FORUM DISKUSI

Topik Diskusi

Topik Diskusi

by Ari Sofia -
Number of replies: 26

Minggu ini kita akan membahas tentang Perspektif teori perkembangan menurut berbagai ahli.

Jelaskan apa yang kalian ketahui tentang teori tersebut.

1.     Perspektif Biologis – Temperamen

2.     Perspektif Psikoanalisis - Teori psikoseksual dari Freud - Teori psikososial dari Erikson

3.     Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura

4.     Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vigotsky

5.     Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner

6.     Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth

7.     Perspektif Moral – Teori Kohlberg


In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by ELINA NOVITA SARI 2213054083 -
1. Perspektif Biologis – Temperamen
Perspektif biologis mengenai temperamen menekankan dasar biologis yang kuat dari ciri-ciri temperamen individu. Genetika, sistem saraf, aspek fisiologis, dan faktor lingkungan semuanya berkontribusi pada pembentukan temperamen seseorang. Ciri-ciri seperti tingkat kecemasan, ekstrovertisme, dan impulsivitas dapat diwarisi melalui faktor genetik, sementara aktivitas sistem saraf memengaruhi reaktifitas individu terhadap rangsangan lingkungan. Aspek fisiologis, seperti tingkat hormon, juga memainkan peran dalam respons emosional dan perilaku. Meskipun faktor-faktor biologis memberikan dasar, interaksi dengan lingkungan dan pengalaman selama masa perkembangan anak juga membentuk dan mengubah temperamen seseorang. Oleh karena itu, pemahaman temperamen harus mencakup perspektif yang menggabungkan faktor biologis dan lingkungan untuk memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang karakteristik individu.

2. Perspektif Psikoanalisis - Teori psikoseksual dari Freud - Teori psikososial dari Erikson
Perspektif psikoanalisis, yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan Erik Erikson, menekankan peran penting perkembangan psikoseksual dan psikososial dalam membentuk kepribadian individu.

Sigmund Freud mengembangkan Teori Psikoseksual, yang memandang perkembangan individu melalui serangkaian tahap yang berkaitan dengan pengembangan fungsi-fungsi seksual dan agresi. Freud mengidentifikasi lima tahap perkembangan psikoseksual, yaitu tahap oral, anal, phallic, latent, dan genital. Menurut Freud, pengalaman-pengalaman dalam tahap-tahap ini dapat memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan kepribadian seseorang. Sebagai contoh, tahap phallic adalah tahap di mana anak-anak mulai mengidentifikasi diri dengan orang tua yang memiliki jenis kelamin yang sama, yang mengarah pada pembentukan identitas gender dan konsep diri.

Erik Erikson mengembangkan Teori Psikososial, yang menekankan perkembangan sosial dan identitas selama siklus seumur hidup. Menurut Erikson, individu menghadapi serangkaian konflik psikososial yang harus mereka atasi di berbagai tahap kehidupan. Misalnya, konflik identitas vs. peran bahan mengacu pada tahap remaja di mana individu mencari identitas pribadi mereka sambil berusaha memenuhi peran sosial yang ada. Jika individu berhasil menyelesaikan konflik ini, mereka akan mengembangkan rasa identitas yang kuat.

Kedua teori ini menunjukkan pentingnya perkembangan pada masa kanak-kanak dan masa dewasa awal dalam membentuk kepribadian individu. Teori psikoseksual Freud lebih berfokus pada aspek-aspek seksual dan agresi, sementara teori psikososial Erikson lebih berfokus pada identitas, hubungan sosial, dan perkembangan selama siklus seumur hidup. Meskipun kedua teori ini telah menjadi dasar bagi banyak konsep dalam psikologi perkembangan, mereka juga telah menuai kritik dan kontroversi, dan banyak ahli psikologi perkembangan telah mengembangkan pendekatan lain yang memperhitungkan faktor-faktor sosial, budaya, dan kognitif dalam perkembangan individu.

3. Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura
Perspektif pembelajaran dalam psikologi perkembangan melibatkan berbagai teori yang dikeluarkan oleh para ahli seperti B.F. Skinner, John B. Watson, dan Albert Bandura. Mereka berfokus pada pengaruh lingkungan, penghargaan, hukuman, dan interaksi sosial dalam pembentukan perkembangan anak.

Teori Skinner: B.F. Skinner mengembangkan teori pembelajaran operant yang menekankan peran penghargaan (reward) dan hukuman dalam pembentukan perilaku individu. Skinner percaya bahwa perilaku yang diperkuat akan muncul kembali, sementara perilaku yang dihukum akan menghilang. Dalam konteks psikologi perkembangan, teori Skinner menggarisbawahi peran penguatan positif dalam membentuk perilaku anak. Contohnya, memberikan pujian atau penghargaan kepada anak ketika dia melakukan perilaku yang diinginkan dapat menguatkan perilaku tersebut.

Teori Watson: John B. Watson, seorang pendukung behaviorisme, memandang perilaku sebagai respons terhadap rangsangan lingkungan. Teori Watson menekankan bahwa anak-anak belajar melalui asosiasi dan pengondisian klasik. Watson menekankan pentingnya pengalaman awal dalam membentuk kepribadian anak. Dia juga menekankan pentingnya pengendalian lingkungan untuk membentuk perilaku yang diinginkan dan menghindari perilaku yang tidak diinginkan.

Teori Bandura: Albert Bandura mengembangkan Teori Pembelajaran Sosial atau Teori Kognitif Sosial. Teori Bandura menyoroti pentingnya observasi dan model dalam pembelajaran. Dia berpendapat bahwa anak-anak belajar melalui mengamati perilaku orang lain dan meniru mereka. Konsep utama dalam teori Bandura adalah "model", yaitu individu yang berperan sebagai contoh bagi orang lain. Bandura juga memperkenalkan konsep efikasi diri (self-efficacy), yang mengacu pada keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk mengatasi tugas-tugas tertentu.

4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vigotsky
Perspektif kognitif dalam psikologi perkembangan melibatkan dua teori utama yang dikeluarkan oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Kedua teori ini berfokus pada perkembangan kognitif anak, termasuk proses berpikir, pemahaman, dan perkembangan intelektual.

Teori Piaget: Jean Piaget mengembangkan Teori Perkembangan Kognitif yang mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif yang berbeda pada anak. Tahap-tahap tersebut meliputi tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan tahap operasional formal (12 tahun dan seterusnya). Piaget percaya bahwa anak-anak mengalami tahap-tahap perkembangan ini secara berurutan. Teori Piaget menekankan peran penting konstruksi pengetahuan anak melalui eksplorasi aktif dan interaksi dengan lingkungan. Dia juga mengidentifikasi konsep "skema," yaitu struktur mental yang digunakan anak untuk memahami dunia, serta konsep asimilasi dan akomodasi, di mana anak mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam skema yang ada atau mengubah skema untuk mengakomodasi pengetahuan baru.

Teori Vygotsky: Lev Vygotsky mengembangkan Teori Pengembangan Kognitif Sosial yang menekankan peran lingkungan sosial dalam perkembangan kognitif anak. Vygotsky menganggap bahwa pembelajaran adalah hasil dari interaksi sosial, terutama dalam konteks hubungan anak dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. Konsep sentral dalam teori Vygotsky adalah zona perkembangan nyata (Zone of Proximal Development, ZPD), yang merupakan rentang antara kemampuan saat ini seorang anak dan potensi maksimalnya. Vygotsky berpendapat bahwa pendidik dan orang dewasa harus membantu anak dalam mencapai potensi maksimal mereka melalui bimbingan dan kerja sama.

Perbedaan utama antara kedua teori ini adalah pendekatan dalam memahami perkembangan kognitif anak. Piaget lebih fokus pada perkembangan individual dan tahap-tahap perkembangan yang berlangsung pada setiap anak. Di sisi lain, Vygotsky menekankan interaksi sosial dan pengaruh lingkungan sosial dalam perkembangan anak. Meskipun ada perbedaan pendekatan, kedua teori ini memiliki kontribusi penting dalam pemahaman perkembangan kognitif anak dan telah digunakan dalam pendidikan dan praktik psikologi perkembangan.

5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner
Perspektif kontekstual dalam psikologi perkembangan mengacu pada pemahaman bahwa perkembangan individu dipengaruhi oleh konteks atau lingkungan sosial, budaya, dan fisik di sekitarnya. Salah satu teori utama yang mewakili perspektif ini adalah Teori Ekologi yang dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner. Teori ekologi Bronfenbrenner mengidentifikasi beberapa lapisan atau sistem yang mempengaruhi perkembangan individu, dan dia memahami individu sebagai bagian dari ekosistem yang lebih besar.

Teori Ekologi Bronfenbrenner terdiri dari empat lapisan utama:

Mikrosistem: Mikrosistem adalah lapisan terdekat yang mencakup lingkungan langsung di mana individu berinteraksi sehari-hari. Ini termasuk keluarga, teman, sekolah, dan komunitas sekitar individu. Peran dan hubungan dalam mikrosistem ini sangat memengaruhi perkembangan individu.

Mesosistem: Mesosistem adalah kaitan antara dua atau lebih mikrosistem. Misalnya, hubungan antara keluarga dan sekolah anak adalah contoh dari mesosistem. Interaksi dan dukungan yang terjadi antara mikrosistem ini dapat memengaruhi perkembangan individu.

Eksosistem: Eksosistem adalah lingkungan yang tidak langsung memengaruhi individu, tetapi masih memiliki dampak penting pada perkembangan mereka. Contoh eksosistem termasuk tempat kerja orang tua, kebijakan pendidikan, dan sistem pelayanan kesehatan.

Makrosistem: Makrosistem adalah lapisan terluas dalam teori ekologi Bronfenbrenner. Ini mencakup nilai-nilai, budaya, norma sosial, dan struktur sosial yang ada dalam masyarakat dan negara. Makrosistem mempengaruhi cara individu di dalamnya diperlakukan dan perkembangan mereka.

6. Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth
Perspektif evolusioner atau sosio-biologis dalam psikologi perkembangan mencakup pemahaman bahwa perilaku dan perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor-faktor evolusioner dan biologis. Dalam konteks ini, teori attachment yang dikembangkan oleh John Bowlby dan dikembangkan lebih lanjut oleh Mary Ainsworth adalah salah satu konsep kunci.

Teori Attachment Bowlby:
John Bowlby adalah seorang psikolog yang mengembangkan Teori Attachment untuk menjelaskan bagaimana anak mengembangkan ikatan emosional yang kuat dengan figur perawatan mereka, biasanya ibu. Teori ini mengasumsikan bahwa ikatan ini memiliki dasar biologis dan berkembang sebagai hasil evolusi. Bowlby menyatakan bahwa ikatan anak dengan figur perawatan adalah strategi adaptif yang berkembang untuk memastikan perlindungan dan dukungan, yang merupakan faktor kunci untuk kelangsungan hidup dan reproduksi.

Teori attachment Bowlby mengidentifikasi beberapa tahap perkembangan attachment:

Attachment Awal (0-2 bulan): Pada tahap ini, bayi menunjukkan preferensi untuk berinteraksi dengan setiap orang, bukan hanya figur perawatan.

Attachment yang Difokuskan pada Figur Perawatan (2-7 bulan): Bayi mulai mengembangkan preferensi yang jelas terhadap figur perawatan mereka, biasanya ibu atau pengasuh utama.

Pertumbuhan Kepercayaan (7-24 bulan): Bayi mulai menggunakan figur perawatan mereka sebagai "basis aman" dari mana mereka menjelajahi dunia. Mereka memercayai bahwa figur perawatan akan selalu hadir untuk melindungi dan mendukung mereka.

Teori Attachment Ainsworth:
Mary Ainsworth mengembangkan dan menguji konsep yang disebut "Strange Situation" untuk memahami pola attachment pada anak-anak. Melalui penelitiannya, Ainsworth mengidentifikasi beberapa pola attachment yang berbeda:

Attachment Aman: Anak-anak dengan attachment aman merasa nyaman saat eksplorasi, tampilan kagum terhadap figur perawatan mereka, dan cenderung menggunakan figur perawatan sebagai sumber dukungan saat mereka merasa tidak aman.

Attachment Terhindar (Avoidant): Anak-anak dengan attachment terhindar cenderung menjauh dari figur perawatan mereka dan menunjukkan sedikit reaksi emosional saat mereka pergi atau kembali.

Attachment Cemas-Ambivalen/Resisten: Anak-anak dengan attachment cemas-ambivalen merasa tidak pasti tentang reaksi figur perawatan mereka, terkadang ingin berdekatan dan terkadang menolak.

Teori attachment Bowlby dan Ainsworth menunjukkan bahwa ikatan emosional antara anak dan figur perawatan merupakan aspek penting dalam perkembangan anak. Attachment yang aman diyakini mempromosikan perkembangan sosial, emosional, dan kognitif yang sehat. Perspektif ini menekankan peran penting faktor evolusioner dan biologis dalam pembentukan attachment, serta dampaknya pada perkembangan individu.

7. Perspektif Moral – Teori Kohlberg
Perspektif moral dalam psikologi perkembangan, khususnya dalam kaitannya dengan teori perkembangan moral, mencakup pemahaman tentang bagaimana individu mengembangkan pemahaman mereka tentang moralitas dan etika. Salah satu teori perkembangan moral yang terkenal adalah Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg. Teori ini berfokus pada perkembangan pemikiran moral individu sepanjang masa.

Teori Kohlberg tentang Perkembangan Moral:
Lawrence Kohlberg mengembangkan teori perkembangan moral yang terdiri dari tiga tingkat dan enam tahap. Teorinya menguraikan bagaimana individu mengembangkan pemahaman mereka tentang moralitas dan bagaimana mereka mengambil keputusan moral.

Tingkat 1: Moralitas Pra-konvensional (Preconventional Morality)
Pada tingkat ini, individu berfokus pada konsep penghargaan dan hukuman. Mereka membuat keputusan moral berdasarkan konsekuensi tindakan bagi diri mereka sendiri.

Tahap 1: Hukuman dan Kepatuhan - Individu menghindari hukuman.
Tahap 2: HanyauntukManfaatSendiri - Individu mengambil tindakan yang memberikan keuntungan langsung bagi diri mereka sendiri.

Tingkat 2: Moralitas Konvensional (Conventional Morality)
Pada tingkat ini, individu mulai mempertimbangkan norma sosial dan harapan masyarakat dalam pengambilan keputusan moral.

Tahap 3: HanyauntukPersetujuanOrangLain - Individu mempertimbangkan pandangan orang lain dan mencoba memenuhi harapan sosial.
Tahap 4: Kepatuhanterhadap Otoritasdan SistemSosial - Individu menghormati otoritas dan aturan sosial yang ada.

Tingkat 3: Moralitas Pasca-konvensional (Postconventional Morality)
Pada tingkat ini, individu mempertimbangkan prinsip-prinsip moral yang lebih abstrak dan prinsip-prinsip etika yang mendalam.

Tahap 5: KontrakanSosialdan Hak Asasi Manusia - Individu mempertimbangkan kontrak sosial, hak asasi manusia, dan prinsip-prinsip keadilan dalam pengambilan keputusan moral.
Tahap 6: Prinsip Moral Universal - Individu mengikuti prinsip-prinsip moral universal yang melampaui norma sosial dan hukum.

Kohlberg memandang perkembangan moral sebagai proses yang berlangsung sepanjang hidup. Ia juga menyadari bahwa tidak semua individu mencapai tingkat tertinggi dalam teori ini, yaitu tahap 6, yang mengikuti prinsip-prinsip moral universal. Sebagian besar orang cenderung berhenti pada tingkat konvensional.

Teori Kohlberg memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana individu mengembangkan pemahaman mereka tentang moralitas dan bagaimana faktor-faktor seperti pengaruh sosial, pendidikan, dan pengalaman memainkan peran penting dalam perkembangan moral. Teori ini telah menjadi dasar untuk banyak penelitian tentang moralitas dan etika dalam konteks perkembangan individu.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Yohana Keel Lie Liyu -
1. Perspektif Biologis – Temperamen
Teori perkembangan biologis tentang temperamen adalah pandangan yang mengaitkan karakteristik temperamen individu dengan faktor-faktor biologis. Salah satu teori yang terkait dengan hal ini adalah teori temperamen oleh Alexander Thomas dan Stella Chess.

Teori ini menekankan bahwa temperamen memiliki akar biologis dan dapat memengaruhi bagaimana anak-anak berinteraksi dengan dunia sekitar mereka. Namun, peran pengasuhan dan lingkungan sosial juga dapat berdampak pada perkembangan temperamen anak. Teori temperamen Thomas dan Chess menjadi dasar bagi penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara faktor-faktor biologis dan perkembangan temperamen.

2. Perspektif Psikoanalisis - Teori psikoseksual dari Freud - Teori psikososial dari Erikson
1. Teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud
Sigmund Freud mengembangkan Teori Psikoseksual yang mengeksplorasi perkembangan individu melalui tahap-tahap psikoseksual.
Pendekatan Freud terhadap perkembangan psikoseksual menyoroti pentingnya pengalaman awal dalam membentuk kepribadian individu. Meskipun banyak aspek teorinya telah dikritik dan diperdebatkan, pendekatannya terhadap tahap-tahap perkembangan masih memengaruhi pemahaman psikologi perkembangan

2. Teori perkembangan psikososial Erik Erikson
Erik Erikson mengembangkan Teori Psikososial yang berfokus pada perkembangan individu melalui serangkaian tahap psikososial.
Pendekatan psikososial Erikson menyoroti peran perkembangan psikososial sepanjang hidup dan bagaimana konflik yang dihadapi di setiap tahap dapat membentuk kepribadian dan identitas individu. Teorinya menekankan peran pengembangan identitas, hubungan interpersonal, dan perkembangan seluruh siklus kehidupan

3. Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura
- B.F. Skinner (Teori Behaviorisme)
Skinner memandang pembelajaran sebagai proses di mana individu merespons rangsangan dari lingkungan mereka. Menurutnya, perilaku dipelajari melalui asosiasi antara rangsangan dan respons.
- Albert Bandura (Teori Pembelajaran Sosial)
Bandura mengenalkan ide bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi melalui respons terhadap rangsangan eksternal, tetapi juga melalui proses pengamatan dan pemodelan. Ia mengatakan bahwa individu belajar dari orang lain melalui interaksi sosial.
- John B. Watson (Behaviorisme Klasik)
Watson menekankan bahwa perilaku adalah hasil dari belajar melalui asosiasi antara rangsangan eksternal dan respons. Ia berpendapat bahwa individu lahir tanpa perilaku yang sudah terbentuk dan bahwa semua perilaku dapat dipelajari melalui pengalaman.

4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vigotsky
- Teori piaget
Piaget mengemukakan bahwa perkembangan kognitif anak-anak melalui empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, preoperasional, konkret operasional, dan formal operasional.
- Vygotsky menekankan peran penting interaksi sosial dan pengaruh lingkungan sosial dalam perkembangan kognitif individu. Inti dari teori Vygotsky adalah bahwa perkembangan kognitif terjadi melalui interaksi sosial, terutama dalam konteks hubungan antara anak-anak dan orang dewasa.

5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner
Urie Bronfenbrenner adalah seorang psikolog yang mengembangkan Teori Ekologi dalam pembelajaran dan perkembangan manusia. Teori ini menekankan peran penting lingkungan dalam memahami perkembangan individu.

Teori Ekologi Bronfenbrenner menggambarkan kompleksitas pengaruh lingkungan pada perkembangan individu, dan menekankan pentingnya memahami konteks sosial dan budaya dalam pemahaman tentang pembelajaran dan perkembangan manusia.

6. Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth
Teori John Bowlby dan Mary Ainsworth dalam konteks perkembangan anak adalah sering disebut sebagai Teori Kepeliharaan (Attachment Theory) dan memiliki perspektif evolusioner yang kuat.

Pendekatan evolusioner dari teori kepeliharaan ini menyoroti pentingnya attachment sebagai strategi adaptasi untuk manusia dalam konteks evolusi. Attachment membantu memastikan kelangsungan spesies manusia dengan memberikan perlindungan, dukungan emosional, dan keamanan bagi anak-anak, yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan kelangsungan hidup dan reproduksi

7. Perspektif Moral – Teori Kohlberg
Lawrence Kohlberg adalah seorang psikolog yang mengembangkan Teori Moral yang terkenal. Teori moralnya didasarkan pada perkembangan tahap-tahap moral individu sepanjang waktu.

Kohlberg percaya bahwa perkembangan moral individu melewati tahap-tahap ini sepanjang hidup mereka, meskipun tidak semua individu mencapai tahap tertinggi. Teori ini membantu menjelaskan bagaimana individu berkembang dalam pemahaman dan penerapan nilai dan prinsip moral, serta bagaimana pandangan moral mereka berkembang seiring waktu.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Okta Selvi Marlinda -
1.Temperamen adalah seperangkat sifat bawaan yang menentukan bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungan dan bagaimana mereka merespons rangsangan. Dari segi biologis, temperamen dipengaruhi oleh kesehatan tubuh atau rangsangan yang mempengaruhinya 2. Ada beberapa teori tentang

temperamen yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain:

Teori Psikoanalitik: Menurut Freud, perilaku manusia merupakan interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan sosial (super-ego). Ia juga mengemukakan bahwa kepribadian manusia dipengaruhi oleh tahapan psikoseksual yang terbagi dalam tiga tahap

⚫ Teori Fenomenologi: Teori ini mengidentifikasi tahapan perkembangan kepribadian yang dikembangkan oleh Freud dan diperluas oleh Erikson menjadi delapan tahap.

• Perspektif Perilaku dan Pembelajaran: Ini

perspektif menunjukkan bahwa temperamen adalah

dibentuk oleh faktor lingkungan dan pengalaman belajar. • Perspektif Biologis: Perspektif ini menunjukkan bahwa temperamen dipengaruhi oleh warisan genetik, sistem neuroendokrin,

riasan tubuh yang lengkap, dan kesehatan jasmani

2.Aktivitas, emosi, kemampuan bersosialisasi, dan

agresivitas sangat dipengaruhi oleh

kesehatan otak

. Teori Sifat. Teori ini menyatakan bahwa temperamen adalah seperangkat karakteristik biologis yang relatif tidak berubah, seperti warisan genetik, sistem neuroendokrin, susunan tubuh lengkap, dan kesehatan fisik.

Singkatnya, temperamen adalah seperangkat sifat bawaan yang menentukan bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungan dan bagaimana mereka merespons rangsangan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor biologis, lingkungan, dan pembelajaran, serta warisan genetik, sistem neuroendokrin, susunan tubuh secara keseluruhan, dan kesehatan fisik.

2.Teori psikoanalisis adalah salah satu teori kepribadian yang dikenal dengan teori psikoseksual yang dipelopori oleh Sigmund Freud dan teori psikososial yang dipelopori oleh Erik H. Erikson. Kedua teori ini bersumber dari satu aliran psikologi yakni aliran psikoanalisa atau psikoanalitis yang dikenalkan oleh Sigmund Freud

- Teori Psikoseksual dari Freud Teori ini mengidentifikasi tahap-tahap perkembangan psikoseksual yang terdiri dari lima tahap, yaitu tahap oral, anal, phallik, laten, dan genital[1][3][6]. Setiap tahap memiliki fokus pada area tubuh tertentu dan mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang. Tahap-tahap ini juga mempengaruhi bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungannya

- Teori Psikososial dari Erikson: Teori ini mengidentifikasi delapan tahap perkembangan psikososial yang dimulai dari masa bayi hingga usia dewasa.Setiap tahap memiliki krisis psikososial yang harus diatasi oleh individu untuk mencapai tahap perkembangan selanjutnya. Tahap-tahap ini juga mempengaruhi bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungannya.

Perbedaan antara teori psikoseksual Freud dan teori psikososial Erikson adalah bahwa teori psikoseksual Freud berfokus pada dorongan-dorongan seksual, sedangkan teori psikososial Erikson menempatkan titik tekan yang lebih besar pada dimensi sosialisasi. Meskipun demikian, Erikson adalah murid dari Freud sehingga Erikson adalah pengembang teori teori Freud dan mendasarkan konstruk teori psikososialnya dari psikoanalisa Freud

3.Teori pembelajaran adalah suatu teori yang menjelaskan bagaimana seseorang belajar. Ada beberapa teori pembelajaran yang dikenal, salah satunya adalah teori pembelajaran behavioristik yang dipelopori oleh B.F. Skinner, John Watson, dan Albert Bandura Berikut adalah penjelasan singkat mengenai perspektif pembelajaran dari ketiga ahli tersebut:

- Teori Pembelajaran Skinner:Teori ini didasarkan pada gagasan bahwa belajar adalah fungsi perubahan perilaku individu secara jelas. Perubahan perilaku tersebut diperoleh sebagai hasil respon individu terhadap kejadian (stimulus) dari lingkungan. Salah satu hasil penelitian yang terkenal dari Skinner adalah kotak Skinner (Skinner's Box). Penguatan merupakan unsur terpenting dari teori Skinner Penguatan stimulus diberikan berulang-ulang agar dapat memperkuat respon yang dikehendaki. Sehingga perilaku individu dikontrol oleh penguatan stimulus yang mengikutinya

-Teori Pembelajaran Watson: Teori ini menekankan pada pengamatan terhadap perilaku yang dapat diamati. Watson percaya bahwa perilaku manusia dapat diprediksi dan dikendalikan melalui pengaruh lingkungan Watson juga percaya bahwa perilaku manusia dapat dipelajari melalui pengkondisian klasik. Watson menganggap bahwa manusia lahir sebagai tabula rasa atau lembaran kosong yang dapat diisi dengan pengalaman-pengalaman dari lingkungan

-Teori Pembelajaran Bandura Teori ini menekankan pada pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap, dan reaksi emosi orang lain. Teori ini menjelaskan perilaku manusia sebagai hasil dari interaksi antara faktor lingkungan, faktor personal, dan perilaku. Bandura juga mengembangkan konsep self-efficacy, yaitu keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk melakukan suatu tindakan. Menurut Bandura, self-efficacy dapat mempengaruhi motivasi dan perilaku individu

Dalam kesimpulannya, teori pembelajaran behavioristik yang dipelopori oleh B.F. Skinner, John Watson, dan Albert Bandura menekankan pada pengaruh lingkungan dan pengalaman dalam membentuk perilaku manusia. Teori ini juga menekankan pada pentingnya penguatan atau reward dalam membentuk perilaku yang diinginkan

4.Teori kognitif adalah teori yang menjelaskan bagaimana seseorang memproses informasi dan bagaimana informasi tersebut disimpan dalam memori. Dalam teori kognitif, terdapat dua tokoh yang sangat terkenal, yaitu Jean Piaget dan Lev Vygotsky

. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai perspektif kognitif dari kedua ahli tersebut:

Teori Piaget: Teori ini menekankan pada konsep konstruktivisme, yaitu bahwa anak membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya

 Piaget mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif, yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap konkret operasional, dan tahap formal operasional

. Setiap tahap memiliki karakteristik yang berbeda dan mempengaruhi cara anak memproses informasi

5.Teori ekologi dalam psikologi perkembangan merupakan salah satu perspektif kontekstual yang diperkenalkan oleh Uri Bronfenbrenner
Teori ini menekankan bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungan
Bronfenbrenner menggambarkan empat kondisi lingkungan dimana perkembangan terjadi, yaitu mikrosistem, mesosistem, ekosistem, dan makrosistem
. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai kondisi lingkungan tersebut:
Mikrosistem: Menunjukkan situasi dimana individu hidup dan saling berhubungan dengan orang lain Konteks ini meliputi keluarga, teman, sebaya, sekolah, dan lingkungan sosial lainnya
Dalam mikrosistem inilah terjadi interaksi yang paling langsung dengan agen-agen sosial
Mesosistem: Menunjukkan hubungan antara dua atau lebih mikrosistem atau hubungan beberapa konteks
Misalnya hubungan antara rumah dan sekolah
. Keduanya tentu memiliki peran yang sama
Ketika keduanya memiliki kondisi yang baik maka akan mempengaruhi perkembangan anak
Ekosistem: Menunjukkan hubungan antara individu dengan lingkungan yang lebih luas
. Misalnya, hubungan antara keluarga dengan tempat kerja orang tua
. Ekosistem ini mempengaruhi perkembangan anak secara tidak langsung
Makrosistem: Menunjukkan kondisi lingkungan yang lebih luas lagi, seperti budaya, nilai, dan sistem politik
. Makrosistem ini mempengaruhi perkembangan anak secara tidak langsung
Dalam kesimpulannya, teori ekologi Bronfenbrenner merupakan salah satu perspektif kontekstual yang menekankan pentingnya konteks lingkungan dalam perkembangan manusia. Teori ini menggambarkan empat kondisi lingkungan dimana perkembangan terjadi, yaitu mikrosistem, mesosistem, ekosistem, dan makrosistem. Semua kondisi lingkungan tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi perkembangan manusia secara langsung maupun tidak langsung.

6.Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth merupakan salah satu perspektif evolusioner atau sosio-biologis dalam psikologi perkembangan Teori ini menekankan bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk membentuk hubungan emosional yang aman dan stabil dengan orang lain. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth:

- Teori Attachment Bowlby. Bowlby mengidentifikasi lima perilaku attachment pada bayi, yaitu mengisap, menggenggam, mengikuti, menangis, dan tersenyum. Bowlby percaya bahwa perilaku attachment ini berkembang pada manusia melalui proses evolusi dan membantu bayi untuk bertahan hidup. Bowlby juga mengidentifikasi tiga tahap attachment, yaitu tahap pre-attachment, tahap attachment yang jelas, dan tahap pemisahan diri. Bowlby juga mengidentifikasi konsep internal working model, yaitu gambaran mental tentang diri dan orang lain yang membentuk pola perilaku attachment seseorang.

- Teori Attachment Ainsworth: Ainsworth mengembangkan konsep Strange Situation, yaitu suatu eksperimen yang digunakan untuk mengukur perilaku attachment pada bayi. Ainsworth mengidentifikasi tiga jenis perilaku attachment pada bayi, yaitu attachment aman, attachment tidak aman-terhindar, dan attachment tidak aman-cemas Attachment aman terjadi ketika bayi merasa nyaman dan aman dengan kehadiran orang tua atau pengasuhnya Attachment tidak aman-terhindar terjadi ketika bayi tidak terlalu memperhatikan kehadiran orang tua atau pengasuhnya Attachment tidak aman-cemas terjadi ketika bayi merasa tidak aman dan khawatir dengan kehadiran orang tua atau pengasuhnya

Dalam kesimpulannya, teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth merupakan salah satu perspektif evolusioner atau sosio-biologis dalam psikologi perkembangan yang menekankan pentingnya hubungan emosional yang aman dan stabil dengan orang lain. Teori ini mengidentifikasi perilaku attachment pada bayi dan mengembangkan konsep internal working model dan Strange Situation untuk mengukur perilaku attachment pada bayi

7.Teori perkembangan moral Kohlberg adalah salah satu perspektif moral dalam psikologi perkembangan. Teori ini menekankan bahwa penalaran moral merupakan dasar dari perilaku etis. Kohlberg mengidentifikasi enam tahapan perkembangan moral yang dapat teridentifikasi. Keenam tahapan tersebut dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai tahapan perkembangan moral Kohlberg:

- Tahap Pra-Konvensional: Pada tahap ini, individu menilai moralitas dari tingkah laku yang ada dan dibuat berdasarkan konsekuensinya langsung. Terdapat dua tahap awal pada tahap pra-konvensional, yaitu tahap awal dan murni melihat diri dalam bentuk egosentris.

- Tahap Konvensional: Pada tahap ini, individu menilai moralitas dari perspektif norma sosial dan otoritas. Terdapat dua tahap pada tahap konvensional, yaitu tahap orientasi pada hubungan interpersonal dan tahap orientasi pada norma sosial.

- Tahap Pasca-Konvensional: Pada tahap ini, individu menilai moralitas dari perspektif prinsip moral universal Terdapat dua tahap pada tahap pasca-konvensional, yaitu tahap orientasi pada kontrak sosial dan tahap orientasi pada prinsip moral universal

Tahapan perkembangan moral Kohlberg merupakan ukuran dari tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya. Meskipun demikian, terdapat kritik terhadap teori Kohlberg, yaitu bahwa teori tersebut terlalu menekankan pada keadilan dan mengabaikan norma yang lainnya Konsekuensinya, teori ini tidak akan menilai secara adekuat orang yang menggunakan aspek moral lainnya dalam
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by YENI AGUSTIN -
1. Perspektif Biologis – Temperamen
Teori perkembangan biologis tentang temperamen adalah pandangan yang mengaitkan karakteristik temperamen individu dengan faktor-faktor biologis. Salah satu teori yang terkait dengan hal ini adalah teori temperamen oleh Alexander Thomas dan Stella Chess.

Teori ini menekankan bahwa temperamen memiliki akar biologis dan dapat memengaruhi bagaimana anak-anak berinteraksi dengan dunia sekitar mereka. Namun, peran pengasuhan dan lingkungan sosial juga dapat berdampak pada perkembangan temperamen anak. Teori temperamen Thomas dan Chess menjadi dasar bagi penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara faktor-faktor biologis dan perkembangan temperamen.

2. Perspektif Psikoanalisis - Teori psikoseksual dari Freud - Teori psikososial dari Erikson
Teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud
Sigmund Freud mengembangkan Teori Psikoseksual yang mengeksplorasi perkembangan individu melalui tahap-tahap psikoseksual.
Pendekatan Freud terhadap perkembangan psikoseksual menyoroti pentingnya pengalaman awal dalam membentuk kepribadian individu. Meskipun banyak aspek teorinya telah dikritik dan diperdebatkan, pendekatannya terhadap tahap-tahap perkembangan masih memengaruhi pemahaman psikologi perkembangan.

3. Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura
Perspektif pembelajaran dalam psikologi perkembangan melibatkan berbagai teori yang dikeluarkan oleh para ahli seperti B.F. Skinner, John B. Watson, dan Albert Bandura. Mereka berfokus pada pengaruh lingkungan, penghargaan, hukuman, dan interaksi sosial dalam pembentukan perkembangan anak.
Teori Skinner: B.F. Skinner mengembangkan teori pembelajaran operant yang menekankan peran penghargaan (reward) dan hukuman dalam pembentukan perilaku individu. Skinner percaya bahwa perilaku yang diperkuat akan muncul kembali, sementara perilaku yang dihukum akan menghilang. Dalam konteks psikologi perkembangan, teori Skinner menggarisbawahi peran penguatan positif dalam membentuk perilaku anak. Contohnya, memberikan pujian atau penghargaan kepada anak ketika dia melakukan perilaku yang diinginkan dapat menguatkan perilaku tersebut.
Teori Watson: John B. Watson, seorang pendukung behaviorisme, memandang perilaku sebagai respons terhadap rangsangan lingkungan. Teori Watson menekankan bahwa anak-anak belajar melalui asosiasi dan pengondisian klasik. Watson menekankan pentingnya pengalaman awal dalam membentuk kepribadian anak. Dia juga menekankan pentingnya pengendalian lingkungan untuk membentuk perilaku yang diinginkan dan menghindari perilaku yang tidak diinginkan.
Teori Bandura: Albert Bandura mengembangkan Teori Pembelajaran Sosial atau Teori Kognitif Sosial. Teori Bandura menyoroti pentingnya observasi dan model dalam pembelajaran. Dia berpendapat bahwa anak-anak belajar melalui mengamati perilaku orang lain dan meniru mereka. Konsep utama dalam teori Bandura adalah "model", yaitu individu yang berperan sebagai contoh bagi orang lain. Bandura juga memperkenalkan konsep efikasi diri (self-efficacy), yang mengacu pada keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk mengatasi tugas-tugas tertentu

4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vigotsky
Perspektif kognitif dalam psikologi perkembangan melibatkan dua teori utama yang dikeluarkan oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Kedua teori ini berfokus pada perkembangan kognitif anak, termasuk proses berpikir, pemahaman, dan perkembangan intelektual.
Teori Piaget: Jean Piaget mengembangkan Teori Perkembangan Kognitif yang mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif yang berbeda pada anak. Tahap-tahap tersebut meliputi tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan tahap operasional formal (12 tahun dan seterusnya). Piaget percaya bahwa anak-anak mengalami tahap-tahap perkembangan ini secara berurutan. Teori Piaget menekankan peran penting konstruksi pengetahuan anak melalui eksplorasi aktif dan interaksi dengan lingkungan. Dia juga mengidentifikasi konsep "skema," yaitu struktur mental yang digunakan anak untuk memahami dunia, serta konsep asimilasi dan akomodasi, di mana anak mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam skema yang ada atau mengubah skema untuk mengakomodasi pengetahuan baru.
5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner
Urie Bronfenbrenner adalah seorang psikolog yang mengembangkan Teori Ekologi dalam pembelajaran dan perkembangan manusia. Teori ini menekankan peran penting lingkungan dalam memahami perkembangan individu.
Teori Ekologi Bronfenbrenner menggambarkan kompleksitas pengaruh lingkungan pada perkembangan individu, dan menekankan pentingnya memahami konteks sosial dan budaya dalam pemahaman tentang pembelajaran dan perkembangan manusia.

6. Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth
Teori John Bowlby dan Mary Ainsworth dalam konteks perkembangan anak adalah sering disebut sebagai Teori Kepeliharaan (Attachment Theory) dan memiliki perspektif evolusioner yang kuat.
Pendekatan evolusioner dari teori kepeliharaan ini menyoroti pentingnya attachment sebagai strategi adaptasi untuk manusia dalam konteks evolusi. Attachment membantu memastikan kelangsungan spesies manusia dengan memberikan perlindungan, dukungan emosional, dan keamanan bagi anak-anak, yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan kelangsungan hidup dan reproduksi

7.Teori perkembangan moral Kohlberg adalah salah satu perspektif moral dalam psikologi perkembangan. Teori ini menekankan bahwa penalaran moral merupakan dasar dari perilaku etis. Kohlberg mengidentifikasi enam tahapan perkembangan moral yang dapat teridentifikasi. Keenam tahapan tersebut dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai tahapan perkembangan moral Kohlberg:
- Tahap Pra-Konvensional: Pada tahap ini, individu menilai moralitas dari tingkah laku yang ada dan dibuat berdasarkan konsekuensinya langsung. Terdapat dua tahap awal pada tahap pra-konvensional, yaitu tahap awal dan murni melihat diri dalam bentuk egosentris.
- Tahap Konvensional: Pada tahap ini, individu menilai moralitas dari perspektif norma sosial dan otoritas. Terdapat dua tahap pada tahap konvensional, yaitu tahap orientasi pada hubungan interpersonal dan tahap orientasi pada norma sosial.
- Tahap Pasca-Konvensional: Pada tahap ini, individu menilai moralitas dari perspektif prinsip moral universal Terdapat dua tahap pada tahap pasca-konvensional, yaitu tahap orientasi pada kontrak sosial dan tahap orientasi pada prinsip moral universal
Tahapan perkembangan moral Kohlberg merupakan ukuran dari tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya. Meskipun demikian, terdapat kritik terhadap teori Kohlberg, yaitu bahwa teori tersebut terlalu menekankan pada keadilan dan mengabaikan norma yang lainnya Konsekuensinya, teori ini tidak akan menilai secara adekuat orang yang menggunakan aspek moral lainnya dalam.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Dwi Rahmawati -
1.Bidang psikologi ini sering disebut sebagai biopsikologi atau psikologi fisiologis. Cabang psikologi ini telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan dikaitkan dengan bidang ilmu lain termasuk biologi, neurologi, dan genetika. Perspektif biologis pada dasarnya adalah cara memandang masalah dan tindakan manusia.Studi tentang fisiologi dan proses biologis telah memainkan peran penting dalam psikologi sejak awal mulanya . Charles Darwin pertama kali memperkenalkan gagasan bahwa evolusi dan genetika berperan dalam perilaku manusia.
2.Teori psikoanalisis adalah salah satu teori yang membahas tentang hakikat dan perkembangan bentuk kepribadian yang dimiliki oleh manusia. Unsur utama dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek kepribadian lainnya. Dasar teori psikoanalisis adalah mengasumsikan bahwa kepribadian akan mulai berkembang saat terjadi konflik- konflik dari aspek- aspek psikologis itu sendiri. Gejala tersebut biasanya terjadi pada anak- anak atau usia dini. Kemudian pendapat Sigmund Freud tentang kepribadian manusia ini didasarkan pada pengalaman- pengalaman yang dialami pasiennya.
Menurut Freud, manusia memiliki empat instink dasar, yaitu instink vital
(lapar, haus, bernafas), instink seksual (libido), instink agresi dan instink mati (thanatos). Freud menekankan pentingnya instink seksual bagi perkembangan
kepribadian di atas instink-instink lainnya, karena instink seksual itu sangat kuat
berada di bawah taboo umat manusia (manusia dalam hidupnya dibatasi oleh nilainilai, baik kultur maupun agama) sehingga cenderung untuk disangkal dan ditekan
ke bawah sadar (menggunakan mekanisme defensi denial dan repression),
fenomena psikologik ini akan sangat berpengaruh dalam menentukan pola
perilaku seseorang. Menurutnya, instink seksual sudah ada sejak bayi dilahirkan.
Sebelum pemuasannya bermanifestasi dalam bentuknya yang dewasa seperti pada
umumnya dikenal (dalam bentuk seksual genital klimaktik), instink ini berada
dalam bentuk yang difus dan tidak terdiferensiasi. Ia kemudian berkembang
melalui fase-fase “pre-genital” (manifestasi pemuasannya terpusat pada daerahdaerah tubuh tertentu di luar genital) sampai mencapai bentuknya yang dewasa
yaitu fase “genital” (manifestasi pemuasannya secara dominan terpusat pada
genital).
Menurut Freud, banyak masalah psikologik (mental emosional) pada
masa dewasa berakar kegagalan individu menyelesaikan konflik-konflik seksual
di fase-fase dini perkembangannya. Penyelesaian yang baik, memungkinkan
individu untuk mencapai maturitas kepribadian, identitas seksual dan kehidupan emosional yang mantap.

Teori perkembangan psikososial Erikson merupakan perluasan dan
transformasi dari konsep psikoanalitik Freud. Teori perkembangan ini lebih
menekankan pada dorongan-dorongan psikososial daripada dorongan psikoseksual. Krisis perkembangan bersumber dari proses pencapaian tujuantujuan personal agar memenuhi harapan sosial masyarakat, bukan hanya pada inhibisi atau hambatan pemuasan dorongan psikoseksual.
Pandangan Erikson bertolak dari “prinsip epigenetik” dimana gagasan
ini menyatakan bahwa segala sesuatu yang berkembang, mempunyai suatu pola
dasar dan dari pola dasar itu akan berkembang bagian-bagian yang masing-masing menurut waktunya yang spesifik hingga mencapai titik tertinggi dan kemudian membentuk suatu kesatuan fungsional yang menyeluruh. Masing-masing fase
memiliki krisisnya sendiri yang khas. Berhasil tidaknya seorang individu menyelesaikan konflik-konflik yang terkait krisis di suatu fase akan menentukan
apakah seseorang akan siap untuk menghadapi krisis di fase berikutnya untuk
selanjutnya mencapai maturasi kepribadian yang sesuai dengan harapan budaya atau masyarakatnya.

3.Perspektif pembelajaran teori skinner
Menurut Skinner, hubungan antara stimulus dan respons yang terjadi melalui interaksi
dengan lingkungan menimbulkan perubahan perilaku. Karena stimulus yang diberikan akan
berinteraksi mempengaruhi respons yang dihasilkan. Respons yang diberikan memiliki
konsekuensi yang nantinya akan mempengaruhi perilaku. Mislanya, jika perilaku seseorang
segera diikuti oleh konsekuensi yang menyenagkan, orang itu akan terlibat dalam perilaku itu berulang kali. Pengguna konsekuensi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan untuk
mengubah perilaku tersebut pengkondisian operan.Belajar adalah hasil dari interaksi antara stimulus (S), stimulasi dalam bentuk serangkaian
kegiatan yang bertujuan mendapatkan respon belajar yang bertujuan mendapatkan respon belajar
dari objek penelitian dengan respon (R), respon sebagai reaksi yang dimunculkan oleh siswa
ketika belajar itu bisa berupa pikiran, perasaan atau tindakan. Menurut teori ini, dalam
pembelajaran yang penting adalah adanya input dalam bentuk stimulus dan output dalam bentuk respon.


Perspektif pembelajaran menurut watson
Tokoh penting dalam teori ini Jhon B.Watson dimana ia mencetuskan teori belajar
manusia manusia yang memusatkan perhatian pada aspek yang dirasakan langsung pada perilaku berbahasa dan hubungannya dengan stimulus dan respon terhadap lingkungan.
Teori ini meyakini bahwa tindak balasan atau respon segala sesuatu itu bisa terjadi hanya ada rangsangan atau stimulus. Dalam bahasa yang sederahan ada reaksi karena ada aksi,
ada akibat karena ada sebab, ada asap karena ada api (Adriana, 2008).
kelebihan dan kekurangan:
Kekurangan:
a. Pembelajaran peserta didik hanya berpusat pada guru.
b. Peserta didik hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru.
c. Peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
Kelebihan
a. Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan
pembiasaan.
b. Materi yang diberikan sangat detail.
c. Membangun konsentrasi pikiran.

Perspektif pembelajaran menurut bandura
Menurut Bandura, suatu perilaku belajar adalah hasil dari kemampuan individu memaknai suatu pengetahuan atau informasi, memaknai suatu model yang ditiru, kemudian mengolah secara kognitif dan menentukan tindakan sesuai tujuan yang dikehendaki.

4. Perspektif kogniti
Perspektif kognitif mengungkapkan bahwa manusia memiliki potensi untuk menyerap pemikiran yang rasional dan irasional Pemikiran yang uasional dapat mendorong timbulnya gangguan emosi dan perilaku Pendekatan kognitif efektif untuk mengembangkan perilaku positif dan mengurangi pemikiran irasional yang menimbulkan perilaku kriminal Lazarus (1994) menggunakan istilah cognitive appraisal untuk menggambarkan proses kognitif yang digunakan individu untuk mengerti dan menginterpretasi sesuatu dan yang menjadi perantara antara situasi atau peristiwa dengan timbulnya reaksi emosional. Burns (1988) mengemukakan sudah merupakan suatu fakta neurologist yang jelas bahwa sebelum seseorang mengalami suatu peristiwa apapun, maka ia harus memprosesnya terlebih dahulu melalui pikiran serta memberikan arti terhadap stimulus tersebut. Artinya orang tersebut harus memahami apa yang sedang terjadi pada dirinya sebelum ia dapat merasakannya Pada proses psikologi kognitif, informasi yang diterima berupa data yang mudah di ingat dan dapat memberikan efek besar pada manusia. Kata kunci "mudah di ingat dapat mempermudah recall memory sehingga secara cepat manusia dapat mendeteksi kejadian apa, kapan dsb yang dapat mempengaruhi pemaknaan objek sehingga mucul suatu perilaku atau tindakan Dalam proses ini peranan sensasi, persepsi, pengalaman dan memori merupakan terpenting dalam proses kognitif.

Perspektif kognitif menurut piaget
Menurut Piaget, anak dilahirkan dengan beberapa skemata sensorimotor, yang
memberi kerangka bagi interaksi awal anak dengan lingkungannya. Pengalaman awal si
anak akan ditentukan oleh skemata sensorimotor ini. Dengan kata lain, hanya kejadian
yang dapat diasimilasikan ke skemata itulah yang dapat di respons oleh si anak, dan karenanya kejadian itu akan menentukan batasan pengalaman anak. Tetapi melalui
pengalaman, skemata awal ini dimodifikasi. Setiap pengalaman mengandung elemen knik yang harus di akomodasi oleh struktur kognitif anak. Melalui interaksi dengan
lingkungan, struktur kognitif akan berubah, dan memungkinkan perkembangan
pengalaman terus-menerus. Tetapi menurut Piaget, ini adalah proses yang lambat, karena skemata baru itu selalu berkembang dari skemata yang sudah ada sebelumnya. Dengan
cara ini, pertumbuhan intelektual yang dimulai dengan respons refleksif anak terhadap lingkungan akan terus berkembang sampai ke titik di mana anak mampu memikirkan kejadian potensial dan mampu secara mental mengeksplorasi kemungkinan akibatnya.
Menurut Piaget, anak dilahirkan dengan beberapa skemata sensorimotor, yang
memberi kerangka bagi interaksi awal anak dengan lingkungannya. Pengalaman awal si anak akan ditentukan oleh skemata sensorimotor ini. Dengan kata lain, hanya kejadian
yang dapat diasimilasikan ke skemata itulah yang dapat di respons oleh si anak, dan
karenanya kejadian itu akan menentukan batasan pengalaman anak. Tetapi melalui pengalaman, skemata awal ini dimodifikasi. Setiap pengalaman mengandung elemen unik yang harus di akomodasi oleh struktur kognitif anak. Melalui interaksi dengan lingkungan, struktur kognitif akan berubah, dan memungkinkan perkembangan pengalaman terus-menerus. Tetapi menurut Piaget, ini adalah proses yang lambat, karena skemata baru itu selalu berkembang dari skemata yang sudah ada sebelumnya. Dengan cara ini, pertumbuhan intelektual yang dimulai dengan respons refleksif anak terhadap lingkungan akan terus berkembang sampai ke titik di mana anak mampu memikirkan
kejadian potensial dan mampu secara mental mengeksplorasi kemungkinan akibatnya.

Perspektif kogniti menurut vigotsky
Setiap anak berkembang dengan keunikannya sendiri. Perkembangan-perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pola asuh, pendidikan, dan lingkungan tempat anak bertumbuh. Perkembangan anak harus diperhatikan baik dari fisik maupun psikologi.
Keduanya sama pentingnya. Perkembangan pemerolehan pengetahuan juga pemting bagi anak. Orang tua harus memperhatikan perkembangan kognitif anak karena hal tersebut penting untuk perekambangan pengetahuan anak.

5.Perspektif Kontekstual
Pendekatan Luas terhadap PembangunanPerspektif kontekstual mempertimbangkan hubungan antara individu dan dunia fisik, kognitif, dan sosial mereka. Mereka juga mengkaji pengaruh sosio-kultural dan lingkungan terhadap pembangunan. Kita akan fokus pada dua ahli teori besar yang memelopori perspektif ini: Lev Vygotsky dan Urie Bronfenbrenner. Lev Vygotsky adalah seorang psikolog Rusia yang terkenal karena teori sosiokulturalnya. Ia percaya bahwa interaksi sosial memainkan peran penting dalam pembelajaran anak-anak; melalui interaksi sosial seperti itu, anak-anak melalui proses pembelajaran scaffolded yang berkesinambungan. Urie Bronfenbrenner mengembangkan teori sistem ekologi untuk menjelaskan bagaimana segala sesuatu pada anak dan lingkungan anak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia memberi label berbagai aspek atau tingkat lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak.

Perspektif kontekstual teori ekologi
Model ekologi Bronfenbrenner tingkat ini menyoroti pentingnya memahami bagaimana berbagai sistem mikro bekerja sama untuk mempengaruhi perkembangan individu.
Misalnya, hubungan antara orang tua anak dan gurunya dapat berdampak pada prestasi akademik anak tersebut, sedangkan interaksi antara kelompok teman sebaya anak dan keluarganya dapat mempengaruhi perkembangan keterampilan dan nilai-nilai sosial.

6.Perspektif evolusinari/Sosio biologik
Sangat dipengaruhi oleh teori evolusi Darwin
Menurut Darwin, semua spesies binatang terus berkembang melalui proses yang berhubungan dengan survival of the fittest (terkuat yang bertahan) dan natural selection (seleksi alarm).Menurut Diane E Papalia & Ruth Duskin Feldman, perspektif
evolusioner/sosiobiologis yaitu pandangan mengenai perkembangan manusia yang berfokus pada evolusioner dan biologis yang mendasari perilaku David Buss (1995, 2004, 2008), tokoh yang sangat berpengaruh dalam
merangsang minat baru mengenai bagaimana evolusi membentuk ciri-
cin fisik kita, misalnya bentuk dan tinggi tubuh, evolusi juga memengaruhi cara kita mengambil keputusan, seberapa agresifnya kita.

Teori attachment
Menurut John Bowlby yang dikutip dalam bukunya Albert R. Roberts dan Gilbert J.Greene mengatakan bahwa:
Kebutuhan fundamental untuk mengembangkan kontak dan koneksi memiliki akar adaptif
dalam keberlangsungan biologis (biological survival), dan teori keterikatannya(his attachment theory) sehingga muncul sebagai suatu paradigma utama dalam study empiris
tentang relasi ibu dan anak. Bowlby menganjurkan bahwa model kepribadian dan model lain yang bekerja, yang dibangun dalam interaksi dengan tokoh-tokoh pengasuh, memandu pemrosesan informasi tentang pengalaman relasional dan membentuk pola-pola perilaku
dan adaptasi sepanjang jalan kehidupan (thorough the life course).5
Ada tiga aspek kemampuan belajar anak yakni kemampuan efektif, psikomotorik dan
kemampuan kognitif. Salah satu kemampuan belajar yang dibahas di sini adalah kemampuan
kognitif anak akan berkembang bila anak tersebut diberikan stimulasi dari lingkungan, hal ini
membutuhkan peran orang tua serta pendidik dalam pelaksanaannya. Dibutuhkan kerja sama
antara pendidik dan orang tua dalam mengembangkan kemampuan kognitif yang ada pada anak. Hal ini mengingat selain terjadinya perkembangan secara alamiah, anak juga membutuhkan bimbingan, arahan serta motivasi dari lingkungan dalam mengembangkan
kemampuan dalam diri anak. Motivasi bisa di bagi menjadi dua yaitu motivasi yang timbul
dari dalam diri dan motivasi yang timbul dikarenakan orang lain. Motivasi diri tidak timbul
dengan sendirinya melainkan ditimbulkan karena adanya interaksi dengan orang lain

Attachment teori ainsworth
Menurut Ainsworth (dalam Adiyanti,1985) tingkah laku lekat adalah berbagai
macam tingkah laku yang dilakukan anak untuk mencari, menambah dan
mempertahankan kedekatan serta melakukan komunikasi dengan figur lekatnya.
Capitanio (dalam Adiyanti, 1985) berpendapat bahwa tingkah laku lekat merupakan sesuatu yang dapat dilihat, namun kadang perilaku ini dapat muncul dan kadang tidak.
Intensitas perilaku lekat sangat bervariasi dan tergantung pada situasi lingkungan.
Tingkah laku lekat ini ditujukan pada figur tertentu dan tidak ditujukan pada semua orang (Ainsworth dalam Ervika, 2000). Telah disebutkan sebelumnya pada teori etologi bahwa sebetulnya tingkah laku
lekat tidak hanya ditujukan pada anak namun juga pada ibu. Bentuk tingkah laku lekat pada ibu berupa sikap yang ingin mempertahankan kontak dengan anak dan
memperlihatkan ketanggapan terhadap kebutuhan anak. tingkah laku lekat ini berfungsi
membantu individu bertahan dan menjaga anak dibawah perlindungan orang tua. Bowlby
(dalam Stams, Juffer dan Ijzendoorn, 2002) menyebutnya dengan istilah “care taking
behavior” yang merupakan bagian program biologis yang tidak dipelajari. Tingkah laku lekat tidak berhubungan dengan kebutuhan makan, melainkan
mendapatkan perlindungan dari ibu. Unsur penting dalam pembentukan kelekatan adalah
peluang untuk mengembangkan hubungan yang timbal balik antara pengasuh dan anak.
interaksi anak dengan pengasuh membutuhkan waktu dan pengulangan, dalam hal ini
fungsi orang tua adalah memulai interaksi, bukan sekedar memberi respon terhadap
kebutuhan anak

7.Terdapat 3 teori perkembangan moral, pada level 1 terdapat prekonvensional, level 2 konvensional dan level 3 postkonvensional, jadi tahapan perkembangan moral merupakan ukuran dari tinggi hingga rendahnya teori moral individu berdasarkan perkembangan penalaran teori moralnya.
Teori perkembangan moral Kohlberg yang ditemukan oleh psikolog Kohlberg memperlihatkan bahwa perbuatan moral itu bukan dari hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhungan dari norma kebudayaan (Sunarto,2013:176).
Teori ini menyatakan bahwa penalaran moral lah yang merupakan dasar dari perilaku yang etis dan mempunyai stadium perkembangan moral dengan tingkat atau level yang teridentifikasi yaitu sebagai berikut :

(Prekonvesional)
Pada level pertama ini merupakan tingkat prekonvesional dari penalaran moral seperti seseorang yang berada didalam tingkat prekonvesional menilai moralitas dari tingkah laku yang ada dan dibuat berdasarkan konsekuensinya langsung. Terdapat 2 tahap awal pada level prekonvesional yaitu tahapan awal dan murni melihat diri dalam bentuk egosentris. Tahap pertama individu yang memfokuskan diri pada konsekuensi nya langsung dari tingkah laku yang dibuat mereka yang dirasakan sendiri.

(Konvensional)
Pada level kedua ini umumnya berada pada seorang yang sudah matang dalam pemikiran atau seorang remaja, orang yang ada pada ditahapan ini menilai moralitas dengan sebuah tingkah laku yang dibuat dengan membandingkannya dengan pandangan dan keinginan.

(Pasca-Konvensional)
Pada level ketiga ini banyak dikenal dengan tingkat yang sangat berprinsip, dilevel ketiga ini terdapat dua tahap lanjutan dari level pertama dan kedua yaitu tahap kelima dan keenam dari perkembangan moral.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Rani Prita Andini Rani Prita Andini -
1.Perspektif Biologis, berfokus pada cara berbagai peristiwa
yang berlangsung dalam tubuh mempengaruhi perilaku, perasaan, dan pikiran seseorang.

2.Bidang psikologi ini sering disebut sebagai biopsikologi atau psikologi fisiologis. Cabang psikologi ini telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan dikaitkan dengan bidang ilmu lain termasuk biologi, neurologi, dan genetika. Perspektif biologis pada dasarnya adalah cara memandang masalah dan tindakan manusia.Studi tentang fisiologi dan proses biologis telah memainkan peran penting dalam psikologi sejak awal mulanya . Charles Darwin pertama kali memperkenalkan gagasan bahwa evolusi dan genetika berperan dalam perilaku manusia.
2.Teori psikoanalisis adalah salah satu teori yang membahas tentang hakikat dan perkembangan bentuk kepribadian yang dimiliki oleh manusia. Unsur utama dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek kepribadian lainnya. Dasar teori psikoanalisis adalah mengasumsikan bahwa kepribadian akan mulai berkembang saat terjadi konflik- konflik dari aspek- aspek psikologis itu sendiri. Gejala tersebut biasanya terjadi pada anak- anak atau usia dini. Kemudian pendapat Sigmund Freud tentang kepribadian manusia ini didasarkan pada pengalaman- pengalaman yang dialami pasiennya.
Menurut Freud, manusia memiliki empat instink dasar, yaitu instink vital
(lapar, haus, bernafas), instink seksual (libido), instink agresi dan instink mati (thanatos). Freud menekankan pentingnya instink seksual bagi perkembangan
kepribadian di atas instink-instink lainnya, karena instink seksual itu sangat kuat
berada di bawah taboo umat manusia (manusia dalam hidupnya dibatasi oleh nilainilai, baik kultur maupun agama) sehingga cenderung untuk disangkal dan ditekan
ke bawah sadar (menggunakan mekanisme defensi denial dan repression),
fenomena psikologik ini akan sangat berpengaruh dalam menentukan pola
perilaku seseorang. Menurutnya, instink seksual sudah ada sejak bayi dilahirkan.
Sebelum pemuasannya bermanifestasi dalam bentuknya yang dewasa seperti pada
umumnya dikenal (dalam bentuk seksual genital klimaktik), instink ini berada
dalam bentuk yang difus dan tidak terdiferensiasi. Ia kemudian berkembang
melalui fase-fase “pre-genital” (manifestasi pemuasannya terpusat pada daerahdaerah tubuh tertentu di luar genital) sampai mencapai bentuknya yang dewasa
yaitu fase “genital” (manifestasi pemuasannya secara dominan terpusat pada
genital).
Menurut Freud, banyak masalah psikologik (mental emosional) pada
masa dewasa berakar kegagalan individu menyelesaikan konflik-konflik seksual
di fase-fase dini perkembangannya. Penyelesaian yang baik, memungkinkan
individu untuk mencapai maturitas kepribadian, identitas seksual dan kehidupan emosional yang mantap.

Teori perkembangan psikososial Erikson merupakan perluasan dan
transformasi dari konsep psikoanalitik Freud. Teori perkembangan ini lebih
menekankan pada dorongan-dorongan psikososial daripada dorongan psikoseksual. Krisis perkembangan bersumber dari proses pencapaian tujuantujuan personal agar memenuhi harapan sosial masyarakat, bukan hanya pada inhibisi atau hambatan pemuasan dorongan psikoseksual.
Pandangan Erikson bertolak dari “prinsip epigenetik” dimana gagasan
ini menyatakan bahwa segala sesuatu yang berkembang, mempunyai suatu pola
dasar dan dari pola dasar itu akan berkembang bagian-bagian yang masing-masing menurut waktunya yang spesifik hingga mencapai titik tertinggi dan kemudian membentuk suatu kesatuan fungsional yang menyeluruh. Masing-masing fase
memiliki krisisnya sendiri yang khas. Berhasil tidaknya seorang individu menyelesaikan konflik-konflik yang terkait krisis di suatu fase akan menentukan
apakah seseorang akan siap untuk menghadapi krisis di fase berikutnya untuk
selanjutnya mencapai maturasi kepribadian yang sesuai dengan harapan budaya atau masyarakatnya.

3.Teori pembelajaran adalah suatu teori yang menjelaskan bagaimana seseorang belajar. Ada beberapa teori pembelajaran yang dikenal, salah satunya adalah teori pembelajaran behavioristik yang dipelopori oleh B.F. Skinner, John Watson, dan Albert Bandura Berikut adalah penjelasan singkat mengenai perspektif pembelajaran dari ketiga ahli tersebut:

- Teori Pembelajaran Skinner:Teori ini didasarkan pada gagasan bahwa belajar adalah fungsi perubahan perilaku individu secara jelas. Perubahan perilaku tersebut diperoleh sebagai hasil respon individu terhadap kejadian (stimulus) dari lingkungan. Salah satu hasil penelitian yang terkenal dari Skinner adalah kotak Skinner (Skinner's Box). Penguatan merupakan unsur terpenting dari teori Skinner Penguatan stimulus diberikan berulang-ulang agar dapat memperkuat respon yang dikehendaki. Sehingga perilaku individu dikontrol oleh penguatan stimulus yang mengikutinya

-Teori Pembelajaran Watson: Teori ini menekankan pada pengamatan terhadap perilaku yang dapat diamati. Watson percaya bahwa perilaku manusia dapat diprediksi dan dikendalikan melalui pengaruh lingkungan Watson juga percaya bahwa perilaku manusia dapat dipelajari melalui pengkondisian klasik. Watson menganggap bahwa manusia lahir sebagai tabula rasa atau lembaran kosong yang dapat diisi dengan pengalaman-pengalaman dari lingkungan

-Teori Pembelajaran Bandura Teori ini menekankan pada pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap, dan reaksi emosi orang lain. Teori ini menjelaskan perilaku manusia sebagai hasil dari interaksi antara faktor lingkungan, faktor personal, dan perilaku. Bandura juga mengembangkan konsep self-efficacy, yaitu keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk melakukan suatu tindakan. Menurut Bandura, self-efficacy dapat mempengaruhi motivasi dan perilaku individu

Dalam kesimpulannya, teori pembelajaran behavioristik yang dipelopori oleh B.F. Skinner, John Watson, dan Albert Bandura menekankan pada pengaruh lingkungan dan pengalaman dalam membentuk perilaku manusia. Teori ini juga menekankan pada pentingnya penguatan atau reward dalam membentuk perilaku yang diinginkan

4.Teori kognitif adalah teori yang menjelaskan bagaimana seseorang memproses informasi dan bagaimana informasi tersebut disimpan dalam memori. Dalam teori kognitif, terdapat dua tokoh yang sangat terkenal, yaitu Jean Piaget dan Lev Vygotsky

. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai perspektif kognitif dari kedua ahli tersebut:

Teori Piaget: Teori ini menekankan pada konsep konstruktivisme, yaitu bahwa anak membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya

Piaget mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif, yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap konkret operasional, dan tahap formal operasional

. Setiap tahap memiliki karakteristik yang berbeda dan mempengaruhi cara anak memproses informasi.

5.Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner
Urie Bronfenbrenner adalah seorang psikolog yang mengembangkan Teori Ekologi dalam pembelajaran dan perkembangan manusia. Teori ini menekankan peran penting lingkungan dalam memahami perkembangan individu.

Teori Ekologi Bronfenbrenner menggambarkan kompleksitas pengaruh lingkungan pada perkembangan individu, dan menekankan pentingnya memahami konteks sosial dan budaya dalam pemahaman tentang pembelajaran dan perkembangan manusia.

6. Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth
Teori John Bowlby dan Mary Ainsworth dalam konteks perkembangan anak adalah sering disebut sebagai Teori Kepeliharaan (Attachment Theory) dan memiliki perspektif evolusioner yang kuat.

Pendekatan evolusioner dari teori kepeliharaan ini menyoroti pentingnya attachment sebagai strategi adaptasi untuk manusia dalam konteks evolusi. Attachment membantu memastikan kelangsungan spesies manusia dengan memberikan perlindungan, dukungan emosional, dan keamanan bagi anak-anak, yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan kelangsungan hidup dan reproduksi.

7.Perspektif Moral – Teori Kohlberg
Perspektif moral dalam psikologi perkembangan, khususnya dalam kaitannya dengan teori perkembangan moral, mencakup pemahaman tentang bagaimana individu mengembangkan pemahaman mereka tentang moralitas dan etika. Salah satu teori perkembangan moral yang terkenal adalah Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg. Teori ini berfokus pada perkembangan pemikiran moral individu sepanjang masa.

Teori Kohlberg tentang Perkembangan Moral:
Lawrence Kohlberg mengembangkan teori perkembangan moral yang terdiri dari tiga tingkat dan enam tahap. Teorinya menguraikan bagaimana individu mengembangkan pemahaman mereka tentang moralitas dan bagaimana mereka mengambil keputusan moral.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Dwi Maharani Br. Sembiring -
1.Temperamen adalah seperangkat sifat bawaan yang menentukan bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungan dan bagaimana mereka merespons rangsangan. Dari segi biologis, temperamen dipengaruhi oleh kesehatan tubuh atau rangsangan yang mempengaruhinya 2. Ada beberapa teori tentang

temperamen yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain:

Teori Psikoanalitik: Menurut Freud, perilaku manusia merupakan interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan sosial (super-ego). Ia juga mengemukakan bahwa kepribadian manusia dipengaruhi oleh tahapan psikoseksual yang terbagi dalam tiga tahap

. Teori Fenomenologi: Teori ini mengidentifikasi tahapan perkembangan kepribadian yang dikembangkan oleh Freud dan diperluas oleh Erikson menjadi delapan tahap.

• Perspektif Perilaku dan Pembelajaran: Ini

perspektif menunjukkan bahwa temperamen adalah

dibentuk oleh faktor lingkungan dan pengalaman belajar. • Perspektif Biologis: Perspektif ini menunjukkan bahwa temperamen dipengaruhi oleh warisan genetik, sistem neuroendokrin,

riasan tubuh yang lengkap, dan kesehatan jasmani

2.Aktivitas, emosi, kemampuan bersosialisasi, dan

agresivitas sangat dipengaruhi oleh

kesehatan otak

. Teori Sifat. Teori ini menyatakan bahwa temperamen adalah seperangkat karakteristik biologis yang relatif tidak berubah, seperti warisan genetik, sistem neuroendokrin, susunan tubuh lengkap, dan kesehatan fisik.

Singkatnya, temperamen adalah seperangkat sifat bawaan yang menentukan bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungan dan bagaimana mereka merespons rangsangan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor biologis, lingkungan, dan pembelajaran, serta warisan genetik, sistem neuroendokrin, susunan tubuh secara keseluruhan, dan kesehatan fisik.

2.Teori psikoanalisis adalah salah satu teori yang membahas tentang hakikat dan perkembangan bentuk kepribadian yang dimiliki oleh manusia. Unsur utama dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek kepribadian lainnya. Dasar teori psikoanalisis adalah mengasumsikan bahwa kepribadian akan mulai berkembang saat terjadi konflik- konflik dari aspek- aspek psikologis itu sendiri. Gejala tersebut biasanya terjadi pada anak- anak atau usia dini. Kemudian pendapat Sigmund Freud tentang kepribadian manusia ini didasarkan pada pengalaman- pengalaman yang dialami pasiennya.
Menurut Freud, manusia memiliki empat instink dasar, yaitu instink vital
(lapar, haus, bernafas), instink seksual (libido), instink agresi dan instink mati (thanatos). Freud menekankan pentingnya instink seksual bagi perkembangan
kepribadian di atas instink-instink lainnya, karena instink seksual itu sangat kuat
berada di bawah taboo umat manusia (manusia dalam hidupnya dibatasi oleh nilainilai, baik kultur maupun agama) sehingga cenderung untuk disangkal dan ditekan
ke bawah sadar (menggunakan mekanisme defensi denial dan repression),
fenomena psikologik ini akan sangat berpengaruh dalam menentukan pola
perilaku seseorang. Menurutnya, instink seksual sudah ada sejak bayi dilahirkan.
Sebelum pemuasannya bermanifestasi dalam bentuknya yang dewasa seperti pada
umumnya dikenal (dalam bentuk seksual genital klimaktik), instink ini berada
dalam bentuk yang difus dan tidak terdiferensiasi. Ia kemudian berkembang
melalui fase-fase “pre-genital” (manifestasi pemuasannya terpusat pada daerahdaerah tubuh tertentu di luar genital) sampai mencapai bentuknya yang dewasa
yaitu fase “genital” (manifestasi pemuasannya secara dominan terpusat pada
genital).
Menurut Freud, banyak masalah psikologik (mental emosional) pada
masa dewasa berakar kegagalan individu menyelesaikan konflik-konflik seksual
di fase-fase dini perkembangannya. Penyelesaian yang baik, memungkinkan
individu untuk mencapai maturitas kepribadian, identitas seksual dan kehidupan emosional yang mantap.

Teori perkembangan psikososial Erikson merupakan perluasan dan
transformasi dari konsep psikoanalitik Freud. Teori perkembangan ini lebih
menekankan pada dorongan-dorongan psikososial daripada dorongan psikoseksual. Krisis perkembangan bersumber dari proses pencapaian tujuantujuan personal agar memenuhi harapan sosial masyarakat, bukan hanya pada inhibisi atau hambatan pemuasan dorongan psikoseksual.
Pandangan Erikson bertolak dari “prinsip epigenetik” dimana gagasan
ini menyatakan bahwa segala sesuatu yang berkembang, mempunyai suatu pola
dasar dan dari pola dasar itu akan berkembang bagian-bagian yang masing-masing menurut waktunya yang spesifik hingga mencapai titik tertinggi dan kemudian membentuk suatu kesatuan fungsional yang menyeluruh. Masing-masing fase
memiliki krisisnya sendiri yang khas. Berhasil tidaknya seorang individu menyelesaikan konflik-konflik yang terkait krisis di suatu fase akan menentukan
apakah seseorang akan siap untuk menghadapi krisis di fase berikutnya untuk
selanjutnya mencapai maturasi kepribadian yang sesuai dengan harapan budaya atau masyarakatnya.

3. Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura
Perspektif pembelajaran dalam psikologi perkembangan melibatkan berbagai teori yang dikeluarkan oleh para ahli seperti B.F. Skinner, John B. Watson, dan Albert Bandura. Mereka berfokus pada pengaruh lingkungan, penghargaan, hukuman, dan interaksi sosial dalam pembentukan perkembangan anak.

Teori Skinner: B.F. Skinner mengembangkan teori pembelajaran operant yang menekankan peran penghargaan (reward) dan hukuman dalam pembentukan perilaku individu. Skinner percaya bahwa perilaku yang diperkuat akan muncul kembali, sementara perilaku yang dihukum akan menghilang. Dalam konteks psikologi perkembangan, teori Skinner menggarisbawahi peran penguatan positif dalam membentuk perilaku anak. Contohnya, memberikan pujian atau penghargaan kepada anak ketika dia melakukan perilaku yang diinginkan dapat menguatkan perilaku tersebut.

Teori Watson: John B. Watson, seorang pendukung behaviorisme, memandang perilaku sebagai respons terhadap rangsangan lingkungan. Teori Watson menekankan bahwa anak-anak belajar melalui asosiasi dan pengondisian klasik. Watson menekankan pentingnya pengalaman awal dalam membentuk kepribadian anak. Dia juga menekankan pentingnya pengendalian lingkungan untuk membentuk perilaku yang diinginkan dan menghindari perilaku yang tidak diinginkan.

Teori Bandura: Albert Bandura mengembangkan Teori Pembelajaran Sosial atau Teori Kognitif Sosial. Teori Bandura menyoroti pentingnya observasi dan model dalam pembelajaran. Dia berpendapat bahwa anak-anak belajar melalui mengamati perilaku orang lain dan meniru mereka. Konsep utama dalam teori Bandura adalah "model", yaitu individu yang berperan sebagai contoh bagi orang lain. Bandura juga memperkenalkan konsep efikasi diri (self-efficacy), yang mengacu pada keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk mengatasi tugas-tugas tertentu.

4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vigotsky
Perspektif kognitif dalam psikologi perkembangan melibatkan dua teori utama yang dikeluarkan oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Kedua teori ini berfokus pada perkembangan kognitif anak, termasuk proses berpikir, pemahaman, dan perkembangan intelektual.

Teori Piaget: Jean Piaget mengembangkan Teori Perkembangan Kognitif yang mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif yang berbeda pada anak. Tahap-tahap tersebut meliputi tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan tahap operasional formal (12 tahun dan seterusnya). Piaget percaya bahwa anak-anak mengalami tahap-tahap perkembangan ini secara berurutan. Teori Piaget menekankan peran penting konstruksi pengetahuan anak melalui eksplorasi aktif dan interaksi dengan lingkungan. Dia juga mengidentifikasi konsep "skema," yaitu struktur mental yang digunakan anak untuk memahami dunia, serta konsep asimilasi dan akomodasi, di mana anak mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam skema yang ada atau mengubah skema untuk mengakomodasi pengetahuan baru.

Teori Vygotsky: Lev Vygotsky mengembangkan Teori Pengembangan Kognitif Sosial yang menekankan peran lingkungan sosial dalam perkembangan kognitif anak. Vygotsky menganggap bahwa pembelajaran adalah hasil dari interaksi sosial, terutama dalam konteks hubungan anak dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. Konsep sentral dalam teori Vygotsky adalah zona perkembangan nyata (Zone of Proximal Development, ZPD), yang merupakan rentang antara kemampuan saat ini seorang anak dan potensi maksimalnya. Vygotsky berpendapat bahwa pendidik dan orang dewasa harus membantu anak dalam mencapai potensi maksimal mereka melalui bimbingan dan kerja sama.

Perbedaan utama antara kedua teori ini adalah pendekatan dalam memahami perkembangan kognitif anak. Piaget lebih fokus pada perkembangan individual dan tahap-tahap perkembangan yang berlangsung pada setiap anak. Di sisi lain, Vygotsky menekankan interaksi sosial dan pengaruh lingkungan sosial dalam perkembangan anak. Meskipun ada perbedaan pendekatan, kedua teori ini memiliki kontribusi penting dalam pemahaman perkembangan kognitif anak dan telah digunakan dalam pendidikan dan praktik psikologi perkembangan.

5.Teori ekologi dalam psikologi perkembangan merupakan salah satu perspektif kontekstual yang diperkenalkan oleh Uri Bronfenbrenner
Teori ini menekankan bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungan
Bronfenbrenner menggambarkan empat kondisi lingkungan dimana perkembangan terjadi, yaitu mikrosistem, mesosistem, ekosistem, dan makrosistem
. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai kondisi lingkungan tersebut:
Mikrosistem: Menunjukkan situasi dimana individu hidup dan saling berhubungan dengan orang lain Konteks ini meliputi keluarga, teman, sebaya, sekolah, dan lingkungan sosial lainnya
Dalam mikrosistem inilah terjadi interaksi yang paling langsung dengan agen-agen sosial
Mesosistem: Menunjukkan hubungan antara dua atau lebih mikrosistem atau hubungan beberapa konteks
Misalnya hubungan antara rumah dan sekolah
. Keduanya tentu memiliki peran yang sama
Ketika keduanya memiliki kondisi yang baik maka akan mempengaruhi perkembangan anak
Ekosistem: Menunjukkan hubungan antara individu dengan lingkungan yang lebih luas
. Misalnya, hubungan antara keluarga dengan tempat kerja orang tua
. Ekosistem ini mempengaruhi perkembangan anak secara tidak langsung
Makrosistem: Menunjukkan kondisi lingkungan yang lebih luas lagi, seperti budaya, nilai, dan sistem politik
. Makrosistem ini mempengaruhi perkembangan anak secara tidak langsung
Dalam kesimpulannya, teori ekologi Bronfenbrenner merupakan salah satu perspektif kontekstual yang menekankan pentingnya konteks lingkungan dalam perkembangan manusia. Teori ini menggambarkan empat kondisi lingkungan dimana perkembangan terjadi, yaitu mikrosistem, mesosistem, ekosistem, dan makrosistem. Semua kondisi lingkungan tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi perkembangan manusia secara langsung maupun tidak langsung.

6.Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth merupakan salah satu perspektif evolusioner atau sosio-biologis dalam psikologi perkembangan Teori ini menekankan bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk membentuk hubungan emosional yang aman dan stabil dengan orang lain. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth:

- Teori Attachment Bowlby. Bowlby mengidentifikasi lima perilaku attachment pada bayi, yaitu mengisap, menggenggam, mengikuti, menangis, dan tersenyum. Bowlby percaya bahwa perilaku attachment ini berkembang pada manusia melalui proses evolusi dan membantu bayi untuk bertahan hidup. Bowlby juga mengidentifikasi tiga tahap attachment, yaitu tahap pre-attachment, tahap attachment yang jelas, dan tahap pemisahan diri. Bowlby juga mengidentifikasi konsep internal working model, yaitu gambaran mental tentang diri dan orang lain yang membentuk pola perilaku attachment seseorang.

- Teori Attachment Ainsworth: Ainsworth mengembangkan konsep Strange Situation, yaitu suatu eksperimen yang digunakan untuk mengukur perilaku attachment pada bayi. Ainsworth mengidentifikasi tiga jenis perilaku attachment pada bayi, yaitu attachment aman, attachment tidak aman-terhindar, dan attachment tidak aman-cemas Attachment aman terjadi ketika bayi merasa nyaman dan aman dengan kehadiran orang tua atau pengasuhnya Attachment tidak aman-terhindar terjadi ketika bayi tidak terlalu memperhatikan kehadiran orang tua atau pengasuhnya Attachment tidak aman-cemas terjadi ketika bayi merasa tidak aman dan khawatir dengan kehadiran orang tua atau pengasuhnya

Dalam kesimpulannya, teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth merupakan salah satu perspektif evolusioner atau sosio-biologis dalam psikologi perkembangan yang menekankan pentingnya hubungan emosional yang aman dan stabil dengan orang lain. Teori ini mengidentifikasi perilaku attachment pada bayi dan mengembangkan konsep internal working model dan Strange Situation untuk mengukur perilaku attachment pada bayi

7. Perspektif Moral – Teori Kohlberg
Lawrence Kohlberg adalah seorang psikolog yang mengembangkan Teori Moral yang terkenal. Teori moralnya didasarkan pada perkembangan tahap-tahap moral individu sepanjang waktu.

Kohlberg percaya bahwa perkembangan moral individu melewati tahap-tahap ini sepanjang hidup mereka, meskipun tidak semua individu mencapai tahap tertinggi. Teori ini membantu menjelaskan bagaimana individu berkembang dalam pemahaman dan penerapan nilai dan prinsip moral, serta bagaimana pandangan moral mereka berkembang seiring waktu.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Wildannul Karimah -
Perspektif Biologis - Temperamen:

Perspektif ini menekankan peran faktor biologis dalam membentuk perilaku dan kepribadian individu.
Temperamen merujuk pada ciri-ciri alami yang mendasari perbedaan individu dalam respon terhadap rangsangan.
Faktor genetik dan neurobiologis berperan penting dalam menentukan temperamen seseorang.
Perspektif Psikoanalisis - Teori Psikoseksual dari Freud dan Teori Psikososial dari Erikson:

Teori psikoseksual Freud mengemukakan bahwa pengalaman seksual dalam masa kanak-kanak membentuk kepribadian individu.
Teori psikososial Erikson menekankan perkembangan sosial dan konflik psikososial selama seluruh siklus kehidupan individu.
Perspektif Pembelajaran - Teori Skinner, Watson, dan Bandura:

Teori pembelajaran berfokus pada bagaimana perilaku dipelajari melalui pengalaman, penguatan, dan pemodelan.
Skinner menekankan pengaruh penguatan positif dan negatif.
Watson mengemukakan bahwa perilaku adalah hasil dari pembelajaran melalui rangsangan eksternal.
Bandura menggabungkan konsep penguatan dengan pemodelan sosial dan self-efficacy.
Perspektif Kognitif - Teori Piaget dan Vygotsky:

Teori kognitif fokus pada pemahaman dan pemrosesan informasi dalam pembentukan pengetahuan dan perkembangan kognitif individu.
Piaget menekankan tahap-tahap perkembangan kognitif dalam anak-anak.
Vygotsky menggarisbawahi pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif.
Perspektif Kontekstual - Teori Ekologi Bronfenbrenner:

Teori ekologi menekankan pentingnya lingkungan sosial dan kontekstual dalam memahami perkembangan individu.
Bronfenbrenner mengemukakan model berlapis yang mencakup mikrosistem, mesosistem, eksosistem, dan makrosistem untuk menggambarkan pengaruh lingkungan.
Perspektif Evolusionari/Sosio-biologik - Teori Attachment dari Bowlby dan Ainsworth:

Teori attachment berfokus pada pembentukan ikatan emosional antara anak dan orang dewasa yang berperan dalam perkembangan emosional dan sosial.
Bowlby menekankan pentingnya attachment untuk kelangsungan hidup.
Ainsworth mengembangkan pola attachment anak-anak dalam "Strange Situation."
Perspektif Moral - Teori Kohlberg:

Teori moral Kohlberg menggambarkan perkembangan tahapan moral individu, yang berfokus pada pemahaman etika dan keputusan moral.
Ia mengemukakan enam tahapan moral yang berkembang seiring bertambahnya usia dan pengalaman individu.
Setiap perspektif ini memberikan sudut pandang unik dalam memahami perkembangan manusia dan interaksi sosial, serta berkontribusi pada pemahaman yang lebih mendalam tentang psikologi manusia.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Rakhma Al-awwabin Hamid -
Teori perkembangan biologis tentang temperamen adalah pandangan
yang mengaitkan karakteristik temperamen individu dengan faktor-faktor
biologis. Salah satu teori yang terkait dengan hal ini adalah teori
temperamen oleh Alexander Thomas dan Stella Chess.
Teori ini menekankan bahwa temperamen memiliki akar biologis dan
dapat memengaruhi bagaimana anak-anak berinteraksi dengan dunia
sekitar mereka. Namun, peran pengasuhan dan lingkungan sosial juga
dapat berdampak pada perkembangan temperamen anak. Teori
temperamen Thomas dan Chess menjadi dasar bagi penelitian lebih
lanjut tentang hubungan antara faktor-faktor biologis dan perkembangan
temperamen.

Perspektif
Psikoanalisis
1. Teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud
Sigmund Freud mengembangkan Teori Psikoseksual yang mengeksplorasi
perkembangan individu melalui tahap-tahap psikoseksual.
Pendekatan Freud terhadap perkembangan psikoseksual menyoroti pentingnya
pengalaman awal dalam membentuk kepribadian individu. Meskipun banyak aspek
teorinya telah dikritik dan diperdebatkan, pendekatannya terhadap tahap-tahap
perkembangan masih memengaruhi pemahaman psikologi perkembangan
2. Teori perkembangan psikososial Erik Erikson
Erik Erikson mengembangkan Teori Psikososial yang berfokus pada perkembangan
individu melalui serangkaian tahap psikososial.
Pendekatan psikososial Erikson menyoroti peran perkembangan psikososial sepanjang
hidup dan bagaimana konflik yang dihadapi di setiap tahap dapat membentuk
kepribadian dan identitas individu. Teorinya menekankan peran pengembangan
identitas, hubungan interpersonal, dan perkembangan seluruh siklus kehidupan

Perspektif
Pembelajaran
B.F. Skinner
(Teori Behaviorisme)
Skinner memandang
pembelajaran sebagai
proses di mana individu
merespons rangsangan
dari lingkungan mereka.
Menurutnya, perilaku
dipelajari melalui asosiasi
antara rangsangan dan
respons.

Albert Bandura
(Teori Pembelajaran Sosial)
Bandura mengenalkan
ide bahwa pembelajaran
tidak hanya terjadi
melalui respons terhadap
rangsangan eksternal,
tetapi juga melalui
proses pengamatan dan
pemodelan. Ia
mengatakan bahwa
individu belajar dari
orang lain melalui
interaksi sosial.

John B. Watson
(Behaviorisme Klasik)

Watson menekankan
bahwa perilaku adalah
hasil dari belajar melalui
asosiasi antara
rangsangan eksternal dan
respons. Ia berpendapat
bahwa individu lahir tanpa
perilaku yang sudah
terbentuk dan bahwa
semua perilaku dapat
dipelajari melalui
pengalaman.

Perspektif
Kognitif
• Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
Piaget mengemukakan bahwa perkembangan kognitif anak-anak melalui empat
tahap, yaitu tahap sensorimotor, preoperasional, konkret operasional, dan
formal operasional.
• Teori perkembangan kognitif oleh Lev Vygotsky
Vygotsky menekankan peran penting interaksi sosial dan pengaruh lingkungan
sosial dalam perkembangan kognitif individu. Inti dari teori Vygotsky adalah
bahwa perkembangan kognitif terjadi melalui interaksi sosial, terutama dalam
konteks hubungan antara anak-anak dan orang dewasa

Perspektif
Kontekstual
• Teori Ekologi Bronfenbrenner
Urie Bronfenbrenner adalah seorang psikolog yang mengembangkan Teori
Ekologi dalam pembelajaran dan perkembangan manusia. Teori ini
menekankan peran penting lingkungan dalam memahami perkembangan
individu.
Teori Ekologi Bronfenbrenner menggambarkan kompleksitas pengaruh
lingkungan pada perkembangan individu, dan menekankan pentingnya
memahami konteks sosial dan budaya dalam pemahaman tentang
pembelajaran dan perkembangan manusia.

Perspektif
Evolusionari
• Teori evolusioner / sosio-biologis (attachment) John
Bowlby dan Mary Ainsworth
Teori John Bowlby dan Mary Ainsworth dalam konteks perkembangan anak
adalah sering disebut sebagai Teori Kepeliharaan (Attachment Theory) dan
memiliki perspektif evolusioner yang kuat.
Pendekatan evolusioner dari teori kepeliharaan ini menyoroti pentingnya
attachment sebagai strategi adaptasi untuk manusia dalam konteks evolusi.
Attachment membantu memastikan kelangsungan spesies manusia dengan
memberikan perlindungan, dukungan emosional, dan keamanan bagi anakanak, yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan kelangsungan hidup
dan reproduks

Perspektif
Kognitif
• Teori perkembangan moral Kohlberg
Lawrence Kohlberg adalah seorang psikolog yang mengembangkan Teori
Moral yang terkenal. Teori moralnya didasarkan pada perkembangan
tahap-tahap moral individu sepanjang waktu.
Kohlberg percaya bahwa perkembangan moral individu melewati tahaptahap ini sepanjang hidup mereka, meskipun tidak semua individu
mencapai tahap tertinggi. Teori ini membantu menjelaskan bagaimana
individu berkembang dalam pemahaman dan penerapan nilai dan prinsip
moral, serta bagaimana pandangan moral mereka berkembang seiring
waktu.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Nabilla Zahra Amaliya -
teori perkembangan untuk menjelaskan bagaimana individu tumbuh dan berkembang sepanjang hidup mereka. Berikut adalah gambaran singkat dari perspektif teori perkembangan menurut ahli-ahli tersebut:

1. Perspektif Biologis - Temperamen:
Menyoroti peran faktor-faktor biologis dalam perkembangan individu, terutama temperamen atau sifat bawaan yang memengaruhi respons emosional dan perilaku individu terhadap lingkungan.

2. Perspektif Psikoanalisis:
Teori Psikoseksual Freud: Fokus pada tahapan perkembangan seksual individu, di mana perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh pengalaman seksual pada masa kanak-kanak.
Teori Psikososial Erikson: Mendefinisikan delapan tahapan perkembangan sepanjang siklus hidup manusia, dengan setiap tahapan membawa konflik yang harus diselesaikan untuk mencapai tahap perkembangan berikutnya.

3. Perspektif Pembelajaran:
Teori Skinner: Teori perilaku yang menekankan pembentukan perilaku melalui penguatan dan hukuman.
Teori Watson: Pendiri aliran behaviorisme, menekankan bahwa perilaku manusia sepenuhnya dipengaruhi oleh stimulus lingkungan.
Teori Bandura: Menggabungkan elemen perilaku dan kognisi, menyoroti peran observasi, pemodelan, dan ekspektasi diri dalam pembelajaran.

4. Perspektif Kognitif:
Teori Piaget: Menjelaskan perkembangan kognitif anak-anak melalui konsep tahapan perkembangan kognitif yang berbeda, seperti tahap sensorimotor dan tahap operasional formal.
Teori Vygotsky: Menyoroti peran interaksi sosial dalam perkembangan kognitif, dengan penekanan pada peran bahasa dan budaya dalam pembentukan pemahaman.

5. Perspektif Kontekstual - Teori Ekologi Bronfenbrenner:
Menekankan bahwa perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang lebih luas, termasuk keluarga, sekolah, komunitas, dan budaya.

6. Perspektif Evolusionari/Sosio-biologik - Teori Attachment Bowlby dan Ainsworth:
Menjelaskan pentingnya ikatan emosional antara anak dan orang tua (attachment) dan pengaruhnya terhadap perkembangan sosial dan emosional.

7. Perspektif Moral - Teori Kohlberg:
Membahas perkembangan moral, dengan menekankan bahwa individu melewati serangkaian tahapan perkembangan moral, dari orientasi hukum dan ketertiban hingga prinsip moral pribadi.

Setiap perspektif teori perkembangan memberikan sudut pandang unik dalam memahami bagaimana individu tumbuh, berkembang, dan berinteraksi dengan lingkungan mereka. Penggabungan dari berbagai perspektif ini dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang perkembangan manusia.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Jestri Paskah Sehat Br Haloho -
1.Bidang psikologi ini sering disebut sebagai biopsikologi atau psikologi fisiologis. Cabang psikologi ini telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan dikaitkan dengan bidang ilmu lain termasuk biologi, neurologi, dan genetika. Perspektif biologis pada dasarnya adalah cara memandang masalah dan tindakan manusia.Studi tentang fisiologi dan proses biologis telah memainkan peran penting dalam psikologi sejak awal mulanya . Charles Darwin pertama kali memperkenalkan gagasan bahwa evolusi dan genetika berperan dalam perilaku manusia.
2.Teori psikoanalisis adalah salah satu teori yang membahas tentang hakikat dan perkembangan bentuk kepribadian yang dimiliki oleh manusia. Unsur utama dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek kepribadian lainnya. Dasar teori psikoanalisis adalah mengasumsikan bahwa kepribadian akan mulai berkembang saat terjadi konflik- konflik dari aspek- aspek psikologis itu sendiri. Gejala tersebut biasanya terjadi pada anak- anak atau usia dini. Kemudian pendapat Sigmund Freud tentang kepribadian manusia ini didasarkan pada pengalaman- pengalaman yang dialami pasiennya.
Menurut Freud, manusia memiliki empat instink dasar, yaitu instink vital
(lapar, haus, bernafas), instink seksual (libido), instink agresi dan instink mati (thanatos). Freud menekankan pentingnya instink seksual bagi perkembangan
kepribadian di atas instink-instink lainnya, karena instink seksual itu sangat kuat
berada di bawah taboo umat manusia (manusia dalam hidupnya dibatasi oleh nilainilai, baik kultur maupun agama) sehingga cenderung untuk disangkal dan ditekan
ke bawah sadar (menggunakan mekanisme defensi denial dan repression),
fenomena psikologik ini akan sangat berpengaruh dalam menentukan pola
perilaku seseorang. Menurutnya, instink seksual sudah ada sejak bayi dilahirkan.
Sebelum pemuasannya bermanifestasi dalam bentuknya yang dewasa seperti pada
umumnya dikenal (dalam bentuk seksual genital klimaktik), instink ini berada
dalam bentuk yang difus dan tidak terdiferensiasi. Ia kemudian berkembang
melalui fase-fase “pre-genital” (manifestasi pemuasannya terpusat pada daerahdaerah tubuh tertentu di luar genital) sampai mencapai bentuknya yang dewasa
yaitu fase “genital” (manifestasi pemuasannya secara dominan terpusat pada
genital).
Menurut Freud, banyak masalah psikologik (mental emosional) pada
masa dewasa berakar kegagalan individu menyelesaikan konflik-konflik seksual
di fase-fase dini perkembangannya. Penyelesaian yang baik, memungkinkan
individu untuk mencapai maturitas kepribadian, identitas seksual dan kehidupan emosional yang mantap.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Ika Elyza -
1. Perspektif Biologis – Temperamen
Dalam perspektif biologis, temperamen dilihat sebagai hasil dari interaksi yang kompleks antara faktor-faktor biologis, seperti genetika, struktur otak, dan kimia tubuh. Genetika memainkan peran penting dalam pembentukan temperamen, dengan bukti kuat menunjukkan bahwa beberapa sifat temperamen memiliki dasar genetik yang signifikan. Variasi dalam polimorfisme genetik dan hereditas memengaruhi bagaimana individu merespons stimuli dan situasi tertentu. Fungsi otak dan aktivitas neurotransmitter di dalamnya juga memainkan peran dalam temperamen, mempengaruhi respons emosional dan perilaku individu. Kimia tubuh, termasuk hormon seperti kortisol, berperan dalam mengatur tingkat stres dan mood. Terlebih lagi, interaksi antara faktor-faktor genetik dan faktor lingkungan dalam pembentukan temperamen menjadi fokus dalam pemahaman temperamen dari perspektif biologis. Dengan demikian, temperamen dipahami sebagai konstruksi biologis yang rumit yang memiliki dampak signifikan pada perilaku dan respon individu terhadap dunia sekitarnya.

2. Perspektif Psikoanalisis - Teori psikoseksual dari Freud - Teori psikososial dari Erikson
Perspektif psikoanalisis dalam psikologi melibatkan dua teori utama yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan Erik Erikson. Teori psikoseksual dari Freud menggambarkan perkembangan kepribadian sebagai hasil dari tahapan-tahapan seksual yang terjadi selama masa kanak-kanak. Freud mengidentifikasi lima tahapan psikoseksual, mulai dari tahap oral hingga tahap genital, dan mengklaim bahwa pengalaman dan konflik pada tahap-tahap ini dapat memengaruhi struktur kepribadian individu. Freud juga menyoroti peran konsep ketidaksadaran, seperti id, ego, dan superego, dalam mengatur perilaku manusia.
Sementara itu, teori psikososial dari Erikson memperluas pandangan perkembangan kepribadian dengan menekankan tahapan perkembangan sosial sepanjang seluruh siklus kehidupan. Erikson mengidentifikasi delapan tahapan perkembangan yang terjadi dari masa bayi hingga usia dewasa, yang menggambarkan konflik dan tugas perkembangan yang harus diatasi pada setiap tahap. Teori ini mengakui peran sosial dan lingkungan dalam membentuk kepribadian, serta fokus pada konsep identitas dan konflik psikososial yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Kedua teori ini menyoroti peran konflik, pengalaman masa kanak-kanak, dan perkembangan kepribadian dalam cara yang mendalam, dan mereka telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang bagaimana individu membentuk identitas dan berinteraksi dengan lingkungannya sepanjang kehidupan. Meskipun pendekatan ini telah diterima dengan kritik dan modifikasi seiring berjalannya waktu, teori-teori ini masih menjadi landasan penting dalam psikologi perkembangan.

3. Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura
Perspektif pembelajaran dalam psikologi, yang dipengaruhi oleh teori-teori dari B.F. Skinner, John B. Watson, dan Albert Bandura, menekankan peran penting pengalaman dan pembelajaran dalam membentuk perilaku individu. Teori operant conditioning dari Skinner menggambarkan bagaimana perilaku dapat diperkuat atau dihukum sebagai hasil dari konsekuensi-konsekuensi perilaku tersebut. Skinner menganggap bahwa individu belajar melalui hubungan antara tindakan dan konsekuensi, yang dapat membentuk dan memodifikasi perilaku.
John B. Watson, dalam pendekatan behaviorisme, menekankan pentingnya pengamatan perilaku yang dapat diamati dan diukur sebagai fokus utama dalam studi psikologi. Dia menyatakan bahwa perilaku dapat dipelajari dan dimodifikasi melalui rangsangan eksternal yang diberikan dalam situasi belajar.
Sementara itu, Albert Bandura mengembangkan teori belajar sosial yang menyoroti pentingnya observasional learning (pembelajaran melalui pengamatan). Menurut Bandura, individu belajar melalui mengamati perilaku orang lain dan dampak konsekuensi perilaku mereka. Konsep self-efficacy, yang merujuk pada keyakinan individu tentang kemampuannya untuk mencapai tujuan, juga diperkenalkan oleh Bandura sebagai komponen penting dalam pembelajaran sosial.
Perspektif pembelajaran ini menekankan pentingnya lingkungan dan pengalaman dalam membentuk perilaku individu. Mereka telah memberikan landasan penting untuk pemahaman psikologi belajar dan aplikasinya dalam berbagai konteks, seperti pendidikan, psikoterapi, dan pengembangan keterampilan. Pendekatan ini juga telah menjadi dasar bagi pengembangan teknik-teknik pembelajaran dan intervensi perilaku yang efektif.

4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vigotsky
Perspektif kognitif dalam psikologi mengacu pada bagaimana individu memproses informasi, mengembangkan pemahaman, dan mengatasi masalah. Dalam konteks ini, teori-teori dari Jean Piaget dan Lev Vygotsky memainkan peran penting dalam memahami perkembangan kognitif manusia.
Teori Piaget, yang dikenal sebagai teori perkembangan kognitif, menekankan peran utama konstruksi pengetahuan individu melalui proses asimilasi (integrasi informasi baru ke dalam pengetahuan yang ada) dan akomodasi (penyesuaian pengetahuan yang ada dengan informasi baru). Piaget mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif yang berbeda, mulai dari tahap sensorimotor hingga tahap operasional formal, dan mengklaim bahwa individu bergerak melalui tahapan-tahapan ini saat mereka bertumbuh.
Lev Vygotsky, sebaliknya, menekankan peran interaksi sosial dan lingkungan dalam perkembangan kognitif. Teori Zona Proximal Vygotsky menyoroti perbedaan antara apa yang dapat dilakukan individu secara mandiri dan apa yang dapat mereka lakukan dengan bantuan atau panduan dari orang lain. Vygotsky percaya bahwa pembelajaran sosial dan kolaboratif dengan orang yang lebih berpengalaman atau rekan sebaya adalah kunci dalam perkembangan kognitif.
Kedua teori ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang perkembangan kognitif anak-anak dan cara individu memproses dan menginternalisasi pengetahuan. Mereka menyoroti peran lingkungan, pengalaman, dan interaksi sosial dalam perkembangan pemikiran dan pemahaman individu. Sementara pendekatan Piaget lebih fokus pada perkembangan individu sebagai proses internal, Vygotsky menekankan kolaborasi sosial sebagai pendorong utama perkembangan kognitif. Keduanya memainkan peran penting dalam psikologi perkembangan dan pendidikan.

5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner
Perspektif kontekstual dalam psikologi memandang individu sebagai produk dari interaksi kompleks antara berbagai lingkungan yang mereka alami. Teori ekologi dari Urie Bronfenbrenner adalah salah satu teori yang mewakili pandangan ini. Teori ekologi Bronfenbrenner terdiri dari lima tingkat ekologi yang menggambarkan lapisan lingkungan yang mempengaruhi perkembangan individu. Tingkat pertama adalah "mikrosistem," yang mencakup lingkungan langsung individu, seperti keluarga dan teman-teman. Tingkat selanjutnya adalah "mesosistem," yang mengeksplorasi hubungan antara mikrosistem yang berbeda dan bagaimana interaksi di antara mereka memengaruhi individu. "Eksosistem" adalah tingkat yang berisi elemen-elemen yang tidak secara langsung berinteraksi dengan individu, seperti lembaga sosial atau aturan komunitas. "Makrosistem" adalah tingkat yang menggambarkan nilai-nilai, budaya, dan norma yang mempengaruhi perkembangan individu secara lebih luas. Akhirnya, "kronosistem" mencakup perubahan waktu dalam semua tingkat ekologi dan bagaimana perubahan itu memengaruhi individu.
Teori ekologi Bronfenbrenner menunjukkan bahwa kita harus mempertimbangkan dampak berbagai faktor lingkungan pada perkembangan individu, dan bagaimana perubahan dalam lingkungan, baik dalam konteks mikrosistem maupun dalam pengaruh makrosistem dan kronosistem, dapat memengaruhi perkembangan. Teori ini menekankan bahwa individu tidak bisa dipahami hanya dengan melihat mereka secara terisolasi, melainkan harus dilihat sebagai produk dari hubungan yang kompleks antara berbagai lapisan lingkungan yang memengaruhi mereka. Hal ini juga berarti bahwa intervensi dan perubahan dalam salah satu tingkat ekologi dapat memiliki dampak yang signifikan pada individu. Dengan demikian, teori ekologi Bronfenbrenner telah menjadi landasan penting dalam pemahaman perkembangan manusia dan pendekatan dalam bidang psikologi perkembangan dan pendidikan.

6. Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologis -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth
Perspektif evolusioner atau sosio-biologis dalam psikologi menekankan peran penting adaptasi dan melestarikan spesies dalam perkembangan manusia. Teori attachment yang dikembangkan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth mencerminkan pandangan ini. Teori attachment tersebut menyatakan bahwa hubungan antara bayi dan figur perhatian utama mereka memiliki akar biologis dan penting untuk kelangsungan hidup dan perkembangan individu. Bowlby mengemukakan bahwa bayi memiliki kecenderungan alami untuk membentuk ikatan emosional yang kuat dengan figur perhatian utama mereka sebagai respons terhadap kebutuhan dasar seperti makanan dan perlindungan. Mary Ainsworth mengembangkan konsep pola attachment, seperti attachment aman dan insecure, dan mengidentifikasi observasi perilaku spesifik yang menggambarkan kualitas attachment. Penelitian attachment telah menunjukkan bahwa kualitas ikatan bayi dengan figur perhatian utama dapat memengaruhi perkembangan emosional dan sosial mereka. Perspektif evolusioner dalam teori attachment menekankan bahwa mekanisme ini telah berkembang dalam evolusi sebagai strategi untuk menjaga kelangsungan hidup dan keberhasilan reproduksi manusia. Seiring waktu, teori attachment ini telah menjadi dasar bagi pemahaman tentang hubungan interpersonal dan pengembangan individu, dengan penekanan pada pentingnya kualitas hubungan awal dalam perkembangan manusia.

7. Perspektif Moral – Teori Kohlberg
Perspektif moral dalam psikologi, khususnya dalam kerangka kerja teori Lawrence Kohlberg, berfokus pada perkembangan moral individu. Teori Kohlberg menggambarkan perkembangan moral sebagai serangkaian tahap yang individu alami sepanjang hidup mereka. Ia mengidentifikasi tiga tingkat utama dengan dua tahap moral di setiap tingkat. Tingkat pertama adalah tahap pramoral, di mana individu terutama mengikuti norma-norma sosial tanpa pemahaman moral yang mendalam. Tingkat kedua adalah tahap moral konvensional, di mana individu memahami pentingnya memenuhi harapan sosial dan hukum. Pada tingkat ini, moralitas seringkali ditentukan oleh norma sosial dan ekspektasi dari orang lain. Tingkat terakhir adalah tahap moral postkonvensional, di mana individu mengembangkan prinsip moral yang lebih abstrak dan berlandaskan pada prinsip moral yang mendasarinya. Mereka dapat menilai tindakan berdasarkan prinsip-prinsip moral yang lebih luas dan independen. Teori Kohlberg menekankan pentingnya proses pemikiran moral yang berkembang seiring berjalannya waktu dan pengalaman individu dalam menghadapi dilema moral. Teori ini telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman perkembangan moral dan etika, serta digunakan sebagai dasar untuk penelitian dalam etika terapan, psikologi moral, dan pendidikan karakter.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Shabrina Salsabila -
1.Bidang psikologi ini sering disebut sebagai biopsikologi atau psikologi fisiologis. Cabang psikologi ini telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan dikaitkan dengan bidang ilmu lain termasuk biologi, neurologi, dan genetika. Perspektif biologis pada dasarnya adalah cara memandang masalah dan tindakan manusia.Studi tentang fisiologi dan proses biologis telah memainkan peran penting dalam psikologi sejak awal mulanya . Charles Darwin pertama kali memperkenalkan gagasan bahwa evolusi dan genetika berperan dalam perilaku manusia.
2.Teori psikoanalisis adalah salah satu teori yang membahas tentang hakikat dan perkembangan bentuk kepribadian yang dimiliki oleh manusia. Unsur utama dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek kepribadian lainnya. Dasar teori psikoanalisis adalah mengasumsikan bahwa kepribadian akan mulai berkembang saat terjadi konflik- konflik dari aspek- aspek psikologis itu sendiri. Gejala tersebut biasanya terjadi pada anak- anak atau usia dini. Kemudian pendapat Sigmund Freud tentang kepribadian manusia ini didasarkan pada pengalaman- pengalaman yang dialami pasiennya.
Menurut Freud, manusia memiliki empat instink dasar, yaitu instink vital
(lapar, haus, bernafas), instink seksual (libido), instink agresi dan instink mati (thanatos). Freud menekankan pentingnya instink seksual bagi perkembangan
kepribadian di atas instink-instink lainnya, karena instink seksual itu sangat kuat
berada di bawah taboo umat manusia (manusia dalam hidupnya dibatasi oleh nilainilai, baik kultur maupun agama) sehingga cenderung untuk disangkal dan ditekan
ke bawah sadar (menggunakan mekanisme defensi denial dan repression),
fenomena psikologik ini akan sangat berpengaruh dalam menentukan pola
perilaku seseorang. Menurutnya, instink seksual sudah ada sejak bayi dilahirkan.
Sebelum pemuasannya bermanifestasi dalam bentuknya yang dewasa seperti pada
umumnya dikenal (dalam bentuk seksual genital klimaktik), instink ini berada
dalam bentuk yang difus dan tidak terdiferensiasi. Ia kemudian berkembang
melalui fase-fase “pre-genital” (manifestasi pemuasannya terpusat pada daerahdaerah tubuh tertentu di luar genital) sampai mencapai bentuknya yang dewasa
yaitu fase “genital” (manifestasi pemuasannya secara dominan terpusat pada
genital).
Menurut Freud, banyak masalah psikologik (mental emosional) pada
masa dewasa berakar kegagalan individu menyelesaikan konflik-konflik seksual
di fase-fase dini perkembangannya. Penyelesaian yang baik, memungkinkan
individu untuk mencapai maturitas kepribadian, identitas seksual dan kehidupan emosional yang mantap.

Teori perkembangan psikososial Erikson merupakan perluasan dan
transformasi dari konsep psikoanalitik Freud. Teori perkembangan ini lebih
menekankan pada dorongan-dorongan psikososial daripada dorongan psikoseksual. Krisis perkembangan bersumber dari proses pencapaian tujuantujuan personal agar memenuhi harapan sosial masyarakat, bukan hanya pada inhibisi atau hambatan pemuasan dorongan psikoseksual.
Pandangan Erikson bertolak dari “prinsip epigenetik” dimana gagasan
ini menyatakan bahwa segala sesuatu yang berkembang, mempunyai suatu pola
dasar dan dari pola dasar itu akan berkembang bagian-bagian yang masing-masing menurut waktunya yang spesifik hingga mencapai titik tertinggi dan kemudian membentuk suatu kesatuan fungsional yang menyeluruh. Masing-masing fase
memiliki krisisnya sendiri yang khas. Berhasil tidaknya seorang individu menyelesaikan konflik-konflik yang terkait krisis di suatu fase akan menentukan
apakah seseorang akan siap untuk menghadapi krisis di fase berikutnya untuk
selanjutnya mencapai maturasi kepribadian yang sesuai dengan harapan budaya atau masyarakatnya.

3.Perspektif pembelajaran teori skinner
Menurut Skinner, hubungan antara stimulus dan respons yang terjadi melalui interaksi
dengan lingkungan menimbulkan perubahan perilaku. Karena stimulus yang diberikan akan
berinteraksi mempengaruhi respons yang dihasilkan. Respons yang diberikan memiliki
konsekuensi yang nantinya akan mempengaruhi perilaku. Mislanya, jika perilaku seseorang
segera diikuti oleh konsekuensi yang menyenagkan, orang itu akan terlibat dalam perilaku itu berulang kali. Pengguna konsekuensi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan untuk
mengubah perilaku tersebut pengkondisian operan.Belajar adalah hasil dari interaksi antara stimulus (S), stimulasi dalam bentuk serangkaian
kegiatan yang bertujuan mendapatkan respon belajar yang bertujuan mendapatkan respon belajar
dari objek penelitian dengan respon (R), respon sebagai reaksi yang dimunculkan oleh siswa
ketika belajar itu bisa berupa pikiran, perasaan atau tindakan. Menurut teori ini, dalam
pembelajaran yang penting adalah adanya input dalam bentuk stimulus dan output dalam bentuk respon.


Perspektif pembelajaran menurut watson
Tokoh penting dalam teori ini Jhon B.Watson dimana ia mencetuskan teori belajar
manusia manusia yang memusatkan perhatian pada aspek yang dirasakan langsung pada perilaku berbahasa dan hubungannya dengan stimulus dan respon terhadap lingkungan.
Teori ini meyakini bahwa tindak balasan atau respon segala sesuatu itu bisa terjadi hanya ada rangsangan atau stimulus. Dalam bahasa yang sederahan ada reaksi karena ada aksi,
ada akibat karena ada sebab, ada asap karena ada api (Adriana, 2008).
kelebihan dan kekurangan:
Kekurangan:
a. Pembelajaran peserta didik hanya berpusat pada guru.
b. Peserta didik hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru.
c. Peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
Kelebihan
a. Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan
pembiasaan.
b. Materi yang diberikan sangat detail.
c. Membangun konsentrasi pikiran.

Perspektif pembelajaran menurut bandura
Menurut Bandura, suatu perilaku belajar adalah hasil dari kemampuan individu memaknai suatu pengetahuan atau informasi, memaknai suatu model yang ditiru, kemudian mengolah secara kognitif dan menentukan tindakan sesuai tujuan yang dikehendaki.

4. Perspektif kogniti
Perspektif kognitif mengungkapkan bahwa manusia memiliki potensi untuk menyerap pemikiran yang rasional dan irasional Pemikiran yang uasional dapat mendorong timbulnya gangguan emosi dan perilaku Pendekatan kognitif efektif untuk mengembangkan perilaku positif dan mengurangi pemikiran irasional yang menimbulkan perilaku kriminal Lazarus (1994) menggunakan istilah cognitive appraisal untuk menggambarkan proses kognitif yang digunakan individu untuk mengerti dan menginterpretasi sesuatu dan yang menjadi perantara antara situasi atau peristiwa dengan timbulnya reaksi emosional. Burns (1988) mengemukakan sudah merupakan suatu fakta neurologist yang jelas bahwa sebelum seseorang mengalami suatu peristiwa apapun, maka ia harus memprosesnya terlebih dahulu melalui pikiran serta memberikan arti terhadap stimulus tersebut. Artinya orang tersebut harus memahami apa yang sedang terjadi pada dirinya sebelum ia dapat merasakannya Pada proses psikologi kognitif, informasi yang diterima berupa data yang mudah di ingat dan dapat memberikan efek besar pada manusia. Kata kunci "mudah di ingat dapat mempermudah recall memory sehingga secara cepat manusia dapat mendeteksi kejadian apa, kapan dsb yang dapat mempengaruhi pemaknaan objek sehingga mucul suatu perilaku atau tindakan Dalam proses ini peranan sensasi, persepsi, pengalaman dan memori merupakan terpenting dalam proses kognitif.

Perspektif kognitif menurut piaget
Menurut Piaget, anak dilahirkan dengan beberapa skemata sensorimotor, yang
memberi kerangka bagi interaksi awal anak dengan lingkungannya. Pengalaman awal si
anak akan ditentukan oleh skemata sensorimotor ini. Dengan kata lain, hanya kejadian
yang dapat diasimilasikan ke skemata itulah yang dapat di respons oleh si anak, dan karenanya kejadian itu akan menentukan batasan pengalaman anak. Tetapi melalui
pengalaman, skemata awal ini dimodifikasi. Setiap pengalaman mengandung elemen knik yang harus di akomodasi oleh struktur kognitif anak. Melalui interaksi dengan
lingkungan, struktur kognitif akan berubah, dan memungkinkan perkembangan
pengalaman terus-menerus. Tetapi menurut Piaget, ini adalah proses yang lambat, karena skemata baru itu selalu berkembang dari skemata yang sudah ada sebelumnya. Dengan
cara ini, pertumbuhan intelektual yang dimulai dengan respons refleksif anak terhadap lingkungan akan terus berkembang sampai ke titik di mana anak mampu memikirkan kejadian potensial dan mampu secara mental mengeksplorasi kemungkinan akibatnya.
Menurut Piaget, anak dilahirkan dengan beberapa skemata sensorimotor, yang
memberi kerangka bagi interaksi awal anak dengan lingkungannya. Pengalaman awal si anak akan ditentukan oleh skemata sensorimotor ini. Dengan kata lain, hanya kejadian
yang dapat diasimilasikan ke skemata itulah yang dapat di respons oleh si anak, dan
karenanya kejadian itu akan menentukan batasan pengalaman anak. Tetapi melalui pengalaman, skemata awal ini dimodifikasi. Setiap pengalaman mengandung elemen unik yang harus di akomodasi oleh struktur kognitif anak. Melalui interaksi dengan lingkungan, struktur kognitif akan berubah, dan memungkinkan perkembangan pengalaman terus-menerus. Tetapi menurut Piaget, ini adalah proses yang lambat, karena skemata baru itu selalu berkembang dari skemata yang sudah ada sebelumnya. Dengan cara ini, pertumbuhan intelektual yang dimulai dengan respons refleksif anak terhadap lingkungan akan terus berkembang sampai ke titik di mana anak mampu memikirkan
kejadian potensial dan mampu secara mental mengeksplorasi kemungkinan akibatnya.

Perspektif kogniti menurut vigotsky
Setiap anak berkembang dengan keunikannya sendiri. Perkembangan-perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pola asuh, pendidikan, dan lingkungan tempat anak bertumbuh. Perkembangan anak harus diperhatikan baik dari fisik maupun psikologi.
Keduanya sama pentingnya. Perkembangan pemerolehan pengetahuan juga pemting bagi anak. Orang tua harus memperhatikan perkembangan kognitif anak karena hal tersebut penting untuk perekambangan pengetahuan anak.

5.Perspektif Kontekstual
Pendekatan Luas terhadap PembangunanPerspektif kontekstual mempertimbangkan hubungan antara individu dan dunia fisik, kognitif, dan sosial mereka. Mereka juga mengkaji pengaruh sosio-kultural dan lingkungan terhadap pembangunan. Kita akan fokus pada dua ahli teori besar yang memelopori perspektif ini: Lev Vygotsky dan Urie Bronfenbrenner. Lev Vygotsky adalah seorang psikolog Rusia yang terkenal karena teori sosiokulturalnya. Ia percaya bahwa interaksi sosial memainkan peran penting dalam pembelajaran anak-anak; melalui interaksi sosial seperti itu, anak-anak melalui proses pembelajaran scaffolded yang berkesinambungan. Urie Bronfenbrenner mengembangkan teori sistem ekologi untuk menjelaskan bagaimana segala sesuatu pada anak dan lingkungan anak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia memberi label berbagai aspek atau tingkat lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak.

Perspektif kontekstual teori ekologi
Model ekologi Bronfenbrenner tingkat ini menyoroti pentingnya memahami bagaimana berbagai sistem mikro bekerja sama untuk mempengaruhi perkembangan individu.
Misalnya, hubungan antara orang tua anak dan gurunya dapat berdampak pada prestasi akademik anak tersebut, sedangkan interaksi antara kelompok teman sebaya anak dan keluarganya dapat mempengaruhi perkembangan keterampilan dan nilai-nilai sosial.

6.Perspektif evolusinari/Sosio biologik
Sangat dipengaruhi oleh teori evolusi Darwin
Menurut Darwin, semua spesies binatang terus berkembang melalui proses yang berhubungan dengan survival of the fittest (terkuat yang bertahan) dan natural selection (seleksi alarm).Menurut Diane E Papalia & Ruth Duskin Feldman, perspektif
evolusioner/sosiobiologis yaitu pandangan mengenai perkembangan manusia yang berfokus pada evolusioner dan biologis yang mendasari perilaku David Buss (1995, 2004, 2008), tokoh yang sangat berpengaruh dalam
merangsang minat baru mengenai bagaimana evolusi membentuk ciri-
cin fisik kita, misalnya bentuk dan tinggi tubuh, evolusi juga memengaruhi cara kita mengambil keputusan, seberapa agresifnya kita.

Teori attachment
Menurut John Bowlby yang dikutip dalam bukunya Albert R. Roberts dan Gilbert J.Greene mengatakan bahwa:
Kebutuhan fundamental untuk mengembangkan kontak dan koneksi memiliki akar adaptif
dalam keberlangsungan biologis (biological survival), dan teori keterikatannya(his attachment theory) sehingga muncul sebagai suatu paradigma utama dalam study empiris
tentang relasi ibu dan anak. Bowlby menganjurkan bahwa model kepribadian dan model lain yang bekerja, yang dibangun dalam interaksi dengan tokoh-tokoh pengasuh, memandu pemrosesan informasi tentang pengalaman relasional dan membentuk pola-pola perilaku
dan adaptasi sepanjang jalan kehidupan (thorough the life course).5
Ada tiga aspek kemampuan belajar anak yakni kemampuan efektif, psikomotorik dan
kemampuan kognitif. Salah satu kemampuan belajar yang dibahas di sini adalah kemampuan
kognitif anak akan berkembang bila anak tersebut diberikan stimulasi dari lingkungan, hal ini
membutuhkan peran orang tua serta pendidik dalam pelaksanaannya. Dibutuhkan kerja sama
antara pendidik dan orang tua dalam mengembangkan kemampuan kognitif yang ada pada anak. Hal ini mengingat selain terjadinya perkembangan secara alamiah, anak juga membutuhkan bimbingan, arahan serta motivasi dari lingkungan dalam mengembangkan
kemampuan dalam diri anak. Motivasi bisa di bagi menjadi dua yaitu motivasi yang timbul
dari dalam diri dan motivasi yang timbul dikarenakan orang lain. Motivasi diri tidak timbul
dengan sendirinya melainkan ditimbulkan karena adanya interaksi dengan orang lain

Attachment teori ainsworth
Menurut Ainsworth (dalam Adiyanti,1985) tingkah laku lekat adalah berbagai
macam tingkah laku yang dilakukan anak untuk mencari, menambah dan
mempertahankan kedekatan serta melakukan komunikasi dengan figur lekatnya.
Capitanio (dalam Adiyanti, 1985) berpendapat bahwa tingkah laku lekat merupakan sesuatu yang dapat dilihat, namun kadang perilaku ini dapat muncul dan kadang tidak.
Intensitas perilaku lekat sangat bervariasi dan tergantung pada situasi lingkungan.
Tingkah laku lekat ini ditujukan pada figur tertentu dan tidak ditujukan pada semua orang (Ainsworth dalam Ervika, 2000). Telah disebutkan sebelumnya pada teori etologi bahwa sebetulnya tingkah laku
lekat tidak hanya ditujukan pada anak namun juga pada ibu. Bentuk tingkah laku lekat pada ibu berupa sikap yang ingin mempertahankan kontak dengan anak dan
memperlihatkan ketanggapan terhadap kebutuhan anak. tingkah laku lekat ini berfungsi
membantu individu bertahan dan menjaga anak dibawah perlindungan orang tua. Bowlby
(dalam Stams, Juffer dan Ijzendoorn, 2002) menyebutnya dengan istilah “care taking
behavior” yang merupakan bagian program biologis yang tidak dipelajari. Tingkah laku lekat tidak berhubungan dengan kebutuhan makan, melainkan
mendapatkan perlindungan dari ibu. Unsur penting dalam pembentukan kelekatan adalah
peluang untuk mengembangkan hubungan yang timbal balik antara pengasuh dan anak.
interaksi anak dengan pengasuh membutuhkan waktu dan pengulangan, dalam hal ini
fungsi orang tua adalah memulai interaksi, bukan sekedar memberi respon terhadap
kebutuhan anak

7.Terdapat 3 teori perkembangan moral, pada level 1 terdapat prekonvensional, level 2 konvensional dan level 3 postkonvensional, jadi tahapan perkembangan moral merupakan ukuran dari tinggi hingga rendahnya teori moral individu berdasarkan perkembangan penalaran teori moralnya.
Teori perkembangan moral Kohlberg yang ditemukan oleh psikolog Kohlberg memperlihatkan bahwa perbuatan moral itu bukan dari hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhungan dari norma kebudayaan (Sunarto,2013:176).
Teori ini menyatakan bahwa penalaran moral lah yang merupakan dasar dari perilaku yang etis dan mempunyai stadium perkembangan moral dengan tingkat atau level yang teridentifikasi yaitu sebagai berikut :

(Prekonvesional)
Pada level pertama ini merupakan tingkat prekonvesional dari penalaran moral seperti seseorang yang berada didalam tingkat prekonvesional menilai moralitas dari tingkah laku yang ada dan dibuat berdasarkan konsekuensinya langsung. Terdapat 2 tahap awal pada level prekonvesional yaitu tahapan awal dan murni melihat diri dalam bentuk egosentris. Tahap pertama individu yang memfokuskan diri pada konsekuensi nya langsung dari tingkah laku yang dibuat mereka yang dirasakan sendiri.

(Konvensional)
Pada level kedua ini umumnya berada pada seorang yang sudah matang dalam pemikiran atau seorang remaja, orang yang ada pada ditahapan ini menilai moralitas dengan sebuah tingkah laku yang dibuat dengan membandingkannya dengan pandangan dan keinginan.

(Pasca-Konvensional)
Pada level ketiga ini banyak dikenal dengan tingkat yang sangat berprinsip, dilevel ketiga ini terdapat dua tahap lanjutan dari level pertama dan kedua yaitu tahap kelima dan keenam dari perkembangan moral.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Erika Rizkia Amalia -
1.Perspektif biologis adalah cara memandang permasalahan psikologis dengan mempelajari dasar fisik perilaku hewan dan manusia. Ini adalah salah satu perspektif utama dalam psikologi dan melibatkan hal-hal seperti mempelajari otak, sistem kekebalan , sistem saraf, dan genetika. Sedangkan dalam psikologi, temperamen secara luas mengacu pada perbedaan perilaku individu yang konsisten yang didasarkan secara biologis dan relatif independen terhadap pembelajaran, sistem nilai dan sikap.Beberapa peneliti menunjukkan hubungan temperamen dengan ciri-ciri perilaku dinamis formal, seperti aspek energik, plastisitas, kepekaan terhadap penguat tertentu, dan emosionalitas.
2.Teori Freud
- Tahap pertama perkembangan psikoseksual dikenal sebagai tahap lisan.Pada tahap perkembangan ini, sumber kenikmatan utama anak adalah melalui mulut melalui isapan, makan, dan pengecapan.Masalah pada tahap ini dapat mengakibatkan apa yang disebut Freud sebagai fiksasi lisan .
- Tahap kedua perkembangan psikoseksual dikenal sebagai tahap anal.Pada tahap ini, anak memperoleh rasa penguasaan dan kompetensi dengan mengendalikan pergerakan kandung kemih dan usus.
- Tahap ketiga perkembangan psikoseksual dikenal sebagai tahap phallic.Pada tahap ini, energi libido terfokus pada alat kelamin. Anak-anak menjadi sadar akan perbedaan anatomi jenis kelamin mereka yang menyebabkan anak laki-laki mengalami Oedipus Complex sedangkan anak perempuan mengalami Electra Complex.
- Tahap keempat perkembangan psikoseksual dikenal sebagai periode laten. Pada tahap ini, energi libido ditekan dan anak lebih fokus pada aktivitas lain seperti sekolah, teman, dan hobi. Freud percaya tahap ini penting untuk mengembangkan keterampilan sosial dan kepercayaan diri.
- Tahap kelima perkembangan psikoseksual dikenal dengan tahap genital, yaitu masa dimana remaja mulai menjajaki hubungan romantis. Menurut Freud, tujuan tahap ini adalah mengembangkan rasa keseimbangan antara semua bidang kehidupan.
- Teori Freud menyiratkan bahwa kepribadian sebagian besar terbentuk pada masa kanak-kanak. Menurut Freud, tahap genital berlangsung sepanjang masa dewasa. Tujuannya adalah untuk mengembangkan keseimbangan antara semua bidang kehidupan.
-Teori Erikson -Kepercayaan vs ketidakpercayaan adalah tahap pertama dalam teori perkembangan psikososial Erik Erikson.Pada tahap ini, anak-anak belajar untuk mempercayai atau tidak mempercayai pengasuhnya.
Pengasuhan yang diberikan orang dewasa menentukan apakah anak-anak mengembangkan rasa percaya terhadap dunia di sekitar mereka. Anak-anak yang tidak menerima pengasuhan yang memadai dan dapat diandalkan mungkin mengembangkan rasa ketidakpercayaan terhadap orang lain dan dunia.
- Otonomi versus rasa malu dan keraguan adalah tahap kedua perkembangan psikososial. Selama tahap ini, anak-anak menjadi lebih mobile. Mereka mengembangkan kemandirian dengan mengendalikan aktivitas seperti makan, toilet training, dan berbicara.
- Tahap ketiga perkembangan psikososial menurut Erikson adalah tahap inisiatif versus rasa bersalah .Pada tahap ini, anak mulai mengambil kendali lebih besar terhadap lingkungannya. Mereka mulai berinteraksi dengan anak-anak lain dan mengembangkan keterampilan interpersonal mereka.
- Industri versus inferioritas adalah tahap keempat perkembangan psikososial.Anak-anak mengembangkan rasa kompetensi dengan menguasai keterampilan baru, seperti menulis dan membaca sendiri.
- Tahap kelima dari teori perkembangan psikososial Erikson adalah tahap identitas versus kebingungan peran . Hal ini terjadi pada masa remaja, sekitar usia 12 hingga 18 tahun. Pada tahap ini, remaja mengembangkan identitas pribadi dan rasa diri. Remaja mengeksplorasi peran, sikap, dan identitas yang berbeda seiring mereka mengembangkan rasa jati diri.
-Erikson mengambil pendekatan seumur hidup, percaya bahwa perkembangan terus berlanjut bahkan di usia tua. Teorinya mencakup tiga tahap Keintiman vs. isolasi : Orang dewasa muda mencari cinta dan persahabatan yang romantis.
Generativitas vs. stagnasi : Orang dewasa paruh baya membina orang lain dan berkontribusi kepada masyarakat.
Integritas vs. keputusasaan : Orang lanjut usia merefleksikan kehidupan mereka, melihat ke belakang dengan perasaan puas atau pahit.
3.Pavlov memasangkan stimulus dengan respons terhadap bentuk perilaku, yang dikenal sebagai pengondisian klasik.
Skinner mengembangkan pengkondisian operan—yaitu, bagaimana konsekuensi suatu perilaku meningkatkan atau menurunkan kemungkinan perilaku tersebut akan terulang kembali.
Bandura berpendapat bahwa perilaku kita dibentuk oleh apa yang kita amati pada orang lain, yang disebut pembelajaran kognitif sosial.
4.- Jean Piaget adalah seorang ahli perkembangan kognitif yang berasal dari Switzerland. Beliau lahir pada tahun 1896. Ia dikenal sebagai ahli konstruktivis pertama yang beranggapan bahwa belajar merupakan proses pembelajaran yang ditemukan oleh diri sendiri, maksudnya proses belajar seseorang terjadi karena interaksi dan pengamatan yang dilakukan pada lingkungannya. Piaget percaya bahwa seseorang belajar dan mengolah pengetahuannya sendiri. Teori yang dijelaskan Piaget ini dikenal sebagai teori konstruktivisme.
- Pada teori Vygotsky terdapat dua konsep yaitu, ZPD (Zone of Proximal Development) dan Scaffolding. ZPD adalah kemampuan seseorang dalam memecahkan suatu masalah tanpa melibatkan orang lain. Sedangkan scaffolding adalah pemberian sejumlah bantuan yang diberikan pada anak dan seiring berjalannya waktu peberian bantuan tersebut dikurangi dan memberikan alih tanggung jawab seutuhnya pada anak.
5.Teori ekologi menurut Urie Bronfrenbrenner adalah suatu pandangan sosiokultural tentang perkembangan yang mana terdiri dari lima sistem lingkungan, mulai dari masukan interaksi langsung dengan agen-agen sosial (social agents) yang berkembang baik hingga masukan kebudayaan yang berbasis luas.
6.Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth
- Attachment adalah ikatan emosional dengan orang lain. Bowlby percaya bahwa ikatan paling awal yang dibentuk oleh anak-anak dengan pengasuhnya memiliki dampak luar biasa yang berlanjut sepanjang hidup. Ia berpendapat bahwa keterikatan juga berfungsi untuk menjaga bayi tetap dekat dengan ibunya, sehingga meningkatkan peluang anak untuk bertahan hidup.Bowlby memandang keterikatan sebagai produk proses evolusi. Meskipun teori keterikatan perilaku menyatakan bahwa keterikatan adalah proses yang dipelajari, Bowlby dan yang lainnya berpendapat bahwa anak-anak dilahirkan dengan dorongan bawaan untuk membentuk keterikatan dengan pengasuhnya.
- Berdasarkan tanggapan yang diamati para peneliti, Ainsworth menggambarkan tiga gaya utama keterikatan: keterikatan aman, keterikatan ambivalen-tidak aman, dan keterikatan menghindari-tidak aman. Belakangan, peneliti Main dan Solomon (1986) menambahkan gaya keterikatan keempat yang disebut keterikatan tidak aman-tidak terorganisir berdasarkan penelitian mereka sendiri.
7.teori Kohlberg adalah bahwa tingkat penalaran moral akan meningkat seiring dengan usia seseorang (Hook, 1999). Alih peran merupakan proses kognitif dan proses sosial yang menunjukkan bahwa individu dapat menempatkan diri pada motif-motif, perasaan, pikiran dan tingkah laku orang lain.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by MELA ANGGIA SARI -
1. Perspektif Biologis
Bidang psikologi ini sering disebut sebagai biopsikologi atau psikologi fisiologis. Cabang psikologi ini telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan dikaitkan dengan bidang ilmu lain termasuk biologi, neurologi, dan genetika. Perspektif biologis pada dasarnya adalah cara memandang masalah dan tindakan manusia.
Studi tentang fisiologi dan proses biologis telah memainkan peran penting dalam psikologi sejak awal mulanya . Charles Darwin pertama kali memperkenalkan gagasan bahwa evolusi dan genetika berperan dalam perilaku manusia. Pertimbangkan masalah seperti agresi. Perspektif psikoanalitik mungkin memandang agresi sebagai akibat dari pengalaman masa kanak-kanak dan dorongan bawah sadar . Perspektif perilaku mempertimbangkan bagaimana perilaku dibentuk oleh asosiasi, penguatan , dan hukuman . Seorang psikolog dengan perspektif sosial mungkin melihat dinamika kelompok dan tekanan yang berkontribusi terhadap perilaku tersebut.
Sudut pandang biologis, di sisi lain, akan melibatkan melihat akar biologis yang ada di balik perilaku agresif. Seseorang yang mengambil perspektif biologis mungkin mempertimbangkan bagaimana jenis cedera otak tertentu dapat menyebabkan tindakan agresif. Atau mereka mungkin mempertimbangkan faktor genetik yang dapat berkontribusi terhadap perilaku tersebut.

Area Topik Utama
Ahli biopsikologi mempelajari banyak hal yang sama dengan yang dilakukan psikolog lain, namun mereka tertarik untuk melihat bagaimana kekuatan biologis membentuk perilaku manusia. Beberapa topik yang mungkin dieksplorasi oleh psikolog menggunakan perspektif ini meliputi:
Menganalisis bagaimana trauma pada otak mempengaruhi perilaku
Menilai perbedaan dan persamaan pada anak kembar untuk menentukan karakteristik mana yang terkait dengan genetika dan mana yang terkait dengan pengaruh lingkungan
Menjelajahi bagaimana faktor genetik mempengaruhi hal-hal seperti agresi
Menyelidiki bagaimana penyakit otak degeneratif berdampak pada cara orang bertindak
Mempelajari bagaimana genetika dan kerusakan otak dikaitkan dengan gangguan mental
Contoh Perspektif Biologis
Contoh perspektif biologis dalam psikologi adalah studi tentang bagaimana kimia otak dapat mempengaruhi depresi. Antidepresan memengaruhi tingkat neurotransmitter ini, yang dapat membantu meringankan gejala depresi.
Namun, penelitian tentang psikologi biologis juga membantah gagasan bahwa kadar serotonin bertanggung jawab atas depresi, sehingga diperlukan lebih banyak penelitian di bidang ini untuk lebih memahami dampak bahan kimia otak terhadap gejala depresi.
Penggunaan pencitraan otak untuk memahami bagaimana otak dan sistem saraf mempengaruhi perilaku manusia adalah contoh lain dari perspektif biologis dalam psikologi.

2. Teori psikoseksual Sigmund Freud dan teori psikososial Erik Erikson adalah dua teori perkembangan yang terkenal . Walaupun teori-teori ini mempunyai beberapa persamaan, mungkin karena Freud adalah mentor Erikson, 1 teori-teori tersebut juga mempunyai beberapa perbedaan.
Misalnya, seperti Freud, Erikson menyadari pentingnya ketidaksadaran dalam perkembangan. Ia juga percaya bahwa kepribadian berkembang dalam serangkaian tahapan yang telah ditentukan. Namun, teori Erikson berbeda dalam beberapa hal penting. Berbeda dengan teori tahapan psikoseksual Freud, teori Erikson menggambarkan dampak pengalaman sosial sepanjang masa hidup.

Teori Freud
Tahap pertama perkembangan psikoseksual dikenal sebagai tahap lisan. 2 Pada tahap perkembangan ini, sumber kenikmatan utama anak adalah melalui mulut melalui isapan, makan, dan pengecapan.
Masalah pada tahap ini dapat mengakibatkan apa yang disebut Freud sebagai fiksasi lisan.
Teori Erikson
Kepercayaan vs ketidakpercayaan adalah tahap pertama dalam teori perkembangan psikososial Erik Erikson. 3 Pada tahap ini, anak-anak belajar untuk mempercayai atau tidak mempercayai pengasuh mereka.
Pengasuhan yang diberikan orang dewasa menentukan apakah anak-anak mengembangkan rasa percaya terhadap dunia di sekitar mereka. Anak-anak yang tidak menerima pengasuhan yang memadai dan dapat diandalkan mungkin mengembangkan rasa ketidakpercayaan terhadap orang lain dan dunia.

3. Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura
- B.F. Skinner (Teori Behaviorisme)
Skinner memandang pembelajaran sebagai proses di mana individu merespons rangsangan dari lingkungan mereka. Menurutnya, perilaku dipelajari melalui asosiasi antara rangsangan dan respons.
- Albert Bandura (Teori Pembelajaran Sosial)
Bandura mengenalkan ide bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi melalui respons terhadap rangsangan eksternal, tetapi juga melalui proses pengamatan dan pemodelan. Ia mengatakan bahwa individu belajar dari orang lain melalui interaksi sosial.
- John B. Watson (Behaviorisme Klasik)
Watson menekankan bahwa perilaku adalah hasil dari belajar melalui asosiasi antara rangsangan eksternal dan respons. Ia berpendapat bahwa individu lahir tanpa perilaku yang sudah terbentuk dan bahwa semua perilaku dapat dipelajari melalui pengalaman.

4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vigotsky
- Teori piaget
Piaget mengemukakan bahwa perkembangan kognitif anak-anak melalui empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, preoperasional, konkret operasional, dan formal operasional.
- Vygotsky menekankan peran penting interaksi sosial dan pengaruh lingkungan sosial dalam perkembangan kognitif individu. Inti dari teori Vygotsky adalah bahwa perkembangan kognitif terjadi melalui interaksi sosial, terutama dalam konteks hubungan antara anak-anak dan orang dewasa.

5.Perspektif Kontekstual
Pendekatan Luas terhadap PembangunanPerspektif kontekstual mempertimbangkan hubungan antara individu dan dunia fisik, kognitif, dan sosial mereka. Mereka juga mengkaji pengaruh sosio-kultural dan lingkungan terhadap pembangunan. Kita akan fokus pada dua ahli teori besar yang memelopori perspektif ini: Lev Vygotsky dan Urie Bronfenbrenner. Lev Vygotsky adalah seorang psikolog Rusia yang terkenal karena teori sosiokulturalnya. Ia percaya bahwa interaksi sosial memainkan peran penting dalam pembelajaran anak-anak; melalui interaksi sosial seperti itu, anak-anak melalui proses pembelajaran scaffolded yang berkesinambungan. Urie Bronfenbrenner mengembangkan teori sistem ekologi untuk menjelaskan bagaimana segala sesuatu pada anak dan lingkungan anak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia memberi label berbagai aspek atau tingkat lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak.Perspektif kontekstual teori ekologi
Model ekologi Bronfenbrenner tingkat ini menyoroti pentingnya memahami bagaimana berbagai sistem mikro bekerja sama untuk mempengaruhi perkembangan individu.
Misalnya, hubungan antara orang tua anak dan gurunya dapat berdampak pada prestasi akademik anak tersebut, sedangkan interaksi antara kelompok teman sebaya anak dan keluarganya dapat mempengaruhi perkembangan keterampilan dan nilai-nilai sosial.


6..Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth merupakan salah satu perspektif evolusioner atau sosio-biologis dalam psikologi perkembangan Teori ini menekankan bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk membentuk hubungan emosional yang aman dan stabil dengan orang lain. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth:
- Teori Attachment Bowlby. Bowlby mengidentifikasi lima perilaku attachment pada bayi, yaitu mengisap, menggenggam, mengikuti, menangis, dan tersenyum. Bowlby percaya bahwa perilaku attachment ini berkembang pada manusia melalui proses evolusi dan membantu bayi untuk bertahan hidup. Bowlby juga mengidentifikasi tiga tahap attachment, yaitu tahap pre-attachment, tahap attachment yang jelas, dan tahap pemisahan diri. Bowlby juga mengidentifikasi konsep internal working model, yaitu gambaran mental tentang diri dan orang lain yang membentuk pola perilaku attachment seseorang.
- Teori Attachment Ainsworth: Ainsworth mengembangkan konsep Strange Situation, yaitu suatu eksperimen yang digunakan untuk mengukur perilaku attachment pada bayi. Ainsworth mengidentifikasi tiga jenis perilaku attachment pada bayi, yaitu attachment aman, attachment tidak aman-terhindar, dan attachment tidak aman-cemas Attachment aman terjadi ketika bayi merasa nyaman dan aman dengan kehadiran orang tua atau pengasuhnya Attachment tidak aman-terhindar terjadi ketika bayi tidak terlalu memperhatikan kehadiran orang tua atau pengasuhnya Attachment tidak aman-cemas terjadi ketika bayi merasa tidak aman dan khawatir dengan kehadiran orang tua atau pengasuhnyaDalam kesimpulannya, dari teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth merupakan salah satu perspektif evolusioner atau sosio-biologis dalam psikologi perkembangan yang menekankan pentingnya hubungan emosional yang aman dan stabil dengan orang lain.

7.Kohlberg adalah peneliti objektif dan pendukung nilai serta institusi demokratis dan liberal. Kohlberg berujar karakteristik utama teori atau program riset saya adalah interdisipliner dengan menggunakan data antroplogi dan psikologi empiris untuk menyusun klaim-klaim filsafat, dan memakai asumsi filosofis untuk mendefinisikan serta menafsirkan data pendidikan, antropologi dan psikologi. (Kohlberg 1985, hlm. 505).8 Dalam proses mewujudkan tahap perkembangan moralnya, setidaknya Kohlberg telah mengalami 3 tahap pemikiran yang sarat dipengaruhi oleh John Dewey, Baldwin, Jean Pieget, dan Emile Durkheim:
1. Periode pertama, tahun 1958-1970. Dimana Kohlberg
mengembangkan pendekatan kognitif-developmental. Disini dia
berhasil menelurkan karyanya: “Stage and Sequence” (1969).
2. Periode kedua, tahun 1970-1976. Kohlberg disini
mengkonsentrasikan pemikirannya pada pengembangan
strukturalisme Pieget dengan konsekuen penerapannya pada perkembangan longitudinal individu. Pada periode dia mencoba
untuk melakukan „revisi‟ atas karya sebelumnya dan
munculah,”Moral Stage and Moralization” (1976).
3. Periode ketiga, 1975 hingga wafatnya (1987). Kohlberg mencirikan pemikirannya pada peralihan „naturalistis‟ terhadap „tindakan moral‟dalam konteks kelompok atau „suasana moral‟ yang terlembaga.Kritiknya atas penjelasan yang sosiologis-irasional Durkheim yang kemudian ditarik kembali, secara tidak langsung dia terpengaruh atas itu, dan menjadi ilham baru atas pemikirannya mengenai „suasana moral‟. Pada periode ini Kohlberg mengeluarkan karyanya yang berjudul “The Moral Atmosphere of High School: A Comparative Study” (1984).Pada tahun 1960-1970 Kohlberg mulai melakukan pematangan atasparadigma baru di dunia psikologi yang dia cetuskan berdasarkan hasilpenelitian empirisnya bernama teori kognitif-developmental-nya. Teori kognitif-developmental menegaskan bahwa pada intinya moralitasmewakili seperangkat pertimbangan dan putusan rasional yang berlaku untuk setiap kebudayaan, yaitu prinsip kesejahteraan manusia dan prinsip keadilan. Menurut Kohlberg bahwasanya prinsip keadilan merupakan komponen pokok dalam proses perkembangan moral yang kemudian diterapkan dalam proses pendidikan moral.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Zhea Avivi -
1. Perspektif Biologis
Bidang psikologi ini sering disebut sebagai biopsikologi atau psikologi fisiologis. Cabang psikologi ini telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan dikaitkan dengan bidang ilmu lain termasuk biologi, neurologi, dan genetika. Perspektif biologis pada dasarnya adalah cara memandang masalah dan tindakan manusia.
Studi tentang fisiologi dan proses biologis telah memainkan peran penting dalam psikologi sejak awal mulanya . Charles Darwin pertama kali memperkenalkan gagasan bahwa evolusi dan genetika berperan dalam perilaku manusia. Pertimbangkan masalah seperti agresi. Perspektif psikoanalitik mungkin memandang agresi sebagai akibat dari pengalaman masa kanak-kanak dan dorongan bawah sadar . Perspektif perilaku mempertimbangkan bagaimana perilaku dibentuk oleh asosiasi, penguatan , dan hukuman . Seorang psikolog dengan perspektif sosial mungkin melihat dinamika kelompok dan tekanan yang berkontribusi terhadap perilaku tersebut.
Sudut pandang biologis, di sisi lain, akan melibatkan melihat akar biologis yang ada di balik perilaku agresif. Seseorang yang mengambil perspektif biologis mungkin mempertimbangkan bagaimana jenis cedera otak tertentu dapat menyebabkan tindakan agresif. Atau mereka mungkin mempertimbangkan faktor genetik yang dapat berkontribusi terhadap perilaku tersebut.

Area Topik Utama
Ahli biopsikologi mempelajari banyak hal yang sama dengan yang dilakukan psikolog lain, namun mereka tertarik untuk melihat bagaimana kekuatan biologis membentuk perilaku manusia. Beberapa topik yang mungkin dieksplorasi oleh psikolog menggunakan perspektif ini meliputi:
Menganalisis bagaimana trauma pada otak mempengaruhi perilaku
Menilai perbedaan dan persamaan pada anak kembar untuk menentukan karakteristik mana yang terkait dengan genetika dan mana yang terkait dengan pengaruh lingkungan
Menjelajahi bagaimana faktor genetik mempengaruhi hal-hal seperti agresi
Menyelidiki bagaimana penyakit otak degeneratif berdampak pada cara orang bertindak
Mempelajari bagaimana genetika dan kerusakan otak dikaitkan dengan gangguan mental
Contoh Perspektif Biologis
Contoh perspektif biologis dalam psikologi adalah studi tentang bagaimana kimia otak dapat mempengaruhi depresi. Antidepresan memengaruhi tingkat neurotransmitter ini, yang dapat membantu meringankan gejala depresi.
Namun, penelitian tentang psikologi biologis juga membantah gagasan bahwa kadar serotonin bertanggung jawab atas depresi, sehingga diperlukan lebih banyak penelitian di bidang ini untuk lebih memahami dampak bahan kimia otak terhadap gejala depresi.
Penggunaan pencitraan otak untuk memahami bagaimana otak dan sistem saraf mempengaruhi perilaku manusia adalah contoh lain dari perspektif biologis dalam psikologi.

2. Teori psikoseksual Sigmund Freud dan teori psikososial Erik Erikson adalah dua teori perkembangan yang terkenal . Walaupun teori-teori ini mempunyai beberapa persamaan, mungkin karena Freud adalah mentor Erikson, 1 teori-teori tersebut juga mempunyai beberapa perbedaan.
Misalnya, seperti Freud, Erikson menyadari pentingnya ketidaksadaran dalam perkembangan. Ia juga percaya bahwa kepribadian berkembang dalam serangkaian tahapan yang telah ditentukan. Namun, teori Erikson berbeda dalam beberapa hal penting. Berbeda dengan teori tahapan psikoseksual Freud, teori Erikson menggambarkan dampak pengalaman sosial sepanjang masa hidup.

Teori Freud
Tahap pertama perkembangan psikoseksual dikenal sebagai tahap lisan. 2 Pada tahap perkembangan ini, sumber kenikmatan utama anak adalah melalui mulut melalui isapan, makan, dan pengecapan.
Masalah pada tahap ini dapat mengakibatkan apa yang disebut Freud sebagai fiksasi lisan.
Teori Erikson
Kepercayaan vs ketidakpercayaan adalah tahap pertama dalam teori perkembangan psikososial Erik Erikson. 3 Pada tahap ini, anak-anak belajar untuk mempercayai atau tidak mempercayai pengasuh mereka.
Pengasuhan yang diberikan orang dewasa menentukan apakah anak-anak mengembangkan rasa percaya terhadap dunia di sekitar mereka. Anak-anak yang tidak menerima pengasuhan yang memadai dan dapat diandalkan mungkin mengembangkan rasa ketidakpercayaan terhadap orang lain dan dunia.

3. Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura
- B.F. Skinner (Teori Behaviorisme)
Skinner memandang pembelajaran sebagai proses di mana individu merespons rangsangan dari lingkungan mereka. Menurutnya, perilaku dipelajari melalui asosiasi antara rangsangan dan respons.
- Albert Bandura (Teori Pembelajaran Sosial)
Bandura mengenalkan ide bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi melalui respons terhadap rangsangan eksternal, tetapi juga melalui proses pengamatan dan pemodelan. Ia mengatakan bahwa individu belajar dari orang lain melalui interaksi sosial.
- John B. Watson (Behaviorisme Klasik)
Watson menekankan bahwa perilaku adalah hasil dari belajar melalui asosiasi antara rangsangan eksternal dan respons. Ia berpendapat bahwa individu lahir tanpa perilaku yang sudah terbentuk dan bahwa semua perilaku dapat dipelajari melalui pengalaman.

4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vigotsky
- Teori piaget
Piaget mengemukakan bahwa perkembangan kognitif anak-anak melalui empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, preoperasional, konkret operasional, dan formal operasional.
- Vygotsky menekankan peran penting interaksi sosial dan pengaruh lingkungan sosial dalam perkembangan kognitif individu. Inti dari teori Vygotsky adalah bahwa perkembangan kognitif terjadi melalui interaksi sosial, terutama dalam konteks hubungan antara anak-anak dan orang dewasa.

5.Perspektif Kontekstual
Pendekatan Luas terhadap PembangunanPerspektif kontekstual mempertimbangkan hubungan antara individu dan dunia fisik, kognitif, dan sosial mereka. Mereka juga mengkaji pengaruh sosio-kultural dan lingkungan terhadap pembangunan. Kita akan fokus pada dua ahli teori besar yang memelopori perspektif ini: Lev Vygotsky dan Urie Bronfenbrenner. Lev Vygotsky adalah seorang psikolog Rusia yang terkenal karena teori sosiokulturalnya. Ia percaya bahwa interaksi sosial memainkan peran penting dalam pembelajaran anak-anak; melalui interaksi sosial seperti itu, anak-anak melalui proses pembelajaran scaffolded yang berkesinambungan. Urie Bronfenbrenner mengembangkan teori sistem ekologi untuk menjelaskan bagaimana segala sesuatu pada anak dan lingkungan anak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia memberi label berbagai aspek atau tingkat lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak.Perspektif kontekstual teori ekologi
Model ekologi Bronfenbrenner tingkat ini menyoroti pentingnya memahami bagaimana berbagai sistem mikro bekerja sama untuk mempengaruhi perkembangan individu.
Misalnya, hubungan antara orang tua anak dan gurunya dapat berdampak pada prestasi akademik anak tersebut, sedangkan interaksi antara kelompok teman sebaya anak dan keluarganya dapat mempengaruhi perkembangan keterampilan dan nilai-nilai sosial.


6..Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth merupakan salah satu perspektif evolusioner atau sosio-biologis dalam psikologi perkembangan Teori ini menekankan bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk membentuk hubungan emosional yang aman dan stabil dengan orang lain. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth:
- Teori Attachment Bowlby. Bowlby mengidentifikasi lima perilaku attachment pada bayi, yaitu mengisap, menggenggam, mengikuti, menangis, dan tersenyum. Bowlby percaya bahwa perilaku attachment ini berkembang pada manusia melalui proses evolusi dan membantu bayi untuk bertahan hidup. Bowlby juga mengidentifikasi tiga tahap attachment, yaitu tahap pre-attachment, tahap attachment yang jelas, dan tahap pemisahan diri. Bowlby juga mengidentifikasi konsep internal working model, yaitu gambaran mental tentang diri dan orang lain yang membentuk pola perilaku attachment seseorang.
- Teori Attachment Ainsworth: Ainsworth mengembangkan konsep Strange Situation, yaitu suatu eksperimen yang digunakan untuk mengukur perilaku attachment pada bayi. Ainsworth mengidentifikasi tiga jenis perilaku attachment pada bayi, yaitu attachment aman, attachment tidak aman-terhindar, dan attachment tidak aman-cemas Attachment aman terjadi ketika bayi merasa nyaman dan aman dengan kehadiran orang tua atau pengasuhnya Attachment tidak aman-terhindar terjadi ketika bayi tidak terlalu memperhatikan kehadiran orang tua atau pengasuhnya Attachment tidak aman-cemas terjadi ketika bayi merasa tidak aman dan khawatir dengan kehadiran orang tua atau pengasuhnyaDalam kesimpulannya, dari teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth merupakan salah satu perspektif evolusioner atau sosio-biologis dalam psikologi perkembangan yang menekankan pentingnya hubungan emosional yang aman dan stabil dengan orang lain.

7.Kohlberg adalah peneliti objektif dan pendukung nilai serta institusi demokratis dan liberal. Kohlberg berujar karakteristik utama teori atau program riset saya adalah interdisipliner dengan menggunakan data antroplogi dan psikologi empiris untuk menyusun klaim-klaim filsafat, dan memakai asumsi filosofis untuk mendefinisikan serta menafsirkan data pendidikan, antropologi dan psikologi. (Kohlberg 1985, hlm. 505).8 Dalam proses mewujudkan tahap perkembangan moralnya, setidaknya Kohlberg telah mengalami 3 tahap pemikiran yang sarat dipengaruhi oleh John Dewey, Baldwin, Jean Pieget, dan Emile Durkheim:
1. Periode pertama, tahun 1958-1970. Dimana Kohlberg
mengembangkan pendekatan kognitif-developmental. Disini dia
berhasil menelurkan karyanya: “Stage and Sequence” (1969).
2. Periode kedua, tahun 1970-1976. Kohlberg disini
mengkonsentrasikan pemikirannya pada pengembangan
strukturalisme Pieget dengan konsekuen penerapannya pada perkembangan longitudinal individu. Pada periode dia mencoba
untuk melakukan „revisi‟ atas karya sebelumnya dan
munculah,”Moral Stage and Moralization” (1976).
3. Periode ketiga, 1975 hingga wafatnya (1987). Kohlberg mencirikan pemikirannya pada peralihan „naturalistis‟ terhadap „tindakan moral‟dalam konteks kelompok atau „suasana moral‟ yang terlembaga.Kritiknya atas penjelasan yang sosiologis-irasional Durkheim yang kemudian ditarik kembali, secara tidak langsung dia terpengaruh atas itu, dan menjadi ilham baru atas pemikirannya mengenai „suasana moral‟. Pada periode ini Kohlberg mengeluarkan karyanya yang berjudul “The Moral Atmosphere of High School: A Comparative Study” (1984).Pada tahun 1960-1970 Kohlberg mulai melakukan pematangan atasparadigma baru di dunia psikologi yang dia cetuskan berdasarkan hasilpenelitian empirisnya bernama teori kognitif-developmental-nya. Teori kognitif-developmental menegaskan bahwa pada intinya moralitasmewakili seperangkat pertimbangan dan putusan rasional yang berlaku untuk setiap kebudayaan, yaitu prinsip kesejahteraan manusia dan prinsip keadilan. Menurut Kohlberg bahwasanya prinsip keadilan merupakan komponen pokok dalam proses perkembangan moral yang kemudian diterapkan dalam proses pendidikan moral.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Nur Thaharah -
1. Perspektif Biologis - Temperamen: Perspektif ini menekankan bahwa temperamen atau sifat bawaan individu mempengaruhi perkembangan dan perilaku seseorang. Temperamen dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Temperamen dapat mempengaruhi cara individu belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

2. Perspektif Psikoanalisis - Teori psikoseksual dari Freud - Teori psikososial dari Erikson: Perspektif ini menekankan bahwa pengalaman masa kecil mempengaruhi perkembangan individu. Teori psikoseksual dari Freud menekankan bahwa pengalaman seksual masa kecil mempengaruhi perkembangan individu, sedangkan teori psikososial dari Erikson menekankan bahwa individu mengalami krisis psikososial pada setiap tahap perkembangan.

3. Perspektif Pembelajaran - Teori Skinner, Watson, dan Bandura: Perspektif ini menekankan bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh pengalaman belajar. Teori Skinner menekankan bahwa perilaku dipengaruhi oleh konsekuensi dari tindakan, sedangkan teori Watson menekankan bahwa perilaku dipengaruhi oleh pengalaman belajar yang diperoleh melalui kondisioning klasik. Teori Bandura menekankan bahwa perilaku dipengaruhi oleh pengalaman belajar yang diperoleh melalui pengamatan dan imitasi.

4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget dan Vigotsky: Perspektif ini menekankan bahwa perkembangan kognitif individu dipengaruhi oleh faktor internal seperti pemrosesan informasi dan struktur mental. Teori Piaget menekankan bahwa individu mengalami tahap perkembangan kognitif yang berbeda-beda, sedangkan teori Vigotsky menekankan bahwa perkembangan kognitif dipengaruhi oleh interaksi sosial dan lingkungan.

5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner: Perspektif ini menekankan bahwa perkembangan individu dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang berbeda-beda, mulai dari lingkungan mikro hingga makro. Teori ekologi Bronfrenbrenner menekankan bahwa individu berada dalam sistem yang saling terkait dan mempengaruhi perkembangan individu.

6. Perspektif Evolusionari/Sosio-biologik - Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth: Perspektif ini menekankan bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh faktor evolusi dan biologis. Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth menekankan bahwa individu memiliki kebutuhan untuk membentuk ikatan emosional dengan orang lain, terutama dengan figur pengasuh.

7. Perspektif Moral - Teori Kohlberg: Perspektif ini menekankan bahwa perkembangan moral individu dipengaruhi oleh faktor internal seperti pemahaman dan nilai-nilai moral. Teori Kohlberg menekankan bahwa individu mengalami tahap perkembangan moral yang berbeda-beda, mulai dari tahap prekonvensional hingga tahap postkonvensional.

Setiap perspektif memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai perspektif dalam psikologi perkembangan agar dapat memahami perkembangan individu secara holistik.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Nur Thaharah -
Berikut adalah penjelasan singkat tentang teori-teori psikologi perkembangan yang terdapat pada beberapa sumber:

1. Perspektif Biologis - Temperamen: Perspektif ini menekankan bahwa temperamen atau sifat bawaan individu mempengaruhi perkembangan dan perilaku seseorang. Temperamen dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Temperamen dapat mempengaruhi cara individu belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

2. Perspektif Psikoanalisis - Teori psikoseksual dari Freud - Teori psikososial dari Erikson: Perspektif ini menekankan bahwa pengalaman masa kecil mempengaruhi perkembangan individu. Teori psikoseksual dari Freud menekankan bahwa pengalaman seksual masa kecil mempengaruhi perkembangan individu, sedangkan teori psikososial dari Erikson menekankan bahwa individu mengalami krisis psikososial pada setiap tahap perkembangan.

3. Perspektif Pembelajaran - Teori Skinner, Watson, dan Bandura: Perspektif ini menekankan bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh pengalaman belajar. Teori Skinner menekankan bahwa perilaku dipengaruhi oleh konsekuensi dari tindakan, sedangkan teori Watson menekankan bahwa perilaku dipengaruhi oleh pengalaman belajar yang diperoleh melalui kondisioning klasik. Teori Bandura menekankan bahwa perilaku dipengaruhi oleh pengalaman belajar yang diperoleh melalui pengamatan dan imitasi.

4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget dan Vigotsky: Perspektif ini menekankan bahwa perkembangan kognitif individu dipengaruhi oleh faktor internal seperti pemrosesan informasi dan struktur mental. Teori Piaget menekankan bahwa individu mengalami tahap perkembangan kognitif yang berbeda-beda, sedangkan teori Vigotsky menekankan bahwa perkembangan kognitif dipengaruhi oleh interaksi sosial dan lingkungan.

5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner: Perspektif ini menekankan bahwa perkembangan individu dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang berbeda-beda, mulai dari lingkungan mikro hingga makro. Teori ekologi Bronfrenbrenner menekankan bahwa individu berada dalam sistem yang saling terkait dan mempengaruhi perkembangan individu.

6. Perspektif Evolusionari/Sosio-biologik - Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth: Perspektif ini menekankan bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh faktor evolusi dan biologis. Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth menekankan bahwa individu memiliki kebutuhan untuk membentuk ikatan emosional dengan orang lain, terutama dengan figur pengasuh.

7. Perspektif Moral - Teori Kohlberg: Perspektif ini menekankan bahwa perkembangan moral individu dipengaruhi oleh tahapan-tahapan perkembangan moral yang berbeda-beda. Teori Kohlberg menekankan bahwa individu mengalami tahapan perkembangan moral yang berbeda-beda, mulai dari tahap orientasi otonom hingga tahap orientasi prinsip etika universal.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Dita Nurhidayah -
1. Perspektif Biologis – Temperamen
Perspektif biologis mengenai temperamen menekankan dasar biologis yang kuat dari ciri-ciri temperamen individu. Genetika, sistem saraf, aspek fisiologis, dan faktor lingkungan semuanya berkontribusi pada pembentukan temperamen seseorang. Ciri-ciri seperti tingkat kecemasan, ekstrovertisme, dan impulsivitas dapat diwarisi melalui faktor genetik, sementara aktivitas sistem saraf memengaruhi reaktifitas individu terhadap rangsangan lingkungan. Aspek fisiologis, seperti tingkat hormon, juga memainkan peran dalam respons emosional dan perilaku. Meskipun faktor-faktor biologis memberikan dasar, interaksi dengan lingkungan dan pengalaman selama masa perkembangan anak juga membentuk dan mengubah temperamen seseorang. Oleh karena itu, pemahaman temperamen harus mencakup perspektif yang menggabungkan faktor biologis dan lingkungan untuk memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang karakteristik individu.

2. Perspektif Psikoanalisis - Teori psikoseksual dari Freud - Teori psikososial dari Erikson
Perspektif psikoanalisis dalam psikologi melibatkan dua teori utama yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan Erik Erikson. Teori psikoseksual dari Freud menggambarkan perkembangan kepribadian sebagai hasil dari tahapan-tahapan seksual yang terjadi selama masa kanak-kanak. Freud mengidentifikasi lima tahapan psikoseksual, mulai dari tahap oral hingga tahap genital, dan mengklaim bahwa pengalaman dan konflik pada tahap-tahap ini dapat memengaruhi struktur kepribadian individu. Freud juga menyoroti peran konsep ketidaksadaran, seperti id, ego, dan superego, dalam mengatur perilaku manusia.
Sementara itu, teori psikososial dari Erikson memperluas pandangan perkembangan kepribadian dengan menekankan tahapan perkembangan sosial sepanjang seluruh siklus kehidupan. Erikson mengidentifikasi delapan tahapan perkembangan yang terjadi dari masa bayi hingga usia dewasa, yang menggambarkan konflik dan tugas perkembangan yang harus diatasi pada setiap tahap. Teori ini mengakui peran sosial dan lingkungan dalam membentuk kepribadian, serta fokus pada konsep identitas dan konflik psikososial yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Kedua teori ini menyoroti peran konflik, pengalaman masa kanak-kanak, dan perkembangan kepribadian dalam cara yang mendalam, dan mereka telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang bagaimana individu membentuk identitas dan berinteraksi dengan lingkungannya sepanjang kehidupan. Meskipun pendekatan ini telah diterima dengan kritik dan modifikasi seiring berjalannya waktu, teori-teori ini masih menjadi landasan penting dalam psikologi perkembangan.

3. Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura
Perspektif pembelajaran dalam psikologi, yang dipengaruhi oleh teori-teori dari B.F. Skinner, John B. Watson, dan Albert Bandura, menekankan peran penting pengalaman dan pembelajaran dalam membentuk perilaku individu. Teori operant conditioning dari Skinner menggambarkan bagaimana perilaku dapat diperkuat atau dihukum sebagai hasil dari konsekuensi-konsekuensi perilaku tersebut. Skinner menganggap bahwa individu belajar melalui hubungan antara tindakan dan konsekuensi, yang dapat membentuk dan memodifikasi perilaku.
John B. Watson, dalam pendekatan behaviorisme, menekankan pentingnya pengamatan perilaku yang dapat diamati dan diukur sebagai fokus utama dalam studi psikologi. Dia menyatakan bahwa perilaku dapat dipelajari dan dimodifikasi melalui rangsangan eksternal yang diberikan dalam situasi belajar.
Sementara itu, Albert Bandura mengembangkan teori belajar sosial yang menyoroti pentingnya observasional learning (pembelajaran melalui pengamatan). Menurut Bandura, individu belajar melalui mengamati perilaku orang lain dan dampak konsekuensi perilaku mereka. Konsep self-efficacy, yang merujuk pada keyakinan individu tentang kemampuannya untuk mencapai tujuan, juga diperkenalkan oleh Bandura sebagai komponen penting dalam pembelajaran sosial.
Perspektif pembelajaran ini menekankan pentingnya lingkungan dan pengalaman dalam membentuk perilaku individu. Mereka telah memberikan landasan penting untuk pemahaman psikologi belajar dan aplikasinya dalam berbagai konteks, seperti pendidikan, psikoterapi, dan pengembangan keterampilan. Pendekatan ini juga telah menjadi dasar bagi pengembangan teknik-teknik pembelajaran dan intervensi perilaku yang efektif.

4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vigotsky
Perspektif kognitif dalam psikologi perkembangan melibatkan dua teori utama yang dikeluarkan oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Kedua teori ini berfokus pada perkembangan kognitif anak, termasuk proses berpikir, pemahaman, dan perkembangan intelektual.

Teori Piaget: Jean Piaget mengembangkan Teori Perkembangan Kognitif yang mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif yang berbeda pada anak. Tahap-tahap tersebut meliputi tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan tahap operasional formal (12 tahun dan seterusnya). Piaget percaya bahwa anak-anak mengalami tahap-tahap perkembangan ini secara berurutan. Teori Piaget menekankan peran penting konstruksi pengetahuan anak melalui eksplorasi aktif dan interaksi dengan lingkungan. Dia juga mengidentifikasi konsep "skema," yaitu struktur mental yang digunakan anak untuk memahami dunia, serta konsep asimilasi dan akomodasi, di mana anak mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam skema yang ada atau mengubah skema untuk mengakomodasi pengetahuan baru.

Teori Vygotsky: Lev Vygotsky mengembangkan Teori Pengembangan Kognitif Sosial yang menekankan peran lingkungan sosial dalam perkembangan kognitif anak. Vygotsky menganggap bahwa pembelajaran adalah hasil dari interaksi sosial, terutama dalam konteks hubungan anak dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. Konsep sentral dalam teori Vygotsky adalah zona perkembangan nyata (Zone of Proximal Development, ZPD), yang merupakan rentang antara kemampuan saat ini seorang anak dan potensi maksimalnya. Vygotsky berpendapat bahwa pendidik dan orang dewasa harus membantu anak dalam mencapai potensi maksimal mereka melalui bimbingan dan kerja sama.

5. .Perspektif Kontekstual
Pendekatan Luas terhadap PembangunanPerspektif kontekstual mempertimbangkan hubungan antara individu dan dunia fisik, kognitif, dan sosial mereka. Mereka juga mengkaji pengaruh sosio-kultural dan lingkungan terhadap pembangunan. Kita akan fokus pada dua ahli teori besar yang memelopori perspektif ini: Lev Vygotsky dan Urie Bronfenbrenner. Lev Vygotsky adalah seorang psikolog Rusia yang terkenal karena teori sosiokulturalnya. Ia percaya bahwa interaksi sosial memainkan peran penting dalam pembelajaran anak-anak; melalui interaksi sosial seperti itu, anak-anak melalui proses pembelajaran scaffolded yang berkesinambungan. Urie Bronfenbrenner mengembangkan teori sistem ekologi untuk menjelaskan bagaimana segala sesuatu pada anak dan lingkungan anak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia memberi label berbagai aspek atau tingkat lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak.
Perspektif kontekstual teori ekologi
Model ekologi Bronfenbrenner tingkat ini menyoroti pentingnya memahami bagaimana berbagai sistem mikro bekerja sama untuk mempengaruhi perkembangan individu.
Misalnya, hubungan antara orang tua anak dan gurunya dapat berdampak pada prestasi akademik anak tersebut, sedangkan interaksi antara kelompok teman sebaya anak dan keluarganya dapat mempengaruhi perkembangan keterampilan dan nilai-nilai sosial.

6. . Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologis -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth
Perspektif evolusioner atau sosio-biologis dalam psikologi menekankan peran penting adaptasi dan melestarikan spesies dalam perkembangan manusia. Teori attachment yang dikembangkan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth mencerminkan pandangan ini. Teori attachment tersebut menyatakan bahwa hubungan antara bayi dan figur perhatian utama mereka memiliki akar biologis dan penting untuk kelangsungan hidup dan perkembangan individu. Bowlby mengemukakan bahwa bayi memiliki kecenderungan alami untuk membentuk ikatan emosional yang kuat dengan figur perhatian utama mereka sebagai respons terhadap kebutuhan dasar seperti makanan dan perlindungan. Mary Ainsworth mengembangkan konsep pola attachment, seperti attachment aman dan insecure, dan mengidentifikasi observasi perilaku spesifik yang menggambarkan kualitas attachment. Penelitian attachment telah menunjukkan bahwa kualitas ikatan bayi dengan figur perhatian utama dapat memengaruhi perkembangan emosional dan sosial mereka. Perspektif evolusioner dalam teori attachment menekankan bahwa mekanisme ini telah berkembang dalam evolusi sebagai strategi untuk menjaga kelangsungan hidup dan keberhasilan reproduksi manusia. Seiring waktu, teori attachment ini telah menjadi dasar bagi pemahaman tentang hubungan interpersonal dan pengembangan individu, dengan penekanan pada pentingnya kualitas hubungan awal dalam perkembangan manusia.

7. Perspektif Moral – Teori Kohlberg
Perspektif moral dalam psikologi, khususnya dalam kerangka kerja teori Lawrence Kohlberg, berfokus pada perkembangan moral individu. Teori Kohlberg menggambarkan perkembangan moral sebagai serangkaian tahap yang individu alami sepanjang hidup mereka. Ia mengidentifikasi tiga tingkat utama dengan dua tahap moral di setiap tingkat. Tingkat pertama adalah tahap pramoral, di mana individu terutama mengikuti norma-norma sosial tanpa pemahaman moral yang mendalam. Tingkat kedua adalah tahap moral konvensional, di mana individu memahami pentingnya memenuhi harapan sosial dan hukum. Pada tingkat ini, moralitas seringkali ditentukan oleh norma sosial dan ekspektasi dari orang lain. Tingkat terakhir adalah tahap moral postkonvensional, di mana individu mengembangkan prinsip moral yang lebih abstrak dan berlandaskan pada prinsip moral yang mendasarinya. Mereka dapat menilai tindakan berdasarkan prinsip-prinsip moral yang lebih luas dan independen. Teori Kohlberg menekankan pentingnya proses pemikiran moral yang berkembang seiring berjalannya waktu dan pengalaman individu dalam menghadapi dilema moral. Teori ini telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman perkembangan moral dan etika, serta digunakan sebagai dasar untuk penelitian dalam etika terapan, psikologi moral, dan pendidikan karakter.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Evita Meylani 2213054047 -
1. Perspektif Biologis – Temperamen
Teori perkembangan biologis tentang temperamen adalah pandangan yang mengaitkan karakteristik temperamen individu dengan faktor-faktor biologis. Salah satu teori yang terkait dengan hal ini adalah teori temperamen oleh Alexander Thomas dan Stella Chess.

Teori ini menekankan bahwa temperamen memiliki akar biologis dan dapat memengaruhi bagaimana anak-anak berinteraksi dengan dunia sekitar mereka. Namun, peran pengasuhan dan lingkungan sosial juga dapat berdampak pada perkembangan temperamen anak. Teori temperamen Thomas dan Chess menjadi dasar bagi penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara faktor-faktor biologis dan perkembangan temperamen.

2. Perspektif Psikoanalisis - Teori psikoseksual dari Freud - Teori psikososial dari Erikson
Teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud
Sigmund Freud mengembangkan Teori Psikoseksual yang mengeksplorasi perkembangan individu melalui tahap-tahap psikoseksual.
Pendekatan Freud terhadap perkembangan psikoseksual menyoroti pentingnya pengalaman awal dalam membentuk kepribadian individu. Meskipun banyak aspek teorinya telah dikritik dan diperdebatkan, pendekatannya terhadap tahap-tahap perkembangan masih memengaruhi pemahaman psikologi perkembangan.

3. Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura
Perspektif pembelajaran dalam psikologi perkembangan melibatkan berbagai teori yang dikeluarkan oleh para ahli seperti B.F. Skinner, John B. Watson, dan Albert Bandura. Mereka berfokus pada pengaruh lingkungan, penghargaan, hukuman, dan interaksi sosial dalam pembentukan perkembangan anak.
Teori Skinner: B.F. Skinner mengembangkan teori pembelajaran operant yang menekankan peran penghargaan (reward) dan hukuman dalam pembentukan perilaku individu. Skinner percaya bahwa perilaku yang diperkuat akan muncul kembali, sementara perilaku yang dihukum akan menghilang. Dalam konteks psikologi perkembangan, teori Skinner menggarisbawahi peran penguatan positif dalam membentuk perilaku anak. Contohnya, memberikan pujian atau penghargaan kepada anak ketika dia melakukan perilaku yang diinginkan dapat menguatkan perilaku tersebut.
Teori Watson: John B. Watson, seorang pendukung behaviorisme, memandang perilaku sebagai respons terhadap rangsangan lingkungan. Teori Watson menekankan bahwa anak-anak belajar melalui asosiasi dan pengondisian klasik. Watson menekankan pentingnya pengalaman awal dalam membentuk kepribadian anak. Dia juga menekankan pentingnya pengendalian lingkungan untuk membentuk perilaku yang diinginkan dan menghindari perilaku yang tidak diinginkan.
Teori Bandura: Albert Bandura mengembangkan Teori Pembelajaran Sosial atau Teori Kognitif Sosial. Teori Bandura menyoroti pentingnya observasi dan model dalam pembelajaran. Dia berpendapat bahwa anak-anak belajar melalui mengamati perilaku orang lain dan meniru mereka. Konsep utama dalam teori Bandura adalah "model", yaitu individu yang berperan sebagai contoh bagi orang lain. Bandura juga memperkenalkan konsep efikasi diri (self-efficacy), yang mengacu pada keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk mengatasi tugas-tugas tertentu

4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vigotsky
Perspektif kognitif dalam psikologi perkembangan melibatkan dua teori utama yang dikeluarkan oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Kedua teori ini berfokus pada perkembangan kognitif anak, termasuk proses berpikir, pemahaman, dan perkembangan intelektual.
Teori Piaget: Jean Piaget mengembangkan Teori Perkembangan Kognitif yang mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif yang berbeda pada anak. Tahap-tahap tersebut meliputi tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan tahap operasional formal (12 tahun dan seterusnya). Piaget percaya bahwa anak-anak mengalami tahap-tahap perkembangan ini secara berurutan. Teori Piaget menekankan peran penting konstruksi pengetahuan anak melalui eksplorasi aktif dan interaksi dengan lingkungan. Dia juga mengidentifikasi konsep "skema," yaitu struktur mental yang digunakan anak untuk memahami dunia, serta konsep asimilasi dan akomodasi, di mana anak mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam skema yang ada atau mengubah skema untuk mengakomodasi pengetahuan baru.
5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner
Urie Bronfenbrenner adalah seorang psikolog yang mengembangkan Teori Ekologi dalam pembelajaran dan perkembangan manusia. Teori ini menekankan peran penting lingkungan dalam memahami perkembangan individu.
Teori Ekologi Bronfenbrenner menggambarkan kompleksitas pengaruh lingkungan pada perkembangan individu, dan menekankan pentingnya memahami konteks sosial dan budaya dalam pemahaman tentang pembelajaran dan perkembangan manusia.

6. Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth
Teori John Bowlby dan Mary Ainsworth dalam konteks perkembangan anak adalah sering disebut sebagai Teori Kepeliharaan (Attachment Theory) dan memiliki perspektif evolusioner yang kuat.
Pendekatan evolusioner dari teori kepeliharaan ini menyoroti pentingnya attachment sebagai strategi adaptasi untuk manusia dalam konteks evolusi. Attachment membantu memastikan kelangsungan spesies manusia dengan memberikan perlindungan, dukungan emosional, dan keamanan bagi anak-anak, yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan kelangsungan hidup dan reproduksi

7.Teori perkembangan moral Kohlberg adalah salah satu perspektif moral dalam psikologi perkembangan. Teori ini menekankan bahwa penalaran moral merupakan dasar dari perilaku etis. Kohlberg mengidentifikasi enam tahapan perkembangan moral yang dapat teridentifikasi. Keenam tahapan tersebut dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai tahapan perkembangan moral Kohlberg:
- Tahap Pra-Konvensional: Pada tahap ini, individu menilai moralitas dari tingkah laku yang ada dan dibuat berdasarkan konsekuensinya langsung. Terdapat dua tahap awal pada tahap pra-konvensional, yaitu tahap awal dan murni melihat diri dalam bentuk egosentris.
- Tahap Konvensional: Pada tahap ini, individu menilai moralitas dari perspektif norma sosial dan otoritas. Terdapat dua tahap pada tahap konvensional, yaitu tahap orientasi pada hubungan interpersonal dan tahap orientasi pada norma sosial.
- Tahap Pasca-Konvensional: Pada tahap ini, individu menilai moralitas dari perspektif prinsip moral universal Terdapat dua tahap pada tahap pasca-konvensional, yaitu tahap orientasi pada kontrak sosial dan tahap orientasi pada prinsip moral universal
Tahapan perkembangan moral Kohlberg merupakan ukuran dari tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya. Meskipun demikian, terdapat kritik terhadap teori Kohlberg, yaitu bahwa teori tersebut terlalu menekankan pada keadilan dan mengabaikan norma yang lainnya Konsekuensinya, teori ini tidak akan menilai secara adekuat orang yang menggunakan aspek moral lainnya dalam.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Nilam Sari -
1.Perspektif Biologis, berfokus pada cara berbagai peristiwa yang berlangsung dalam tubuh mempengaruhi perilaku, perasaan, dan pikiran seseorang.

2.~ Perspektif Psikoanalisis, Pandangan bahwa perkembangan dibentuk oleh kekuatan bawah sadar yang memotivasi perilaku manusia.
~ Teori Psikoseksual dari Freud, Manusia melalui 5 tahap perkembangan psikoseksual. Setiap tahap perkembangan tersebut individu mengalami kenikmatan pada satu bagian tubuh lebih daripada bagian tubuh yg lain.
5 Tahap Perkembangan Psikoseksual
1. Tahap mulut (oral stage)
2. Tahap lubang anus (anal stage)
3. Tahap alat kelamin laki-laki (phallic stage)
4. Tahap tersembunyi (latency stage)
5. Tahap kemaluan (genital stage)
~ Teori Psikososial dari Erikson, perubahan perkembangan sepanjang siklus kehidupan manusia.
8 tahap perkembangan dalam siklus kehidupan
1. Kepercayaan dan ketidakpercayaan (trust >< mistrust)
2. Otonomi dng rasa malu dan keragu raguan (autonomy>< shame doubt)
3. Prakarsa dan rasa bersalah (initiative >< guild)
4. Tekun rasa rendah diri (industry> 5. Identitas dan kebingungan identitas (identity >< identity confusion)
6. Keintiman dan keterkucilan (intimacy> 7. Bangkit dan mandeg (generativity >< stagnation) dewasa pertengahan
8. Integritas dan kekecewaan (integrity >< despair)

3.Perspektif Pembelajaran
~ Teori Skinner, adalah pengkondisian operan (kondisioning operan). Pengkondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulangi. Asumsi kondisioning operan:
1. Belajar itu adalah tingkah laku.
2. Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
3. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di kontrol secara seksama.
4. Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.

Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara rangsangan dan tanggapan, tetapi rangsangan dan tanggapan yang dimaksud harus dapat diamati dan diukur. Dia mengakui bahwa perubahan mental terjadi ketika seseorang belajar, tetapi menganggap faktor-faktor ini tidak dapat diamati dan karena itu tidak perlu

Bandura
Albert Bandura menjelaskan ada 4 komponen penting dalam teori belajar sosial ini diantaranya:
a. Memperhatikan (attention): memperhatikan suatu perilaku/objek.
b. Menyimpan (retention): proses menyimpan apa yang telah diamati untuk diingat
c. Memproduksi gerakan motorik (motor reproduction): menerjemahkan hasil pengamatan menjadi tingkah laku sesuai dengan model yang telah diamati.
d. Penguatan dan motivasi (vicarious-reinforcement and motivational): dorongan motivasi untuk mengulang-ulang perbuatan yang ada supaya tidak hilang.

4.Perspektif Kognitif
~ Teori Piaget,
1.Tahap Sensori Motor, usia 0 – 2 Tahun. Anak menggunakan indera (sensori) yang ia miliki dan melalui gerakan untuk mengenal dunia disekitarnya
2.Tahap Pra Operasional, usia 2 – 7 Tahun. Usia Intuitif dan egosentris. Anak mulai mengembangkan kemampuan pra konseptual.
3.Tahap Operasional Konkrit, usia 7 – 11 Tahun. Mampu berpikir sistematis jika ia mengalami secara langsung.
4.Tahap Operasional Formal, di atas 11 tahun. Pemikiran lebih kompleks dan mengarah ke kemampuan berpokir secara abstrak.
~ Teori Vigotsky, menekankan pada peran lingkungan dalam membentuk persepsi dan pemahaman anak. Konsep "zone of proximal development” >> proses pembelajaran seorang anak ada sebuah area di mana anak tersebut harus diberikan bantuan eksternal untuk dapat belajar hal yang baru sedangkan ada area lain di mana anak tersebut dapat belajar mandiri tanpa dibantu.

5.Perspektif Kontekstual – Teori Ekologi Bronfrenbrenner
Teori Ekologi Bronfrenbrenner
~ Konteks social di mana anak tinggal dan orang-orang yang mempengaruhi perkembangan anak.
~ Manusia berkembang di pengaruhi oleh lingkungan.
~ 5 sistem lingkungan yang merentang dari interaksi interpersonal sampai ke pengaruh kultur yang lebih luas. 5 Sistem Lingkungan (Mikrosistem, Mesosistem, Eksosistem, Makrosistem, Kronosistem)

6.Perspektif Evolusionari/Sosio-biologi – Teori lampiran dari Bowlby dan Ainsworth, Evolusi menekankan perubahan dimana manusia dipandang sebagai eksperimen alami,
dan spesies lainnya. Manusia pun merupakan suatu solusi dari tantangan yang diberikan oleh lingkungan bagaimana mencari makan dan berkembang biak.

7.Perspektif Moral – Teori Kohlberg, menunjukkan bahwa sikap moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nilai kebudayaan. Tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan pada anak-anak.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Laurensia Patrik Venesia -
1. Perspektif Biologis - Temperamen: Perspektif biologis dalam perkembangan AUD mengacu pada temperamen. Temperamen merujuk pada kecenderungan bawaan seseorang untuk bereaksi terhadap situasi dan stimulus tertentu. Ada beberapa jenis temperamen yang dapat mempengaruhi perkembangan AUD, seperti temperamen mudah, sulit, lambat menghangat, dan campuran. Faktor genetik dan faktor lingkungan juga berperan dalam membentuk temperamen individu.

2. Perspektif Psikoanalisis - Teori psikoseksual dari Freud: Teori psikoseksual dari Freud menekankan pentingnya tahap perkembangan seksual dalam membentuk kepribadian individu. Menurut teori ini, ada lima tahap perkembangan seksual yang terjadi pada masa anak-anak, yaitu tahap oral, anal, falik, laten, dan genital. Setiap tahap ini memiliki tugas perkembangan yang harus diselesaikan, dan jika tugas-tugas ini tidak diselesaikan dengan baik, maka dapat timbul masalah kepribadian di masa dewasa.

Teori psikososial dari Erikson: Teori psikososial dari Erikson mengemukakan bahwa perkembangan manusia terdiri dari delapan tahap psikososial yang harus dilewati dari masa bayi hingga dewasa. Setiap tahap ini melibatkan konflik yang harus dipecahkan untuk mencapai perkembangan yang sehat. Tahap-tahap ini mencakup masalah identitas, otonomi, inisiatif, usaha, intimitas, generativitas, dan integritas.

3. Perspektif Pembelajaran - Teori Skinner, Watson, dan Bandura: Teori pembelajaran melihat bahwa perkembangan AUD dipengaruhi oleh pengalaman belajar dan penguatan. Teori Skinner berfokus pada pahala dan hukuman dalam membentuk perilaku, sementara Watson mengemukakan bahwa perilaku adalah hasil dari kondisioning klasik. Bandura menekankan pentingnya observasi dan pemodelan dalam belajar perilaku.

4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget dan Vigotsky: Teori Piaget mengatakan bahwa anak mengembangkan pemahaman mereka tentang dunia melalui skema mental dan mengalami empat tahap perkembangan kognitif, yaitu tahap sensorimotor, praoperasional, konkret operasional, dan formal operasional. Di sisi lain, Vigotsky menekankan peran bahasa dan interaksi sosial dalam perkembangan kognitif. Ia mengatakan bahwa anak belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan orang lain di sekitarnya.

5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfenbrenner: Teori ekologi menekankan pentingnya memerhatikan konteks dan lingkungan yang mempengaruhi perkembangan. Bronfenbrenner mengidentifikasi lima sistem yang saling berinteraksi: mikrosistem (lingkungan langsung), mesosistem (hubungan antara mikrosistem), eksosistem (lingkungan luar yang mempengaruhi mikrosistem), makrosistem (nilai dan norma sosial masyarakat), dan kronosistem (perubahan waktu).

6. Perspektif Evolusionari/Sosio-biologik - Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth: Teori attachment menggambarkan bagaimana anak membentuk ikatan emosional dengan pengasuh mereka. Bowlby berpendapat bahwa ikatan emosional ini penting untuk perkembangan sosial dan emosional anak. Ainsworth mengembangkan teori attachment dengan mengidentifikasi pola-pola perilaku attachment yang berbeda, seperti aman, cemas-terikat, dan enggan-terikat, yang dapat mempengaruhi perkembangan anak.

7. Perspektif Moral - Teori Kohlberg: Teori Kohlberg menggambarkan perkembangan moral dalam tiga tingkat dan enam tahap. Tingkat pertama adalah tingkat prekonvensional, di mana individu memandang moralitas dari sudut pandang pahala dan hukuman. Pada tingkat ini, individu berfokus pada apa yang menguntungkan diri mereka sendiri dan menghindari hukuman.

Tingkat kedua adalah tingkat konvensional, di mana individu mulai memperhatikan norma sosial dan persetujuan dari orang lain. Moralitas di tingkat ini didasarkan pada ekspektasi masyarakat dan menjaga hubungan yang baik dengan orang lain. Individu di tingkat ini cenderung memenuhi kewajiban sosial dan menaati hukum.

Tingkat terakhir adalah tingkat pasca-konvensional, di mana individu melihat moralitas dari sudut pandang prinsip etis yang lebih abstrak. Moralitas di tingkat ini didasarkan pada prinsip umum keadilan, hak asasi manusia, dan nilai-nilai etika yang lebih tinggi. Individu di tingkat ini mungkin tidak selalu setuju dengan hukum atau norma sosial yang ada jika melanggar prinsip-prinsip etis yang mereka yakini.

Kohlberg percaya bahwa perkembangan moral adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup dan individu dapat berkembang melalui tingkat-tingkat tersebut dengan pengalaman dan refleksi moral yang lebih dalam. Teori ini memberikan wawasan tentang perbedaan dalam persepsi moral individu dan mengapa beberapa orang mungkin lebih cenderung bertindak secara moral daripada yang lain.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Shabina Shalsabillah -
1. Perspektif Biologis – Temperamen
Perspektif biologis mengenai temperamen menekankan dasar biologis yang kuat dari ciri-ciri temperamen individu. Genetika, sistem saraf, aspek fisiologis, dan faktor lingkungan semuanya berkontribusi pada pembentukan temperamen seseorang. Ciri-ciri seperti tingkat kecemasan, ekstrovertisme, dan impulsivitas dapat diwarisi melalui faktor genetik, sementara aktivitas sistem saraf memengaruhi reaktifitas individu terhadap rangsangan lingkungan. Aspek fisiologis, seperti tingkat hormon, juga memainkan peran dalam respons emosional dan perilaku. Meskipun faktor-faktor biologis memberikan dasar, interaksi dengan lingkungan dan pengalaman selama masa perkembangan anak juga membentuk dan mengubah temperamen seseorang. Oleh karena itu, pemahaman temperamen harus mencakup perspektif yang menggabungkan faktor biologis dan lingkungan untuk memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang karakteristik individu.

2. Perspektif Psikoanalisis - Teori psikoseksual dari Freud - Teori psikososial dari Erikson
1. • Teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud
Sigmund Freud mengembangkan Teori Psikoseksual yang mengeksplorasi perkembangan individu melalui tahap-tahap psikoseksual.
Pendekatan Freud terhadap perkembangan psikoseksual menyoroti pentingnya pengalaman awal dalam membentuk kepribadian individu. Meskipun banyak aspek teorinya telah dikritik dan diperdebatkan, pendekatannya terhadap tahap-tahap perkembangan masih memengaruhi pemahaman psikologi perkembangan
* Teori perkembangan psikososial Erik Erikson
Erik Erikson mengembangkan Teori Psikososial yang berfokus pada perkembangan individu melalui serangkaian tahap psikososial.
Pendekatan psikososial Erikson menyoroti peran perkembangan psikososial sepanjang hidup dan bagaimana konflik yang dihadapi di setiap tahap dapat membentuk kepribadian dan identitas individu. Teorinya menekankan peran pengembangan identitas, hubungan interpersonal, dan perkembangan seluruh siklus kehidupan

3. Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura
- B.F. Skinner (Teori Behaviorisme)
Skinner memandang pembelajaran sebagai proses di mana individu merespons rangsangan dari lingkungan mereka. Menurutnya, perilaku dipelajari melalui asosiasi antara rangsangan dan respons.
- Albert Bandura (Teori Pembelajaran Sosial)
Bandura mengenalkan ide bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi melalui respons terhadap rangsangan eksternal, tetapi juga melalui proses pengamatan dan pemodelan. Ia mengatakan bahwa individu belajar dari orang lain melalui interaksi sosial.
- John B. Watson (Behaviorisme Klasik)
Watson menekankan bahwa perilaku adalah hasil dari belajar melalui asosiasi antara rangsangan eksternal dan respons. Ia berpendapat bahwa individu lahir tanpa perilaku yang sudah terbentuk dan bahwa semua perilaku dapat dipelajari melalui pengalaman.
4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vigotsky
Perspektif kognitif dalam psikologi perkembangan melibatkan dua teori utama yang dikeluarkan oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Kedua teori ini berfokus pada perkembangan kognitif anak, termasuk proses berpikir, pemahaman, dan perkembangan intelektual.
Teori Piaget: Jean Piaget mengembangkan Teori Perkembangan Kognitif yang mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif yang berbeda pada anak. Tahap-tahap tersebut meliputi tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan tahap operasional formal (12 tahun dan seterusnya). Piaget percaya bahwa anak-anak mengalami tahap-tahap perkembangan ini secara berurutan. Teori Piaget menekankan peran penting konstruksi pengetahuan anak melalui eksplorasi aktif dan interaksi dengan lingkungan. Dia juga mengidentifikasi konsep "skema," yaitu struktur mental yang digunakan anak untuk memahami dunia, serta konsep asimilasi dan akomodasi, di mana anak mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam skema yang ada atau mengubah skema untuk mengakomodasi pengetahuan baru.
Teori Vygotsky: Lev Vygotsky mengembangkan Teori Pengembangan Kognitif Sosial yang menekankan peran lingkungan sosial dalam perkembangan kognitif anak. Vygotsky menganggap bahwa pembelajaran adalah hasil dari interaksi sosial, terutama dalam konteks hubungan anak dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. Konsep sentral dalam teori Vygotsky adalah zona perkembangan nyata (Zone of Proximal Development, ZPD), yang merupakan rentang antara kemampuan saat ini seorang anak dan potensi maksimalnya. Vygotsky berpendapat bahwa pendidik dan orang dewasa harus membantu anak dalam mencapai potensi maksimal mereka melalui bimbingan dan kerja sama.
Perbedaan utama antara kedua teori ini adalah pendekatan dalam memahami perkembangan kognitif anak. Piaget lebih fokus pada perkembangan individual dan tahap-tahap perkembangan yang berlangsung pada setiap anak. Di sisi lain, Vygotsky menekankan interaksi sosial dan pengaruh lingkungan sosial dalam perkembangan anak. Meskipun ada perbedaan pendekatan, kedua teori ini memiliki kontribusi penting dalam pemahaman perkembangan kognitif anak dan telah digunakan dalam pendidikan dan praktik psikologi perkembangan.
5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner
Urie Bronfenbrenner adalah seorang psikolog yang mengembangkan Teori Ekologi dalam pembelajaran dan perkembangan manusia. Teori ini menekankan peran penting lingkungan dalam memahami perkembangan individu.
Teori Ekologi Bronfenbrenner menggambarkan kompleksitas pengaruh lingkungan pada perkembangan individu, dan menekankan pentingnya memahami konteks sosial dan budaya dalam pemahaman tentang pembelajaran dan perkembangan manusia.

5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner
Urie Bronfenbrenner adalah seorang psikolog yang mengembangkan Teori Ekologi dalam pembelajaran dan perkembangan manusia. Teori ini menekankan peran penting lingkungan dalam memahami perkembangan individu.
Teori Ekologi Bronfenbrenner menggambarkan kompleksitas pengaruh lingkungan pada perkembangan individu, dan menekankan pentingnya memahami konteks sosial dan budaya dalam pemahaman tentang pembelajaran dan perkembangan manusia.
6.Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth merupakan salah satu perspektif evolusioner atau sosio-biologis dalam psikologi perkembangan Teori ini menekankan bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk membentuk hubungan emosional yang aman dan stabil dengan orang lain. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth:
- Teori Attachment Bowlby. Bowlby mengidentifikasi lima perilaku attachment pada bayi, yaitu mengisap, menggenggam, mengikuti, menangis, dan tersenyum. Bowlby percaya bahwa perilaku attachment ini berkembang pada manusia melalui proses evolusi dan membantu bayi untuk bertahan hidup. Bowlby juga mengidentifikasi tiga tahap attachment, yaitu tahap pre-attachment, tahap attachment yang jelas, dan tahap pemisahan diri. Bowlby juga mengidentifikasi konsep internal working model, yaitu gambaran mental tentang diri dan orang lain yang membentuk pola perilaku attachment seseorang.
- Teori Attachment Ainsworth: Ainsworth mengembangkan konsep Strange Situation, yaitu suatu eksperimen yang digunakan untuk mengukur perilaku attachment pada bayi. Ainsworth mengidentifikasi tiga jenis perilaku attachment pada bayi, yaitu attachment aman, attachment tidak aman-terhindar, dan attachment tidak aman-cemas Attachment aman terjadi ketika bayi merasa nyaman dan aman dengan kehadiran orang tua atau pengasuhnya Attachment tidak aman-terhindar terjadi ketika bayi tidak terlalu memperhatikan kehadiran orang tua atau pengasuhnya Attachment tidak aman-cemas terjadi ketika bayi merasa tidak aman dan khawatir dengan kehadiran orang tua atau pengasuhnya
Dalam kesimpulannya, teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth merupakan salah satu perspektif evolusioner atau sosio-biologis dalam psikologi perkembangan yang menekankan pentingnya hubungan emosional yang aman dan stabil dengan orang lain. Teori ini mengidentifikasi perilaku attachment pada bayi dan mengembangkan konsep internal working model dan Strange Situation untuk mengukur perilaku attachment pada bayi.

7. Perspektif Moral – Teori Kohlberg
Perspektif moral dalam psikologi perkembangan, khususnya dalam kaitannya dengan teori perkembangan moral, mencakup pemahaman tentang bagaimana individu mengembangkan pemahaman mereka tentang moralitas dan etika. Salah satu teori perkembangan moral yang terkenal adalah Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg. Teori ini berfokus pada perkembangan pemikiran moral individu sepanjang masa.
Teori Kohlberg tentang Perkembangan Moral:
Lawrence Kohlberg mengembangkan teori perkembangan moral yang terdiri dari tiga tingkat dan enam tahap. Teorinya menguraikan bagaimana individu mengembangkan pemahaman mereka tentang moralitas dan bagaimana mereka mengambil keputusan moral.
Tingkat 1: Moralitas Pra-konvensional (Preconventional Morality)
Pada tingkat ini, individu berfokus pada konsep penghargaan dan hukuman. Mereka membuat keputusan moral berdasarkan konsekuensi tindakan bagi diri mereka sendiri.
Tahap 1: Hukuman dan Kepatuhan - Individu menghindari hukuman.
Tahap 2: HanyauntukManfaatSendiri - Individu mengambil tindakan yang memberikan keuntungan langsung bagi diri mereka sendiri.
Tingkat 2: Moralitas Konvensional (Conventional Morality)
Pada tingkat ini, individu mulai mempertimbangkan norma sosial dan harapan masyarakat dalam pengambilan keputusan moral.
Tahap 3: HanyauntukPersetujuanOrangLain - Individu mempertimbangkan pandangan orang lain dan mencoba memenuhi harapan sosial.
Tahap 4: Kepatuhanterhadap Otoritasdan SistemSosial - Individu menghormati otoritas dan aturan sosial yang ada.
Tingkat 3: Moralitas Pasca-konvensional (Postconventional Morality)
Pada tingkat ini, individu mempertimbangkan prinsip-prinsip moral yang lebih abstrak dan prinsip-prinsip etika yang mendalam.
Tahap 5: KontrakanSosialdan Hak Asasi Manusia - Individu mempertimbangkan kontrak sosial, hak asasi manusia, dan prinsip-prinsip keadilan dalam pengambilan keputusan moral.
Tahap 6: Prinsip Moral Universal - Individu mengikuti prinsip-prinsip moral universal yang melampaui norma sosial dan hukum.
Kohlberg memandang perkembangan moral sebagai proses yang berlangsung sepanjang hidup. Ia juga menyadari bahwa tidak semua individu mencapai tingkat tertinggi dalam teori ini, yaitu tahap 6, yang mengikuti prinsip-prinsip moral universal. Sebagian besar orang cenderung berhenti pada tingkat konvensional.
Teori Kohlberg memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana individu mengembangkan pemahaman mereka tentang moralitas dan bagaimana faktor-faktor seperti pengaruh sosial, pendidikan, dan pengalaman memainkan peran penting dalam perkembangan moral. Teori ini telah menjadi dasar untuk banyak penelitian tentang moralitas dan etika dalam konteks perkembangan individu.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Putri Ayu Lestari -
1. Perspektif Biologis – Temperamen
Perspektif biologis mengenai temperamen menekankan dasar biologis yang kuat dari ciri-ciri temperamen individu. Genetika, sistem saraf, aspek fisiologis, dan faktor lingkungan semuanya berkontribusi pada pembentukan temperamen seseorang. Ciri-ciri seperti tingkat kecemasan, ekstrovertisme, dan impulsivitas dapat diwarisi melalui faktor genetik, sementara aktivitas sistem saraf memengaruhi reaktifitas individu terhadap rangsangan lingkungan. Aspek fisiologis, seperti tingkat hormon, juga memainkan peran dalam respons emosional dan perilaku. Meskipun faktor-faktor biologis memberikan dasar, interaksi dengan lingkungan dan pengalaman selama masa perkembangan anak juga membentuk dan mengubah temperamen seseorang. Oleh karena itu, pemahaman temperamen harus mencakup perspektif yang menggabungkan faktor biologis dan lingkungan untuk memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang karakteristik individu.


2. Teori perkembangan psikososial Erik Erikson
Erik Erikson mengembangkan Teori Psikososial yang berfokus pada perkembangan individu melalui serangkaian tahap psikososial.
Pendekatan psikososial Erikson menyoroti peran perkembangan psikososial sepanjang hidup dan bagaimana konflik yang dihadapi di setiap tahap dapat membentuk kepribadian dan identitas individu. Teorinya menekankan peran pengembangan identitas, hubungan interpersonal, dan perkembangan seluruh siklus kehidupan

3. Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura
- B.F. Skinner (Teori Behaviorisme)
Skinner memandang pembelajaran sebagai proses di mana individu merespons rangsangan dari lingkungan mereka. Menurutnya, perilaku dipelajari melalui asosiasi antara rangsangan dan respons.
- Albert Bandura (Teori Pembelajaran Sosial)
Bandura mengenalkan ide bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi melalui respons terhadap rangsangan eksternal, tetapi juga melalui proses pengamatan dan pemodelan. Ia mengatakan bahwa individu belajar dari orang lain melalui interaksi sosial.
- John B. Watson (Behaviorisme Klasik)
Watson menekankan bahwa perilaku adalah hasil dari belajar melalui asosiasi antara rangsangan eksternal dan respons. Ia berpendapat bahwa individu lahir tanpa perilaku yang sudah terbentuk dan bahwa semua perilaku dapat dipelajari melalui pengalaman.

4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vigotsky
Perspektif kognitif dalam psikologi perkembangan melibatkan dua teori utama yang dikeluarkan oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Kedua teori ini berfokus pada perkembangan kognitif anak, termasuk proses berpikir, pemahaman, dan perkembangan intelektual.
Teori Piaget: Jean Piaget mengembangkan Teori Perkembangan Kognitif yang mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif yang berbeda pada anak. Tahap-tahap tersebut meliputi tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan tahap operasional formal (12 tahun dan seterusnya). Piaget percaya bahwa anak-anak mengalami tahap-tahap perkembangan ini secara berurutan. Teori Piaget menekankan peran penting konstruksi pengetahuan anak melalui eksplorasi aktif dan interaksi dengan lingkungan. Dia juga mengidentifikasi konsep "skema," yaitu struktur mental yang digunakan anak untuk memahami dunia, serta konsep asimilasi dan akomodasi, di mana anak mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam skema yang ada atau mengubah skema untuk mengakomodasi pengetahuan baru.
5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner
Urie Bronfenbrenner adalah seorang psikolog yang mengembangkan Teori Ekologi dalam pembelajaran dan perkembangan manusia. Teori ini menekankan peran penting lingkungan dalam memahami perkembangan individu.
Teori Ekologi Bronfenbrenner menggambarkan kompleksitas pengaruh lingkungan pada perkembangan individu, dan menekankan pentingnya memahami konteks sosial dan budaya dalam pemahaman tentang pembelajaran dan perkembangan manusia.

5.Perspektif Kontekstual
Pendekatan Luas terhadap PembangunanPerspektif kontekstual mempertimbangkan hubungan antara individu dan dunia fisik, kognitif, dan sosial mereka. Mereka juga mengkaji pengaruh sosio-kultural dan lingkungan terhadap pembangunan. Kita akan fokus pada dua ahli teori besar yang memelopori perspektif ini: Lev Vygotsky dan Urie Bronfenbrenner. Lev Vygotsky adalah seorang psikolog Rusia yang terkenal karena teori sosiokulturalnya. Ia percaya bahwa interaksi sosial memainkan peran penting dalam pembelajaran anak-anak; melalui interaksi sosial seperti itu, anak-anak melalui proses pembelajaran scaffolded yang berkesinambungan. Urie Bronfenbrenner mengembangkan teori sistem ekologi untuk menjelaskan bagaimana segala sesuatu pada anak dan lingkungan anak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia memberi label berbagai aspek atau tingkat lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak.

Perspektif kontekstual teori ekologi
Model ekologi Bronfenbrenner tingkat ini menyoroti pentingnya memahami bagaimana berbagai sistem mikro bekerja sama untuk mempengaruhi perkembangan individu.
Misalnya, hubungan antara orang tua anak dan gurunya dapat berdampak pada prestasi akademik anak tersebut, sedangkan interaksi antara kelompok teman sebaya anak dan keluarganya dapat mempengaruhi perkembangan keterampilan dan nilai-nilai sosial.

6..Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth merupakan salah satu perspektif evolusioner atau sosio-biologis dalam psikologi perkembangan Teori ini menekankan bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk membentuk hubungan emosional yang aman dan stabil dengan orang lain. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth:
- Teori Attachment Bowlby. Bowlby mengidentifikasi lima perilaku attachment pada bayi, yaitu mengisap, menggenggam, mengikuti, menangis, dan tersenyum. Bowlby percaya bahwa perilaku attachment ini berkembang pada manusia melalui proses evolusi dan membantu bayi untuk bertahan hidup. Bowlby juga mengidentifikasi tiga tahap attachment, yaitu tahap pre-attachment, tahap attachment yang jelas, dan tahap pemisahan diri. Bowlby juga mengidentifikasi konsep internal working model, yaitu gambaran mental tentang diri dan orang lain yang membentuk pola perilaku attachment seseorang.
- Teori Attachment Ainsworth: Ainsworth mengembangkan konsep Strange Situation, yaitu suatu eksperimen yang digunakan untuk mengukur perilaku attachment pada bayi. Ainsworth mengidentifikasi tiga jenis perilaku attachment pada bayi, yaitu attachment aman, attachment tidak aman-terhindar, dan attachment tidak aman-cemas Attachment aman terjadi ketika bayi merasa nyaman dan aman dengan kehadiran orang tua atau pengasuhnya Attachment tidak aman-terhindar terjadi ketika bayi tidak terlalu memperhatikan kehadiran orang tua atau pengasuhnya Attachment tidak aman-cemas terjadi ketika bayi merasa tidak aman dan khawatir dengan kehadiran orang tua atau pengasuhnyaDalam kesimpulannya, dari teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth merupakan salah satu perspektif evolusioner atau sosio-biologis dalam psikologi perkembangan yang menekankan pentingnya hubungan emosional yang aman dan stabil dengan orang lain.

7.Kohlberg adalah peneliti objektif dan pendukung nilai serta institusi demokratis dan liberal. Kohlberg berujar karakteristik utama teori atau program riset saya adalah interdisipliner dengan menggunakan data antroplogi dan psikologi empiris untuk menyusun klaim-klaim filsafat, dan memakai asumsi filosofis untuk mendefinisikan serta menafsirkan data pendidikan, antropologi dan psikologi. (Kohlberg 1985, hlm. 505).8 Dalam proses mewujudkan tahap perkembangan moralnya, setidaknya Kohlberg telah mengalami 3 tahap pemikiran yang sarat dipengaruhi oleh John Dewey, Baldwin, Jean Pieget, dan Emile Durkheim:
1. Periode pertama, tahun 1958-1970. Dimana Kohlberg
mengembangkan pendekatan kognitif-developmental. Disini dia
berhasil menelurkan karyanya: “Stage and Sequence” (1969).
2. Periode kedua, tahun 1970-1976. Kohlberg disini
mengkonsentrasikan pemikirannya pada pengembangan
strukturalisme Pieget dengan konsekuen penerapannya pada perkembangan longitudinal individu. Pada periode dia mencoba
untuk melakukan „revisi‟ atas karya sebelumnya dan
munculah,”Moral Stage and Moralization” (1976).
3. Periode ketiga, 1975 hingga wafatnya (1987). Kohlberg mencirikan pemikirannya pada peralihan „naturalistis‟ terhadap „tindakan moral‟dalam konteks kelompok atau „suasana moral‟ yang terlembaga.Kritiknya atas penjelasan yang sosiologis-irasional Durkheim yang kemudian ditarik kembali, secara tidak langsung dia terpengaruh atas itu, dan menjadi ilham baru atas pemikirannya mengenai „suasana moral‟. Pada periode ini Kohlberg mengeluarkan karyanya yang berjudul “The Moral Atmosphere of High School: A Comparative Study” (1984).Pada tahun 1960-1970 Kohlberg mulai melakukan pematangan atasparadigma baru di dunia psikologi yang dia cetuskan berdasarkan hasilpenelitian empirisnya bernama teori kognitif-developmental-nya. Teori kognitif-developmental menegaskan bahwa pada intinya moralitasmewakili seperangkat pertimbangan dan putusan rasional yang berlaku untuk setiap kebudayaan, yaitu prinsip kesejahteraan manusia dan prinsip keadilan. Menurut Kohlberg bahwasanya prinsip keadilan merupakan komponen pokok dalam proses perkembangan moral yang kemudian diterapkan dalam proses pendidikan moral.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Eni Muarofah -
1. Perseptif Biologis- Temperamen
Persepsi biologis dalam psikologi mencoba Menjelaskan peran faktor-faktor biologis dalam perkembangan dan sifat manusia. temperamen adalah kecenderungan alami individu untuk merespon secara konsisten terhadap situasi tertentu. ini dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis, seperti genetika dan kerja otak. Contohnya, beberapa individu mungkin memiliki temperamen yang lebih cenderung kepada ketenangan sedangkan yang lain mungkin lebih cenderung emosional.

2.Perspektif Psikoanalisis
-Teori Psikoseksual Freud : Sigmund Freud mengembangkan teori psikoseksual yang mencakup 5 tahap perkembangan seksual: oral, anal, falik, laten, dan genital. Teori ini menyatakan bahwa perkembangan individu dipengaruhi oleh perkembangan seksual mereka terpada tahap-tahap ini dan bagaimana mereka menangani konflik-konflik seksual tersebut.
-Teori Psikososial Erikson : Erik Erikson mengembangkan teori psikososial yang mengidentifikasi delapan tahap perkembangan Sepanjang Hidup individu. Setiap tahapan memiliki konflik yang harus diatasi titik contohnya, tahap pertama adalah kepercayaan vs tidak kepercayaan, di mana bayi belajar Apakah mereka dapat mempercayai dunia sekitarnya.

3.Persepektif Pembelajaran
- Teori Shinner: B. F. Skinner mengembangkan teori perilaku Operan, yang menekankan pembelajaran sebagai hasil dari konsekuensi perilaku. Dia menggunakan istilah rainforcement (penguatan ) dan punishment (hukuman) untuk menjelaskan Bagaimana perilaku dapat dipelajari dan diubah melalui konsekuensi.
-Teori watson :jhon B. Watson adalah pendiri aliran behaviorisme. Teorinya mengatakan bahwa perilaku adalah respon terhadap stimulus eksternal dan dapat dipelajari dan diprediksi dengan mengendalikan stimulus.
- Teori Bandura :Albert Bandura mengembangkan teori belajar sosial yang mengemukakan bahwa individu dapat belajar dari pengamatan dan imitasi orang lain dan faktor kognitif juga berperan dalam proses pembelajaran.

4. Perspektif Kognitif
-Teori Piaget : Jean Piaget fokus pada perkembangan kognitif anak. Ia mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif: sensori motor, Pra-Operasional, operasional konkret, dan operasional formal, yang mencakup perubahan dalam pemahaman anak tentang dunia dan cara mereka berpikir.
-Teori Vygotsky : Lev Vygotsky menekankan peran budaya dan interaksi sosial dalam perkembangan kognitif anak. Teorinya menggambarkan zona perkembangan proximal (ZPD) dan peran penting interuksi dari orang dewasa dalam membantu anak mencapai potensinya.

5. Perspektif Kontekstual - Teori Ekologi Bronfenbrenner ;
-Teori Ekologi Bronfenbrenner Mengidentifikasi lima tingkatan lingkungan yang mempengaruhi perkembangan individu: Mikrosistem (Interaksi langsung), mesosistem (interaksi antar mikrosistem), ekosistem (pengaruh tidak langsung), makrosistem (nilai dan budaya sosial), dan Kronosistem (perubahan waktu). Ini membantu memahami pengaruh beragam konteks dalam perkembangan individu.

6.Perspektif Evolusionari/sosio-Biologis -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth
- Teori Attachment dari john Bowlby dan mary Ainsworth menjelaskan pentingnya ikatan emosional antara anak dan pengasuh. Teori ini berfokus pada aspek adaptif dari ikatan tersebut, yang dapat membantu individu bertahan dan berkembang dalam lingkungan sosial.

7. Perspektif Moral -Teori Kohlberg
-Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg menggambarkan tiga tingkatan moral: Pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional. Dalam masing-masing tingkatan, individu mengalami tahapan moral yang berbeda, bergerak dari orientasi egois ke orientasi prinsip-prinsip moral yang lebih tinggi.

Setiap perspektif psikologis ini menyediakan Kerangka kerja untuk memahami aspek-aspek berbeda di perkembangan individu dan perilaku manusia dalam konteks yang berbeda.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Citra awalia Parwati -
1. Perspektif Biologis – Temperamen
Teori perkembangan biologis tentang temperamen adalah pandangan yang mengaitkan karakteristik temperamen individu dengan faktor-faktor biologis. Salah satu teori yang terkait dengan hal ini adalah teori temperamen oleh Alexander Thomas dan Stella Chess.

Teori ini menekankan bahwa temperamen memiliki akar biologis dan dapat memengaruhi bagaimana anak-anak berinteraksi dengan dunia sekitar mereka. Namun, peran pengasuhan dan lingkungan sosial juga dapat berdampak pada perkembangan temperamen anak. Teori temperamen Thomas dan Chess menjadi dasar bagi penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara faktor-faktor biologis dan perkembangan temperamen.

2. Perspektif Psikoanalisis - Teori psikoseksual dari Freud - Teori psikososial dari Erikson
Teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud
Sigmund Freud mengembangkan Teori Psikoseksual yang mengeksplorasi perkembangan individu melalui tahap-tahap psikoseksual.
Pendekatan Freud terhadap perkembangan psikoseksual menyoroti pentingnya pengalaman awal dalam membentuk kepribadian individu. Meskipun banyak aspek teorinya telah dikritik dan diperdebatkan, pendekatannya terhadap tahap-tahap perkembangan masih memengaruhi pemahaman psikologi perkembangan.

3. Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura
Perspektif pembelajaran dalam psikologi perkembangan melibatkan berbagai teori yang dikeluarkan oleh para ahli seperti B.F. Skinner, John B. Watson, dan Albert Bandura. Mereka berfokus pada pengaruh lingkungan, penghargaan, hukuman, dan interaksi sosial dalam pembentukan perkembangan anak.

Teori Skinner: B.F. Skinner mengembangkan teori pembelajaran operant yang menekankan peran penghargaan (reward) dan hukuman dalam pembentukan perilaku individu. Skinner percaya bahwa perilaku yang diperkuat akan muncul kembali, sementara perilaku yang dihukum akan menghilang. Dalam konteks psikologi perkembangan, teori Skinner menggarisbawahi peran penguatan positif dalam membentuk perilaku anak. Contohnya, memberikan pujian atau penghargaan kepada anak ketika dia melakukan perilaku yang diinginkan dapat menguatkan perilaku tersebut.

Teori Watson: John B. Watson, seorang pendukung behaviorisme, memandang perilaku sebagai respons terhadap rangsangan lingkungan. Teori Watson menekankan bahwa anak-anak belajar melalui asosiasi dan pengondisian klasik. Watson menekankan pentingnya pengalaman awal dalam membentuk kepribadian anak. Dia juga menekankan pentingnya pengendalian lingkungan untuk membentuk perilaku yang diinginkan dan menghindari perilaku yang tidak diinginkan.

Teori Bandura: Albert Bandura mengembangkan Teori Pembelajaran Sosial atau Teori Kognitif Sosial. Teori Bandura menyoroti pentingnya observasi dan model dalam pembelajaran. Dia berpendapat bahwa anak-anak belajar melalui mengamati perilaku orang lain dan meniru mereka. Konsep utama dalam teori Bandura adalah "model", yaitu individu yang berperan sebagai contoh bagi orang lain. Bandura juga memperkenalkan konsep efikasi diri (self-efficacy), yang mengacu pada keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk mengatasi tugas-tugas tertentu.

4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vigotsky
- Teori piaget
Piaget mengemukakan bahwa perkembangan kognitif anak-anak melalui empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, preoperasional, konkret operasional, dan formal operasional.
- Vygotsky menekankan peran penting interaksi sosial dan pengaruh lingkungan sosial dalam perkembangan kognitif individu. Inti dari teori Vygotsky adalah bahwa perkembangan kognitif terjadi melalui interaksi sosial, terutama dalam konteks hubungan antara anak-anak dan orang dewasa.

5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner
Urie Bronfenbrenner adalah seorang psikolog yang mengembangkan Teori Ekologi dalam pembelajaran dan perkembangan manusia. Teori ini menekankan peran penting lingkungan dalam memahami perkembangan individu.

Teori Ekologi Bronfenbrenner menggambarkan kompleksitas pengaruh lingkungan pada perkembangan individu, dan menekankan pentingnya memahami konteks sosial dan budaya dalam pemahaman tentang pembelajaran dan perkembangan manusia.


6. Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth
Teori John Bowlby dan Mary Ainsworth dalam konteks perkembangan anak adalah sering disebut sebagai Teori Kepeliharaan (Attachment Theory) dan memiliki perspektif evolusioner yang kuat.

Pendekatan evolusioner dari teori kepeliharaan ini menyoroti pentingnya attachment sebagai strategi adaptasi untuk manusia dalam konteks evolusi. Attachment membantu memastikan kelangsungan spesies manusia dengan memberikan perlindungan, dukungan emosional, dan keamanan bagi anak-anak, yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan kelangsungan hidup dan reproduksi

7. Perspektif Moral – Teori Kohlberg
Lawrence Kohlberg adalah seorang psikolog yang mengembangkan Teori Moral yang terkenal. Teori moralnya didasarkan pada perkembangan tahap-tahap moral individu sepanjang waktu. Kohlberg percaya bahwa perkembangan moral individu melewati tahap-tahap ini sepanjang hidup mereka, meskipun tidak semua individu mencapai tahap tertinggi. Teori ini membantu menjelaskan bagaimana individu berkembang dalam pemahaman dan penerapan nilai dan prinsip moral, serta bagaimana pandangan moral mereka berkembang seiring waktu.