Posts made by Salshabila Rizky Ramadhani

Menyampaikan Pesan Secara Tertulis:
1. Pahami Tujuan: Tentukan tujuan Anda dalam menulis pesan. Apakah itu untuk memberikan informasi, meminta tindakan, atau menyampaikan ide?
2. Identifikasi Audiens: Kenali siapa yang akan membaca pesan Anda. Penyampaian pesan harus disesuaikan dengan audiens yang dituju.
3. Buat Rangkaian Ide: Buat rangkaian ide atau struktur pesan Anda. Tentukan poin-poin kunci yang akan Anda sampaikan.
4. Gunakan Bahasa yang Jelas: Gunakan bahasa yang mudah dimengerti, hindari jargon yang mungkin tidak dipahami oleh pembaca.
5. Gunakan Struktur yang Tepat: Pesan harus memiliki pengenalan, isi, dan kesimpulan yang jelas. Gunakan paragraf untuk mengatur ide Anda.
6. Gunakan Gaya Penulisan yang Sesuai: Sesuaikan gaya penulisan dengan jenis pesan dan audiens Anda. Misalnya, pesan resmi mungkin memerlukan gaya yang lebih formal.
7. Periksa Tatabahasa dan Ejaan: Periksa tatabahasa dan ejaan untuk menghindari kesalahan yang mengganggu pemahaman pesan.
8. Sunting dan Revisi:Selalu luangkan waktu untuk menyunting dan merevisi pesan Anda sebelum mengirimnya. Pastikan pesan Anda terstruktur dengan baik dan bebas dari kesalahan.

Menerima Pesan Secara Tertulis:
1. Baca dengan Perhatian:Ketika Anda menerima pesan tertulis, baca dengan teliti. Pastikan Anda memahami pesan tersebut sebelum memberikan tanggapan.
2. Identifikasi Tujuan dan Pesan Kunci: Cari tahu tujuan dan pesan kunci yang ingin disampaikan oleh penulis.
3. Periksa Detail: Pastikan Anda memeriksa detail seperti tanggal, waktu, dan informasi penting lainnya.
4. Ambil Catatan Jika Diperlukan: Jika pesan memuat informasi penting, ambil catatan untuk referensi lebih lanjut.
5. Beri Tanggapan yang Sesuai: Jika perlu memberikan tanggapan, pastikan itu relevan dan sesuai dengan pesan yang diterima.
6. Hormati Etika: Jika Anda menerima pesan resmi, hormati etika dan protokol yang sesuai dengan jenis pesan tersebut.
Menyampaikan Pesan:
1. Persiapkan dengan Baik: Sebelum berbicara, pastikan Anda memiliki pemahaman yang baik tentang apa yang akan Anda sampaikan. Buat rencana pesan Anda.
2. Gunakan Bahasa yang Jelas: Sampaikan pesan Anda dengan bahasa yang mudah dimengerti, hindari penggunaan jargon yang mungkin tidak dipahami oleh audiens Anda.
3. Tetap Tenang dan Percaya Diri: Cobalah untuk tetap tenang dan yakin saat berbicara. Ini akan membantu Anda menyampaikan pesan Anda dengan lebih efektif.
4. Gunakan Ekspresi Wajah dan Bahasa Tubuh: Ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang tepat dapat membantu mengkomunikasikan emosi dan maksud Anda.
5. Berikan Contoh dan Ilustrasi:Gunakan contoh konkret atau ilustrasi untuk menjelaskan ide Anda lebih baik. Ini membantu audiens Anda memahami dengan lebih baik.
6. Beri Kesempatan untuk Bertanya: Ajukan pertanyaan kepada audiens Anda dan berikan kesempatan bagi mereka untuk bertanya. Ini dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan mereka.

Mendengarkan Pesan:
1. Fokus pada Pembicara: Saat mendengarkan, fokus sepenuhnya pada pembicara. Hindari gangguan dan multitasking.
2. Jangan Langsung Menanggapi: Tahan diri untuk langsung memberikan tanggapan. Dengarkan secara cermat hingga pembicara selesai berbicara.
3. Gunakan Kontak Mata: Ini menunjukkan bahwa Anda benar-benar mendengarkan dan peduli.
4. Ajukan Pertanyaan untuk Klarifikasi: Jika Anda tidak yakin tentang sesuatu, ajukan pertanyaan untuk mendapatkan klarifikasi.
5. Praktikkan Empati: Cobalah untuk memahami perspektif dan perasaan pembicara. Ini membantu Anda merespon dengan lebih baik.
6. Berikan Umpan Balik: Setelah pembicara selesai, berikan umpan balik yang konstruktif atau tanggapan yang sesuai.
7. Hindari Menginterupsi: Hindari menginterupsi pembicara, biarkan mereka menyelesaikan pikiran mereka sebelum Anda berbicara.
8. Hindari Penilaian Cepat: Hindari membuat penilaian atau kesimpulan terlalu cepat. Berikan pembicara peluang untuk menyampaikan ide mereka dengan baik.
Nama: Salshabila Rizky Ramadhani
Npm: 2213054054

1. Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua atau lebih individu atau kelompok. Tujuan dari komunikasi adalah untuk berbagi informasi, ide, perasaan, atau tujuan dengan orang lain.

2. a. Fungsi-fungsi komunikasi meliputi:

1. Informasi: Komunikasi digunakan untuk mengirim dan menerima informasi yang penting. Ini dapat berupa informasi faktual, seperti berita atau data, atau informasi subjektif, seperti pendapat atau persepsi.

2. Ekspresi: Komunikasi digunakan untuk mengungkapkan perasaan, emosi, atau pikiran. Ini dapat dilakukan melalui kata-kata, ekspresi wajah, gerakan tubuh, atau bahasa tubuh.

3. Pengaruh: Komunikasi memiliki kekuatan untuk mempengaruhi orang lain. Ini dapat digunakan untuk mempengaruhi pendapat, sikap, atau perilaku orang lain melalui argumen, persuasi, atau pengaruh sosial.

4. Hubungan sosial: Komunikasi memainkan peran penting dalam membangun dan memelihara hubungan sosial. Melalui komunikasi, orang dapat membentuk ikatan, membangun kepercayaan, dan memperkuat hubungan dengan orang lain.

b. Unsur-unsur komunikasi meliputi:

1. Pengirim: Pengirim adalah orang atau kelompok yang mengirim pesan. Mereka bertanggung jawab untuk mengemas pesan dengan jelas dan efektif.

2. Pesan: Pesan adalah informasi atau ide yang dikirim oleh pengirim. Pesan dapat berupa kata-kata lisan atau tertulis, gambar, simbol, atau bahasa tubuh.

3. Saluran: Saluran adalah media atau metode yang digunakan untuk mengirim pesan. Ini dapat berupa komunikasi langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui telepon, surat, email, dll.).

4. Penerima: Penerima adalah orang atau kelompok yang menerima pesan. Tugas mereka adalah untuk memahami, menafsirkan, dan merespons pesan yang diterima.

5. Umpan balik: Umpan balik adalah respons atau tanggapan yang diberikan oleh penerima kepada pengirim. Ini penting untuk memastikan pemahaman yang benar dan efektif dalam komunikasi.

6. Konteks: Konteks adalah lingkungan atau situasi di mana komunikasi terjadi. Ini mencakup faktor-faktor seperti budaya, norma sosial, latar belakang, dan tujuan komunikasi.
Nama: Salshabila Rizky Ramadhani
Npm: 2213054054

Ada beberapa model proses komunikasi yang umum digunakan untuk menjelaskan bagaimana komunikasi terjadi antara individu atau kelompok. Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Model Stimulus-Respont
Model ini merupakan model yang paling dasar dalam ilmu komunikasi. Model ini menunjukan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi. Model ini beranggapan bahwa kata-kata verbal, tanda-tanda nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang orang lain untuk memberikan
respon dengan cara tertentu.

2. Model Aristoteles
Model ini merupakan model yang paling klasik dalam ilmu komunikasi. Bisa juga disebut sebagai model retorikal. Model ini membuat rumusan tentang model komunikasi verbal yang petama. Komunikasi terjadi
saat pembicara menyampaikan pesannya kepada
khalayak dengan tujuan mengubah perilaku mereka.

3. Model Lasswell
Model ini menjelaskan tentang proses komunikasi dan fungsinya terhadap masyarakat. Lasswell berpendapat bahwa di dalam komunikasi terdapat tiga fungsi. Yang pertama adalah pengawasan lingkungan, yang mengingatkan anggota - anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan. Kedua adalah korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan. Ketiga adalah transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.

4. Model Shannon dan Weaver
model ini mengasumsikan bahwa sumber daya informasi menciptakan pesan dari seperangkat pesan yang tersedia.

5. Model Schramm
Wilbur Scheram membuat serangkai model komunikasi, dimulai dengan model komunikasi manusia yang sederhana (1954), lalu model yang lebih rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu.

6. Model Newcomb
Theodore Newcomb (1953) melihat komunikasi dari pandangan sosial psokologi. Model ini juga dikenal dengan nama model ABX. Model ini menggambarkan bahwa seseorang (A) mengirim informasi kepada orang lain (B) tentang sesuatu (X). Model ini mengasumsikan bahwa orientasi A ke B atau ke X tergantung dari mereka masing-masing

7. Model Westley dan Maclean
Model ini berbicara dalam dua konteks,
komunikasi interperonal dan massa.Dan perbedaan yang paling penting diantara komunikasi interpersonal dan massa adalah pada umpan balik (feedback). Di interpersonal, umpan balik berlangsung cepat dan langsung, sedang di komunikasi massa, umpan baliknya bersifat tidak langsung dan lambat.

8. Model Gerbner
Model ini merupakan perluasan dari model komunikasi milik Lasswell, terdiri dari model verbal dan model diagramatik.

9. Model Berlo
Model ini hanya memperlihatkan proses komunikasi satu arah dan hanya terdiri dari empat komponen yaitu sumber (Source), pesan (Message), saluran (Channel), dan penerima (Receiver). Sumber adalah pembuat pesan.

10. Model Defleur
Model ini merupakan model komunikasi massa. Dengan menyisipkan perangkat media massa (mass medium device) dan perangkat umpan balik (feedback device). Model ini menggambarkan sumber (source), pemancar (transmitter), penerima (receiver), dan tujuan (destination) sebagai fase yang terpisah dalam proses komunikasi massa, serupa dengan fase-fase yang digambarkan Schramm. Fungsi dari penerima dalam model Defleur adalah menerima informasi dan menyandikannya.

11. Model Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of Communication. Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai proses linear karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan
ingin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel). Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear communication model).

12. Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur
Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi
berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim.

13. Model Transaksional
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh
Barnlund pada tahun 1970. Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi.

14. Komunikasi sebagai Proses
Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau konsekuensi) serta berkaitan satu sama
lainnya dalam kurun waktu tertentu. Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat
menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan
komunikasi yag efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).
Komunikasi nonverbal adalah bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang kepada orang lain tanpa menggunakan kata-kata.
Komunikasi non-verbal melalui postur tubuh dan ekspresi wajah adalah komponen penting dalam interaksi manusia. Berikut beberapa informasi tentang hal tersebut:


1. Ekspresi wajah
Ini adalah salah satu jenis komunikasi nonverbal yang memiliki peran besar.Ekspresi wajah juga disebut komunikasi nonverbal yang paling universal. Hal ini karena rata-rata orang akan menunjukkan ekspresi wajah yang sama untuk emosi tertentu. Misalnya, rata-rata orang akan cemberut ketika sedang sedih dan tersenyum berseri-seri saat sedang jatuh cinta.

2. Gestur
Gestur atau gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menyampaikan pesan tanpa menggunakan kata-kata
Gestur yang sering digunakan misalnya seperti melambai, menunjuk, atau menganggukan kepala.
Berbeda dengan eskpresi wajah yang dinilai sangat universal, gestur lebih dipengaruhi oleh budaya dalam suatu masyarakat
Misalnya, ada beberapa gestur yang dinilai tidak sopan jika dilakukan pada suatu kelompok masyarakat tertentu, tetapi pada kelompok masyarakat yang lain gestur tersebut mungkin bersifat netral.

3. Perilaku Mata dan Kontak Mata
Kontak mata adalah aspek penting dalam komunikasi. Mata yang terfokus pada lawan bicara dapat menunjukkan ketertarikan dan kepercayaan diri dalam percakapan. Namun, terlalu banyak atau terlalu sedikit kontak mata bisa menjadi tanda-tanda sosial yang kurang efektif atau bahkan kurang jujur. Kontak mata yang tiba-tiba dihindari juga bisa menandakan ketidakjujuran atau ketidaknyamanan.

Fungsi utama komunikasi nonverbal adalah untuk mengirimkan makna melalui repetisi, aksentuasi, hingga komplemen. Bahkan, bisa menjadi substitusi dan kontradiksi dari maksud pesan yang ingin disampaikan.
1. Repetisi
Fungsi ini dimaksudkan untuk mengulangi maksud dari komunikasi verbal. Contohnya menganggukkan kepala ketika mengatakan “iya” dan menggelengkan kepala ketika mengatakan “tidak”.

2. Substitusi
Ada kalanya, komunikasi ini cukup untuk mengirim pesan dan tujuan. Di samping lebih ekspresif dan bermakna daripada kata-kata, komunikasi nonverbal juga lebih mudah dilakukan dan dipahami dalam banyak kasus. Bahkan menjadi solusi terbaik dalam mengatasi keterbatasan bahasa.
Beberapa contoh umum dari fungsi ini adalah melambaikan tangan sebagai pengganti ucapan “halo” atau “selamat tinggal”.

3. Kontradiksi
Kontradiksi adalah penolakan pesan verbal atau pemberian makna lain terhadap pesan verbal yang disampaikan. Kontradiksi bisa berfungsi sebagai humor atau sindiran. Sebagai contoh, seseorang memuji prestasi orang lain, namun sambil mengolok-olok.