Kiriman dibuat oleh Titus Owen Hutasoit

KIMIA D MKU Pancasila 2024 -> Forum Analisis Jurnal

oleh Titus Owen Hutasoit -

Pancasila merupakan dasar negara yang memiliki nilai-nilai moral dan etika untuk

mengarahkan berbagai aspek kehidupan, termasuk pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK). Kemajuan IPTEK memberikan banyak manfaat, tetapi tanpa

pedoman moral, kemajuan ini dapat menimbulkan dampak negatif, seperti tragedi

bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang melukai nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini

menegaskan bahwa Pancasila penting sebagai landasan untuk memastikan

pengembangan IPTEK tetap sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang universal.

Di Indonesia, pluralisme nilai yang berkembang di masyarakat memerlukan pijakan

yang kuat agar tidak terjerumus dalam pengaruh globalisasi yang bertentangan dengan

budaya bangsa. Pancasila, sebagai kristalisasi nilai-nilai budaya dan agama, mampu

menjaga arah perkembangan IPTEK agar tetap mencerminkan kepribadian bangsa.

Dengan nilai-nilai ini, Indonesia dapat memanfaatkan IPTEK tanpa kehilangan

identitas nasionalnya.

Dominasi pengembangan IPTEK oleh negara-negara Barat membawa tantangan baru

berupa ancaman terhadap budaya lokal. Nilai-nilai asing yang tidak relevan dengan

kehidupan masyarakat Indonesia dapat mengikis tradisi dan kearifan lokal. Pancasila

berperan sebagai filter yang melindungi bangsa dari pengaruh global yang merusak,

sekaligus menjadi landasan untuk menyerap inovasi yang selaras dengan karakter

bangsa.

Pancasila juga menyediakan kerangka normatif untuk memastikan bahwa

pengembangan IPTEK tidak hanya berorientasi pada efisiensi dan inovasi. Nilai-nilai

seperti keadilan sosial, kemanusiaan, dan kebijaksanaan menjadi pedoman dalam

menciptakan teknologi yang mendukung kesejahteraan masyarakat. Dengan

menjadikan Pancasila sebagai rambu-rambu, setiap langkah pengembangan IPTEK

dapat memberikan manfaat yang lebih luas tanpa merugikan aspek sosial atau lingkungan. Selain itu, Pancasila memungkinkan integrasi antara objektivitas ilmiah 

dan nilai-nilai moral. Dalam masyarakat Indonesia yang kaya akan budaya dan 

agama, pertimbangan etika dalam pengembangan IPTEK adalah hal yang penting. 

Dengan berlandaskan Pancasila, perkembangan IPTEK menciptakan inovasi material

serta menjawab kebutuhan moral dan spiritual masyarakat sehingga dapat

memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi tantangan global. 

Pada intinya, penegasan Pancasila sebagai dasar nilai dalam pengembangan IPTEK 

adalah sebuah keharusan. Pancasila dapat menjaga arah pengembangan teknologi agar 

tetap berpihak pada kemanusiaan dan juga memastikan bahwa bangsa Indonesia tetap 

kokoh dalam identitasnya. Dalam dunia yang semakin kompetitif, nilai-nilai Pancasila 

menjadi fondasi untuk menciptakan kemajuan yang berkeadilan dan bermartabat di 

tengah-tengah masyarakat Indonesia.

KIMIA D MKU Pancasila 2024 -> Forum Analisis Video

oleh Titus Owen Hutasoit -

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA

ANALISIS VIDEO PERTEMUAN 13

Nama : Titus Owen

Kelas : D

NPM : 2217011152

Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan hasil karya manusia yang

bertujuan untuk mempermudah kehidupan dan memenuhi kebutuhan. Sebagai

bagian integral dari peradaban, IPTEK berkembang pesat seiring dengan

kemajuan zaman. Namun, perkembangan ini tidak lepas dari dampak positif

maupun negatif. Oleh karena itu, panduan moral diperlukan dalam mengarahkan

penggunaannya agar senantiasa membawa manfaat bagi manusia dan

lingkungan. Di Indonesia, Pancasila menjadi dasar dan sistem etika yang

mengarahkan pengembangan IPTEK agar sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa.

Pancasila adalah dasar negara yang tidak hanya menjadi pedoman kehidupan

berbangsa dan bernegara, tetapi juga memuat nilai-nilai universal yang relevan

dalam berbagai aspek, termasuk IPTEK. Nilai-nilai dalam Pancasila berfungsi

sebagai landasan moral untuk memastikan bahwa IPTEK digunakan secara

bertanggung jawab. Dengan lima silanya, Pancasila memberikan arahan yang

jelas mengenai bagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi harus

dikembangkan dan dimanfaatkan untuk mendukung kehidupan masyarakat

tanpa melanggar prinsip-prinsip etika.

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, menegaskan bahwa IPTEK harus

mencerminkan keseimbangan antara rasionalitas dan spiritualitas. Dalam

pengembangannya, IPTEK tidak hanya berfokus pada inovasi teknis tetapi juga

mempertimbangkan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan. Dengan

demikian, IPTEK diarahkan untuk mendukung kehidupan yang harmonis, baik

secara material maupun spiritual, tanpa mengabaikan aspek keimanan dan

ketakwaan. Contoh nyata penerapan nilai ini adalah pengembangan teknologi

yang ramah lingkungan untuk melestarikan bumi sebagai wujud tanggung jawab

kepada Sang Pencipta.

Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menekankan bahwa IPTEK

adalah hasil kebudayaan manusia yang harus dikembangkan dengan

menjunjung tinggi moralitas. IPTEK tidak boleh digunakan untuk merugikan atau

mendiskriminasi manusia, melainkan harus menjadi alat untuk meningkatkan

martabat dan kesejahteraan semua orang. Pendekatan yang adil dan beradab ini

memastikan bahwa pengembangan teknologi selalu mempertimbangkan nilai-

nilai kemanusiaan dalam setiap inovasinya, seperti menyediakan akses

kesehatan yang merata melalui teknologi medis.

Sila ketiga, Persatuan Indonesia, mengarahkan pengembangan IPTEK untuk

memperkuat rasa nasionalisme dan menjaga keutuhan bangsa. Teknologi tidak

hanya berfungsi sebagai sarana memajukan kehidupan individu, tetapi juga

sebagai alat untuk memperkuat kohesi sosial dan ekonomi bangsa. Selain itu,

pengembangan IPTEK di Indonesia juga diharapkan dapat berkontribusi dalam

memajukan peradaban dunia dengan tetap mengedepankan kearifan lokal. Hal

ini tercermin dalam pengembangan teknologi agrikultur atau energi yang

berbasis pada potensi lokal untuk mendukung pembangunan nasional secara

inklusif.

Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan, mengajarkan pentingnya pendekatan demokratis

dalam pengembangan IPTEK. Setiap pihak, mulai dari ilmuwan hingga

masyarakat umum, memiliki hak untuk berkontribusi dalam proses inovasi

teknologi. Kebebasan berpikir dan mengembangkan IPTEK harus disertai dengan

sikap terbuka terhadap kritik dan dialog. Dengan melibatkan berbagai pemangku

kepentingan, pengembangan IPTEK menjadi lebih inklusif dan relevan dengan

kebutuhan masyarakat.

Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menjadi pengingat

bahwa IPTEK harus menciptakan keseimbangan antara kebutuhan individu,

masyarakat, dan lingkungan. Teknologi harus digunakan untuk mengurangi

ketimpangan sosial dan mendukung keberlanjutan kehidupan. Contohnya

adalah pengembangan teknologi pendidikan berbasis daring untuk menjangkau

wilayah terpencil, memastikan bahwa setiap individu memiliki akses yang setara

terhadap pendidikan berkualitas. Dengan demikian, nilai keadilan menjadi

pedoman dalam memastikan bahwa IPTEK membawa manfaat bagi semua

lapisan masyarakat.

Pancasila memberikan arah dan sistem etika yang kokoh dalam pengembangan

IPTEK di Indonesia. Nilai-nilai dalam Pancasila mendorong kemajuan IPTEK dan

juga memastikan bahwa kemajuan tersebut tidak mengorbankan moralitas,

kemanusiaan, atau lingkungan. Sehingga menjadikan Pancasila sebagai

landasan, pengembangan IPTEK di Indonesia dapat berjalan selaras dengan cita cita bangsa, menciptakan masyarakat yang maju secara teknologi namun tetap

menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

KIMIA D MKU Pancasila 2024 -> Forum Analisis Jurnal

oleh Titus Owen Hutasoit -

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA

ANALISIS JURNAL PERTEMUAN 13

Nama : Titus Owen

Kelas : D

NPM : 2217011152

Pengaruh Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila dalam Menyikapi Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi

Globalisasi membawa dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang pesat. Kemudahan akses informasi memungkinkan masyarakat, terutama generasi muda, untuk mengadopsi nilai-nilai baru yang tidak selalu sesuai dengan budaya dan ideologi bangsa. Tantangan utama adalah bagaimana memanfaatkan IPTEK secara bijak tanpa mengorbankan nilai-nilai kebangsaan. Di sinilah peran Pendidikan Pancasila menjadi penting, karena mata kuliah ini berfungsi sebagai pedoman untuk membentuk karakter mahasiswa agar tetap berpegang pada nilai-nilai Pancasila ditengah pengaruh global. Sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian, Pendidikan Pancasila memberikan landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis yang mendalam kepada mahasiswa. Mata kuliah ini tidak hanya mengajarkan nilai-nilai dasar seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan, tetapi juga mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi dinamika kehidupan modern. Dengan memahami nilai-nilai Pancasila, mahasiswa dapat mengadopsi IPTEK sebagai alat untuk meningkatkan kualitas hidup, sambil tetap mempertahankan identitas kebangsaan yang kokoh. Mata kuliah ini menanamkan kesadaran bahwa kemajuan IPTEK harus selalu berlandaskan pada moral dan etika bangsa.

Dalam prosesnya, Pendidikan Pancasila juga membentuk sikap mahasiswa terhadap

tantangan globalisasi. Sikap, yang merupakan hasil dari pembelajaran dan

pengalaman, berperan penting dalam menentukan bagaimana seseorang merespon

pengaruh IPTEK. Melalui fungsi-fungsi sikap, seperti fungsi pengetahuan dan fungsi

ekspresi nilai, mahasiswa diajak untuk tidak hanya memahami pentingnya IPTEK

tetapi juga menggunakannya sebagai sarana untuk mengapresiasi dan

mempromosikan nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanyamenjadi penerima pasif perkembangan teknologi, tetapi juga aktor yang mampu

memilah dampak positif dan negatifnya.

Lebih jauh, hubungan antara IPTEK dan Pancasila adalah simbiosis yang saling

mendukung. Ilmu pengetahuan memberikan dasar teoretis bagi pengembangan

teknologi, sementara Pancasila memberikan kerangka moral untuk penerapan

teknologi tersebut. Dalam era globalisasi, mahasiswa yang memahami kedua aspek ini

mampu mengintegrasikan IPTEK dengan nilai-nilai kebangsaan untuk menciptakan

solusi yang inovatif sekaligus beretika.

Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan Pancasila harus disampaikan

dengan cara yang relevan dan kontekstual. Pendekatan yang interaktif, seperti diskusi

kelompok, tugas proyek, dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, dapat

membantu mahasiswa menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nyata.

Lingkungan akademik yang mendukung juga menjadi faktor penting dalam

membentuk sikap mahasiswa, sehingga mereka dapat menjadi individu yang kritis,

kreatif, dan bertanggung jawab.

Secara keseluruhan, mata kuliah Pendidikan Pancasila memberikan kontribusi besar

dalam membentuk generasi muda yang mampu memanfaatkan IPTEK dengan

bijaksana. Dengan sikap yang berakar pada nilai-nilai Pancasila, mahasiswa tidak hanyahanya menjadi pengguna IPTEK yang cerdas tetapi juga agen perubahan yang menjagamenjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan keluhuran nilai-nilai kebangsaan. Melalui pendidikan ini, Indonesia dapat memanfaatkan globalisasi untuk memperkuat jati diri bangsa di tengah persaingan global.

KIMIA D MKU Pancasila 2024 -> Forum Analisis Jurnal

oleh Titus Owen Hutasoit -

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA

ANALISIS JURNAL PERTEMUAN 13

Nama : Titus Owen

Kelas : D

NPM : 2217011152

Pengaruh Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila dalam Menyikapi Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi

Globalisasi membawa dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang pesat. Kemudahan akses informasi memungkinkan masyarakat, terutama generasi muda, untuk mengadopsi nilai-nilai baru yang tidak selalu sesuai dengan budaya dan ideologi bangsa. Tantangan utama adalah bagaimana memanfaatkan IPTEK secara bijak tanpa mengorbankan nilai-nilai kebangsaan. Di sinilah peran Pendidikan Pancasila menjadi penting, karena mata kuliah ini berfungsi sebagai pedoman untuk membentuk karakter mahasiswa agar tetap berpegang pada nilai-nilai Pancasila ditengah pengaruh global. Sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian, Pendidikan Pancasila memberikan landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis yang mendalam kepada mahasiswa. Mata kuliah ini tidak hanya mengajarkan nilai-nilai dasar seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan, tetapi juga mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi dinamika kehidupan modern. Dengan memahami nilai-nilai Pancasila, mahasiswa dapat mengadopsi IPTEK sebagai alat untuk meningkatkan kualitas hidup, sambil tetap mempertahankan identitas kebangsaan yang kokoh. Mata kuliah ini menanamkan kesadaran bahwa kemajuan IPTEK harus selalu berlandaskan pada moral dan etika bangsa.

Dalam prosesnya, Pendidikan Pancasila juga membentuk sikap mahasiswa terhadap

tantangan globalisasi. Sikap, yang merupakan hasil dari pembelajaran dan

pengalaman, berperan penting dalam menentukan bagaimana seseorang merespon

pengaruh IPTEK. Melalui fungsi-fungsi sikap, seperti fungsi pengetahuan dan fungsi

ekspresi nilai, mahasiswa diajak untuk tidak hanya memahami pentingnya IPTEK

tetapi juga menggunakannya sebagai sarana untuk mengapresiasi dan

mempromosikan nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanyamenjadi penerima pasif perkembangan teknologi, tetapi juga aktor yang mampu

memilah dampak positif dan negatifnya.

Lebih jauh, hubungan antara IPTEK dan Pancasila adalah simbiosis yang saling

mendukung. Ilmu pengetahuan memberikan dasar teoretis bagi pengembangan

teknologi, sementara Pancasila memberikan kerangka moral untuk penerapan

teknologi tersebut. Dalam era globalisasi, mahasiswa yang memahami kedua aspek ini

mampu mengintegrasikan IPTEK dengan nilai-nilai kebangsaan untuk menciptakan

solusi yang inovatif sekaligus beretika.

Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan Pancasila harus disampaikan

dengan cara yang relevan dan kontekstual. Pendekatan yang interaktif, seperti diskusi

kelompok, tugas proyek, dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, dapat

membantu mahasiswa menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nyata.

Lingkungan akademik yang mendukung juga menjadi faktor penting dalam

membentuk sikap mahasiswa, sehingga mereka dapat menjadi individu yang kritis,

kreatif, dan bertanggung jawab.

Secara keseluruhan, mata kuliah Pendidikan Pancasila memberikan kontribusi besar

dalam membentuk generasi muda yang mampu memanfaatkan IPTEK dengan

bijaksana. Dengan sikap yang berakar pada nilai-nilai Pancasila, mahasiswa tidak hanyahanya menjadi pengguna IPTEK yang cerdas tetapi juga agen perubahan yang menjagamenjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan keluhuran nilai-nilai kebangsaan. Melalui pendidikan ini, Indonesia dapat memanfaatkan globalisasi untuk memperkuat jati diri bangsa di tengah persaingan global.