Abidah Ardelia_2217011020_Hadir
Kiriman dibuat oleh Abidah Ardelia
Nama : Abidah Ardelia
NPM : 2217011020
Jurnal ini membahas tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia akibat pluralisme nilai yang berkembang seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Kemajuan ini, yang sebagian besar dipengaruhi oleh negara-negara Barat, berpotensi menciptakan pergeseran nilai yang bertentangan dengan identitas bangsa. Oleh karena itu, menegaskan Pancasila sebagai dasar nilai dalam pengembangan IPTEK menjadi hal yang sangat penting.
Pancasila berperan sebagai sistem nilai yang menjadi pedoman berpikir, bertindak, serta landasan dalam pembangunan hukum nasional. Sebagai filter, Pancasila diharapkan mampu menyaring pengaruh global yang tidak selaras dengan kepribadian bangsa. Dalam konteks pengembangan ilmu pengetahuan, Pancasila memberikan arah dan tujuan yang sesuai dengan nilai budaya dan agama, sehingga memastikan kemajuan IPTEK tidak merugikan umat manusia.
Sejak tahun 1980-an, kebutuhan untuk menempatkan Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu mulai dirasakan, khususnya di perguruan tinggi. Diskusi dan seminar intelektual, seperti di Universitas Gadjah Mada, semakin menekankan pentingnya orientasi pengembangan ilmu yang berlandaskan Pancasila.
Kesimpulannya, jurnal ini menegaskan bahwa Pancasila harus menjadi pedoman utama dalam pengembangan IPTEK. Dengan demikian, kemajuan yang dicapai dapat tetap menghormati nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan, sekaligus menjaga identitas bangsa. Integrasi nilai-nilai Pancasila dalam pengembangan IPTEK diharapkan mampu menciptakan masyarakat yang beretika, berkeadilan, dan berkepribadian luhur.
NPM : 2217011020
Jurnal ini membahas tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia akibat pluralisme nilai yang berkembang seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Kemajuan ini, yang sebagian besar dipengaruhi oleh negara-negara Barat, berpotensi menciptakan pergeseran nilai yang bertentangan dengan identitas bangsa. Oleh karena itu, menegaskan Pancasila sebagai dasar nilai dalam pengembangan IPTEK menjadi hal yang sangat penting.
Pancasila berperan sebagai sistem nilai yang menjadi pedoman berpikir, bertindak, serta landasan dalam pembangunan hukum nasional. Sebagai filter, Pancasila diharapkan mampu menyaring pengaruh global yang tidak selaras dengan kepribadian bangsa. Dalam konteks pengembangan ilmu pengetahuan, Pancasila memberikan arah dan tujuan yang sesuai dengan nilai budaya dan agama, sehingga memastikan kemajuan IPTEK tidak merugikan umat manusia.
Sejak tahun 1980-an, kebutuhan untuk menempatkan Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu mulai dirasakan, khususnya di perguruan tinggi. Diskusi dan seminar intelektual, seperti di Universitas Gadjah Mada, semakin menekankan pentingnya orientasi pengembangan ilmu yang berlandaskan Pancasila.
Kesimpulannya, jurnal ini menegaskan bahwa Pancasila harus menjadi pedoman utama dalam pengembangan IPTEK. Dengan demikian, kemajuan yang dicapai dapat tetap menghormati nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan, sekaligus menjaga identitas bangsa. Integrasi nilai-nilai Pancasila dalam pengembangan IPTEK diharapkan mampu menciptakan masyarakat yang beretika, berkeadilan, dan berkepribadian luhur.
Abidah Ardelia
2217011020
Jurnal ini memberikan analisis mendalam mengenai relevansi mata kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila dalam membekali mahasiswa menghadapi tantangan perkembangan IPTEK. Penelitian ini berhasil menunjukkan hubungan signifikan antara pemahaman nilai-nilai Pancasila dan kemampuan mahasiswa menyikapi perkembangan teknologi, meskipun pengaruh langsungnya hanya 28,2%. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan karakter berbasis ideologi nasional masih memiliki dampak positif, tetapi perlu ditingkatkan dengan pendekatan yang lebih terintegrasi. Di sisi lain, temuan juga menunjukkan bahwa mahasiswa secara umum sudah mampu menggunakan teknologi secara bertanggung jawab, seperti memanfaatkan internet untuk pembelajaran dan menyaring informasi negatif di media sosial. Namun, adanya faktor luar yang lebih dominan (71,8%) menunjukkan bahwa pengaruh globalisasi dan teknologi tetap menjadi tantangan besar dalam menjaga nilai-nilai Pancasila. Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan wawasan bahwa mata kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila tetap relevan, tetapi membutuhkan pengemasan materi dan metode yang lebih inovatif agar mampu bersaing dengan arus modernisasi dan globalisasi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa generasi muda tetap memiliki karakter yang kuat dalam menyikapi perubahan zaman.
2217011020
Jurnal ini memberikan analisis mendalam mengenai relevansi mata kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila dalam membekali mahasiswa menghadapi tantangan perkembangan IPTEK. Penelitian ini berhasil menunjukkan hubungan signifikan antara pemahaman nilai-nilai Pancasila dan kemampuan mahasiswa menyikapi perkembangan teknologi, meskipun pengaruh langsungnya hanya 28,2%. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan karakter berbasis ideologi nasional masih memiliki dampak positif, tetapi perlu ditingkatkan dengan pendekatan yang lebih terintegrasi. Di sisi lain, temuan juga menunjukkan bahwa mahasiswa secara umum sudah mampu menggunakan teknologi secara bertanggung jawab, seperti memanfaatkan internet untuk pembelajaran dan menyaring informasi negatif di media sosial. Namun, adanya faktor luar yang lebih dominan (71,8%) menunjukkan bahwa pengaruh globalisasi dan teknologi tetap menjadi tantangan besar dalam menjaga nilai-nilai Pancasila. Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan wawasan bahwa mata kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila tetap relevan, tetapi membutuhkan pengemasan materi dan metode yang lebih inovatif agar mampu bersaing dengan arus modernisasi dan globalisasi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa generasi muda tetap memiliki karakter yang kuat dalam menyikapi perubahan zaman.
Abidah Ardelia
221701020
Pancasila berperan sebagai dasar pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di Indonesia, dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya memberikan arah dan panduan dalam pemanfaatan IPTEK. Berikut penjelasan mengenai peran Pancasila dalam pengembangan IPTEK:
1. Nilai Ketuhanan (Sila Pertama): Pengembangan IPTEK di Indonesia harus tetap menghormati nilai-nilai keagamaan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. IPTEK diharapkan tidak hanya memajukan aspek material, tetapi juga mempertimbangkan nilai spiritual dan moralitas, sehingga hasilnya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip keagamaan dan tidak merusak tatanan kehidupan yang beragama.
2. Nilai Kemanusiaan (Sila Kedua): Dalam pengembangan IPTEK, Pancasila menekankan pentingnya mengutamakan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Teknologi dan ilmu pengetahuan harus dimanfaatkan untuk kebaikan umat manusia, menghindari eksploitasi, diskriminasi, dan ketidakadilan. Penelitian dan pengembangan IPTEK harus dilakukan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan etika, serta mengedepankan kesejahteraan dan martabat manusia.
3. Nilai Persatuan (Sila Ketiga): IPTEK di Indonesia harus dikembangkan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Penggunaan teknologi harus mendorong integrasi sosial dan kebangsaan, bukan memicu perpecahan atau konflik. Teknologi informasi, misalnya, harus dipakai untuk mempererat hubungan antarwilayah dan mempromosikan keragaman budaya Indonesia, bukan untuk menyebarkan berita bohong atau ujaran kebencian.
4. Nilai Kerakyatan (Sila Keempat): Pengembangan IPTEK harus melibatkan partisipasi rakyat dan menghormati prinsip musyawarah untuk mufakat. Pemerintah, ilmuwan, dan masyarakat harus bekerjasama dalam merumuskan kebijakan IPTEK yang sesuai dengan kepentingan bersama. Pengambilan keputusan dalam pengembangan teknologi harus demokratis dan memperhatikan aspirasi masyarakat luas, sehingga kebijakan IPTEK benar-benar mencerminkan kehendak rakyat.
5. Nilai Keadilan (Sila Kelima): Pancasila menekankan pentingnya keadilan sosial dalam pemanfaatan IPTEK. Teknologi dan pengetahuan harus digunakan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, serta meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Pengembangan IPTEK harus diarahkan untuk pemerataan pembangunan, akses teknologi yang adil, serta memperhatikan kepentingan masyarakat kecil dan daerah tertinggal.
Secara keseluruhan, peran Pancasila dalam IPTEK adalah sebagai landasan etis, moral, dan filosofis yang memastikan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan dan dimanfaatkan secara bertanggung jawab, beretika, dan berkeadilan untuk kemajuan bangsa Indonesia, tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, moral, dan kebersamaan. Pancasila memastikan IPTEK tidak hanya menjadi alat modernisasi, tetapi juga sarana untuk mencapai kesejahteraan yang berkeadilan dan bermartabat bagi seluruh rakyat Indonesia.
221701020
Pancasila berperan sebagai dasar pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di Indonesia, dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya memberikan arah dan panduan dalam pemanfaatan IPTEK. Berikut penjelasan mengenai peran Pancasila dalam pengembangan IPTEK:
1. Nilai Ketuhanan (Sila Pertama): Pengembangan IPTEK di Indonesia harus tetap menghormati nilai-nilai keagamaan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. IPTEK diharapkan tidak hanya memajukan aspek material, tetapi juga mempertimbangkan nilai spiritual dan moralitas, sehingga hasilnya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip keagamaan dan tidak merusak tatanan kehidupan yang beragama.
2. Nilai Kemanusiaan (Sila Kedua): Dalam pengembangan IPTEK, Pancasila menekankan pentingnya mengutamakan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Teknologi dan ilmu pengetahuan harus dimanfaatkan untuk kebaikan umat manusia, menghindari eksploitasi, diskriminasi, dan ketidakadilan. Penelitian dan pengembangan IPTEK harus dilakukan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan etika, serta mengedepankan kesejahteraan dan martabat manusia.
3. Nilai Persatuan (Sila Ketiga): IPTEK di Indonesia harus dikembangkan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Penggunaan teknologi harus mendorong integrasi sosial dan kebangsaan, bukan memicu perpecahan atau konflik. Teknologi informasi, misalnya, harus dipakai untuk mempererat hubungan antarwilayah dan mempromosikan keragaman budaya Indonesia, bukan untuk menyebarkan berita bohong atau ujaran kebencian.
4. Nilai Kerakyatan (Sila Keempat): Pengembangan IPTEK harus melibatkan partisipasi rakyat dan menghormati prinsip musyawarah untuk mufakat. Pemerintah, ilmuwan, dan masyarakat harus bekerjasama dalam merumuskan kebijakan IPTEK yang sesuai dengan kepentingan bersama. Pengambilan keputusan dalam pengembangan teknologi harus demokratis dan memperhatikan aspirasi masyarakat luas, sehingga kebijakan IPTEK benar-benar mencerminkan kehendak rakyat.
5. Nilai Keadilan (Sila Kelima): Pancasila menekankan pentingnya keadilan sosial dalam pemanfaatan IPTEK. Teknologi dan pengetahuan harus digunakan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, serta meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Pengembangan IPTEK harus diarahkan untuk pemerataan pembangunan, akses teknologi yang adil, serta memperhatikan kepentingan masyarakat kecil dan daerah tertinggal.
Secara keseluruhan, peran Pancasila dalam IPTEK adalah sebagai landasan etis, moral, dan filosofis yang memastikan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan dan dimanfaatkan secara bertanggung jawab, beretika, dan berkeadilan untuk kemajuan bangsa Indonesia, tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, moral, dan kebersamaan. Pancasila memastikan IPTEK tidak hanya menjadi alat modernisasi, tetapi juga sarana untuk mencapai kesejahteraan yang berkeadilan dan bermartabat bagi seluruh rakyat Indonesia.
Nama : Abidah Ardelia
NPM : 2217011020
Tugas 2 Pendidikan Pancasila (analisis video)
Dalam video tersebut, nilai-nilai filosofis dan moral yang mendasari Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dibahas. Ini adalah analisis dari masalah utama yang dibahas:
Pada video tersebut memberikan penjelasan tentang etimologi kata "etika", yang berasal dari kata Yunani "ethos", yang berarti kebiasaan atau tradisi. Etika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari moralitas perilaku manusia. Definisi ini penting karena menunjukkan bahwa meskipun etika dapat dipahami dari sudut pandang budaya dan adat istiadat suatu negara, itu tetap merupakan pedoman moral universal. Video ini juga membedakan etika dan etiket. Etika mengacu pada moral universal, sementara etiket mengacu pada kebiasaan sosial tertentu. Didalam video tersebut membahas tiga aliran etika: etika kebajikan, etika teleologis, dan etika deontologis.
1. Etika kebajikan menekankan sifat-sifat seperti disiplin, kejujuran, dan kemurahan hati.
2. Etika teleologis berfokus pada tujuan akhir dari suatu tindakan. Salah satu contohnya adalah membela keluarga, meskipun tindakan tersebut keras.
3. Etika deontologis menekankan kewajiban dan kesesuaian tindakan tanpa mengharapkan imbalan apa pun, dan mencerminkan tindakan yang dilakukan dengan tulus.
Etika Pancasila digambarkan sebagai etika yang berasal dari prinsip-prinsip Pancasila. Semua prinsip yang terkandung dalam Pancasila, seperti Kepercayaan kepada Tuhan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan Sosial, memiliki aspek moral yang berfungsi sebagai pedoman bagi tindakan warga negara. Penting untuk berperilaku humanis, menghormati kemanusiaan, mencintai tanah air, menghargai pendapat orang lain, dan mengutamakan keadilan sosial, menurut Pancasila. Dalam beberapa kasus nyata di Indonesia, seperti korupsi, terorisme, pelanggaran hak asasi manusia, dan ketidakadilan hukum. Mereka menekankan bahwa kasus-kasus ini menunjukkan betapa pentingnya menggunakan Pancasila sebagai sistem etika untuk menjaga integritas dan keadilan dalam masyarakat. Korupsi, misalnya, dianggap sebagai pelanggaran hak publik, dan penerapan etika Pancasila diharapkan dapat mengurangi tindakan seperti itu. Dapat disimpulkan bahwa penerapan Pancasila sebagai sistem etika bertujuan untuk membimbing perilaku masyarakat Indonesia agar sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa. Diharapkan bahwa Pancasila sebagai sistem etika dapat membantu memperkuat integrasi nasional dan menciptakan masyarakat yang harmonis.
NPM : 2217011020
Tugas 2 Pendidikan Pancasila (analisis video)
Dalam video tersebut, nilai-nilai filosofis dan moral yang mendasari Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dibahas. Ini adalah analisis dari masalah utama yang dibahas:
Pada video tersebut memberikan penjelasan tentang etimologi kata "etika", yang berasal dari kata Yunani "ethos", yang berarti kebiasaan atau tradisi. Etika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari moralitas perilaku manusia. Definisi ini penting karena menunjukkan bahwa meskipun etika dapat dipahami dari sudut pandang budaya dan adat istiadat suatu negara, itu tetap merupakan pedoman moral universal. Video ini juga membedakan etika dan etiket. Etika mengacu pada moral universal, sementara etiket mengacu pada kebiasaan sosial tertentu. Didalam video tersebut membahas tiga aliran etika: etika kebajikan, etika teleologis, dan etika deontologis.
1. Etika kebajikan menekankan sifat-sifat seperti disiplin, kejujuran, dan kemurahan hati.
2. Etika teleologis berfokus pada tujuan akhir dari suatu tindakan. Salah satu contohnya adalah membela keluarga, meskipun tindakan tersebut keras.
3. Etika deontologis menekankan kewajiban dan kesesuaian tindakan tanpa mengharapkan imbalan apa pun, dan mencerminkan tindakan yang dilakukan dengan tulus.
Etika Pancasila digambarkan sebagai etika yang berasal dari prinsip-prinsip Pancasila. Semua prinsip yang terkandung dalam Pancasila, seperti Kepercayaan kepada Tuhan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan Sosial, memiliki aspek moral yang berfungsi sebagai pedoman bagi tindakan warga negara. Penting untuk berperilaku humanis, menghormati kemanusiaan, mencintai tanah air, menghargai pendapat orang lain, dan mengutamakan keadilan sosial, menurut Pancasila. Dalam beberapa kasus nyata di Indonesia, seperti korupsi, terorisme, pelanggaran hak asasi manusia, dan ketidakadilan hukum. Mereka menekankan bahwa kasus-kasus ini menunjukkan betapa pentingnya menggunakan Pancasila sebagai sistem etika untuk menjaga integritas dan keadilan dalam masyarakat. Korupsi, misalnya, dianggap sebagai pelanggaran hak publik, dan penerapan etika Pancasila diharapkan dapat mengurangi tindakan seperti itu. Dapat disimpulkan bahwa penerapan Pancasila sebagai sistem etika bertujuan untuk membimbing perilaku masyarakat Indonesia agar sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa. Diharapkan bahwa Pancasila sebagai sistem etika dapat membantu memperkuat integrasi nasional dan menciptakan masyarakat yang harmonis.