Posts made by Nadila Febilia Afrisa 2213053076

Nama : Nadila Febilia Afrisa
NPM : 2213053076

Dari vidio 2 yang berjudul "Potret Pendidkkan di Dusun Terpencil" dapat saya simpulkan bahwa para siswa di SD negeri glak kabupaten sikka (NTT) membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah karna sekolah ini terletak di dusun terpencil terpaksa harus melakukan pembelajaran di teras kelas karna tidak adanya ruangan kelas untuk belajar,sekolah yang terletak dibawah kaki gunung itu sagat minim prasarana kelas namun murid murid tetap bersemangat untuk sekolah,setiap hari mereka harus berjalan 2 km untuk pergi kesekolah.Ruang belajar disekolah tersebut ada 6 kelas karna 5 kelas untuk belajar dan 1 kelas untuk kantor.karna kurang 1 ruangan terpaksa anak anak tersebut harus belajar diteras kelas.
Nama : Nadila Febilia Afrisa
NPM : 2213053076

Dari vidio 1 yang berjudul "Sepenggal Cerita Pengajar Muda di Pelosok Kalimantan" dapat saya simpulkan bahwa vidio tersebut menceritakan seorang wanita yang bernama Marthencis veronika siregar sebagai pengajar muda dari gerakan indonesia yang ditempatkan disekolah anak anak dayak kalimantan utara.setiap hari dia mengajar sekolah dan les anak anak didesa tersebut,karna daerahnya yang sangat pelosok anak anak sangat sedikit yang minat melanjutkan pendidikan,orang orang disana masih belum paham akan pentingnya pendidikan,bahwa untuk para wanita disana kebanyakan menikah dini pada saat umur sekitaran 13 an tahun.Marthencis ingin anak anak di tanjung martol mau pergi kesekolah untuk belajar dan bisa punya bekal yang lebih baik untuk masa depanya.

Anak anak disana mudah bosen sehingga veronika mencari inisiatif lain untuk membuat suasa kelas lebih menyenangkan dan mengajar murid belajar diluar kelas.Minimnya sarana dan prasarana disana membuat SD tersebut masih tertinggal untuk itu kepala sekolah berusaha memberikan beasiswa untuk murid yang berprestasi.Seorang relawan muda berkata "pendidikan itu seperti cahaya,jadi ketika kita tidak punya cahaya untuk melakukan perjalanan pasti akan tersesat,tapi ketika kita punya cahaya pasti kita tau arah kita akan kemana dan menuntun ke tujuan yang kita mau".
Nama : Nadila Febilia Afrisa
NPM : 2213053076

A. Pendidik Moral di Sekolah
Guru yang baik tentu saja sangat strategis untuk terbentuknya moral siswa yang baik pula. Sebagaimana dinyatakan oleh Henry Giroux (1988: xxxiv) sekolah berfungsi sebagai ruang publik yang demokratis. Peserta didik belajar wacana tentang organisasi umum dan tanggung jawab sosial. Dalam konteks inilah, guru berfungsi untuk mewujudkan peserta didik agar menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat yang demokratis. Oleh karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.

B. Materi Pendidikan Moral
Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010).

C. Metode Pendidikan Moral
Kirschenbaum (1995: 31) mengusulkan 100 cara atau metode pendidikan moral, yang dipayungi dalam lima kategori besar metode pendidikan moral yaitu penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, modeling nilainilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan melek moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah.
Maka, ada metode lain yang lebih sesuai yaitu inkulkasi atau penanaman nilai :
a. Inkulkasi nilai
b. Metode keteladanan
c. Metode klarifikasi nilai
d. Metode fasilitasi nilai
e. Metode keterampilan nilai moral

D. Evaluasi Pendidikan Moral
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan, yakni penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral dan perilaku nilai/moral. Maka, evaluasi pendidikan nilai juga mencakup tiga ranah tersebut. berupa evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku (Darmiyati, 2009: 51). Evaluasi pendidikan moral sebenarnya yang terakhir dan sangat penting adalah perilaku. Perilaku moral sangat sulit untuk dievaluasi. Perilaku moral hanya mungkin dievaluasi secara akurat dengan melakukan observasi (pengamatan) dalam jangka waktu yang relatif lama dan secara terus-menerus.
Nama : Nadila Febilia Afrisa
NPM : 2213053076

Dalam jurnal tersebut peran keluarga merupakan lingkungan pertama bagi setiap individu di mana ia berinteraksi. Karena anak untuk pertama kalinya mengenal pendidikan di lingkungan keluarga, sebelum mengenal masyarakat yang lebih luas. Orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam mendidik anak-anaknya, Baik buruknya anak anak di masa yang akan datang banyak ditentukan oleh pendidikan dan bimbingan orang tuanya. Peranan Moral sangat penting bagi anak-anak, masyarakat, bangsa dan ummat. Kalau moral rusak, ketenteraman dan kehormatan bangsa itu akan hilang. Oleh karena itu, untuk memelihara kelangsungan hidup sebagai bangsa yang terhormat, maka perlu sekali memperhatikan pendidikan moral, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Kemudian, Banyak sekali faktor penyebab terjadinya kenakalan pada anak-anak yang dapat menyeret mereka pada dekadensi moral. Menurut Zakiyah Darajat (1971: 45-46), di antara faktor-faktor kemerosotan moral tersebut, yang terpenting adalah:
1. Kurang tertanamnya nilai-nilai keimanan pada anak-anak.
2. Lingkungan masyarakat yang kurang sehat.
3. Pendidikan moral tidak terlaksana menurut mestinya, baik di rumah tangga, sekolah maupun masyarakat.
4. Suasana rumah tangga yang kurang baik.
5. Diperkenalkannya secara populer obat-obat terlarang dan alat-alat anti hamil.
6. Banyaknya tulisan-tulisan, gambar-gambar, siaran-siaran, keseniankesenian yang tidak mengindahkan dasar-dasar dan tuntunan moral.
7. Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang (leisure time) dengan
8. Tidak ada atau kurangnya markas-markas bimbingan dan penyuluhan bagi
9. Pengaruh westernisasi, yaitu berupa yahudinisasi dan kristenisasi.

Bersamaan dengan itu, sebagai upaya untuk mengatasi kenalakan remaja, anak-anak juga dibimbing mengenai nilai-nilai moral, seperti cara bertutur kata yang baik, berpakaian yang baik, bergaul dengan baik, dan lain-lainnya. Kepada anak-anak juga ditanamkan sifat-sifat yang baik, seperti nilainilai kejujuran, keadilan, hidup serderhana, sabar dan lain-lainnya. Selain itu, agar anak-anak memiliki nilai-nilai moral yang baik, juga di dalam keluarga, khususnya antara ibu dan bapak harus menjaga harmonisasi hubungan antara keduanya dan harus menjadi suri tauladan bagi anak-anaknya.
Nama : Nadila Febilia Afrisa
NPM : 2213053076

•Hard skill adalah keterampilan yang bisa dipelajari dan terukur. Umumnya, hard skill bisa dipelajari dan dikembangkan melalui pendidikan formal, kursus, pelatihan perusahaan, atau sertifikasi. Contoh nya adalah mengikuti kursus di lembaga tertentu. Setelah semua kursus selesai akan mendapatkan sertifikat yang berisi skor tes. Jadi, nilai dari hasil tes tersebut merupakan alat untuk mengukur seberapa menguasai dalam hard skill tertentu.

•Soft skill adalah kepribadian dasar dari seseorang atau bawaan. Dilansir dari The Balance Careers, soft skill adalah kemampuan komunikasi, karakteristik seseorang, kecerdasan sosial yang melekat, serta kemampuan beradaptasi dengan baik. Contohnya yaitu berpikir kritis, riset, manajemen risiko, analisis, dan kemampuan pengambilan keputusan