1.Temperamen adalah seperangkat sifat bawaan yang menentukan bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungan dan bagaimana mereka merespons rangsangan. Dari segi biologis, temperamen dipengaruhi oleh kesehatan tubuh atau rangsangan yang mempengaruhinya 2. Ada beberapa teori tentang
temperamen yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain:
Teori Psikoanalitik: Menurut Freud, perilaku manusia merupakan interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan sosial (super-ego). Ia juga mengemukakan bahwa kepribadian manusia dipengaruhi oleh tahapan psikoseksual yang terbagi dalam tiga tahap
. Teori Fenomenologi: Teori ini mengidentifikasi tahapan perkembangan kepribadian yang dikembangkan oleh Freud dan diperluas oleh Erikson menjadi delapan tahap.
• Perspektif Perilaku dan Pembelajaran: Ini
perspektif menunjukkan bahwa temperamen adalah
dibentuk oleh faktor lingkungan dan pengalaman belajar. • Perspektif Biologis: Perspektif ini menunjukkan bahwa temperamen dipengaruhi oleh warisan genetik, sistem neuroendokrin,
riasan tubuh yang lengkap, dan kesehatan jasmani
2.Aktivitas, emosi, kemampuan bersosialisasi, dan
agresivitas sangat dipengaruhi oleh
kesehatan otak
. Teori Sifat. Teori ini menyatakan bahwa temperamen adalah seperangkat karakteristik biologis yang relatif tidak berubah, seperti warisan genetik, sistem neuroendokrin, susunan tubuh lengkap, dan kesehatan fisik.
Singkatnya, temperamen adalah seperangkat sifat bawaan yang menentukan bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungan dan bagaimana mereka merespons rangsangan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor biologis, lingkungan, dan pembelajaran, serta warisan genetik, sistem neuroendokrin, susunan tubuh secara keseluruhan, dan kesehatan fisik.
2.Teori psikoanalisis adalah salah satu teori yang membahas tentang hakikat dan perkembangan bentuk kepribadian yang dimiliki oleh manusia. Unsur utama dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek kepribadian lainnya. Dasar teori psikoanalisis adalah mengasumsikan bahwa kepribadian akan mulai berkembang saat terjadi konflik- konflik dari aspek- aspek psikologis itu sendiri. Gejala tersebut biasanya terjadi pada anak- anak atau usia dini. Kemudian pendapat Sigmund Freud tentang kepribadian manusia ini didasarkan pada pengalaman- pengalaman yang dialami pasiennya.
Menurut Freud, manusia memiliki empat instink dasar, yaitu instink vital
(lapar, haus, bernafas), instink seksual (libido), instink agresi dan instink mati (thanatos). Freud menekankan pentingnya instink seksual bagi perkembangan
kepribadian di atas instink-instink lainnya, karena instink seksual itu sangat kuat
berada di bawah taboo umat manusia (manusia dalam hidupnya dibatasi oleh nilainilai, baik kultur maupun agama) sehingga cenderung untuk disangkal dan ditekan
ke bawah sadar (menggunakan mekanisme defensi denial dan repression),
fenomena psikologik ini akan sangat berpengaruh dalam menentukan pola
perilaku seseorang. Menurutnya, instink seksual sudah ada sejak bayi dilahirkan.
Sebelum pemuasannya bermanifestasi dalam bentuknya yang dewasa seperti pada
umumnya dikenal (dalam bentuk seksual genital klimaktik), instink ini berada
dalam bentuk yang difus dan tidak terdiferensiasi. Ia kemudian berkembang
melalui fase-fase “pre-genital” (manifestasi pemuasannya terpusat pada daerahdaerah tubuh tertentu di luar genital) sampai mencapai bentuknya yang dewasa
yaitu fase “genital” (manifestasi pemuasannya secara dominan terpusat pada
genital).
Menurut Freud, banyak masalah psikologik (mental emosional) pada
masa dewasa berakar kegagalan individu menyelesaikan konflik-konflik seksual
di fase-fase dini perkembangannya. Penyelesaian yang baik, memungkinkan
individu untuk mencapai maturitas kepribadian, identitas seksual dan kehidupan emosional yang mantap.
Teori perkembangan psikososial Erikson merupakan perluasan dan
transformasi dari konsep psikoanalitik Freud. Teori perkembangan ini lebih
menekankan pada dorongan-dorongan psikososial daripada dorongan psikoseksual. Krisis perkembangan bersumber dari proses pencapaian tujuantujuan personal agar memenuhi harapan sosial masyarakat, bukan hanya pada inhibisi atau hambatan pemuasan dorongan psikoseksual.
Pandangan Erikson bertolak dari “prinsip epigenetik” dimana gagasan
ini menyatakan bahwa segala sesuatu yang berkembang, mempunyai suatu pola
dasar dan dari pola dasar itu akan berkembang bagian-bagian yang masing-masing menurut waktunya yang spesifik hingga mencapai titik tertinggi dan kemudian membentuk suatu kesatuan fungsional yang menyeluruh. Masing-masing fase
memiliki krisisnya sendiri yang khas. Berhasil tidaknya seorang individu menyelesaikan konflik-konflik yang terkait krisis di suatu fase akan menentukan
apakah seseorang akan siap untuk menghadapi krisis di fase berikutnya untuk
selanjutnya mencapai maturasi kepribadian yang sesuai dengan harapan budaya atau masyarakatnya.
3. Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura
Perspektif pembelajaran dalam psikologi perkembangan melibatkan berbagai teori yang dikeluarkan oleh para ahli seperti B.F. Skinner, John B. Watson, dan Albert Bandura. Mereka berfokus pada pengaruh lingkungan, penghargaan, hukuman, dan interaksi sosial dalam pembentukan perkembangan anak.
Teori Skinner: B.F. Skinner mengembangkan teori pembelajaran operant yang menekankan peran penghargaan (reward) dan hukuman dalam pembentukan perilaku individu. Skinner percaya bahwa perilaku yang diperkuat akan muncul kembali, sementara perilaku yang dihukum akan menghilang. Dalam konteks psikologi perkembangan, teori Skinner menggarisbawahi peran penguatan positif dalam membentuk perilaku anak. Contohnya, memberikan pujian atau penghargaan kepada anak ketika dia melakukan perilaku yang diinginkan dapat menguatkan perilaku tersebut.
Teori Watson: John B. Watson, seorang pendukung behaviorisme, memandang perilaku sebagai respons terhadap rangsangan lingkungan. Teori Watson menekankan bahwa anak-anak belajar melalui asosiasi dan pengondisian klasik. Watson menekankan pentingnya pengalaman awal dalam membentuk kepribadian anak. Dia juga menekankan pentingnya pengendalian lingkungan untuk membentuk perilaku yang diinginkan dan menghindari perilaku yang tidak diinginkan.
Teori Bandura: Albert Bandura mengembangkan Teori Pembelajaran Sosial atau
Teori Kognitif Sosial. Teori Bandura menyoroti pentingnya observasi dan model dalam pembelajaran. Dia berpendapat bahwa anak-anak belajar melalui mengamati perilaku orang lain dan meniru mereka. Konsep utama dalam teori Bandura adalah "model", yaitu individu yang berperan sebagai contoh bagi orang lain. Bandura juga memperkenalkan konsep efikasi diri (self-efficacy), yang mengacu pada keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk mengatasi tugas-tugas tertentu.
4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vigotsky
Perspektif kognitif dalam psikologi perkembangan melibatkan dua teori utama yang dikeluarkan oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Kedua teori ini berfokus pada perkembangan kognitif anak, termasuk proses berpikir, pemahaman, dan perkembangan intelektual.
Teori Piaget: Jean Piaget mengembangkan Teori Perkembangan Kognitif yang mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif yang berbeda pada anak. Tahap-tahap tersebut meliputi tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan tahap operasional formal (12 tahun dan seterusnya). Piaget percaya bahwa anak-anak mengalami tahap-tahap perkembangan ini secara berurutan. Teori Piaget menekankan peran penting konstruksi pengetahuan anak melalui eksplorasi aktif dan interaksi dengan lingkungan. Dia juga mengidentifikasi konsep "skema," yaitu struktur mental yang digunakan anak untuk memahami dunia, serta konsep asimilasi dan akomodasi, di mana anak mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam skema yang ada atau mengubah skema untuk mengakomodasi pengetahuan baru.
Teori Vygotsky: Lev Vygotsky mengembangkan Teori Pengembangan Kognitif Sosial yang menekankan peran lingkungan sosial dalam perkembangan kognitif anak. Vygotsky menganggap bahwa pembelajaran adalah hasil dari interaksi sosial, terutama dalam konteks hubungan anak dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. Konsep sentral dalam teori Vygotsky adalah zona perkembangan nyata (Zone of Proximal Development, ZPD), yang merupakan rentang antara kemampuan saat ini seorang anak dan potensi maksimalnya. Vygotsky berpendapat bahwa pendidik dan orang dewasa harus membantu anak dalam mencapai potensi maksimal mereka melalui bimbingan dan kerja sama.
Perbedaan utama antara kedua teori ini adalah pendekatan dalam memahami perkembangan kognitif anak. Piaget lebih fokus pada perkembangan individual dan tahap-tahap perkembangan yang berlangsung pada setiap anak. Di sisi lain, Vygotsky menekankan interaksi sosial dan pengaruh lingkungan sosial dalam perkembangan anak. Meskipun ada perbedaan pendekatan, kedua teori ini memiliki kontribusi penting dalam pemahaman perkembangan kognitif anak dan telah digunakan dalam pendidikan dan praktik psikologi perkembangan.
5.Teori ekologi dalam psikologi perkembangan merupakan salah satu perspektif kontekstual yang diperkenalkan oleh Uri Bronfenbrenner
Teori ini menekankan bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungan
Bronfenbrenner menggambarkan empat kondisi lingkungan dimana perkembangan terjadi, yaitu mikrosistem, mesosistem, ekosistem, dan makrosistem
. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai kondisi lingkungan tersebut:
Mikrosistem: Menunjukkan situasi dimana individu hidup dan saling berhubungan dengan orang lain Konteks ini meliputi keluarga, teman, sebaya, sekolah, dan lingkungan sosial lainnya
Dalam mikrosistem inilah terjadi interaksi yang paling langsung dengan agen-agen sosial
Mesosistem: Menunjukkan hubungan antara dua atau lebih mikrosistem atau hubungan beberapa konteks
Misalnya hubungan antara rumah dan sekolah
. Keduanya tentu memiliki peran yang sama
Ketika keduanya memiliki kondisi yang baik maka akan mempengaruhi perkembangan anak
Ekosistem: Menunjukkan hubungan antara individu dengan lingkungan yang lebih luas
. Misalnya, hubungan antara keluarga dengan tempat kerja orang tua
. Ekosistem ini mempengaruhi perkembangan anak secara tidak langsung
Makrosistem: Menunjukkan kondisi lingkungan yang lebih luas lagi, seperti budaya, nilai, dan sistem politik
. Makrosistem ini mempengaruhi perkembangan anak secara tidak langsung
Dalam kesimpulannya, teori ekologi Bronfenbrenner merupakan salah satu perspektif kontekstual yang menekankan pentingnya konteks lingkungan dalam perkembangan manusia. Teori ini menggambarkan empat kondisi lingkungan dimana perkembangan terjadi, yaitu mikrosistem, mesosistem, ekosistem, dan makrosistem. Semua kondisi lingkungan tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi perkembangan manusia secara langsung maupun tidak langsung.
6.Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth merupakan salah satu perspektif evolusioner atau sosio-biologis dalam psikologi perkembangan Teori ini menekankan bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk membentuk hubungan emosional yang aman dan stabil dengan orang lain. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth:
- Teori Attachment Bowlby. Bowlby mengidentifikasi lima perilaku attachment pada bayi, yaitu mengisap, menggenggam, mengikuti, menangis, dan tersenyum. Bowlby percaya bahwa perilaku attachment ini berkembang pada manusia melalui proses evolusi dan membantu bayi untuk bertahan hidup. Bowlby juga mengidentifikasi tiga tahap attachment, yaitu tahap pre-attachment, tahap attachment yang jelas, dan tahap pemisahan diri. Bowlby juga mengidentifikasi konsep internal working model, yaitu gambaran mental tentang diri dan orang lain yang membentuk pola perilaku attachment seseorang.
- Teori Attachment Ainsworth: Ainsworth mengembangkan konsep Strange Situation, yaitu suatu eksperimen yang digunakan untuk mengukur perilaku attachment pada bayi. Ainsworth mengidentifikasi tiga jenis perilaku attachment pada bayi, yaitu attachment aman, attachment tidak aman-terhindar, dan attachment tidak aman-cemas Attachment aman terjadi ketika bayi merasa nyaman dan aman dengan kehadiran orang tua atau pengasuhnya Attachment tidak aman-terhindar terjadi ketika bayi tidak terlalu memperhatikan kehadiran orang tua atau pengasuhnya Attachment tidak aman-cemas terjadi ketika bayi merasa tidak aman dan khawatir dengan kehadiran orang tua atau pengasuhnya
Dalam kesimpulannya, teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth merupakan salah satu perspektif evolusioner atau sosio-biologis dalam psikologi perkembangan yang menekankan pentingnya hubungan emosional yang aman dan stabil dengan orang lain. Teori ini mengidentifikasi perilaku attachment pada bayi dan mengembangkan konsep internal working model dan Strange Situation untuk mengukur perilaku attachment pada bayi
7. Perspektif Moral – Teori Kohlberg
Lawrence Kohlberg adalah seorang psikolog yang mengembangkan Teori Moral yang terkenal. Teori moralnya didasarkan pada perkembangan tahap-tahap moral individu sepanjang waktu.
Kohlberg percaya bahwa perkembangan moral individu melewati tahap-tahap ini sepanjang hidup mereka, meskipun tidak semua individu mencapai tahap tertinggi. Teori ini membantu menjelaskan bagaimana individu berkembang dalam pemahaman dan penerapan nilai dan prinsip moral, serta bagaimana pandangan moral mereka berkembang seiring waktu.