Posts made by Laurensia Patrik Venesia

BK kls C 2023 -> FORUM DISKUSI -> TOPIK DISKUSI -> Re: TOPIK DISKUSI

by Laurensia Patrik Venesia -
Program bimbingan konseling adalah suatu rangkaian kegiatan yang dirancang untuk membantu individu dalam memahami diri mereka sendiri, mengembangkan potensi mereka, dan mengatasi masalah pribadi, sosial, akademik, dan karier. Struktur program layanan bimbingan konseling disatuan pendidikan disusun sekurang-kurangnya memuat 8 poin yaitu:
1. Visi dan misi.
Sajian visi dan misi bimbingan dan konseling harus sesuai dengan visi dan misi sekolah, oleh karena itu sesuaikan visi dan misi sekolah dengan rumusan visi dan misi bimbingan konseling.

2. Deskripsi kebutuhan.
Rumusan didasarkan atas hasil asesmen kebutuhan (need asesmen) peserta didik/ konseli ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapak dikuasai peserta didik/ konseli.

3. Tujuan.
Rumusan tujuan yang akan dicapai disusun dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai peserta didik/konseli setelah memperoleh layanan bimbingan konseling.

4. Komponen program.
Komponen program bimbingan dan konseling disatuan pendidikan meliputi: 1) Layanan Dasar, 2) Layanan Peminatan peserta didik dan Perencanaan Individual, 3)Layanan Responsif dan 4)Dukungan Sistem.

5. Bidang layanan.
Bidang layanan bimbingan konseling meliputi pribadi, sosial, belajar, dan karier. Materi layanan bimbingan klasikal disajikan secara proposional sesuai asesmen kebutuhan 4 bidang layanan.

6. Pemgembangan tema/topik.
Tema/topik ini perincian lanjut dari indentifikasi deskripsi kebutuhan peserta didik dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karier. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling (RPLBK). RPLBK dikembangkan sesuai dengan tema/topik dan sistematika diatur dalam panduan penyelengaraan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan.

7. Evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut.
Rencana evaluasi perkembangan peserta didik didasarkan pada rumusan tujuan yang ingin dicapai dari layanan dilakukan. Disamping itu, perlu evaluasi keterlaksanaan program, dan hasilnya sebagai bentuk akuntabilitas layanan bimbingan dan konseling.

8. Anggaran biaya.
Rencana anggaran biaya untuk mendukung
implementasi program layanan bimbingan konseling disusun secara realistik dan dapat dipertanggungjawabkan secara transparan. Rancangan biaya dapat memuat kebutuhan biaya operasional layanan bimbingan dan konseling dan pengembangan profesi bimbingan konseling.

KP AUD kls C 2023 -> FORUM DISKUSI -> TOPIK DISKUSI -> Re: TOPIK DISKUSI

by Laurensia Patrik Venesia -
Komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata, contohnya menggunakan bahasa tubuh seperti mimik wajah dan gerakan tangan, bahkan intonasi suara dan kecepatan berbicara.

Gestur
Gestur atau gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menyampaikan pesan tanpa menggunakan kata-kata. Gestur yang sering digunakan misalnya seperti melambai, menunjuk, atau menganggukan kepala.

Berbeda dengan eskpresi wajah yang dinilai sangat universal, gestur lebih dipengaruhi oleh budaya dalam suatu masyarakat. Misalnya, ada beberapa gestur yang dinilai tidak sopan jika dilakukan pada suatu kelompok masyarakat tertentu, tetapi pada kelompok masyarakat yang lain gestur tersebut mungkin bersifat netral.

Komunikasi Gestur yang mencakup :

1) Emblim (lambang)

Emblim ialah perilaku nonverbal yang secara langsung menerjemahkan kata atau ungkapan. Emblim mencakup , contohnya ; isyarat untuk “oke.” “jangan ribut,” “kemarilah,” serta aku ingin menumpang.” Emblim adalah pengganti nonverbal untuk kata – istilah atau ungkapan eksklusif . Kita barangkali mempelajarinya dengan cara yang intinya sama menggunakan kita menyelidiki istilah –istilah – tanpa sadar, serta sebagian akbar melalui proses peniruan. Meskipun lambang bersifat alamiah dan bermakna, mereka mempunyai kebebasan makna mirip sebarang kata apa pun pada sebarang bahasa. jadi , emblim pada kultur kita sekarang belum tentu sama dengan emblim pada kultur kita 300 tahun yg kemudian atau menggunakan emblim dalam kultur lain .

2 ) Ilustrator

Ilustrator artinya perilaku nonverbal yang menyertai serta secara harfiah “mengilustrasikan” pesan verbal . pada berkata “ yuk , bangun,” misalnya , Anda mungkin menggerakkan kepala dan tangan Anda ke arah menaik. pada menggambarkan lingkaran atau bujur sangkar anda mungkin sekali membuat gerakan berputar atau kotak menggunakan anda. Ilustrator bersifat lebih alamiah, kurang bebas. dan lebih universal daripada lambang. Mungkin sekali ilustrator ini mengandung komponen-komponen yang sudah dibawa sejak lahir selain pula yang dipelajari.

3 ) Pengatur

Regulator adalah perilaku nonverbal yang “mengatur,” memelihara, memelihara, atau mengendalikan pembicaraan orang lain. ketika Anda mendengarkan orang lain, Anda tidak pasif. menganggukkan ketua , mengerutkan bibir, menyesuaikan fokus mata, dan menghasilkan banyak sekali bunyi para linguistik seperti “mm-mm” atau “tsk.” Regulator kentara terikat pada budaya serta tidak universal.

4) Adaptor

Adaptor adalah perilaku nonverbal yg Jika dilakukan secara eksklusif -atau di muka umum namun tak terlihat- berfungsi memenuhi kebutuhan eksklusif serta dilakukan sampai selesai . Misalnya , bila Anda sedang sendiri mungkin Anda akan menggaruk-garuk kepala sampai rasa gatal hilang. di muka umum , Bila orang-orang melihat, Anda melakukan perilaku adaptor ini hanya sebagian. Anda mungkin, misal , hanya menaruh jari anda pada ketua dan menggerakkannya sedikit, namun barangkali tidak akan menggaruk cukup keras untuk menghilangkan gatal.

Gerakan Tubuh “Kinesik”
dalam komunikasi non mulut , gerakan tubuh atau kinesik meliputi hubungan mata, aktualisasi diri paras , isyarat serta sikap tubuh. Gerakan tubuh umumnya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya: untuk mengilustrasikan atau mengungkapkan sesuatu; menunjukkan perasaan, contohnya memukul meja buat membagikan kemarahan; buat mengatur atau mengendalikan percakapan atau buat melepaskan ketegangan.

BK kls C 2023 -> FORUM DISKUSI -> topik baru -> Re: topik baru

by Laurensia Patrik Venesia -
1. Dalam konseling PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), berbagai pendekatan perkembangan digunakan untuk membantu anak-anak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mereka. Berikut ini adalah beberapa pendekatan perkembangan yang umum digunakan dalam konseling PAUD:

Pendekatan Bermain (Play-Based Approach) : Pendekatan ini menekankan pentingnya bermain dalam proses pembelajaran anak-anak. Bermain adalah cara alami bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan sosial, emosional, fisik, dan kognitif mereka. Konselor PAUD menggunakan permainan dan aktivitas bermain sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan anak-anak, mengidentifikasi masalah, dan membantu mereka mengatasi tantangan perkembangan.

Pendekatan Psikodinamik : Pendekatan ini fokus pada pemahaman terhadap perasaan, konflik, dan pengalaman masa lalu yang mungkin mempengaruhi perkembangan anak. Konselor menggunakan teknik seperti observasi, observasi, dan berbicara dengan anak-anak untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah psikodinamik yang mungkin muncul.

Pendekatan Humanistik : Pendekatan ini menekankan pentingnya penghargaan terhadap individu dan pertumbuhan pribadi. PAUD Konselor mendorong anak-anak untuk mengembangkan pemahaman diri yang lebih baik, mempromosikan rasa percaya diri, dan membantu mereka mewujudkan potensi mereka. Pendekatan ini juga mencakup pendekatan Carl Rogers yang mengutamakan penerimaan tanpa syarat dan empati.

Pendekatan Behavioral (Perilaku) : Pendekatan ini fokus pada modifikasi perilaku anak-anak dengan memberikan penghargaan positif dan mengubah pola perilaku yang tidak diinginkan. Konselor menggunakan penguatan positif untuk mendorong perilaku yang diinginkan dan mengajarkan keterampilan sosial dan emosional kepada anak-anak.

Pendekatan Kognitif : Pendekatan ini menekankan peran pemikiran dan kognisi dalam perkembangan anak. Konselor membantu anak-anak mengenali dan mengubah pola pikir yang mungkin negatif atau tidak sehat, sehingga mereka dapat mengatasi stres, kecemasan, atau masalah emosional lainnya.

Pendekatan Ekologis : Pendekatan ini mempertimbangkan pengaruh lingkungan sekitar anak, termasuk keluarga, teman sebaya, dan sekolah. Konselor bekerja sama dengan orang tua dan guru untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak.

Pendekatan Kolaboratif : Pendekatan ini melibatkan kerja sama antara konselor, orang tua, dan guru dalam mendukung perkembangan anak. Semua pihak bekerja sama untuk memahami kebutuhan anak dan menyusun strategi yang sesuai untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang.

Pendekatan-pendekatan ini dapat digunakan secara terpisah atau dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan individu anak-anak yang mendapatkan konseling PAUD. Tujuannya adalah memberikan dukungan yang efektif dalam mengatasi tantangan perkembangan mereka dan memastikan bahwa mereka memiliki fondasi yang kuat untuk tumbuh menjadi individu yang sehat dan bahagia.

2.Teknik pendekatan behavioral
Teknik pendekatan Rebt
Teknik pendekatan Gestalt
Teknik pendekatan Realitas
Teknik pendekatan CLlient centered

3. Prinsip merupakan kebenaran yang dijadikan dasar melakukan segala sesuatu. Pelaksanaan bimbingan dan konseling tentu mempunyai prinsip-prinsip yang dijadikan dasar untuk berpijak diantaranya yaitu prinsip kerahasiaan, kesukarelaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus dan tut wuri handayani.

4. Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan perkembangan dibagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.

Lingkungan Keluarga.
Keluarga telah dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Predikat ini mengindikasikan betapa berperan dan berpengaruhnya lingkungan keluarga terhadap pembentukan perilaku dan kepribadian anak. Keluarga merupakan pihak yang paling awal memberikan banyak perlakuan kepada anak. Apa yang dilakukan dan diberikan oleh pihak keluarga tersebut, maka akan menjadi sumber perlakuan pertama yang mempengaruhi pembentukan karakteristik pribadi dan perilaku anak. Dalam hal perkembangan kognisi anak, keluarga lebih bersifat memberikan dukungan baik dalam hal penyediaan fasilitas maupun penciptaan suasana belajar yang kondusif.

Lingkungan Sekolah.
Sekolah berfungsi dan bertujuan sebagai lembaga untuk memproses perkembangan anak secara menyeluruh sehingga dapat berkembang secara optimal sesuai dengan harapan-harapan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Menurut Santrok dan Yussen, sekolah dilukiskan sebagai masyarakat kecil bagi anak yang memiliki budaya, norma dan aturan, serta tuntutan-tuntutan tertentu. Dengan demikian sekolah mendefinisikan dan membatasi prilaku, perasaan, dan sikap anak.
Dalam lingkungan sekolah juga terdapat struktur dan iklim kelas. Yang dimaksud struktur kelas ialah sebagai pola-pola hubungan yang dikembangkan dalam proses interaksi aktifitas kelas. Sedangkan, iklim kelas menyangkut suasana emosional yang berkembang dan dialami oleh anggota kelas, khusunya anak, di saat kegiatan kelas berlangsung.

Sementara itu, cara pembelajaran di lingkungan sekolah yang hanya menekankan unsur-unsur pengetahuan dan bersifat verbalistik akan mengakibatkan proses pembelajaran hanya berkenaan dengan pengayaan pengetahuan namun kurang bermakna bagi anak sehingga hasilnya akan sangat mudah untuk dilupakan oleh anak. Kurangnya anak diberi kesempatan untuk memecahkan masalah, berdiskusi, dan berinteraksi dengan temannya menyebabkan aspek-aspek pribadi anak kurang dikembangkan.

Lingkungan Masyarakat.
Masyarakat merupakan lingkungan perkembangan yang memiliki peran dan pengaruh tertentu dalam membentuk kepribadian dan perilaku anak. Pengalaman-pengalaman interaksional anak pada masyarakat ini akan memberi kontribusi tersendiri dalam pembentukan prilaku perkembangan pribadi. Masyarakat adalah gabungan dari keluarga-keluarga dan individu-individu yang hidup di sana. Baik-tidaknya suatu masyarakat akan tergantung kepada keluarga–keluarga yang membangun masyarakat yang bersangkutan. Anak di lingkungan masyarakat, dalam berkembang cenderung dipengaruhi oleh teman sebayanya yang setiap hari sebagai teman bermainya. Di lingkungan masyarakat, anak juga akan menemukan masa dimana ia akan berinteraksi dengan media iformasi. Pada zaman sekarang ini media informasi yang berasal dari televisi, majalah, internet dan sebagainya sangat berperan dominan terhadap kehidupan anak.