Posts made by Dwi Maharani Br. Sembiring

BK kls C 2023 -> Diskusi/Hasil analisis

by Dwi Maharani Br. Sembiring -
1. Beberapa keterbatasan yang menjadi tantangan bagi guru PAUD dalam membimbing anak usia dini antara lain:

-Keterbatasan dalam menerapkan metode pembelajaran yang variatif dan kolaboratif, yang dapat berdampak pada menurunnya motivasi dan hasil belajar siswa

-Keterbatasan dalam manajemen atau manajerial, terutama terkait dengan jumlah atau kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola struktural lembaga PAUD dan TK/RA. Banyak guru yang merangkap banyak jabatan, sehingga hal ini dapat memengaruhi kualitas pembelajaran

-Keterbatasan kualitas kompetensi guru, di mana masih banyak guru PAUD dan TK/RA yang belum memiliki kualifikasi pendidikan S-1 atau hanya lulusan SMA sederajat. Hal ini dapat memengaruhi kompetensi pedagogik dan profesional guru dalam membimbing anak usia dini

-Keterbatasan akses terhadap sumber daya dan sarana prasarana yang memadai, seperti buku dan referensi, serta sarana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak usia dini

-Keterbatasan waktu dan kesempatan untuk melakukan observasi dan interaksi langsung dengan anak usia dini di luar lingkungan sekolah, sehingga guru jarang membawa siswa ke dunia nyata anak



2. Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru agar perannya dalam memberikan layanan bimbingan konseling untuk anak usia dini lebih optimal:

-Meningkatkan kualifikasi dan kompetensi diri sebagai guru bimbingan konseling, dengan mengikuti pelatihan atau workshop yang berkaitan dengan bimbingan konseling anak usia dini

-Membuat program bimbingan konseling yang terstruktur dan terjadwal, sehingga dapat memastikan bahwa setiap anak mendapatkan layanan bimbingan konseling secara berkala

-Membuat lingkungan yang kondusif dan aman bagi anak untuk berbicara dan berbagi masalah, sehingga anak merasa nyaman dan terbuka dalam berkomunikasi dengan guru

-Menggunakan metode-metode yang kreatif dan inovatif dalam memberikan layanan bimbingan konseling, seperti bermain peran, cerita, atau gambar, sehingga anak lebih mudah memahami dan merespon pesan yang disampaikan

-Melibatkan orang tua atau keluarga dalam proses bimbingan konseling, sehingga dapat memperkuat dukungan dan pemahaman terhadap anak
1.Bahasa non verbal adalah semua ekspresi tubuh beserta bagian dan gerakannya, benda-benda dan barang
yang melekat pada tubuh, atau barang-barang yang dimiliki seseorang, serta profesi atau status sosial yang dimiliki
seseorang yang dinyatakan tidak dengan kata-kata untuk menyampaikan maksud penutur yang dapat dipahami
mitra tutur berdasarkan konteksnya (Sulistyo 2014). Penggunaan bahasa non verbal perlu disadari urgensinya
berkaitan dalam berjalanannya proses pendidikan. Hal tersebut disebabkan karena bahasa non verbal berperan
penting dalam proses komunikasi. Urgensi bahasa non verbal dalam proses belajar mengajar di kelas diungkapkan
Aziz (2017) yang mengungkapkan 93% makna sosial dari komunikasi tatap muka diperoleh dari isyarat-isyarat non
verbal. Hal ini mempertegas bahwa penggunaan bahasa non verbal dapat menentukan proses komunikasi dapat
terjalin baik. Bahasa non verbal senantiasa dikaitkan dengan konteks pemakaian bahasa lisan.
-Ekspresi wajah merupakan perwakilan atas perasaan atau suasana hati seseorang. Wajah dapat menjadi
sebuah media dalam penyampaian pesan (Zidny 2013). Berdasarkan hasil observasi kedua kelas PAUD dalam
kegiatan belajar mengajar dominan menggunakan ekspresi wajah ketidaksukaan / keengganan, kemarahan,
tertawa, kecewa, perhatian, dan kebahagiaan. Keenam ekspresi tersebut tampak dalam proses pembelajaran dan
merupakan bagian dari tiga puluh ekspresi wajah yang dikaji oleh Leather (dalam Salisah 2015). Dalam proses
kegiatan belajar mengajar, guru menunjukkan keenam ekspresi tersebut untuk mengungkapkan responnya atas
sesuatu yang terjadi di kelas.

2.Penggunaan bahasa non verbal peserta didik PAUD dalam pembelajaran di kelas sangat bervariasi. Variasi
tersebut muncul atas faktor lawan bicara atau mitra tutur dari penutur tersebut. Bahasa non verbal yang digunakan
peserta didik ketika berkomunikasi dengan sesama temannya, akan berbeda ketika peserta didik berkomunikasi
dengan gurunya. Peserta didik senantiasa memiliki bahasa-bahasa non verbal yang hanya dipahami oleh temanteman sebaya atau teman-teman dekatnya saja.
Bahasa non verbal yang menjadi perhatian khusus adalah bahasa non verbal yang muncul atau terjadi ketika
peserta didik dan guru berinteraksi dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil pengamatan melalui rekaman
video dan catatan pada lembar observasi, bahasa non verbal yang dominan digunakan peserta didik untuk
berkomunikasi dengan guru dalam proses pembelajaran adalah kinesik. Kinesik yang digunakan peserta didik kelas
1 dalam komunikasi dengan guru dominan dengan penggunaan gestur atau gerak tubuh. Berdasarkan hasil
pengamatan, gestur yang digunakan oleh peserta didik kelas 1 dalam berkomunikasi dengan guru antara lain, 1)menggelengkan kepala, 2) menganggukkan kepala, 3) menolehkan kepala, 4) menunjuk menggunakan jari telunjuk,
dan 5) lambaian tangan.
-Kontak Mata
Bahasa non verbal seringkali menyebut kontak mata dengan istilah gaze. Kontak mata mengkaji tentang
cara menatap seseorang pada saat berinteraksi dengan mitra tutur. Seiring berkembangnya zaman, kontak mata
dapat berfungsi sama halnya dengan ekspresi wajah yakni mengungkapkan ekspresi atau perasaan (Wulandari
2017). Dalam konteks pembelajaran di kelas, guru PAUD menggunakan kontak mata kepada peserta didiknya
sebagai pengingat atau larangan. Guru tidak perlu melarang atau mengingatkan peserta didik menggunakan verbal
atau kata-kata, melainkan cukup menggunakan kontak mata. Salah satu kontak mata yang sering digunakan dalam
pembelajaran di kelas 1 adalah ketika guru menatap salah seorang peseta didik yang berjalan-jalan di kelas. Setelah
peserta didik tersebut sadar jika sedang diamati oleh gurunya, tidak lama setelah itu peserta didik duduk ke
bangkunya kembali. Hal tersebut menunjukkan bahwa kontak mata mampu menjadi media penyampaian perintah
tanpa perlu diungkapkan dalam kata atau bahasa verbal.
Komunikasi nonverbal atau komunikasi bukan lisan adalah proses komunikasi di mana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Gesture adalah salah satu komunikasi yang masuk ke dalam komunikasi kinesik, atau komunikasi yang meliputi gerakan tangan dan tubuh. Gerakan tangan atau tubuh ini diartikan sebagai pengganti, atau dilakukan bersama dengan pengucapan.
Ekspresi wajah juga termasuk ke dalam gesture. Gerakan tubuh ini memungkinkan seseorang untuk mengkomunikasikan perasaan dan pikirannya. Mulai dari permusuhan, penghinaan sampai kasih sayang.
Gesture dan pengucapan sebetulnya merupakan hal yang independen, tetapi mereka bisa bergabung untuk memberikan penekanan pada hal yang ingin disampaikan. Bahasa gesture ini terjadi di area otak Broca dan Wernicke.
Area otak tersebut digunakan untuk berbicara dan bahasa isyarat. Bahasa yang digunakan oleh manusia ini pasalnya sudah mengalami evolusi. Yang awalnya hanya menggerakan tubuh saja, menjadi sebuah pengucapan
Kecerdasan kinestetik ialah kemampuan anak menggunakan ketangkasan tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan dan menggunakan keterampilan tangan untuk mengubah atau menciptakan sesuatu
Komunikasi tertulis adalah tindakan menulis, mengetik atau mencetak simbol seperti huruf dan angka untuk menyampaikan informasi. Hal ini membantu karena memberikan catatan informasi untuk referensi. Menulis biasanya digunakan untuk berbagi informasi melalui buku, pamflet, blog, surat, memo dan lainnya.Komunikasi tertulis menggunakan media tulisan untuk menyampaikan pesan dan informasi. Komunikasi tertulis lebih bermanfaat karena ada catatan informasi dari komunikator yang bisa digunakan sebagai referensi di masa depan. Contohnya kita membaca suatu buku, blog, catatan dan lain-lain.Contohnya WhatsApp, Line, Gmail, dan lainnya. Ragam komunikasi tertulis adalah membaca dan menulis. Kedua hal ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Karena kegiatan membaca dalam komunikasi ini hanya bisa dilakukan ketika ada seseorang yang menulis pesan.
Mendengarkan dengan aktif. Kemampuan mendengar yang baik dapat membantu melancarkan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Jadi pastikan kamu bisa menjadi pendengar yang baik.

Memahami audiens. Berusaha untuk memahami minat dan preferensi audiens dapat membantu ketika menciptakan komunikasi yang harmonis. Ini bisa dilatih dengan mengasah empati kamu.

Hindari melakukan interupsi. Menghindari interupsi saat orang lain berbicara dapat membantu kita dalam memahami pesan yang disampaikan, dan memberikan respons yang berkualitas.

Memperluas jaringan. Jika kamu mempunyai jaringan yang luas dapat memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan berbagai jenis orang dan pandangan, yang akan meningkatkan kemampuan komunikasi.

Meminta feedback dari orang lain. Mendapatkan umpan balik dari orang lain bisa memberikan pandangan tentang aspek-aspek yang perlu ditingkatkan dalam komunikasi yang dilakukan.

Berbicara dengan kecepatan yang tepat. Kecepatan berbicara dapat memengaruhi bagaimana audiens mendengarkan kita, sehingga perlu untuk berbicara dengan kecepatan yang pas agar pesan dapat disampaikan dengan jelas.

Memberikan feedback kepada orang lain. Selain mendapatkan feedback, ketika kita memberikan feedback positif kepada orang lain dapat memotivasi mereka dan melatih kita dalam berkomunikasi. Memberikan feedback negatif juga dapat melatih kita dalam memilih kata-kata yang tepat.

Memikirkan hal yang akan diucapkan. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan komunikasi agar kita bisa menjadi lebih baik adalah dengan berpikir tentang hal yang akan diucapkan sebelum menyampaikannya, untuk menghindari ucapan yang spontan atau kasar.

Menyampaikan ide dengan jelas dan singkat. Penting untuk tidak bertele-tele atau basa basi ketika berbicara atau menyampaikan ide, agar audiens dapat lebih mudah memahami pesan yang disampaikan.

Belajar berbicara di depan umum. Menghadapi situasi yang mengharuskan kita untuk berbicara di depan orang banyak dapat menjadi momen yang baik untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.

Mempelajari dasar-dasar komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal dapat menyumbang 55% dari bagaimana audiens memandang seseorang, sehingga itu menjadi penting untuk mengetahui bagaimana cara berpakaian, tatap muka, dan gerak tubuh yang baik.

Memperhatikan nada dan intonasi. Dalam berkomunikasi, selalu memperhatikan nada dan intonasi, ini bisa mempengaruhi emosi audiens yang mendapatkan pesan yang kita sampaikan.

Menghindari pembuatan asumsi. Menghindari pembuatan asumsi ketika berkomunikasi bisa sangat membantu kita dalam memahami makna sebenarnya dari informasi yang disampaikan oleh orang lain.