Posts made by Dhania Annisa Meutia Falaqgethi

Menyampaikan dan menerima pesan secara tertulis dengan sistematis adalah keterampilan penting dalam berbagai konteks, termasuk dalam bisnis, pendidikan, dan komunikasi sehari-hari. Berikut adalah panduan tentang cara melakukan komunikasi tertulis yang sistematis:

**Menyampaikan Pesan secara Tertulis dengan Sistematis:**

1. Rencanakan Pesan :
- Sebelum mulai menulis, rencanakan pesan. Tentukan tujuan komunikasi dan apa yang ingin sampaikan.
- Buat kerangka atau outline pesan untuk membantu memahami struktur dan urutan informasi yang akan disampaikan.
2. Tetapkan Audiens :
- Pahami siapa yang akan membaca pesan. Pesan yang tulis harus sesuai dengan pemahaman dan kebutuhan audiens.
3. Gunakan Bahasa yang Jelas dan Tertata Baik:
- Hindari penggunaan bahasa yang ambigu atau jargon yang mungkin sulit dipahami oleh audiens. Pilih kata-kata yang tepat dan jelas.
- Gunakan struktur kalimat yang baik dan pastikan tata bahasa benar.
4. Sajikan Informasi dengan Sistematis:
- Gunakan paragraf yang terorganisir dengan baik untuk mengelompokkan informasi yang serupa.
- Pertimbangkan penggunaan poin-poin atau tanda enumerasi untuk membuat informasi lebih mudah dimengerti.
5. Berikan Ilustrasi dan Contoh:
- Gunakan ilustrasi atau contoh konkret untuk membantu pembaca memahami pesan. Ilustrasi dapat membuat pesan lebih menarik dan mudah diingat.
6. Sertakan Informasi Pendukung:
- Sertakan data, fakta, atau bukti yang mendukung pesan. Ini dapat membantu memperkuat argumen.
7. Gunakan Format yang Sesuai:
- Pilih format yang sesuai dengan jenis pesan yang sampaikan. Ini bisa berupa email, surat resmi, laporan, esai, atau jenis tulisan lainnya.

Menerima Pesan secara Tertulis dengan Sistematis:

1. Baca dengan Teliti:
- Saat menerima pesan tertulis, baca dengan cermat dan perhatikan detailnya. Pastikan memahami pesan dengan baik sebelum memberikan tanggapan.
2. Identifikasi Tujuan dan Pesan Utama:
- Tentukan tujuan komunikasi penulis dan identifikasi pesan utama yang ingin disampaikan.
3. Catat Poin Utama:
- Saat membaca pesan tertulis yang lebih panjang, buat catatan tentang poin-poin utama atau informasi penting yang harus diingat.
4. Evaluasi Bukti dan Informasi Pendukung:
- Pertimbangkan bukti atau informasi pendukung yang diberikan oleh penulis dan pertimbangkan apakah itu kuat atau relevan.
5. Berikan Umpan Balik dengan Sistematis:
- Ketika Anda memberikan tanggapan atau umpan balik tertulis, gunakan format yang terorganisir dan sistematis. Sertakan informasi yang mendukung argumen atau tanggapan.
6. Hormati Gaya dan Format Penulis:
- Saat memberikan umpan balik, hormati gaya penulis dan format pesan yang diberikan. Jika menanggapi pesan formal, pertahankan tingkat formalitas yang sesuai.
7. Tanyakan Pertanyaan Jika Diperlukan:
- Jika ada ketidakjelasan atau pertanyaan, jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan atau meminta klarifikasi dari penulis.
NAMA; DHANIA ANNISA
NPM: 2213054056

Menyampaikan dan mendengarkan pesan secara lisan dengan lancar adalah keterampilan komunikasi yang penting dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda untuk menyampaikan pesan secara lisan dengan lancar dan menjadi pendengar yang efektif:

Menyampaikan Pesan dengan Lancar:
1. Sebelum berbicara, pertimbangkan pesan apa yang ingin disampaikan dan susun gagasan-gagasan dengan baik. Persiapan dapat membantu mengurangi kebingungan dan memastikan pesan akan tersampaikan dengan jelas.

2. Cobalah untuk berbicara secara teratur dan jelas. Gunakan struktur yang mudah dimengerti, seperti memulai dengan pengantar, menjelaskan poin utama, dan memberikan ringkasan atau kesimpulan.

3. Menggunakan bahasa tubuh yang mendukung. Ekspresi wajah, gerakan tangan, dan bahasa tubuh secara umum dapat membantu dalam menyampaikan pesan.

4. Jaga Volume dan Intonasi Suara. Pastikan suara cukup keras sehingga pendengar dapat mendengar dengan jelas, dan varisasikan intonasi untuk menjaga minat pendengar.

Mendengarkan dengan Lancar

1. Berikan Perhatian Penuh. Saat mendengarkan, berikan perhatian penuh pada pembicara dan hindari mengalihkan perhatian.

2. Aktifkan Kontak Mata. Kontak mata menunjukkan bahwa kita benar-benar mendengarkan dan peduli terhadap pembicara. Ini juga membantu untuk memahami emosi dan pesan yang disampaikan.

3. Jangan Menyela. Hindari mengganggu pembicara dengan menyela atau merespons terlalu cepat. Biarkan pembicara menyelesaikan pembicaraan dulu.

4. Tanggapi dengan Bijak. Ketika waktunya tiba untuk memberikan tanggapan, jangan ragu untuk menyatakan pendapat, tetapi lakukan dengan hormat. Hindari kritik yang keras.

5. Ajukan Pertanyaan atau Berikan Umpan Balik. Jika perlu klarifikasi atau ingin mendalamkan pemahaman Anda, ajukan pertanyaan atau berikan umpan balik.

6. Gunakan Bahasa Tubuh yang Mendukung. Bahasa tubuh saat mendengarkan juga penting. Ini dapat mencakup mengangguk untuk menunjukkan pengertian atau senyum untuk menunjukkan dukungan.

7. Hindari Membuat Asumsi. Jangan mengambil asumsi tentang apa yang akan dikatakan pembicara sebelum mereka selesai berbicara. Dengarkan dengan pikiran terbuka.
NAMA: DHANIA ANNISA
NPM: 2213054056


1. Model Linear (Model Shannon-Weaver):
- Dalam model ini, komunikasi dijelaskan sebagai proses linear yang melibatkan pengirim, pesan, saluran, dan penerima.
- Pengirim mengirimkan pesan melalui saluran kepada penerima.
- Model ini tidak memperhitungkan umpan balik atau gangguan dalam komunikasi.

2. Model Interaksional (Model Schramm):
- Model ini menekankan pentingnya interaksi dalam komunikasi. Dalam proses ini, pengirim dan penerima saling bertukar peran.
- Komunikasi dipandang sebagai proses saling mempengaruhi antara kedua belah pihak, dengan umpan balik yang diberikan oleh penerima.

3. Model Transaksional (Model Osgood-Schramm):
- Model ini menggabungkan konsep interaksi dan transaksi. Dalam proses komunikasi, pesan dibangun bersama oleh pengirim dan penerima.
- Komunikasi dipahami sebagai proses yang dinamis dan kompleks yang melibatkan peran aktif dari kedua belah pihak, serta pengaruh konteks dan pengalaman sebelumnya.

4. Model Helical (Model Dance):
- Model ini menggambarkan komunikasi sebagai siklus yang berulang-ulang, di mana individu terlibat dalam proses komunikasi sepanjang waktu.
- Model ini menyoroti perubahan dan perkembangan dalam komunikasi seiring berjalannya waktu, serta perubahan dalam hubungan antara pengirim dan penerima.

5. Model Komunikasi Organisasi (Model Berlo):
- Model ini menambahkan unsur unsur yang lebih rinci dalam proses komunikasi. Ini meliputi sumber (source), ide (idea), simbol (symbol), proses (process), pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver), pengaruh (influence), efek (effect), dan umpan balik (feedback).
- Model ini berfokus pada pemahaman bahwa komunikasi dapat memiliki berbagai efek dan kompleksitas dalam konteks organisasi.

6. Model Komunikasi Massa (Model Lasswell):
- Model ini digunakan untuk memahami komunikasi dalam konteks media massa.
- Model ini berfokus pada pertanyaan-pertanyaan dasar: "Siapa?" (pengirim), "Mengatakan apa?" (pesan), "Melalui saluran apa?" (saluran), "Kepada siapa?" (penerima), dan "Dengan efek apa?" (efek).

7. Model Komunikasi Budaya (Model Hall):
- Model ini menekankan peran budaya dalam proses komunikasi. Komunikasi dipahami sebagai pertukaran pesan antara individu atau kelompok yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda.
- Model ini mencakup unsur-unsur konteks budaya, seperti norma, nilai, dan konvensi dalam komunikasi.
Nama: Dhania Annisa
NPM: 2213054056

1. Komunikasi adalah proses pertukaran informasi, gagasan, pikiran, atau perasaan antara individu atau entitas yang berbeda. Tujuan komunikasi adalah untuk menyampaikan pesan dari satu pihak kepada pihak lain sehingga pesan tersebut dipahami dengan baik. Komunikasi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia dan organisasi, karena memungkinkan orang untuk berinteraksi, berbagi pengetahuan, memahami satu sama lain, dan menjalani kehidupan sosial yang efektif.

2. Fungsi-fungsi Komunikasi:

1. Fungsi Informasi: Komunikasi adalah cara utama untuk menyampaikan informasi, fakta, dan data dari satu pihak kepada yang lain. Ini membantu orang memahami dunia di sekitar mereka, mengakses pengetahuan, dan membuat keputusan yang berdasarkan informasi yang ada.

2. Fungsi Ekspresi: Komunikasi memungkinkan individu menyatakan perasaan, emosi, dan pandangan mereka. Ini adalah cara untuk melepaskan emosi, mengungkapkan cinta, kebahagiaan, atau kekecewaan.

3. Fungsi Regulasi: Komunikasi membantu dalam mengatur perilaku dan interaksi antara individu atau kelompok. Ini mencakup penggunaan aturan, norma, dan etika dalam komunikasi untuk membangun dan menjaga tatanan sosial.

4. Fungsi Pengaruh: Komunikasi digunakan untuk memengaruhi pandangan, perilaku, atau keputusan orang lain. Ini dapat melibatkan persuasi, negosiasi, atau mempengaruhi orang lain untuk mengambil tindakan tertentu.

5. Fungsi Hiburan: Komunikasi juga digunakan sebagai sarana hiburan. Ini mencakup cerita, humor, musik, film, dan berbagai bentuk hiburan lainnya yang melibatkan pertukaran pesan.

Unsur-unsur Komunikasi:

1. Pengirim (Sender): Pengirim adalah individu atau entitas yang menginisiasi komunikasi dengan menyampaikan pesan kepada penerima. Pengirim bertanggung jawab untuk merumuskan pesan dengan jelas dan efektif.

2. Pesan (Message): Pesan adalah isi atau informasi yang ingin disampaikan oleh pengirim kepada penerima. Pesan dapat berupa kata-kata, gambar, suara, atau kombinasi dari semuanya.

3. Saluran (Channel): Saluran adalah media atau sarana yang digunakan untuk mengirimkan pesan. Ini dapat mencakup komunikasi lisan, tulisan, visual, atau teknologi seperti telepon, email, atau media sosial.

4. Penerima (Receiver): Penerima adalah individu atau entitas yang menerima pesan yang dikirimkan oleh pengirim. Penerima memiliki peran penting dalam proses komunikasi karena mereka harus mendengarkan, memahami, dan merespons pesan.

5. Umpan Balik (Feedback): Umpan balik adalah respon atau tanggapan dari penerima terhadap pesan yang diterima. Umpan balik membantu pengirim memastikan bahwa pesannya dipahami dengan benar dan dapat memperbaiki komunikasinya jika perlu.

6. Konteks (Context): Konteks adalah situasi atau lingkungan di mana komunikasi terjadi. Ini dapat mencakup faktor-faktor seperti waktu, tempat, budaya, dan latar belakang sosial yang memengaruhi interpretasi pesan.

7. Gangguan (Noise): Gangguan adalah faktor-faktor eksternal atau internal yang dapat mengganggu atau menghambat proses komunikasi. Gangguan dapat termasuk kebisingan, perbedaan bahasa, atau ketidakpahaman.
NAMA: DHANIA ANNISA
NPM: 2213054056

1. Komunikasi non verbal berupa postur dan ekspresi wajah, adalah cara kita berkomunikasi tanpa menggunakan kata-kata.
Berikut adalah beberapa bagian tentang komunikasi non verbal yaitu :

a. Postur Tubuh : Postur tubuh dapat mengungkapkan bahwa banyak hal tentang perasaan dan niat seseorang. Misalnya, seseorang yang tegap dan berdiri lurus mungkin menunjukkan rasa percaya diri, sementara seseorang yang merunduk mungkin merasa tidak aman atau kurang percaya diri. Postur tubuh juga dapat mencerminkan kelelahan, ketegangan, atau relaksasi.

b. Ekspresi Wajah : Ekspresi wajah adalah salah satu cara paling kuat untuk mengkomunikasikan emosi. Misalnya, senyuman dapat menunjukkan kebahagiaan atau persetujuan, sedangkan wajah yang muram atau marah dapat mengungkapkan ketidakpuasan atau kemarahan. Orang sering membaca ekspresi wajah untuk memahami perasaan seseorang.

c. Perilaku Mata : Mata adalah jendela ke dalam perasaan seseorang. Cara seseorang menggunakan mata mereka bisa mengkomunikasikan banyak hal. Misalnya, kontak mata yang kuat sering dianggap sebagai tanda kejujuran dan ketulusan, sementara menghindari kontak mata dapat menunjukkan ketidakjujuran atau ketidaknyamanan.

Komunikasi non verbal, termasuk postur dan ekspresi wajah, penting dalam interaksi sosial sehari-hari. Memahami bahasa tubuh dan ekspresi wajah orang lain dapat
membantu kita lebih baik dalam berkomunikasi dan membaca perasaan dan niat mereka.

2.Komunikasi non verbal dalam pembelajaran memudahkan para pendengar khususnya peserta didik untuk dapat memahami dan melakukan sesuai arahan yang di berikan komunikator.

Dengan gerakan postur atau gesture tubuh memudahkan untuk kita dalam melakukan pembelajaran secara efektif. Yang dimana anak-anak akan lebih mudah mengikuti dan mememahami tentang apa yang kita ucpakan melalui gesture tubuh kita.

Ekpresi wajah juga mempengaruhi dalam proses penyampaian pesan kepada anak-anak. Maka dari itu hendaknya para pendidik mengkomunikasikan arahan dengan ekpresi wajah yang tidak membuat anak justru takut. Dengan adanya komunikasi non verbal ini yang memliki banyak fungsi seperti anak akan lebih nyaman ketika berada didalam kelas. Memudahkan juga untuk mengontrol keadaan kelas. Dengan ekpresi wajah, anak juga dapat belajar untuk mengenali karakter yang diajarkan oleh guru tersebut.

Berfungsi juga untuk melengkapi dengan menggunakan komunikasi non-verbal untuk memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal. Jadi, anda mungkin tersenyum ketika menceritakan kisah lucu, atau menggeleng-gelengkan kepala ketika menceritakan ketidakjujuran seseorang.