab.
Layanan dasar bimbingan perkembangan memiliki cakupan dan urutan bagi pengembangan kompetensi siswa. Materi kurikulum diajarkan dengan unit fokus pada hasil (outcome-focused) dan mengajarkan yang berorientasi tujuan (objektif-based lesson) bagi siswa dalam kelompok kecil atau kelas untuk menggunakan material dan sumber-sumber lainnya, dan memerlukan strategi penilaian. Pengajaran dalam layanan dasar bimbingan diawali sejak pengalaman pertama siswa masuk sekolah, dengan materi yang diselaraskan dengan usia dan tahapan perkembangan siswa.
2) Layanan Responsif (Responsive Services)
Tujuan kelompok layanan responsif adalah mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi siswa yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial pribadi, karier, dan/atau masalah pengembangan pendidikan. Sekalipun layanan ini merespon tipis yang memiliki prioritas dan/atau relevan dalam adegan sekolah. Topik yang menjadi prioritas di Texas pada tahun 1990-an adalah: kesukses1990-an akademik; masalah bunuh diri pada kalangan remaja dan anak; kenakalan anak; masalah putus sekolah; penyalahgunaan obat; kehamilan pada usia sekolah. Topik-topik lainnya yang relevan dengan masalah di sekolah seperti: kehadiran; sikap dan perilaku terhadap sekolah; hubungan dengan teman sebaya; keterampilan studi; penyesuaian di sekolah baru; isu-isu yang muncul selama atau setelah intervensi terhadap kejadian-kejadian traumatik. Sedangkan topik-topik yang berkaitan dengan masalah pribadi adalah: ketidakpastian menentukan karir; pilihan lanjutan sekolah; kematian anggota keluarga atau teman; masalah perceraian; masalah keluarga, dan masalah seksual. Layanan responsif bersifat preventif dan remedial. Preventif dengan memberikan intervensi terhadap siswa agar mereka terhindar dari pilihan yang tidak sehat atau tidak memadai atau membawa anak agar mampu menentukan pilihan pada situasi tertentu. Remedial dengan memberikan intervensi terhadap siswa yang telah memiliki pilihan yang salah atau mereka tidak memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah yang muncul dari pilihannya. Prioritas pemberian layanan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak. Program bimbingan yang komprehensif mencakup pula pemberian layanan bagi siswa yang memiliki karakteristik tertentu seperti siswa berbakat, program pendidikan khusus, program pendidikan jabatan, anak yang berpindah-pindah. Teknik pemberian layanan berupa konsultasi individual atau kelompok siswa dalam kelompok kecil, mengamati siswa untuk mengidentifikasi masalah, konsultasi dengan guru dan orangtua, bersama guru dan orangtua membuat program rujukan untuk program atau spesialis lain, melakukan koordinasi dengan ahli lain, dan melakukan pengawsan terhadap kemajuan siswa. Jika memungkinkan melaksanakan pelatihan dan pengawasan oleh fasilitator sebaya. Terkadang konselor melaksanakan layanan bimbingan untuk merespon tuntutan guru berkenaan dengan penyelesaian masalah kelompok anak tertentu seperti masalah persaingan atau stres dikalangan siswa berbakat.
3) Sistem Perencanaan Individual
Tujuan sistem perencanaan individual adalah membimbing siswa untuk merencanakan, memonitor, mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan sosial pribadi oleh dirinya sendiri. Konselor dapat menggunakan berbagi nara sumber staf, informasi dan kegiatan, serta memfokuskan nara sumber untuk seluruh siswa dan membantu siswa secara individual untuk mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan pribadi. Melalui sistem perencanaan individual, siswa dapat:
a. Mempersiapkan pendidikan, karir, tujuan sosial pribadi yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja dan masyarakatnya.
b. Merumuskan rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek, jangka menengah dan tujuan jangka panjang.
c. Menganalisis apa kekuatan dan kelemahan pada dirinya dalam rangka pencapaian tujuan.
d. Mengukur tungkat pencapaian dirinya.
e. Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya. Guru hendaknya memberikan prioritas terhadap pemberian bantuan bagi siswa, dan mengimplementasikan perencanaan individual dengan fokus siswa, perencanaan pendidikan dan karir. Contoh materi program diantaranya: penafsiran hasil tes yang standar, aktifitas pengembangan karir
melanjutkan sekolah, pra-pendaftaran kursus, membantu siswa dalam melaksanakan riset dan memperoleh uang bagi siswa sekolah menengah atau pelatihan. melakukan bimbingan kelompok dan/atau melakukan konsultasi dengan penasehat akademik, dan orangtua. Mereka bertanggungjawab dalam menjaga keakuratan dan kebermaknaan interprestasi hasil test dan informasi hasil penaksiran lainnya baik bagi siswa, guru, maupun orangtua siswa. Konselor melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam memberikan informasi pendidikan dan karir, serta prosedur dimana guru memberikan rekomendasi penempatan. Mereka memberikan rujukan dan konsultasi berkenaan dengan prosedur pemberian rujukan bagi siswa-siswa yang membutuhkan program-program tertentu, seperti siswa berbakat, siswa yang memiliki dwi-bahasa, siswa yang kritis, pendidikan khusus, pendidikan jabatan, dan pendidikan pengganti.
4) Pendukung Sistem (System Support)
Komponen pendukung sistem lebih diarahkan pada pemberian layanan manajemen yang tidak secara langsung bermanfaat bagi siswa layanan mencakup:
a. Konsultasi dengan guru-guru
b. Dukungan bagi program pendidikan orangtua dan upaya-upaya masyarakat yang berhubungan
c. Partisipasi dalam kegiatan yang ada di sekolah dalam rangka peningkatan perencanaan tujuan
d. Implementasi dan program standarisasi instrumen tes
e. Kerja sama dalam melaksanakan riset yang relevan
f. Memberikan masukan terhadap pembuat keputusan dalam kurikulum pengajaran, berdasarkan perspektif siswa.
Kegiatan manajemen diperlukan untuk menjamin peluncuran program bimbingan yang bermutu. Materi program dalam manajemen antara lain:
a. Pengembangan dan manajemen program bimbingan
b. Pengembangan staf bimbingan
c. Pemanfaatan sumber daya masyarakat, dan
d.Pengembangan penulisan kebijakan, prosedur dan pedoman pelaksanaan bimbingan.

Evaluasi Bimbingan Perkembangan
Evaluasi bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan untuk membenahi program-program yang kurang berhasil. Untuk menghasilkan evaluasi bimbingan dan konseling yang tepat kita harus mengetahui tujuan yang akan dicapai serta dari mana evaluasi akan dimulai. Evaluasi bimbingan dan konseling merupakan upaya untuk menentukan derajat kualitas pelaksanaan program kegiatan bimbingan dan konseling.
Evaluasi kegiatan bimbingan dan konseling mempunyai dua tujuan yaitu secara umum dan secara khusus. Tujuan umum evaluasi bimbingan dan konseling adalah untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan tujuan khusus dari evaluasi bimbingan dan konseling adalah untuk mengetahui ketercapaian program sesuai dengan jabaran atau butir-butir kegiatan program layanan yang telah di susun dalam program bimbingan dan konseling, misalnya: program pengumpulan data, kegiatan bimbingan karir, konseling individual, konseling kelompok dll.
Fungsi evaluasi kegiatan bimbingan konseling adalah memberikan umpan balik kepada guru pembimbing (konselor) untuk memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling dan memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan atas perkembangan sikap, perkembangan perilaku, dan perkembangan potensi subyek yang dibimbing.
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by ELINA NOVITA SARI 2213054083 -
Blocher (1971: 7) membantu individu untuk memiliki kesadaran secara penuh tentang diri
dan berbagai cara merespon terhadap lingkungan yang mempengaruhi. Penghargaan
terhadap kebebasan manusia dalam mengaktulisasikan potensi, merupakan filosofi dasar dan
bertujuan mendorong individu untuk menjadi manusia yang berperilaku efektif. Bimbingan
dan konseling perkembangan menurut Muro dan Kottman (1995: 150-53) adalah program
bimbingan yang didasarkan atas beberapa prinsip sebagai berikut. Bimbingan konseling
dibutuhkan oleh semua anak dalam proses perkembangan, terfokus pada bagaimana
anak belajar dan pada proses mendorong perkembangan, konselor dan guru berperan
membantu siswa untuk belajar dan terlibat dalam proses pembelajaran.
Konselor dan guru merupakan fungsionaris bersama dalam program bimbingan dan
konseling perkembangan. Program dikembangkan dari kebutuhan khusus anak sebagai
identifikasi awal. Mempedulikan penerimaan, pemahaman dan peningkatan/pengayaan diri
anak, dirancang secara berkesinambungan serta fleksibel sesuai tingkat perkembangan anak.
Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian penting dari
bimbingan.
Bimbingan dan konseling perkembangan mengakui pengembangan yang terarah
ketimbang akhir perkembangan yang definitif, sehingga konselor dituntut untuk memahami
proses perkembangan. Menuntut pelayanan yang dilakukan oleh konselor yang terdidik atau
konselor profesional, peduli dengan penerapan psikologi, memiliki kerangka kerja serta
teori psikologi anak, psikologi perkembangan dan belajar, serta mempunyai sifat
mengikuti urutan dan lentur.
Tujuan program bimbingan dan konseling di sekolah dasar menurut Muro dan
Kottman (1995: 54) adalah memperoleh pengalaman perasaan yang positif dari interaksi
dengan teman sebaya, guru, keluarga, dan orang dewasa lain. Memperoleh makna pribadi dari
kegiatan belajar. Mengembangkan dan menggunakan perasaan positif tentang diri, nilai-nilai
individualitas dan memahami perasaan. Memiliki kesadaran tentang esensi nilai dan
mengembangkan nilai-nilai konsisten yang penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Mengembangkan dan memiliki keterampilan akademik dari kemampuan maksimum.
Mempelajari keterampilan coping yang penting sehingga dapat berkembang normal dan
mampu menyelesaikan permasalahan. Mengembangkan tujuan yang tepat serta perencanaan
dan keterampilan menyelesaikan rnasalah. Mengembangkan sikap positif dalam kehidupan.
Realistis dalam bertanggungjawab terhadap perilaku yang ditampilkan. Bekerjasama dengan
keluarga dalam berbagai perencanaan program untuk membantu mengembangkan sikap
dan keterampilan orang tua dalam meningkatkan kemampuan akademik dan keterampilan
sosial anak. Bekerja sama dengan guru kelas untuk mengembangkan aktivitas belajar.
Pada tingkat pendidikan sekolah dasar, pembelajaran dan bimbingan merupakan
dua kegiatan esensial yang terkait erat. Pembelajaran terfokus pada upaya guru dalam
membimbing dan membantu siswa belajar dalam sentuhan perhatian dan kasih sayang.
Dengan kata lain, pada hakekatnya proses pembelajaran adalah bimbingan. Proses bimbingan
dan konseling di sekolah dasar membantu siswa secara individual tumbuh dan berkembang,
menyesuaikan diri secara efektif, memiliki orientasi terhadap tujuan dan lingkungan,
memperoleh pengalaman pendidikan yang positif, belajar dan memiliki keterampilan
melakukan hubungan sosial, merencanakan karir serta melakukan antisipasi, intervensi
maupun pencegahan terhadap perkembangan pemasalahan yang dialami siswa.
Pada proses pembelajaran di dalam kelas anak tidak hanya berperan sebagai diri
sendiri tetapi juga sebagai anggota kelompok kelas. Interaksi sosial yang sehat dengan teman
sebaya membantu anak belajar, memperoleh rasa aman dan kemampuan membangun
pengetahuan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan anak agar dapat melakukan interaksi
sosial dan diterima sebagai anggota kelompok (Kemple, 1991). Penerimaan kelompok
terhadap anak dapat diprediksi dari tampilan kerjasama dan perilaku agresi anak. Berkenaan
dengan layanan bimbingan guru mempelajari dan menelaah siswa untuk menemukan
kekuatan, kelemahan, kebiasaan dan kesulitan yang dihadapi. Memberikan konseling kepada
siswa yang mengalami kesulitan, terutama kesulitan yang berhubungan dengan bidang studi
yang diajarkan.
Berdasarkan uraian kajian teoritis, diasumsikan bahwa siswa kelas rendah sekolah
dasar memperoleh pengalaman belajar yang bermakna bilamana proses pembelajaran yang
dialami memberikan sentuhan psikologis. Perhatian terhadap perkembangan dan
menggunakan implementasi aktivitas bermain sesuai karakteristik kegiatan anak merupakan
cara yang dapat ditempuh guru. Proses pembelajaran tersebut dimaknai sebagai proses
pembelajaran bernuansa bimbingan.
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Nur Thaharah -
Struktur program bimbingan konseling dan evaluasi bimbingan perkembangan adalah dua komponen kunci dalam memastikan efektivitas program bimbingan di berbagai konteks, termasuk di PAUD. Berikut adalah penjelasan singkat tentang keduanya:

**Struktur Program Bimbingan Konseling**:

1. **Perencanaan**: Tahap awal dalam struktur program bimbingan konseling adalah perencanaan. Di sini, tujuan program, target populasi (misalnya, anak-anak usia dini di PAUD), dan sumber daya yang diperlukan ditentukan.

2. **Pengidentifikasian Kebutuhan**: Program ini harus didasarkan pada pengidentifikasian kebutuhan anak-anak. Ini mungkin melibatkan penilaian perkembangan individu, baik dalam hal perkembangan kognitif, sosial, emosional, maupun fisik.

3. **Pemilihan Pendekatan dan Teknik**: Berbagai pendekatan dan teknik dalam bimbingan perkembangan, seperti yang telah dibahas sebelumnya, harus dipilih berdasarkan kebutuhan dan karakteristik anak-anak di PAUD tersebut.

4. **Pelaksanaan**: Ini melibatkan implementasi program yang telah dirancang. Konselor atau pendidik akan bekerja dengan anak-anak dalam sesi konseling, kegiatan kelas, atau kelompok untuk mencapai tujuan program.

5. **Evaluasi dan Pemantauan**: Selama pelaksanaan, evaluasi berkelanjutan dan pemantauan diperlukan untuk memastikan bahwa program berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang diinginkan.

**Evaluasi Bimbingan Perkembangan**:

1. **Penentuan Kriteria Evaluasi**: Langkah awal dalam evaluasi adalah menentukan kriteria apa yang akan digunakan untuk mengukur kesuksesan program. Ini dapat mencakup pencapaian tujuan perkembangan tertentu, peningkatan dalam keterampilan tertentu, atau perubahan dalam perilaku anak-anak.

2. **Pengumpulan Data**: Data relevan harus dikumpulkan, baik melalui observasi, wawancara, tes, atau metode lainnya. Data ini digunakan untuk mengevaluasi dampak program pada perkembangan anak-anak.

3. **Analisis Data**: Data yang terkumpul kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi tren, perubahan, atau pencapaian yang signifikan. Ini membantu dalam mengevaluasi sejauh mana program bimbingan berhasil mencapai tujuan-tujuannya.

4. **Pengambilan Keputusan**: Hasil evaluasi digunakan untuk membuat keputusan tentang apakah program bimbingan perlu disesuaikan, ditingkatkan, atau diperluas, atau apakah program tersebut telah mencapai kesuksesan yang diharapkan.

5. **Umpan Balik dan Pelaporan**: Hasil evaluasi harus dikomunikasikan kepada semua pemangku kepentingan yang relevan, termasuk guru, orang tua, dan pihak yang terlibat dalam program bimbingan. Ini membantu membangun dukungan dan pemahaman terhadap program tersebut.

Kombinasi dari struktur program bimbingan konseling yang baik dan evaluasi yang berkelanjutan adalah kunci untuk memastikan bahwa bimbingan perkembangan di PAUD memberikan manfaat yang optimal bagi perkembangan anak-anak dan menghasilkan perbaikan berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan mereka.
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Ika Elyza -
Struktur program bimbingan konseling dan evaluasi bimbingan perkembangan merupakan dua komponen penting dalam memastikan bahwa individu atau kelompok yang menerima bimbingan dapat mencapai potensi mereka secara maksimal. Program bimbingan bantuan konseling adalah rencana yang diselenggarakan untuk memberikan, panduan, dan dukungan kepada individu dalam pembangunan mereka, sedangkan evaluasi bimbingan perkembangan adalah proses untuk membuka kemajuan, efektivitas, dan dampak dari program tersebut. Dalam tulisan ini, kita akan membahas secara mendalam struktur program bimbingan konseling dan evaluasi bimbingan perkembangan.

Bagian 1: Struktur Program Bimbingan Konseling

Struktur program bimbingan konseling melibatkan serangkaian tahapan yang dirancang untuk memandu individu atau kelompok dalam mencapai tujuan perkembangan mereka. Ini adalah panduan umum untuk merancang dan menjalankan program bimbingan konseling yang efektif.

1. Identifikasi Kebutuhan:
Tahapan pertama dalam merancang program bimbingan konseling adalah mengidentifikasi kebutuhan individu atau kelompok yang akan menerima bimbingan. Ini melibatkan penilaian awal untuk menilai masalah atau tantangan yang dihadapi oleh individu atau kelompok tersebut.
Kebutuhan ini dapat mencakup masalah akademik, sosial, emosional, atau karier. Identifikasi yang baik dari kebutuhan ini menjadi dasar untuk merencanakan intervensi yang sesuai.

2. Penetapan Tujuan:
Setelah kebutuhan diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan yang ingin dicapai melalui program bimbingan konseling. Tujuan ini harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu (SMART).
Tujuan program bimbingan dapat mencakup peningkatan kinerja akademik, pengembangan keterampilan sosial, stres manajemen, penentuan jalur karir, atau hal-hal lain yang sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok.

3. Program Perencanaan:
Setelah tujuan ditetapkan, program bimbingan konseling harus direncanakan dengan hati-hati. Ini melibatkan pemilihan metode, strategi, dan kegiatan yang akan digunakan untuk mencapai tujuan.
Metode pemilihan harus mempertimbangkan karakteristik individu atau kelompok yang dilayani dan berbagai alat bantu yang mungkin digunakan, seperti sesi konseling individu, konseling kelompok, lokakarya, atau presentasi.

4. Implementasi Program :
Tahap implementasi meliputi penyediaan program konseling konseling kepada individu atau kelompok yang dituju. Konselor atau fasilitator harus memiliki keterampilan komunikasi dan keahlian yang diperlukan untuk memberikan bantuan yang efektif.
Selama sesi konseling, individu atau kelompok akan bekerja untuk mencapai tujuan mereka dengan bantuan konselor.

5. Evaluasi dan Pemantauan:
Evaluasi program merupakan tahapan penting dalam struktur program bimbingan konseling. Selama dan setelah program berjalan, kemajuan individu atau kelompok harus dievaluasi secara teratur.
Evaluasi dapat mencakup penggunaan alat evaluasi, seperti tes, observasi, atau wawancara. Data ini membantu untuk menyatukan kemajuan dan menilai efektivitas program.

6. Koreksi dan Penyesuaian:
Jika evaluasi menunjukkan bahwa tujuan tidak tercapai atau ada kebutuhan untuk perbaikan, program harus disesuaikan. Ini bisa berarti mengubah strategi, menambahkan sesi konseling tambahan, atau merancang ulang program secara keseluruhan.
Koreksi dan penyesuaian merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa program tetap relevan dan efektif.

7. Pengarsipan dan Dokumentasi:
Selama seluruh proses program, penting untuk menyimpan catatan yang rinci tentang setiap sesi konseling, hasil evaluasi, dan perubahan yang dilakukan dalam program.
Dokumentasi ini penting untuk melacak kemajuan individu atau kelompok serta memberikan bukti tentang efektivitas program.

8. Evaluasi Program secara Keseluruhan:
Setelah program bimbingan konseling berakhir, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh untuk menilai efektivitasnya secara keseluruhan. Evaluasi ini mencakup pembandingan antara tujuan awal dan hasil akhir program.
Menentukan apakah program berhasil mencapai tujuan dan apakah perbaikan diperlukan untuk program di masa depan.

9. Umpan Balik dari Penerima Bimbingan:
Dapatkan umpan balik dari individu atau kelompok yang menerima bimbingan. Mereka dapat memberikan wawasan berharga tentang pengalaman mereka selama program.
Umpan balik ini membantu dalam perbaikan program di masa depan dan memastikan bahwa program lebih responsif terhadap kebutuhan individu atau kelompok.

10. Kontinuitas dan Pemeliharaan:
Program bimbingan konseling sebaiknya tidak dianggap sebagai tindakan satu kali. Sebaliknya, program ini harus menjadi bagian integral dari proses perkembangan individu atau kelompok.
Program harus dipelihara dan diperbarui secara berkala sesuai dengan perubahan kebutuhan dan kebutuhan.

Bagian 2 : Evaluasi bimbingan perkembangan

Evaluasi bimbingan perkembangan adalah proses penting untuk menilai kemajuan individu atau kelompok dalam mencapai tujuan perkembangan yang telah ditetapkan dalam program bimbingan. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menyelaraskan kemajuan, mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, dan memastikan bahwa program bimbingan efektif dalam membantu individu mencapai potensi penuh mereka.

Berikut adalah beberapa aspek kunci dalam evaluasi bimbingan perkembangan:

1. Penetapan Tujuan:
Evaluasi bimbingan perkembangan dimulai dengan penetapan tujuan yang jelas. Tujuan ini harus diukur dan sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok yang menerima bimbingan. Misalnya, tujuan perkembangan bisa berkisar dari peningkatan kinerja akademik hingga pengembangan keterampilan sosial atau karir.

2. Pengumpulan Data:
Pengumpulan data adalah langkah berikutnya dalam proses evaluasi. Data ini dapat diperoleh melalui berbagai cara, termasuk tes, observasi, wawancara, atau penilaian diri. Penting untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan relevan dengan tujuan perkembangan yang telah ditetapkan.

3. Analisis Data:
Setelah data dikumpulkan, data tersebut harus dianalisis untuk menilai kemajuan individu atau kelompok. Analisis data melibatkan pembandingan antara hasil saat ini dengan tujuan yang telah ditetapkan. Misalnya, jika tujuannya adalah meningkatkan nilai akademik, maka hasil tes atau nilai harus dianalisis untuk melihat apakah terjadi peningkatan yang signifikan.

4. Umpan Balik kepada Individu atau Kelompok:
Umpan balik adalah komponen penting dalam evaluasi bimbingan perkembangan. Individu atau kelompok yang menerima bimbingan perlu diberikan informasi tentang kemajuan mereka. Umpan balik ini dapat memberikan motivasi tambahan dan membantu individu atau kelompok untuk tetap fokus pada tujuan mereka.

5. Identifikasi Keberhasilan dan Tantangan:
Selama proses evaluasi, penting untuk mengidentifikasi keberhasilan yang telah dicapai dan tantangan yang mungkin dihadapi individu atau kelompok. Hal ini membantu dalam mengidentifikasi apa yang telah berfungsi dengan baik dalam program bimbingan dan apa yang perlu diperbaiki.

6. Program Penyesuaian:
Berdasarkan hasil evaluasi, program bimbingan dapat disesuaikan atau diperbarui sesuai kebutuhan. Ini bisa berarti mengubah strategi konseling, menambahkan materi baru, atau mengadaptasi pendekatan agar lebih sesuai dengan kebutuhan peserta.

7. Pemantauan Kemajuan Berkelanjutan:
Evaluasi bimbingan perkembangan tidak hanya terjadi sekali saja, tetapi harus menjadi bagian dari pemantauan kemajuan yang berkelanjutan. Dengan terus berkembangnya kemajuan individu atau kelompok, kita dapat memastikan bahwa mereka tetap berada dalam jalur yang benar menuju pencapaian tujuan perkembangan.

8. Pengukuran Dampak Jangka Panjang:
Evaluasi bimbingan perkembangan juga dapat mencakup pengukuran dampak jangka panjang dari program. Hal ini membantu untuk melihat apakah perubahan yang dicapai oleh individu atau kelompok berkelanjutan dalam jangka waktu yang lebih lama dan apakah program telah memberikan manfaat yang signifikan dalam kehidupan mereka.

9. Pelaporan dan Dokumentasi:
Hasil evaluasi dan semua informasi yang terkait dengan program bimbingan perlu didokumentasikan secara lengkap. Ini mencakup catatan tentang kemajuan individu atau kelompok, rekomendasi perbaikan, serta semua data yang telah dikumpulkan selama proses evaluasi. Dokumentasi ini berguna untuk tujuan pelaporan, perbaikan program, dan pemantauan jangka panjang.

10. Perbaikan Berkelanjutan:
Hasil evaluasi bimbingan perkembangan juga harus digunakan untuk memperbaiki program bimbingan secara berkelanjutan. Program harus selalu berkembang sesuai dengan kebutuhan peserta, serta perkembangan dan perubahan dalam lingkungan atau masyarakat yang lebih luas.
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Laurensia Patrik Venesia -
Program bimbingan konseling adalah suatu rangkaian kegiatan yang dirancang untuk membantu individu dalam memahami diri mereka sendiri, mengembangkan potensi mereka, dan mengatasi masalah pribadi, sosial, akademik, dan karier. Struktur program layanan bimbingan konseling disatuan pendidikan disusun sekurang-kurangnya memuat 8 poin yaitu:
1. Visi dan misi.
Sajian visi dan misi bimbingan dan konseling harus sesuai dengan visi dan misi sekolah, oleh karena itu sesuaikan visi dan misi sekolah dengan rumusan visi dan misi bimbingan konseling.

2. Deskripsi kebutuhan.
Rumusan didasarkan atas hasil asesmen kebutuhan (need asesmen) peserta didik/ konseli ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapak dikuasai peserta didik/ konseli.

3. Tujuan.
Rumusan tujuan yang akan dicapai disusun dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai peserta didik/konseli setelah memperoleh layanan bimbingan konseling.

4. Komponen program.
Komponen program bimbingan dan konseling disatuan pendidikan meliputi: 1) Layanan Dasar, 2) Layanan Peminatan peserta didik dan Perencanaan Individual, 3)Layanan Responsif dan 4)Dukungan Sistem.

5. Bidang layanan.
Bidang layanan bimbingan konseling meliputi pribadi, sosial, belajar, dan karier. Materi layanan bimbingan klasikal disajikan secara proposional sesuai asesmen kebutuhan 4 bidang layanan.

6. Pemgembangan tema/topik.
Tema/topik ini perincian lanjut dari indentifikasi deskripsi kebutuhan peserta didik dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karier. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling (RPLBK). RPLBK dikembangkan sesuai dengan tema/topik dan sistematika diatur dalam panduan penyelengaraan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan.

7. Evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut.
Rencana evaluasi perkembangan peserta didik didasarkan pada rumusan tujuan yang ingin dicapai dari layanan dilakukan. Disamping itu, perlu evaluasi keterlaksanaan program, dan hasilnya sebagai bentuk akuntabilitas layanan bimbingan dan konseling.

8. Anggaran biaya.
Rencana anggaran biaya untuk mendukung
implementasi program layanan bimbingan konseling disusun secara realistik dan dapat dipertanggungjawabkan secara transparan. Rancangan biaya dapat memuat kebutuhan biaya operasional layanan bimbingan dan konseling dan pengembangan profesi bimbingan konseling.
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Dwi Rahmawati -
1.Stuktur Program Layanan Bimbingan Konseling
Struktur program layanan bimbingan konseling disatuan pendidikan
disusun sekurang-kurangnya memuat 8 poin. Pertama, visi dan misi. Sajian visi
dan misi bimbingan dan konseling harus sesuai dengan visi dan misi sekolah, oleh
karena itu sesuaikan visi dan misi sekolah dengan rumusan visi dan misi
bimbingan konseling. Kedua, deskripsi kebutuhan. Rumusan didasarkan atas
hasil asesmen kebutuhan (need asesmen) peserta didik/ konseli ke dalam rumusan
perilaku-perilaku yang diharapak dikuasai peserta didik/ konseli. Ketiga, tujuan.
Rumusan tujuan yang akan dicapai disusun dalam bentuk perilaku yang harus
dikuasai peserta didik/konseli setelah memperoleh layanan bimbingan konseling.
Keempat, komponen program. Komponen program bimbingan dan konseling
disatuan pendidikan meliputi: 1) Layanan Dasar, 2) Layanan Peminatan peserta
didik dan Perencanaan Individual, 3) Layanan Responsif dan 4) Dukungan Sistem.
Kelima, bidang layanan. Bidang layanan bimbingan konseling meliputi
pribadi, sosial, belajar dan karier. Materi layanan bimbingan klasikal disajikan
secara proposional sesuai asesmen kebutuhan 4 bidang layanan. Rencana
operasional ( Action Plan). Rencana kegiatan ini diperlukan untuk menjamin
program bimbingan konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Rencana kegiatan adalah uraian detail dari program yang menggambarkan
struktur isi program, kegiatan untuk memfasilitasi peserta didik/ kondisi
mencapai kemandirian dalam kehidupannya.
-Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Menurut W.S Winkel (Sukardi [1]) evaluasi program
bimbingan adalah usaha menilai efisiensi dan efektivitas
pelayanan bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu
program bimbingan. Kemudian Azizah, et al [6]
mengungkapkan bahwa penilaian program bimbingan
konseling merupakan usaha untuk menilai sejauh mana
pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Selanjutnya Don C Locke (Diniaty [14])
meninjau evaluasi program BK lebih sempit yaitu
pengumpulan informasi tentang kualitas dan membantu
menentukan keputusan tentang program konseling yang akan
dilakukan.Hasil evaluasi akan memberikan manfaat dalam
pelaksanaan program bimbingan dan konseling selanjutnya.
Diniaty [14] beberapa hal yang diperoleh dari hasil evaluasi
diantaranya:
a.
Untuk mengetahui apakah program bimbingan sesuai
dengan kebutuhan yang ada?
b. Apakah pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan program, dan mendukung pencapaian tujuan
program itu?
c. Bagaimana hasil yang diperoleh telah mencapai kriteria
keberhasilan sesuai dengan tujuan dari program itu?
d. Dapatkah diketemukan bahan balikan
bagi pengembangan program berikutnya?
e. Adakah masalah-masalah baru yang muncul sebagai
bahan pemecahan dalam program berikutnya?
f. Untuk memperkuat perkiraan-perkiraan (asumsi) yang
mendasar pelaksanaan program bimbingan?
g. Untuk melengkapi bahan-bahan informasi dan data yang
diperlukan dan dapat digunakan dalam memberikan
bimbingan siswa secara perorangan atau kelompok.
h. Untuk meneliti secara periodik hasil pelaksanaan
program yang perlu diperbaiki.

Dafus :American Educational Research Association. (1999). Standards for educational
and psychological testing. Washington: AERA-APA.
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Yohana Keel Lie Liyu -
Struktur program bimbingan konseling diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan, yaitu :
(1) layanan dasar bimbingan;
Layanan dasar bimbingan diartikan sebagai “proses pemberian bantuan kepada semua siswa (for all) melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal”. Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya.
(2) layanan responsif,
Layanan responsif merupakan “pemberian bantuan kepada siswa yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera”. Tujuan layanan responsif adalah membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu siswa yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
(3) layanan perencanaan individual,
Layanan ini diartikan “proses bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depannya berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya”. Tujuan layanan perencanaan individual ini dapat dirumuskan sebagai upaya memfasilitasi siswa untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan sosial-pribadi oleh dirinya sendiri.
(4) layanan dukungan sistem
Ketiga komponen program, merupakan pemberian layanan BK kepada siswa secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada siswa atau memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa. Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan profesinal; hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas; manajemen program; penelitian dan pengembangan (Thomas Ellis, 1990).

Evaluasi bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan untuk membenahi program-program yang kurang berhasil. Untuk menghasilkan evaluasi bimbingan dan konseling yang tepat kita harus mengetahui tujuan yang akan dicapai serta dari mana evaluasi akan dimulai. Evaluasi bimbingan dan konseling merupakan upaya untuk menentukan derajat kualitas pelaksanaan program kegiatan bimbingan dan konseling.

Evaluasi kegiatan bimbingan dan konseling mempunyai dua tujuan yaitu secara umum dan secara khusus. Tujuan umum evaluasi bimbingan dan konseling adalah untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan tujuan khusus dari evaluasi bimbingan dan konseling adalah untuk mengetahui ketercapaian program sesuai dengan jabaran atau butir-butir kegiatan program layanan yang telah di susun dalam program bimbingan dan konseling, misalnya: program pengumpulan data, kegiatan bimbingan karir, konseling individual, konseling kelompok dll.

Fungsi evaluasi kegiatan bimbingan konseling adalah memberikan umpan balik kepada guru pembimbing (konselor) untuk memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling dan memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan atas perkembangan sikap, perkembangan perilaku, dan perkembangan potensi subyek yang dibimbing.
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Erika Rizkia Amalia -
1.Struktur program bimbingan konseling
A. Layanan Dasar Bimbingan
1.pengertian
Layanan dasar bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada semua sissa (for all) melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal.
2.Tujuan
Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya.
3.Materi
Untuk mencapai tujuan tersebut, kepada siswa disajikan materi layanan yang menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat dengan upaya membantu siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
B.Layanan Responsif
1.Pengertian
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada siswa yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera.
2.Tujuan
Tujuan layanan responsive adalah membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu siswa yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
3.Materi
Materi layanan responsif bergantung kepada masalah atau kebutuhan siswa. Masalah dan kebutuhan siswa berkaitan dengan keinginan untuk memahami tentang suatu hal karena dipandang penting bagi perkembangan dirinya yang positif. Kebutuhan ini seperti keinginan untuk memperoleh informasi tentang bahaya obat terlarang, minuman keras, narkotika, pergaulan bebas dan sebagainya.
C. Layanan perencanaan individual
1. Pengertian
Layanan ini diartikan” proses bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan dan melakukan aktifitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depannya. Berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya”.
2.Tujuan
Layanan perencanaan individual bertujuan untuk membantu siswa agar (1) memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir, dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang kelak merumuskannya.
3. Materi
Materi layanan perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek akademik, karir, dan sosial-pribadi. Materi pengembangan aspek (akademik) meliputi: memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan pemilihan pendidikan lanjutan atau pilihan jurusan, memilih kursus atau pelajaran tambahan yang tepat, dan memahami nilai belajar sepanjang hayat.
D.Layanan dukungan sistem
Ketiga komponen program, merupakan pemberian layanan BK kepada siswa secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada siswa atau memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa.Dukungan siswa adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan professional; hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas; manajemen program; penelitian dan pengembangan (Thomas Ellis, 1990).
2.Evaluasi bimbingan perkembangan
Evaluasi terdiri dari kegiatan pengukuran dan penilaian. Pada jenjang PAUD pengukuran dilaksanakan dengan memberikan treatment atau perlakuan yang merujuk kepada pengunjung perilaku anak yang mau diukur, misalnya observasi tentang kerja sama anak, keterampilan menanggapi stimulus atau stimulus respon, mewarnai, menuliskan huruf, tertentu. Misalnya pada kegiatan mewarnai apakah suda tepat pemilihan warnanya? Sudah rapi kah saat mewarnai? Sesuaikan antara jumlah waktu yang tersedia dengan penyelesaian tugas yang diberikan oleh guru. Hal-hal tersebut dibutuhkan saat pengukuran. Kemudian proses penilaian yaitu mendeskripsikan kemampuan masing-masing anak, sampai akhirnya proses pengambilan keputusan bisa dijalankan secara objektif. Hadirnya guru saat evaluasi mutlak diperlukan agar pengambilan keputusan bisa lebih objektif.
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Putri Ayu Lestari -
Struktur program bimbingan konseling diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan, yaitu :
(1) layanan dasar bimbingan;
Layanan dasar bimbingan diartikan sebagai “proses pemberian bantuan kepada semua siswa (for all) melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal”. Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya.
(2) layanan responsif,
Layanan responsif merupakan “pemberian bantuan kepada siswa yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera”. Tujuan layanan responsif adalah membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu siswa yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
(3) layanan perencanaan individual,
Layanan ini diartikan “proses bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depannya berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya”. Tujuan layanan perencanaan individual ini dapat dirumuskan sebagai upaya memfasilitasi siswa untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan sosial-pribadi oleh dirinya sendiri.
(4) layanan dukungan sistem
Ketiga komponen program, merupakan pemberian layanan BK kepada siswa secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada siswa atau memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa. Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan profesinal; hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas; manajemen program; penelitian dan pengembangan (Thomas Ellis, 1990).

Evaluasi Bimbingan Perkembangan
Evaluasi bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan untuk membenahi program-program yang kurang berhasil. Untuk menghasilkan evaluasi bimbingan dan konseling yang tepat kita harus mengetahui tujuan yang akan dicapai serta dari mana evaluasi akan dimulai. Evaluasi bimbingan dan konseling merupakan upaya untuk menentukan derajat kualitas pelaksanaan program kegiatan bimbingan dan konseling.
Evaluasi kegiatan bimbingan dan konseling mempunyai dua tujuan yaitu secara umum dan secara khusus. Tujuan umum evaluasi bimbingan dan konseling adalah untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan tujuan khusus dari evaluasi bimbingan dan konseling adalah untuk mengetahui ketercapaian program sesuai dengan jabaran atau butir-butir kegiatan program layanan yang telah di susun dalam program bimbingan dan konseling, misalnya: program pengumpulan data, kegiatan bimbingan karir, konseling individual, konseling kelompok dll.
Fungsi evaluasi kegiatan bimbingan konseling adalah memberikan umpan balik kepada guru pembimbing (konselor) untuk memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling dan memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan atas perkembangan sikap, perkembangan perilaku, dan perkembangan potensi subyek yang dibimbing.
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Dita Nurhidayah -
Struktur Program Bimbingan dan Konseling Perkembangan Struktur program bimbingan perkembangan yang
komprehensif terdiri atas empat komponen, (1) Layanan dasar bimbingan, (2) Layanan Responsif, (3) Sistem Perencanaan Individual, (4) Pendukung Sistem (Muro dan Kottman, 1995, Sara Champan, dkk., 1993).

1) Layanan Dasar Bimbingan (guidance curiculum)

Tujuan layanan dasar bimbingan adalah membantu seluruh siswa dalam mengembangkan keterampilan dasar untuk kehidupan. Komponen ini merupakan landasan bagi program bimbingan perkembangan. Contoh materi program bimbingan materi program di sekolah mencakup :

a. Self-esteem (harga diri); b. Motivasi berprestasi;

c. Keterampilan pengambilan keputusan merumuskan tujuan dan membuat perencanaan;

d. Keterampilan pemecahan masalah;

e. Keefektifan dalam hubungan antar pribadi; f. Keterampilan berkomunikasi;

g. Keefektifan dalam memahami lintas budaya; h. Perilaku yang bertanggung jawab.

Layanan dasar bimbingan perkembangan memiliki cakupan dan urutan bagi pengembangan kompetensi siswa. Materi kurikulum diajarkan dengan unit fokus pada hasil (outcome-focused) dan mengajarkan yang berorientasi tujuan (objektif-based lesson) bagi siswa dalam kelompok kecil atau kelas untuk menggunakan material dan sumber-sumber lainnya, dan memerlukan strategi penilaian. Pengajaran dalam layanan dasar bimbingan diawali sejak pengalaman pertama siswa masuk sekolah, dengan materi yang diselaraskan dengan usia dan tahapan perkembangan siswa.

2) Layanan Responsif (Responsive Services)

Tujuan kelompok layanan responsif adalah mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi siswa yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial pribadi, karier, dan/atau masalah pengembangan pendidikan. Sekalipun layanan ini merespon

topik yang memiliki prioritas dan/atau relevan dalam adegan sekolah. Topik yang menjadi prioritas di Texas pada tahun 1990-an adalah: kesukses1990-an akademik; masalah bunuh diri pada kalangan remaja dan anak; kenakalan anak; masalah putus sekolah; penyalahgunaan obat; kehamilan pada usia sekolah.

Topik-topik lainnya yang relevan dengan masalah di sekolah seperti: kehadiran; sikap dan perilaku terhadap sekolah; hubungan dengan teman sebaya; keterampilan studi; penyesuaian di sekolah baru; isu-isu yang muncul selama atau setelah intervensi terhadap kejadian-kejadian traumatik.

Sedangkan topik-topik yang berkaitan dengan masalah pribadi adalah: ketidakpastian menentukan karir; pilihan lanjutan sekolah; kematian anggota keluarga atau teman; masalah perceraian; masalah keluarga, dan masalah seksual.


Layanan responsif bersifat preventif dan remedial. Preventif dengan memberikan intervensi terhadap siswa agar mereka terhindar dari pilihan yang tidak sehat atau tidak memadai atau membawa anak agar mampu menentukan pilihan pada situasi tertentu. Remedial dengan memberikan intervensi terhadap siswa yang telah memiliki pilihan yang salah atau mereka tidak memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah yang muncul dari pilihannya.

Prioritas pemberian layanan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak. Program bimbingan yang komprehensif mencakup pula pemberian layanan bagi siswa yang memiliki karakteristik tertentu seperti siswa berbakat, program pendidikan khusus, program pendidikan jabatan, anak yang berpindah-pindah.

Teknik pemberian layanan berupa konsultasi individual atau kelompok siswa dalam kelompok kecil, mengamati siswa untuk mengidentifikasi masalah, konsultasi dengan guru dan orangtua, bersama guru dan orangtua membuat program rujukan untuk program atau spesialis lain,

melakukan koordinasi dengan ahli lain, dan melakukan pengawsan terhadap kemajuan siswa. Jika memungkinkan melaksanakan pelatihan dan pengawasan oleh fasilitator sebaya. Terkadang konselor melaksanakan layanan bimbingan untuk merespon tuntutan guru berkenaan dengan penyelesaian masalah kelompok anak tertentu seperti masalah persaingan atau stres dikalangan siswa berbakat.

3) Sistem Perencanaan Individual

Tujuan sistem perencanaan individual adalah membimbing siswa untuk merencanakan, memonitor, mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan sosial pribadi oleh dirinya sendiri. Konselor dapat menggunakan berbagi nara sumber staf, informasi dan kegiatan, serta memfokuskan nara sumber untuk seluruh siswa dan membantu siswa secara individual untuk mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan pribadi. Melalui sistem perencanaan individual, siswa dapat:

a. Mempersiapkan pendidikan, karir, tujuan sosial pribadi yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja dan masyarakatnya.

b. Merumuskan rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek, jangka menengah dan tujuan jangka panjang.

c. Menganalisis apa kekuatan dan kelemahan pada dirinya dalam rangka pencapaian tujuan.

d. Mengukur tungkat pencapaian dirinya.

e. Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.

Guru hendaknya memberikan prioritas terhadap pemberian bantuan bagi siswa, dan mengimplementasikan perencanaan individual dengan fokus siswa, perencanaan pendidikan dan karir. Contoh materi program diantaranya: penafsiran hasil tes yang standar, aktifitas pengembangan karir

melanjutkan sekolah, pra-pendaftaran kursus, membantu siswa dalam melaksanakan riset dan memperoleh uang bagi siswa sekolah menengah atau pelatihan.

Konselor melakukan bimbingan kelompok dan/atau melakukan konsultasi dengan penasehat akademik, dan orangtua. Mereka bertanggungjawab dalam menjaga keakuratan dan kebermaknaan interprestasi hasil test dan informasi hasil penaksiran lainnya baik bagi siswa, guru, maupun orangtua siswa. Konselor melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam memberikan informasi pendidikan dan karir, serta prosedur dimana guru memberikan rekomendasi penempatan. Mereka memberikan rujukan dan konsultasi berkenaan dengan prosedur pemberian rujukan bagi siswa-siswa yang membutuhkan program-program tertentu, seperti siswa berbakat, siswa yang memiliki dwi-bahasa, siswa yang kritis, pendidikan khusus, pendidikan jabatan, dan pendidikan pengganti.

4) Pendukung Sistem (System Support)

Komponen pendukung sistem lebih diarahkan pada pemberian layanan manajemen yang tidak secara langsung bermanfaat bagi siswa layanan mencakup:

a. Konsultasi dengan guru-guru;

b. Dukungan bagi program pendidikan orangtua dan upaya-upaya masyarakat yang berhubungan;

c. Partisipasi dalam kegiatan yang ada di sekolah dalam rangka peningkatan perencanaan tujuan;

d. Implementasi dan program standarisasi instrumen tes; e. Kerja sama dalam melaksanakan riset yang relevan;

f. Memberikan masukan terhadap pembuat keputusan dalam kurikulum pengajaran, berdasarkan perspektif siswa.


Kegiatan manajemen diperlukan untuk menjamin peluncuran program bimbingan yang bermutu. Materi program dalam manajemen antara lain:

a. Pengembangan dan manajemen program bimbingan; b. Pengembangan staf bimbingan;

c. Pemanfaatan sumber daya masyarakat, dan

d.Pengembangan penulisan kebijakan, prosedur dan pedoman pelaksanaan bimbingan.

Dalam dokumen Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah (Halaman 46-51)


GARIS BESAR
Definisi Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Struktur Program Bimbingan dan Konseling Perkembangan Struktur program bimbingan perkembangan yang (Kamu di sini )
TEKNIK-TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING
Hipnoterapi Dalam Bimbingan dan Konseling
Konsep Hipnosis atau Hipnotis
Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Individu
Tugas-Tugas Perkembangan Anak Didik
Konflik dan Frustasi a. Konflik
Pengertian Konseling Islami
Konsep Kepribadian (Psikologi Barat Dan Psikologi Islam) Konselor Barat tidak mendasari proses konseling pada
Kualifikasi Kepribadian Konselor Dalam Islam
Pencapaian Kesehatan Mental
Pencapaian Kehidupan Bermakna
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Shabrina Salsabila -
Struktur Program Bimbingan Konseling
Berikut ini adalah penjabaran rencana operasional (action plan) yang diperlukan Action
plan yang akan disusun paling tidak memenuhi unsur 5W+1H (what, why, where, who,
when, and how). Dengan demikian, konselor dan petugas bimbingan perlu melakukan
hal-hal berikut ini:
1) Identifikasikan dan rumuskan berbagai kegiatan yang harus/perlu dilakukan.
Kegiatan ini diturunkan dari perilaku/tugas perkembangan/kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik
2) Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan
di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu tertentu atau terus menerus.
Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan
dan konseling dalam setiap komponen program perlu dirancang dengan cermat.
Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen yang harus dilakukan oleh konselor.
3) Inventarisasi kebutuhan yang diperoleh dari needs assessment ke dalam tabel
kebutuhan yang akan menjadi rencana kegiatan. Rencana kegiatan dimaksud
dituangkan ke dalam rancangan jadwal kegiatan untuk selama satu tahun.
Rancangan ini bisa dalam bentuk matrik; Program Tahunan dan Program
semester.
4) Program bimbingan dan konseling Sekolah/Madrasah yang telah dituangkan ke
dalam rencana kegiatan perlu dijadwalkan ke dalam bentuk kalender kegiatan.
Kalender kegiatan mencakup kalender tahunan, bulanan, dan mingguan.
5) Program bimbingan dan konseling perlu dilaksanakan dalam bentuk (a) kontak
langsung, dan (b) tanpa kontak langsung dengan peserta didik. Untuk kegiatan
kontak langsung yang dilakukan secara klasikal di kelas (pelayanan dasar) perlu
dialokasikan waktu terjadwal 2 (dua) jam pelajaran per-kelas per-minggu. Adapun
kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan peserta didik dapat
dilaksanakan melalui tulisan

EVALUASI BIMBINGAN PERKEMBANGAN
Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk
melihat tingkat keberhasilan suatu program(Suharsimi Arikunto, 2004). Melakukan
evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi
tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan. Apabila kita membatasi
pengertian “program" sebagai kegiatan yang direncanakan, maka program tersebut
tidak lagi disebut demikian jika kegiatannya telah dilaksanakan. Namun, kalau kita amati
dari kehidupan sehari-hari ada pula kegiatan yang dilaksankan tanpa rencana. Evaluasi
program biasanya dilakukan untuk kepentingan pengambil kebijakaan untuk
menentukan kebijakan selanjutnya.
Winkel & Sri Hastuti (2004) menyarankan, evaluasi terhadap efektivitas pelayanan
bimbingan dan konseling lebih valid dan reliabel jika pelaksanaan evaluasinya
mendasarkan diri pada kriteria internal, antara lain yaitu : (1) pelayanan bimbingan
disusun dengan bersumber pada kebutuhan-kebutuhan peserta didik yang nyata dan
realistis berdasar pada needs assessment; (2) sifat-sifat bimbingan yang menonjol adalah
preventif dan developmental; (3) seluruh kegiatan bimbingan diarahkan untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu yang telah dirumuskan bersama seluruh tenaga pendidik dan
orang tua berdasarkan suatu studi yang mendalam; (4) terdapat keseimbangan yang
wajar antara layanan-layanan bimbingan, dengan mengingat kebutuhan objektif peserta
didik manakah yang sebaiknya dilayani melalui layanan bimbingan tertentu; (5) para
konselor sekolah dan para peserta didik saling mengenal dan peserta didik menggunakan
berbagai layanan bimbingan .
Hasil asesmen dan evaluasi program digunakan sebagai dokumen untuk mempelajari
kekurangannya sekaligus memperbaiki program secara berkelanjutan (Repley, dkk 2003).
Selanjutnya untuk menunjang program pendidikan yang komprehensif Gybert dan
Handerson, 2000) mencoba membaginya menjadi dua elemen kunci, yaitu (1) evaluasi
program (proses); dan (2) evaluasi hasil (outcomes). Oleh karena proses asesmen
bersifat sistematis dan siklikal, maka evaluasi program dan proses asesmen hasil dapat
dimulai dari yang kecil hingga ke yang lebih luas. Metode ini menurut Erfond dkk (2006)
adalah metode yang efektif bagi program konselor sekolah yang dilakukan secara
berulang dengan mengikuti alur dan siklus yang sistematis secara terus menerus
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Nilam Sari -
Struktur Program Bimbingan Konseling
1. Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini, pelaksanaan tidak menggunakan waktu dan ruang tersendiri melainkan dilaksanakan secara bersama-sama dengan proses pembelajaran.
2. Esensi Bimbingan dan Konseling, prinsip bimbingan untuk semua anak (guidance for all) serta juga diarahkan untuk membantu orang tua agar memiliki pemahaman dan motivasi untuk turut mengembangkan kemampuan anak.
3. Orientasi Bimbingan dan Konseling, berorientasi perkembangan karena anak usia dini adalah masa pengembangan berbagai aspek kemampuan yang dimiliki anak.
4. Konsep yang Mendasari Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling, didasari bahwa setiap anak memiliki karakteristik dan kemampuan berbeda-beda.
5. Bentuk Layanan Bimbingan dan Konseling, bentuk layanan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok.
6. Setting Layanan Bimbingan dan Konseling, dapat menggunakan setting individual, kelompok, dan klasikal tergantung dari kebutuhan layanan bimbingan.


Evaluasi Bimbingan Perkembangan
~ memberikan umpa balik (feedback) kepada pendidik untuk memperbaiki atau mengembangkan program dan konseling,
~ memberikan informasi kepada berbagai pihak termasuk orang tua tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian tugas perkembangan anak.

{Sumber: Fiah, Rifda. 2017. Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini. Depok: PT RajaGrafindo Persada.}
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Dwi Maharani Br. Sembiring -
Struktur Program Bimbingan Konseling
Berikut ini adalah penjabaran rencana operasional (action plan) yang diperlukan Action
plan yang akan disusun paling tidak memenuhi unsur 5W+1H (what, why, where, who,
when, and how). Dengan demikian, konselor dan petugas bimbingan perlu melakukan
hal-hal berikut ini:
1) Identifikasikan dan rumuskan berbagai kegiatan yang harus/perlu dilakukan.
Kegiatan ini diturunkan dari perilaku/tugas perkembangan/kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik
2) Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan
di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu tertentu atau terus menerus.
Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan
dan konseling dalam setiap komponen program perlu dirancang dengan cermat.
Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen yang harus dilakukan oleh konselor.
3) Inventarisasi kebutuhan yang diperoleh dari needs assessment ke dalam tabel
kebutuhan yang akan menjadi rencana kegiatan. Rencana kegiatan dimaksud
dituangkan ke dalam rancangan jadwal kegiatan untuk selama satu tahun.
Rancangan ini bisa dalam bentuk matrik; Program Tahunan dan Program
semester.
4) Program bimbingan dan konseling Sekolah/Madrasah yang telah dituangkan ke
dalam rencana kegiatan perlu dijadwalkan ke dalam bentuk kalender kegiatan.
Kalender kegiatan mencakup kalender tahunan, bulanan, dan mingguan.
5) Program bimbingan dan konseling perlu dilaksanakan dalam bentuk (a) kontak
langsung, dan (b) tanpa kontak langsung dengan peserta didik. Untuk kegiatan
kontak langsung yang dilakukan secara klasikal di kelas (pelayanan dasar) perlu
dialokasikan waktu terjadwal 2 (dua) jam pelajaran per-kelas per-minggu. Adapun
kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan peserta didik dapat
dilaksanakan melalui tulisan

EVALUASI BIMBINGAN PERKEMBANGAN
Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk
melihat tingkat keberhasilan suatu program(Suharsimi Arikunto, 2004). Melakukan
evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi
tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan. Apabila kita membatasi
pengertian “program" sebagai kegiatan yang direncanakan, maka program tersebut
tidak lagi disebut demikian jika kegiatannya telah dilaksanakan. Namun, kalau kita amati
dari kehidupan sehari-hari ada pula kegiatan yang dilaksankan tanpa rencana. Evaluasi
program biasanya dilakukan untuk kepentingan pengambil kebijakaan untuk
menentukan kebijakan selanjutnya.
Winkel & Sri Hastuti (2004) menyarankan, evaluasi terhadap efektivitas pelayanan
bimbingan dan konseling lebih valid dan reliabel jika pelaksanaan evaluasinya
mendasarkan diri pada kriteria internal, antara lain yaitu : (1) pelayanan bimbingan
disusun dengan bersumber pada kebutuhan-kebutuhan peserta didik yang nyata dan
realistis berdasar pada needs assessment; (2) sifat-sifat bimbingan yang menonjol adalah
preventif dan developmental; (3) seluruh kegiatan bimbingan diarahkan untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu yang telah dirumuskan bersama seluruh tenaga pendidik dan
orang tua berdasarkan suatu studi yang mendalam; (4) terdapat keseimbangan yang
wajar antara layanan-layanan bimbingan, dengan mengingat kebutuhan objektif peserta
didik manakah yang sebaiknya dilayani melalui layanan bimbingan tertentu; (5) para
konselor sekolah dan para peserta didik saling mengenal dan peserta didik menggunakan
berbagai layanan bimbingan .
Hasil asesmen dan evaluasi program digunakan sebagai dokumen untuk mempelajari
kekurangannya sekaligus memperbaiki program secara berkelanjutan (Repley, dkk 2003).
Selanjutnya untuk menunjang program pendidikan yang komprehensif Gybert dan
Handerson, 2000) mencoba membaginya menjadi dua elemen kunci, yaitu (1) evaluasi
program (proses); dan (2) evaluasi hasil (outcomes). Oleh karena proses asesmen
bersifat sistematis dan siklikal, maka evaluasi program dan proses asesmen hasil dapat
dimulai dari yang kecil hingga ke yang lebih luas. Metode ini menurut Erfond dkk (2006)
adalah metode yang efektif bagi program konselor sekolah yang dilakukan secara
berulang dengan mengikuti alur dan siklus yang sistematis secara terus menerus
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Evita Meylani 2213054047 -
Struktur Program Bimbingan Konseling
Berikut ini adalah penjabaran rencana operasional (action plan) yang diperlukan Action
plan yang akan disusun paling tidak memenuhi unsur 5W+1H (what, why, where, who,
when, and how). Dengan demikian, konselor dan petugas bimbingan perlu melakukan
hal-hal berikut ini:
1) Identifikasikan dan rumuskan berbagai kegiatan yang harus/perlu dilakukan.
Kegiatan ini diturunkan dari perilaku/tugas perkembangan/kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik
2) Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan
di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu tertentu atau terus menerus.
Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan
dan konseling dalam setiap komponen program perlu dirancang dengan cermat.
Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen yang harus dilakukan oleh konselor.
3) Inventarisasi kebutuhan yang diperoleh dari needs assessment ke dalam tabel
kebutuhan yang akan menjadi rencana kegiatan. Rencana kegiatan dimaksud
dituangkan ke dalam rancangan jadwal kegiatan untuk selama satu tahun.
Rancangan ini bisa dalam bentuk matrik; Program Tahunan dan Program
semester.
4) Program bimbingan dan konseling Sekolah/Madrasah yang telah dituangkan ke
dalam rencana kegiatan perlu dijadwalkan ke dalam bentuk kalender kegiatan.
Kalender kegiatan mencakup kalender tahunan, bulanan, dan mingguan.
5) Program bimbingan dan konseling perlu dilaksanakan dalam bentuk (a) kontak
langsung, dan (b) tanpa kontak langsung dengan peserta didik. Untuk kegiatan
kontak langsung yang dilakukan secara klasikal di kelas (pelayanan dasar) perlu
dialokasikan waktu terjadwal 2 (dua) jam pelajaran per-kelas per-minggu. Adapun
kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan peserta didik dapat
dilaksanakan melalui tulisan

EVALUASI BIMBINGAN PERKEMBANGAN
Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk
melihat tingkat keberhasilan suatu program(Suharsimi Arikunto, 2004). Melakukan
evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi
tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan. Apabila kita membatasi
pengertian “program" sebagai kegiatan yang direncanakan, maka program tersebut
tidak lagi disebut demikian jika kegiatannya telah dilaksanakan. Namun, kalau kita amati
dari kehidupan sehari-hari ada pula kegiatan yang dilaksankan tanpa rencana. Evaluasi
program biasanya dilakukan untuk kepentingan pengambil kebijakaan untuk
menentukan kebijakan selanjutnya.
Winkel & Sri Hastuti (2004) menyarankan, evaluasi terhadap efektivitas pelayanan
bimbingan dan konseling lebih valid dan reliabel jika pelaksanaan evaluasinya
mendasarkan diri pada kriteria internal, antara lain yaitu : (1) pelayanan bimbingan
disusun dengan bersumber pada kebutuhan-kebutuhan peserta didik yang nyata dan
realistis berdasar pada needs assessment; (2) sifat-sifat bimbingan yang menonjol adalah
preventif dan developmental; (3) seluruh kegiatan bimbingan diarahkan untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu yang telah dirumuskan bersama seluruh tenaga pendidik dan
orang tua berdasarkan suatu studi yang mendalam; (4) terdapat keseimbangan yang
wajar antara layanan-layanan bimbingan, dengan mengingat kebutuhan objektif peserta
didik manakah yang sebaiknya dilayani melalui layanan bimbingan tertentu; (5) para
konselor sekolah dan para peserta didik saling mengenal dan peserta didik menggunakan
berbagai layanan bimbingan .
Hasil asesmen dan evaluasi program digunakan sebagai dokumen untuk mempelajari
kekurangannya sekaligus memperbaiki program secara berkelanjutan (Repley, dkk 2003).
Selanjutnya untuk menunjang program pendidikan yang komprehensif Gybert dan
Handerson, 2000) mencoba membaginya menjadi dua elemen kunci, yaitu (1) evaluasi
program (proses); dan (2) evaluasi hasil (outcomes). Oleh karena proses asesmen
bersifat sistematis dan siklikal, maka evaluasi program dan proses asesmen hasil dapat
dimulai dari yang kecil hingga ke yang lebih luas. Metode ini menurut Erfond dkk (2006)
adalah metode yang efektif bagi program konselor sekolah yang dilakukan secara
berulang dengan mengikuti alur dan siklus yang sistematis secara terus menerus
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Shabina Shalsabillah -
1. Struktur Program Bimbingan Konseling
Berikut ini adalah penjabaran rencana operasional (action plan) yang diperlukan Action
plan yang akan disusun paling tidak memenuhi unsur 5W+1H (what, why, where, who,
when, and how). Dengan demikian, konselor dan petugas bimbingan perlu melakukan
hal-hal berikut ini:
* Identifikasikan dan rumuskan berbagai kegiatan yang harus/perlu dilakukan.
Kegiatan ini diturunkan dari perilaku/tugas perkembangan/kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik
* Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan
di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu tertentu atau terus menerus.
Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan
dan konseling dalam setiap komponen program perlu dirancang dengan cermat.
Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen yang harus dilakukan oleh konselor.
* Inventarisasi kebutuhan yang diperoleh dari needs assessment ke dalam tabel
kebutuhan yang akan menjadi rencana kegiatan. Rencana kegiatan dimaksud
dituangkan ke dalam rancangan jadwal kegiatan untuk selama satu tahun.
Rancangan ini bisa dalam bentuk matrik; Program Tahunan dan Program
semester.
* Program bimbingan dan konseling Sekolah/Madrasah yang telah dituangkan ke
dalam rencana kegiatan perlu dijadwalkan ke dalam bentuk kalender kegiatan.
Kalender kegiatan mencakup kalender tahunan, bulanan, dan mingguan.
* Program bimbingan dan konseling perlu dilaksanakan dalam bentuk (a) kontak
langsung, dan (b) tanpa kontak langsung dengan peserta didik. Untuk kegiatan
kontak langsung yang dilakukan secara klasikal di kelas (pelayanan dasar) perlu
dialokasikan waktu terjadwal 2 (dua) jam pelajaran per-kelas per-minggu. Adapun
kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan peserta didik dapat
dilaksanakan melalui tulisan

2. EVALUASI BIMBINGAN PERKEMBANGAN
Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk
melihat tingkat keberhasilan suatu program(Suharsimi Arikunto, 2004). Melakukan
evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi
tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan. Apabila kita membatasi
pengertian “program" sebagai kegiatan yang direncanakan, maka program tersebut
tidak lagi disebut demikian jika kegiatannya telah dilaksanakan. Namun, kalau kita amati
dari kehidupan sehari-hari ada pula kegiatan yang dilaksankan tanpa rencana. Evaluasi
program biasanya dilakukan untuk kepentingan pengambil kebijakaan untuk
menentukan kebijakan selanjutnya.
Winkel & Sri Hastuti (2004) menyarankan, evaluasi terhadap efektivitas pelayanan
bimbingan dan konseling lebih valid dan reliabel jika pelaksanaan evaluasinya
mendasarkan diri pada kriteria internal, antara lain yaitu :
* pelayanan bimbingan disusun dengan bersumber pada kebutuhan-kebutuhan peserta didik yang nyata dan
realistis berdasar pada needs assessment
* sifat-sifat bimbingan yang menonjol adalah preventif dan developmental
* seluruh kegiatan bimbingan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah dirumuskan bersama seluruh tenaga pendidik dan orang tua berdasarkan suatu studi yang mendalam
* terdapat keseimbangan yang wajar antara layanan-layanan bimbingan, dengan mengingat kebutuhan objektif peserta didik manakah yang sebaiknya dilayani melalui layanan bimbingan tertentu
* para konselor sekolah dan para peserta didik saling mengenal dan peserta didik menggunakan berbagai layanan bimbingan .
Hasil asesmen dan evaluasi program digunakan sebagai dokumen untuk mempelajari
kekurangannya sekaligus memperbaiki program secara berkelanjutan (Repley, dkk 2003).
Selanjutnya untuk menunjang program pendidikan yang komprehensif Gybert dan
Handerson, 2000) mencoba membaginya menjadi dua elemen kunci, yaitu evaluasi
program (proses dan evaluasi hasil (outcomes). Oleh karena proses asesmen
bersifat sistematis dan siklikal, maka evaluasi program dan proses asesmen hasil dapat
dimulai dari yang kecil hingga ke yang lebih luas. Metode ini menurut Erfond dkk (2006)
adalah metode yang efektif bagi program konselor sekolah yang dilakukan secara
berulang dengan mengikuti alur dan siklus yang sistematis secara terus menerus.
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Zhea Avivi -
Struktur program bimbingan diklasifikasikan kedalam empat jenis layanan yaitu: (a) layanan dasar bimbingan; (b) layanan responsif; (c) layanan perencanaan individual, dan (d) layanan dukungan sistem.
A. Layanan Dasar Bimbingan
1. pengertian
Layanan dasar bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada semua sissa (for all) melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal
B. Layanan Responsif
1. Pengertian
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada siswa yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera.
C. Layanan perencanaan individual
1. Pengertian
Layanan ini diartikan” proses bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan dan melakukan aktifitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depannya. Berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia dilingkungannya"
D. Layanan dukungan sistem
Ketiga komponen program, merupakan pemberian layanan BK kepada siswa secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada siswa atau memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa. Dukungan siswa adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan professional; hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas; manajmen program; penelitian dan pengembangan (Thomas Ellis, 1990).

Program ini memberikan dukungan kepada guru pembimbing dalam memperlancar penyelenggaraan layanan diatas. Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah untuk memperlancar pemyelenggaraan program pendidikan di sekolah. Dukungan sistem meliputi dua aspek yaitu: (1) pemberian layanan, dan (2) kegiatan manajemen.

Evaluasi bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan untuk membenahi program-program yang kurang berhasil. Untuk menghasilkan evaluasi bimbingan dan konseling yang tepat kita harus mengetahui tujuan yang akan dicapai serta dari mana evaluasi akan dimulai. Evaluasi bimbingan dan konseling merupakan upaya untuk menentukan derajat kualitas pelaksanaan program kegiatan bimbingan dan konseling.

Evaluasi kegiatan bimbingan dan konseling mempunyai dua tujuan yaitu secara umum dan secara khusus. Tujuan umum evaluasi bimbingan dan konseling adalah untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan tujuan khusus dari evaluasi bimbingan dan konseling adalah untuk mengetahui ketercapaian program sesuai dengan jabaran atau butir-butir kegiatan program layanan yang telah di susun dalam program bimbingan dan konseling, misalnya: program pengumpulan data, kegiatan bimbingan karir, konsel, dll
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Wafa Badriyahtul Munawaroh -
Struktur program bimbingan diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan yaitu:
•Layanan dasar bimbingan. Layanan dasar bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada semua sisa (for all) melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal.
•Layanan responsif. Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada siswa yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera.
•Layanan perencanaan individual. Layanan ini diartikan” proses bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depannya
•Layanan dukungan sistem. Dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada siswa atau memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa.
Evaluasi program bimbingan adalah upaya dalam meningkatkan mutu program bimbingan melalui penilaian efisiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan itu sendiri dan membantu menentukan keputusan tentang program konseling yang akan dilakukan. Hasil evaluasi akan memberikan manfaat dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling selanjutnya. Pelaksanaan evaluasi program dan bimbingan melalui empat fase, yakni:
•fase persiapan,
•fase persiapan alat atau instrumen persiapan
•fase menganalisis hasil evaluasi,
•fase penafsiran atau Interpretasi dan pelaporan hasil evaluasi.
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Wildannul Karimah -
Program bimbingan dan konseling adalah kumpulan rencana kegiatan
pelayanan bimbingan konseling yang disusun berdasarkan pada kebutuhan
peserta didik pada suatu periode tertentu. Periode tersebut bisa dalam
rentang tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian. Dalam Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Penjas dan BK (2009), jenis-jenis program bimbingan dan konseling itu
sendiri dibagi menjadi lima yaitu :
a. Program Tahunan
Yaitu program bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan
pelayanan dan kegiatan pendukung selama satu tahun untuk masingmasing kelas di sekolah/madrasah.
b. Program Semesteran
Yaitu program bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan
pelayanan dan kegiatan pendukung selama satu semester untuk masingmasing kelas yang merupakan jabaran dari program tahunan.
c. Program Bulanan
Program bulanan merupakan program bimbingan dan konseling yang
meliputi seluruh kegiatan pelayanan dan kegiatan pendukung selama
satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
d. Program Mingguan
Program mingguan merupakan program pelayanan bimbingan
konseling yang meliputi seluruh kegiatan pelayanan dan kegiatan
pendukung selama satu minggu yang merupakan jabaran dari program
bulanan.
e. Program Harian
Program harian merupakan program pelayanan bimbingan konseling
yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program
harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk
rencana program pelayanan/pendukung (RPP).

Evaluasi bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan untuk membenahi program-program yang kurang berhasil. Untuk menghasilkan evaluasi bimbingan dan konseling yang tepat kita harus mengetahui tujuan yang akan dicapai serta dari mana evaluasi akan dimulai. Evaluasi bimbingan dan konseling merupakan upaya untuk menentukan derajat kualitas pelaksanaan program kegiatan bimbingan dan konseling.

Evaluasi kegiatan bimbingan dan konseling mempunyai dua tujuan yaitu secara umum dan secara khusus. Tujuan umum evaluasi bimbingan dan konseling adalah untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan tujuan khusus dari evaluasi bimbingan dan konseling adalah untuk mengetahui ketercapaian program sesuai dengan jabaran atau butir-butir kegiatan program layanan yang telah di susun dalam program bimbingan dan konseling, misalnya: program pengumpulan data, kegiatan bimbingan karir, konseling individual, konseling kelompok dll.

Fungsi evaluasi kegiatan bimbingan konseling adalah memberikan umpan balik kepada guru pembimbing (konselor) untuk memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling dan memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan atas perkembangan sikap, perkembangan perilaku, dan perkembangan potensi subyek yang dibimbing.
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by YENI AGUSTIN -
Struktur program bimbingan diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan yaitu:
•Layanan dasar bimbingan. Layanan dasar bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada semua sisa (for all) melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal.
•Layanan responsif. Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada siswa yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera.
•Layanan perencanaan individual. Layanan ini diartikan” proses bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depannya
•Layanan dukungan sistem. Dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada siswa atau memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa.
Evaluasi program bimbingan adalah upaya dalam meningkatkan mutu program bimbingan melalui penilaian efisiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan itu sendiri dan membantu menentukan keputusan tentang program konseling yang akan dilakukan. Hasil evaluasi akan memberikan manfaat dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling selanjutnya. Pelaksanaan evaluasi program dan bimbingan melalui empat fase, yakni:
•fase persiapan,
•fase persiapan alat atau instrumen persiapan
•fase menganalisis hasil evaluasi,
•fase penafsiran atau Interpretasi dan pelaporan hasil evaluasi.
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Eni Muarofah -
Struktur Program Bimbingan dan Konseling Perkembangan Struktur program bimbingan perkembangan yang komprehensif terdiri atas empat komponen yaitu :
(1) Layanan dasar bimbingan.
(2) Layanan Responsif.
(3) Sistem Perencanaan Individual.
(4) Pendukung Sistem.
(Muro dan Kottman, 1995, Sara Champan, dkk., 1993).

1) Layanan Dasar Bimbingan (guidance curiculum).
Tujuan layanan dasar bimbingan adalah membantu seluruh siswa dalam mengembangkan keterampilan dasar untuk kehidupan. Komponen ini merupakan landasan bagi program bimbingan perkembangan. Contoh materi program bimbingan materi program di sekolah mencakup :
a. Self-esteem (harga diri);
b. Motivasi berprestasi;
c. Keterampilan pengambilan keputusan merumuskan tujuan dan membuat perencanaan;
d. Keterampilan pemecahan masalah;
e. Keefektifan dalam hubungan antar pribadi;
f. Keterampilan berkomunikasi;
g. Keefektifan dalam memahami lintas budaya;
h. Perilaku yang bertanggung jawab.
Layanan dasar bimbingan perkembangan memiliki cakupan dan urutan bagi pengembangan kompetensi siswa. Materi kurikulum diajarkan dengan unit fokus pada hasil (outcome-focused) dan mengajarkan yang berorientasi tujuan (objektif-based lesson) bagi siswa dalam kelompok kecil atau kelas untuk menggunakan material dan sumber-sumber lainnya, dan memerlukan strategi penilaian. Pengajaran dalam layanan dasar bimbingan diawali sejak pengalaman pertama siswa masuk sekolah, dengan materi yang diselaraskan dengan usia dan tahapan perkembangan siswa.

2) Layanan Responsif (Responsive Services)
Tujuan kelompok layanan responsif adalah mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi siswa yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial pribadi, karier, dan/atau masalah pengembangan pendidikan. Sekalipun layanan ini merespon topik yang memiliki prioritas dan/atau relevan dalam adegan sekolah. Topik yang menjadi prioritas di Texas pada tahun 1990-an adalah: kesukses1990-an akademik; masalah bunuh diri pada kalangan remaja dan anak; kenakalan anak; masalah putus sekolah; penyalahgunaan obat; kehamilan pada usia sekolah. Topik-topik lainnya yang relevan dengan masalah di sekolah seperti: kehadiran; sikap dan perilaku terhadap sekolah; hubungan dengan teman sebaya; keterampilan studi; penyesuaian di sekolah baru; isu-isu yang muncul selama atau setelah intervensi terhadap kejadian-kejadian traumatik.
Sedangkan topik-topik yang berkaitan dengan masalah pribadi adalah: ketidakpastian menentukan karir; pilihan lanjutan sekolah; kematian anggota keluarga atau teman; masalah perceraian; masalah keluarga, dan masalah seksual. Layanan responsif bersifat preventif dan remedial. Preventif dengan memberikan intervensi terhadap siswa agar mereka terhindar dari pilihan yang tidak sehat atau tidak memadai atau membawa anak agar mampu menentukan pilihan pada situasi tertentu. Remedial dengan memberikan intervensi terhadap siswa yang telah memiliki pilihan yang salah atau mereka tidak memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah yang muncul dari pilihannya.
Prioritas pemberian layanan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak. Program bimbingan yang komprehensif mencakup pula pemberian layanan bagi siswa yang memiliki karakteristik tertentu seperti siswa berbakat, program pendidikan khusus, program pendidikan jabatan, anak yang berpindah-pindah. Teknik pemberian layanan berupa konsultasi individual atau kelompok siswa dalam kelompok kecil, mengamati siswa untuk mengidentifikasi masalah, konsultasi dengan guru dan orangtua, bersama guru dan orangtua membuat program rujukan untuk program atau spesialis lain,
melakukan koordinasi dengan ahli lain, dan melakukan pengawsan terhadap kemajuan siswa. Jika memungkinkan melaksanakan pelatihan dan pengawasan oleh fasilitator sebaya. Terkadang konselor melaksanakan layanan bimbingan untuk merespon tuntutan guru berkenaan dengan penyelesaian masalah kelompok anak tertentu seperti masalah persaingan atau stres dikalangan siswa berbakat.

3) Sistem Perencanaan Individual
Tujuan sistem perencanaan individual adalah membimbing siswa untuk merencanakan, memonitor, mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan sosial pribadi oleh dirinya sendiri. Konselor dapat menggunakan berbagi nara sumber staf, informasi dan kegiatan, serta memfokuskan nara sumber untuk seluruh siswa dan membantu siswa secara individual untuk mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan pribadi. Melalui sistem perencanaan individual, siswa dapat:
a. Mempersiapkan pendidikan, karir, tujuan sosial pribadi yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja dan masyarakatnya.
b. Merumuskan rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek, jangka menengah dan tujuan jangka panjang.
c. Menganalisis apa kekuatan dan kelemahan pada dirinya dalam rangka pencapaian tujuan.
d. Mengukur tungkat pencapaian dirinya.
e. Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.
Guru hendaknya memberikan prioritas terhadap pemberian bantuan bagi siswa, dan mengimplementasikan perencanaan individual dengan fokus siswa, perencanaan pendidikan dan karir. Contoh materi program diantaranya: penafsiran hasil tes yang standar, aktifitas pengembangan karir melanjutkan sekolah, pra-pendaftaran kursus, membantu siswa dalam melaksanakan riset dan memperoleh uang bagi siswa sekolah menengah atau pelatihan.
Konselor melakukan bimbingan kelompok dan/atau melakukan konsultasi dengan penasehat akademik, dan orangtua. Mereka bertanggungjawab dalam menjaga keakuratan dan kebermaknaan interprestasi hasil test dan informasi hasil penaksiran lainnya baik bagi siswa, guru, maupun orangtua siswa. Konselor melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam memberikan informasi pendidikan dan karir, serta prosedur dimana guru memberikan rekomendasi penempatan. Mereka memberikan rujukan dan konsultasi berkenaan dengan prosedur pemberian rujukan bagi siswa-siswa yang membutuhkan program-program tertentu, seperti siswa berbakat, siswa yang memiliki dwi-bahasa, siswa yang kritis, pendidikan khusus, pendidikan jabatan, dan pendidikan pengganti.

4) Pendukung Sistem (System Support)
Komponen pendukung sistem lebih diarahkan pada pemberian layanan manajemen yang tidak secara langsung bermanfaat bagi siswa layanan mencakup:
a. Konsultasi dengan guru-guru;
b. Dukungan bagi program pendidikan orangtua dan upaya-upaya masyarakat yang berhubungan;
c. Partisipasi dalam kegiatan yang ada di sekolah dalam rangka peningkatan perencanaan tujuan;
d. Implementasi dan program standarisasi instrumen tes; e. Kerja sama dalam melaksanakan riset yang relevan;
f. Memberikan masukan terhadap pembuat keputusan dalam kurikulum pengajaran, berdasarkan perspektif siswa.


In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Okta Selvi Marlinda -
Struktur program bimbingan konseling di sekolah merupakan suatu program yang disusun secara sistematis dan terdiri dari beberapa komponen. Berikut adalah komponen-komponen struktur program bimbingan konseling di sekolah
1. Layanan Dasar Bimbingan: Proses pemberian bantuan kepada semua siswa melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal.
2. Layanan Responsif: Layanan yang bertujuan untuk membantu peserta didik atau konseli yang sedang mengalami masalah tertentu menyangkut perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
3. Sistem Perencanaan Individual: Sistem yang dirancang untuk membantu siswa dalam merencanakan dan mencapai tujuan-tujuan pribadi mereka.
4. Pendukung Sistem: Sistem yang dirancang untuk mendukung program bimbingan konseling, seperti dukungan sistem, kebijakan yang mendukung keterlaksanaan program, program jejaring baik internal sekolah maupun eksternal.
Selain itu, program bimbingan konseling juga memerlukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan program tersebut. Evaluasi bimbingan konseling dapat dilakukan dengan cara;
1. Merumuskan masalah yang akan dievaluasi.
2. Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpulan data.
3. Mengumpulkan dan menganalisis data.
4. Menyusun laporan evaluasi.
5. Menyusun tindak lanjut evaluasi.
Dalam kesimpulannya, struktur program bimbingan konseling di sekolah terdiri dari beberapa komponen, seperti layanan dasar bimbingan, layanan responsif, sistem perencanaan individual, dan pendukung sistem. Evaluasi bimbingan konseling juga penting dilakukan untuk mengetahui keberhasilan program tersebut.
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Rani Prita Andini Rani Prita Andini -
Evaluasi bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan untuk membenahi program-program yang kurang berhasil. Untuk menghasilkan evaluasi bimbingan dan konseling yang tepat kita harus mengetahui tujuan yang akan dicapai serta dari mana evaluasi akan dimulai. Evaluasi bimbingan dan konseling merupakan upaya untuk menentukan derajat kualitas pelaksanaan program kegiatan bimbingan dan konseling.

Evaluasi kegiatan bimbingan dan konseling mempunyai dua tujuan yaitu secara umum dan secara khusus. Tujuan umum evaluasi bimbingan dan konseling adalah untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan tujuan khusus dari evaluasi bimbingan dan konseling adalah untuk mengetahui ketercapaian program sesuai dengan jabaran atau butir-butir kegiatan program layanan yang telah di susun dalam program bimbingan dan konseling, misalnya: program pengumpulan data, kegiatan bimbingan karir, konseling individual, konseling kelompok dll.

Fungsi evaluasi kegiatan bimbingan konseling adalah memberikan umpan balik kepada guru pembimbing (konselor) untuk memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling dan memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan atas perkembangan sikap, perkembangan perilaku, dan perkembangan potensi subyek yang dibimbing.

Komponen Program Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan secara keseluruhan dikemas dalam empat komponen layanan, yaitu komponen: (a) layanan dasar, (b) layananpeminatan dan perencanaan individual, (c) layanan responsif,dan(d) dukungan sistem.
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Wildannul Karimah -
Struktur program bimbingan konseling dan evaluasi bimbingan perkembangan biasanya dibangun untuk membantu individu dalam memahami dan mengatasi masalah pribadi, sosial, akademik, dan perkembangan. Program bimbingan konseling ini dapat diterapkan di berbagai konteks, seperti sekolah, tempat kerja, atau lembaga pelayanan masyarakat. Berikut adalah penjelasan singkat tentang struktur program bimbingan konseling dan evaluasi bimbingan perkembangan:

1. Identifikasi Kebutuhan dan Tujuan:

Tahap pertama adalah mengidentifikasi kebutuhan dan tujuan bimbingan konseling. Ini dapat dilakukan melalui wawancara awal, observasi, dan penilaian. Setelah itu, tujuan spesifik dan sasaran program harus ditetapkan.
2. Penentuan Metode dan Pendekatan:

Berdasarkan tujuan dan kebutuhan, pilih metode dan pendekatan yang sesuai. Pendekatan ini dapat berupa konseling individu, kelompok, atau konseling online. Metode yang digunakan juga bisa bervariasi, seperti terapi kognitif, terapi perilaku, atau terapi bermain, tergantung pada konteks dan kebutuhan individu.
3. Pelaksanaan Program:

Program bimbingan konseling dilaksanakan dengan berfokus pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Biasanya, sesi konseling akan dilakukan secara berkala, dan konselor akan bekerja sama dengan individu untuk mengatasi masalah dan mengembangkan keterampilan.
4. Evaluasi Proses:

Selama pelaksanaan program, evaluasi berkelanjutan harus dilakukan. Ini termasuk memantau kemajuan individu, menilai efektivitas metode dan pendekatan yang digunakan, dan melakukan perubahan jika diperlukan.
5. Evaluasi Hasil:

Setelah program selesai, hasilnya dievaluasi untuk mengukur apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Evaluasi ini dapat mencakup perubahan dalam perilaku, peningkatan keterampilan, atau peningkatan kepuasan individu.
6. Tindak Lanjut:

Setelah evaluasi hasil, seringkali diperlukan tindak lanjut. Ini bisa berupa saran atau rekomendasi untuk menjaga perkembangan positif yang telah dicapai, atau jika diperlukan, memulai program bimbingan konseling lanjutan.
7. Dokumentasi:

Selama seluruh proses, dokumen penting seperti catatan konseling, catatan perkembangan, dan laporan evaluasi harus dikelola dengan baik untuk melacak informasi penting dan mengikuti perkembangan individu.
8. Pengembangan Program:

Berdasarkan hasil evaluasi, program bimbingan konseling dapat ditingkatkan atau disesuaikan untuk masa depan. Proses ini adalah bagian integral dari pengembangan bimbingan konseling yang berkelanjutan.
Dalam konteks bimbingan perkembangan, evaluasi bimbingan berfokus pada pemantauan perkembangan individu dalam berbagai aspek kehidupan, seperti akademik, emosional, sosial, dan keterampilan. Evaluasi ini digunakan untuk membantu individu merencanakan langkah-langkah selanjutnya dalam pengembangan mereka. Penilaian biasanya melibatkan penggunaan alat evaluasi, pengamatan, dan wawancara.

Penting untuk diingat bahwa program bimbingan konseling dan evaluasi bimbingan perkembangan harus selalu dilakukan oleh profesional yang terlatih, seperti konselor atau psikolog, untuk memastikan kualitas dan keefektifan program tersebut.
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by MELA ANGGIA SARI -
1.Struktur program bimbingan diklasifikasikan kedalam empat jenis layanan yaitu: (a) layanan dasar bimbingan; (b) layanan responsif; (c) layanan perencanaan individual, dan (d) layanan dukungan sistem.
A. Layanan Dasar Bimbingan
1. pengertian
Layanan dasar bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada semua sissa (for all) melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal.
2. Tujuan
Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Secara rinci tujuan layanan dirumuskan sebagai upaya untuk membantu siswa agar: (1) memiliki kesadaran (pemahaman)ntentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama), (2) mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya, (3) mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan (4) mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
3. Materi
Untuk mencapai tujuan tersebut, kepada siswa disajikan materi layanan yang menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat dengan uapaya membantu siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Materi layanan dasar bimbingan dapat diambil dari berbagai sumber, seperti majalah, buku, dan koran. Materi yang diberikan,disamping maalah yang menyangkut pengembangan sosial-pribadi, dan belajar, juga materi yang dipandang utama bagi siswa SLTP/SLTA, yaitu yang menyangkut karir. Materi-materi tersebut, diantaranya : (a) fungsi agama bagi kehidupan,
(b) pemantapan pilihan program studi,
(c) keterampppilan kerja professional,
(d) kesiapan pribadi (fisik-psikis, jasmaniah-rohaniah) dalam menghadapi pekerjaan,
(e) perkembangan dunia kerja,
(f) iklim kehidupan dunia kerja,
(g) cara melamar pekerjaan,
(h) kasus-kasus kriminalitas,
(i) bahayanya perkelahian masal (tawuran), dan
(j) dampak pergaulan bebas. Materi lainnya yang dapat diberikan kepada para siswa adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan self-esteem
2. Pengembangan motif berprestasi
3. Keterampilan pengambilan keputusan
4. Keterampilan pemecahan masalah
5. Keterampilan hubungan antar pribadi atau berkomunikasi
6. Memahami keragaman lintas budaya
7. Perilaku yang bertanggung jawab

B. Layanan Responsif
1. Pengertian
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada siswa yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera.
2. Tujuan
Tujjuan layanan responsive adalah membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu siswa yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas pperkembangannya.
Tujuan layanan ini dapat juga dikemukakan sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi siswa yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial-pribadi, karir, dan atau pengembangan masalah pengembangan pendidikan
3. Materi
Materi layanan responsif bergantung kepada masalah atau kebutuhan siswa. Masalah dan kebutuhansiswa berkaitan dengan keinginan untuk memahami tentang suatu hal karena diipadang penting bagi perkembangan dirinya yang positif. Kebutuhan ini seperti keinginan untuk memperoleh informasi tentang bahaya obat terlarang, minuman keras, narkotika, pergaulan bebas dan sebagainya.
Masalah siswa lainnya adalah yang berkaitan dengan berbagai hal yang dialami atau dirasakan mengganggu kenyamanan hidupnya atau menghambat perkembangan dirinya yang positif, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau gagal dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Masalah siswa pada umumnya tidak mudah diketahui secara langsung tetapi dapat dipahami melalui gejala-gejala prilaku yang ditampilkannya.
Maslah (gejala masalah ) yang mungkin dialami siswa diantaranya:
(a) merasa cemas tentang masa depan, (b) merasa rendah hati, (c) prilaku infulsif (kekanak-kanakan atau melakukan suatu tanpa mempertimbangkannya secara matang), (d) membolos dari sekolah, (e) malas belajar, (f) kurang memiliki kebiasaan belajar yang positif, (g) kurang bisa bergaul, (h) prestasi belajar rendah, (i) malas beribadah, (j) malas bergaul bebas (free seks), (k) masalah tauran, (l) manajmen stress dan (m) malas dalam keluarga.Untuk memahami kebutuhan dan masalah siswa dapat ditempuh dengan cara menganalisis data siswa, baik yang bersumber dari infentori tugas-tugas berkembang (ITP), angket siswa, wawancara, observasi, sosiometri, daftar hadir siswa, leger, psikotes dan daftar masalah siswa atau alat ungkap masalah (AUM).
C. Layanan perencanaan individual
1. Pengertian
Layanan ini diartikan” proses bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan dan melakukan aktifitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depannya. Berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia dilingkungannya”.
2. Tujuan
Layanan perencanaan individual bertujuan untuk membantu siswa agar (1) memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir, dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasrkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang kelak dirumuskannya.
Tujuan layanan perencanaan individumeral ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya memfasilitasisisswa untuk merencanakan, memonitordan mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan sosial-pribadi oleh dirinya sendiri. Isi atau materi perencanaan individual adalah hal-hal yang menjadi kebutuhan siswa untuk memahami secara khusus tentang perkembangan dirinya sendir. Dengan demikian meskipun perencanaan individual ditujukan untuk memandu seluruh siswa, layanan yang diberikanlebih bersifat individual karena didasrkanatas perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing siswa. Melalui layanan perencanaan individual, siswa dapat :
a. Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan, merencanakan karir, dan mengembangkan kemampuaan sosial-pribadi, yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja, dan masyarakat.
b. Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian tujuannya.
c. Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
d. Mengambil keputusan yang merelefsikan perencanaan dirinya.
3. Materi
Materi layanan perencanaan individual berkaitan eratdengan pengembangan aspek akademik, karir, dan sosial-pribadi. Materi pengembangan aspek (akademik) meliputi: (a)memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan pemilihan pendidikan lanjutan atau pilihan jurusan, memilih kursus atau pelajaran tambahan yang tepat, dan mamahami nilai belajar sepanjang hayat;
(b) karir meliputi: mengeksplorasi peluang-peluang karir, mengeksplorasi latihan-latihan pekerjaan, memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif; dan
(c) sosial-pribadi meliputi: pengembangan konsep diri yang positif, dan pengembangan keterampilan sosial yang efektif.
D. Layanan dukungan sistem
Ketiga komponen program, merupakan pemberian layanan BK kepada siswa secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada siswa atau memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa. Dukungan siswa adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan professional; hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas; manajmen program; penelitian dan pengembangan (Thomas Ellis, 1990).
Program ini memberikan dukungan kepada guru pembimbing dalam memperlancar penyelenggaraan layanan diatas. Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah untuk memperlancar pemyelenggaraan program pendidikan di sekolah. Dukungan sistem meliputi dua aspek yaitu: (1) pemberian layanan, dan (2) kegiatan manajemen.
1. Pemberian layanan konsultasi/kolaborasi
Pemberian layanan menyangkut kegiatan guru pembimbing (konselor) yang meliputi (a) konsultasi dengan guru-guru, (b) menyelenggarakan program kerjasama dengan orang tua atau masyarakat, (c) berpartisipasi dalam merencanakan kegiatan-kegiatan sekolah, (d) bekerjasama dengan personel sekolah lainnya dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa, (e) melakukan penelitian tentang masalah-masalah yang berkaitan erat dengan bimbingan dan konseling.
2 Kegiatan manajemen
Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan mutu program bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan (a) pengembangan program, (b) pengembangan staf, (c) pemanfaatan sumber daya, dan (d) pengembangan penataan kebijakan.
Secara operasional program disusun secara sistematis sebagai berikut:
a. Rasional berisi latar belakang penyusunan program bimbingan didasarkan atas landasan kkonseptual, hokum maupun empiric.
b. Visi dan misi, berisi harapan yang diinginkan dari layanan BK yang mendukung visi, misi dan tujuan sekolah
c. Kebutuhan layanan bimbingan, berisi data kebutuhan siswa, pendidik dan institusi terhadap layanan bimbingan. Data diperoleh dengan mempergunakan instrument yang dapat dipertanggungjawabkan
d. Tujuan, berdasarkan kebutuhan ditetapkan kompetensi yang dicapai siswa berdasarkan perkembangan
e. Komponen program: (1) layanan dasar, program yang secar umum dibutuhkan oleh seluruh siswa pertingkatan kelas; (2) layanan responsif, program yang secara khusus dibutuhkan untuk membantu para siswa yang memerlukan layanan bantuan khusu; (3) layanan perencanaan individual, program yang memfasilitasi seluruh siswa memiliki kemampuan mengelola diri dan merancang masa depan; dan (4) dukungan sistem, kebijakan yang mendukung keterlaksanaan program, program jejaring baik internal sekolah maupun eksternal.
f. Rencana operasional kegiatan
g. Pengembangan tema atau topic (silabus layanan)
h. Pengembangan satuan layanan bimbingan
i. evaluasi
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Laurensia Patrik Venesia -
Struktur program bimbingan konseling di PAUD dapat berbeda-beda tergantung pada kebutuhan dan karakteristik anak-anak yang dilayani. Namun, secara umum, program ini biasanya mencakup beberapa komponen utama sebagai berikut:

1. Pengidentifikasian kebutuhan: Tahap pertama dalam struktur program bimbingan konseling adalah mengidentifikasi kebutuhan perkembangan individu setiap anak. Ini melibatkan pengamatan, pengumpulan data, dan penilaian komprehensif tentang keterampilan dan tantangan yang dihadapi oleh anak-anak.

2. Perencanaan tujuan: Setelah kebutuhan individu teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah merencanakan tujuan yang spesifik dan terukur untuk membantu anak-anak dalam mencapai perkembangan yang optimal. Tujuan ini harus realistis, relevan dengan kebutuhan anak, dan dapat dimonitor dan dievaluasi.

3. Penyediaan bimbingan: Setelah perencanaan tujuan, konselor akan melaksanakan sesi bimbingan yang melibatkan interaksi langsung dengan anak-anak. Sesi ini dapat berupa sesi individual, kelompok, atau kombinasi dari keduanya, tergantung pada kebutuhan dan preferensi anak-anak.

4. Implementasi teknik dan pendekatan: Dalam sesi bimbingan, konselor akan menggunakan berbagai teknik dan pendekatan sesuai dengan pendekatan perkembangan yang telah dipilih sebelumnya. Contohnya, mungkin digunakan teknik permainan, pemodelan perilaku, tanya jawab, refleksi diri, atau aktivitas sensorik untuk membantu anak-anak dalam memahami dan mengembangkan keterampilan tertentu.

5. Evaluasi dan pemantauan: Bagian penting dari struktur program bimbingan konseling adalah evaluasi dan pemantauan terhadap kemajuan perkembangan anak-anak. Evaluasi dilakukan secara berkala untuk menilai apakah tujuan yang ditetapkan telah dicapai, dan pemantauan dilakukan untuk mengakui perubahan dan tantangan baru yang mungkin timbul.

Evaluasi bimbingan perkembangan dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas program dan memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan program di masa depan. Beberapa metode evaluasi yang dapat digunakan antara lain:

1. Observasi: Melibatkan pengamatan langsung terhadap perilaku dan interaksi anak-anak dalam konteks bimbingan konseling. Observasi ini dapat dilakukan oleh konselor atau pihak lain yang terkait.

2. Kuesioner dan survei: Dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang persepsi dan kepuasan orang tua, guru, dan anak-anak terhadap program bimbingan konseling.

3. Wawancara: Melibatkan sesi tanya jawab dengan orang tua, guru, dan anak-anak untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang pengalaman mereka dalam program bimbingan konseling.

4. Portofolio dan penilaian berbasis kinerja: Dapat digunakan untuk mengumpulkan dan menilai seri karya anak-anak atau tugas-tugas yang merefleksikan perkembangan mereka dalam berbagai aspek seperti kognitif, sosial, emosional, dan motorik.

Evaluasi bimbingan perkembangan bertujuan untuk memastikan bahwa program bimbingan konseling efektif, relevan, dan memiliki dampak positif pada perkembangan anak-anak di PAUD. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk membuat perbaikan dan penyempurnaan dalam program yang ada serta merancang program yang lebih baik di masa depan.
In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Okta Selvi Marlinda -

Struktur program bimbingan konseling perkembangan di PAUD terdiri dari beberapa komponen, yaitu:


1. Layanan Dasar Bimbingan: Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar untuk kehidupan. Prioritas pemberian layanan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak. Program bimbingan yang komprehensif mencakup pula pemberian layanan bagi siswa yang memiliki karakteristik tertentu seperti siswa berbakat, program pendidikan khusus, program pendidikan jabatan, anak yang berpindah-pindah, dan lain-lain[1][4][5] Layanan Responsif: Layanan ini bertujuan untuk membantu peserta didik atau konseli yang sedang mengalami masalah tertentu menyangkut perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Fokus pengembangan dengan memberikan bantuan kepada peserta didik atau konseli yang mengalami masalah dan mengganggu perkembangan diri serta menghadapi potensi masalah tetapi dia tidak menyadari jika tidak diberikan bantuan.Sistem Perencanaan Individual: Sistem ini bertujuan untuk membantu siswa dalam merencanakan dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sistem ini meliputi pengembangan rencana individu, pengembangan program pendidikan khusus, dan pengembangan program pendidikan jabatan. Pendukung Sistem: Pendukung sistem bertujuan untuk membantu pengembangan program bimbingan dan konseling, seperti dukungan bagi program pendidikan orangtua dan upaya-upaya masyarakat yang berhubungan, partisipasi dalam kegiatan yang ada di sekolah dalam rangka peningkatan perencanaan tujuan, implementasi dan program standarisasi instrumen tes, kerja sama dalam melaksanakan riset yang relevan, dan memberikan masukan terhadap pembuat keputusan dalam kurikulum pengajaran, berdasarkan perspektif siswa.Evaluasi bimbingan perkembangan dilakukan untuk menentukan derajat kualitas pelaksanaan program kegiatan bimbingan dan konseling. Evaluasi kegiatan bimbingan dan konseling mempunyai dua tujuan, yaitu secara umum dan secara khusus. Tujuan umum evaluasi bimbingan dan konseling adalah untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan tujuan khusus dari evaluasi bimbingan dan konseling adalah untuk mengetahui ketercapaian program sesuai dengan jabaran atau butir-butir kegiatan program layanan yang telah di susun dalam program bimbingan dan konseling, misalnya: program pengumpulan data, kegiatan bimbingan karir, konseling individual, konseling kelompok, dan lain-lain. Aspek yang harus dievaluasi meliputi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program tersebut, dampak dari kegiatan bimbingan konseling, bagaimana respon yang terjadi, personil yang terlibat, dan lain-lain

In reply to Ari Sofia

Re: TOPIK DISKUSI

by Citra awalia Parwati -
Struktur program bimbingan konseling dan evaluasi bimbingan perkembangan sangat penting dalam memastikan bahwa bimbingan perkembangan memberikan manfaat yang maksimal bagi individu yang menerima layanan tersebut. Berikut adalah cara untuk menjelaskan struktur program bimbingan konseling dan evaluasi bimbingan perkembangan:

Struktur Program Bimbingan Konseling

1. Pendefinisian Tujuan:Program bimbingan konseling harus memiliki tujuan yang jelas dan terukur. Tujuan ini dapat beragam, seperti membantu siswa merencanakan karir, mengatasi masalah emosional, atau meningkatkan keterampilan sosial.

2. Pengidentifikasian Kelompok Sasaran:Identifikasi kelompok sasaran yang akan menerima layanan bimbingan konseling. Ini mungkin mencakup siswa di sekolah, pekerja di lingkungan kerja, individu dalam situasi krisis, dan lain sebagainya.

3. Pengembangan Program Program bimbingan konseling harus dirancang untuk memenuhi tujuan dan kebutuhan kelompok sasaran. Ini melibatkan pengembangan rencana pembelajaran, kurikulum, atau metode konseling yang sesuai.

4. Pengadaan Sumber Daya Sumber daya, seperti konselor yang berkualifikasi, materi pendukung, dan teknologi yang diperlukan untuk melaksanakan program, perlu diperoleh dan dialokasikan.

5. Pelaksanaan Program: Program bimbingan konseling harus diimplementasikan sesuai rencana. Ini mencakup penyelenggaraan sesi konseling, pembelajaran, atau dukungan kepada kelompok sasaran.

6. Evaluasi Program Program harus dievaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa tujuan tercapai. Evaluasi dapat mencakup pengukuran hasil seperti peningkatan pengetahuan atau keterampilan, serta umpan balik dari individu yang menerima layanan.

7. Penyempurnaan Program Hasil evaluasi digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan program. Hal ini mencakup penyesuaian tujuan, metode, dan sumber daya berdasarkan temuan evaluasi.

Evaluasi Bimbingan Perkembangan

1. Penetapan Kriteria Evaluasi Sebelum memulai evaluasi bimbingan perkembangan, penting untuk menentukan kriteria yang akan digunakan untuk mengukur hasil. Kriteria ini dapat berupa pengetahuan, keterampilan, perubahan perilaku, atau kualitas hidup.

2. Pengumpulan Data Data harus dikumpulkan dengan hati-hati melalui metode yang sesuai. Ini bisa mencakup survei, wawancara, pengamatan, atau analisis dokumen.

3. Analisis Data Data yang terkumpul dianalisis untuk mengevaluasi apakah tujuan program bimbingan perkembangan telah tercapai. Analisis ini melibatkan perbandingan data dengan kriteria evaluasi yang telah ditetapkan.

4. Penyajian Temuan Temuan dari evaluasi harus disajikan dalam laporan evaluasi yang jelas. Laporan ini harus mencakup temuan, rekomendasi, dan langkah-langkah untuk perbaikan.

5. Tindakan Perbaikan Temuan evaluasi harus digunakan untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dalam program bimbingan perkembangan. Langkah-langkah perbaikan harus diambil dan diimplementasikan.

6. Monitoring dan Evaluasi Berkelanjutan Evaluasi bimbingan perkembangan harus menjadi proses berkelanjutan. Program harus terus dimonitor dan dievaluasi untuk memastikan bahwa perbaikan diterapkan dan tujuan terus tercapai.

7. Pemberian Umpan Balik: Individu yang menerima bimbingan perkembangan harus diberikan umpan balik tentang hasil evaluasi dan langkah-langkah perbaikan yang akan diambil.

Struktur program bimbingan konseling dan evaluasi bimbingan perkembangan membantu memastikan efektivitas program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini juga memberikan dasar bagi penyempurnaan program dan layanan yang diberikan.