Posts made by Nabila Dwi shifa

KP AUD kls C 2023 -> FORUM DISKUSI -> TOPIK DISKUSI -> Re: TOPIK DISKUSI

by Nabila Dwi shifa -
Komunikasi non-verbal adalah bentuk komunikasi yang tidak melibatkan kata-kata atau bahasa lisan. Ini mencakup berbagai elemen seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, gerakan tubuh, postur, nada suara, dan gestur. Dalam konteks ini, kita akan membahas dua aspek penting dari komunikasi non-verbal: kinesik dan gestur.

1. Kinesik:
Kinesik adalah studi tentang bahasa tubuh atau gerakan tubuh yang digunakan dalam komunikasi non-verbal. Ini mencakup berbagai elemen, seperti gerakan tubuh, postur, dan ekspresi wajah, yang dapat menyampaikan pesan atau emosi kepada orang lain. Berikut beberapa contoh kinesik yang umum:

a. Ekspresi Wajah:
Ekspresi wajah adalah salah satu bentuk komunikasi non-verbal paling kuat. Ekspresi seperti senyum, kerutan dahi, atau ekspresi marah dapat mengungkapkan perasaan seseorang tanpa kata-kata. Sebagai contoh, senyum biasanya dianggap sebagai tanda kebahagiaan atau persetujuan.

b. Kontak Mata:
Kontak mata adalah cara penting untuk menunjukkan ketertarikan, kepercayaan, atau rasa hormat dalam berkomunikasi. Kontak mata yang baik dapat menunjukkan bahwa Anda benar-benar mendengarkan dan berinteraksi dengan seseorang.

c. Gerakan Tubuh:
Gerakan tubuh seperti mengangguk atau menggelengkan kepala, mengangkat alis, atau menggaruk kepala dapat mengungkapkan berbagai pesan atau reaksi emosional. Misalnya, mengangguk bisa berarti persetujuan, sementara menggelengkan kepala bisa berarti penolakan atau ketidaksetujuan.

d. Postur Tubuh:
Postur tubuh seseorang juga dapat memberikan wawasan tentang perasaan atau sikap mereka. Misalnya, seseorang yang duduk tegak mungkin menunjukkan rasa percaya diri, sementara seseorang yang membungkuk mungkin menunjukkan kekakuan atau ketidaknyamanan.

e. Jarak Sosial:
Jarak fisik antara dua orang dalam interaksi sosial juga merupakan bagian penting dari kinesik. Jarak yang dekat bisa menunjukkan ketertarikan atau kenyamanan, sementara jarak yang jauh bisa menunjukkan ketidaknyamanan atau keengganan.

2. Gesture dalam Komunikasi Non-Verbal:
Gesture adalah gerakan tangan atau tubuh yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi tambahan dalam komunikasi non-verbal. Gestur dapat memiliki makna yang berbeda-beda tergantung pada konteks, budaya, dan tata bahasa tubuh yang berlaku. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai pentingnya gesture dalam komunikasi:

a. Gesture Tangan:
Gesture tangan adalah cara umum untuk menyampaikan pesan tambahan dalam percakapan. Misalnya, mengacungkan jari telunjuk ke atas dapat berarti "saya memiliki pertanyaan" atau "saya ingin bicara," sementara mengacungkan jari tengah ke atas adalah gestur yang kasar dan menghina. Gestur tangan juga dapat digunakan untuk menggambarkan objek atau mengindikasikan arah, seperti mengarahkan tangan ke kiri atau kanan.

b. Gesture Wajah:
Wajah kita juga dapat digunakan untuk gesture, seperti mengedipkan mata untuk mengindikasikan kesepakatan atau mengangkat alis sebagai tanda kejutan atau ketidakpercayaan. Ekspresi wajah yang kita buat dapat mendukung atau memperkuat pesan verbal kita. Misalnya, saat memberi pujian, ekspresi wajah yang ramah dan tulus dapat memperkuat kata-kata kita.

c. Gesture Badan:
Gesture badan mencakup gerakan tubuh yang lebih luas, seperti mengangkat bahu, menggelengkan kepala, atau melambaikan tangan. Gesture ini dapat digunakan untuk menyampaikan reaksi emosional atau pemahaman dalam percakapan. Misalnya, mengangkat bahu dengan ekspresi bingung dapat berarti bahwa seseorang tidak yakin atau tidak tahu jawabannya.

d. Gesture Simbolik:
Beberapa gesture memiliki makna simbolik yang telah diakui secara budaya atau sosial. Misalnya, jari telunjuk yang menunjuk ke atas sebagai simbol kemenangan atau jempol yang diangkat sebagai simbol persetujuan. Gesture simbolik seperti ini sering digunakan dalam konteks informal atau bahkan dalam bahasa isyarat.

e. Gesture dalam Budaya:
Penting untuk diingat bahwa makna gesture dapat berbeda-beda antar budaya. Apa yang dianggap sebagai gesture yang sopan atau patut dihormati dalam satu budaya mungkin dianggap kasar atau tidak pantas dalam budaya lain. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang budaya dan konteks ketika Anda berkomunikasi dengan orang dari latar belakang budaya yang berbeda.

3. Pentingnya Kombinasi Komunikasi Non-Verbal dan Verbal:

Kombinasi antara komunikasi verbal dan non-verbal sangat penting dalam komunikasi sehari-hari. Kedua aspek ini seringkali saling melengkapi satu sama lain untuk menyampaikan pesan secara efektif. Misalnya, ketika seseorang mengatakan "ya" sambil mengangguk kepala, itu menguatkan pesan persetujuan mereka
Penting untuk diingat bahwa makna kinesik dan gestur dapat bervariasi secara signifikan antara budaya. Gestur yang dianggap sopan di satu budaya mungkin dianggap kasar atau tidak pantas di budaya lain. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang budaya dan konteks ketika Anda berkomunikasi dengan orang dari latar belakang budaya yang berbeda.

Dalam bisnis, komunikasi non-verbal juga dapat berperan penting dalam kesuksesan. Kualitas presentasi dan kemampuan untuk membaca reaksi audiens melalui bahasa tubuh dapat memengaruhi bagaimana pesan disampaikan dan diterima. Sebagai contoh, seorang pemimpin yang mampu mengendalikan ekspresi wajah dan postur tubuhnya dapat memberikan pesan kepercayaan diri dan ketenangan kepada timnya, yang dapat memotivasi mereka.

Selain itu, dalam konteks sosial dan interpersonal, komunikasi non-verbal dapat membantu dalam memahami emosi dan perasaan orang lain. Kontak mata yang baik dan mendengarkan ekspresi wajah dapat membantu Anda memahami apakah seseorang bahagia, sedih, marah, atau bingung.

KP AUD kls C 2023 -> FORUM DISKUSI -> TOPIK DISKUSI -> Re: TOPIK DISKUSI

by Nabila Dwi shifa -
komunikasi non verbal berupa Postur dan ekspresi wajah (perilaku mata dan kontak mata)

Komunikasi antar individu merupakan komunikasi
yang melibatkan 2 orang dalam kegiatan menyampaikan
informasi/pesan yang dilakukan secara verbal dan non verbal
secara langsung (face to face). Komunikasi kelompok adalah
komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih baik
secara verbal maupun non verbal yang berlangsung dalam satu
kelompok yang memiliki tujuan sama, melakukan interaksi
antar satu dengan yang lain dalam rangka menggapai tujuan
bersama, saling mengenal satu sama lain, serta menempatkan
mereka sebagai salah satu bagian dari kelompok. Komunikasi
verbal merupakan jenis komunikasi yang dalam proses
penyampaian informasinya disampaikan melalui cara tertulis
ataupun lisan untuk mempermudah seseorang dalam
menyampaikan maksud dari pemikiran, ide dan juga
keputusan. Komunikasi verbal ini meliputi berbicara dan
menulis serta mendengarkan dan membaca. Komunikasi non
verbal adalah jenis komunikasi yang disajikan tanpa kata-kata
dalam proses penyampaian informasinya seperti kontak mata,
ekspresi wajah, gerak tubuh, kedekatan jarak, suara yang
bukan kata atau pribahasa, sentuhan, dan cara berpakaian.
Postur tubuh. Cara seseorang berdiri, bergerak, berjalan dapat
menjelaskan ekspresi dirinya. Postur tubuh ini dapat merefleksikan konsep diri,
emosi bahkan tingkat kesehatannya.
Wajah dan kontak mata. Wajah adalah sumber yang kaya dengan
komunikasi dikarenakan ekspresi dari wajah merupakan cerminan dari suasana hati
seseorang. Sedangkan kontak mata akan menimbulkan signal alami dalam
melaksanakan komunikasi. Kontak mata selama terjadinya komunikasi
menandakan bahwa orang tersebut terlibat serta menghargai lawannya disertai
keinginan untuk memperhatikan, tidak hanya sebatas mendengarkan.30
Gerak Isyarat. Gerak isyarat (gesture) ialah sumber informasi yang baik
dalam komunikasi non verbal.31 Gerak isyarat bisa digunakan untuk mempertegas
pembicaraan seperti menghentakkan kaki menggerak-gerakkan tangan selama
berbicara dalam sebuah pelatihan tersebut menunjukkan bahwa orang tersebut
dalam keadaan bingung ataupun stres ataupun sebagai salah satu cara yang
dilakukan dalam rangka menepis dan menghilangkan rasa bingung dan stres
tersebut.

Komunikasi non-verbal, seperti postur tubuh dan ekspresi wajah, memainkan peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Hal ini terutama berlaku di lingkungan pendidikan, di mana komunikasi verbal saja seringkali tidak cukup untuk memfasilitasi pemahaman dan interaksi yang efektif. Berikut adalah beberapa peran penting dari komunikasi non-verbal, khususnya postur dan ekspresi wajah, dalam pembelajaran:

1. Ekspresi wajah adalah cara yang kuat untuk mengekspresikan emosi. Ketika seorang guru atau pengajar mengekspresikan antusiasme atau kebahagiaan saat mengajar, ini dapat membantu menciptakan atmosfer yang positif dan merangsang minat belajar siswa.

2. Kontak mata yang tepat dengan siswa adalah cara untuk membangun koneksi personal yang kuat. Ini membantu siswa merasa didengar, dilihat, dan dihargai, yang dapat meningkatkan motivasi mereka untuk belajar.

3. Sebuah postur yang tegap dan penuh percaya diri dari seorang guru dapat menunjukkan otoritas dan disiplin dalam kelas. Ini bisa membantu menjaga kelas tetap teratur dan fokus.

4. Postur dan ekspresi wajah yang menunjukkan minat dan keterlibatan dalam topik pembelajaran dapat memengaruhi siswa. Mereka mungkin lebih cenderung terlibat dan memahami materi jika mereka melihat bahwa pengajar juga sangat tertarik.

5. Terkadang, pesan atau instruksi dapat disampaikan melalui komunikasi non-verbal. Misalnya, dengan mengangguk, menggelengkan kepala, atau menunjuk ke objek tertentu. Ini dapat membantu siswa memahami instruksi dengan lebih baik.

6. Komunikasi non-verbal guru, seperti ekspresi wajah dan kontak mata, dapat memberikan umpan balik kepada siswa tentang sejauh mana mereka memahami materi. Guru dapat melihat ekspresi wajah siswa dan merespon dengan lebih baik jika mereka perlu menjelaskan lebih lanjut atau mengubah pendekatan pembelajaran.

7. Guru dapat menggunakan kontak mata dan ekspresi wajah untuk menilai sejauh mana siswa terlibat dalam kelas. Ini bisa membantu dalam mengelola diskusi kelas dan memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan untuk berpartisipasi.

8.Postur dan ekspresi wajah yang menunjukkan perhatian, empati, dan dukungan kepada siswa dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman dan nyaman. Ini mendorong siswa untuk merasa lebih percaya diri dan termotivasi.

Penting untuk diingat bahwa komunikasi non-verbal yang autentik dan konsisten dengan komunikasi verbal adalah kunci untuk memaksimalkan dampaknya dalam pembelajaran. Dengan memahami dan menggunakan komunikasi non-verbal secara efektif, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dan produktif

BK kls C 2023 -> FORUM DISKUSI -> topik baru -> Re: topik baru

by Nabila Dwi shifa -
Dalam bimbingan konseling di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), terdapat beberapa pendekatan perkembangan yang dapat digunakan untuk membantu anak-anak dalam proses perkembangan mereka. Berikut adalah beberapa pendekatan utama:

1. **Pendekatan Perkembangan Piagetian**: Pendekatan ini berfokus pada teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget. Dalam konteks PAUD, konselor dapat menggunakan pendekatan ini untuk memahami tahap perkembangan kognitif anak-anak dan merancang aktivitas yang sesuai dengan tingkat perkembangan mereka.

2. **Pendekatan Perkembangan Eriksonian**: Teori perkembangan psikososial Erik Erikson dapat digunakan untuk memahami konflik perkembangan yang muncul pada berbagai tahap usia. Konselor dapat membantu anak-anak mengatasi konflik ini dan mengembangkan identitas dan kompetensi positif.

3. **Pendekatan Perkembangan Bahasa**: Dalam PAUD, pengembangan bahasa adalah aspek penting. Konselor dapat bekerja dengan anak-anak untuk memperkaya kosakata, meningkatkan keterampilan berbicara, dan memfasilitasi komunikasi yang efektif.

4. **Pendekatan Perkembangan Sosial-Emosional**: Perkembangan sosial dan emosional anak-anak juga sangat penting. Konselor dapat membantu anak-anak belajar mengenali emosi mereka, mengembangkan keterampilan sosial seperti berbagi dan bekerja sama, serta memahami konflik dan cara penyelesaiannya.

5. **Pendekatan Perkembangan Motorik**: Keterampilan motorik kasar dan halus berkembang dengan cepat pada anak-anak PAUD. Konselor dapat mengintegrasikan aktivitas fisik yang sesuai dengan tahap perkembangan anak-anak untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan motorik.

6. **Pendekatan Perkembangan Seni dan Kreativitas**: Menggunakan seni dan aktivitas kreatif dapat membantu anak-anak berekspresi, berkreasi, dan mengembangkan imajinasi mereka. Konselor dapat memasukkan elemen-elemen seni dan kreativitas dalam sesi konseling.

7. **Pendekatan Bermain**: Bermain adalah cara utama anak-anak belajar dan berekspresi. Konselor dapat menggunakan permainan sebagai alat untuk mengajarkan konsep, mengatasi masalah, dan memfasilitasi perkembangan anak-anak.

Penting untuk diingat bahwa pendekatan ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan individu setiap anak. Konselor di PAUD harus peka terhadap perkembangan anak-anak dan fleksibel dalam memilih pendekatan yang paling sesuai untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang secara optimal.

Dalam pelaksanaan berbagai pendekatan dalam bimbingan konseling PAUD, seorang konselor perlu menggunakan beragam teknik untuk membantu anak-anak dalam pemahaman diri, pengembangan keterampilan sosial, dan penyelesaian masalah. Berikut adalah beberapa teknik yang dapat digunakan:

1. **Pendekatan Perkembangan Piagetian**:
- **Simulasi Kognitif**: Menggunakan permainan atau permasalahan yang menguji pemikiran logis anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
- **Konseling Berbasis Pertanyaan**: Bertanya pada anak untuk merangsang pemikiran kritis dan memahami cara mereka memandang dunia.

2. **Pendekatan Perkembangan Eriksonian**:
- **Percakapan Identitas**: Berbicara dengan anak-anak tentang peran mereka dalam keluarga, sekolah, atau komunitas untuk membantu mereka mengembangkan pemahaman identitas.
- **Role-Playing**: Memainkan peran untuk membantu anak-anak mengatasi konflik sosial dan mengembangkan keterampilan empati.

3. **Pendekatan Perkembangan Bahasa**:
- **Terapi Bicara**: Mendorong anak-anak untuk berbicara tentang perasaan mereka dan mengungkapkan diri dengan kata-kata.
- **Permainan Kata**: Menggunakan permainan kata atau teka-teki yang membantu meningkatkan keterampilan berbahasa.

4. **Pendekatan Perkembangan Sosial-Emosional**:
- **Mengidentifikasi Emosi**: Membantu anak-anak mengenali dan mengungkapkan emosi mereka, sering dengan menggunakan kartu emosi atau aktivitas berbasis emosi.
- **Pendekatan Pemecahan Konflik**: Mengajarkan cara mengatasi konflik dan berkomunikasi dengan teman sebaya secara positif.

5. **Pendekatan Perkembangan Motorik**:
- **Aktivitas Fisik**: Melibatkan anak-anak dalam berbagai aktivitas fisik yang membantu pengembangan keterampilan motorik kasar dan halus, seperti bermain permainan lompat tali atau melukis.

6. **Pendekatan Perkembangan Seni dan Kreativitas**:
- **Seni Terapi**: Menggunakan seni sebagai alat untuk anak-anak mengungkapkan diri dan meredakan stres atau kecemasan.
- **Menggambar atau Seni Ekspresif**: Mendorong anak-anak untuk menggambar atau membuat seni yang mencerminkan perasaan mereka.

7. **Pendekatan Bermain**:
- **Permainan Kolaboratif**: Menggunakan permainan yang mempromosikan kerjasama dan komunikasi antara anak-anak.
- **Bermain Peran**: Bermain peran untuk membantu anak-anak mengembangkan pemecahan masalah dan keterampilan sosial.

Konselor PAUD perlu memilih teknik yang paling sesuai dengan kebutuhan anak dan tujuan konseling. Penting juga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung di mana anak-anak merasa aman untuk berbicara dan berpartisipasi dalam aktivitas, sehingga mereka dapat mengambil manfaat maksimal dari bimbingan konseling.

Prinsip-prinsip bimbingan perkembangan konseling dalam PAUD, based on the search results, are:

1. Bimbingan merupakan bagian penting dari proses pendidikan
2. Bimbingan diberikan pada semua anak dan bukan hanya untuk anak yang menghadapi masalah
3. Bimbingan harus berpusat pada anak yang dibimbing
4. Bimbingan merupakan proses yang menyatu dalam semua kegiatan pendidikan
5. Kegiatan bimbingan mencakup seluruh kemampuan perkembangan anak yang meliputi kemampuan fisik, motorik, kecerdasan sosial maupun emosional
6. Bimbingan dilakukan seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki guru sebagai pelaksana bimbingan, jika ada masalah maka guru pembimbing harus mengkonsultasikan kepada kepala sekolah
7. Bimbingan harus diberikan secara berkelanjutan

Prinsip-prinsip tersebut menekankan pentingnya bimbingan dan konseling dalam proses pendidikan, perlunya fokus pada semua anak, dan pentingnya bimbingan dan konseling yang berkesinambungan. Prinsip-prinsip tersebut juga menyoroti perlunya menyesuaikan bimbingan dan konseling untuk masing-masing anak dan untuk melibatkan administrasi sekolah dan para ahli bila diperlukan.

Dalam bimbingan konseling di PAUD, unsur-unsur lingkungan perkembangan memegang peran penting dalam menentukan keberhasilan kegiatan bimbingan[1][5]. Menurut Kartadinata, dkk. (1998), unsur-unsur lingkungan perkembangan ini mencakup unsur-unsur sebagai berikut:

1. Unsur peluang: berkaitan dengan topik yang disajikan yang memungkinkan anak mempelajari perilaku-perilaku baru.
2. Unsur pendukung: berkaitan dengan proses pengembangan interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Unsur pendukung ini berkaitan dengan upaya guru dalam pengembangan (a) relasi jaringan kerja yang dapat menyentuh anak dan memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan; dan (b) keterlibatan seluruh anak di dalam proses interaksi.
3. Unsur penghambat: berkaitan dengan faktor-faktor yang menghambat perkembangan anak, seperti lingkungan yang tidak mendukung, kurangnya perhatian orang tua, dan sebagainya.

Dalam bimbingan konseling di PAUD, guru harus memperhatikan unsur-unsur lingkungan perkembangan ini agar dapat membantu anak dalam mengembangkan potensi dan memfasilitasi kebutuhan

BK kls C 2023 -> FORUM DISKUSI -> topik baru -> Re: topik baru

by Nabila Dwi shifa -
1. Dalam konseling PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), berbagai pendekatan perkembangan digunakan untuk membantu anak-anak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mereka. Berikut ini adalah beberapa pendekatan perkembangan yang umum digunakan dalam konseling PAUD:

Pendekatan Bermain (Play-Based Approach) : Pendekatan ini menekankan pentingnya bermain dalam proses pembelajaran anak-anak. Bermain adalah cara alami bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan sosial, emosional, fisik, dan kognitif mereka. Konselor PAUD menggunakan permainan dan aktivitas bermain sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan anak-anak, mengidentifikasi masalah, dan membantu mereka mengatasi tantangan perkembangan.

Pendekatan Psikodinamik : Pendekatan ini fokus pada pemahaman terhadap perasaan, konflik, dan pengalaman masa lalu yang mungkin mempengaruhi perkembangan anak. Konselor menggunakan teknik seperti observasi, observasi, dan berbicara dengan anak-anak untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah psikodinamik yang mungkin muncul.

Pendekatan Humanistik : Pendekatan ini menekankan pentingnya penghargaan terhadap individu dan pertumbuhan pribadi. PAUD Konselor mendorong anak-anak untuk mengembangkan pemahaman diri yang lebih baik, mempromosikan rasa percaya diri, dan membantu mereka mewujudkan potensi mereka. Pendekatan ini juga mencakup pendekatan Carl Rogers yang mengutamakan penerimaan tanpa syarat dan empati.

Pendekatan Behavioral (Perilaku) : Pendekatan ini fokus pada modifikasi perilaku anak-anak dengan memberikan penghargaan positif dan mengubah pola perilaku yang tidak diinginkan. Konselor menggunakan penguatan positif untuk mendorong perilaku yang diinginkan dan mengajarkan keterampilan sosial dan emosional kepada anak-anak.

Pendekatan Kognitif : Pendekatan ini menekankan peran pemikiran dan kognisi dalam perkembangan anak. Konselor membantu anak-anak mengenali dan mengubah pola pikir yang mungkin negatif atau tidak sehat, sehingga mereka dapat mengatasi stres, kecemasan, atau masalah emosional lainnya.

Pendekatan Ekologis : Pendekatan ini mempertimbangkan pengaruh lingkungan sekitar anak, termasuk keluarga, teman sebaya, dan sekolah. Konselor bekerja sama dengan orang tua dan guru untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak.

Pendekatan Kolaboratif : Pendekatan ini melibatkan kerja sama antara konselor, orang tua, dan guru dalam mendukung perkembangan anak. Semua pihak bekerja sama untuk memahami kebutuhan anak dan menyusun strategi yang sesuai untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang.

Pendekatan-pendekatan ini dapat digunakan secara terpisah atau dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan individu anak-anak yang mendapatkan konseling PAUD. Tujuannya adalah memberikan dukungan yang efektif dalam mengatasi tantangan perkembangan mereka dan memastikan bahwa mereka memiliki fondasi yang kuat untuk tumbuh menjadi individu yang sehat dan bahagia.

2.Teknik pendekatan behavioral
Teknik pendekatan Rebt
Teknik pendekatan Gestalt
Teknik pendekatan Realitas
Teknik pendekatan CLlient centered

3. Prinsip merupakan kebenaran yang dijadikan dasar melakukan segala sesuatu. Pelaksanaan bimbingan dan konseling tentu mempunyai prinsip-prinsip yang dijadikan dasar untuk berpijak diantaranya yaitu prinsip kerahasiaan, kesukarelaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus dan tut wuri handayani.

4. Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan perkembangan dibagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.

Lingkungan Keluarga.
Keluarga telah dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Predikat ini mengindikasikan betapa berperan dan berpengaruhnya lingkungan keluarga terhadap pembentukan perilaku dan kepribadian anak. Keluarga merupakan pihak yang paling awal memberikan banyak perlakuan kepada anak. Apa yang dilakukan dan diberikan oleh pihak keluarga tersebut, maka akan menjadi sumber perlakuan pertama yang mempengaruhi pembentukan karakteristik pribadi dan perilaku anak. Dalam hal perkembangan kognisi anak, keluarga lebih bersifat memberikan dukungan baik dalam hal penyediaan fasilitas maupun penciptaan suasana belajar yang kondusif.

Lingkungan Sekolah.
Sekolah berfungsi dan bertujuan sebagai lembaga untuk memproses perkembangan anak secara menyeluruh sehingga dapat berkembang secara optimal sesuai dengan harapan-harapan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Menurut Santrok dan Yussen, sekolah dilukiskan sebagai masyarakat kecil bagi anak yang memiliki budaya, norma dan aturan, serta tuntutan-tuntutan tertentu. Dengan demikian sekolah mendefinisikan dan membatasi prilaku, perasaan, dan sikap anak.
Dalam lingkungan sekolah juga terdapat struktur dan iklim kelas. Yang dimaksud struktur kelas ialah sebagai pola-pola hubungan yang dikembangkan dalam proses interaksi aktifitas kelas. Sedangkan, iklim kelas menyangkut suasana emosional yang berkembang dan dialami oleh anggota kelas, khusunya anak, di saat kegiatan kelas berlangsung.

Sementara itu, cara pembelajaran di lingkungan sekolah yang hanya menekankan unsur-unsur pengetahuan dan bersifat verbalistik akan mengakibatkan proses pembelajaran hanya berkenaan dengan pengayaan pengetahuan namun kurang bermakna bagi anak sehingga hasilnya akan sangat mudah untuk dilupakan oleh anak. Kurangnya anak diberi kesempatan untuk memecahkan masalah, berdiskusi, dan berinteraksi dengan temannya menyebabkan aspek-aspek pribadi anak kurang dikembangkan.

Lingkungan Masyarakat.
Masyarakat merupakan lingkungan perkembangan yang memiliki peran dan pengaruh tertentu dalam membentuk kepribadian dan perilaku anak. Pengalaman-pengalaman interaksional anak pada masyarakat ini akan memberi kontribusi tersendiri dalam pembentukan prilaku perkembangan pribadi. Masyarakat adalah gabungan dari keluarga-keluarga dan individu-individu yang hidup di sana. Baik-tidaknya suatu masyarakat akan tergantung kepada keluarga–keluarga yang membangun masyarakat yang bersangkutan. Anak di lingkungan masyarakat, dalam berkembang cenderung dipengaruhi oleh teman sebayanya yang setiap hari sebagai teman bermainya. Di lingkungan masyarakat, anak juga akan menemukan masa dimana ia akan berinteraksi dengan media iformasi. Pada zaman sekarang ini media informasi yang berasal dari televisi, majalah, internet dan sebagainya sangat berperan dominan terhadap kehidupan anak.