FORUM DISKUSI

topik baru

topik baru

by Ari Sofia -
Number of replies: 34

Kita akan berdiskusi tentang Pendekatan perkembangan dalam bimbingan konseling di PAUD Yaitu:

ü Pendekatan-pendekatan perkembangan dalam bimbingan konseling di PAUD

ü Teknik–teknik dalam pelaksanaan berbagai pendekatan

ü Prinsip-prinsip bimbingan perkembangan

ü Unsur-unsur lingkungan perkembangan


In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Dwi Rahmawati -
1. Dalam konseling PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), berbagai pendekatan perkembangan digunakan untuk membantu anak-anak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mereka. Berikut ini adalah beberapa pendekatan perkembangan yang umum digunakan dalam konseling PAUD:
Pendekatan Bermain (Play-Based Approach) : Pendekatan ini menekankan pentingnya bermain dalam proses pembelajaran anak-anak. Bermain adalah cara alami bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan sosial, emosional, fisik, dan kognitif mereka. Konselor PAUD menggunakan permainan dan aktivitas bermain sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan anak-anak, mengidentifikasi masalah, dan membantu mereka mengatasi tantangan perkembangan.
Pendekatan Psikodinamik : Pendekatan ini fokus pada pemahaman terhadap perasaan, konflik, dan pengalaman masa lalu yang mungkin mempengaruhi perkembangan anak. Konselor menggunakan teknik seperti observasi, observasi, dan berbicara dengan anak-anak untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah psikodinamik yang mungkin muncul.
Pendekatan Humanistik : Pendekatan ini menekankan pentingnya penghargaan terhadap individu dan pertumbuhan pribadi. PAUD Konselor mendorong anak-anak untuk mengembangkan pemahaman diri yang lebih baik, mempromosikan rasa percaya diri, dan membantu mereka mewujudkan potensi mereka. Pendekatan ini juga mencakup pendekatan Carl Rogers yang mengutamakan penerimaan tanpa syarat dan empati.
Pendekatan Behavioral (Perilaku) : Pendekatan ini fokus pada modifikasi perilaku anak-anak dengan memberikan penghargaan positif dan mengubah pola perilaku yang tidak diinginkan. Konselor menggunakan penguatan positif untuk mendorong perilaku yang diinginkan dan mengajarkan keterampilan sosial dan emosional kepada anak-anak.
Pendekatan Kognitif : Pendekatan ini menekankan peran pemikiran dan kognisi dalam perkembangan anak. Konselor membantu anak-anak mengenali dan mengubah pola pikir yang mungkin negatif atau tidak sehat, sehingga mereka dapat mengatasi stres, kecemasan, atau masalah emosional lainnya.
Pendekatan Ekologis : Pendekatan ini mempertimbangkan pengaruh lingkungan sekitar anak, termasuk keluarga, teman sebaya, dan sekolah. Konselor bekerja sama dengan orang tua dan guru untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak.
Pendekatan Kolaboratif : Pendekatan ini melibatkan kerja sama antara konselor, orang tua, dan guru dalam mendukung perkembangan anak. Semua pihak bekerja sama untuk memahami kebutuhan anak dan menyusun strategi yang sesuai untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang.
Pendekatan-pendekatan ini dapat digunakan secara terpisah atau dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan individu anak-anak yang mendapatkan konseling PAUD. Tujuannya adalah memberikan dukungan yang efektif dalam mengatasi tantangan perkembangan mereka dan memastikan bahwa mereka memiliki fondasi yang kuat untuk tumbuh menjadi individu yang sehat dan bahagia.

2.Teknik pendekatan behavioral
Teknik pendekatan Rebt
Teknik pendekatan Gestalt
Teknik pendekatan Realitas
Teknik pendekatan CLlient centered

3. Pelaksanaan bimbingan dan konseling tentu mempunyai prinsip-prinsip yang dijadikan dasar untuk berpijak diantaranya yaitu prinsip kerahasiaan, kesukarelaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus dan tut wuri handayani (Syafaruddin, Syarqawi dan Siahaan.

4. Lingkungan perkembangan dalam konseling PAUD (Pendidikan Anak Dini) adalah faktor-faktor fisik, sosial, dan emosional yang mempengaruhi perkembangan anak-anak di lingkungan tersebut. Unsur-unsur lingkungan ini dapat sangat berpengaruh pada perkembangan anak-anak, dan penting bagi konselor PAUD untuk memahaminya. Berikut adalah beberapa unsur-unsur lingkungan perkembangan dalam konseling PAUD:
Fasilitas Fisik : Meliputi kondisi fisik ruang kelas atau PAUD, termasuk kebersihan, keamanan, ketersediaan peralatan pembelajaran, dan desain ruangan yang sesuai dengan perkembangan anak.
Interaksi Sosial : Interaksi dengan teman sebaya, guru, dan orang tua memainkan peran penting dalam perkembangan anak. Lingkungan yang mendukung interaksi positif dapat membantu anak-anak belajar berkomunikasi, berkolaborasi, dan memahami norma sosial.
Ketersediaan Sumber Daya : Sumber daya pendukung, seperti buku, mainan pendidikan, alat seni, dan peralatan pembelajaran lainnya, dapat meningkatkan peluang anak-anak untuk bereksplorasi dan belajar.
Kebijakan dan Program Sekolah : Kebijakan pendidikan PAUD yang baik, kurikulum yang sesuai, dan program pengembangan diri dapat memberikan landasan yang kuat untuk perkembangan anak.
Kualitas Guru/Konselor : Kemampuan guru dan konselor untuk memberikan dukungan, bimbingan, dan pengajaran yang berkualitas sangat penting dalam lingkungan PAUD. Guru dan konselor yang terlatih dapat membantu anak-anak mengatasi masalah perkembangan dengan lebih efektif.
Kualitas Hubungan Orang Tua-Anak : Hubungan yang baik antara orang tua dan anak sangat penting. Lingkungan di rumah yang mendukung dan penuh kasih dapat membantu anak-anak merasa aman dan dihargai, yang merupakan faktor penting dalam perkembangan mereka.
Kesehatan dan Gizi : Kesehatan fisik dan nutrisi yang memadai sangat mempengaruhi perkembangan anak-anak. Lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat dan menyediakan makanan yang baik dapat mendukung perkembangan yang optimal.
Dukungan Emosional : Anak-anak membutuhkan dukungan emosional dari orang dewasa untuk mengatasi stres, kecemasan, dan perasaan negatif lainnya. Lingkungan yang memberikan dukungan emosional yang positif akan membantu anak-anak mengatasi tantangan perkembangan.
Kepatuhan Terhadap Standar Etika : Etika dan norma-norma yang baik dalam lingkungan PAUD sangatlah penting. Hal ini mencakup kebijakan privasi, perlindungan anak-anak dari segala bentuk refleksi, dan penghormatan terhadap keberagaman budaya dan latar belakang anak-anak.
Fasilitas Penilaian : Lingkungan PAUD harus menyediakan fasilitas untuk menilai perkembangan anak secara berkala. Ini membantu mengidentifikasi masalah perkembangan dan merancang intervensi yang sesuai.
Semua unsur-unsur ini saling terkait dan berkontribusi pada perkembangan anak-anak di lingkungan PAUD. Konselor PAUD, bersama dengan guru dan orang tua, memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak-anak secara optimal.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Nur Thaharah -
Dalam bimbingan konseling di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), terdapat beberapa pendekatan perkembangan yang dapat digunakan untuk membantu anak-anak dalam proses perkembangan mereka. Berikut adalah beberapa pendekatan utama:

1. **Pendekatan Perkembangan Piagetian**: Pendekatan ini berfokus pada teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget. Dalam konteks PAUD, konselor dapat menggunakan pendekatan ini untuk memahami tahap perkembangan kognitif anak-anak dan merancang aktivitas yang sesuai dengan tingkat perkembangan mereka.

2. **Pendekatan Perkembangan Eriksonian**: Teori perkembangan psikososial Erik Erikson dapat digunakan untuk memahami konflik perkembangan yang muncul pada berbagai tahap usia. Konselor dapat membantu anak-anak mengatasi konflik ini dan mengembangkan identitas dan kompetensi positif.

3. **Pendekatan Perkembangan Bahasa**: Dalam PAUD, pengembangan bahasa adalah aspek penting. Konselor dapat bekerja dengan anak-anak untuk memperkaya kosakata, meningkatkan keterampilan berbicara, dan memfasilitasi komunikasi yang efektif.

4. **Pendekatan Perkembangan Sosial-Emosional**: Perkembangan sosial dan emosional anak-anak juga sangat penting. Konselor dapat membantu anak-anak belajar mengenali emosi mereka, mengembangkan keterampilan sosial seperti berbagi dan bekerja sama, serta memahami konflik dan cara penyelesaiannya.

5. **Pendekatan Perkembangan Motorik**: Keterampilan motorik kasar dan halus berkembang dengan cepat pada anak-anak PAUD. Konselor dapat mengintegrasikan aktivitas fisik yang sesuai dengan tahap perkembangan anak-anak untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan motorik.

6. **Pendekatan Perkembangan Seni dan Kreativitas**: Menggunakan seni dan aktivitas kreatif dapat membantu anak-anak berekspresi, berkreasi, dan mengembangkan imajinasi mereka. Konselor dapat memasukkan elemen-elemen seni dan kreativitas dalam sesi konseling.

7. **Pendekatan Bermain**: Bermain adalah cara utama anak-anak belajar dan berekspresi. Konselor dapat menggunakan permainan sebagai alat untuk mengajarkan konsep, mengatasi masalah, dan memfasilitasi perkembangan anak-anak.

Penting untuk diingat bahwa pendekatan ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan individu setiap anak. Konselor di PAUD harus peka terhadap perkembangan anak-anak dan fleksibel dalam memilih pendekatan yang paling sesuai untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang secara optimal.

Dalam pelaksanaan berbagai pendekatan dalam bimbingan konseling PAUD, seorang konselor perlu menggunakan beragam teknik untuk membantu anak-anak dalam pemahaman diri, pengembangan keterampilan sosial, dan penyelesaian masalah. Berikut adalah beberapa teknik yang dapat digunakan:

1. **Pendekatan Perkembangan Piagetian**:
- **Simulasi Kognitif**: Menggunakan permainan atau permasalahan yang menguji pemikiran logis anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
- **Konseling Berbasis Pertanyaan**: Bertanya pada anak untuk merangsang pemikiran kritis dan memahami cara mereka memandang dunia.

2. **Pendekatan Perkembangan Eriksonian**:
- **Percakapan Identitas**: Berbicara dengan anak-anak tentang peran mereka dalam keluarga, sekolah, atau komunitas untuk membantu mereka mengembangkan pemahaman identitas.
- **Role-Playing**: Memainkan peran untuk membantu anak-anak mengatasi konflik sosial dan mengembangkan keterampilan empati.

3. **Pendekatan Perkembangan Bahasa**:
- **Terapi Bicara**: Mendorong anak-anak untuk berbicara tentang perasaan mereka dan mengungkapkan diri dengan kata-kata.
- **Permainan Kata**: Menggunakan permainan kata atau teka-teki yang membantu meningkatkan keterampilan berbahasa.

4. **Pendekatan Perkembangan Sosial-Emosional**:
- **Mengidentifikasi Emosi**: Membantu anak-anak mengenali dan mengungkapkan emosi mereka, sering dengan menggunakan kartu emosi atau aktivitas berbasis emosi.
- **Pendekatan Pemecahan Konflik**: Mengajarkan cara mengatasi konflik dan berkomunikasi dengan teman sebaya secara positif.

5. **Pendekatan Perkembangan Motorik**:
- **Aktivitas Fisik**: Melibatkan anak-anak dalam berbagai aktivitas fisik yang membantu pengembangan keterampilan motorik kasar dan halus, seperti bermain permainan lompat tali atau melukis.

6. **Pendekatan Perkembangan Seni dan Kreativitas**:
- **Seni Terapi**: Menggunakan seni sebagai alat untuk anak-anak mengungkapkan diri dan meredakan stres atau kecemasan.
- **Menggambar atau Seni Ekspresif**: Mendorong anak-anak untuk menggambar atau membuat seni yang mencerminkan perasaan mereka.

7. **Pendekatan Bermain**:
- **Permainan Kolaboratif**: Menggunakan permainan yang mempromosikan kerjasama dan komunikasi antara anak-anak.
- **Bermain Peran**: Bermain peran untuk membantu anak-anak mengembangkan pemecahan masalah dan keterampilan sosial.

Konselor PAUD perlu memilih teknik yang paling sesuai dengan kebutuhan anak dan tujuan konseling. Penting juga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung di mana anak-anak merasa aman untuk berbicara dan berpartisipasi dalam aktivitas, sehingga mereka dapat mengambil manfaat maksimal dari bimbingan konseling.

Prinsip-prinsip bimbingan perkembangan konseling dalam PAUD, based on the search results, are:

1. Bimbingan merupakan bagian penting dari proses pendidikan
2. Bimbingan diberikan pada semua anak dan bukan hanya untuk anak yang menghadapi masalah
3. Bimbingan harus berpusat pada anak yang dibimbing
4. Bimbingan merupakan proses yang menyatu dalam semua kegiatan pendidikan
5. Kegiatan bimbingan mencakup seluruh kemampuan perkembangan anak yang meliputi kemampuan fisik, motorik, kecerdasan sosial maupun emosional
6. Bimbingan dilakukan seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki guru sebagai pelaksana bimbingan, jika ada masalah maka guru pembimbing harus mengkonsultasikan kepada kepala sekolah
7. Bimbingan harus diberikan secara berkelanjutan

Prinsip-prinsip tersebut menekankan pentingnya bimbingan dan konseling dalam proses pendidikan, perlunya fokus pada semua anak, dan pentingnya bimbingan dan konseling yang berkesinambungan. Prinsip-prinsip tersebut juga menyoroti perlunya menyesuaikan bimbingan dan konseling untuk masing-masing anak dan untuk melibatkan administrasi sekolah dan para ahli bila diperlukan.

Dalam bimbingan konseling di PAUD, unsur-unsur lingkungan perkembangan memegang peran penting dalam menentukan keberhasilan kegiatan bimbingan[1][5]. Menurut Kartadinata, dkk. (1998), unsur-unsur lingkungan perkembangan ini mencakup unsur-unsur sebagai berikut:

1. Unsur peluang: berkaitan dengan topik yang disajikan yang memungkinkan anak mempelajari perilaku-perilaku baru.
2. Unsur pendukung: berkaitan dengan proses pengembangan interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Unsur pendukung ini berkaitan dengan upaya guru dalam pengembangan (a) relasi jaringan kerja yang dapat menyentuh anak dan memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan; dan (b) keterlibatan seluruh anak di dalam proses interaksi.
3. Unsur penghambat: berkaitan dengan faktor-faktor yang menghambat perkembangan anak, seperti lingkungan yang tidak mendukung, kurangnya perhatian orang tua, dan sebagainya.

Dalam bimbingan konseling di PAUD, guru harus memperhatikan unsur-unsur lingkungan perkembangan ini agar dapat membantu anak dalam mengembangkan potensi dan memfasilitasi kebutuhan
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Jestri Paskah Sehat Br Haloho -
1. Pendekatan pendekatan perkembangan dalam BK di PAUD
Jawab:
a. Pendekatan krisis/kuratif, suatu pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah. Bertujuan membantu mengatasi krisis atau masalah-masalah yang dialami individu. Dalam pendekatan ini pembimbing tampak lebih pasif karena menunggu anak yang datang, selanjutnya pembimbing memberikan bantuan dengan masalah yang dihadapi dan dirasakan anak.
Kedua
b. Pendekatan Remedial/perbaikan. Pendekatan ini merupakan pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada seorang individu yang mengalami kelemahan atau kekurangan selanjutnya berupaya memperbaiki. Pendekatan remedial banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi behavioristik.

c. Pendekatan preventif
di arahkan kepada antisipasi masalah-masalah umum anak dan mencegah jangan sampai masalah tersebut menimpa. Pembimbing memberikan beberapa upaya berupa informasi dan keterampilanuntuk mencegah munculnya masalah.

2. Teknik–teknik dalam pelaksanaan berbagai pendekatan
Jawab:
a. Mengajar
b. Pemberian informasi.
c. Bermain peran.
d. Melatih.
e. Tutorial.
f. Konseling.

3. Prinsip-prinsip bimbingan perkembangan
Jawab.
a. Bimbingan dan konseling dibutuhkan oleh semua anak.
b. Perkembangan berfokus dalam mengembangkan kegiatan belajar anak.
c. Guru pendamping merupakan fungsionaris bersama dalam program bimbingan perkembangan.
d. Kurikulum yang terencana dan terorganisasi merupakan komponen penting dlm bimbingan perkembangan.
e. Bimbingan perkembangan memperhatikan aspek perkembangan penerimaan diri, pemahaman diri dan pengayaan diri anak.
f. Bimbingan dan konseling perkembangan membantu mendorong proses tumbuh kembang anak.
g. Bimbingan perkembangan mengakui perkmbangan yang terarah daripada akhir perkembangan yang definitif.
h. Bimbingan perkembangan sebagai kegiatan yang berorientasi pada tim.

4. Unsur-unsur lingkungan perkembangan
Jawab.
a. Unsur peluang.
b. Unsur pendukung.
c. Unsur penghargaan.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Rakhma Al-awwabin Hamid -
-Dalam bimbingan terdapat tiga pendekatan perkembangan (Ihsan, 2003 : 27 - 28). Pertama, pendekatan krisis. Atau pendekatan kuratif, yaitu suatu pendekatan bimbingan yang diarahkan pada individu yang mengalai krisis atau masalah. Pendekatan ini cenderung pasif, karena anaklah yang menuju si pembimbing. Kedua, pendekatan remedial. Pendekatan ini merupakan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kelemahan atau halangan. Tujuan pendekatan ini adalah membantu memperbaiki kelemahan yang dialami individu. Dalam pendekatan ini, pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan-kelemahan individu selanjutnya berupaya memperbaiki. Ketiga, pendekatan preventif. Pendekatan yang diarahkan kepada antisipasi masalah-masalah umum individu dan mencegah jangan sampai masalah tersebut terjadi. Pembimbing memberikan beberapa upaya berupa informasi dan keterampilan untuk mencegah munculnya masalah. Pendekatan ini banyak menggunakan teknik dan sedikit konsep.Pendekatan yang lebih mutakhir dan lebih proaktif dibandingkan dengan ketiga pendekatan sebelumnya adalah pendekatan perkembangan.

-teknik yang digunakan dalam pendekatan ini seperti mengajar, bertukar informasi, berdiskusi, bermain peran, melatih, tutorial dan konseling. Dilihat dari sisi orientasi, pedekatan perkembangan menekankan pada pengembangan potensi dan kekuatan yang ada pada individu secara optimal. Dalam pendekatan ini, layanan bimbingan diberikan kepada semua individu, bukan hanya pada individu yang mengalami masalah. Bimbingan dilaksanakan secara individual, kelompok, bahkan klasikal melalui pemberian informasi, diskusi, proses kelompok, penyaluran bakat dan minat.

-Prinsip-prinsip pendekatan perkembangan
Murro dan Kottman (1995) memaparkan tentang prinsip-prinsip dalam pendekatan bimbingan perkembangan untuk anak usia dini sebagai berikut.
1. Bimbingan dan Konseling Dibutuhkan oleh Semua Anak.
Prinsip ini menekankan tentang pentingnya pelayanan bimbingan bagi semua anak.
2. Bimbingan dan Konseling Perkembangan Berfokus dalam Mengembangkan Kegiatan Belajar Anak
Proses bimbingan tidak terlepas dari proses pembelajaran secara keseluruhan, dengan kata lain bimbingan dan pembelajaran merupakan suatu proses belajar efektif bagi anak.
3. Guru / Pendamping merupakan Fungsionaris Bersama dalam Program Bimbingan Perkembangan
Guru memiliki peran strategis dalam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi anak dan menciptakan iklim yang sehat dalam menunjang proses belajar dan pekembangan yang terjadi.
4. Kurikulum yang Terencana dan Teroganisir merupakan Komponen Penting dalam Bimbingan Perkembangan
Dalam pengembangan program bimbingan harus direncanakan dengan baik dan terorganisasi.
5. Bimbingan Perkembangan Memperhatikan Aspek Perkembangan Penerimaan Diri, Pemahaman Diri, dan Pengayaan Diri Anak
Bimbingan perkembangan turut membantu anak dalam memahami diri anak secara utuh dan menerima kelemahan dan kelebihan diri.
6. Bimbingan dan Konseling Perkembangan Membantu Mendorong Proses Tumbuh Kembang Anak
7. Bimbingan Perkembangan Mengakui Perkembangan yang Terarah daripada Akhir Perkembangan yang Definitif
8. Bimbingan Perkembangan sebagai Kegiatan yang Berorientasi pada Tim, Seyogianya Dilaksanakann oleh Tenaga Ahli (Konselor) yang Profesional
9. Bimbingan Perkembangan Peduli dengan Identifikasi Awal akan Kebutuhan-kebutuhan Khusus Anak
10. Bimbingan Perkembangan Peduli dengan Penerapan Aspek-aspek Psikologi
11. Bimbingan Perkembangan Memiliki Kerangka Dasar yang Berlandaskan pada Kajian tentang Psikologi Perkembangan dan Teori Belajar
12. Bimbingan Perkembangan Mempunyai Sifat Berurutan dan Fleksibel.

-Unsur-unsur lingkungan perkembangan
Penentu keberhasilan kegiatan bimbingan perkembangan salah satunya adalah aspek lingkungan. Menurut Kartadinata, dkk. (1998) yang mencakup unsur-unsur lingkungan perkembangan adalah sebagai berikut.
1. Unsur peluang
Unsur ini berkaitan dengan topik yang disajikan yang memungkinkan anak mempelajari perilaku-perilaku baru.
2. Unsur pendukung
Unsur ini berkaitan dengan proses pengembangann interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
3. Unsur penghargaan
Esensi unsur ini terletak pada penilaian dan pemberian balikan yang dapat memperkuat pembentukan perilaku baru.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Ika Elyza -
1. Pendekatan dalam konseling konseling di PAUD (Pendidikan Usia Anak Dini) dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

•Pendekatan Krisis/Kuratif :
Deskripsi : Pendekatan ini fokus pada penanganan masalah dan krisis yang muncul pada anak-anak PAUD. Tujuannya adalah mengatasi masalah yang ada dan membantu anak mengatasi stres atau kesulitan yang sedang dihadapi.
Contoh Aplikasi : Ketika seorang anak mengalami perasaan cemas yang mendalam atau berperilaku agresif di sekolah, konselor akan memberikan bimbingan dan dukungan langsung untuk mengatasi masalah tersebut. Terapi individu atau kelompok dapat digunakan untuk membantu anak menangani krisis tersebut.

•Pendekatan Remedial :
Deskripsi : Pendekatan ini fokus pada upaya untuk memperbaiki atau mengkoreksi masalah perkembangan yang telah teridentifikasi pada anak-anak. Tujuannya adalah membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang diharapkan untuk usia mereka.
Contoh Aplikasi : Jika seorang anak mengalami kesulitan dalam berbicara atau berinteraksi sosial, konselor dapat merancang program terapi bahasa atau keterampilan sosial yang khusus untuk membantu anak mengatasi kelemahan tersebut.

•Pendekatan Pencegahan :
Deskripsi : Pendekatan ini fokus pada pencegahan masalah perkembangan sebelum masalah tersebut muncul. Tujuannya adalah mengidentifikasi potensi masalah perkembangan sejak dini dan mengambil tindakan yang sesuai untuk mencegahnya.
Contoh Aplikasi : Konselor dapat memberikan pelatihan kepada guru dan orang tua tentang tanda-tanda awal masalah perkembangan pada anak-anak PAUD dan bagaimana mengatasi mereka sebelum masalah tersebut menjadi lebih serius. Hal ini dapat mencakup pelatihan dalam observasi anak dan metode pengajaran yang sesuai untuk usia tersebut.

•Pendekatan Perkembangan :
Deskripsi : Pendekatan perkembangan dalam konseling PAUD adalah pendekatan yang fokus pada dukungan dan fasilitasi perkembangan alami anak-anak. Ini mencakup memberikan kesempatan untuk bermain, belajar, dan eksplorasi yang mendukung perkembangan fisik, emosional, sosial, dan kognitif anak.
Contoh Aplikasi : Konselor PAUD dapat merancang aktivitas bermain yang didasarkan pada tahap perkembangan anak-anak. Ini dapat mencakup permainan yang meningkatkan keterampilan sosial, kreativitas, atau motorik halus, sesuai dengan tahap perkembangan mereka.
Setiap pendekatan memiliki peran dan tujuan yang berbeda dalam konteks bimbingan konseling di PAUD. Pendekatan yang dipilih akan bergantung pada situasi, masalah yang dihadapi anak, dan tujuan perkembangan yang ingin dicapai. Konselor PAUD sering menggunakan berbagai pendekatan sesuai dengan kebutuhan individu

2. Dalam pendekatan perkembangan, konselor atau pendidik di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) menggunakan berbagai teknik untuk membantu anak-anak mengembangkan potensi mereka secara holistik. Berikut adalah penjelasan tentang beberapa teknik yang digunakan dalam pendekatan perkembangan:

•Mengajar :
Deskripsi : Teknik mengajar melibatkan proses penyampaian informasi dan pengetahuan kepada anak-anak. Hal ini dapat dilakukan melalui ceramah, presentasi visual, atau pengajaran langsung.
Contoh Aplikasi : Seorang pendidik di PAUD dapat mengajar anak-anak tentang konsep-konsep dasar seperti bentuk, warna, angka, atau huruf dengan menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan usia mereka.

•Pemberian Informasi :
Deskripsi : Pemberian informasi melibatkan pemberian penjelasan atau informasi kepada anak-anak tentang suatu topik atau konsep tertentu. Ini bisa dalam bentuk cerita, gambar, atau percakapan.
Contoh Aplikasi : Seorang konselor PAUD dapat memberikan informasi kepada anak tentang cara menjaga kebersihan diri, pentingnya berbagi, atau cara berbicara dengan sopan.

•Bermain Peran :
Deskripsi : Teknik bermain peran yang melibatkan anak-anak dalam situasi peran tertentu yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan sosial, emosional, atau kognitif mereka. Anak-anak berpura-pura menjadi karakter atau mengambil peran dalam situasi tertentu.
Contoh Aplikasi : Anak-anak dapat diminta bermain peran sebagai guru, dokter, atau anggota keluarga dalam permainan peran yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan berbicara, berinteraksi sosial, atau memecahkan masalah.

•Melatih :
Deskripsi : Teknik pelatihan melibatkan perluasan dan latihan dalam pengembangan keterampilan tertentu. Anak-anak melakukan aktivitas berulang kali untuk memperbaiki dan memperkuat keterampilan tersebut.
Contoh Aplikasi : Dalam melatih keterampilan motorik halus, anak-anak dapat diberikan latihan yang melibatkan pemotongan, melipat, atau menyebarkan bahan-bahan seperti kertas atau kain.

•Tutorial :
Deskripsi : Tutorial melibatkan pembimbingan individu atau kelompok kecil untuk memberikan panduan dan dukungan ekstra dalam belajar atau mengatasi masalah. Tutorial sering digunakan untuk membantu anak-anak yang menghadapi kesulitan khusus.
Contoh Aplikasi : Seorang pendidik PAUD dapat memberikan tutorial ekstra kepada seorang anak yang mengalami kesulitan dalam membaca atau menulis, memberikan panduan tambahan untuk membantu anak tersebut memahami konsep-konsep tersebut.

•Konseling :
Deskripsi : Konseling melibatkan interaksi antara konselor dan anak untuk membantu anak mengatasi masalah emosional, sosial, atau perkembangan. Ini adalah proses mendengarkan, mendukung, dan memberikan panduan kepada anak.
Contoh Aplikasi : Seorang konselor PAUD dapat bertemu dengan seorang anak yang mengalami perasaan cemas atau masalah perilaku, memberikan dukungan emosional, dan membantu anak mengidentifikasi strategi untuk mengatasi masalah tersebut.
Setiap teknik ini memiliki peran khusus dalam mendukung perkembangan anak-anak di PAUD. Kombinasi teknik-teknik ini dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang bervariasi dan menarik bagi anak-anak, sesuai dengan kebutuhan perkembangan mereka.

3. Prinsip-prinsip bimbingan perkembangan dalam konseling PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) mirip dengan prinsip-prinsip dalam bimbingan perkembangan secara umum, tetapi diadaptasi khusus untuk anak-anak dalam usia dini. Berikut adalah beberapa prinsip penting dalam bimbingan perkembangan konseling PAUD:

•Prinsip Individualitas :
Setiap anak adalah individu yang unik dengan kebutuhan, minat, dan perkembangan yang berbeda-beda. Konselor harus memahami dan menghormati perbedaan ini, serta merancang bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.

•Prinsip Keterpaduan :
Anak-anak dalam usia dini mengalami perkembangan dalam berbagai aspek, termasuk fisik, emosional, sosial, dan kognitif. Bimbingan perkembangan harus mempertimbangkan keseluruhan perkembangan anak, bukan hanya satu aspek saja.

•Prinsip Penerimaan Tanpa Syarat : Konselor PAUD harus menciptakan lingkungan yang penuh pengertian, hangat, dan penerimaan terhadap anak-anak. Anak-anak harus merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan dan pengalaman mereka tanpa rasa takut dihakimi.

•Prinsip Bermain :
Bermain adalah cara utama anak-anak belajar dan mengembangkan keterampilan mereka. Bimbingan perkembangan dalam konseling PAUD sering menggunakan permainan dan aktivitas bermain sebagai alat untuk membantu anak-anak memahami dan mengatasi masalah perkembangan.

•Prinsip Keterlibatan Aktif :
Anak-anak harus diberikan kesempatan untuk aktif dalam proses konseling. Ini termasuk mengungkapkan pendapat, mengajukan pertanyaan, dan mengidentifikasi solusi atas masalah mereka sendiri.

•Prinsip Kerahasiaan dan Etika :
Prinsip ini berlaku untuk menjaga kerahasiaan segala informasi yang diperoleh anak-anak selama sesi konseling. Konselor harus mengikuti etika profesional yang ketat dalam menjaga privasi anak-anak.

•Prinsip Pemahaman Perkembangan : Konselor harus memahami tahap-tahap perkembangan anak-anak dalam usia dini. Ini membantu mereka menyesuaikan pendekatan konseling sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

•Prinsip Inklusi dan Keanekaragaman : PAUD anak dapat berasal dari berbagai latar belakang budaya, agama, dan keadaan keluarga. Konselor harus menghormati keanekaragaman ini dan memahami cara berkomunikasi dan memberikan dukungan yang sesuai.

•Prinsip Kolaborasi dengan Orang Tua : Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak-anak PAUD. Konselor harus berkolaborasi dengan orang tua untuk mendukung perkembangan anak dan membantu mengatasi masalah perkembangan jika ada.

•Prinsip Penggunaan Media dan Teknologi yang Sesuai :
Dalam era digital, penting untuk mempertimbangkan penggunaan media dan teknologi yang sesuai dengan usia anak-anak. Konselor PAUD harus memberikan panduan kepada anak-anak dan orang tua tentang penggunaan yang sehat dan edukatif.

Prinsip-prinsip ini membantu menciptakan lingkungan konseling PAUD yang mendukung perkembangan anak-anak dalam usia dini dengan cara yang holistik, penuh pengertian, dan fokus pada kebutuhan individu.

4. Unsur-unsur lingkungan perkembangan adalah faktor-faktor dalam lingkungan anak yang dapat memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan mereka. Dalam konteks perkembangan anak, unsur-unsur ini memiliki peran penting dalam membentuk pengalaman dan perkembangan anak. Tiga unsur penting dalam lingkungan perkembangan adalah:

•Unsur Peluang:
Deskripsi: Unsur peluang mencakup kesempatan yang diberikan kepada anak untuk belajar, tumbuh, dan berkembang. Ini termasuk semua aktivitas, pengalaman, dan interaksi yang tersedia bagi anak dalam lingkungan mereka.
Contoh Aplikasi: Anak-anak memiliki peluang untuk belajar berbicara dan berinteraksi dengan teman sebaya ketika mereka bermain bersama di taman bermain. Mereka juga memiliki peluang untuk mengembangkan keterampilan motorik kasar ketika mereka bermain di halaman belakang yang luas.

•Unsur Pendukung:
Deskripsi: Unsur pendukung adalah faktor-faktor dalam lingkungan yang menyediakan dukungan, struktur, dan bimbingan kepada anak. Ini termasuk peran orang tua, guru, konselor, dan anggota keluarga lainnya yang memberikan bantuan dalam perkembangan anak.
Contoh Aplikasi: Orang tua yang memberikan dukungan emosional, perhatian, dan bimbingan kepada anak dalam belajar membaca adalah unsur pendukung yang penting dalam perkembangan literasi anak.

•Unsur Penghargaan:
Deskripsi: Unsur penghargaan mencakup respons positif dan penghargaan yang diberikan kepada anak sebagai akibat dari perilaku atau pencapaian tertentu. Penghargaan ini dapat berupa pujian, pemberian penghargaan, atau bentuk-bentuk pengakuan positif lainnya.
Contoh Aplikasi: Ketika seorang anak berhasil menyelesaikan puzzle yang sulit, orang tua atau guru memberikan pujian dan penghargaan kepada anak sebagai pengakuan atas usaha dan pencapaian mereka.
Hal ini memperkuat perilaku positif dan motivasi anak untuk belajar dan mencoba hal-hal baru.
Unsur-unsur ini bekerja bersama-sama dalam lingkungan perkembangan anak untuk membentuk pengalaman mereka dan memengaruhi perkembangan mereka dalam berbagai aspek, seperti fisik, sosial, emosional, dan kognitif. Lingkungan yang menyediakan peluang yang baik, dukungan yang memadai, dan penghargaan yang tepat dapat membantu anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Sebaliknya, kurangnya unsur-unsur ini dalam lingkungan anak dapat menghambat perkembangan mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua, guru, dan konselor untuk memahami peran unsur-unsur lingkungan dalam perkembangan anak dan berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Septiana Saragih -
1. Pendekatan-pendekatan perkembangan dalam bimbingan konseling di PAUD.
Dalam bidang pendidikan anak usia dini dan bimbingan konseling (PAUD), terdapat beberapa pendekatan konseling bimbingan perkembangan. Pendekatan-pendekatan ini dirancang untuk mendukung perkembangan holistik anak-anak dan memberikan layanan bimbingan dan konseling yang tepat.
Berikut beberapa pendekatan yang umum digunakan di PAUD:
1. Pendekatan Perkembangan: Pendekatan ini berfokus pada pemahaman kebutuhan dan tahapan perkembangan unik anak kecil. Hal ini melibatkan perancangan program bimbingan dan konseling yang disesuaikan dengan tonggak perkembangan spesifik dan tantangan yang dihadapi anak-anak di PAUD. Konselor atau pendidik memperhitungkan aspek perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional untuk memberikan dukungan dan intervensi yang tepat.
2. Pendekatan Berbasis Bermain: Bermain adalah aspek fundamental dalam perkembangan anak usia dini. Pendekatan ini memanfaatkan permainan sebagai media bimbingan dan konseling. Melalui bermain, anak dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalamannya. Konselor atau pendidik menggunakan aktivitas dan materi bermain untuk melibatkan anak-anak dalam sesi terapeutik atau eksplorasi, sehingga memungkinkan mereka mengekspresikan diri dan mengatasi masalah atau kekhawatiran apa pun yang mungkin mereka miliki.
3. Pendekatan yang Berpusat pada Anak:
Pendekatan ini menekankan pada partisipasi aktif dan keterlibatan anak dalam proses bimbingan dan konseling. Konselor atau pendidik menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung dimana anak dapat bebas berekspresi dan menentukan pilihan. Fokusnya adalah memberdayakan anak untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, kesadaran diri, dan pengaturan diri.
4. Pendekatan Holistik:
Pendekatan holistik mengakui bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk dimensi fisik, kognitif, sosial, emosional, dan spiritual. Pendekatan ini mengintegrasikan dimensi-dimensi tersebut ke dalam proses bimbingan dan konseling, dengan mempertimbangkan anak secara keseluruhan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan perkembangan anak di PAUD secara keseluruhan.
5. Pendekatan Kolaboratif:
Kolaborasi sangat penting dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling yang efektif di PAUD. Pendekatan ini melibatkan kerja sama yang erat dengan orang tua, guru, dan profesional lainnya untuk menciptakan sistem dukungan yang komprehensif bagi anak-anak. Hal ini mendorong komunikasi terbuka, pengambilan keputusan bersama, dan upaya terkoordinasi untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dan mendorong perkembangan mereka.

2. Teknik-teknik dalam pelaksanaan berbagai pendekatan .
- Teknik Penghitungan Beban Kerja: Teknik ini digunakan dalam analisis beban kerja untuk membandingkan bobot/beban kerja dengan norma waktu dan volume kerja. Dalam teknik ini, target beban kerja ditentukan berdasarkan rencana kerja atau sasaran yang harus dicapai oleh setiap jabatan. Volume kerja dapat diperoleh dari data pada setiap unit kerja, sedangkan norma waktu mungkin belum banyak diperoleh sehingga tidak dapat dijadikan faktor tetap.
- Teknik Pembelajaran Berdiferensiasi: Teknik ini digunakan dalam pembelajaran untuk mengakomodasi perbedaan kemampuan peserta didik. Guru menggunakan diferensiasi konten dan berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa. Dalam teknik ini, tujuan pembelajaran tetap sama meskipun bahan ajar, penilaian, dan metode penyampaiannya dapat berbeda.
- Teknik Pendekatan STEM dalam Pembelajaran: Teknik ini digunakan dalam pembelajaran untuk mengintegrasikan konsep, prinsip, dan teknik dari sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM). Pendekatan ini memberikan peluang bagi peserta didik untuk mempelajari konsep-konsep tersebut melalui pengalaman nyata dan aplikasi praktis.
- Teknik Pendekatan Harga Pasar (Market Approach) dalam Penilaian Properti: Teknik ini digunakan dalam penilaian properti untuk menentukan nilai wajar berdasarkan harga pasar properti serupa yang telah terjual atau disewakan di pasar. Penilai atau tim penilai memilih pendekatan ini berdasarkan objek penilaian yang akan dinilai dan karakteristiknya.
- Teknik Pendekatan Service Oriented Architecture (SOA) dalam Pelaksanaan: Teknik ini digunakan dalam pelaksanaan sistem informasi untuk menghubungkan berbagai aplikasi dan proses bisnis dalam lingkungan yang terpadu. Pendekatan ini memanfaatkan arsitektur berorientasi layanan (SOA) untuk membangun sistem informasi yang fleksibel dan mudah diintegrasikan.
- Teknik Perencanaan Strategis Sistem Informasi: Teknik ini digunakan dalam perencanaan strategis sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) untuk menyelaraskan strategi SI/TI dengan strategi bisnis. Teknik ini melibatkan identifikasi portofolio aplikasi SI berbasis komputer, analisis pengaruh SI/TI terhadap kinerja bisnis, dan pengembangan kerangka kerja strategis.
- Teknik Strategi Komunikasi: Teknik ini digunakan dalam perencanaan dan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan komunikasi. Teknik ini mencakup berbagai pendekatan dan taktik komunikasi yang dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu. Beberapa teknik yang dapat digunakan termasuk teknik informatif, persuasif, partisipatif, dan interaktif.
- Teknik Gestalt dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling: Teknik ini digunakan dalam bimbingan konseling untuk membantu konseli/siswa memahami dan menghadapi masalah atau tantangan dalam kehidupan mereka. Beberapa teknik yang digunakan dalam pendekatan Gestalt meliputi permainan dialog, latihan tanggung jawab, dan bermain proyeksi.
- Teknik Forcasting dalam Perencanaan SDM: Teknik ini digunakan dalam perencanaan sumber daya manusia (SDM) untuk memprediksi kebutuhan dan perubahan dalam tenaga kerja. Beberapa teknik forcasting yang dapat digunakan termasuk analisis tren, analisis regresi, dan survei kebutuhan tenaga kerja.

3.Prinsip-prinsip bimbingan perkembangan.
Prinsip-prinsip bimbingan perkembangan adalah dasar atau panduan yang digunakan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada individu dalam proses perkembangan mereka.
Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip bimbingan perkembangan yang umumnya diterapkan:
1. Individualitas: Prinsip ini menekankan bahwa setiap individu memiliki karakteristik, kebutuhan, dan potensi yang unik. Dalam bimbingan perkembangan, perhatian harus diberikan pada individu secara spesifik dan mengakui perbedaan-perbedaan individu.
2. Keterpaduan: Prinsip ini menunjukkan bahwa perkembangan individu tidak terlepas dari konteks sosial, lingkungan, dan budaya yang melingkupinya. Oleh karena itu, dalam bimbingan perkembangan, penting untuk memperhatikan dan memahami pengaruh lingkungan dalam proses perkembangan individu.
3. Kemandirian: Prinsip ini mengacu pada upaya untuk membantu individu menjadi lebih mandiri dalam mengatasi masalah dan mengambil keputusan. Bimbingan perkembangan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan individu agar dapat menghadapi tantangan dan mengambil tanggung jawab dalam kehidupan mereka.
4. Kesukarelaan: Prinsip ini menegaskan bahwa bimbingan perkembangan harus dilakukan secara sukarela dan dengan persetujuan individu yang dibimbing. Individu harus memiliki kebebasan untuk memilih dan terlibat dalam proses bimbingan perkembangan.
5. Kerahasiaan: Prinsip ini menekankan pentingnya menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan oleh individu dalam proses bimbingan perkembangan. Konselor harus menjaga kerahasiaan dan privasi individu kecuali ada indikasi untuk melibatkan pihak lain dalam situasi yang mengancam keselamatan individu.
6. Keterbukaan: Prinsip ini mengacu pada pentingnya individu untuk terbuka dan jujur dalam memberikan informasi kepada konselor. Keterbukaan individu memungkinkan konselor memahami lebih baik kebutuhan dan masalah yang dihadapi individu.
7. Kekinian: Prinsip ini menekankan pentingnya bimbingan perkembangan yang relevan dengan kondisi dan perubahan zaman. Konselor harus mengikuti perkembangan terkini dalam bidang bimbingan perkembangan dan mengadaptasi metode dan strategi yang sesuai.
8. Kedinamisan: Prinsip ini menekankan bahwa perkembangan individu adalah proses dinamis yang terus berubah seiring waktu. Bimbingan perkembangan harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan individu.

4.Unsur-unsur lingkungan perkembangan.
Berikut beberapa contoh elemen atau komponen lingkungan perkembangan:
- Unsur-unsur pengendalian internal (Elemen pengendalian internal): Ini adalah faktor-faktor yang berkontribusi terhadap sistem pengendalian internal dalam suatu organisasi. Mereka melibatkan tindakan dan aktivitas berkelanjutan yang dilakukan oleh pemimpin dan karyawan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Unsur-unsur tersebut saling berhubungan erat dan mengandalkan komitmen dan kolaborasi seluruh karyawan untuk menciptakan lingkungan pengendalian yang kondusif.
- Unsur-unsur lingkungan hidup (Unsur-unsur lingkungan hidup): Dalam konteks ilmu lingkungan hidup, unsur-unsur tersebut mengacu pada komponen-komponen penyusun lingkungan hidup. Ini mencakup faktor hidup (biotik) dan tak hidup (abiotik). Beberapa contoh unsur abiotik adalah udara, air, sinar matahari, suhu, dan tanah. Unsur biotik meliputi manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme.
- Unsur-unsur berupa kemanusiaan (Unsur Manusia): Inilah faktor-faktor yang berhubungan dengan manusia yang dapat mempengaruhi perkembangan anak usia dini. Hal ini dapat mencakup lingkungan keluarga, interaksi sosial, hubungan, dan peran pengasuh dalam pengasuhan anak. Keluarga memainkan peran penting dalam perkembangan anak-anak di tahun-tahun awal mereka.
- Unsur-elemen pendidikan (Elemen pendidikan): Dalam konteks pendidikan lingkungan hidup, inilah komponen-komponen yang berkontribusi terhadap pembelajaran dan kesadaran lingkungan hidup. Ini melibatkan integrasi isu dan praktik lingkungan ke dalam sistem pendidikan, yang bertujuan untuk mengembangkan individu yang sadar dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Dita Nurhidayah -
• Dalam bimbingan terdapat tiga pendekatan perkembangan (Ihsan, 2003 : 27 - 28).
1. Pendekatan krisis.
Atau pendekatan kuratif, yaitu suatu pendekatan bimbingan yang diarahkan pada individu yang mengalai krisis atau masalah. Pendekatan ini cenderung pasif, karena anaklah yang menuju si pembimbing.
2. Pendekatan remedial
Pendekatan ini merupakan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kelemahan atau halangan. Tujuan pendekatan ini adalah membantu memperbaiki kelemahan yang dialami individu. Dalam pendekatan ini, pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan-kelemahan individu selanjutnya berupaya memperbaiki.
3. Pendekatan preventif.
Pendekatan yang diarahkan kepada antisipasi masalah-masalah umum individu dan mencegah jangan sampai masalah tersebut terjadi. Pembimbing memberikan beberapa upaya berupa informasi dan keterampilan untuk mencegah munculnya masalah. Pendekatan ini banyak menggunakan teknik dan sedikit konsep.
4. Pendekatan Perkembangan
Pendekatan yang lebih mutakhir dan lebih proaktif dibandingkan dengan ketiga pendekatan sebelumnya adalah pendekatan perkembangan. Guru / pendamping yang menggunakan pendekatan ini dimulai dari pemahaman dari keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan anak untuk mencapai keberhasilan di tempat belajar dan dalam kehidupan.


• Terdapat beberapa teknik dalam bimbingan konseling anak usia dini yaitu:
a. Aktif
Aktif yang dimaksudkan di sini adalah guru harus menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga anak-anak aktif untuk bertanya, mempertanyakan mengenai apa yang dibahas dan berani mengemukakan gagasan.
b. Kreatif
Kreatif merupakan suatu daya cipta, memiliki kemampuan berkreasi. Peran aktif anak dalam proses pembelajaran akan menghasilkan generasi yang mampu menciptakan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan kepentingan orang lain.
c. Efektif
Pembelajaran yang efektif terwujud karena pembelajaran yang dilaksanakan dapat menumbuhkan daya kreatif bagi anak sehingga dapat membekali anak dengan berbagai kemampuan setelah proses pembelajaran berlangsung
d. Menyenangkan
Dalam proses belajar anak perlu terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga anak memusatkan perhatiannya secara utuh pada pembelajaran. Kondisi yang menyenangkan, aman, dan nyaman, akan mengaktifkan otak untuk berfikir dan mengoptimalkan proses belajar serta meningkatkan kepercayaan diri anak.


• Unsur-unsur lingkungan perkembangan

Penentu keberhasilan kegiatan bimbingan perkembangan salah satunya adalah aspek lingkungan. Menurut Kartadinata, dkk. (1998) yang mencakup unsur-unsur lingkungan perkembangan adalah sebagai berikut.
1. Unsur peluang
Unsur ini berkaitan dengan topik yang disajikan yang memungkinkan anak mempelajari perilaku-perilaku baru. Hal ini mengandung implikasi bahwa tujuan tema yang terkandung dalam kurikulum yan diorganisasikan harus dimaknai dan dijabarkan ke dalam tujuan pengembangan pribadi, sosial, karier, keterampilan berkomunikasi, kemampuan memecahkan masalah, dan pengembangan konsep diri.
2. Unsur pendukung
Unsur ini berkaitan dengan proses pengembangann interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Unsur pendukung ini berkaitan dengan upaya guru dalam pengembangan (a) relasi jaringan kerja yang dapat menyentuh anak dan memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan dan (b) keterlibatan seluruh anak di dalam proses interaksi.
3. Unsur penghargaan
Esensi unsur ini terletak pada penilaian dan pemberian balikan yang dapat memperkuat pembentukan perilaku baru. Penilaian dan balikan ini perlu dilakukan sepanjang proses bimbingan berlangsung; diagnosis dilakukan untuk mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi anak dan perbaikan serta penguatan dilakukan untuk membentuk pola-pola perilaku baru.
In reply to Dita Nurhidayah

Re: topik baru

by Evita Meylani 2213054047 -
Prinsip-prinsip bimbingan perkembangan dalam konseling PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) mirip dengan prinsip-prinsip dalam bimbingan perkembangan secara umum, tetapi diadaptasi khusus untuk anak-anak dalam usia dini. Berikut adalah beberapa prinsip penting dalam bimbingan perkembangan konseling PAUD:

•Prinsip Individualitas :
Setiap anak adalah individu yang unik dengan kebutuhan, minat, dan perkembangan yang berbeda-beda. Konselor harus memahami dan menghormati perbedaan ini, serta merancang bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.

•Prinsip Keterpaduan :
Anak-anak dalam usia dini mengalami perkembangan dalam berbagai aspek, termasuk fisik, emosional, sosial, dan kognitif. Bimbingan perkembangan harus mempertimbangkan keseluruhan perkembangan anak, bukan hanya satu aspek saja.

•Prinsip Penerimaan Tanpa Syarat : Konselor PAUD harus menciptakan lingkungan yang penuh pengertian, hangat, dan penerimaan terhadap anak-anak. Anak-anak harus merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan dan pengalaman mereka tanpa rasa takut dihakimi.

•Prinsip Bermain :
Bermain adalah cara utama anak-anak belajar dan mengembangkan keterampilan mereka. Bimbingan perkembangan dalam konseling PAUD sering menggunakan permainan dan aktivitas bermain sebagai alat untuk membantu anak-anak memahami dan mengatasi masalah perkembangan.

•Prinsip Keterlibatan Aktif :
Anak-anak harus diberikan kesempatan untuk aktif dalam proses konseling. Ini termasuk mengungkapkan pendapat, mengajukan pertanyaan, dan mengidentifikasi solusi atas masalah mereka sendiri.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Zhea Avivi -
1. Sedangkan menurut dalam jurnalnya menuliskan beberapa pendekatan yang
dapat di aplikasikan dalam menghadapi anak yaitu
1. Pendekatan Konseling Realistas
Dikembangkan oleh William Glasser pada tahun 1962. Terapi
Realitas muncul Ketika ketidakpuasan Glasser terhadap psikiatri
psikoanalitik yang berfokus pada masa lalu. Terapi realitas adalah system
yang difokuslan pada tingkah laku sekarang. Menurut Glasser ketika
identtas sukses. tepat.
2. Pendekatan Naratif Konseling
Terapi dikembangkan oleh Michael White dan David Epson pada
tahun 1990, Terapi naratif mempunyai pandangan konstruktionist sosial,
naratif, postmodern yang menyoroti bagaimana kekuatan, pengetahuan
dalam keluarga dan kebenaran serta sosial lainya
3. Pendekatan SFBC/SFBT
Dikembangkan oleh Steve deShazer didukung oleh Insoo kim Berg.
Pendekatan ini merupakan terapi singkat yang berfokus solusi. Prinsip dasar
dari terapi smgkat berfokus solusi sebagai berikut: Manusia pada dasarnya
sehat, memiliki kekuatan atau kelebihan. Insoo Kim Berg dan Steve de
Shazer mengatakan bahwa kekuatan-kekuatan tersebut aktif dalam
membantu klien/manusia menangani situasi mereka
4. Pendekatan Feminst
Adalah terapi konseling yang berfokus pada isu gender dan kekuatan
(power) sebagai inti dari proses terapi. Pendekatan ini dikembangkan oleh
Mary Putman Jacobi pada tahun 1960. Hakikat manusia menurut teori Feminst ini adalah bahwa Perempuan dan laki laki bersosialisasi dengan
cara yang berbeda, Ekspektasi peran gender sangat berpengaruh besar pada
laki laki dan perempuan. Femininitas adalah kebalikan dari kekuatan,
asertivitas dan kompeten, sedangkan maskulinitas adalah kebalikan dari
rasa takut, ketergantungan, emosionalitas atau kelemahan
5. Pendekatan Behavioral
Dikembangkan oleh Albert Bandura pada tahun 1970-an tokoh lainya
yang membantu adalah Skinner. Konseling behavior muncul sebagai
kekuatan utama dalam psikologi dan memiliki pengaruh yang berarti dalam
pendidikan, psikologi, psikoterapi, psikiatri, dan kerja sosial
Dalam hal ini penulis menggunakan pendekatan bimbingan konseling,
karena pendekatan ini di anggap lebih efektif dan efisien Ketika di
apliksikan untuk anak usia dini, dimana anak lebih cenderung mencari sosok
yang dapat di ajak kerjasama dan menjadi pelindung untuk dirinya selain
orangtua. Pendekatan ini juga dapat membuat anak merasa nyaman karena
intensitas berkomunikasi akan lebih sering daripada dengan metode
pendekatan yang lain. Disisi lain pendekatan ini merupakan pendekatan
paling dasar yang tidak memerlukan metode yang rumit.

2. Terdapat beberapa teknik dalam
bimbingan konseling anak usia dini yaitu:
a. Aktif
Aktif yang dimaksudkan di sini adalah guru harus menciptakan suasana
yang sedemikian rupa sehingga anak-anak aktif untuk bertanya, mempertanyakan
mengenai apa yang dibahas dan berani mengemukakan gagasan. Belajar harus
merupakan suatu proses yang aktif dari anak dalam membangun
pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang hanya menerima dari guru saja
ilmu pengetahuan tersebut.
Anak usia dini lebih cepat lelah jika duduk diam di bandingkan dengan
anak yang berlari, melompat, atau lainnya. Maka, dengan belajar yang aktif,
motorik halus dan motorik kasar mereka akan berkembang dengan baik. Melalui
belajar yang aktif, segala potensi anak dapat berkembang secara optimal dan
memberikan peluang anak untuk aktif berbuat sesuatu sambil mempelajari
berbagai pengetahuan dan semua itu tidak luput dari pengawasan orang tua dan
guru di sekolah.
b. Kreatif
Kreatif merupakan suatu daya cipta, memiliki kemampuan berkreasi.
Peran aktif anak dalam proses pembelajaran akan menghasilkan generasi yang
mampu menciptakan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan kepentingan orang
lain. Kreatif juga bertujuan agar guru menciptakan kegiatan-kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan anak.
c. Efektif
Pembelajaran yang efektif terwujud karena pembelajaran yang
dilaksanakan dapat menumbuhkan daya kreatif bagi anak sehingga dapat
membekali anak dengan berbagai kemampuan setelah proses pembelajaran
berlangsung, kemampuan yang diperoleh anak tidak hanya berupa pengetahuan,
namun kemampuan yang lebih bermakna artinya tidak dapat mengembagkan
bebagai potensi yangada dalam diri anak, sehingga menghasilkan kemampuan yang beragam. Belajar yang efektif dapat dicapai dengan tindakan nyata, karena
bermain dengan bereksplorasi dapata membangun perkembangan otak,
berbahasa, bernalar, dan bersosialisasi.
d. Menyenangkan
Dalam proses belajar anak perlu terciptanya suasana pembelajaran yang
menyenangkan sehingga anak memusatkan perhatiannya secara utuh pada
pembelajaran. Menurut hasil penelitian tingginya perhatian anak terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar. Kondisi yang menyenangkan, aman, dan nyaman,
akan mengaktifkan otak untuk berfikir dan mengoptimalkan proses belajar serta
meningkatkan kepercayaan diri anak. Suasana kelas yang kaku, penuh beban,
akan menurunkan fungsi otak pada anak, maka anak tiak dapat berfikir secara optimal.

3. Adapun prinsip=prinsip pelayanan bimbingan untuk anak usia dini :

Bimbingan merupakan bagian penting dari proses pendidikan.
Bimbingan diberikan pada semua anak dan bukan hanya untuk anak yang menghadapi masalah.
Bimbingan harus berpusat pada anak yang dibimbing
Bimbingan merupakan proses yang menyatu dalam semua kegiatan pendidikan
Kegiatan bimbingan mencakup seluruh kemampuan perkembangan anak yang meliputi kemampuan fisik,motoric,kecerdasan social maupun emosional.
Bimbingan harus dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan anak.
Bimbingan harus fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan anak.
Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan hendaknya orangtua diikutsertakan,agar mengerti bimbingan untuk anaknya saat dirumah.
Dalam menyampaikan permasalahan anak keada orangtua hendaknya menciptakan situasi aman dan menyenangkan,yang memungkinkan terjadinya komunikasi yang wajar dan terhindar dari kesalahpahaman.
Bimbingan dilakukan seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki guru sebagai pelaksana bimbingan,jika ada masalah maka guru pembimbing harus mengkonsultasikan kepada kepala sekolah.
Bimbingan harus diberikan secara berkelanjutan

Lingkungan Sekolah

Sekolah berfungsi dan bertujuan sebagai lembaga untuk memproses perkembangan anak secara menyeluruh sehingga dapat berkembang secara optimal sesuai dengan harapan-harapan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Menurut Santrok dan Yussen, sekolah dilukiskan sebagai masyarakat kecil bagi anak yang memiliki budaya, norma dan aturan, serta tuntutan-tuntutan tertentu. Dengan demikian sekolah mendefinisikan dan membatasi prilaku, perasaan, dan sikap anak.

Lingkungan Masyarakat

Masyarakat merupakan lingkungan perkembangan yang memiliki peran dan pengaruh tertentu dalam membentuk kepribadian dan perilaku anak. Pengalaman-pengalaman interaksional anak pada masyarakat ini akan memberi kontribusi tersendiri dalam pembentukan prilaku perkembangan pribadi. Masyarakat adalah gabungan dari keluarga-keluarga dan individu-individu yang hidup di sana. Baik-tidaknya suatu masyarakat akan tergantung kepada keluarga–keluarga yang membangun masyarakat yang bersangkutan.

4. Adapun prinsip=prinsip pelayanan bimbingan untuk anak usia
Lingkungan Sekolah
Sekolah berfungsi dan bertujuan sebagai lembaga untuk memproses perkembangan anak secara menyeluruh sehingga dapat berkembang secara optimal sesuai dengan harapan-harapan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Menurut Santrok dan Yussen, sekolah dilukiskan sebagai masyarakat kecil bagi anak yang memiliki budaya, norma dan aturan, serta tuntutan-tuntutan tertentu. Dengan demikian sekolah mendefinisikan dan membatasi prilaku, perasaan, dan sikap anak.
2. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat merupakan lingkungan perkembangan yang memiliki peran dan pengaruh tertentu dalam membentuk kepribadian dan perilaku anak. Pengalaman-pengalaman interaksional anak pada masyarakat ini akan memberi kontribusi tersendiri dalam pembentukan prilaku perkembangan pribadi. Masyarakat adalah gabungan dari keluarga-keluarga dan individu-individu yang hidup di sana. Baik-tidaknya suatu masyarakat akan tergantung kepada keluarga–keluarga yang membangun masyarakat yang bersangkutan.
3. Lingkungan Keluarga
Keluarga telah dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Predikat ini mengindikasikan betapa berperan dan berpengaruhnya lingkungan keluarga terhadap pembentukan perilaku dan kepribadian anak. Keluarga merupakan pihak yang paling awal memberikan banyak perlakuan kepada anak. Apa yang dilakukan dan diberikan oleh pihak keluarga tersebut, maka akan menjadi sumber perlakuan pertama yang mempengaruhi pembentukan karakteristik pribadi dan perilaku anak. Dalam hal perkembangan kognisi anak, keluarga lebih bersifat memberikan dukungan baik dalam hal penyediaan fasilitas maupun penciptaan suasana belajar yang kondusif. Sebaliknnya, dalam hal pembentukan perilaku, sikap dan kebiasaan, penanaman nilai, dan perilaku-perilaku sejenisnya, lingkungan keluarga akan lebih dominan. Di sini lingkungan keluarga dapat memberikan pengaruh kuat dan sifatnya langsung. Berkenaan dengan pengembangan aspek-aspek perilaku itu, keluarga dapat berfungsi langsung sebagai lingkungan kehidupan nyata untuk mempraktekkan aspek-aspek perilaku tersebut.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Wafa Badriyahtul Munawaroh -
1. Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam layanan bimbingan. Menurut Myrick (dalam Muro & Kottman, 1995) ada empat pendekatan yang dapat dirumuskan sebagai suatu pendekatan dalam bimbingan, yaitu:
a. Pendekatan krisis layanan bimbingan dilakukan bila mana ditemukan adanya suatu masalah yang krisis yang harus segera ditanggulangi, dan guru atau pembimbing bertindak membantu anak yang menghadapi masalah tersebut untuk menyelesaikannya.
b. Pendekatan remedial, guru atau pembimbing akan memfokuskan bantuannya kepada upaya penyembuhan atau perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan yang ditampakkan anak. Tujuan bantuan dari pendekatan ini adalah untuk menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin dapat terjadi.
c. Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang mencoba mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin akan muncul pada anak dan mencegah terjadinya masalah tersebut.
d. Pendekatan perkembangan merupakan pendekatan yang lebih mutakhir dan proaktif, dibandingkan dengan ketiga pendekatan di atas. Dalam pendekatan perkembangan, kebutuhan akan layanan bimbingan di taman kanak-kanak muncul dari karakteristik dan permasalahan perkembangan anak didik, baik permasalahan yang berkenaan dengan perkembangan fisik motorik, kognitif, sosial, emosi, maupun bahasa

2.Teknik yang digunakan dalam melakukan bimbingan dan konseling pada anak usia dini yaitu ada 4 teknik antara lain aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

3. Prinsip-prinsip bimbingan perkembangan yaitu:
1. Bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh anak
Setiap anak membutuhkan layanan bimbingan perkembangan
2. Bimbingan dan konseling perkembangan difokuskan pada upaya membelajarkan anak.
3. Konselor dan guru merupakan fungsionaris bersama dalam program bimbingan perkembangan.
4. Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian penting dalam bimbingan perkembangan.
5. Program bimbingan perkembangan peduli dengan penerimaan diri, pemahaman diri, dan pengayaan diri (self-enhancement).
6. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada proses mendorong perkembangan (encouragement).

4. Unsur-unsur lingkungan perkembangan
1. Unsur peluang.
Unsur ini berkaitan dengan topik yang disajikan yang memungkinkan anak didik mempelajari perilaku-perilaku baru
2. Unsur pendukung.
Unsur ini berkaitan dengan proses pengembangan interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik
3. Unsur penghargaan.
Esensi unsur ini terletak pada penilaian dan pemberian balikan yang dapat memperkuat pembentukan perilaku baru.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Evita Meylani 2213054047 -

Pendekatan perkembangan

1. Pendekatan krisis. 
Atau pendekatan kuratif, yaitu suatu pendekatan bimbingan yang diarahkan pada individu yang mengalai krisis atau masalah. Pendekatan ini cenderung pasif, karena anaklah yang menuju si pembimbing. 
2. Pendekatan remedial
Pendekatan ini merupakan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kelemahan atau halangan. Tujuan pendekatan ini adalah membantu memperbaiki kelemahan yang dialami individu. Dalam pendekatan ini, pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan-kelemahan individu selanjutnya berupaya memperbaiki. 
3. Pendekatan preventif. 
Pendekatan yang diarahkan kepada antisipasi masalah-masalah umum individu dan mencegah jangan sampai masalah tersebut terjadi. Pembimbing memberikan beberapa upaya berupa informasi dan keterampilan untuk mencegah munculnya masalah. Pendekatan ini banyak menggunakan teknik dan sedikit konsep.
4. Pendekatan Perkembangan
Pendekatan yang lebih mutakhir dan lebih proaktif dibandingkan dengan ketiga pendekatan sebelumnya adalah pendekatan perkembangan. Guru / pendamping yang menggunakan pendekatan ini dimulai dari pemahaman dari keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan anak untuk mencapai keberhasilan di tempat belajar dan dalam kehidupan.



teknik yang digunakan dalam pendekatan perkembangan:

•Mengajar :
Deskripsi : Teknik mengajar melibatkan proses penyampaian informasi dan pengetahuan kepada anak-anak. Hal ini dapat dilakukan melalui ceramah, presentasi visual, atau pengajaran langsung.
Contoh Aplikasi : Seorang pendidik di PAUD dapat mengajar anak-anak tentang konsep-konsep dasar seperti bentuk, warna, angka, atau huruf dengan menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan usia mereka.

•Pemberian Informasi :
Deskripsi : Pemberian informasi melibatkan pemberian penjelasan atau informasi kepada anak-anak tentang suatu topik atau konsep tertentu. Ini bisa dalam bentuk cerita, gambar, atau percakapan.
Contoh Aplikasi : Seorang konselor PAUD dapat memberikan informasi kepada anak tentang cara menjaga kebersihan diri, pentingnya berbagi, atau cara berbicara dengan sopan.

•Bermain Peran :
Deskripsi : Teknik bermain peran yang melibatkan anak-anak dalam situasi peran tertentu yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan sosial, emosional, atau kognitif mereka. Anak-anak berpura-pura menjadi karakter atau mengambil peran dalam situasi tertentu.
Contoh Aplikasi : Anak-anak dapat diminta bermain peran sebagai guru, dokter, atau anggota keluarga dalam permainan peran yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan berbicara, berinteraksi sosial, atau memecahkan masalah.

•Melatih :
Deskripsi : Teknik pelatihan melibatkan perluasan dan latihan dalam pengembangan keterampilan tertentu. Anak-anak melakukan aktivitas berulang kali untuk memperbaiki dan memperkuat keterampilan tersebut.
Contoh Aplikasi : Dalam melatih keterampilan motorik halus, anak-anak dapat diberikan latihan yang melibatkan pemotongan, melipat, atau menyebarkan bahan-bahan seperti kertas atau kain.

•Tutorial :
Deskripsi : Tutorial melibatkan pembimbingan individu atau kelompok kecil untuk memberikan panduan dan dukungan ekstra dalam belajar atau mengatasi masalah. Tutorial sering digunakan untuk membantu anak-anak yang menghadapi kesulitan khusus.
Contoh Aplikasi : Seorang pendidik PAUD dapat memberikan tutorial ekstra kepada seorang anak yang mengalami kesulitan dalam membaca atau menulis, memberikan panduan tambahan untuk membantu anak tersebut memahami konsep-konsep tersebut.

•Konseling :
Deskripsi : Konseling melibatkan interaksi antara konselor dan anak untuk membantu anak mengatasi masalah emosional, sosial, atau perkembangan. Ini adalah proses mendengarkan, mendukung, dan memberikan panduan kepada anak.
Contoh Aplikasi : Seorang konselor PAUD dapat bertemu dengan seorang anak yang mengalami perasaan cemas atau masalah perilaku, memberikan dukungan emosional, dan membantu anak mengidentifikasi strategi untuk mengatasi masalah tersebut.
Setiap teknik ini memiliki peran khusus dalam mendukung perkembangan anak-anak di PAUD. Kombinasi teknik-teknik ini dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang bervariasi dan menarik bagi anak-anak, sesuai dengan kebutuhan perkembangan mereka.


Unsur-unsur lingkungan perkembangan.
Berikut beberapa contoh elemen atau komponen lingkungan perkembangan:
- Unsur-unsur pengendalian internal (Elemen pengendalian internal): Ini adalah faktor-faktor yang berkontribusi terhadap sistem pengendalian internal dalam suatu organisasi. Mereka melibatkan tindakan dan aktivitas berkelanjutan yang dilakukan oleh pemimpin dan karyawan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Unsur-unsur tersebut saling berhubungan erat dan mengandalkan komitmen dan kolaborasi seluruh karyawan untuk menciptakan lingkungan pengendalian yang kondusif.
- Unsur-unsur lingkungan hidup (Unsur-unsur lingkungan hidup): Dalam konteks ilmu lingkungan hidup, unsur-unsur tersebut mengacu pada komponen-komponen penyusun lingkungan hidup. Ini mencakup faktor hidup (biotik) dan tak hidup (abiotik). Beberapa contoh unsur abiotik adalah udara, air, sinar matahari, suhu, dan tanah. Unsur biotik meliputi manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme.
- Unsur-unsur berupa kemanusiaan (Unsur Manusia): Inilah faktor-faktor yang berhubungan dengan manusia yang dapat mempengaruhi perkembangan anak usia dini. Hal ini dapat mencakup lingkungan keluarga, interaksi sosial, hubungan, dan peran pengasuh dalam pengasuhan anak. Keluarga memainkan peran penting dalam perkembangan anak-anak di tahun-tahun awal mereka.
- Unsur-elemen pendidikan (Elemen pendidikan): Dalam konteks pendidikan lingkungan hidup, inilah komponen-komponen yang berkontribusi terhadap pembelajaran dan kesadaran lingkungan hidup. Ini melibatkan integrasi isu dan praktik lingkungan ke dalam sistem pendidikan, yang bertujuan untuk mengembangkan individu yang sadar dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.




In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Erika Rizkia Amalia -
1.- Pendekatan krisis
merupakan upaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah bertujuan mengatasi krisis atau masalah-masalah yang di alami individu.
- Pendekatan remedial
guru memfokuskan bantuannya pada upaya menyembuhkan atau memperbaiki kelemahan-kelemahan peserta didik yang tampak.
-pendekatan preventif
menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin akan dialami oleh konseli.
- Pendekatan Perkembangan
Adalah usaha pendekatan yang dilakukan konselor kepada individu untuk mengembangkan potensi yang dimiliki individu.
2. - Directive Counseling (Teknik Langsung)
Directive Counseling adalah teknik konseling dimana yang paling berperan yaitu adalah seorang konselor, konselor akan berusaha mengarahkan klien atau konseli sesuai dengan masalahnya.
- Non Directive Counseling (Teknik Tidak Langsung)
proses konseling ini aktivitas sebagian besar diletakkan di pundak klien itu sendiri, dalam memecahkan masalahnya, maka klien itu sendiri didorong oleh konselor untuk mencari dan menemukan cara atau teknik yang terbaik dalam memecahkan masalahnya.
- Efektif Counseling (Campuran)
Teknik ini merupakan campuran dari kedua teknik di atas (directive dan non directive counseling). Dengan demikian dalam teknik campuran ini seorang konselor menggunakan pendekatan atau penggabungan unsur-unsur teknik langsung maupun tidak langsung.
3.- Bimbingan merupakan proses dalam membantu individu supaya mereka bisa menyelesaikan masalah yang harus dihadapi.
- Bimbingan harus berfokus pada individu yang sedang dibimbing.
Bimbingan harus luwes, identifikasi kebutuhan harus benar-benar dirasakan oleh individu yang dibimbing.
- Bimbingan konseling hanya bagi semua konselor, bimbingan tersebut bisa untuk bimbingan bermasalah atau tidak bermasalah, sehingga ada pendekatan bimbingan yang sifatnya preventif juga pengembangan penyembuhan.
- Bimbingan bukan sekedar tugas atau tanggung jawab para konselor, tetapi juga untuk para tenaga pendidik, termasuk kepala sekolah, guru sesuai peran masing-masing.
4.Unsur unsur lingkungan perkembangan
- Unsur peluang
Bertujuan pengembangan pribadi, sosial, karier, keterampilan berkomunikasi, kemampuan memecahkan masalah, dan pengembangan konsep diri.
- Unsur pendukung
Unsur ini berkaitan dengan proses pengembangan interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
- Unsur penghargaan
unsur ini terletak pada penilaian dan pemberian balikan yang dapat memperkuat pembentukan perilaku baru. Penilaian dan balikan ini perlu dilakukan sepanjang proses bimbingan berlangsung; diagnosis dilakukan untuk mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi anak dan perbaikan serta penguatan dilakukan untuk membentuk pola-pola perilaku baru.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Shabrina Salsabila -

(1.) Pendekatan adalah suatu rangkaian tindakan yang terpola atau terorganisir berdasarkan prinsip-prinsip tertentu (filosofis, psikologis, didaktis dan ekologis) yang terarah secara sistematis pada tujuan-tujuan yang hendak dicapai

Pendekatan pembelajaran adalah suatu rangkaian tindakan pembelajaran yang dilandasi oleh prinsip dasar tertentu (filosofis, psikologis, didaktis dan ekologis) yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran tertentu.

1. PENDEKATAN BEHAVIORAL
A. Konsep Dasar
Manusia adalah mahluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh faktor-faktor dari luar.
Manusia memulai kehidupannya dengan memberikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian.
Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak dan macamnya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya.
Tingkah laku dipelajari ketika individu berinteraksi dengan lingkungan melalui hukum-hukum belajar : (a) pembiasaan klasik; (b) pembiasaan operan; (c) peniruan.
Tingkah laku tertentu pada individu dipengaruhi oleh kepuasan dan ketidak puasan yang diperolehnya.
Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar melainkan merupakan hasil belajar, sehingga ia dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi pembentukan tingkah laku.
Karakteristik konseling behavioral adalah : (a) berfokus pada tingkah laku yang tampak dan spesifik, (b) memerlukan kecermatan dalam perumusan tujuan konseling, (c) mengembangkan prosedur perlakuan spesifik sesuai dengan masalah klien, dan (d) penilaian yang obyektif terhadap tujuan konseling.

B. Asumsi Tingkah Laku Bermasalah
1. Tingkah laku bermasalah adalah tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan negatif atau tingkah laku yang tidak tepat, yaitu tingkah laku yang tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan.
2. Tingkah laku yang salah hakikatnya terbentu dari cara belajar atau lingkungan yang salah.
3. Manusia bermasalah itu mempunyai kecenderungan merespon tingkah laku negatif dari lingkungannya. Tingkah laku maladaptif terjadi juga karena kesalapahaman dalam menanggapi lingkungan dengan tepat.
4. Seluruh tingkah laku manusia didapat dengan cara belajar dan juga tingkah laku tersebut dapat diubah dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar

C. Tujuan Konseling
Mengahapus/menghilangkan tingkah laku maldaptif (masalah) untukdigantikan dengan tingkah laku baru yaitu tingkah laku adaptif yang diinginkan klien.
Tujuan yang sifatnya umum harus dijabarkan ke dalam perilaku yang spesifik : (a) diinginkan oleh klien; (b) konselor mampu dan bersedia membantu mencapai tujuan tersebut; (c) klien dapat mencapai tujuan tersebut; (d) dirumuskan secara spesifik
Konselor dan klien bersama-sama (bekerja sama) menetapkan/merumuskan tujuan-tujuan khusus konseling.

D. Deskripsi Proses Konseling
Proses konseling adalah proses belajar, konselor membantu terjadinya proses belajar tersebut.
Konselor aktif :
1. Merumuskan masalah yang dialami klien dan menetapkan apakah konselor dapat membantu pemecahannya atu tidak
2. Konselor memegang sebagian besar tanggung jawab atas kegiatan konseling, khususnya tentang teknik-teknik yang digunakan dalam konseling
3. Konselor mengontrol proses konseling dan bertanggung jawab atas hasil-hasilnya.
Deskripsi langkah-langkah konseling :
1. Assesment, langkah awal yang bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika perkembangan klien (untuk mengungkapkan kesuksesan dan kegagalannya, kekuatan dan kelemahannya, pola hubungan interpersonal, tingkah laku penyesuaian, dan area masalahnya) Konselor mendorong klien untuk mengemukakan keadaan yang benar-benar dialaminya pada waktu itu. Assesment diperlukan untuk mengidentifikasi motode atau teknik mana yang akan dipilih sesuai dengan tingkah laku yang ingin diubah.
2. Goal setting, yaitu langkah untuk merumuskan tujuan konseling. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari langkah assessment konselor dan klien menyusun dan merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam konseling. Perumusan tujuan konseling dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : (a) Konselor dan klien mendifinisikan masalah yang dihadapi klien; (b) Klien mengkhususkan perubahan positif yang dikehendaki sebagai hasil konseling; (c) Konselor dan klien mendiskusikan tujuan yang telah ditetapkan klien : (a) apakah merupakan tujuan yang benar-benar dimiliki dan diinginkan klien; (b) apakah tujuan itu realistik; (c) kemungkinan manfaatnya; dan (d)k emungkinan kerugiannya; (e) Konselor dan klien membuat keputusan apakahmelanjutkan konseling dengan menetapkan teknik yang akan dilaksanakan, mempertimbangkan kembali tujuan yang akan dicapai, atau melakukan referal.
3. Technique implementation, yaitu menentukan dan melaksanakan teknik konseling yang digunakan untuk mencapai tingkah laku yang diinginkan yang menjadi tujuan konseling.
4. Evaluation termination, yaitu melakukan kegiatan penilaian apakah kegiatan konseling yang telah dilaksanakan mengarah dan mencapai hasil sesuai dengan tujuan konseling.
5. Feedback, yaitu memberikan dan menganalisis umpan balik untuk memperbaiki dan meingkatkan proses konseling.
Teknik konseling behavioral didasarkan pada penghapusan respon yang telah dipelajari (yang membentuk tingkah laku bermasalah) terhadap perangsang, dengan demikian respon-respon yang baru (sebagai tujuan konseling) akan dapat dibentuk.
Prinsip Kerja Teknik Konseling Behavioral
• Memodifikasi tingkah laku melalui pemberian penguatan. Agar klien terdorong untuk merubah tingkah lakunya penguatan tersebut hendaknya mempunyai daya yang cukup kuat dan dilaksanakan secara sistematis dan nyata-nyata ditampilkan melalui tingkah laku klien.
• Mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diinginkan.
• Memberikan penguatan terhadap suatu respon yang akan mengakibatkan terhambatnya kemunculan tingkah laku yang tidak diinginkan.
• Mengkondisikan pengubahan tingkah laku melalui pemberian contoh atau model (film, tape recorder, atau contoh nyata langsung).
• Merencanakan prosedur pemberian penguatan terhadap tingkah laku yang diinginkan dengan sistem kontrak. Penguatannya dapat berbentuk ganjaran yang berbentuk materi maupun keuntungan sosial.
Teknik-teknik Konseling Behavioral
Latihan Asertif
Teknik ini dugunakan untuk melatih klien yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau benar. Latihan ini terutama berguna di antaranya untuk membantu individu yang tidak mampu mengungkapkan perasaan tersinggung, kesulitan menyatakan tidak, mengungkapkan afeksi dan respon posistif lainnya. Cara yang digunakan adalah dengan permainan peran dengan bimbingan konselor. Diskusi-diskusi kelompok juga dapat diterapkan dalam latihan asertif ini.
Desensitisasi Sistematis
Desensitisasi sistematis merupakan teknik konseling behavioral yang memfokukskan bantuan untuk menenangkan klien dari ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan klien untuk rileks. Esensi teknik ini adalah menghilangkan tingkah laku yang diperkuat secara negatif dan menyertakan respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan. Dengan pengkondisian klasik respon-respon yang tidak dikehendaki dapat dihilangkan secara bertahap. Jadi desensitisasi sistematis hakikatnya merupakan teknik relaksi yang digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperkuat secara negatif biasanya merupakan kecemasan, dan ia menyertakan respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan.
Pengkondisian Aversi
Teknik ini dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk. Teknik ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepekaan klien agar mengamati respon pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut.
Stimulus yang tidak menyenangkan yang disajikan tersebut diberikan secara bersamaan dengan munculnya tingkah laku yang tidak dikehendaki kemunculannya. Pengkondisian ini diharapkan terbentuk asosiasi antara tingkah laku yang tidak dikehendaki dengan stimulus yang tidak menyenangkan.
Pembentukan Tingkah laku Model
Teknik ini dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku baru pada klien, dan memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk. Dalam hal ini konselor menunjukkan kepada klien tentang tingkah laku model, dapat menggunakan model audio, model fisik, model hidup atau lainnya yang teramati dan dipahami jenis tingkah laku yang hendak dicontoh. Tingkah laku yang berhasil dicontoh memperoleh ganjaran dari konselor. Ganjaran dapat berupa pujian sebagai ganjaran sosial.
Sumber : Dr. DYP Sugiharto, M.Pd. Pendekatan-Pendekatan Konseling. (Makalah)
 
2. PENDEKATAN REBT
A. Konsep Dasar
Manusia padasarnya adalah unik yang memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional. Ketika berpikir dan bertingkahlaku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten. Ketika berpikir dan bertingkahlaku irasional individu itu menjadi tidak efektif.Reaksi emosional seseorang sebagian besar disebabkan oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi yang disadari maupun tidak disadari.Hambatan psikologis atau emosional adalah akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan irasional. Emosi menyertai individu yang berpikir dengan penuh prasangka, sangat personal, dan irasional.Berpikir irasional diawali dengan belajar secara tidak logis yang diperoleh dari orang tua dan budaya tempat dibesarkan. Berpikir secara irasional akan tercermin dari verbalisasi yang digunakan. Verbalisasi yang tidak logis menunjukkan cara berpikir yang salah dan verbalisasi yang tepat menunjukkan cara berpikir yang tepat.Perasaan dan pikiran negatif serta penolakan diri harus dilawan dengan cara berpikir yang rasional dan logis, yang dapat diterima menurut akal sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang rasional.
Pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teori Albert Ellis : ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, yaitu Antecedent event (A), Belief (B), dan Emotional consequence (C). Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC.
Antecedent event (A) yaitu segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi seseorang.
Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional (rational belief atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irrasional belief atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir atau system keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan kerana itu menjadi prosuktif. Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan ayau system berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal, emosional, dan keran itu tidak produktif.
Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB.
B. Asumsi Tingkah Laku Bermasalah
Dalam perspektif pendekatan konseling rasional emotif tingkah laku bermasalah adalah merupakan tingkah laku yang didasarkan pada cara berpikir yang irrasional.
Ciri-ciri berpikir irasional : (a) tidak dapat dibuktikan; (b) menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan, kekhawatiran, prasangka) yang sebenarnya tidak perlu; (c) menghalangi individu untuk berkembang dalam kehidupan sehari-hari yang efektif
Sebab-sebab individu tidak mampu berpikir secara rasional : (a) individu tidak berpikir jelas tentangg saat ini dan yang akan dating, antara kenyatan dan imajinasi; (b) individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain; (c) orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irasional yang diajarkan kepada individu melalui berbagai media.
Indikator keyakinan irasional : (a) manusia hidup dalam masyarakat adalah untuk diterima dan dicintai oleh orang lain dari segala sesuatu yang dikerjakan; (b) banyak orang dalam kehidupan masyarakat yang tidak baik, merusak, jahat, dan kejam sehingga mereka patut dicurigai, disalahkan, dan dihukum; (c) kehidupan manusia senantiasa dihadapkan kepada berbagai malapetaka, bencana yang dahsyat, mengerikan, menakutkan yang mau tidak mau harus dihadapi oleh manusia dalam hidupnya; (d) lebih mudah untuk menjauhi kesulitan-kesulitan hidup tertentu dari pada berusaha untuk mengahadapi dan menanganinya; (e) penderitaan emosional dari seseorang muncul dari tekanan eksternal dan bahwa individu hanya mempunyai kemampuan sedikit sekali untuk menghilangkan penderitaan emosional tersebut; (f) pengalaman masa lalu memberikan pengaruh sangat kuat terhadap kehidupan individu dan menentukan perasaan dan tingkah laku individu pada saat sekarang; (g) untuk mencapai derajat yang tinggi dalam hidupnya dan untuk merasakan sesuatu yang menyenangkan memerlukan kekuatan supranatural; dan (h) nilai diri sebagai manusia dan penerimaan orang lain terhadap diri tergantung dari kebaikan penampilan individu dan tingkat penerimaan oleh orang lain terhadap individu.
C. Tujuan Konseling
Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan klien yang irasional dan tidak logis menjadi pandangan yang rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan diri, meningkatkan sel-actualizationnya seoptimal mungkin melalui tingkah laku kognitif dan afektif yang positif.
Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasa marah.
Tiga tingkatan insight yang perlu dicapai klien dalam konseling dengan pendekatan rasional-emotif :
Pertama insight dicapai ketika klien memahami tentang tingkah laku penolakan diri yang dihubungkan dengan penyebab sebelumnya yang sebagian besar sesuai dengan keyakinannya tentang peristiwa-peristiwa yang diterima (antecedent event) pada saat yang lalu.
Kedua, insight terjadi ketika konselor membantu klien untuk memahami bahwa apa yang menganggu klien pada saat ini adalah karena berkeyakinan yang irasional terus dipelajari dari yang diperoleh sebelumnya.
Ketiga, insight dicapai pada saat konselor membantu klien untuk mencapai pemahaman ketiga, yaitu tidak ada jalan lain untuk keluar dari hembatan emosional kecuali dengan mendeteksi dan melawan keyakinan yang irasional.
Klien yang telah memiliki keyakinan rasional tjd peningkatan dalam hal : (1) minat kepada diri sendiri, (2) minat sosial, (3) pengarahan diri, (4) toleransi terhadap pihak lain, (5) fleksibel, (6) menerima ketidakpastian, (7) komitmen terhadap sesuatu di luar dirinya, (8) penerimaan diri, (9) berani mengambil risiko, dan (10) menerima kenyataan.
D. Deskripsi Proses Konseling
Konseling rasional emotif dilakukan dengan menggunakan prosedur yang bervariasi dan sistematis yang secara khusus dimaksudkan untuk mengubah tingkah laku dalam batas-batas tujuan yang disusun secara bersama-sama oleh konselor dan klien.
Tugas konselor menunjukkan bahwa
• masalahnya disebabkan oleh persepsi yang terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak rasional
• usaha untuk mengatasi masalah adalah harus kembali kepada sebab-sebab permulaan.
Operasionalisasi tugas konselor : (a) lebih edukatif-direktif kepada klien, dengan cara banyak memberikan cerita dan penjelasan, khususnya pada tahap awal mengkonfrontasikan masalah klien secara langsung; (b) menggunakan pendekatan yang dapat memberi semangat dan memperbaiki cara berpikir klien, kemudian memperbaiki mereka untuk dapat mendidik dirinya sendiri dengan gigih dan berulang-ulang menekankan bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan hambatan emosional pada klien; (c) mendorong klien menggunakan kemampuan rasional dari pada emosinya; (d) menggunakan pendekatan didaktif dan filosofis menggunakan humor dan “menekan” sebagai jalan mengkonfrontasikan berpikir secara irasional.
Karakteristik Proses Konseling Rasional-Emotif :
1. Aktif-direktif, artinya bahwa dalam hubungan konseling konselor lebih aktif membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan memecahkan masalahnya.
2. Kognitif-eksperiensial, artinya bahwa hubungan yang dibentuk berfokus pada aspek kognitif dari klien dan berintikan pemecahan masalah yang rasional.
3. Emotif-ekspreriensial, artinta bahwa hubungan konseling yang dikembangkan juga memfokuskan pada aspek emosi klien dengan mempelajari sumber-sumber gangguan emosional, sekaligus membongkar akar-akar keyakinan yang keliru yang mendasari gangguan tersebut.
4. Behavioristik, artinya bahwa hubungan konseling yang dikembangkan hendaknya menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan tingkah laku klien.
E. Teknik Konseling
Pendekatan konseling rasional emotif menggunakan berbagai teknik yang bersifat kogntif, afektif, dan behavioral yang disesuaikan dengan kondisi klien. Beberapa teknik dimaksud antara lain adalah sebagai berikut.
Teknik-Teknik Emotif (Afektif)
Assertive adaptive
Teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien untuk secara terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan. Latihan-latihan yang diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri klien.
Bermain peran
Teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu.
Imitasi
Teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif.
Teknik-teknik Behavioristik
Reinforcement
Teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman (punishment). eknik ini dimaksudkan untuk membongkar sistem nilai dan keyakinan yang irrasional pada klien dan menggantinya dengan sistem nilai yang positif.
Dengan memberikan reward ataupun punishment, maka klien akan menginternalisasikan sistem nilai yang diharapkan kepadanya.
Social modeling
Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada klien. Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara imitasi (meniru), mengobservasi, dan menyesuaikan dirinya dan menginternalisasikan norma-norma dalam sistem model sosial dengan masalah tertentu yang telah disiapkan oleh konselor.
Teknik-teknik Kognitif
Home work assigments,
Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri, dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola tingkah laku yang diharapkan.
Dengan tugas rumah yang diberikan, klien diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan ide-ide dan perasaan-perasaan yang tidak rasional dan tidak logis, mempelajari bahan-bahan tertentu yang ditugaskan untuk mengubah aspek-aspek kognisinya yang keliru, mengadakan latihan-latihan tertentu berdasarkan tugas yang diberikan
Pelaksanaan home work assigment yang diberikan konselor dilaporkan oleh klien dalam suatu pertemuan tatap muka dengan konselor
Teknik ini dimaksudkan untuk membina dan mengembangkan sikap-sikap tanggung jawab, kepercayaan pada diri sendiri serta kemampuan untuk pengarahan diri, pengelolaan diri klien dan mengurangi ketergantungannya kepada konselor.
Latihan assertive
Teknik untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru model-model sosial.
Maksud utama teknik latihan asertif adalah : (a) mendorong kemampuan klien mengekspresikan berbagai hal yang berhubungan dengan emosinya; (b) membangkitkan kemampuan klien dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak atau memusuhi hak asasi orang lain; (c) mendorong klien untuk meningkatkan kepercayaan dan kemampuan diri; dan (d) meningkatkan kemampuan untuk memilih tingkah laku-tingkah laku asertif yang cocok untuk diri sendiri.
Sumber : Dr. DYP Sugiharto, M.Pd. Pendekatan-Pendekatan Konseling. (Makalah)


(3.) Bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh anak

Setiap anak membutuhkan layanan bimbingan perkembangan. Hal ini didasarkan bahwa tidak ada individu yang tidak bermasalah. Layanan bimbingan tidak hanya diperuntukkan bahwa anak bermasalah tetapi perlu menjadi upaya bantuan yang

diberikan untuk seluruh anak didik. Semua anak perlu memperoleh pemahaman tentang dirinya, dan juga pemahaman tentang lingkungan di sekitarnya.


2. Bimbingan dan konseling perkembangan difokuskan pada upaya membelajarkan anak.

Bimbingan perkembangan diarahkan untuk membantu tercapainya proses pembelajaran anak. Proses bimbingan tidak terlepas dari proses pembelajaran secara keseluruhan, dengan kata lain bimbingan dan pembelajaran merupakan suatu proses yang terpadu yang diarahkan agar terjadinya proses belajar pada diri

anak.


3. Konselor dan guru merupakan fungsionaris bersama dalam program bimbingan perkembangan.

Dalam jenjang pendidikan dasar khususnya taman kanak-kanak, guru selain berperan sebagai pengajar juga berperan sebagai pembimbing dalam upaya membantu tumbuh kembangnya anak. Guru memiliki peran strategis dalam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi anak dan menciptakan iklim yang sehat dalam menunjang proses belajar dan perkembangan yang terjadi.


4. Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian penting dalam bimbingan perkembangan.

Keberhasilan bimbingan perkembangan yang dilakukan guru tidak terlepas dari seberapa jauh kurikulum bimbingannya diorganisasi dan direncanakan secara matang. Layanan dasar bimbingan perkembangan berisi tujuan dan sasaran untuk membantu anak didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Kurikulum

menekankan pada aspek kognitif, afektif dan perkembangan secara normal


5. Program bimbingan perkembangan peduli dengan penerimaan diri, pemahaman diri, dan pengayaan diri (self-enhancement).

Kegiatan dalam bimbingan perkembangan dirancang untuk membantu anak mengetahui lebih banyak tentang dirinya, menerima keadaan dirinya, serta memahami kekuatan pada dirinya


6. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada proses mendorong perkembangan (encouragement).

Metode encouragement diarahkan untuk :

a) menempatkan nilai pada diri anak sebagaimana dirinya sendiri,

b) percaya pada dirinya sendiri,

c) percaya akan kemampuan diri sendiri dan membangun penghargaan akan dirinya,

d) pengakuan untuk bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh,

e) memanfaatkan kelompok untuk mempermudah dan meningkatkan perkembangan anak,

f) memadukan kelompok sehingga anak merasa memiliki tempat dalam kelompok,

g) membantu pengembangan keterampilan secara berurutan dan secara psikologis memungkinkan untuk sukses, h) mengakui dan memfokuskan pada kekuatan dan asset yang dimiliki anak, dan

i) memanfaatkan minat anak sebagai energi dalam pengajaran


7. Bimbingan perkembangan mengakui pengembangan yang terarah ketimbang akhir perkembangan yang definitif

Perkembangan anak merupakan suatu proses yang “menjadi”, artinya dalam proses perkembangannya anak membangun dirinya sesuai dengan karakteristik dan kemampuannya.


8. Bimbingan perkembangan sebagai tim oriented menuntut pelayanan dari konselor professional.

Keberhasilan program bimbingan perkembangan tidak terlepas dari kerjasama seluruh pihak yang terlibat. Keefektifan pelaksanaan program bimbingan tidak

terlepas dari pemahaman, pengetahuan dan keterampilan konselor (pembimbing)

dalam melaksanakan program bimbingan.


9. Bimbingan perkembangan peduli dengan identifikasi awal akan kebutuhankebutuhan khusus dari anak.

Setiap anak memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda, identifikasi awal dalam pelaksanaan program bimbingan perkembangan perlu dilaksanakan untuk menemukan dan memahami berbagai kebutuhan khusus yang dimiliki anak. Bimbingan yang dilaksanakan perlu dirancang untuk memenuhi

berbagai kebutuhan yang dimiliki anak didik.


10. Bimbingan perkembangan peduli dengan penerapan psikologi.

Bimbingan perkembangan tidak hanya memperhatikan bagaimana anak didik belajar, tetapi juga mengarahkan pada bagaimana anak menggunakan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya


11. Bimbingan perkembangan memiliki kerangka dasar dari psikologi anak, psikologi perkembangan dan teori-teori belajar

Bimbingan perkembangan merupakan konsep yang memperhatikan berbagai ilmu lain yaitu psikologi anak, psikologi perkembangan dan teori-teori belajar, dalam aplikasinya bimbingan perkembangan akan berorientasi pada kerangka dasar dari ilmu-ilmu yang mempengaruhinya.


12. Bimbingan perkembangan mempunyai sifat urutan dan lentur

Bimbingan perkembangan bersifat fleksibel, disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak didik. Bimbingan perkembangan dilaksanakan secara terencana dan sistematis serta disesuaikan dengan kemampuan anak didik.

Beranjak dari penjelasan tentang prinsip-prinsip bimbingan perkembangan maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan perkembangan merupakan suatu upaya bantuan yang dapat diberikan kepada anak didik yang dirancang dengan

memperhatikan berbagai kebutuhan, kemampuan, minat, dan masalah-masalah dalam perkembangan anak dan merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan proses pendidikan khususnya di taman kanak-kanak.


(4). Unsur-unsur Lingkungan Perkembangan

Pendekatan perkembangan menekankan faktor lingkungan perkembangan yang perlu diperhatikan oleh guru atau pembimbing. Suatu lingkungan perkembangan mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

1. Unsur peluang.
Unsur ini berkaitan dengan topik yang disajikan yang memungkinkan anak didik mempelajari perilaku-perilaku baru. Guru atau pembimbing perlu merencanakan berbagai topik yang sesuai dengan permasalahan, kemampuan dan karakteristik anak didik.

2. Unsur pendukung.
Unsur ini berkaitan dengan proses pengembangan interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik. Unsur pendukung ini berkaitan dengan upaya guru dalam pengembangan :
(a) relasi/kerjasama yang bisa menyentuhanak dan memungkinkan anak didik mengembangkan kemampuannya, dan
(b) keterlibatan seluruh anak didik di dalam proses interaksi.

3. Unsur penghargaan.
Esensi unsur ini terletak pada penilaian dan pemberian balikan yang dapat memperkuat pembentukan perilaku baru. Penilaian dan balikan ini perlu dilakukan sepanjang proses bimbingan berlangsung; diagnosis dilakukan untuk mengidentifikasikan kesulitan yang dihadapi, dan perbaikan serta penguatan (reinforcement) dilakukan untuk membentuk pola-pola perilaku baru.


In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by YENI AGUSTIN -
1. Pendekatan Krisis/Kuratif :
Deskripsi : Pendekatan ini fokus pada penanganan masalah dan krisis yang muncul pada anak-anak PAUD. Tujuannya adalah mengatasi masalah yang ada dan membantu anak mengatasi stres atau kesulitan yang sedang dihadapi.
Contoh Aplikasi : Ketika seorang anak mengalami perasaan cemas yang mendalam atau berperilaku agresif di sekolah, konselor akan memberikan bimbingan dan dukungan langsung untuk mengatasi masalah tersebut. Terapi individu atau kelompok dapat digunakan untuk membantu anak menangani krisis tersebut.

•Pendekatan Remedial :
Deskripsi : Pendekatan ini fokus pada upaya untuk memperbaiki atau mengkoreksi masalah perkembangan yang telah teridentifikasi pada anak-anak. Tujuannya adalah membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang diharapkan untuk usia mereka.
Contoh Aplikasi : Jika seorang anak mengalami kesulitan dalam berbicara atau berinteraksi sosial, konselor dapat merancang program terapi bahasa atau keterampilan sosial yang khusus untuk membantu anak mengatasi kelemahan tersebut.

•Pendekatan Pencegahan :
Deskripsi : Pendekatan ini fokus pada pencegahan masalah perkembangan sebelum masalah tersebut muncul. Tujuannya adalah mengidentifikasi potensi masalah perkembangan sejak dini dan mengambil tindakan yang sesuai untuk mencegahnya.
Contoh Aplikasi : Konselor dapat memberikan pelatihan kepada guru dan orang tua tentang tanda-tanda awal masalah perkembangan pada anak-anak PAUD dan bagaimana mengatasi mereka sebelum masalah tersebut menjadi lebih serius. Hal ini dapat mencakup pelatihan dalam observasi anak dan metode pengajaran yang sesuai untuk usia tersebut.

•Pendekatan Perkembangan :
Deskripsi : Pendekatan perkembangan dalam konseling PAUD adalah pendekatan yang fokus pada dukungan dan fasilitasi perkembangan alami anak-anak. Ini mencakup memberikan kesempatan untuk bermain, belajar, dan eksplorasi yang mendukung perkembangan fisik, emosional, sosial, dan kognitif anak.
Contoh Aplikasi : Konselor PAUD dapat merancang aktivitas bermain yang didasarkan pada tahap perkembangan anak-anak. Ini dapat mencakup permainan yang meningkatkan keterampilan sosial, kreativitas, atau motorik halus, sesuai dengan tahap perkembangan mereka.
Setiap pendekatan memiliki peran dan tujuan yang berbeda dalam konteks bimbingan konseling di PAUD. Pendekatan yang dipilih akan bergantung pada situasi, masalah yang dihadapi anak, dan tujuan perkembangan yang ingin dicapai. Konselor PAUD sering menggunakan berbagai pendekatan sesuai dengan kebutuhan individu

2.Teknik pendekatan behavioral
Teknik pendekatan Rebt
Teknik pendekatan Gestalt
Teknik pendekatan Realitas
Teknik pendekatan CLlient centered

3. Pelaksanaan bimbingan dan konseling tentu mempunyai prinsip-prinsip yang dijadikan dasar untuk berpijak diantaranya yaitu prinsip kerahasiaan, kesukarelaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus dan tut wuri handayani (Syafaruddin, Syarqawi dan Siahaan

4. Lingkungan perkembangan dalam konseling PAUD (Pendidikan Anak Dini) adalah faktor-faktor fisik, sosial, dan emosional yang mempengaruhi perkembangan anak-anak di lingkungan tersebut. Unsur-unsur lingkungan ini dapat sangat berpengaruh pada perkembangan anak-anak, dan penting bagi konselor PAUD untuk memahaminya. Berikut adalah beberapa unsur-unsur lingkungan perkembangan dalam konseling PAUD:

Fasilitas Fisik : Meliputi kondisi fisik ruang kelas atau PAUD, termasuk kebersihan, keamanan, ketersediaan peralatan pembelajaran, dan desain ruangan yang sesuai dengan perkembangan anak.

Interaksi Sosial : Interaksi dengan teman sebaya, guru, dan orang tua memainkan peran penting dalam perkembangan anak. Lingkungan yang mendukung interaksi positif dapat membantu anak-anak belajar berkomunikasi, berkolaborasi, dan memahami norma sosial.

Ketersediaan Sumber Daya : Sumber daya pendukung, seperti buku, mainan pendidikan, alat seni, dan peralatan pembelajaran lainnya, dapat meningkatkan peluang anak-anak untuk bereksplorasi dan belajar.

Kebijakan dan Program Sekolah : Kebijakan pendidikan PAUD yang baik, kurikulum yang sesuai, dan program pengembangan diri dapat memberikan landasan yang kuat untuk perkembangan anak.

Kualitas Guru/Konselor : Kemampuan guru dan konselor untuk memberikan dukungan, bimbingan, dan pengajaran yang berkualitas sangat penting dalam lingkungan PAUD. Guru dan konselor yang terlatih dapat membantu anak-anak mengatasi masalah perkembangan dengan lebih efektif.

Kualitas Hubungan Orang Tua-Anak : Hubungan yang baik antara orang tua dan anak sangat penting. Lingkungan di rumah yang mendukung dan penuh kasih dapat membantu anak-anak merasa aman dan dihargai, yang merupakan faktor penting dalam perkembangan mereka.

Kesehatan dan Gizi : Kesehatan fisik dan nutrisi yang memadai sangat mempengaruhi perkembangan anak-anak. Lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat dan menyediakan makanan yang baik dapat mendukung perkembangan yang optimal.

Dukungan Emosional : Anak-anak membutuhkan dukungan emosional dari orang dewasa untuk mengatasi stres, kecemasan, dan perasaan negatif lainnya. Lingkungan yang memberikan dukungan emosional yang positif akan membantu anak-anak mengatasi tantangan perkembangan.

Kepatuhan Terhadap Standar Etika : Etika dan norma-norma yang baik dalam lingkungan PAUD sangatlah penting. Hal ini mencakup kebijakan privasi, perlindungan anak-anak dari segala bentuk refleksi, dan penghormatan terhadap keberagaman budaya dan latar belakang anak-anak.

Fasilitas Penilaian : Lingkungan PAUD harus menyediakan fasilitas untuk menilai perkembangan anak secara berkala. Ini membantu mengidentifikasi masalah perkembangan dan merancang intervensi yang sesuai.

Semua unsur-unsur ini saling terkait dan berkontribusi pada perkembangan anak-anak di lingkungan PAUD. Konselor PAUD, bersama dengan guru dan orang tua, memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak-anak secara optimal.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Dwi Maharani Br. Sembiring -
1. Pendekatan-pendekatan perkembangan dalam bimbingan konseling di PAUD.
Dalam bidang pendidikan anak usia dini dan bimbingan konseling (PAUD), terdapat beberapa pendekatan konseling bimbingan perkembangan. Pendekatan-pendekatan ini dirancang untuk mendukung perkembangan holistik anak-anak dan memberikan layanan bimbingan dan konseling yang tepat.
Berikut beberapa pendekatan yang umum digunakan di PAUD:
1. Pendekatan Perkembangan: Pendekatan ini berfokus pada pemahaman kebutuhan dan tahapan perkembangan unik anak kecil. Hal ini melibatkan perancangan program bimbingan dan konseling yang disesuaikan dengan tonggak perkembangan spesifik dan tantangan yang dihadapi anak-anak di PAUD. Konselor atau pendidik memperhitungkan aspek perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional untuk memberikan dukungan dan intervensi yang tepat.
2. Pendekatan Berbasis Bermain: Bermain adalah aspek fundamental dalam perkembangan anak usia dini. Pendekatan ini memanfaatkan permainan sebagai media bimbingan dan konseling. Melalui bermain, anak dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalamannya. Konselor atau pendidik menggunakan aktivitas dan materi bermain untuk melibatkan anak-anak dalam sesi terapeutik atau eksplorasi, sehingga memungkinkan mereka mengekspresikan diri dan mengatasi masalah atau kekhawatiran apa pun yang mungkin mereka miliki.
3. Pendekatan yang Berpusat pada Anak:
Pendekatan ini menekankan pada partisipasi aktif dan keterlibatan anak dalam proses bimbingan dan konseling. Konselor atau pendidik menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung dimana anak dapat bebas berekspresi dan menentukan pilihan. Fokusnya adalah memberdayakan anak untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, kesadaran diri, dan pengaturan diri.
4. Pendekatan Holistik:
Pendekatan holistik mengakui bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk dimensi fisik, kognitif, sosial, emosional, dan spiritual. Pendekatan ini mengintegrasikan dimensi-dimensi tersebut ke dalam proses bimbingan dan konseling, dengan mempertimbangkan anak secara keseluruhan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan perkembangan anak di PAUD secara keseluruhan.
5. Pendekatan Kolaboratif:
Kolaborasi sangat penting dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling yang efektif di PAUD. Pendekatan ini melibatkan kerja sama yang erat dengan orang tua, guru, dan profesional lainnya untuk menciptakan sistem dukungan yang komprehensif bagi anak-anak. Hal ini mendorong komunikasi terbuka, pengambilan keputusan bersama, dan upaya terkoordinasi untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dan mendorong perkembangan mereka.

2. Dalam pendekatan perkembangan, konselor atau pendidik di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) menggunakan berbagai teknik untuk membantu anak-anak mengembangkan potensi mereka secara holistik. Berikut adalah penjelasan tentang beberapa teknik yang digunakan dalam pendekatan perkembangan:

1. Mengajar :
Deskripsi : Teknik mengajar melibatkan proses penyampaian informasi dan pengetahuan kepada anak-anak. Hal ini dapat dilakukan melalui ceramah, presentasi visual, atau pengajaran langsung.
Contoh Aplikasi : Seorang pendidik di PAUD dapat mengajar anak-anak tentang konsep-konsep dasar seperti bentuk, warna, angka, atau huruf dengan menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan usia mereka.

2. Pemberian Informasi :
Deskripsi : Pemberian informasi melibatkan pemberian penjelasan atau informasi kepada anak-anak tentang suatu topik atau konsep tertentu. Ini bisa dalam bentuk cerita, gambar, atau percakapan.
Contoh Aplikasi : Seorang konselor PAUD dapat memberikan informasi kepada anak tentang cara menjaga kebersihan diri, pentingnya berbagi, atau cara berbicara dengan sopan.

3. Bermain Peran :
Deskripsi : Teknik bermain peran yang melibatkan anak-anak dalam situasi peran tertentu yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan sosial, emosional, atau kognitif mereka. Anak-anak berpura-pura menjadi karakter atau mengambil peran dalam situasi tertentu.
Contoh Aplikasi : Anak-anak dapat diminta bermain peran sebagai guru, dokter, atau anggota keluarga dalam permainan peran yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan berbicara, berinteraksi sosial, atau memecahkan masalah.

4. Melatih :
Deskripsi : Teknik pelatihan melibatkan perluasan dan latihan dalam pengembangan keterampilan tertentu. Anak-anak melakukan aktivitas berulang kali untuk memperbaiki dan memperkuat keterampilan tersebut.
Contoh Aplikasi : Dalam melatih keterampilan motorik halus, anak-anak dapat diberikan latihan yang melibatkan pemotongan, melipat, atau menyebarkan bahan-bahan seperti kertas atau kain.

5. Tutorial :
Deskripsi : Tutorial melibatkan pembimbingan individu atau kelompok kecil untuk memberikan panduan dan dukungan ekstra dalam belajar atau mengatasi masalah. Tutorial sering digunakan untuk membantu anak-anak yang menghadapi kesulitan khusus.
Contoh Aplikasi : Seorang pendidik PAUD dapat memberikan tutorial ekstra kepada seorang anak yang mengalami kesulitan dalam membaca atau menulis, memberikan panduan tambahan untuk membantu anak tersebut memahami konsep-konsep tersebut.

6. Konseling :
Deskripsi : Konseling melibatkan interaksi antara konselor dan anak untuk membantu anak mengatasi masalah emosional, sosial, atau perkembangan. Ini adalah proses mendengarkan, mendukung, dan memberikan panduan kepada anak.

(3.) Bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh anak

Setiap anak membutuhkan layanan bimbingan perkembangan. Hal ini didasarkan bahwa tidak ada individu yang tidak bermasalah. Layanan bimbingan tidak hanya diperuntukkan bahwa anak bermasalah tetapi perlu menjadi upaya bantuan yang

diberikan untuk seluruh anak didik. Semua anak perlu memperoleh pemahaman tentang dirinya, dan juga pemahaman tentang lingkungan di sekitarnya.



2. Bimbingan dan konseling perkembangan difokuskan pada upaya membelajarkan anak.

Bimbingan perkembangan diarahkan untuk membantu tercapainya proses pembelajaran anak. Proses bimbingan tidak terlepas dari proses pembelajaran secara keseluruhan, dengan kata lain bimbingan dan pembelajaran merupakan suatu proses yang terpadu yang diarahkan agar terjadinya proses belajar pada diri

anak.



3. Konselor dan guru merupakan fungsionaris bersama dalam program bimbingan perkembangan.

Dalam jenjang pendidikan dasar khususnya taman kanak-kanak, guru selain berperan sebagai pengajar juga berperan sebagai pembimbing dalam upaya membantu tumbuh kembangnya anak. Guru memiliki peran strategis dalam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi anak dan menciptakan iklim yang sehat dalam menunjang proses belajar dan perkembangan yang terjadi.



4. Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian penting dalam bimbingan perkembangan.

Keberhasilan bimbingan perkembangan yang dilakukan guru tidak terlepas dari seberapa jauh kurikulum bimbingannya diorganisasi dan direncanakan secara matang. Layanan dasar bimbingan perkembangan berisi tujuan dan sasaran untuk membantu anak didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Kurikulum

menekankan pada aspek kognitif, afektif dan perkembangan secara normal



5. Program bimbingan perkembangan peduli dengan penerimaan diri, pemahaman diri, dan pengayaan diri (self-enhancement).

Kegiatan dalam bimbingan perkembangan dirancang untuk membantu anak mengetahui lebih banyak tentang dirinya, menerima keadaan dirinya, serta memahami kekuatan pada dirinya



6. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada proses mendorong perkembangan (encouragement).

Metode encouragement diarahkan untuk :

a) menempatkan nilai pada diri anak sebagaimana dirinya sendiri,

b) percaya pada dirinya sendiri,

c) percaya akan kemampuan diri sendiri dan membangun penghargaan akan dirinya,

d) pengakuan untuk bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh,

e) memanfaatkan kelompok untuk mempermudah dan meningkatkan perkembangan anak,

f) memadukan kelompok sehingga anak merasa memiliki tempat dalam kelompok,

g) membantu pengembangan keterampilan secara berurutan dan secara psikologis memungkinkan untuk sukses, h) mengakui dan memfokuskan pada kekuatan dan asset yang dimiliki anak, dan

i) memanfaatkan minat anak sebagai energi dalam pengajaran



7. Bimbingan perkembangan mengakui pengembangan yang terarah ketimbang akhir perkembangan yang definitif

Perkembangan anak merupakan suatu proses yang “menjadi”, artinya dalam proses perkembangannya anak membangun dirinya sesuai dengan karakteristik dan kemampuannya.



8. Bimbingan perkembangan sebagai tim oriented menuntut pelayanan dari konselor professional.

Keberhasilan program bimbingan perkembangan tidak terlepas dari kerjasama seluruh pihak yang terlibat. Keefektifan pelaksanaan program bimbingan tidak

terlepas dari pemahaman, pengetahuan dan keterampilan konselor (pembimbing)

dalam melaksanakan program bimbingan.



9. Bimbingan perkembangan peduli dengan identifikasi awal akan kebutuhankebutuhan khusus dari anak.

Setiap anak memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda, identifikasi awal dalam pelaksanaan program bimbingan perkembangan perlu dilaksanakan untuk menemukan dan memahami berbagai kebutuhan khusus yang dimiliki anak. Bimbingan yang dilaksanakan perlu dirancang untuk memenuhi

berbagai kebutuhan yang dimiliki anak didik.



10. Bimbingan perkembangan peduli dengan penerapan psikologi.

Bimbingan perkembangan tidak hanya memperhatikan bagaimana anak didik belajar, tetapi juga mengarahkan pada bagaimana anak menggunakan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya



11. Bimbingan perkembangan memiliki kerangka dasar dari psikologi anak, psikologi perkembangan dan teori-teori belajar

Bimbingan perkembangan merupakan konsep yang memperhatikan berbagai ilmu lain yaitu psikologi anak, psikologi perkembangan dan teori-teori belajar, dalam aplikasinya bimbingan perkembangan akan berorientasi pada kerangka dasar dari ilmu-ilmu yang mempengaruhinya.



12. Bimbingan perkembangan mempunyai sifat urutan dan lentur

Bimbingan perkembangan bersifat fleksibel, disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak didik. Bimbingan perkembangan dilaksanakan secara terencana dan sistematis serta disesuaikan dengan kemampuan anak didik.

Beranjak dari penjelasan tentang prinsip-prinsip bimbingan perkembangan maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan perkembangan merupakan suatu upaya bantuan yang dapat diberikan kepada anak didik yang dirancang dengan

memperhatikan berbagai kebutuhan, kemampuan, minat, dan masalah-masalah dalam perkembangan anak dan merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan proses pendidikan khususnya di taman kanak-kanak.



(4). Unsur-unsur Lingkungan Perkembangan

Pendekatan perkembangan menekankan faktor lingkungan perkembangan yang perlu diperhatikan oleh guru atau pembimbing. Suatu lingkungan perkembangan mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

1. Unsur peluang.
Unsur ini berkaitan dengan topik yang disajikan yang memungkinkan anak didik mempelajari perilaku-perilaku baru. Guru atau pembimbing perlu merencanakan berbagai topik yang sesuai dengan permasalahan, kemampuan dan karakteristik anak didik.

2. Unsur pendukung.
Unsur ini berkaitan dengan proses pengembangan interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik. Unsur pendukung ini berkaitan dengan upaya guru dalam pengembangan :
(a) relasi/kerjasama yang bisa menyentuhanak dan memungkinkan anak didik mengembangkan kemampuannya, dan
(b) keterlibatan seluruh anak didik di dalam proses interaksi.

3. Unsur penghargaan.
Esensi unsur ini terletak pada penilaian dan pemberian balikan yang dapat memperkuat pembentukan perilaku baru. Penilaian dan balikan ini perlu dilakukan sepanjang proses bimbingan berlangsung; diagnosis dilakukan untuk mengidentifikasikan kesulitan yang dihadapi, dan perbaikan serta penguatan (reinforcement) dilakukan untuk membentuk pola-pola perilaku baru.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Wildannul Karimah -
1. Dalam bimbingan terdapat tiga pendekatan perkembangan (Ihsan, 2003 : 27 - 28). Pertama, pendekatan krisis. Atau pendekatan kuratif, yaitu suatu pendekatan bimbingan yang diarahkan pada individu yang mengalai krisis atau masalah. Pendekatan ini cenderung pasif, karena anaklah yang menuju si pembimbing. Kedua, pendekatan remedial. Pendekatan ini merupakan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kelemahan atau halangan. Tujuan pendekatan ini adalah membantu memperbaiki kelemahan yang dialami individu. Dalam pendekatan ini, pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan-kelemahan individu selanjutnya berupaya memperbaiki. Ketiga, pendekatan preventif. Pendekatan yang diarahkan kepada antisipasi masalah-masalah umum individu dan mencegah jangan sampai masalah tersebut terjadi. Pembimbing memberikan beberapa upaya berupa informasi dan keterampilan untuk mencegah munculnya masalah. Pendekatan ini banyak menggunakan teknik dan sedikit konsep.

2. Banyak teknik yang digunakan dalam pendekatan ini seperti mengajar, bertukar informasi, berdiskusi, bermain peran, melatih, tutorial dan konseling. Dilihat dari sisi orientasi, pedekatan perkembangan menekankan pada pengembangan potensi dan kekuatan yang ada pada individu secara optimal. Dalam pendekatan ini, layanan bimbingan diberikan kepada semua individu, bukan hanya pada individu yang mengalami masalah. Bimbingan dilaksanakan secara individual, kelompok, bahkan klasikal melalui pemberian informasi, diskusi, proses kelompok, penyaluran bakat dan minat.

3. Prinsip-prinsip pendekatan perkembangan
Murro dan Kottman (1995) memaparkan tentang prinsip-prinsip dalam pendekatan bimbingan perkembangan untuk anak usia dini sebagai berikut.
1. Bimbingan dan Konseling Dibutuhkan oleh Semua Anak
Prinsip ini menekankan tentang pentingnya pelayanan bimbingan bagi semua anak. Anak-anak perlu mengembangkan pemahaman diri yang baik dan utuh, mereka juga perlu memiliki tanggung jawab dalam mengendalikan diri, memiliki kematangan dalam memahami lingkungan di sekitarnya dan yang lebih penting adalah membantu mereka tepat dalam membuat keputusan dan mengatasi permasalahan.
Dalam prinsip ini guru / pendamping harus memfasilitasi anak dalam mengembangkan potensi, minat dan bakat serta membantu mengatasi masalah yang dihadapi anak.
2. Bimbingan dan Konseling Perkembangan Berfokus dalam Mengembangkan Kegiatan Belajar Anak
Proses bimbingan tidak terlepas dari proses pembelajaran secara keseluruhan, dengan kata lain bimbingan dan pembelajaran merupakan suatu proses belajar efektif bagi anak.
Kegiatan pengembangan bimbingan anak usia dini dapat menggunakan media untuk menciptakan suasana kegiatan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini.
3. Guru / Pendamping merupakan Fungsionaris Bersama dalam Program Bimbingan Perkembangan
Guru memiliki peran strategis dalam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi anak dan menciptakan iklim yang sehat dalam menunjang proses belajar dan pekembangan yang terjadi.
4. Kurikulum yang Terencana dan Teroganisir merupakan Komponen Penting dalam Bimbingan Perkembangan
Dalam pengembangan program bimbingan harus direncanakan dengan baik dan terorganisasi. Kurikulum yang dikembangkan mencakup seluruh aspek perkembangan anak dengan tujuan membantu anak dalam mengembangkan kemampuan untuk menghargai diri, motif berprestasi, membuat keputusan yang tepat, merencanakan dan mencapai tujuan keterampilan memecahkan masalah, menjalin hubungan interpersonal, keterampilan berkomunikasi dan mengembangkan perilaku tanggungjawab, khususnya pada diri sendiri.
5. Bimbingan Perkembangan Memperhatikan Aspek Perkembangan Penerimaan Diri, Pemahaman Diri, dan Pengayaan Diri Anak
Bimbingan perkembangan turut membantu anak dalam memahami diri anak secara utuh dan menerima kelemahan dan kelebihan diri. Kegiatan pengembangan upaya ini dapat dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada anak untuk menyampaikan ide, gagasan dan pendapatnya dengan cara alami dan tanpa tekanan. Kebiasaan guru / pendamping mendominasi kegiatan atau sikap otoriter orang tua di rumah dapat menyebabkan anak tampak kaku, kurang percaya diri, tidak mampu mengembangkan kemampuan kreativitasnya. Sosialisasi dapat dilakukan dengan cara mengobrol dengan suasana yang santai dan rileks.
6. Bimbingan dan Konseling Perkembangan Membantu Mendorong Proses Tumbuh Kembang Anak
Tujuan kegiatan ini adalah (a) mampu menempatkan nilai pada diri anak sebagaimana dirinya sendiri; (b) percaya pada dirinya sendiri; (c) percaya akan kemampuan dirinya sendiri dan membangun penghargaan pada dirinya; (d) mampu bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh; (e) mampu memanfaatkan kelompok untuk mempermudah dan meningkatkan perkembangan anak; (f) memadukan kelompok sehingga anak merasa memiliki dalam kelompok; (g) membantu mengembangkan keterampilan secara berurutan dan secara psikologis yang memungkinkan anak untuk sukses; (h) mengakui dan memfokuskan pada kekuatan dan aset yang dimiliki anak; (i) memanfaatkan minat anak sebagai energi dalam pengajaran.
7. Bimbingan Perkembangan Mengakui Perkembangan yang Terarah daripada Akhir Perkembangan yang Definitif
Kekeliruan yang dialami guru adalah menyampaikan materi cenderung mengikuti pola-pola (a) menyampaikan materi pembelajaran yang masih kaku dari tema-tema yang ditawarkan oleh kurikulum sehingga tampak tanpa pengembangan kreativitas guru; (b) banyak materi yang disampaikan terlalu abstrak, misalnya pada saat menjelaskan angka hanya simbol saja tanpa dibarengi contoh konkret.
8. Bimbingan Perkembangan sebagai Kegiatan yang Berorientasi pada Tim, Seyogianya Dilaksanakann oleh Tenaga Ahli (Konselor) yang Profesional
Kesuksesan kegiatan bimbingan dan konseling sangat didukung oleh seluruh komponen lembaga. Oleh karena itu, kerjasama dan dukungan berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk menyesuaikan kegiatan dan pengembangan program bimbingan.
9. Bimbingan Perkembangan Peduli dengan Identifikasi Awal akan Kebutuhan-kebutuhan Khusus Anak
Dalam pendekatan ini konselor dengan guru bekerja sama untuk melakukan asesmen terhadap kebutuhan anak. Bimbingan yan dilaksanakan perlu dirancang utnuk memenuhi berbagai kebutuhan yan dimiliki dan diharapkan anak. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara misalnya dengan menggunakan teknik observasi atau catatan anekdot.
10. Bimbingan Perkembangan Peduli dengan Penerapan Aspek-aspek Psikologi
Pendekatan ini menekankan tentang upaya pentingnya guru dalam memperhatikan aspek-aspek psikologis anak, seperti kemampuan intelektual, sikap, minat dan kepribadian. Dalam hal ini, bimbingan perkembangan tidak hanya memperhatikan bagaimana anak belajar, tetapi juga turut mengarahkan pada upaya membantu anak menggunakan berbagai kemampuan yang mereka miliki.
Lwin seorang pakar asal Singapura menegaskan bahwa guru / pendamping mengajarkan kepada anak untuk benar-benar memperhatikan apa yang dia lihat di sekitarnya dan untuk menciptakan secara konstruktif gambaran dalam pikirannya menggunakan imajinasinya maka guru / pendamping pada akhirnya akan menemukan bahwa anak akan semakin kreatif. Hal ini karena visualisasi kreatif dan imajinasi merupakan dua aspek utama pemikiran kreatif.
11. Bimbingan Perkembangan Memiliki Kerangka Dasar yang Berlandaskan pada Kajian tentang Psikologi Perkembangan dan Teori Belajar
Bimbingan perkembangan memiliki akar psikologis dan teoritis yang jelas dan kokoh sehingga dapat dipergunakan dalam membantu mengembangkan potensi anak secara utuh dan menyeluruh. Selain itu, prinsip ini turut memperjelas bahwa anak adalah individu yang akan selalu belajar. Di sini guru / pendamping harus lebih kreatif dan inovatif. Jangan biasakan menakuti anak dengan nilai buruk yang akan dicapai ataupun dalam bentuk anacaman lain yang tidak jelas maksud dan tujuannnya.
12. Bimbingan Perkembangan Mempunyai Sifat Berurutan dan Fleksibel
Prinsip ini menegaskan bahwa bimbingan perkembangan sangat cocok diterapkan dalam membantu memfasilitasi perbedaan dan keragaman yang dimiliki anak. Dalam hal ini, guru / pendamping diharapkan lebih proaktif dalam membantu mengembangkan potensi dan memfasilitasi kebutuhan anak.

4. Unsur-unsur lingkungan perkembangan
Penentu keberhasilan kegiatan bimbingan perkembangan salah satunya adalah aspek lingkungan. Menurut Kartadinata, dkk. (1998) yang mencakup unsur-unsur lingkungan perkembangan adalah sebagai berikut.
1. Unsur peluang
Unsur ini berkaitan dengan topik yang disajikan yang memungkinkan anak mempelajari perilaku-perilaku baru. Hal ini mengandung implikasi bahwa tujuan tema yang terkandung dalam kurikulum yan diorganisasikan harus dimaknai dan dijabarkan ke dalam tujuan pengembangan pribadi, sosial, karier, keterampilan berkomunikasi, kemampuan memecahkan masalah, dan pengembangan konsep diri.
2. Unsur pendukung
Unsur ini berkaitan dengan proses pengembangann interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Unsur pendukung ini berkaitan dengan upaya guru dalam pengembangan (a) relasi jaringan kerja yang dapat menyentuh anak dan memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan dan (b) keterlibatan seluruh anak di dalam proses interaksi.
3. Unsur penghargaan
Esensi unsur ini terletak pada penilaian dan pemberian balikan yang dapat memperkuat pembentukan perilaku baru. Penilaian dan balikan ini perlu dilakukan sepanjang proses bimbingan berlangsung; diagnosis dilakukan untuk mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi anak dan perbaikan serta penguatan dilakukan untuk membentuk pola-pola perilaku baru.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Eni Muarofah -
Jawaban
1. Pendekatan-pendekatan perkembangan dalam bimbingan konseling di PAUD?
Jawaban:
Dalam bimbingan terdapat tiga pendekatan perkembangan (Ihsan, 2003 : 27 - 28).

1. Pendekatan krisis. Atau pendekatan kuratif, yaitu suatu pendekatan bimbingan yang diarahkan pada individu yang mengalai krisis atau masalah. Pendekatan ini cenderung pasif, karena anaklah yang menuju si pembimbing.

2. Pendekatan remedial. Pendekatan ini merupakan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kelemahan atau halangan. Tujuan pendekatan ini adalah membantu memperbaiki kelemahan yang dialami individu. Dalam pendekatan ini, pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan-kelemahan individu selanjutnya berupaya memperbaiki.

3.pendekatan preventif. Pendekatan yang diarahkan kepada antisipasi masalah-masalah umum individu dan mencegah jangan sampai masalah tersebut terjadi. Pembimbing memberikan beberapa upaya berupa informasi dan keterampilan untuk mencegah munculnya masalah. Pendekatan ini banyak menggunakan teknik dan sedikit konsep.

Pendekatan yang lebih mutakhir dan lebih proaktif dibandingkan dengan ketiga pendekatan sebelumnya adalah pendekatan perkembangan. Guru / pendamping yang menggunakan pendekatan ini dimulai dari pemahaman dari keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan anak untuk mencapai keberhasilan di tempat belajar dan dalam kehidupan. Pendekatan perkembangan ini dinilai tepat digunakan edalam tatanan pendidikan formal nonformal karena pendekatan ini memberikan perhatian terhadap perkembangan anak, kebutuhan dan minat serta membantu anak mempelajari keterampilan hidup (Kartadinata, 1998).

2. Teknik–teknik dalam pelaksanaan berbagai pendekatan?
Jawaban
Membahas tentang teknik pendekatan pada anak tk ada beberapa teknik antara lain adalah sebagai berikut:
1. Aktif
apa yang di maksud aktif disini adalah guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga anak aktif brtanya , mempertanyakkan dan menggemkakan gagasan. Belajar harus merupakan suatu proses aktif dari anak dalam membangun pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang hanya menerima penjelasan dari guru tentang pengetahuan.
Anak usia dini lebih cepat lelah jika duduk diam di bandingkan kalaau sedang berlari, melompat, atau sedang bersepeda.maka dengan belajar yang aktif , motorik halus dan motorik kasar mereka akan berkembang dengan baik.melalui belajar aktif segala potensi anak dapat berkembang secara optimal dan memberikan peluang anak untuk aktif berbuat sesuatu sambil mempelajari berbagai pengetahuan dan semua iu tidak pernah luput dari pengasan kita.
2. kreatif
kreatif artinya memiliki daya cipta , memiliki kemampuan untuk berkreasi. Peran aktif anak dalam proses pembelajaran akan menghasilkan generasi yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan kepentingan orang lain.kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan – kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan anak.
3. efektif
pembelajaran yang efektif terwujud karena pembelajaran yang dilaksanakan dapat menumbuhkan daya kreatif bagi anak sehingga dapat membekali anak dengan berbagai kemampuan setelah proses pembelajaran berlangsung kemampuan yang diproleh anak tidak hanya berupa pengetahuan yang besifat verbalisme.namun diharapkan berupa kemampuan yang lebih bermakna artinya tidak dapat mengembangkan berbagai potensi yang adadalam diri anak sehingga menghasilkan kemampuan yang beragam. Belajar yang efektif dapat dicapai dengan tindakan nyata(learning by doing) karna bermain dan bereksplorasi dapat membangun perkembangan otak , berbahasa, bernalar dan bersosialisasi.
4. Menyenangkan
perlu tecipta Susana pembelajaran yang menyenangkan sehingga anak memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar hingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian tingginya perhataian anak terbukti dapat meningkatkan hasil belajar.kondisi yang menyenangkan , aman dan nyaman akan mengaktifkan bagian neo-cortex(otak berpikir)dan mengoptimalkan proses belajar dan meningkatkan kepercayaan diri anak. suasana kelas yang kaku, penuh beban guru galak akan menurunkan fungsi otak menuju batang otak dan anak tidak bias berfikir efektik,reatik dan agresif.

3. Prinsip-prinsip bimbingan perkembangan?
Jawaban
Adapun prinsip-prinsip pelayanan bimbingan untuk anak usia dini, menurut Syaodih sebagai berikut:

a. Bimbingan merupakan bagian penting dari proses pendidikan.

b. Bimbingan diberikan pada semua anak dan bukan hanya untuk anak yang menghadapi masalah.

c. Bimbingan merupakan proses yang menyatu dalam semua kegiatan pendidikan.

d. Bimbingan harus berpusat pada anak yang di bimbing; e. Kegiatan bimbingan mencakup seluruh kemampuan perkembangan anak yang meliputi kemampuan fisik motorik, kecerdasan, sosial- emosional.

f. Bimbingan harus dimulai dengan mengindentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan anak.

g. Dalam menyampaikan permasalahan anak kepada orangtua hendaknya menciptakan situasi aman dan menyenangkan, sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi yang wajar dan terhindar dari kesalah pahaman.
h. Dalam melaksanakan bimbingan hendaknya orangtua diikutsertakan, agar mereka dapat mengikuti perkembangan dan memberikan bantuan kepada anaknya dirumah.

i. Bimbingan dilakukan seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki guru sebagai pelaksana bimbingan, bilamana masalah yang terjadi perlu ditindak lanjuti maka guru pembimbing harus mengkonsultasikan kepada kepala sekolah dan tenaga ahli dan

j. Bimbingan harus fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan anak.

4. Unsur-unsur lingkungan perkembangan?
Jawaban
Unsur-unsur lingkungan perkembangan
Penentu keberhasilan kegiatan bimbingan perkembangan salah satunya adalah aspek lingkungan. Menurut Kartadinata, dkk. (1998) yang mencakup unsur-unsur lingkungan perkembangan adalah sebagai berikut.

1. Unsur peluang
Unsur ini berkaitan dengan topik yang disajikan yang memungkinkan anak mempelajari perilaku-perilaku baru. Hal ini mengandung implikasi bahwa tujuan tema yang terkandung dalam kurikulum yan diorganisasikan harus dimaknai dan dijabarkan ke dalam tujuan pengembangan pribadi, sosial, karier, keterampilan berkomunikasi, kemampuan memecahkan masalah, dan pengembangan konsep diri.

2. Unsur pendukung
Unsur ini berkaitan dengan proses pengembangann interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Unsur pendukung ini berkaitan dengan upaya guru dalam pengembangan
(a) relasi jaringan kerja yang dapat menyentuh anak dan memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan dan
(b) keterlibatan seluruh anak di dalam proses interaksi.

3. Unsur penghargaan
Esensi unsur ini terletak pada penilaian dan pemberian balikan yang dapat memperkuat pembentukan perilaku baru. Penilaian dan balikan ini perlu dilakukan sepanjang proses bimbingan berlangsung; diagnosis dilakukan untuk mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi anak dan perbaikan serta penguatan dilakukan untuk membentuk pola-pola perilaku baru.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Shabina Shalsabillah -
1. Perlu diketahui bahwa pendekatan dalam bimbingan selain pendekatan perkembangan terdapat tiga pendekatan lain yang banyak diperpaukan (marisan, 2003-27-28)
•Pertama pendekatan krisis. Pendekatan disebut juga pendekatan kuzatif, yaitu suatu pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah. Adapun tujuan pendekatan ini adalah membantu mengatasi krisis atau masalah-masalah yang dialami individu. Dalam pendekatan ini pembimbing tampak lebih pasif karena menunggu anak yang datang selanjutnya pembimbing memberikan bantuan sesuai dengan masalah yang dihadapi dan dirasakan anak.
• Kedua, pendekatan remedial Pendekatan ini merupakan pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kelemahan atau kekurangan Tujuan pendekatan ini adalah membantu memperbaiki kekurangan atau kelemahan yang dalami individu. Dalam pendekatan ini, pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan-kelemahan individu dan selanjutnya berupaya memperbaiki Pendekatan remedial banyak diperuanshi oleh aliran psikologi behavioristik. Aliran ini menekankan perilaku individu saat ini. Periku saat ini di pengaruhi oleh suasana lingkungan pada saat ini pula. Oleh sebab itu untuk memperbaiki perilaku individu perlu ditata lingkungan yang mendukung perbaikan perilaku tersebut.
• Ketiga, pendekatan preventif Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang di arahkan kepada antisipasi masalah-masalah umum individu dan mencegah jangan sampai masalah tersebut menimpa. Pembimbing memberikan beberapa upaya berupa informasi dan keterampilan untuk mencegah munculnya masalah Pendekatan ini ditinjau dari sisi teori tidak memiliki landasan teori yang khusus, akan tetapi pendekatan ini banyak memiliki teknik dan sedikit konsep.
2. Secara umum teknik yang digunakan untuk bimbingan dan konseling anak usia dini antara lain sebagai berikut:
• Aktif
Apa yang di maksud aktif disini adalah guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga anak aktif bertanya, mempertanyakan dan menggemukakan gagasan. Belajar harus merupakan suatu proses aktif dari anak dalam membangun pengetahuannya, bukannya proses pasif yang hanya menerima penjelasan dari guru tentang pengetahuan.
• Kreatif
Kreatif artinya memiliki daya cipta , memiliki kemampuan untuk berkreasi. Peran aktif anak dalam proses pembelajaran akan menghasilkan generasi yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan kepentingan orang lain.
• Efektif
Pembelajaran yang efektif terwujud karena pembelajaran yang dilaksanakan dapat menumbuhkan daya kreatif bagi anak sehingga dapat membekali anak dengan berbagai kemampuan setelah proses pembelajaran berlangsung kemampuan yang diperoleh anak tidak hanya berupa pengetahuan yang besifat verbalisme.
• Menyenangkan
Perlu   tercipta  suasana   pembelajaran   yang   menyenangkan   sehingga   anak memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar hingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian tingginya perhataian anak terbukti dapat meningkatkan hasil belajar.
3. Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling di PAUD
Prinsip umum, antara lain:
• Bimbingan harus berfokus pada individu yang sedang dibimbingnya
• Bimbingan berupa pemberian agar individu yang dibimbing mampu mengarahkan dirinya dan menghadapi permasalahan dalam hidupnya
• Pemberian bantuan diselaraskan dengan kebutuhan individu yang sedang dibimbing
•Bimbingan berkaitan dengan sikap dan tingkah laku individu
• Pelaksanaan bimbingan dan konseling diawali dengan mengidentifikasi kebutuhan yang dirasakan individu yang dibimbing
• Upaya pemberian bantuan harus dilakukan secara pleksibel
• Program bimbingan dan konseling harus dirumuskan sesuai dengan program pendidikan dan pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.
• Implementasi program bimbingan dan konseling harus dipimpin oleh orang yang
memiliki potensi dan keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling serta pelaksannya haruslah bekerjasama dengan berbagai pihak terkait hal tersebut
• Untuk mengetahui hasil dari upaya pelayanan bimbingan dan konseling, harus diadakan penilaian atau ekuifalensi secara teratur dan berkesinambungan.
Prinsip khusus berhubungan dengan siswa, antara lain:
• Pelayanan bimbingan konseling harus diberikan langsung kepada semua siswa
• Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas pelayanan bimbingan dan konseling kepada individu atau siswa
• Program pemberian bimbingan dan konseling harus berpasal pada siswa
• Pelayanan dan bimbingan konseling di sekolah harus dapat memenuhi kebutuhan- kebutuhan individu bersangkutan yang sifatnya beragam dan luas
• Keputusan proses akhir dalam proses bimbingan konseling bentuk oleh siswa sendiri
• Siswa yang sudah mendapat bimbingan, harusnya lambat laun bisa membantu dirinya sendiri.
Prinsip klausus belubungan dengan pembimbing, antara lain:
• Konselor harus melakukan tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing
• Konselor di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan pengalaman dan kemampuan
• Sebagai tuntutan profesi, pembimbing atau konseler harus senantiasa berusaha mengembangkan dirinya dan keahlian melaui berbagai kegiatan
• Kanselor hendaknya selalu mempergunakan berbagai informasi yang bersedia tentang siswa yang dibimbing beserta lingkungannya sebagai bahan yang membantu individu yang bersangkutan kearah penyesuaian diri yang lebih baik
• Konselor harus menghormati, menjaga kerahasiaan informasi tentang siswa yang dibimbing
• Konselor harus melaksanakan tugasnya hendaknya mempergunakan berbagai metode yang sama
4. Unsur-unsur Lingkungan Perkembangan
Pendekatan perkembangan menekankan faktor lingkungan perkembangan yang perlu diperhatikan oleh guru atau pembimbing. Suatu lingkungan perkembangan mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
1. Unsur peluang.
Unsur ini berkaitan dengan topik yang disajikan yang memungkinkan anak didik mempelajari perilaku-perilaku baru. Guru atau pembimbing perlu merencanakan berbagai topik yang sesuai dengan permasalahan, kemampuan dan karakteristik anak didik.
2. Unsur pendukung.
Unsur ini berkaitan dengan proses pengembangan interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik. Unsur pendukung ini berkaitan dengan upaya guru dalam pengembangan :
(a) relasi/kerjasama yang bisa menyentuhanak dan memungkinkan anak didik mengembangkan kemampuannya, dan
(b) keterlibatan seluruh anak didik di dalam proses interaksi.
3. Unsur penghargaan.
Esensi unsur ini terletak pada penilaian dan pemberian balikan yang dapat memperkuat pembentukan perilaku baru. Penilaian dan balikan ini perlu dilakukan sepanjang proses bimbingan berlangsung; diagnosis dilakukan untuk mengidentifikasikan kesulitan yang dihadapi, dan perbaikan serta penguatan (reinforcement) dilakukan untuk membentuk pola-pola perilaku baru.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Laurensia Patrik Venesia -
1. Dalam konseling PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), berbagai pendekatan perkembangan digunakan untuk membantu anak-anak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mereka. Berikut ini adalah beberapa pendekatan perkembangan yang umum digunakan dalam konseling PAUD:

Pendekatan Bermain (Play-Based Approach) : Pendekatan ini menekankan pentingnya bermain dalam proses pembelajaran anak-anak. Bermain adalah cara alami bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan sosial, emosional, fisik, dan kognitif mereka. Konselor PAUD menggunakan permainan dan aktivitas bermain sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan anak-anak, mengidentifikasi masalah, dan membantu mereka mengatasi tantangan perkembangan.

Pendekatan Psikodinamik : Pendekatan ini fokus pada pemahaman terhadap perasaan, konflik, dan pengalaman masa lalu yang mungkin mempengaruhi perkembangan anak. Konselor menggunakan teknik seperti observasi, observasi, dan berbicara dengan anak-anak untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah psikodinamik yang mungkin muncul.

Pendekatan Humanistik : Pendekatan ini menekankan pentingnya penghargaan terhadap individu dan pertumbuhan pribadi. PAUD Konselor mendorong anak-anak untuk mengembangkan pemahaman diri yang lebih baik, mempromosikan rasa percaya diri, dan membantu mereka mewujudkan potensi mereka. Pendekatan ini juga mencakup pendekatan Carl Rogers yang mengutamakan penerimaan tanpa syarat dan empati.

Pendekatan Behavioral (Perilaku) : Pendekatan ini fokus pada modifikasi perilaku anak-anak dengan memberikan penghargaan positif dan mengubah pola perilaku yang tidak diinginkan. Konselor menggunakan penguatan positif untuk mendorong perilaku yang diinginkan dan mengajarkan keterampilan sosial dan emosional kepada anak-anak.

Pendekatan Kognitif : Pendekatan ini menekankan peran pemikiran dan kognisi dalam perkembangan anak. Konselor membantu anak-anak mengenali dan mengubah pola pikir yang mungkin negatif atau tidak sehat, sehingga mereka dapat mengatasi stres, kecemasan, atau masalah emosional lainnya.

Pendekatan Ekologis : Pendekatan ini mempertimbangkan pengaruh lingkungan sekitar anak, termasuk keluarga, teman sebaya, dan sekolah. Konselor bekerja sama dengan orang tua dan guru untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak.

Pendekatan Kolaboratif : Pendekatan ini melibatkan kerja sama antara konselor, orang tua, dan guru dalam mendukung perkembangan anak. Semua pihak bekerja sama untuk memahami kebutuhan anak dan menyusun strategi yang sesuai untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang.

Pendekatan-pendekatan ini dapat digunakan secara terpisah atau dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan individu anak-anak yang mendapatkan konseling PAUD. Tujuannya adalah memberikan dukungan yang efektif dalam mengatasi tantangan perkembangan mereka dan memastikan bahwa mereka memiliki fondasi yang kuat untuk tumbuh menjadi individu yang sehat dan bahagia.

2.Teknik pendekatan behavioral
Teknik pendekatan Rebt
Teknik pendekatan Gestalt
Teknik pendekatan Realitas
Teknik pendekatan CLlient centered

3. Prinsip merupakan kebenaran yang dijadikan dasar melakukan segala sesuatu. Pelaksanaan bimbingan dan konseling tentu mempunyai prinsip-prinsip yang dijadikan dasar untuk berpijak diantaranya yaitu prinsip kerahasiaan, kesukarelaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus dan tut wuri handayani.

4. Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan perkembangan dibagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.

Lingkungan Keluarga.
Keluarga telah dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Predikat ini mengindikasikan betapa berperan dan berpengaruhnya lingkungan keluarga terhadap pembentukan perilaku dan kepribadian anak. Keluarga merupakan pihak yang paling awal memberikan banyak perlakuan kepada anak. Apa yang dilakukan dan diberikan oleh pihak keluarga tersebut, maka akan menjadi sumber perlakuan pertama yang mempengaruhi pembentukan karakteristik pribadi dan perilaku anak. Dalam hal perkembangan kognisi anak, keluarga lebih bersifat memberikan dukungan baik dalam hal penyediaan fasilitas maupun penciptaan suasana belajar yang kondusif.

Lingkungan Sekolah.
Sekolah berfungsi dan bertujuan sebagai lembaga untuk memproses perkembangan anak secara menyeluruh sehingga dapat berkembang secara optimal sesuai dengan harapan-harapan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Menurut Santrok dan Yussen, sekolah dilukiskan sebagai masyarakat kecil bagi anak yang memiliki budaya, norma dan aturan, serta tuntutan-tuntutan tertentu. Dengan demikian sekolah mendefinisikan dan membatasi prilaku, perasaan, dan sikap anak.
Dalam lingkungan sekolah juga terdapat struktur dan iklim kelas. Yang dimaksud struktur kelas ialah sebagai pola-pola hubungan yang dikembangkan dalam proses interaksi aktifitas kelas. Sedangkan, iklim kelas menyangkut suasana emosional yang berkembang dan dialami oleh anggota kelas, khusunya anak, di saat kegiatan kelas berlangsung.

Sementara itu, cara pembelajaran di lingkungan sekolah yang hanya menekankan unsur-unsur pengetahuan dan bersifat verbalistik akan mengakibatkan proses pembelajaran hanya berkenaan dengan pengayaan pengetahuan namun kurang bermakna bagi anak sehingga hasilnya akan sangat mudah untuk dilupakan oleh anak. Kurangnya anak diberi kesempatan untuk memecahkan masalah, berdiskusi, dan berinteraksi dengan temannya menyebabkan aspek-aspek pribadi anak kurang dikembangkan.

Lingkungan Masyarakat.
Masyarakat merupakan lingkungan perkembangan yang memiliki peran dan pengaruh tertentu dalam membentuk kepribadian dan perilaku anak. Pengalaman-pengalaman interaksional anak pada masyarakat ini akan memberi kontribusi tersendiri dalam pembentukan prilaku perkembangan pribadi. Masyarakat adalah gabungan dari keluarga-keluarga dan individu-individu yang hidup di sana. Baik-tidaknya suatu masyarakat akan tergantung kepada keluarga–keluarga yang membangun masyarakat yang bersangkutan. Anak di lingkungan masyarakat, dalam berkembang cenderung dipengaruhi oleh teman sebayanya yang setiap hari sebagai teman bermainya. Di lingkungan masyarakat, anak juga akan menemukan masa dimana ia akan berinteraksi dengan media iformasi. Pada zaman sekarang ini media informasi yang berasal dari televisi, majalah, internet dan sebagainya sangat berperan dominan terhadap kehidupan anak.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Yohana Keel Lie Liyu -
1. Pendekatan-pendekatan perkembangan dalam bimbingan konseling di PAUD

Dalam bimbingan terdapat empat pendekatan perkembangan.
Pertama, pendekatan krisis. Atau pendekatan kuratif, yaitu suatu pendekatan bimbingan yang diarahkan pada individu yang mengalai krisis atau masalah. Pendekatan ini cenderung pasif, karena anaklah yang menuju si pembimbing.
Kedua, pendekatan remedial. Pendekatan ini merupakan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kelemahan atau halangan. Tujuan pendekatan ini adalah membantu memperbaiki kelemahan yang dialami individu. Dalam pendekatan ini, pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan-kelemahan individu selanjutnya berupaya memperbaiki.
Ketiga, pendekatan preventif. Pendekatan yang diarahkan kepada antisipasi masalah-masalah umum individu dan mencegah jangan sampai masalah tersebut terjadi. Pembimbing memberikan beberapa upaya berupa informasi dan keterampilan untuk mencegah munculnya masalah. Pendekatan ini banyak menggunakan teknik dan sedikit konsep.
Keempat, Pendekatan Perkembangan, adalah usaha pendekatan yang dilakukan konselor kepada individu untuk mengembangkan potensi yang dimiliki individu. Dalam hal ini, pihak konselor akan membantu individu, memudahkan individu dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya.

2. Teknik–teknik dalam pelaksanaan berbagai pendekatan

Terdapat beberapa teknik dalam bimbingan konseling anak usia dini yaitu:
a. Aktif
Aktif yang dimaksudkan di sini adalah guru harus menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga anak-anak aktif untuk bertanya, mempertanyakan mengenai apa yang dibahas dan berani mengemukakan gagasan. Belajar harus merupakan suatu proses yang aktif dari anak dalam membangun pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang hanya menerima dari guru saja ilmu pengetahuan tersebut.
Anak usia dini lebih cepat lelah jika duduk diam di bandingkan dengan anak yang berlari, melompat, atau lainnya. Maka, dengan belajar yang aktif, motorik halus dan motorik kasar mereka akan berkembang dengan baik. Melalui belajar yang aktif, segala potensi anak dapat berkembang secara optimal dan memberikan peluang anak untuk aktif berbuat sesuatu sambil mempelajari berbagai pengetahuan dan semua itu tidak luput dari pengawasan orang tua dan guru di sekolah.
b. Kreatif
Kreatif merupakan suatu daya cipta, memiliki kemampuan berkreasi. Peran aktif anak dalam proses pembelajaran akan menghasilkan generasi yang mampu menciptakan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan kepentingan orang lain. Kreatif juga bertujuan agar guru menciptakan kegiatan-kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan anak.
c. Efektif
Pembelajaran yang efektif terwujud karena pembelajaran yang dilaksanakan dapat menumbuhkan daya kreatif bagi anak sehingga dapat membekali anak dengan berbagai kemampuan setelah proses pembelajaran berlangsung, kemampuan yang diperoleh anak tidak hanya berupa pengetahuan, namun kemampuan yang lebih bermakna artinya tidak dapat mengembagkan bebagai potensi yangada dalam diri anak, sehingga menghasilkan kemampuan yang beragam. Belajar yang efektif dapat dicapai dengan tindakan nyata, karena bermain dengan bereksplorasi dapata membangun perkembangan otak, berbahasa, bernalar, dan bersosialisasi.
d. Menyenangkan
Dalam proses belajar anak perlu terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga anak memusatkan perhatiannya secara utuh pada pembelajaran. Menurut hasil penelitian tingginya perhatian anak terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. Kondisi yang menyenangkan, aman, dan nyaman, akan mengaktifkan otak untuk berfikir dan mengoptimalkan proses belajar serta meningkatkan kepercayaan diri anak. Suasana kelas yang kaku, penuh beban, akan menurunkan fungsi otak pada anak, maka anak tiak dapat berfikir secara optimal.

3. Prinsip-prinsip bimbingan perkembangan

Muro & Kottman (1995:50-53) mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling perkembangan adalah program bimbingan dan konseling yang mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
- Bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh siswa. Layanan bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh siswa, termasuk di dalamnya siswa yang mengalami kesulitan.
- Guru Pembimbing atau Konselor juga sebagai perancang dan pengembang kurikulum dalam pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
- Guru Pembimbing atau Konselor dan Guru adalah fungsionaris bersama dalam program bimbingan dan konseling perkembangan.
- Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan.
- Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada proses mendorong perkembangan siswa.
- Program bimbingan dan konseling perkembangan peduli pada penerimaan diri, pemahaman diri, dan peningkatan diri.
- Bimbingan dan konseling perkembangan lebih peduli pada pengembangan yang terarah dari pada akhir perkembangan yang definitif.
- Bimbingan dan konseling perkembangan memiliki kerangka dasar psikologi anak, perkembangan anak, dan teori-teori belajar.
- Bimbingan dan konseling perkembangan peduli pada penerapan psikologi.

4. Unsur-unsur lingkungan perkembangan

Suatu lingkungan perkembangan mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

1. Unsur peluang.
Unsur ini berkaitan dengan topik yang disajikan yang memungkinkan anak didik mempelajari perilaku-perilaku baru. Guru atau pembimbing perlu merencanakan berbagai topik yang sesuai dengan permasalahan, kemampuan dan karakteristik anak didik.

2. Unsur pendukung.
Unsur ini berkaitan dengan proses pengembangan interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik. Unsur pendukung ini berkaitan dengan upaya guru dalam pengembangan : (a) relasi/kerjasama yang bisa menyentuh anak dan memungkinkan anak didik mengembangkan kemampuannya, dan (b) keterlibatan seluruh anak didik di dalam proses interaksi.

3. Unsur penghargaan.
Esensi unsur ini terletak pada penilaian dan pemberian balikan yang dapat memperkuat pembentukan perilaku baru. Penilaian dan balikan ini perlu dilakukan sepanjang proses bimbingan berlangsung; diagnosis dilakukan untuk mengidentifikasikan kesulitan yang dihadapi, dan perbaikan serta penguatan
(reinforcement) dilakukan untuk membentuk pola-pola perilaku baru.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Rani Prita Andini Rani Prita Andini -
1. Dalam konseling PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).
- Pendekatan Perkembangan Piaget
Pendekatan ini berfokus pada teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget. Dalam konteks PAUD, konselor dapat menggunakan pendekatan ini untuk memahami tahap perkembangan kognitif anak-anak dan merancang aktivitas yang sesuai dengan tingkat perkembangan mereka.

- Pendekatan Perkembangan Eriksonian**: Teori perkembangan psikososial Erik Erikson dapat digunakan untuk memahami konflik perkembangan yang muncul pada berbagai tahap usia. Konselor dapat membantu anak-anak mengatasi konflik ini dan mengembangkan identitas dan kompetensi positif.

- Pendekatan Perkembangan Bahasa**: Dalam PAUD, pengembangan bahasa adalah aspek penting. Konselor dapat bekerja dengan anak-anak untuk memperkaya kosakata, meningkatkan keterampilan berbicara, dan memfasilitasi komunikasi yang efektif.

2.Teknik-teknik dalam pelaksanaan berbagai pendekatan .
- Teknik Penghitungan Beban Kerja: Teknik ini digunakan dalam analisis beban kerja untuk membandingkan bobot/beban kerja dengan norma waktu dan volume kerja. Dalam teknik ini, target beban kerja ditentukan berdasarkan rencana kerja atau sasaran yang harus dicapai oleh setiap jabatan. Volume kerja dapat diperoleh dari data pada setiap unit kerja, sedangkan norma waktu mungkin belum banyak diperoleh sehingga tidak dapat dijadikan faktor tetap.
- Teknik Pembelajaran Berdiferensiasi: Teknik ini digunakan dalam pembelajaran untuk mengakomodasi perbedaan kemampuan peserta didik. Guru menggunakan diferensiasi konten dan berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa. Dalam teknik ini, tujuan pembelajaran tetap sama meskipun bahan ajar, penilaian, dan metode penyampaiannya dapat berbeda.
- Teknik Pendekatan STEM dalam Pembelajaran: Teknik ini digunakan dalam pembelajaran untuk mengintegrasikan konsep, prinsip, dan teknik dari sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM). Pendekatan ini memberikan peluang bagi peserta didik untuk mempelajari konsep-konsep tersebut melalui pengalaman nyata dan aplikasi praktis.
- Teknik Pendekatan Harga Pasar (Market Approach) dalam Penilaian Properti: Teknik ini digunakan dalam penilaian properti untuk menentukan nilai wajar berdasarkan harga pasar properti serupa yang telah terjual atau disewakan di pasar. Penilai atau tim penilai memilih pendekatan ini berdasarkan objek penilaian yang akan dinilai dan karakteristiknya.
- Teknik Pendekatan Service Oriented Architecture (SOA) dalam Pelaksanaan: Teknik ini digunakan dalam pelaksanaan sistem informasi untuk menghubungkan berbagai aplikasi dan proses bisnis dalam lingkungan yang terpadu. Pendekatan ini memanfaatkan arsitektur berorientasi layanan (SOA) untuk membangun sistem informasi yang fleksibel dan mudah diintegrasikan.
- Teknik Perencanaan Strategis Sistem Informasi: Teknik ini digunakan dalam perencanaan strategis sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) untuk menyelaraskan strategi SI/TI dengan strategi bisnis. Teknik ini melibatkan identifikasi portofolio aplikasi SI berbasis komputer, analisis pengaruh SI/TI terhadap kinerja bisnis, dan pengembangan kerangka kerja strategis.
- Teknik Strategi Komunikasi: Teknik ini digunakan dalam perencanaan dan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan komunikasi. Teknik ini mencakup berbagai pendekatan dan taktik komunikasi yang dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu. Beberapa teknik yang dapat digunakan termasuk teknik informatif, persuasif, partisipatif, dan interaktif.
- Teknik Gestalt dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling: Teknik ini digunakan dalam bimbingan konseling untuk membantu konseli/siswa memahami dan menghadapi masalah atau tantangan dalam kehidupan mereka. Beberapa teknik yang digunakan dalam pendekatan Gestalt meliputi permainan dialog, latihan tanggung jawab, dan bermain proyeksi.
- Teknik Forcasting dalam Perencanaan SDM: Teknik ini digunakan dalam perencanaan sumber daya manusia (SDM) untuk memprediksi kebutuhan dan perubahan dalam tenaga kerja. Beberapa teknik forcasting yang dapat digunakan termasuk analisis tren, analisis regresi, dan survei kebutuhan tenaga kerja.

3.
1. Dalam bimbingan terdapat tiga pendekatan perkembangan (Ihsan, 2003 : 27 - 28). Pertama, pendekatan krisis. Atau pendekatan kuratif, yaitu suatu pendekatan bimbingan yang diarahkan pada individu yang mengalai krisis atau masalah. Pendekatan ini cenderung pasif, karena anaklah yang menuju si pembimbing. Kedua, pendekatan remedial. Pendekatan ini merupakan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kelemahan atau halangan. Tujuan pendekatan ini adalah membantu memperbaiki kelemahan yang dialami individu. Dalam pendekatan ini, pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan-kelemahan individu selanjutnya berupaya memperbaiki. Ketiga, pendekatan preventif. Pendekatan yang diarahkan kepada antisipasi masalah-masalah umum individu dan mencegah jangan sampai masalah tersebut terjadi. Pembimbing memberikan beberapa upaya berupa informasi dan keterampilan untuk mencegah munculnya masalah. Pendekatan ini banyak menggunakan teknik dan sedikit konsep.

2. Banyak teknik yang digunakan dalam pendekatan ini seperti mengajar, bertukar informasi, berdiskusi, bermain peran, melatih, tutorial dan konseling. Dilihat dari sisi orientasi, pedekatan perkembangan menekankan pada pengembangan potensi dan kekuatan yang ada pada individu secara optimal. Dalam pendekatan ini, layanan bimbingan diberikan kepada semua individu, bukan hanya pada individu yang mengalami masalah. Bimbingan dilaksanakan secara individual, kelompok, bahkan klasikal melalui pemberian informasi, diskusi, proses kelompok, penyaluran bakat dan minat.

3. Prinsip-prinsip pendekatan perkembangan
Murro dan Kottman (1995) memaparkan tentang prinsip-prinsip dalam pendekatan bimbingan perkembangan untuk anak usia dini sebagai berikut.
- Bimbingan dan Konseling Dibutuhkan oleh Semua Anak
Prinsip ini menekankan tentang pentingnya pelayanan bimbingan bagi semua anak. Anak-anak perlu mengembangkan pemahaman diri yang baik dan utuh, mereka juga perlu memiliki tanggung jawab dalam mengendalikan diri, memiliki kematangan dalam memahami lingkungan di sekitarnya dan yang lebih penting adalah membantu mereka tepat dalam membuat keputusan dan mengatasi permasalahan.
Dalam prinsip ini guru / pendamping harus memfasilitasi anak dalam mengembangkan potensi, minat dan bakat serta membantu mengatasi masalah yang dihadapi anak.

- Bimbingan dan Konseling Perkembangan Berfokus dalam Mengembangkan Kegiatan Belajar Anak
Proses bimbingan tidak terlepas dari proses pembelajaran secara keseluruhan, dengan kata lain bimbingan dan pembelajaran merupakan suatu proses belajar efektif bagi anak.
Kegiatan pengembangan bimbingan anak usia dini dapat menggunakan media untuk menciptakan suasana kegiatan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini.

- Guru / Pendamping merupakan Fungsionaris Bersama dalam Program Bimbingan Perkembangan
Guru memiliki peran strategis dalam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi anak dan menciptakan iklim yang sehat dalam menunjang proses belajar dan pekembangan yang terjadi.

- Kurikulum yang Terencana dan Teroganisir merupakan Komponen Penting dalam Bimbingan Perkembangan
Dalam pengembangan program bimbingan harus direncanakan dengan baik dan terorganisasi. Kurikulum yang dikembangkan mencakup seluruh aspek perkembangan anak dengan tujuan membantu anak dalam mengembangkan kemampuan untuk menghargai diri, motif berprestasi, membuat keputusan yang tepat, merencanakan dan mencapai tujuan keterampilan memecahkan masalah, menjalin hubungan interpersonal, keterampilan berkomunikasi dan mengembangkan perilaku tanggungjawab, khususnya pada diri sendiri.

- Bimbingan Perkembangan Memperhatikan Aspek Perkembangan Penerimaan Diri, Pemahaman Diri, dan Pengayaan Diri Anak
Bimbingan perkembangan turut membantu anak dalam memahami diri anak secara utuh dan menerima kelemahan dan kelebihan diri. Kegiatan pengembangan upaya ini dapat dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada anak untuk menyampaikan ide, gagasan dan pendapatnya dengan cara alami dan tanpa tekanan. Kebiasaan guru / pendamping mendominasi kegiatan atau sikap otoriter orang tua di rumah dapat menyebabkan anak tampak kaku, kurang percaya diri, tidak mampu mengembangkan kemampuan kreativitasnya. Sosialisasi dapat dilakukan dengan cara mengobrol dengan suasana yang santai dan rileks.

- Bimbingan dan Konseling Perkembangan Membantu Mendorong Proses Tumbuh Kembang Anak
Tujuan kegiatan ini adalah (a) mampu menempatkan nilai pada diri anak sebagaimana dirinya sendiri; (b) percaya pada dirinya sendiri; (c) percaya akan kemampuan dirinya sendiri dan membangun penghargaan pada dirinya; (d) mampu bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh; (e) mampu memanfaatkan kelompok untuk mempermudah dan meningkatkan perkembangan anak; (f) memadukan kelompok sehingga anak merasa memiliki dalam kelompok; (g) membantu mengembangkan keterampilan secara berurutan dan secara psikologis yang memungkinkan anak untuk sukses; (h) mengakui dan memfokuskan pada kekuatan dan aset yang dimiliki anak; (i) memanfaatkan minat anak sebagai energi dalam pengajaran.

- Bimbingan Perkembangan Mengakui Perkembangan yang Terarah daripada Akhir Perkembangan yang Definitif
Kekeliruan yang dialami guru adalah menyampaikan materi cenderung mengikuti pola-pola (a) menyampaikan materi pembelajaran yang masih kaku dari tema-tema yang ditawarkan oleh kurikulum sehingga tampak tanpa pengembangan kreativitas guru; (b) banyak materi yang disampaikan terlalu abstrak, misalnya pada saat menjelaskan angka hanya simbol saja tanpa dibarengi contoh konkret.

- Bimbingan Perkembangan sebagai Kegiatan yang Berorientasi pada Tim, Seyogianya Dilaksanakann oleh Tenaga Ahli (Konselor) yang Profesional
Kesuksesan kegiatan bimbingan dan konseling sangat didukung oleh seluruh komponen lembaga. Oleh karena itu, kerjasama dan dukungan berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk menyesuaikan kegiatan dan pengembangan program bimbingan.

- Bimbingan Perkembangan Peduli dengan Identifikasi Awal akan Kebutuhan-kebutuhan Khusus Anak
Dalam pendekatan ini konselor dengan guru bekerja sama untuk melakukan asesmen terhadap kebutuhan anak. Bimbingan yan dilaksanakan perlu dirancang utnuk memenuhi berbagai kebutuhan yan dimiliki dan diharapkan anak. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara misalnya dengan menggunakan teknik observasi atau catatan anekdot.

- Bimbingan Perkembangan Peduli dengan Penerapan Aspek-aspek Psikologi
Pendekatan ini menekankan tentang upaya pentingnya guru dalam memperhatikan aspek-aspek psikologis anak, seperti kemampuan intelektual, sikap, minat dan kepribadian. Dalam hal ini, bimbingan perkembangan tidak hanya memperhatikan bagaimana anak belajar, tetapi juga turut mengarahkan pada upaya membantu anak menggunakan berbagai kemampuan yang mereka miliki.
Lwin seorang pakar asal Singapura menegaskan bahwa guru / pendamping mengajarkan kepada anak untuk benar-benar memperhatikan apa yang dia lihat di sekitarnya dan untuk menciptakan secara konstruktif gambaran dalam pikirannya menggunakan imajinasinya maka guru / pendamping pada akhirnya akan menemukan bahwa anak akan semakin kreatif. Hal ini karena visualisasi kreatif dan imajinasi merupakan dua aspek utama pemikiran kreatif.

4.Unsur-unsur lingkungan perkembangan yaitu :
- Unsur peluang.
- Unsur pendukung.
- Unsur penghargaan.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by ELINA NOVITA SARI 2213054083 -
1. Pendekatan-pendekatan perkembangan dalam bimbingan konseling di PAUD.
Myrick (2011:14) pendekatan perkembangan merupakan suatu upaya untuk mengenali keahlian tertentu dan pengalaman murid yang diperlukan untuk dimiliki sebagai bagian dari mereka yang bersekolah dan memperoleh kesuksesan.
Pendekatan tersebut antara lain psikoanalisis, konseling berpusat pribadi, konseling behavior, konseling rasional-emotif behavior, konseling realitas, dan konseling ringkas berfokus solusi, dan konseling trait & factor.

dafpus.
Aqib, Z. (2020). Bimbingan dan Konseling. Yrama Widya.

Nurhidayah, D. (2019). Penggunaan Teknik permainan Peran Dalam Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Percaya Diri di PAUD IAIN Parepare.


2.Teknik–teknik dalam pelaksanaan berbagai pendekatan

Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan. penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

dafpus:
Erita, S. (2016). Beberapa model, pendekatan, strategi, dan metode dalam pembelajaran matematika. Tarbawi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 1(2), 1-13.

3.Prinsip-prinsip bimbingan perkembangan


1. Pendekatan dalam konseling konseling di PAUD (Pendidikan Usia Anak Dini) dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

•Pendekatan Krisis/Kuratif :
Deskripsi : Pendekatan ini fokus pada penanganan masalah dan krisis yang muncul pada anak-anak PAUD. Tujuannya adalah mengatasi masalah yang ada dan membantu anak mengatasi stres atau kesulitan yang sedang dihadapi.
Contoh Aplikasi : Ketika seorang anak mengalami perasaan cemas yang mendalam atau berperilaku agresif di sekolah, konselor akan memberikan bimbingan dan dukungan langsung untuk mengatasi masalah tersebut. Terapi individu atau kelompok dapat digunakan untuk membantu anak menangani krisis tersebut.

•Pendekatan Remedial :
Deskripsi : Pendekatan ini fokus pada upaya untuk memperbaiki atau mengkoreksi masalah perkembangan yang telah teridentifikasi pada anak-anak. Tujuannya adalah membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang diharapkan untuk usia mereka.
Contoh Aplikasi : Jika seorang anak mengalami kesulitan dalam berbicara atau berinteraksi sosial, konselor dapat merancang program terapi bahasa atau keterampilan sosial yang khusus untuk membantu anak mengatasi kelemahan tersebut.

•Pendekatan Pencegahan :
Deskripsi : Pendekatan ini fokus pada pencegahan masalah perkembangan sebelum masalah tersebut muncul. Tujuannya adalah mengidentifikasi potensi masalah perkembangan sejak dini dan mengambil tindakan yang sesuai untuk mencegahnya.
Contoh Aplikasi : Konselor dapat memberikan pelatihan kepada guru dan orang tua tentang tanda-tanda awal masalah perkembangan pada anak-anak PAUD dan bagaimana mengatasi mereka sebelum masalah tersebut menjadi lebih serius. Hal ini dapat mencakup pelatihan dalam observasi anak dan metode pengajaran yang sesuai untuk usia tersebut.

•Pendekatan Perkembangan :
Deskripsi : Pendekatan perkembangan dalam konseling PAUD adalah pendekatan yang fokus pada dukungan dan fasilitasi perkembangan alami anak-anak. Ini mencakup memberikan kesempatan untuk bermain, belajar, dan eksplorasi yang mendukung perkembangan fisik, emosional, sosial, dan kognitif anak.
Contoh Aplikasi : Konselor PAUD dapat merancang aktivitas bermain yang didasarkan pada tahap perkembangan anak-anak. Ini dapat mencakup permainan yang meningkatkan keterampilan sosial, kreativitas, atau motorik halus, sesuai dengan tahap perkembangan mereka.
Setiap pendekatan memiliki peran dan tujuan yang berbeda dalam konteks bimbingan konseling di PAUD. Pendekatan yang dipilih akan bergantung pada situasi, masalah yang dihadapi anak, dan tujuan perkembangan yang ingin dicapai. Konselor PAUD sering menggunakan berbagai pendekatan sesuai dengan kebutuhan individu

2. Dalam pendekatan perkembangan, konselor atau pendidik di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) menggunakan berbagai teknik untuk membantu anak-anak mengembangkan potensi mereka secara holistik. Berikut adalah penjelasan tentang beberapa teknik yang digunakan dalam pendekatan perkembangan:

•Mengajar :
Deskripsi : Teknik mengajar melibatkan proses penyampaian informasi dan pengetahuan kepada anak-anak. Hal ini dapat dilakukan melalui ceramah, presentasi visual, atau pengajaran langsung.
Contoh Aplikasi : Seorang pendidik di PAUD dapat mengajar anak-anak tentang konsep-konsep dasar seperti bentuk, warna, angka, atau huruf dengan menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan usia mereka.

•Pemberian Informasi :
Deskripsi : Pemberian informasi melibatkan pemberian penjelasan atau informasi kepada anak-anak tentang suatu topik atau konsep tertentu. Ini bisa dalam bentuk cerita, gambar, atau percakapan.
Contoh Aplikasi : Seorang konselor PAUD dapat memberikan informasi kepada anak tentang cara menjaga kebersihan diri, pentingnya berbagi, atau cara berbicara dengan sopan.

•Bermain Peran :
Deskripsi : Teknik bermain peran yang melibatkan anak-anak dalam situasi peran tertentu yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan sosial, emosional, atau kognitif mereka. Anak-anak berpura-pura menjadi karakter atau mengambil peran dalam situasi tertentu.
Contoh Aplikasi : Anak-anak dapat diminta bermain peran sebagai guru, dokter, atau anggota keluarga dalam permainan peran yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan berbicara, berinteraksi sosial, atau memecahkan masalah.

•Melatih :
Deskripsi : Teknik pelatihan melibatkan perluasan dan latihan dalam pengembangan keterampilan tertentu. Anak-anak melakukan aktivitas berulang kali untuk memperbaiki dan memperkuat keterampilan tersebut.
Contoh Aplikasi : Dalam melatih keterampilan motorik halus, anak-anak dapat diberikan latihan yang melibatkan pemotongan, melipat, atau menyebarkan bahan-bahan seperti kertas atau kain.

•Tutorial :
Deskripsi : Tutorial melibatkan pembimbingan individu atau kelompok kecil untuk memberikan panduan dan dukungan ekstra dalam belajar atau mengatasi masalah. Tutorial sering digunakan untuk membantu anak-anak yang menghadapi kesulitan khusus.
Contoh Aplikasi : Seorang pendidik PAUD dapat memberikan tutorial ekstra kepada seorang anak yang mengalami kesulitan dalam membaca atau menulis, memberikan panduan tambahan untuk membantu anak tersebut memahami konsep-konsep tersebut.

•Konseling :
Deskripsi : Konseling melibatkan interaksi antara konselor dan anak untuk membantu anak mengatasi masalah emosional, sosial, atau perkembangan. Ini adalah proses mendengarkan, mendukung, dan memberikan panduan kepada anak.
Contoh Aplikasi : Seorang konselor PAUD dapat bertemu dengan seorang anak yang mengalami perasaan cemas atau masalah perilaku, memberikan dukungan emosional, dan membantu anak mengidentifikasi strategi untuk mengatasi masalah tersebut.
Setiap teknik ini memiliki peran khusus dalam mendukung perkembangan anak-anak di PAUD. Kombinasi teknik-teknik ini dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang bervariasi dan menarik bagi anak-anak, sesuai dengan kebutuhan perkembangan mereka.

3. Prinsip-prinsip bimbingan perkembangan dalam konseling PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) mirip dengan prinsip-prinsip dalam bimbingan perkembangan secara umum, tetapi diadaptasi khusus untuk anak-anak dalam usia dini. Berikut adalah beberapa prinsip penting dalam bimbingan perkembangan konseling PAUD:

•Prinsip Individualitas :
Setiap anak adalah individu yang unik dengan kebutuhan, minat, dan perkembangan yang berbeda-beda. Konselor harus memahami dan menghormati perbedaan ini, serta merancang bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.

•Prinsip Keterpaduan :
Anak-anak dalam usia dini mengalami perkembangan dalam berbagai aspek, termasuk fisik, emosional, sosial, dan kognitif. Bimbingan perkembangan harus mempertimbangkan keseluruhan perkembangan anak, bukan hanya satu aspek saja.

•Prinsip Penerimaan Tanpa Syarat : Konselor PAUD harus menciptakan lingkungan yang penuh pengertian, hangat, dan penerimaan terhadap anak-anak. Anak-anak harus merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan dan pengalaman mereka tanpa rasa takut dihakimi.

•Prinsip Bermain :
Bermain adalah cara utama anak-anak belajar dan mengembangkan keterampilan mereka. Bimbingan perkembangan dalam konseling PAUD sering menggunakan permainan dan aktivitas bermain sebagai alat untuk membantu anak-anak memahami dan mengatasi masalah perkembangan.

•Prinsip Keterlibatan Aktif :
Anak-anak harus diberikan kesempatan untuk aktif dalam proses konseling. Ini termasuk mengungkapkan pendapat, mengajukan pertanyaan, dan mengidentifikasi solusi atas masalah mereka sendiri.

•Prinsip Kerahasiaan dan Etika :
Prinsip ini berlaku untuk menjaga kerahasiaan segala informasi yang diperoleh anak-anak selama sesi konseling. Konselor harus mengikuti etika profesional yang ketat dalam menjaga privasi anak-anak.

•Prinsip Pemahaman Perkembangan : Konselor harus memahami tahap-tahap perkembangan anak-anak dalam usia dini. Ini membantu mereka menyesuaikan pendekatan konseling sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

•Prinsip Inklusi dan Keanekaragaman : PAUD anak dapat berasal dari berbagai latar belakang budaya, agama, dan keadaan keluarga. Konselor harus menghormati keanekaragaman ini dan memahami cara berkomunikasi dan memberikan dukungan yang sesuai.

•Prinsip Kolaborasi dengan Orang Tua : Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak-anak PAUD. Konselor harus berkolaborasi dengan orang tua untuk mendukung perkembangan anak dan membantu mengatasi masalah perkembangan jika ada.

•Prinsip Penggunaan Media dan Teknologi yang Sesuai :
Dalam era digital, penting untuk mempertimbangkan penggunaan media dan teknologi yang sesuai dengan usia anak-anak. Konselor PAUD harus memberikan panduan kepada anak-anak dan orang tua tentang penggunaan yang sehat dan edukatif.

Prinsip-prinsip ini membantu menciptakan lingkungan konseling PAUD yang mendukung perkembangan anak-anak dalam usia dini dengan cara yang holistik, penuh pengertian, dan fokus pada kebutuhan individu.

dafpus :
Kurniati, E. (2018). Bimbingan dan konseling di sekolah; prinsip dan asas. Ristekdik: Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 3(2), 54-60.


4.Unsur-unsur lingkungan perkembangan
Suatu lingkungan perkembangan mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

1. Unsur peluang.
Unsur ini berkaitan dengan topik yang disajikan yang memungkinkan anak didik mempelajari perilaku-perilaku baru. Guru atau pembimbing perlu merencanakan berbagai topik yang sesuai dengan permasalahan, kemampuan dan karakteristik anak didik.

2. Unsur pendukung.
Unsur ini berkaitan dengan proses pengembangan interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik. Unsur pendukung ini berkaitan dengan upaya guru dalam pengembangan : (a) relasi/kerjasama yang bisa menyentuh anak dan memungkinkan anak didik mengembangkan kemampuannya, dan (b) keterlibatan seluruh anak didik di dalam proses interaksi.

3. Unsur penghargaan.
Esensi unsur ini terletak pada penilaian dan pemberian balikan yang dapat memperkuat pembentukan perilaku baru. Penilaian dan balikan ini perlu dilakukan sepanjang proses bimbingan berlangsung; diagnosis dilakukan untuk mengidentifikasikan kesulitan yang dihadapi, dan perbaikan serta penguatan
(reinforcement) dilakukan untuk membentuk pola-pola perilaku baru.


dafpus:
Framanta, G. M. (2020). Pengaruh lingkungan keluarga terhadap kepribadian anak. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 2(1), 126-129.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Nilam Sari -
1.
~ Pendekatan Krisis, yaitu upaya bimbingan yang ditujukan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah. Dalam pelaksanaannya bimbingan ini adalah konselor atau guru pembimbing menunggu konseli yang datang untuk selanjutnya konselor memberikan bantuan.
~ Pendekatan Remedial, yaitu upaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kesulitan. Pendekatan ini dipengaruhi oleh aliran behavioristik yang menekankan pada sikap dan perilaku konseli di sini dan saat ini. Jadi tugas konselor adalah menciptakan lingkungan yang lebih kondusif agar konseli lebih mencerminkan sikap dan perilaku yang lebih efektif.
~ Pendekatan Preventif, yaitu upaya bimbingan yang diarahkan untuk mengantisipasi beberapa masalah individu secara umum dengan harapan individu akan tercegah dan tidak sampai mengalami masalah-masalah tersebut.
~ Pendekatan Perkembangan, yaitu pendekatan bimbingan dan konseling yang memfokuskan pada pengembangan dan potensi individu secara optimal. Layanan bimbingan ini diberikan kepada semua individu, bukan hanya individu yang bermasalah yang berhak menerima layanan bimbingan.
{Sumber: Fiah, Rifda El. 2019. Bimbingan Dan Konseling Anak Usia Dini. Depok: PT Raja Grafindo Persada.}

2. Meliputi teknik pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran, tutorial, dan konseling.
{Sumber: Agustin, Mubiar. Hakikat Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini. Universitas Terbuka.}

3.
• Konseling merupakan kegiatan yang sangat penting dalam keseluruhan program bimbingan di sekolah, atau merupakan bagian integral dengan bimbingan.
• Program konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi lembaga, kebutuhan individu dan masyarakat.
• Konseling terlibat dua individu yaitu konselor dan klien yang memproses penyelesaian masalah melalui serangkaian interview.
• Konseling merupakan proses belajar yang mengarah pada suatu perubahan yang fundamental.
• Lebih banyak menekankan pada masalah sikap daripada tindakan.
• Lebih menekankan pada penghayatan emosional daripada intelektual.
• Konseling melayani semua individu.
• Tujuan akhir konseling adalah kemandirian setiap individu.
• Keputusan yang diambil dan hendak dilakukan oleh klien hendaklah atas kemauan klien sendiri, bukan kemauan atau desakan dari konselor.
• Permasalahan khusus yang dialami klien harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan.
{Sumber: Mulawarman. 2017. Buku Ajar Pengantar Keterampilan Dasar Konseling bagi Konselor Pendidikan. Semarang: Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.}

4.
~ Unsur Peluang, berkaitan dengan topik yang disajikan yang memungkinkan anak mempelajari perilaku baru.
~ Unsur Pendukung, berkaitan dengan proses pengembangan interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru.
~ Unsur Pernghargaan, terletak pada penilaian dan pemberian balikan yang dapat memperkuat pembentukan perilaku baru.
{Sumber: rhirinliestyawati. 2013. Bimbingan Konseling Anak Usia Dini. https://rhirinliestyawati.blogspot.com/2013/07/bimbingan-konseling-anak-usia-dini.html}
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Nabila Dwi shifa -
1. Dalam konseling PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), berbagai pendekatan perkembangan digunakan untuk membantu anak-anak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mereka. Berikut ini adalah beberapa pendekatan perkembangan yang umum digunakan dalam konseling PAUD:

Pendekatan Bermain (Play-Based Approach) : Pendekatan ini menekankan pentingnya bermain dalam proses pembelajaran anak-anak. Bermain adalah cara alami bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan sosial, emosional, fisik, dan kognitif mereka. Konselor PAUD menggunakan permainan dan aktivitas bermain sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan anak-anak, mengidentifikasi masalah, dan membantu mereka mengatasi tantangan perkembangan.

Pendekatan Psikodinamik : Pendekatan ini fokus pada pemahaman terhadap perasaan, konflik, dan pengalaman masa lalu yang mungkin mempengaruhi perkembangan anak. Konselor menggunakan teknik seperti observasi, observasi, dan berbicara dengan anak-anak untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah psikodinamik yang mungkin muncul.

Pendekatan Humanistik : Pendekatan ini menekankan pentingnya penghargaan terhadap individu dan pertumbuhan pribadi. PAUD Konselor mendorong anak-anak untuk mengembangkan pemahaman diri yang lebih baik, mempromosikan rasa percaya diri, dan membantu mereka mewujudkan potensi mereka. Pendekatan ini juga mencakup pendekatan Carl Rogers yang mengutamakan penerimaan tanpa syarat dan empati.

Pendekatan Behavioral (Perilaku) : Pendekatan ini fokus pada modifikasi perilaku anak-anak dengan memberikan penghargaan positif dan mengubah pola perilaku yang tidak diinginkan. Konselor menggunakan penguatan positif untuk mendorong perilaku yang diinginkan dan mengajarkan keterampilan sosial dan emosional kepada anak-anak.

Pendekatan Kognitif : Pendekatan ini menekankan peran pemikiran dan kognisi dalam perkembangan anak. Konselor membantu anak-anak mengenali dan mengubah pola pikir yang mungkin negatif atau tidak sehat, sehingga mereka dapat mengatasi stres, kecemasan, atau masalah emosional lainnya.

Pendekatan Ekologis : Pendekatan ini mempertimbangkan pengaruh lingkungan sekitar anak, termasuk keluarga, teman sebaya, dan sekolah. Konselor bekerja sama dengan orang tua dan guru untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak.

Pendekatan Kolaboratif : Pendekatan ini melibatkan kerja sama antara konselor, orang tua, dan guru dalam mendukung perkembangan anak. Semua pihak bekerja sama untuk memahami kebutuhan anak dan menyusun strategi yang sesuai untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang.

Pendekatan-pendekatan ini dapat digunakan secara terpisah atau dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan individu anak-anak yang mendapatkan konseling PAUD. Tujuannya adalah memberikan dukungan yang efektif dalam mengatasi tantangan perkembangan mereka dan memastikan bahwa mereka memiliki fondasi yang kuat untuk tumbuh menjadi individu yang sehat dan bahagia.

2.Teknik pendekatan behavioral
Teknik pendekatan Rebt
Teknik pendekatan Gestalt
Teknik pendekatan Realitas
Teknik pendekatan CLlient centered

3. Prinsip merupakan kebenaran yang dijadikan dasar melakukan segala sesuatu. Pelaksanaan bimbingan dan konseling tentu mempunyai prinsip-prinsip yang dijadikan dasar untuk berpijak diantaranya yaitu prinsip kerahasiaan, kesukarelaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus dan tut wuri handayani.

4. Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan perkembangan dibagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.

Lingkungan Keluarga.
Keluarga telah dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Predikat ini mengindikasikan betapa berperan dan berpengaruhnya lingkungan keluarga terhadap pembentukan perilaku dan kepribadian anak. Keluarga merupakan pihak yang paling awal memberikan banyak perlakuan kepada anak. Apa yang dilakukan dan diberikan oleh pihak keluarga tersebut, maka akan menjadi sumber perlakuan pertama yang mempengaruhi pembentukan karakteristik pribadi dan perilaku anak. Dalam hal perkembangan kognisi anak, keluarga lebih bersifat memberikan dukungan baik dalam hal penyediaan fasilitas maupun penciptaan suasana belajar yang kondusif.

Lingkungan Sekolah.
Sekolah berfungsi dan bertujuan sebagai lembaga untuk memproses perkembangan anak secara menyeluruh sehingga dapat berkembang secara optimal sesuai dengan harapan-harapan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Menurut Santrok dan Yussen, sekolah dilukiskan sebagai masyarakat kecil bagi anak yang memiliki budaya, norma dan aturan, serta tuntutan-tuntutan tertentu. Dengan demikian sekolah mendefinisikan dan membatasi prilaku, perasaan, dan sikap anak.
Dalam lingkungan sekolah juga terdapat struktur dan iklim kelas. Yang dimaksud struktur kelas ialah sebagai pola-pola hubungan yang dikembangkan dalam proses interaksi aktifitas kelas. Sedangkan, iklim kelas menyangkut suasana emosional yang berkembang dan dialami oleh anggota kelas, khusunya anak, di saat kegiatan kelas berlangsung.

Sementara itu, cara pembelajaran di lingkungan sekolah yang hanya menekankan unsur-unsur pengetahuan dan bersifat verbalistik akan mengakibatkan proses pembelajaran hanya berkenaan dengan pengayaan pengetahuan namun kurang bermakna bagi anak sehingga hasilnya akan sangat mudah untuk dilupakan oleh anak. Kurangnya anak diberi kesempatan untuk memecahkan masalah, berdiskusi, dan berinteraksi dengan temannya menyebabkan aspek-aspek pribadi anak kurang dikembangkan.

Lingkungan Masyarakat.
Masyarakat merupakan lingkungan perkembangan yang memiliki peran dan pengaruh tertentu dalam membentuk kepribadian dan perilaku anak. Pengalaman-pengalaman interaksional anak pada masyarakat ini akan memberi kontribusi tersendiri dalam pembentukan prilaku perkembangan pribadi. Masyarakat adalah gabungan dari keluarga-keluarga dan individu-individu yang hidup di sana. Baik-tidaknya suatu masyarakat akan tergantung kepada keluarga–keluarga yang membangun masyarakat yang bersangkutan. Anak di lingkungan masyarakat, dalam berkembang cenderung dipengaruhi oleh teman sebayanya yang setiap hari sebagai teman bermainya. Di lingkungan masyarakat, anak juga akan menemukan masa dimana ia akan berinteraksi dengan media iformasi. Pada zaman sekarang ini media informasi yang berasal dari televisi, majalah, internet dan sebagainya sangat berperan dominan terhadap kehidupan anak.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Nabilla Zahra Amaliya -
1. Pendekatan dalam konseling konseling di PAUD (Pendidikan Usia Anak Dini) dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

•Pendekatan Krisis/Kuratif :
Deskripsi : Pendekatan ini fokus pada penanganan masalah dan krisis yang muncul pada anak-anak PAUD. Tujuannya adalah mengatasi masalah yang ada dan membantu anak mengatasi stres atau kesulitan yang sedang dihadapi.
Contoh Aplikasi : Ketika seorang anak mengalami perasaan cemas yang mendalam atau berperilaku agresif di sekolah, konselor akan memberikan bimbingan dan dukungan langsung untuk mengatasi masalah tersebut. Terapi individu atau kelompok dapat digunakan untuk membantu anak menangani krisis tersebut.

•Pendekatan Remedial :
Deskripsi : Pendekatan ini fokus pada upaya untuk memperbaiki atau mengkoreksi masalah perkembangan yang telah teridentifikasi pada anak-anak. Tujuannya adalah membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang diharapkan untuk usia mereka.
Contoh Aplikasi : Jika seorang anak mengalami kesulitan dalam berbicara atau berinteraksi sosial, konselor dapat merancang program terapi bahasa atau keterampilan sosial yang khusus untuk membantu anak mengatasi kelemahan tersebut.

•Pendekatan Pencegahan :
Deskripsi : Pendekatan ini fokus pada pencegahan masalah perkembangan sebelum masalah tersebut muncul. Tujuannya adalah mengidentifikasi potensi masalah perkembangan sejak dini dan mengambil tindakan yang sesuai untuk mencegahnya.
Contoh Aplikasi : Konselor dapat memberikan pelatihan kepada guru dan orang tua tentang tanda-tanda awal masalah perkembangan pada anak-anak PAUD dan bagaimana mengatasi mereka sebelum masalah tersebut menjadi lebih serius. Hal ini dapat mencakup pelatihan dalam observasi anak dan metode pengajaran yang sesuai untuk usia tersebut.

•Pendekatan Perkembangan :
Deskripsi : Pendekatan perkembangan dalam konseling PAUD adalah pendekatan yang fokus pada dukungan dan fasilitasi perkembangan alami anak-anak. Ini mencakup memberikan kesempatan untuk bermain, belajar, dan eksplorasi yang mendukung perkembangan fisik, emosional, sosial, dan kognitif anak.
Contoh Aplikasi : Konselor PAUD dapat merancang aktivitas bermain yang didasarkan pada tahap perkembangan anak-anak. Ini dapat mencakup permainan yang meningkatkan keterampilan sosial, kreativitas, atau motorik halus, sesuai dengan tahap perkembangan mereka.
Setiap pendekatan memiliki peran dan tujuan yang berbeda dalam konteks bimbingan konseling di PAUD. Pendekatan yang dipilih akan bergantung pada situasi, masalah yang dihadapi anak, dan tujuan perkembangan yang ingin dicapai. Konselor PAUD sering menggunakan berbagai pendekatan sesuai dengan kebutuhan individu

2. Dalam pendekatan perkembangan, konselor atau pendidik di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) menggunakan berbagai teknik untuk membantu anak-anak mengembangkan potensi mereka secara holistik. Berikut adalah penjelasan tentang beberapa teknik yang digunakan dalam pendekatan perkembangan:

•Mengajar :
Deskripsi : Teknik mengajar melibatkan proses penyampaian informasi dan pengetahuan kepada anak-anak. Hal ini dapat dilakukan melalui ceramah, presentasi visual, atau pengajaran langsung.
Contoh Aplikasi : Seorang pendidik di PAUD dapat mengajar anak-anak tentang konsep-konsep dasar seperti bentuk, warna, angka, atau huruf dengan menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan usia mereka.

•Pemberian Informasi :
Deskripsi : Pemberian informasi melibatkan pemberian penjelasan atau informasi kepada anak-anak tentang suatu topik atau konsep tertentu. Ini bisa dalam bentuk cerita, gambar, atau percakapan.
Contoh Aplikasi : Seorang konselor PAUD dapat memberikan informasi kepada anak tentang cara menjaga kebersihan diri, pentingnya berbagi, atau cara berbicara dengan sopan.

•Bermain Peran :
Deskripsi : Teknik bermain peran yang melibatkan anak-anak dalam situasi peran tertentu yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan sosial, emosional, atau kognitif mereka. Anak-anak berpura-pura menjadi karakter atau mengambil peran dalam situasi tertentu.
Contoh Aplikasi : Anak-anak dapat diminta bermain peran sebagai guru, dokter, atau anggota keluarga dalam permainan peran yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan berbicara, berinteraksi sosial, atau memecahkan masalah.

•Melatih :
Deskripsi : Teknik pelatihan melibatkan perluasan dan latihan dalam pengembangan keterampilan tertentu. Anak-anak melakukan aktivitas berulang kali untuk memperbaiki dan memperkuat keterampilan tersebut.
Contoh Aplikasi : Dalam melatih keterampilan motorik halus, anak-anak dapat diberikan latihan yang melibatkan pemotongan, melipat, atau menyebarkan bahan-bahan seperti kertas atau kain.

•Tutorial :
Deskripsi : Tutorial melibatkan pembimbingan individu atau kelompok kecil untuk memberikan panduan dan dukungan ekstra dalam belajar atau mengatasi masalah. Tutorial sering digunakan untuk membantu anak-anak yang menghadapi kesulitan khusus.
Contoh Aplikasi : Seorang pendidik PAUD dapat memberikan tutorial ekstra kepada seorang anak yang mengalami kesulitan dalam membaca atau menulis, memberikan panduan tambahan untuk membantu anak tersebut memahami konsep-konsep tersebut.

•Konseling :
Deskripsi : Konseling melibatkan interaksi antara konselor dan anak untuk membantu anak mengatasi masalah emosional, sosial, atau perkembangan. Ini adalah proses mendengarkan, mendukung, dan memberikan panduan kepada anak.
Contoh Aplikasi : Seorang konselor PAUD dapat bertemu dengan seorang anak yang mengalami perasaan cemas atau masalah perilaku, memberikan dukungan emosional, dan membantu anak mengidentifikasi strategi untuk mengatasi masalah tersebut.
Setiap teknik ini memiliki peran khusus dalam mendukung perkembangan anak-anak di PAUD. Kombinasi teknik-teknik ini dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang bervariasi dan menarik bagi anak-anak, sesuai dengan kebutuhan perkembangan mereka.

3. Prinsip-prinsip bimbingan perkembangan dalam konseling PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) mirip dengan prinsip-prinsip dalam bimbingan perkembangan secara umum, tetapi diadaptasi khusus untuk anak-anak dalam usia dini. Berikut adalah beberapa prinsip penting dalam bimbingan perkembangan konseling PAUD:

•Prinsip Individualitas :
Setiap anak adalah individu yang unik dengan kebutuhan, minat, dan perkembangan yang berbeda-beda. Konselor harus memahami dan menghormati perbedaan ini, serta merancang bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.

•Prinsip Keterpaduan :
Anak-anak dalam usia dini mengalami perkembangan dalam berbagai aspek, termasuk fisik, emosional, sosial, dan kognitif. Bimbingan perkembangan harus mempertimbangkan keseluruhan perkembangan anak, bukan hanya satu aspek saja.

•Prinsip Penerimaan Tanpa Syarat : Konselor PAUD harus menciptakan lingkungan yang penuh pengertian, hangat, dan penerimaan terhadap anak-anak. Anak-anak harus merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan dan pengalaman mereka tanpa rasa takut dihakimi.

•Prinsip Bermain :
Bermain adalah cara utama anak-anak belajar dan mengembangkan keterampilan mereka. Bimbingan perkembangan dalam konseling PAUD sering menggunakan permainan dan aktivitas bermain sebagai alat untuk membantu anak-anak memahami dan mengatasi masalah perkembangan.

•Prinsip Keterlibatan Aktif :
Anak-anak harus diberikan kesempatan untuk aktif dalam proses konseling. Ini termasuk mengungkapkan pendapat, mengajukan pertanyaan, dan mengidentifikasi solusi atas masalah mereka sendiri.

•Prinsip Kerahasiaan dan Etika :
Prinsip ini berlaku untuk menjaga kerahasiaan segala informasi yang diperoleh anak-anak selama sesi konseling. Konselor harus mengikuti etika profesional yang ketat dalam menjaga privasi anak-anak.

•Prinsip Pemahaman Perkembangan : Konselor harus memahami tahap-tahap perkembangan anak-anak dalam usia dini. Ini membantu mereka menyesuaikan pendekatan konseling sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

•Prinsip Inklusi dan Keanekaragaman : PAUD anak dapat berasal dari berbagai latar belakang budaya, agama, dan keadaan keluarga. Konselor harus menghormati keanekaragaman ini dan memahami cara berkomunikasi dan memberikan dukungan yang sesuai.

•Prinsip Kolaborasi dengan Orang Tua : Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak-anak PAUD. Konselor harus berkolaborasi dengan orang tua untuk mendukung perkembangan anak dan membantu mengatasi masalah perkembangan jika ada.

•Prinsip Penggunaan Media dan Teknologi yang Sesuai :
Dalam era digital, penting untuk mempertimbangkan penggunaan media dan teknologi yang sesuai dengan usia anak-anak. Konselor PAUD harus memberikan panduan kepada anak-anak dan orang tua tentang penggunaan yang sehat dan edukatif.

Prinsip-prinsip ini membantu menciptakan lingkungan konseling PAUD yang mendukung perkembangan anak-anak dalam usia dini dengan cara yang holistik, penuh pengertian, dan fokus pada kebutuhan individu.

4. Unsur-unsur lingkungan perkembangan adalah faktor-faktor dalam lingkungan anak yang dapat memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan mereka. Dalam konteks perkembangan anak, unsur-unsur ini memiliki peran penting dalam membentuk pengalaman dan perkembangan anak. Tiga unsur penting dalam lingkungan perkembangan adalah:

•Unsur Peluang:
Deskripsi: Unsur peluang mencakup kesempatan yang diberikan kepada anak untuk belajar, tumbuh, dan berkembang. Ini termasuk semua aktivitas, pengalaman, dan interaksi yang tersedia bagi anak dalam lingkungan mereka.
Contoh Aplikasi: Anak-anak memiliki peluang untuk belajar berbicara dan berinteraksi dengan teman sebaya ketika mereka bermain bersama di taman bermain. Mereka juga memiliki peluang untuk mengembangkan keterampilan motorik kasar ketika mereka bermain di halaman belakang yang luas.

•Unsur Pendukung:
Deskripsi: Unsur pendukung adalah faktor-faktor dalam lingkungan yang menyediakan dukungan, struktur, dan bimbingan kepada anak. Ini termasuk peran orang tua, guru, konselor, dan anggota keluarga lainnya yang memberikan bantuan dalam perkembangan anak.
Contoh Aplikasi: Orang tua yang memberikan dukungan emosional, perhatian, dan bimbingan kepada anak dalam belajar membaca adalah unsur pendukung yang penting dalam perkembangan literasi anak.

•Unsur Penghargaan:
Deskripsi: Unsur penghargaan mencakup respons positif dan penghargaan yang diberikan kepada anak sebagai akibat dari perilaku atau pencapaian tertentu. Penghargaan ini dapat berupa pujian, pemberian penghargaan, atau bentuk-bentuk pengakuan positif lainnya.
Contoh Aplikasi: Ketika seorang anak berhasil menyelesaikan puzzle yang sulit, orang tua atau guru memberikan pujian dan penghargaan kepada anak sebagai pengakuan atas usaha dan pencapaian mereka.
Hal ini memperkuat perilaku positif dan motivasi anak untuk belajar dan mencoba hal-hal baru.
Unsur-unsur ini bekerja bersama-sama dalam lingkungan perkembangan anak untuk membentuk pengalaman mereka dan memengaruhi perkembangan mereka dalam berbagai aspek, seperti fisik, sosial, emosional, dan kognitif. Lingkungan yang menyediakan peluang yang baik, dukungan yang memadai, dan penghargaan yang tepat dapat membantu anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Sebaliknya, kurangnya unsur-unsur ini dalam lingkungan anak dapat menghambat perkembangan mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua, guru, dan konselor untuk memahami peran unsur-unsur lingkungan dalam perkembangan anak dan berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Putri Ayu Lestari -
1. Pendeketan-pendekatan BK diPAUD: A. Pendekatan krisis atau operatif suatu pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah. Bertujuan membantu mengatasi krisis atau masalah-masalah yang dialami individu. Dalam pendekatan ini pemimpin tampak lebih pasif karena menunggu anak yang datang selanjutnya, pembimbing memberikan bantuan dengan masalah yang dihadapi dan dirasakan anak. B. Pendekatan remedial atau perbaikan. Pendekatan ini merupakan pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada seorang individu yang mengalami kelemahan atau kekurangan selanjutnya berupa memperbaiki pendapatan remedial banyak dipengaruhi oleh aliran psikolog pihak behavioristik. 2. Teknik-teknik dalam pelaksanaan berbagai pendekataan: A. Aktif Aktif adalah guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga anak aktif bertanya mempertanyakan dan mengembangkan gagasan. Belajar harus merupakan suatu proses aktif dan anak dapat membangun pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang hanya menerima penjelasan dari guru tentang pengetahuan Anak usia dini lebih cepat lelah jika Duduk diam dibandingkan kalau sedang berlari melompat atau sedang bersepeda maka dengan belajar yang aktif, motorik halus dan motorik kasar mereka akan berkembang dengan baik melalui belajar aktif Segala potensi anak dapat berkembang secara optimal dan memberikan peluang anak untuk aktif berbuat sesuatu sambil mempelajari berbagai pengetahuan dan semua itu tidak pernah luput dari pengawasan kita. B. Kreatif Artinya memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk berkreasi peran aktif Anak Dalam proses pembelajaran akan menghasilkan generasi yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingannya sendiri dan kepentingan orang lain. kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan-kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai Tingkat kemampuan anak C. Efektif Pembelajaran yang efektif terwujud karena pembelajaran yang dilaksanakan dapat menumbuhkan daya kreatif bagi anak sehingga dapat membekali anak dengan berbagai kemampuan setelah proses pembelajaran berlangsung kemampuan yang diperoleh anak tidak hanya berupa pengetahuan yang bersifat verifikasi namun diharapkan berupa kemampuan yang lebih bermakna artinya tidak dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam diri anak sehingga menghasilkan kemampuan yang beragam belajar yang efektif dapat dicapai dengan tidaknya tindakan nyata karena bermain dan bereksplorasi dapat membangun perkembangan otak berbahasa, bernalar, dan bersosialisasi. D. Menyenangkan Perlu tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga anak memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar hingga waktu curah pelatihannya tinggi menurut hasil penelitian tingginya perhatian anak terbukti dapat meningkatkan hasil belajar kondisi yang menyenangkan, aman, dan nyaman akan mengaktifkan bagian Neo-cortek (otak berpikir) atau berpikir dan mengoptimalkan proses belajar dan meningkatkan kepercayaan diri anak suasana kelas yang kaku, Penuh beban guru galak akan menurunkan fungsi otak menuju batang otak dan anak tidak bisa berpikir efektif, kreatif, dan agresif. 3. Prinsip-prinaip bimbingan perkembangan yaitu: 1. Bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh anak. 2. Bimbingan dannkonseling perkembangan difokuskan pada upaya membelajarkan anak. 3. Konselor dan guru merupakan fungsionarus bersama dalam program bimbingan perkembangan. 4. Kurikulum yang diorganisasikan dan dirancangkan merupakan bagian penting dalam bimbingan perkembangan. 5. Program bimbingan perkembangan peduli dengan penerimaan diri, pemahaman diri, dan pengayaan diri. 6. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada proses mendorong perkembangan 4. Dalam bimbingan konseling di PAUD, unsur-unsur lingkungan perkembangan memegang peran penting dalam menentukan keberhasilan kegiatan bimbingan[1][5]. Menurut Kartadinata, dkk. (1998), unsur-unsur lingkungan perkembangan ini mencakup unsur-unsur sebagai berikut: 1. Unsur peluang: berkaitan dengan topik yang disajikan yang memungkinkan anak mempelajari perilaku-perilaku baru. 2. Unsur pendukung: berkaitan dengan proses pengembangan interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Unsur pendukung ini berkaitan dengan upaya guru dalam pengembangan (a) relasi jaringan kerja yang dapat menyentuh anak dan memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan; dan (b) keterlibatan seluruh anak di dalam proses interaksi. 3. Unsur penghambat: berkaitan dengan faktor-faktor yang menghambat perkembangan anak, seperti lingkungan yang tidak mendukung, kurangnya perhatian orang tua, dan sebagainya. Dalam bimbingan konseling di PAUD, guru harus memperhatikan unsur-unsur lingkungan perkembangan ini agar dapat membantu anak dalam mengembangkan potensi dan memfasilitasi kebutuhan anak.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Nabila Dwi shifa -
Dalam bimbingan konseling di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), terdapat beberapa pendekatan perkembangan yang dapat digunakan untuk membantu anak-anak dalam proses perkembangan mereka. Berikut adalah beberapa pendekatan utama:

1. **Pendekatan Perkembangan Piagetian**: Pendekatan ini berfokus pada teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget. Dalam konteks PAUD, konselor dapat menggunakan pendekatan ini untuk memahami tahap perkembangan kognitif anak-anak dan merancang aktivitas yang sesuai dengan tingkat perkembangan mereka.

2. **Pendekatan Perkembangan Eriksonian**: Teori perkembangan psikososial Erik Erikson dapat digunakan untuk memahami konflik perkembangan yang muncul pada berbagai tahap usia. Konselor dapat membantu anak-anak mengatasi konflik ini dan mengembangkan identitas dan kompetensi positif.

3. **Pendekatan Perkembangan Bahasa**: Dalam PAUD, pengembangan bahasa adalah aspek penting. Konselor dapat bekerja dengan anak-anak untuk memperkaya kosakata, meningkatkan keterampilan berbicara, dan memfasilitasi komunikasi yang efektif.

4. **Pendekatan Perkembangan Sosial-Emosional**: Perkembangan sosial dan emosional anak-anak juga sangat penting. Konselor dapat membantu anak-anak belajar mengenali emosi mereka, mengembangkan keterampilan sosial seperti berbagi dan bekerja sama, serta memahami konflik dan cara penyelesaiannya.

5. **Pendekatan Perkembangan Motorik**: Keterampilan motorik kasar dan halus berkembang dengan cepat pada anak-anak PAUD. Konselor dapat mengintegrasikan aktivitas fisik yang sesuai dengan tahap perkembangan anak-anak untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan motorik.

6. **Pendekatan Perkembangan Seni dan Kreativitas**: Menggunakan seni dan aktivitas kreatif dapat membantu anak-anak berekspresi, berkreasi, dan mengembangkan imajinasi mereka. Konselor dapat memasukkan elemen-elemen seni dan kreativitas dalam sesi konseling.

7. **Pendekatan Bermain**: Bermain adalah cara utama anak-anak belajar dan berekspresi. Konselor dapat menggunakan permainan sebagai alat untuk mengajarkan konsep, mengatasi masalah, dan memfasilitasi perkembangan anak-anak.

Penting untuk diingat bahwa pendekatan ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan individu setiap anak. Konselor di PAUD harus peka terhadap perkembangan anak-anak dan fleksibel dalam memilih pendekatan yang paling sesuai untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang secara optimal.

Dalam pelaksanaan berbagai pendekatan dalam bimbingan konseling PAUD, seorang konselor perlu menggunakan beragam teknik untuk membantu anak-anak dalam pemahaman diri, pengembangan keterampilan sosial, dan penyelesaian masalah. Berikut adalah beberapa teknik yang dapat digunakan:

1. **Pendekatan Perkembangan Piagetian**:
- **Simulasi Kognitif**: Menggunakan permainan atau permasalahan yang menguji pemikiran logis anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
- **Konseling Berbasis Pertanyaan**: Bertanya pada anak untuk merangsang pemikiran kritis dan memahami cara mereka memandang dunia.

2. **Pendekatan Perkembangan Eriksonian**:
- **Percakapan Identitas**: Berbicara dengan anak-anak tentang peran mereka dalam keluarga, sekolah, atau komunitas untuk membantu mereka mengembangkan pemahaman identitas.
- **Role-Playing**: Memainkan peran untuk membantu anak-anak mengatasi konflik sosial dan mengembangkan keterampilan empati.

3. **Pendekatan Perkembangan Bahasa**:
- **Terapi Bicara**: Mendorong anak-anak untuk berbicara tentang perasaan mereka dan mengungkapkan diri dengan kata-kata.
- **Permainan Kata**: Menggunakan permainan kata atau teka-teki yang membantu meningkatkan keterampilan berbahasa.

4. **Pendekatan Perkembangan Sosial-Emosional**:
- **Mengidentifikasi Emosi**: Membantu anak-anak mengenali dan mengungkapkan emosi mereka, sering dengan menggunakan kartu emosi atau aktivitas berbasis emosi.
- **Pendekatan Pemecahan Konflik**: Mengajarkan cara mengatasi konflik dan berkomunikasi dengan teman sebaya secara positif.

5. **Pendekatan Perkembangan Motorik**:
- **Aktivitas Fisik**: Melibatkan anak-anak dalam berbagai aktivitas fisik yang membantu pengembangan keterampilan motorik kasar dan halus, seperti bermain permainan lompat tali atau melukis.

6. **Pendekatan Perkembangan Seni dan Kreativitas**:
- **Seni Terapi**: Menggunakan seni sebagai alat untuk anak-anak mengungkapkan diri dan meredakan stres atau kecemasan.
- **Menggambar atau Seni Ekspresif**: Mendorong anak-anak untuk menggambar atau membuat seni yang mencerminkan perasaan mereka.

7. **Pendekatan Bermain**:
- **Permainan Kolaboratif**: Menggunakan permainan yang mempromosikan kerjasama dan komunikasi antara anak-anak.
- **Bermain Peran**: Bermain peran untuk membantu anak-anak mengembangkan pemecahan masalah dan keterampilan sosial.

Konselor PAUD perlu memilih teknik yang paling sesuai dengan kebutuhan anak dan tujuan konseling. Penting juga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung di mana anak-anak merasa aman untuk berbicara dan berpartisipasi dalam aktivitas, sehingga mereka dapat mengambil manfaat maksimal dari bimbingan konseling.

Prinsip-prinsip bimbingan perkembangan konseling dalam PAUD, based on the search results, are:

1. Bimbingan merupakan bagian penting dari proses pendidikan
2. Bimbingan diberikan pada semua anak dan bukan hanya untuk anak yang menghadapi masalah
3. Bimbingan harus berpusat pada anak yang dibimbing
4. Bimbingan merupakan proses yang menyatu dalam semua kegiatan pendidikan
5. Kegiatan bimbingan mencakup seluruh kemampuan perkembangan anak yang meliputi kemampuan fisik, motorik, kecerdasan sosial maupun emosional
6. Bimbingan dilakukan seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki guru sebagai pelaksana bimbingan, jika ada masalah maka guru pembimbing harus mengkonsultasikan kepada kepala sekolah
7. Bimbingan harus diberikan secara berkelanjutan

Prinsip-prinsip tersebut menekankan pentingnya bimbingan dan konseling dalam proses pendidikan, perlunya fokus pada semua anak, dan pentingnya bimbingan dan konseling yang berkesinambungan. Prinsip-prinsip tersebut juga menyoroti perlunya menyesuaikan bimbingan dan konseling untuk masing-masing anak dan untuk melibatkan administrasi sekolah dan para ahli bila diperlukan.

Dalam bimbingan konseling di PAUD, unsur-unsur lingkungan perkembangan memegang peran penting dalam menentukan keberhasilan kegiatan bimbingan[1][5]. Menurut Kartadinata, dkk. (1998), unsur-unsur lingkungan perkembangan ini mencakup unsur-unsur sebagai berikut:

1. Unsur peluang: berkaitan dengan topik yang disajikan yang memungkinkan anak mempelajari perilaku-perilaku baru.
2. Unsur pendukung: berkaitan dengan proses pengembangan interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Unsur pendukung ini berkaitan dengan upaya guru dalam pengembangan (a) relasi jaringan kerja yang dapat menyentuh anak dan memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan; dan (b) keterlibatan seluruh anak di dalam proses interaksi.
3. Unsur penghambat: berkaitan dengan faktor-faktor yang menghambat perkembangan anak, seperti lingkungan yang tidak mendukung, kurangnya perhatian orang tua, dan sebagainya.

Dalam bimbingan konseling di PAUD, guru harus memperhatikan unsur-unsur lingkungan perkembangan ini agar dapat membantu anak dalam mengembangkan potensi dan memfasilitasi kebutuhan
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Rani Prita Andini Rani Prita Andini -
1. Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam layanan bimbingan. Menurut Myrick (dalam Muro & Kottman, 1995) ada empat pendekatan yang dapat dirumuskan sebagai suatu pendekatan dalam bimbingan, yaitu:
a. Pendekatan krisis layanan bimbingan dilakukan bila mana ditemukan adanya suatu masalah yang krisis yang harus segera ditanggulangi, dan guru atau pembimbing bertindak membantu anak yang menghadapi masalah tersebut untuk menyelesaikannya.
b. Pendekatan remedial, guru atau pembimbing akan memfokuskan bantuannya kepada upaya penyembuhan atau perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan yang ditampakkan anak. Tujuan bantuan dari pendekatan ini adalah untuk menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin dapat terjadi.
c. Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang mencoba mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin akan muncul pada anak dan mencegah terjadinya masalah tersebut.
d. Pendekatan perkembangan merupakan pendekatan yang lebih mutakhir dan proaktif, dibandingkan dengan ketiga pendekatan di atas. Dalam pendekatan perkembangan, kebutuhan akan layanan bimbingan di taman kanak-kanak muncul dari karakteristik dan permasalahan perkembangan anak didik, baik permasalahan yang berkenaan dengan perkembangan fisik motorik, kognitif, sosial, emosi, maupun bahasa.
Teknik-teknik dalam pelaksanaan berbagai pendekatan .
2. - Teknik Penghitungan Beban Kerja: Teknik ini digunakan dalam analisis beban kerja untuk membandingkan bobot/beban kerja dengan norma waktu dan volume kerja. Dalam teknik ini, target beban kerja ditentukan berdasarkan rencana kerja atau sasaran yang harus dicapai oleh setiap jabatan. Volume kerja dapat diperoleh dari data pada setiap unit kerja, sedangkan norma waktu mungkin belum banyak diperoleh sehingga tidak dapat dijadikan faktor tetap.
- Teknik Pembelajaran Berdiferensiasi: Teknik ini digunakan dalam pembelajaran untuk mengakomodasi perbedaan kemampuan peserta didik. Guru menggunakan diferensiasi konten dan berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa. Dalam teknik ini, tujuan pembelajaran tetap sama meskipun bahan ajar, penilaian, dan metode penyampaiannya dapat berbeda.
- Teknik Pendekatan STEM dalam Pembelajaran: Teknik ini digunakan dalam pembelajaran untuk mengintegrasikan konsep, prinsip, dan teknik dari sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM). Pendekatan ini memberikan peluang bagi peserta didik untuk mempelajari konsep-konsep tersebut melalui pengalaman nyata dan aplikasi praktis.
- Teknik Pendekatan Harga Pasar (Market Approach) dalam Penilaian Properti: Teknik ini digunakan dalam penilaian properti untuk menentukan nilai wajar berdasarkan harga pasar properti serupa yang telah terjual atau disewakan di pasar. Penilai atau tim penilai memilih pendekatan ini berdasarkan objek penilaian yang akan dinilai dan karakteristiknya.
- Teknik Pendekatan Service Oriented Architecture (SOA) dalam Pelaksanaan: Teknik ini digunakan dalam pelaksanaan sistem informasi untuk menghubungkan berbagai aplikasi dan proses bisnis dalam lingkungan yang terpadu. Pendekatan ini memanfaatkan arsitektur berorientasi layanan (SOA) untuk membangun sistem informasi yang fleksibel dan mudah diintegrasikan.
- Teknik Perencanaan Strategis Sistem Informasi: Teknik ini digunakan dalam perencanaan strategis sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) untuk menyelaraskan strategi SI/TI dengan strategi bisnis. Teknik ini melibatkan identifikasi portofolio aplikasi SI berbasis komputer, analisis pengaruh SI/TI terhadap kinerja bisnis, dan pengembangan kerangka kerja strategis.
- Teknik Strategi Komunikasi: Teknik ini digunakan dalam perencanaan dan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan komunikasi. Teknik ini mencakup berbagai pendekatan dan taktik komunikasi yang dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu. Beberapa teknik yang dapat digunakan termasuk teknik informatif, persuasif, partisipatif, dan interaktif.
- Teknik Gestalt dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling: Teknik ini digunakan dalam bimbingan konseling untuk membantu konseli/siswa memahami dan menghadapi masalah atau tantangan dalam kehidupan mereka. Beberapa teknik yang digunakan dalam pendekatan Gestalt meliputi permainan dialog, latihan tanggung jawab, dan bermain proyeksi.
- Teknik Forcasting dalam Perencanaan SDM: Teknik ini digunakan dalam perencanaan sumber daya manusia (SDM) untuk memprediksi kebutuhan dan perubahan dalam tenaga kerja. Beberapa teknik forcasting yang dapat digunakan termasuk analisis tren, analisis regresi, dan survei kebutuhan tenaga kerja.
3.
1. Pendekatan dalam konseling konseling di PAUD (Pendidikan Usia Anak Dini) dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

•Pendekatan Krisis/Kuratif :
Deskripsi : Pendekatan ini fokus pada penanganan masalah dan krisis yang muncul pada anak-anak PAUD. Tujuannya adalah mengatasi masalah yang ada dan membantu anak mengatasi stres atau kesulitan yang sedang dihadapi.
Contoh Aplikasi : Ketika seorang anak mengalami perasaan cemas yang mendalam atau berperilaku agresif di sekolah, konselor akan memberikan bimbingan dan dukungan langsung untuk mengatasi masalah tersebut. Terapi individu atau kelompok dapat digunakan untuk membantu anak menangani krisis tersebut.

•Pendekatan Remedial :
Deskripsi : Pendekatan ini fokus pada upaya untuk memperbaiki atau mengkoreksi masalah perkembangan yang telah teridentifikasi pada anak-anak. Tujuannya adalah membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang diharapkan untuk usia mereka.
Contoh Aplikasi : Jika seorang anak mengalami kesulitan dalam berbicara atau berinteraksi sosial, konselor dapat merancang program terapi bahasa atau keterampilan sosial yang khusus untuk membantu anak mengatasi kelemahan tersebut.

•Pendekatan Pencegahan :
Deskripsi : Pendekatan ini fokus pada pencegahan masalah perkembangan sebelum masalah tersebut muncul. Tujuannya adalah mengidentifikasi potensi masalah perkembangan sejak dini dan mengambil tindakan yang sesuai untuk mencegahnya.
Contoh Aplikasi : Konselor dapat memberikan pelatihan kepada guru dan orang tua tentang tanda-tanda awal masalah perkembangan pada anak-anak PAUD dan bagaimana mengatasi mereka sebelum masalah tersebut menjadi lebih serius. Hal ini dapat mencakup pelatihan dalam observasi anak dan metode pengajaran yang sesuai untuk usia tersebut.

•Pendekatan Perkembangan :
Deskripsi : Pendekatan perkembangan dalam konseling PAUD adalah pendekatan yang fokus pada dukungan dan fasilitasi perkembangan alami anak-anak. Ini mencakup memberikan kesempatan untuk bermain, belajar, dan eksplorasi yang mendukung perkembangan fisik, emosional, sosial, dan kognitif anak.
Contoh Aplikasi : Konselor PAUD dapat merancang aktivitas bermain yang didasarkan pada tahap perkembangan anak-anak. Ini dapat mencakup permainan yang meningkatkan keterampilan sosial, kreativitas, atau motorik halus, sesuai dengan tahap perkembangan mereka.
Setiap pendekatan memiliki peran dan tujuan yang berbeda dalam konteks bimbingan konseling di PAUD. Pendekatan yang dipilih akan bergantung pada situasi, masalah yang dihadapi anak, dan tujuan perkembangan yang ingin dicapai. Konselor PAUD sering menggunakan berbagai pendekatan sesuai dengan kebutuhan individu

2. Dalam pendekatan perkembangan, konselor atau pendidik di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) menggunakan berbagai teknik untuk membantu anak-anak mengembangkan potensi mereka secara holistik. Berikut adalah penjelasan tentang beberapa teknik yang digunakan dalam pendekatan perkembangan:

•Mengajar :
Deskripsi : Teknik mengajar melibatkan proses penyampaian informasi dan pengetahuan kepada anak-anak. Hal ini dapat dilakukan melalui ceramah, presentasi visual, atau pengajaran langsung.
Contoh Aplikasi : Seorang pendidik di PAUD dapat mengajar anak-anak tentang konsep-konsep dasar seperti bentuk, warna, angka, atau huruf dengan menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan usia mereka.

•Pemberian Informasi :
Deskripsi : Pemberian informasi melibatkan pemberian penjelasan atau informasi kepada anak-anak tentang suatu topik atau konsep tertentu. Ini bisa dalam bentuk cerita, gambar, atau percakapan.
Contoh Aplikasi : Seorang konselor PAUD dapat memberikan informasi kepada anak tentang cara menjaga kebersihan diri, pentingnya berbagi, atau cara berbicara dengan sopan.

•Bermain Peran :
Deskripsi : Teknik bermain peran yang melibatkan anak-anak dalam situasi peran tertentu yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan sosial, emosional, atau kognitif mereka. Anak-anak berpura-pura menjadi karakter atau mengambil peran dalam situasi tertentu.
Contoh Aplikasi : Anak-anak dapat diminta bermain peran sebagai guru, dokter, atau anggota keluarga dalam permainan peran yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan berbicara, berinteraksi sosial, atau memecahkan masalah.

•Melatih :
Deskripsi : Teknik pelatihan melibatkan perluasan dan latihan dalam pengembangan keterampilan tertentu. Anak-anak melakukan aktivitas berulang kali untuk memperbaiki dan memperkuat keterampilan tersebut.
Contoh Aplikasi : Dalam melatih keterampilan motorik halus, anak-anak dapat diberikan latihan yang melibatkan pemotongan, melipat, atau menyebarkan bahan-bahan seperti kertas atau kain.

•Tutorial :
Deskripsi : Tutorial melibatkan pembimbingan individu atau kelompok kecil untuk memberikan panduan dan dukungan ekstra dalam belajar atau mengatasi masalah. Tutorial sering digunakan untuk membantu anak-anak yang menghadapi kesulitan khusus.
Contoh Aplikasi : Seorang pendidik PAUD dapat memberikan tutorial ekstra kepada seorang anak yang mengalami kesulitan dalam membaca atau menulis, memberikan panduan tambahan untuk membantu anak tersebut memahami konsep-konsep tersebut.

•Konseling :
Deskripsi : Konseling melibatkan interaksi antara konselor dan anak untuk membantu anak mengatasi masalah emosional, sosial, atau perkembangan. Ini adalah proses mendengarkan, mendukung, dan memberikan panduan kepada anak.
Contoh Aplikasi : Seorang konselor PAUD dapat bertemu dengan seorang anak yang mengalami perasaan cemas atau masalah perilaku, memberikan dukungan emosional, dan membantu anak mengidentifikasi strategi untuk mengatasi masalah tersebut.
Setiap teknik ini memiliki peran khusus dalam mendukung perkembangan anak-anak di PAUD. Kombinasi teknik-teknik ini dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang bervariasi dan menarik bagi anak-anak, sesuai dengan kebutuhan perkembangan mereka.

3. Prinsip-prinsip bimbingan perkembangan dalam konseling PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) mirip dengan prinsip-prinsip dalam bimbingan perkembangan secara umum, tetapi diadaptasi khusus untuk anak-anak dalam usia dini. Berikut adalah beberapa prinsip penting dalam bimbingan perkembangan konseling PAUD:

•Prinsip Individualitas :
Setiap anak adalah individu yang unik dengan kebutuhan, minat, dan perkembangan yang berbeda-beda. Konselor harus memahami dan menghormati perbedaan ini, serta merancang bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.

•Prinsip Keterpaduan :
Anak-anak dalam usia dini mengalami perkembangan dalam berbagai aspek, termasuk fisik, emosional, sosial, dan kognitif. Bimbingan perkembangan harus mempertimbangkan keseluruhan perkembangan anak, bukan hanya satu aspek saja.

•Prinsip Penerimaan Tanpa Syarat : Konselor PAUD harus menciptakan lingkungan yang penuh pengertian, hangat, dan penerimaan terhadap anak-anak. Anak-anak harus merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan dan pengalaman mereka tanpa rasa takut dihakimi.

•Prinsip Bermain :
Bermain adalah cara utama anak-anak belajar dan mengembangkan keterampilan mereka. Bimbingan perkembangan dalam konseling PAUD sering menggunakan permainan dan aktivitas bermain sebagai alat untuk membantu anak-anak memahami dan mengatasi masalah perkembangan.

•Prinsip Keterlibatan Aktif :
Anak-anak harus diberikan kesempatan untuk aktif dalam proses konseling. Ini termasuk mengungkapkan pendapat, mengajukan pertanyaan, dan mengidentifikasi solusi atas masalah mereka sendiri.

•Prinsip Kerahasiaan dan Etika :
Prinsip ini berlaku untuk menjaga kerahasiaan segala informasi yang diperoleh anak-anak selama sesi konseling. Konselor harus mengikuti etika profesional yang ketat dalam menjaga privasi anak-anak.

•Prinsip Pemahaman Perkembangan : Konselor harus memahami tahap-tahap perkembangan anak-anak dalam usia dini. Ini membantu mereka menyesuaikan pendekatan konseling sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

•Prinsip Inklusi dan Keanekaragaman : PAUD anak dapat berasal dari berbagai latar belakang budaya, agama, dan keadaan keluarga. Konselor harus menghormati keanekaragaman ini dan memahami cara berkomunikasi dan memberikan dukungan yang sesuai.

•Prinsip Kolaborasi dengan Orang Tua : Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak-anak PAUD. Konselor harus berkolaborasi dengan orang tua untuk mendukung perkembangan anak dan membantu mengatasi masalah perkembangan jika ada.

•Prinsip Penggunaan Media dan Teknologi yang Sesuai :
Dalam era digital, penting untuk mempertimbangkan penggunaan media dan teknologi yang sesuai dengan usia anak-anak. Konselor PAUD harus memberikan panduan kepada anak-anak dan orang tua tentang penggunaan yang sehat dan edukatif.

Prinsip-prinsip ini membantu menciptakan lingkungan konseling PAUD yang mendukung perkembangan anak-anak dalam usia dini dengan cara yang holistik, penuh pengertian, dan fokus pada kebutuhan individu.

4. Unsur-unsur lingkungan perkembangan adalah faktor-faktor dalam lingkungan anak yang dapat memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan mereka. Dalam konteks perkembangan anak, unsur-unsur ini memiliki peran penting dalam membentuk pengalaman dan perkembangan anak. Tiga unsur penting dalam lingkungan perkembangan adalah:

•Unsur Peluang:
Deskripsi: Unsur peluang mencakup kesempatan yang diberikan kepada anak untuk belajar, tumbuh, dan berkembang. Ini termasuk semua aktivitas, pengalaman, dan interaksi yang tersedia bagi anak dalam lingkungan mereka.
Contoh Aplikasi: Anak-anak memiliki peluang untuk belajar berbicara dan berinteraksi dengan teman sebaya ketika mereka bermain bersama di taman bermain. Mereka juga memiliki peluang untuk mengembangkan keterampilan motorik kasar ketika mereka bermain di halaman belakang yang luas.

•Unsur Pendukung:
Deskripsi: Unsur pendukung adalah faktor-faktor dalam lingkungan yang menyediakan dukungan, struktur, dan bimbingan kepada anak. Ini termasuk peran orang tua, guru, konselor, dan anggota keluarga lainnya yang memberikan bantuan dalam perkembangan anak.
Contoh Aplikasi: Orang tua yang memberikan dukungan emosional, perhatian, dan bimbingan kepada anak dalam belajar membaca adalah unsur pendukung yang penting dalam perkembangan literasi anak.

•Unsur Penghargaan:
Deskripsi: Unsur penghargaan mencakup respons positif dan penghargaan yang diberikan kepada anak sebagai akibat dari perilaku atau pencapaian tertentu. Penghargaan ini dapat berupa pujian, pemberian penghargaan, atau bentuk-bentuk pengakuan positif lainnya.
Contoh Aplikasi: Ketika seorang anak berhasil menyelesaikan puzzle yang sulit, orang tua atau guru memberikan pujian dan penghargaan kepada anak sebagai pengakuan atas usaha dan pencapaian mereka.
Hal ini memperkuat perilaku positif dan motivasi anak untuk belajar dan mencoba hal-hal baru.
Unsur-unsur ini bekerja bersama-sama dalam lingkungan perkembangan anak untuk membentuk pengalaman mereka dan memengaruhi perkembangan mereka dalam berbagai aspek, seperti fisik, sosial, emosional, dan kognitif. Lingkungan yang menyediakan peluang yang baik, dukungan yang memadai, dan penghargaan yang tepat dapat membantu anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Sebaliknya, kurangnya unsur-unsur ini dalam lingkungan anak dapat menghambat perkembangan mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua, guru, dan konselor untuk memahami peran unsur-unsur lingkungan dalam perkembangan anak dan berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Wildannul Karimah -
Dalam bimbingan konseling di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), terdapat beberapa pendekatan perkembangan yang dapat digunakan untuk membantu perkembangan anak-anak. Pendekatan-pendekatan ini dapat dikombinasikan dengan berbagai teknik dan prinsip untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak-anak. Berikut ini adalah beberapa informasi tentang hal-hal tersebut:

1. Pendekatan-Pendekatan Perkembangan dalam Bimbingan Konseling di PAUD:

a. Pendekatan Psikodinamik: Pendekatan ini berfokus pada pemahaman peran emosi dalam perkembangan anak. Terapis dapat membantu anak-anak mengenali dan mengatasi konflik emosional mereka.

b. Pendekatan Behavioristik: Pendekatan ini menekankan pada perubahan perilaku anak melalui penguatan positif dan hukuman. Teknik-teknik seperti penguatan positif, model, dan pemberian reward dapat digunakan.

c. Pendekatan Kognitif: Pendekatan ini menekankan pada peran proses berpikir anak dalam perkembangan mereka. Terapis dapat membantu anak-anak mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah.

d. Pendekatan Sosial: Pendekatan ini mempertimbangkan pengaruh lingkungan sosial dalam perkembangan anak. Terapis dapat membantu anak-anak memahami interaksi sosial dan membangun keterampilan sosial yang sehat.

e. Pendekatan Humanistik: Pendekatan ini menekankan pada penghargaan terhadap individu dan pengembangan potensi anak. Terapis dapat membantu anak-anak merasa dihargai dan mendukung perkembangan diri mereka.

2. Teknik-Teknik dalam Pelaksanaan Berbagai Pendekatan:

a. Bermain: Bermain adalah teknik yang sering digunakan dalam PAUD. Ini memungkinkan anak-anak untuk belajar sambil bersenang-senang dan mengembangkan keterampilan sosial, emosional, dan kognitif.

b. Pembelajaran Aktif: Melibatkan anak-anak dalam kegiatan yang memungkinkan mereka berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, seperti eksperimen, pengamatan, dan diskusi.

c. Modeling (Pemodelan): Menunjukkan perilaku yang diinginkan sebagai contoh positif bagi anak-anak.

d. Reinforcement (Penguatan): Menggunakan hadiah atau penguatan positif untuk mendorong perilaku yang diinginkan.

3. Prinsip-Prinsip Bimbingan Perkembangan:

a. Pemahaman Individualitas: Setiap anak unik, dan bimbingan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan individu.

b. Keterlibatan Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam proses perkembangan anak sangat penting. Mereka adalah mitra dalam mendukung perkembangan anak.

c. Pemberian Dukungan Emosional: Anak-anak perlu merasa diterima dan dicintai dalam lingkungan mereka untuk berkembang dengan baik.

4. Unsur-Unsur Lingkungan Perkembangan:

a. Lingkungan Fisik: Tempat fisik di mana anak-anak belajar dan berinteraksi. Ini harus aman, bersih, dan merangsang.

b. Lingkungan Sosial: Interaksi anak dengan orang dewasa dan teman sebaya mereka. Ini mencakup hubungan dengan guru, orang tua, dan teman-teman.

c. Lingkungan Kognitif: Lingkungan yang merangsang perkembangan kognitif anak, termasuk akses ke buku, mainan yang mendidik, dan kegiatan pembelajaran yang sesuai usia.

d. Lingkungan Emosional: Lingkungan yang mendukung perkembangan emosional anak dengan memberikan kasih sayang, dukungan, dan pemahaman.

Dalam bimbingan konseling di PAUD, pendekatan yang dipilih harus disesuaikan dengan kebutuhan individu dan tahap perkembangan anak-anak. Dengan menggabungkan berbagai pendekatan, teknik, dan prinsip, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak dengan baik.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by MELA ANGGIA SARI -
1. Dalam konseling PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), berbagai pendekatan perkembangan digunakan untuk membantu anak-anak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mereka. Berikut ini adalah beberapa pendekatan perkembangan yang umum digunakan dalam konseling PAUD:
-Pendekatan Bermain (Play-Based Approach) : Pendekatan ini menekankan pentingnya bermain dalam proses pembelajaran anak-anak. Bermain adalah cara alami bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan sosial, emosional, fisik, dan kognitif mereka. Konselor PAUD menggunakan permainan dan aktivitas bermain sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan anak-anak, mengidentifikasi masalah, dan membantu mereka mengatasi tantangan perkembangan.
-Pendekatan Psikodinamik : Pendekatan ini fokus pada pemahaman terhadap perasaan, konflik, dan pengalaman masa lalu yang mungkin mempengaruhi perkembangan anak. Konselor menggunakan teknik seperti observasi, observasi, dan berbicara dengan anak-anak untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah psikodinamik yang mungkin muncul.
-Pendekatan Humanistik : Pendekatan ini menekankan pentingnya penghargaan terhadap individu dan pertumbuhan pribadi. PAUD Konselor mendorong anak-anak untuk mengembangkan pemahaman diri yang lebih baik, mempromosikan rasa percaya diri, dan membantu mereka mewujudkan potensi mereka. Pendekatan ini juga mencakup pendekatan Carl Rogers yang mengutamakan penerimaan tanpa syarat dan empati.Pendekatan Behavioral (Perilaku) : Pendekatan ini fokus pada modifikasi perilaku anak-anak dengan memberikan penghargaan positif dan mengubah pola perilaku yang tidak diinginkan. Konselor menggunakan penguatan positif untuk mendorong perilaku yang diinginkan dan mengajarkan keterampilan sosial dan emosional kepada anak-anak.
-Pendekatan Kognitif : Pendekatan ini menekankan peran pemikiran dan kognisi dalam perkembangan anak. Konselor membantu anak-anak mengenali dan mengubah pola pikir yang mungkin negatif atau tidak sehat, sehingga mereka dapat mengatasi stres, kecemasan, atau masalah emosional lainnya.Pendekatan Ekologis : Pendekatan ini mempertimbangkan pengaruh lingkungan sekitar anak, termasuk keluarga, teman sebaya, dan sekolah. Konselor bekerja sama dengan orang tua dan guru untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak. Pendekatan Kolaboratif : Pendekatan ini melibatkan kerja sama antara konselor, orang tua, dan guru dalam mendukung perkembangan anak. Semua pihak bekerja sama untuk memahami kebutuhan anak dan menyusun strategi yang sesuai untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang.
Pendekatan-pendekatan ini dapat digunakan secara terpisah atau dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan individu anak-anak yang mendapatkan konseling PAUD. Tujuannya adalah memberikan dukungan yang efektif dalam mengatasi tantangan perkembangan mereka dan memastikan bahwa mereka memiliki fondasi yang kuat untuk tumbuh menjadi individu yang sehat dan bahagia.

2.Teknik-teknik dalam pelaksanaan berbagai pendekatan .
- Teknik Penghitungan Beban Kerja: Teknik ini digunakan dalam analisis beban kerja untuk membandingkan bobot/beban kerja dengan norma waktu dan volume kerja.
- Teknik Pembelajaran Berdiferensiasi: Teknik ini digunakan dalam pembelajaran untuk mengakomodasi perbedaan kemampuan peserta didik. G
- Teknik Pendekatan STEM dalam Pembelajaran: Teknik ini digunakan dalam pembelajaran untuk mengintegrasikan konsep, prinsip, dan teknik dari sains, teknologi, teknik,
- Teknik Pendekatan Harga Pasar (Market Approach) dalam Penilaian Properti: Teknik ini digunakan dalam penilaian properti untuk menentukan nilai wajar berdasarkan harga pasar properti serupa yang telah terjual atau disewakan di pasar.
- Teknik Pendekatan Service Oriented Architecture (SOA) dalam Pelaksanaan: Teknik ini digunakan dalam pelaksanaan sistem informasi untuk menghubungkan berbagai aplikasi dan proses bisnis dalam lingkungan yang terpadu.
- Teknik Perencanaan Strategis Sistem Informasi: Teknik ini digunakan dalam perencanaan strategis sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) untuk menyelaraskan strategi SI/TI dengan strategi bisnis. Teknik ini melibatkan identifikasi portofolio aplikasi SI berbasis komputer, analisis pengaruh SI/TI terhadap kinerja bisnis, dan pengembangan kerangka kerja strategis.
- Teknik Strategi Komunikasi: Teknik ini digunakan dalam perencanaan dan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan komunikasi. Teknik ini mencakup berbagai pendekatan dan taktik komunikasi yang dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu.
- Teknik Gestalt dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling: Teknik ini digunakan dalam bimbingan konseling untuk membantu konseli/siswa memahami dan menghadapi masalah atau tantangan dalam kehidupan mereka. Beberapa teknik yang digunakan dalam pendekatan Gestalt meliputi permainan dialog, latihan tanggung jawab, dan bermain proyeksi.
- Teknik Forcasting dalam Perencanaan SDM: Teknik ini digunakan dalam perencanaan sumber daya manusia (SDM) untuk memprediksi kebutuhan dan perubahan dalam tenaga kerja. Beberapa teknik forcasting yang dapat digunakan termasuk analisis tren, analisis regresi, dan survei kebutuhan tenaga kerja.

3. Prinsip-prinsip bimbingan perkembangan yaitu:
1. Bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh anak
Setiap anak membutuhkan layanan bimbingan perkembangan
2. Bimbingan dan konseling perkembangan difokuskan pada upaya membelajarkan anak.
3. Konselor dan guru merupakan fungsionaris bersama dalam program bimbingan perkembangan.
4. Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian penting dalam bimbingan perkembangan.
5. Program bimbingan perkembangan peduli dengan penerimaan diri, pemahaman diri, dan pengayaan diri (self-enhancement).
6. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada proses mendorong perkembangan (encouragement).


4. 1. Unsur peluang
Unsur ini berkaitan dengan topik yang disajikan yang memungkinkan anak mempelajari perilaku-perilaku baru. Hal ini mengandung implikasi bahwa tujuan tema yang terkandung dalam kurikulum yan diorganisasikan harus dimaknai dan dijabarkan ke dalam tujuan pengembangan pribadi, sosial, karier, keterampilan berkomunikasi, kemampuan memecahkan masalah, dan pengembangan konsep diri.
2. Unsur pendukung
Unsur ini berkaitan dengan proses pengembangann interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Unsur pendukung ini berkaitan dengan upaya guru dalam pengembangan (a) relasi jaringan kerja yang dapat menyentuh anak dan memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan dan (b) keterlibatan seluruh anak di dalam proses interaksi.
3. Unsur penghargaan
Esensi unsur ini terletak pada penilaian dan pemberian balikan yang dapat memperkuat pembentukan perilaku baru. Penilaian dan balikan ini perlu dilakukan sepanjang proses bimbingan berlangsung; diagnosis dilakukan untuk mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Nur Thaharah -
Pendekatan perkembangan dalam bimbingan konseling di PAUD menekankan pada pengembangan potensi dan kekuatan yang ada pada individu secara optimal. Pendekatan ini memandang bahwa individu memiliki potensi dan kekuatan-kekuatan tertentu, melalui penerapan berbagai teknik bimbingan potensi dan kekuatan tersebut dikembangkan. Terdapat prinsip-prinsip bimbingan perkembangan yang harus diperhatikan dalam pendekatan ini, yaitu:
1. Perkembangan adalah tujuan bimbingan, ini berarti bahwa guru atau pendamping perlu memiliki kerangka berfikir dan ketrampilan yang memadai untuk memahami perkembangan anak.
2. Bimbingan perkembangan mempunyai sifat berurutan dan fleksibel. Prinsip ini menegaskan bahwa bimbingan perkembangan sangat cocok diterapkan dalam membantu memfasilitasi perbedaan dan keragaman yang dimiliki anak. Dalam hal ini, guru/pendamping diharapkan lebih pro aktif dalam membantu mengembangkan potensi dan memfasilitasi kebutuhan anak.
3. Bimbingan harus dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan anak.
4. Bimbingan harus fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan anak.
5. Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan hendaknya orangtua diikutsertakan, agar mengerti bimbingan untuk anaknya saat dirumah.
6. Bimbingan dilakukan seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki guru sebagai pelaksana bimbingan, jika ada masalah maka guru pembimbing harus mengkonsultasikan kepada kepala sekolah.
7. Bimbingan harus diberikan secara berkelanjutan.

Teknik-teknik dalam pelaksanaan berbagai pendekatan bimbingan perkembangan di PAUD antara lain:
1. Mengajar
2. Tukar informasi
3. Bermain peran
4. Melatih
5. Tutorial
6. Konseling

Unsur-unsur lingkungan perkembangan di PAUD antara lain:
1. Unsur peluang
2. Unsur pendukung
3. Unsur penghargaan

Dalam pendekatan perkembangan, unsur-unsur lingkungan perkembangan perlu diperhatikan oleh guru atau pembimbing. Suatu lingkungan perkembangan mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Unsur peluang
2. Unsur pendukung
3. Unsur penghargaan

Guru atau pembimbing perlu merencanakan berbagai topik yang sesuai dengan permasalahan, kemampuan, dan karakteristik anak didik. Unsur pendukung berkaitan dengan proses pengembangan interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik. Unsur penghargaan terletak pada penilaian dan pemberian balikan yang dapat memperkuat pembentukan perilaku baru. Penilaian dan balikan ini perlu dilakukan sepanjang proses bimbingan berlangsung; diagnosis dilakukan untuk mengidentifikasikan kesulitan yang dihadapi, dan perbaikan serta penguatan (reinforcement) dilakukan untuk membentuk perilaku baru.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Laurensia Patrik Venesia -
Pendekatan-pendekatan perkembangan dalam bimbingan konseling di PAUD mengacu pada berbagai teori dan model yang digunakan untuk membantu anak-anak dalam proses perkembangan mereka. Beberapa pendekatan yang sering digunakan adalah:

1. Pendekatan Piaget: Berfokus pada tahapan perkembangan kognitif anak-anak dan bagaimana mereka memahami dunia di sekitar mereka. Pendekatan ini menggunakan teknik pengamatan, stimulasi, dan tanya jawab untuk membantu anak-anak mengembangkan pemahaman tentang konsep-konsep abstrak.

2. Pendekatan Vygotsky: Menekankan pentingnya interaksi sosial dalam perkembangan anak. Pendekatan ini menggunakan teknik seperti modeling, bermain peran, dan kolaborasi dengan orang dewasa atau teman sebaya untuk membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir, bahasa, dan keterampilan sosial.

3. Pendekatan Erikson: Berfokus pada konsep tahapan perkembangan psikososial, di mana anak mengalami konflik dan tugas perkembangan yang harus mereka selesaikan. Pendekatan ini menggunakan teknik seperti refleksi diri, pemahaman emosi, dan membangun hubungan positif dengan anak-anak untuk membantu mereka melewati setiap tahap perkembangan dengan baik.

Dalam pelaksanaan berbagai pendekatan tersebut, terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan, antara lain:

1. Observasi: Mengamati perilaku dan pengalaman anak secara langsung untuk memahami tahapan perkembangannya.

2. Stimulasi: Memberikan rangsangan dan pengalaman yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak untuk memperluas pemahaman dan keterampilan mereka.

3. Bimbingan individual: Memberikan pertemuan secara individu dengan anak untuk membantu mereka mengatasi tantangan dan kesulitan yang mungkin mereka hadapi.

4. Bimbingan kelompok: Mengorganisir kegiatan atau diskusi dalam kelompok kecil untuk meningkatkan interaksi sosial dan keterampilan sosial anak-anak.

Prinsip-prinsip bimbingan perkembangan yang dapat diterapkan dalam bimbingan konseling di PAUD adalah:

1. Memahami individualitas anak: Setiap anak unik dan memiliki kebutuhan dan potensi yang berbeda-beda. Seorang konselor harus mampu memahami dan menghargai perbedaan tersebut.

2. Memberikan dukungan: Anak-anak membutuhkan dukungan emosional dan sosial dalam proses perkembangan mereka. Seorang konselor dapat memberikan dukungan melalui mendengarkan, memberi dorongan, dan memberikan umpan balik yang positif.

3. Mempromosikan kemandirian: Bimbingan konseling di PAUD juga bertujuan untuk membantu anak-anak menjadi lebih mandiri dan mampu mengatasi kendala perkembangan mereka sendiri.

Unsur-unsur lingkungan perkembangan yang dapat mempengaruhi anak-anak di PAUD meliputi:

1. Lingkungan fisik: Termasuk fasilitas, peralatan, dan tata letak ruangan yang dapat memberikan kesempatan dan tantangan bagi perkembangan anak.

2. Lingkungan sosial: Melibatkan interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya serta norma dan nilai yang ada dalam lingkungan tersebut.

3. Lingkungan budaya: Nilai-nilai, tradisi, dan norma-norma budaya yang ada dalam komunitas dan keluarga anak yang dapat mempengaruhi perkembangan mereka.

Sebagai seorang konselor, penting untuk memahami dan mempertimbangkan semua unsur ini dalam memberikan bimbingan dan konseling kepada anak-anak di PAUD.
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Okta Selvi Marlinda -
Pendekatan-pendekatan perkembangan dalam bimbingan konseling di PAUD meliputi beberapa pendekatan, seperti pendekatan krisis, remedial, preventif, dan perkembangan.Pendekatan perkembangan merupakan pendekatan yang lebih mutakhir dan proaktif, dibandingkan dengan ketiga pendekatan sebelumnya.Dalam pendekatan ini, guru atau pembimbing beranjak dari pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan anak untuk mencapai keberhasilan di tempat belajar dan dalam kehidupan.Pendekatan ini memberikan perhatian kepada tahap-tahap perkembangan anak, kebutuhan, minat, serta membantu mereka mempelajari keterampilan hidup Berbagai teknik dapat digunakan dalam pendekatan ini seperti mengajar, tukar informasi, bermain peran, melatih, tutorial, dan konseling. Di dalam pendekatan perkembangan, keterampilan dan pengalaman belajar yang menjadi kebutuhan anak didik akan dirumuskan ke dalam suatu kurikulum bimbingan
Prinsip-prinsip bimbingan perkembangan meliputi beberapa prinsip, seperti:
1. Perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi semua aspek
2. Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur dan sedikit demi sedikit
3. Pengalaman awal memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda terhadap perkembangan anak
4. Perkembangan berlangsung ke arah kompleksitas, organisasi, dan internalisasi yang lebih meningkat
5. Perkembangan dan belajar terjadi dipengaruhi oleh konteks sosial dan cultural yang majemuk
6. Anak adalah pembelajar aktif
7. Perkembangan dan belajar merupakan hasil dari interaksi kematangan biologis dan lingkungan, yang mencakup baik lingkungan fisik maupun sosial tempat anak tinggal.
8. Anak berkembang dan belajar terbaik dalam suatu konteks komunitas yang merasa aman dan menghargai, memenuhi kebutuhan fisiknya, dan dirasa aman secara psikologis
9. Bermain merupakan cara belajar yang sangat penting bagi anak usia dini
10. Pembelajaran harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak
11. Lingkungan dan pengalaman belajar harus disesuaikan dengan urutan dan pola perkembangan pada anak
Unsur-unsur lingkungan perkembangan meliputi beberapa unsur, seperti:
1. Faktor genetik
2. Faktor lingkungan
3. Kondisi kehamilan
4. Komplikasi persalinan
5. Pemenuhan nutrisi
6. Perawatan kesehatan
7. Kerentanan terhadap penyakit
8. Perilaku pemberian stimulus
9. Pola asuh orang tua
10. Lingkungan secara fisiologis
11. Lingkungan secara psikologis
12. Aspek kepribadian
13. Aspek sosial moral
14. Aspek bahasa
15. Aspek kesadaran beragama
In reply to Ari Sofia

Re: topik baru

by Citra awalia Parwati -
1. Pendekatan krisis/kuratif, suatu pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah. Bertujuan membantu mengatasi krisis atau masalah-masalah yang dialami individu. Dalam pendekatan ini pembimbing tampak lebih pasif karena menunggu anak yang datang, selanjutnya pembimbing memberikan bantuan dengan masalah yang dihadapi dan dirasakan anak.

2.Teknik pendekatan behavioral
Teknik pendekatan Rebt
Teknik pendekatan Gestalt
Teknik pendekatan Realitas
Teknik pendekatan CLlient centered

3. Pelaksanaan bimbingan dan konseling tentu mempunyai prinsip-prinsip yang dijadikan dasar untuk berpijak diantaranya yaitu prinsip kerahasiaan, kesukarelaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus dan tut wuri handayani (Syafaruddin, Syarqawi dan Siahaan.

4. Lingkungan perkembangan dalam konseling PAUD (Pendidikan Anak Dini) adalah faktor-faktor fisik, sosial, dan emosional yang mempengaruhi perkembangan anak-anak di lingkungan tersebut. Unsur-unsur lingkungan ini dapat sangat berpengaruh pada perkembangan anak-anak, dan penting bagi konselor PAUD untuk memahaminya. Berikut adalah beberapa unsur-unsur lingkungan perkembangan dalam konseling PAUD:
Fasilitas Fisik : Meliputi kondisi fisik ruang kelas atau PAUD, termasuk kebersihan, keamanan, ketersediaan peralatan pembelajaran, dan desain ruangan yang sesuai dengan perkembangan anak.