Posts made by Ni Wayan Deliani 2253053030

Izin menjawab pertanyaan dari saudari Filicia Salsabella Choirunisa,Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam konteks pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan:
1. Meningkatkan Kemandirian Belajar: Siswa lebih aktif dalam proses belajar karena mereka diberi kesempatan untuk mengeksplorasi dan mengendalikan pembelajaran mereka sendiri. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, ini memungkinkan siswa untuk memilih topik yang relevan dan menarik bagi mereka, sehingga meningkatkan motivasi dan keterlibatan.
2. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif: Dengan siswa yang lebih terlibat dalam proses pembelajaran, mereka didorong untuk menganalisis teks, mengajukan pertanyaan kritis, dan menemukan solusi kreatif, baik dalam memahami struktur bahasa maupun makna teks. Hal ini dapat memperdalam pemahaman siswa terhadap teks fiksi maupun non-fiksi.
3. Pembelajaran yang Lebih Kontekstual dan Bermakna: Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk menghubungkan materi pelajaran Bahasa Indonesia dengan pengalaman pribadi atau kehidupan sehari-hari mereka, sehingga pembelajaran menjadi lebih relevan dan bermakna. Misalnya, siswa bisa menulis esai tentang pengalaman mereka atau berdiskusi tentang isu-isu sosial yang muncul dalam teks sastra.
Kekurangan:
1. Kebutuhan Pengelolaan Kelas yang Lebih Rumit: Karena siswa memiliki lebih banyak kebebasan untuk mengarahkan pembelajaran mereka, guru perlu lebih terampil dalam mengelola kelas agar diskusi tetap terfokus dan tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran. Jika tidak dikelola dengan baik, siswa bisa saja kehilangan arah atau terlalu banyak bergantung pada teman sekelas mereka.
2. Peran Guru yang Lebih Kompleks: Dalam pendekatan ini, guru bukan lagi satu-satunya sumber pengetahuan, melainkan fasilitator. Guru harus bisa memberikan panduan yang jelas dan efektif, serta menyesuaikan metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan setiap siswa, yang bisa jadi lebih memakan waktu dan tenaga.
3. Potensi Ketimpangan dalam Partisipasi Siswa: Siswa yang lebih aktif dan percaya diri cenderung lebih mudah beradaptasi dengan pendekatan ini, sementara siswa yang lebih pasif atau pemalu mungkin kesulitan terlibat secara penuh.
Izin menjawab pertanyaan dari saudari Andini Putri Endria, Modul ajar dapat mendorong kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam menganalisis teks fiksi maupun non-fiksi dengan menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan keterampilan analitis. Pertama, modul ajar sering kali mengandung pertanyaan-pertanyaan pemantik yang bersifat analitis, yang menuntut siswa untuk tidak hanya memahami isi teks, tetapi juga menafsirkan makna yang lebih dalam, serta menilai relevansi dan keakuratan informasi yang disajikan. Dalam teks fiksi, siswa mungkin diminta untuk menganalisis karakter, alur, dan latar, serta bagaimana elemen-elemen ini saling berinteraksi untuk membangun tema atau pesan cerita. Di sisi lain, analisis teks non-fiksi sering kali melibatkan keterampilan pemecahan masalah. Modul ajar bisa merancang aktivitas yang menantang siswa untuk membuat keputusan berdasarkan data yang disajikan dalam teks, seperti menyelesaikan studi kasus atau memprediksi hasil dari suatu kejadian berdasarkan informasi yang tersedia. Aktivitas ini melibatkan siswa dalam penggunaan logika dan penalaran untuk menemukan solusi, yang memperkuat kemampuan berpikir kritis dan kreatif mereka. Secara keseluruhan, melalui kombinasi pendekatan ini, modul ajar dapat secara efektif membentuk kemampuan siswa untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam menganalisis berbagai jenis teks.