Nama: Titus Owen
NPM: 2217011152
Nama: Titus Owen
NPM: 2217011152
Pancasila merupakan dasar negara yang memiliki nilai-nilai moral dan etika untuk
mengarahkan berbagai aspek kehidupan, termasuk pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK). Kemajuan IPTEK memberikan banyak manfaat, tetapi tanpa
pedoman moral, kemajuan ini dapat menimbulkan dampak negatif, seperti tragedi
bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang melukai nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini
menegaskan bahwa Pancasila penting sebagai landasan untuk memastikan
pengembangan IPTEK tetap sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang universal.
Di Indonesia, pluralisme nilai yang berkembang di masyarakat memerlukan pijakan
yang kuat agar tidak terjerumus dalam pengaruh globalisasi yang bertentangan dengan
budaya bangsa. Pancasila, sebagai kristalisasi nilai-nilai budaya dan agama, mampu
menjaga arah perkembangan IPTEK agar tetap mencerminkan kepribadian bangsa.
Dengan nilai-nilai ini, Indonesia dapat memanfaatkan IPTEK tanpa kehilangan
identitas nasionalnya.
Dominasi pengembangan IPTEK oleh negara-negara Barat membawa tantangan baru
berupa ancaman terhadap budaya lokal. Nilai-nilai asing yang tidak relevan dengan
kehidupan masyarakat Indonesia dapat mengikis tradisi dan kearifan lokal. Pancasila
berperan sebagai filter yang melindungi bangsa dari pengaruh global yang merusak,
sekaligus menjadi landasan untuk menyerap inovasi yang selaras dengan karakter
bangsa.
Pancasila juga menyediakan kerangka normatif untuk memastikan bahwa
pengembangan IPTEK tidak hanya berorientasi pada efisiensi dan inovasi. Nilai-nilai
seperti keadilan sosial, kemanusiaan, dan kebijaksanaan menjadi pedoman dalam
menciptakan teknologi yang mendukung kesejahteraan masyarakat. Dengan
menjadikan Pancasila sebagai rambu-rambu, setiap langkah pengembangan IPTEK
dapat memberikan manfaat yang lebih luas tanpa merugikan aspek sosial atau lingkungan. Selain itu, Pancasila memungkinkan integrasi antara objektivitas ilmiah
dan nilai-nilai moral. Dalam masyarakat Indonesia yang kaya akan budaya dan
agama, pertimbangan etika dalam pengembangan IPTEK adalah hal yang penting.
Dengan berlandaskan Pancasila, perkembangan IPTEK menciptakan inovasi material
serta menjawab kebutuhan moral dan spiritual masyarakat sehingga dapat
memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi tantangan global.
Pada intinya, penegasan Pancasila sebagai dasar nilai dalam pengembangan IPTEK
adalah sebuah keharusan. Pancasila dapat menjaga arah pengembangan teknologi agar
tetap berpihak pada kemanusiaan dan juga memastikan bahwa bangsa Indonesia tetap
kokoh dalam identitasnya. Dalam dunia yang semakin kompetitif, nilai-nilai Pancasila
menjadi fondasi untuk menciptakan kemajuan yang berkeadilan dan bermartabat di
tengah-tengah masyarakat Indonesia.
TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA
ANALISIS VIDEO PERTEMUAN 13
Nama : Titus Owen
Kelas : D
NPM : 2217011152
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan hasil karya manusia yang
bertujuan untuk mempermudah kehidupan dan memenuhi kebutuhan. Sebagai
bagian integral dari peradaban, IPTEK berkembang pesat seiring dengan
kemajuan zaman. Namun, perkembangan ini tidak lepas dari dampak positif
maupun negatif. Oleh karena itu, panduan moral diperlukan dalam mengarahkan
penggunaannya agar senantiasa membawa manfaat bagi manusia dan
lingkungan. Di Indonesia, Pancasila menjadi dasar dan sistem etika yang
mengarahkan pengembangan IPTEK agar sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa.
Pancasila adalah dasar negara yang tidak hanya menjadi pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara, tetapi juga memuat nilai-nilai universal yang relevan
dalam berbagai aspek, termasuk IPTEK. Nilai-nilai dalam Pancasila berfungsi
sebagai landasan moral untuk memastikan bahwa IPTEK digunakan secara
bertanggung jawab. Dengan lima silanya, Pancasila memberikan arahan yang
jelas mengenai bagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi harus
dikembangkan dan dimanfaatkan untuk mendukung kehidupan masyarakat
tanpa melanggar prinsip-prinsip etika.
Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, menegaskan bahwa IPTEK harus
mencerminkan keseimbangan antara rasionalitas dan spiritualitas. Dalam
pengembangannya, IPTEK tidak hanya berfokus pada inovasi teknis tetapi juga
mempertimbangkan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan. Dengan
demikian, IPTEK diarahkan untuk mendukung kehidupan yang harmonis, baik
secara material maupun spiritual, tanpa mengabaikan aspek keimanan dan
ketakwaan. Contoh nyata penerapan nilai ini adalah pengembangan teknologi
yang ramah lingkungan untuk melestarikan bumi sebagai wujud tanggung jawab
kepada Sang Pencipta.
Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menekankan bahwa IPTEK
adalah hasil kebudayaan manusia yang harus dikembangkan dengan
menjunjung tinggi moralitas. IPTEK tidak boleh digunakan untuk merugikan atau
mendiskriminasi manusia, melainkan harus menjadi alat untuk meningkatkan
martabat dan kesejahteraan semua orang. Pendekatan yang adil dan beradab ini
memastikan bahwa pengembangan teknologi selalu mempertimbangkan nilai-
nilai kemanusiaan dalam setiap inovasinya, seperti menyediakan akses
kesehatan yang merata melalui teknologi medis.
Sila ketiga, Persatuan Indonesia, mengarahkan pengembangan IPTEK untuk
memperkuat rasa nasionalisme dan menjaga keutuhan bangsa. Teknologi tidak
hanya berfungsi sebagai sarana memajukan kehidupan individu, tetapi juga
sebagai alat untuk memperkuat kohesi sosial dan ekonomi bangsa. Selain itu,
pengembangan IPTEK di Indonesia juga diharapkan dapat berkontribusi dalam
memajukan peradaban dunia dengan tetap mengedepankan kearifan lokal. Hal
ini tercermin dalam pengembangan teknologi agrikultur atau energi yang
berbasis pada potensi lokal untuk mendukung pembangunan nasional secara
inklusif.
Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, mengajarkan pentingnya pendekatan demokratis
dalam pengembangan IPTEK. Setiap pihak, mulai dari ilmuwan hingga
masyarakat umum, memiliki hak untuk berkontribusi dalam proses inovasi
teknologi. Kebebasan berpikir dan mengembangkan IPTEK harus disertai dengan
sikap terbuka terhadap kritik dan dialog. Dengan melibatkan berbagai pemangku
kepentingan, pengembangan IPTEK menjadi lebih inklusif dan relevan dengan
kebutuhan masyarakat.
Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menjadi pengingat
bahwa IPTEK harus menciptakan keseimbangan antara kebutuhan individu,
masyarakat, dan lingkungan. Teknologi harus digunakan untuk mengurangi
ketimpangan sosial dan mendukung keberlanjutan kehidupan. Contohnya
adalah pengembangan teknologi pendidikan berbasis daring untuk menjangkau
wilayah terpencil, memastikan bahwa setiap individu memiliki akses yang setara
terhadap pendidikan berkualitas. Dengan demikian, nilai keadilan menjadi
pedoman dalam memastikan bahwa IPTEK membawa manfaat bagi semua
lapisan masyarakat.
Pancasila memberikan arah dan sistem etika yang kokoh dalam pengembangan
IPTEK di Indonesia. Nilai-nilai dalam Pancasila mendorong kemajuan IPTEK dan
juga memastikan bahwa kemajuan tersebut tidak mengorbankan moralitas,
kemanusiaan, atau lingkungan. Sehingga menjadikan Pancasila sebagai
landasan, pengembangan IPTEK di Indonesia dapat berjalan selaras dengan cita cita bangsa, menciptakan masyarakat yang maju secara teknologi namun tetap
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.
TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA
ANALISIS JURNAL PERTEMUAN 13
Nama : Titus Owen
Kelas : D
NPM : 2217011152
Pengaruh Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila dalam Menyikapi Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Globalisasi membawa dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang pesat. Kemudahan akses informasi memungkinkan masyarakat, terutama generasi muda, untuk mengadopsi nilai-nilai baru yang tidak selalu sesuai dengan budaya dan ideologi bangsa. Tantangan utama adalah bagaimana memanfaatkan IPTEK secara bijak tanpa mengorbankan nilai-nilai kebangsaan. Di sinilah peran Pendidikan Pancasila menjadi penting, karena mata kuliah ini berfungsi sebagai pedoman untuk membentuk karakter mahasiswa agar tetap berpegang pada nilai-nilai Pancasila ditengah pengaruh global. Sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian, Pendidikan Pancasila memberikan landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis yang mendalam kepada mahasiswa. Mata kuliah ini tidak hanya mengajarkan nilai-nilai dasar seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan, tetapi juga mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi dinamika kehidupan modern. Dengan memahami nilai-nilai Pancasila, mahasiswa dapat mengadopsi IPTEK sebagai alat untuk meningkatkan kualitas hidup, sambil tetap mempertahankan identitas kebangsaan yang kokoh. Mata kuliah ini menanamkan kesadaran bahwa kemajuan IPTEK harus selalu berlandaskan pada moral dan etika bangsa.
Dalam prosesnya, Pendidikan Pancasila juga membentuk sikap mahasiswa terhadap
tantangan globalisasi. Sikap, yang merupakan hasil dari pembelajaran dan
pengalaman, berperan penting dalam menentukan bagaimana seseorang merespon
pengaruh IPTEK. Melalui fungsi-fungsi sikap, seperti fungsi pengetahuan dan fungsi
ekspresi nilai, mahasiswa diajak untuk tidak hanya memahami pentingnya IPTEK
tetapi juga menggunakannya sebagai sarana untuk mengapresiasi dan
mempromosikan nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanyamenjadi penerima pasif perkembangan teknologi, tetapi juga aktor yang mampu
memilah dampak positif dan negatifnya.
Lebih jauh, hubungan antara IPTEK dan Pancasila adalah simbiosis yang saling
mendukung. Ilmu pengetahuan memberikan dasar teoretis bagi pengembangan
teknologi, sementara Pancasila memberikan kerangka moral untuk penerapan
teknologi tersebut. Dalam era globalisasi, mahasiswa yang memahami kedua aspek ini
mampu mengintegrasikan IPTEK dengan nilai-nilai kebangsaan untuk menciptakan
solusi yang inovatif sekaligus beretika.
Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan Pancasila harus disampaikan
dengan cara yang relevan dan kontekstual. Pendekatan yang interaktif, seperti diskusi
kelompok, tugas proyek, dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, dapat
membantu mahasiswa menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nyata.
Lingkungan akademik yang mendukung juga menjadi faktor penting dalam
membentuk sikap mahasiswa, sehingga mereka dapat menjadi individu yang kritis,
kreatif, dan bertanggung jawab.
Secara keseluruhan, mata kuliah Pendidikan Pancasila memberikan kontribusi besar
dalam membentuk generasi muda yang mampu memanfaatkan IPTEK dengan
bijaksana. Dengan sikap yang berakar pada nilai-nilai Pancasila, mahasiswa tidak hanyahanya menjadi pengguna IPTEK yang cerdas tetapi juga agen perubahan yang menjagamenjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan keluhuran nilai-nilai kebangsaan. Melalui pendidikan ini, Indonesia dapat memanfaatkan globalisasi untuk memperkuat jati diri bangsa di tengah persaingan global.
TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA
ANALISIS JURNAL PERTEMUAN 13
Nama : Titus Owen
Kelas : D
NPM : 2217011152
Pengaruh Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila dalam Menyikapi Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Globalisasi membawa dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang pesat. Kemudahan akses informasi memungkinkan masyarakat, terutama generasi muda, untuk mengadopsi nilai-nilai baru yang tidak selalu sesuai dengan budaya dan ideologi bangsa. Tantangan utama adalah bagaimana memanfaatkan IPTEK secara bijak tanpa mengorbankan nilai-nilai kebangsaan. Di sinilah peran Pendidikan Pancasila menjadi penting, karena mata kuliah ini berfungsi sebagai pedoman untuk membentuk karakter mahasiswa agar tetap berpegang pada nilai-nilai Pancasila ditengah pengaruh global. Sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian, Pendidikan Pancasila memberikan landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis yang mendalam kepada mahasiswa. Mata kuliah ini tidak hanya mengajarkan nilai-nilai dasar seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan, tetapi juga mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi dinamika kehidupan modern. Dengan memahami nilai-nilai Pancasila, mahasiswa dapat mengadopsi IPTEK sebagai alat untuk meningkatkan kualitas hidup, sambil tetap mempertahankan identitas kebangsaan yang kokoh. Mata kuliah ini menanamkan kesadaran bahwa kemajuan IPTEK harus selalu berlandaskan pada moral dan etika bangsa.
Dalam prosesnya, Pendidikan Pancasila juga membentuk sikap mahasiswa terhadap
tantangan globalisasi. Sikap, yang merupakan hasil dari pembelajaran dan
pengalaman, berperan penting dalam menentukan bagaimana seseorang merespon
pengaruh IPTEK. Melalui fungsi-fungsi sikap, seperti fungsi pengetahuan dan fungsi
ekspresi nilai, mahasiswa diajak untuk tidak hanya memahami pentingnya IPTEK
tetapi juga menggunakannya sebagai sarana untuk mengapresiasi dan
mempromosikan nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanyamenjadi penerima pasif perkembangan teknologi, tetapi juga aktor yang mampu
memilah dampak positif dan negatifnya.
Lebih jauh, hubungan antara IPTEK dan Pancasila adalah simbiosis yang saling
mendukung. Ilmu pengetahuan memberikan dasar teoretis bagi pengembangan
teknologi, sementara Pancasila memberikan kerangka moral untuk penerapan
teknologi tersebut. Dalam era globalisasi, mahasiswa yang memahami kedua aspek ini
mampu mengintegrasikan IPTEK dengan nilai-nilai kebangsaan untuk menciptakan
solusi yang inovatif sekaligus beretika.
Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan Pancasila harus disampaikan
dengan cara yang relevan dan kontekstual. Pendekatan yang interaktif, seperti diskusi
kelompok, tugas proyek, dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, dapat
membantu mahasiswa menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nyata.
Lingkungan akademik yang mendukung juga menjadi faktor penting dalam
membentuk sikap mahasiswa, sehingga mereka dapat menjadi individu yang kritis,
kreatif, dan bertanggung jawab.
Secara keseluruhan, mata kuliah Pendidikan Pancasila memberikan kontribusi besar
dalam membentuk generasi muda yang mampu memanfaatkan IPTEK dengan
bijaksana. Dengan sikap yang berakar pada nilai-nilai Pancasila, mahasiswa tidak hanyahanya menjadi pengguna IPTEK yang cerdas tetapi juga agen perubahan yang menjagamenjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan keluhuran nilai-nilai kebangsaan. Melalui pendidikan ini, Indonesia dapat memanfaatkan globalisasi untuk memperkuat jati diri bangsa di tengah persaingan global.