Forum Analisis Jurnal 1

Forum Analisis Jurnal 1

Forum Analisis Jurnal 1

Number of replies: 33

Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Rosa ananta Febrianti 2213053288 -
Rosa ananta Febrianti
2213053288

Sekolah merupakan lingkungan
mikrosistem. Bronfenbrenner (1979: 22)
mengatakan bahwa mikrosistem adalah
sebuah pola dari aktivitas, peran dan
relasi interpersonal yang dialami oleh
seseorang yang sedang tumbuh
berkembang di dalam setting tertentu dengan karakteristik fisik khusus, yaitu
suatu lingkungan kehidupan yang di
dalamnya seorang individu menghabiskan sebagian besar waktunya,
seperti keluarga, teman sebaya, sekolah
dan lingkungan tetangga. Di dalam
mikrosistem ini.Dari uraian
yang telah
dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan moral di sekolah penting
dilakukan oleh guru dan segenap
komponen warga sekolah agar tercapai
pendidikan moral yang komprehensif.
Komponen-komponen pendidikan moral
di sekolah yang lain yang tidak kalah
penting adalah cakupan materi, variasi
metode, dan evaluasi yang menyeluruh.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by F. Riska Elisa 2213053249 -
Nama : F. Riska Elisa
NPM : 2213053249

Pendidikan moral di sekolah harus mendapat perhatian serius untuk membangun generasi berkualitas bagi negara.

Meskipun peran utama pendidikan moral anak terletak di tangan orang tua, namun guru di sekolah juga memegang peranan penting dalam pendidikan moral yang dibutuhkan siswa. 

Keluarga, sekolah dan masyarakat mempunyai tanggung jawab bersama untuk mendidik generasi muda yang berakhlak mulia dan cerdas sehingga melahirkan generasi muda yang unggul.
Itulah tujuan utama pendidikan yang dikemukakan oleh Aristoteles.Pendidikan moral di sekolah perlu dirancang secara komprehensif mencakup banyak aspek, khususnya: pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Adelia Cherlyana 2213053022 -
Nama : Adelia Cherlyana
NPM : 2213053022

Sekolah merupakan lingkungan mikrosistem. Di dalam mikrosistem ini seorang individu berinteraksi langsung dengan orang tua, guru, teman sebaya, dan lainnya. Sekolah yang baik merupakan keniscayaan agar pengaruhnya terhadap anak menjadi positif. Fungsi utama pendidikan yaitu menumbuhkan kreativitas subjek didik, menumbuhkembangkan nilai-nilai insani dan ilahi pada subjek didik, dan satuan sosial masyarakat dan meningkatkan kemampuan kerja produktif pada subjek didik. Jadi sekolah dapat menumbuhkan nilai-nilai akademik, nilai - nilai sosial, dan nilai-nilai religius.
Sekolah memiliki pengaruh yang kuat yang dapat dilihat secara langsung dalam diri subjek didik. Sekolah yang baik yaitu sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu. Di sekolah yang menjadi pendidik moral bukan hanya guru, melainkan pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun, dan komunitas sekolah, semua subjek tersebut berperan untuk bersama-sama membangun moral siswa agar menjadi lebih baik. Namun guru merupakan ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta yang akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didik. Komponen penting dalam pendidikan moral yaitu cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi. Jika keempat komponen tersebut diperhatikan maka guru dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Rahmawati 2213053210 -
Nama : Rahmawati
NPM : 2213053210

Analisis Jurnal 1
Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu. Guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya. Materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral
terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan YME. Pendidikan moral terhadap diri sendiri yang penting diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai-nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli. Pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif dan berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Memorila Dini Oktavia 2213053289 -
Memorila Dini Oktavia
2213053289

Analisis Jurnal Pendidikan Moral di Sekolah

Pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai
pendidikan moral yang komprehensif.

Materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, sesama manusia dan alam semesta serta Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010).

Metode yang dapat dilaksanakan untuk menanamkan pendidikan moral
- metode inkulkasi nilai (mengidentifikasi nilai-nilai yang diharapkan akan tertanam
dalam diri subjek didik, hasilnya berupa “nilai-nilai target” yang akan dicapai dalam program pendidikan moral.
- metode keteladanan (mengestafetkan moral yang digunakan oleh masyarakat religius tradisional dan masyarakat modern, orang tua dan guru merupakan sosok yang memberikan teladan yang baik karena anak cenderung lebih mudah meniru apa yang dilakukan oleh orang tua dan guru)
- metode klarifikasi nilai (memberikan kebebasan anak dalam menentukan nilai-nilainya)
- metode fasilitasi nilai (memfasilitasi peserta didik agar dapat merealisasikan nilai moral)
- metode keterampilan nilai moral (dapat diwujudkan dengan pembiasaan)

Evaluasi pendidikan nilai mencakup tiga ranah berupa evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi
perilaku (Darmiyati, 2009: 51).

Samsu Nizar (2002: 80) mengatakan bahwa evaluasi pendidikan Islam ditujukan untuk mengetahui penguasaan sikap dan perilaku daripada penguasaan aspek kognitif. Penekanan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan subjek didik yang meliputi empat hal, yaitu:
a. Sikap dan pengalaman peserta didik
terhadap hubungan pribadinya dengan Tuhannya;
b. Sikap dan pengalaman peserta didik
terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat;
c. Sikap dan pengalaman peserta didik
terhadap arti hubungan kehidupannya dengan alam sekitarnya;
d. Sikap dan pandangan peserta didik
terhadap diri sendiri selaku hamba
Allah, anggota masyarakat, serta
khalifah Allah SWT.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by RIRI OKTAVIA ERLINA 2213053098 -
Nama : Riri Oktavia Erlina
NPM : 2213053098

Analisis Jurnal 1

Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Humanika
Nomor : 01
Tahun Terbit : 2017
Judul : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Nama Penulis : Rukiyati

Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Itulah tujuan utama pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles. Pendidikan moral di sekolah harus dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek, yaitu: pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal.

1. Pendidik Moral di Sekolah
Sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. Sekolah bukan sebagai perluasan tempat kerja atau sebagai lembaga garis depan dalam pertempuran pasar internasional dan kompetisi asing, sekolah sebagai ruang publik yang demokratis dibangun untuk membentuk siswa dapat mengajukan pertanyaan kritis, menghargai dialog yang bermakna dan menjadi agensi kemanusiaan. Oleh karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.

2. Materi Pendidikan Moral
Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Zuriah, 2010).

3. Metode Pendidikan Moral
a) Inkulkasi nilai
b) Metode keteladanan
c) Metode klarifikasi nilai
d) Metode fasilitasi nilai
e) Metode keterampilan nilai moral

4. Evaluasi Pendidikan Moral
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan nilai meliputi tiga kawasan, yakni penalaran nilai/moral, perasaan nilai/moral dan perilaku nilai/moral. Maka, evaluasi pendidikan nilai juga mencakup tiga ranah tersebut. berupa evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif, dan evaluasi perilaku (Darmiyati, 2009: 51).
Cara mengevaluasi capaian belajar dalam ranah afektif dapat dilakukan dengan mengukur afek atau perasaan seseorang secara tidak langsung, yaitu dengan menafsirkan ada atau tidaknya afek positif (atau negatif) yang muncul dan intensitas kemunculan afek dari tindakan atau pendapat seseorang.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Azzahra Rindra Tiara 2213053117 -
Nama : Azzahra Rindra Tiara
NPM : 2213053117
Kelas : 3/I

Analisis jurnal 1 "Pendidikan Moral di Sekolah"
Berdasarkan jurnal tersebut saya dapat mengambil kesimpulan bahwa pendidikan moral di sekolah harus dilaksanakan bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Orang tua menjadi peran utama untuk mendidik moral pada anak, namun guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik agar peserta didik memiliki moral yang baik. Terdapat berbagai aspek pendidikan moral di sekolah yang harus dirancang komprehensif yaitu pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga diharapkan hasilnya dapat berjalan dengan optimal. Guru merupakan pendidik utama di sekolah, tetapi pendidik moral di sekolah tidak hanya terbatas pada guru saja melainkan ada pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun, dan komite sekolah yang dapat berperan untuk bersama-sama membangun moral peserta didik agar menjadi pribadi yang memiliki moral yang baik. Guru merupakan ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik pada peserta didik, sehingga guru harus terlebih dahulu memiliki moral yang baik.

Peserta didik perlu diberikan pendidikan moral terhadap diri sendiri dan juga untuk sesama manusia. Pendidikan moral terhadap diri sendiri mencakup nilai kebersihan diri, kerajinan dalam belajar atau bekerja, keuletan, serta disiplin waktu. Sedangkan pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli.

Terdapat metode pendidikan moral yang sesuai yaitu:
- Metode inkulkasi nilai dapat dilaksanakan dalam pembelajaran moral di sekolah maupun dalam keluarga dengan berbagai cara. Dimulai dengan mengidentifikasi secara jelas nilai target yang diharapkan akan tertanam dalam diri peserta didik. Nilai target bagi tingkat sekolah dasar dan SMP yaitu belas kasih, kerjasama, sabar, damai, ramah, kebebasan, murah hati, jujur, adil, setia, moderat, menghargai orang lain, menghargai diri sendiri, tanggung jawab, disiplin, toleransi, dan lain-lain.
- Metode keteladanan, merupakan bentuk mengestafetkan moral yang digunakan oleh masyarakat religius tradisional maupun masyarakat modern.
- Metode klarifikasi nilai, merupakan salah satu contoh yang memberikan kebebasan agar anak menentukan nilai-nilainya.
- Metode fasilitas nilai, guru dan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas agar dapat digunakan peserta didik untuk merealisasikan nilai-nilai moral dalam dirinya baik secara individu maupun kelompok.
- Metode keterampilan nilai moral, dapat diwujudkan melalui pembiasaan dengan cara merancang sendiri berbagai tindakan moral yang akan diwujudkan sebagai suatu komitmen diri.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Angga Putra 2253053043 -
Nama: Angga Putra
NPM: 2253053043

Analisis saya terhadap jurnal " PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH "
Adalah Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara
bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Itulah tujuan utama pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles. Pendidikan moral di sekolah harus dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek, yaitu: pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal. Dari jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan nilai moral sangat penting dilakukan oleh guru maupun warga sekolah lainnya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Miftaudin Mahfudz 2253053017 -
Nama : Miftaudin Mahfudz
NPM : 2253053017

dari analisis jurnal 1, saya mengambil kesimpulan bahwa :

Dari uraian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pendidikan moral di sekolah penting
dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif.
Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi
metode, dan evaluasi yang menyeluruh.

Evaluasi pendidikan moral sebenarnya yang terakhir dan sangat penting adalah perilaku. Perilaku moral
sangat sulit untuk dievaluasi. Perilaku moral hanya mungkin dievaluasi secara akurat dengan melakukan observasi
(pengamatan) dalam jangka waktu yang relatif lama dan secara terus-menerus. Dari pengamatan tersebut dapat ditarik kesimpulan apakah perilaku orang yang
diamati telah menunjukkan watak atau kualitas akhlak yang akan dievaluasi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Rafa Lola Amanda 2213053245 -
Nama : Rafa Lola Amanda
NPM : 2213053245

Jurnal tersebut menekankan pentingnya pendidikan moral di sekolah sebagai bagian penting dari pembentukan generasi bangsa yang berkualitas. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun orang tua berperan utama dalam meningkatkan moral anak, guru sekolah juga berperan penting dalam proses ini.

Selain itu, jurnal ini membahas tentang pentingnya pendidikan moral secara menyeluruh yang meliputi guru, materi, metode, dan penilaian. Hal ini mencerminkan upaya untuk memastikan bahwa pendidikan moral di sekolah mencakup berbagai aspek yang diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal.

Jurnal ini juga menyatakan bahwa sekolah sebagai tempat peserta didik berinteraksi dengan orang tua, guru, teman sebaya, dan lainnya. Hal ini menyoroti betapa kuatnya pengaruh sekolah dalam membentuk moral dan karakter anak.

Jurnal ini menghubungkan pendidikan moral dengan tiga tugas pokok pendidikan, yaitu peningkatan kreativitas, pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan, dan peningkatan kapasitas kerja produktif pada peserta didik. Dengan demikian, pendidikan moral di sekolah dianggap sebagai bagian penting dari perkembangan peserta didik secara umum.

Jadi kesimpulan dari jurnal ini yaitu membahas tentang penekanan pentingnya pendidikan moral yang menyeluruh di sekolah dalam membentuk generasi muda yang kompeten dan beretika.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by DWI RATNA ASIH 2213053037 -
Nama : Dwi Ratna Asih
NPM : 2213053037

Pada jurnal tersebut yakni tentang " pendidikan moral di sekolah" yang dapat kita ambil dari jurnal tersebut yakni perlu dilakukan perencanaan terkait
pendidikan moral di sekolah yang
bersifat komprehensif, yang melibatkan
berbagai komponen: pendidik, materi,
metode, dan evaluasinya. Tulisan ini
akan membahas komponen pendidikan moral tersebut sebagai unsur penting
yang harus diperhatikan agar pendidikan
moral di sekolah dapat berjalan dengan
lebih optimal. perlu kita disadari
bahwa pendidik moral di sekolah tidak
terbatas pada guru semata. Di sekolah
ada pegawai tata usaha, pramu kantor,
tukang kebun, dan komite sekolah.
Semua subjek tersebut berperan untuk
bersama-sama membangun moral siswa
agar menjadi orang yang baik.
Pendidikan moral terhadap diri
sendiri yang penting diberikan kepada
peserta didik berkaitan dengan nilainilai kebersihan diri, kerajinan dalam
belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu.
Pendidikan moral untuk sesama manusia
mencakup nilai-nilai moral sosial seperti
kerjasama, toleransi, respek, berlaku
adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab,
dan peduli. Pendidikan moral untuk
hubungan manusia dengan alam semesta
dapat diberikan dengan menguatkan
nilai-nilai keseimbangan alam, menjaga
kelestarian alam, tidak merusak alam,
hemat, dan mendidik untuk
menggunakan kembali barang-barang
bekas (daur ulang) dalam bentuk yang
baru.
Pendidikan moral pada masa
sekarang menghadapi berbagai
tantangan seiring dengan kemajuan
zaman yang ditandai oleh keterbukaan
informasi dan kecanggihan teknologi.
Hal ini tentu berbeda sekali dengan masa
lalu. Anak-anak yang hidup sekarang
ini hidup di zaman modern akhir yang
sangat jauh berbeda cara berpikir dan
perilakunya dengan anak-anak di masa
lalu.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by ALYA RIFA DWI PANGESTU 2213053152 -
Alya Rifa Dwi Pangestu
2213053152

Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Sekolah sebagai tempat demokratis yang didedikasikan untuk membentuk pemberdayaan diri dan sosial. Dalam arti ini, sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. Peserta didik belajar wacana tentang organisasi umum dan tanggung jawab sosial. Dalam konteks inilah, guru berfungsi untuk mewujudkan peserta didik agar menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat yang demokratis.Dapat disimpulkan bahwa pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by AYU ARINDA 2213053079 -
Nama : Ayu Arinda
NPM : 2213053079

IDENTITAS JURNAL
Nama Jurnal : Jurnal Humanika
Nomor : 01
Tahun Terbit : 2017
Judul : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Nama Penulis : Rukiyati

ANALISIS JURNAL
Berdasarkan jurnal tersebut saya dapat mengambil kesimpulan bahwa selain orang tua, guru disekolah juga memiliki peran yang sangat penting untuk mewujudkan moral peserta didik. Sekolah memiliki pengaruh yang sangat besar dan dapat dilihat secara langsung dalam diri subjek peserta didik. Dengan kata lain, fungsi sekolah berkaitan dengan upaya menumbuhkan nilai-nilai akademik, nilai-nilai sosial dan nilai-nilai religius. Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu. Oleh karena itu, pengembangan manusia dalam pendidikan dapat didefinisikan menjadi "keseluruhan tindakan dan komunikasi lisan dan tertulis yang melihat tujuan pendidikan lebih mengutamakan pada upaya membantu, mendorong, memfasilitasi pertumbuhan siswa sebagai manusia utuh, termasuk di dalamnya sisi kognitif, emosional, sosial, etik, kreatif dan spiritualnya. Berdasarkan pertimbangan ini, perlu adanya perencanaan terkait pendidikan moral di sekolah yang bersifat komprehensif, yang melibatkan berbagai komponen pendidik, materi, metode, dan evaluasinya. Komponen pendidikan moral merupakan unsur penting yang harus diperhatikan agar pendidikan moral di sekolah dapat berjalan dengan lebih optimal. Sekolah sebagai tempat demokratis yang didedikasikan untuk membentuk pemberdayaan diri dan sosial.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa sekolah merupakan tempat bagi peserta didik dimana mereka dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. Sekolah bukan hanya sebagai perluasan tempat kerja atau sebagai lembaga garis depan dalam pertempuran pasar internasional dan kompetisi asing, sekolah sebagai ruang publik yang demokratis dibangun untuk membentuk siswa dapat mengajukan pertanyaan kritis, menghargai dialog yang bermakna dan menjadi agensi kemanusiaan. Dalam hal ini, pendidik berfungsi sebagai perwujudan peserta didik agar menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat yang demokratis. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Dian Anjani Cahyaningrum Sasongko 2253053018 -
Nama : Dian Anjani Cahyaningrum Sasongko
NPM : 2253053018

Dari jurnal 1 yang berjudul "PENDIDIKAN MORAL DISEKOLAH" saya dapat menangkap beberapa materi seperti :

Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Pendidikan moral di sekolah harus dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek, yaitu: pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal. Guru yang baik tentu saja sangat strategis untuk terbentuknya moral siswa yang baik pula. Sebagaimana dinyatakan oleh Henry Giroux (1988: xxxiv sekolah berfungsi sebagai ruang publik yang demokratis. Sekolah sebagai tempat demokratis yang didedikasikan untuk membentuk pemberdayaan diri dan sosial. Dalam arti ini, sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. Sekolah bukan sebagai perluasan tempat kerja atau sebagai lembaga garis depan dalam pertempuran pasar internasional dan kompetisi asing, sekolah sebagai ruang publik yang demokratis dibangun untuk membentuk siswa dapat mengajukan pertanyaan kritis, menghargai dialog yang bermakna dan menjadi agensi kemanusiaan. Oleh karena guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya. Pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Rizka Selviana Putri 2213053254 -
Nama : Rizka Selviana Putri
NPM : 2213053254

Nama Jurnal : Jurnal Humanika
Judul Jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Vol dan No : 5 . 1
Halaman : 1-11
Tahun Terbit : 2017
Penulis : Rukiyati

ANALISIS JURNAL

Jurnal di atas menjelaskan bahwa pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif. Sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya sekolah bukan sebagai perluasan tempat kerja atau sebagai lembaga garis depan dalam pertempuran pasar internasional dan kompetisi asing. Dalam konteks tersebut guru berfungsi untuk mewujudkan peserta didik agar menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat yang demokratis serta guru juga bertugas untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik dan akhlak yang mulia dalam diri mereka. Dalam menanamkan pendidikan moral terhadap diri sendiri yang penting diberikan kepada peserta didik berkaitan dengan nilai-nilai kebersihan diri kerajinan belajar ataupun bekerja, keuletan, dan disiplin waktu. Pendidikan moral untuk sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respect, berlaku adil, jujur, rendah hati dan bertanggung jawab. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi, metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan komponen tersebut sekolah dan guru sebagai peran utama dalam merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.

Kelebihan jurnal: jurnal di atas sangat terperinci dan menggunakan bahasa yang baik dan mudah untuk dipahami para pembaca sehingga para pembaca enjoy untuk membacanya.
Kekurangan Jurnal : tidak adanya tujuan dalam jurnal tersebut
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Ahmad Sheca Rahmadi 2213053102 -
Nama : Ahmad Sheca Rahmadi
NPM : 2213053102

Menurut Noeng Muhadjir (2003: 16-18), dalam konteks antropologi kultural dan sosiologi, ada tiga peran utama pendidikan. Pertama, untuk mengembangkan kreativitas subjek-didik. Kedua, untuk mempromosikan nilai-nilai insani dan Ilahi pada subjek didik dan satuan sosial masyarakat. Dan ketiga, untuk meningkatkan kemampuan kerja produktif subjek didik. Dengan kata lain, tujuan sekolah adalah untuk memupuk nilai-nilai akademik, nilai-nilai sosial, dan nilai-nilai religius. Ketiga kelompok nilai ini saat ini sering disebut sebagai kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Sekolah yang berkualitas adalah sekolah yang memperhatikan dan berfokus pada pendidikan moral atau nilai-nilai, selain memberikan pengajaran ilmu pengetahuan.

Amstrong (2006: 17) memandang sekolah sebagai alat untuk mengembangkan manusia (human development). Istilah "pengembangan" mengacu pada upaya untuk membantu manusia tumbuh, membebaskan mereka dari hambatan dan kesulitan, dan ini merupakan proses yang berlangsung secara berkelanjutan. Oleh karena itu, pengembangan manusia dalam konteks pendidikan dapat diartikan sebagai serangkaian tindakan dan komunikasi, baik lisan maupun tertulis, yang bertujuan utama untuk mendukung, mendorong, dan memfasilitasi pertumbuhan siswa sebagai individu yang lengkap, mencakup aspek kognitif, emosional, sosial, etik, kreatif, dan spiritualnya.

Dengan dasar pertimbangan tersebut, diperlukan perencanaan yang komprehensif terkait pendidikan moral di sekolah yang melibatkan beberapa komponen, termasuk pendidik, materi, metode, dan evaluasi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Efi yulyana 2213053075 -
EFI Yulyana (2213053075)
Dari jurnal yang berjudul PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH dapat di analisis Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul.
Pendidik Moral di Sekolah : guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Dengan demikian, pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya.
Materi Pendidikan Moral Pada intinya materi pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
metode pendidikan moral, yang dipayungi dalam lima kategori besar metode pendidikan moral yaitu penanaman (inkulkasi) nilai-nilai dan moralitas, modeling nilainilai dan moralitas, fasilitasi nilai-nilai dan moralitas, kecakapan untuk mengembangkan nilai dan melek moral, pelaksanaan program pendidikan nilai di sekolah.
Evaluasi Pendidikan Moral bertujuan untuk mewujud perilaku yang diharapkan dapat tercapai, subjek didik harus sudah memiliki kemampuan berpikir/bernalar dalam permasalahan nilai/moral sampai dapat membuat keputusan secara mandiri dalam menentukan tindakan apa yang harus dilakukan.
Dengan memperhatikan komponenkomponen tersebut, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Ufara Alfadila 2213053114 -
Nama : Ufara Alfadila
NPM : 2213053114

Judul artikel jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Oleh : Rukiyati

1. Pendidik moral di sekolah
Pendidik atau guru, pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun, dan komite sekolah adalah aktor dalam sekolah yang berperan membangun moral siswa. Guru berperan dalam mewujudkan peserta didik agar menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat yang demokratis serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak yang mulia dalam diri peserta didik.

2. Materi pendidikan moral
a. Pendidikan moral pada diri sendiri seperti menjaga kebersihan, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu.
b. Pendidikan moral pada sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli.
c. Pendidikan moral pada hubungan manusia dengan alam semesta mencakup nilai-nilai keseimbangan alam seperti menjaga kelestarian alam, tidak merusak alam, hemat, dan mendaur ulang barang bekas
d. Pendidikan moral pada hubungan manusia dengan sang Khalik, melalui pengajaran pendidikan agama.

3. Metode Pendidikan Moral
a. Inkulkasi nilai
Di awali dengan mengidentifikasi secara jelas nilai-nilai apa yang diharapkan akan tertanam dalam diri subjek didik kemudian dilaksanakan melalui cara membaca buku-buku sastra, non-fiksi, dan bercerita.
b.Metode keteladanan
Keteladanan diberikan oleh prang tua dan guru karena anak lebih mudah meniru perilaku dari pada harus mengingat dan mengamalkan kata-kata yang diucapkan oleh karena itu orang tua dan guru harus menjadi teladan yang baik.
c. Metode klarifikasi nilai
Pendekatan klarifikasi nilai memberikan kebebasan untuk anak menentukan nilai-nilainya sesuai pilihannya sendiri. Di Indonesia, banyak para pendidik yang mengkritik dan menolaknya karena ada hal negatif dari pilihan anak sehingga khawatir jika dibiarkan hal negatif tersebut akan terbawa sampai dewasa.
d. Metode fasilitasi nilai
Sekolah memberikan fasilitas untuk merealisasikan Pendidikan nilai dan moral melalui fasilitas seperti fasilitas beribadah berupa mesjid dan mushola, fasilitas membuat kompos dari sampah sekolah, fasilitas berupa ruang diskusi, perpustakaan dengan buku-buku cerita yang memuat nilai-nilai moral, dan sebagainya.
e. Metode keterampilan nilai moral
Keterampilan moral diwujudkan melalui pembiasaan. Dalam sekolah seperti adanya kantin kejujuran, agar siswa terbiasa melatih keterampilan sikap jujurnya.

4. Evaluasi Pendidikan Moral
Evaluasi pendidikan moral adalah perilaku. Namun perilaku moral sangat sulit untuk dievaluasi. Perilaku moral hanya mungkin dievaluasi secara akurat dengan melakukan observasi (pengamatan) dalam jangka waktu yang relatif lama dan secara terus-menerus.

Evaluasi moral dapat menggunakan skala sikap yang dikembangkan oleh Likert. Evaluasi ini mencakup minat, motivasi, apresiasi, kesadaran akan harga diri dan nilai. Skala Likert banyak digunakan, sebab relatif lebih mudah pengembangannya dan memiliki reliabilitas yang tinggi, serta telah diadaptasi dengan sukses untuk mengukur berbagai karakteristik afektif.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Florentic Helau 2213053023 -
Nama : Florentic Helau
NPM : 2213053023

Tiga fungsi utama pendidikan, yaitu menumbuhkan kreativitas subjek-didik, menumbuhkembangkan nilai-nilai insani dan Ilahi pada subjek didik dan satuan sosial masyarakat, dan meningkatkan kemampuan kerja produktif pada subjek didik. Dengan kata lain, fungsi sekolah terkait dengan upaya menumbuhkan nilai-nilai akademik, nilai-nilai sosial dan nilai-nilai religius. Sekolah merupakan lingkungan mikrosistem. Sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu.
Pendidikan moral mencakup ajaran dan pengalaman belajar untuk menjadi orang bermoral dalam kaitan dengan diri sendiri, moral terhadap sesama manusia dan alam semesta serta moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif.
Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan komponen-komponen tersebut, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Christin ananta putri 2213053061 -
Nama : Christin Ananta Putri
NPM : 2213053061

Pendidikan moral di sekolah harus mendapat perhatian serius untuk membangun generasi berkualitas bagi negara.

Meskipun peran utama pendidikan moral anak terletak di tangan orang tua, namun guru di sekolah juga memegang peranan penting dalam pendidikan moral yang dibutuhkan siswa.

Keluarga, sekolah dan masyarakat mempunyai tanggung jawab bersama untuk mendidik generasi muda yang berakhlak mulia dan cerdas sehingga melahirkan generasi muda yang unggul.
Itulah tujuan utama pendidikan yang dikemukakan oleh Aristoteles.Pendidikan moral di sekolah perlu dirancang secara komprehensif mencakup banyak aspek, khususnya: pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Khalidah Aurora 2213053200 -
Nama : Khalidah Aurora
NPM 2213053200

Pendidik utama di sekolah adalah guru, tidak terbatas pada guru semata. Di sekolah, ada pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun, dan komite sekolah berperan untuk membangun moral siswa agar menjadi orang yang baik. Guru berfungsi untuk membentuk pemberdayaan diri dan sosial, membentuk kritis, dialog, dan agensi kemanusiaan. Pendidikan moral bertujuan untuk mengembangkan individu yang bermoral dalam arti sendiri, menghormati orang lain, dan menghargai ajaran Buddha. Ini berfokus pada mendorong nilai-nilai moral seperti kolaborasi, penghormatan, dan rasa hormat. Pendidikan moral adalah hal yang sangat penting di Indonesia, di mana pendidikan ini merupakan batu penjuru dari kode moral negara. Ajaran moral sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat, dan diajarkan di sekolah dan lingkungan masyarakat. Ajaran moral dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia siswa, sifat lingkungan, dan penggunaan teknologi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang akan diajarkan dalam program pendidikan moral. Pendidikan moral di sekolah harus dilakukan oleh guru dan berbagai komponen untuk mencapai pendidikan moral yang komprehensif, memastikan hasil yang optimal dan mendorong pertumbuhan moral di antara siswa
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Rifki Zibral Mahardika 2213053224 -
Nama : Rifki Zibral Mahardika
NPM : 2213053224

Sekolah berfungsi sebagai mikrosistem di mana individu berinteraksi dengan orang tua, guru, teman sebaya, dan lainnya. Pentingnya sekolah yang berkualitas menjadi suatu keharusan agar pengaruhnya terhadap anak menjadi positif. Tujuan utama pendidikan adalah memacu kreativitas siswa, memupuk nilai-nilai manusiawi dan spiritual, serta meningkatkan keterampilan produktif siswa. Oleh karena itu, sekolah dapat mempromosikan nilai-nilai akademik, sosial, dan religius.

Sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadap perkembangan siswa. Sekolah yang baik adalah yang memprioritaskan pendidikan moral dan nilai-nilai, bukan hanya fokus pada pembelajaran ilmu pengetahuan. Selain guru, seluruh komunitas sekolah, seperti staf administrasi, petugas kebersihan, tukang kebun, dan masyarakat sekolah, berperan dalam membentuk moral siswa. Guru tetap menjadi figur sentral dalam menginspirasi moral yang baik pada siswa. Komponen kunci dalam pendidikan moral meliputi materi, metode pengajaran, dan evaluasi. Dengan memperhatikan keempat komponen ini, guru dapat merancang pendidikan moral secara holistik.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Ladaina Fahrun Nada 2213053044 -
Nama : Ladaina Fahrun Nada
NPM : 2213053044

Dalam jurnal yang berjudul "Pendidikan Moral di Sekolah"
Dapat diketahui bahwa walaupun peran utama untuk mendidik moral berada ditangan orang tua, namun guru juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang semestinya. Maka dari itu pendidikan moral bagi anak menjadi tanggungjawab keluarga, sekolah, dan Masyarakat untuk mendidik anak-anak menjadi lebih bermoral sekaligus pintar intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul Saat disekolah
Sekolah memiliki pengaruh yang kuat, karena sekolah yang baik adalah sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan nilai moral. maka dari itu, diperlukan perencanaan pendidikan nilai moral yang melibatkan beberapa komponen seperti pendidikan, materi, metode, dan evaluasinya. Pendidik didalam sekolah tidak hanya guru yang terlibat tetapi ada pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun dan komite sekolah yang juga berperan dalam membangun moral peserta didik. Materi pendidikan moral Pada intinya materi pendidikan
moral mencakup ajaran dan pengalaman
belajar untuk menjadi orang bermoral
dalam kaitan dengan diri sendiri, moral
terhadap sesama manusia dan alam
semesta serta moral terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
Metode pendidikan moral yaitu penanaman nilai-nilai dan moralitas dengan inklukasi nilai, metode keteladanan, metode klarifikasi nilai, metode fasilitas nilai, dan metode keterampilan nilai moral. Evaluasi nilai moral, suatu Pendidikan nilai moral perlu dievaluasi apakah peserta didik sudah mencapai tujuan.
Dengan menggunakan komponen-komponen tersebut guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara komprehensif sehingga hasil yang dicapai optimal.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by MAE LISA INDRIYANI 2253053014 -
Nama : Mae Lisa Indriyani
NPM : 2253053014

Judul Artikel Jurnal: Pendidikan moral di sekolah
Penulis oleh: Rukiyati

Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Keluarga, sekolah, masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Pendidikan moral di sekolah harus dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek yaitu pendidik materi metode dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal.

Sekolah merupakan lingkungan mikrosistem. Karena mempunyai pengaruh yang kuat dan dapat dilihat secara langsung dalam direset subjek pendidik. Sekolah yang baik adalah sekolah yang lebih peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu. Pendidik berfungsi untuk mewujudkan peserta didik agar menjadi warga negara yang thief dalam masyarakat yang demokratis sesuai dengan tujuan dari undang-undang nomor 2 tahun 2003 tentang sistem didikan nasional guru bertugas untuk meningkatkan keimanan ketakwaan serta akhlak yang mulia dalam diri peserta didik.

Metode pendidikan moral yaitu inkulkasi atau penanaman nilai metode ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran moral di sekolah maupun di dalam keluarga dengan berbagai cara. Program pendidikan moral dengan cara inkulkasi dimulai dengan mengidentifikasi cara penilaian apa yang diharapkan akan tertanam dalam diri setiap peserta didik, seperti membaca buku sastra dan non fiksi dapat menjadi salah satu cara ampuh untuk menanamkan nilai-nilai dan moralitas dalam diri peserta didik.

Metode keteladanan merupakan bentuk mengasah kepekaan moral yang digunakan oleh masyarakat religius tradisional dan digunakan pula oleh masyarakat modern sekarang ini orang tua dan guru merupakan sosok yang harus memberikan kepadanya baik kepada peserta didik.
1. Metode klasifikasi nilai seberapa jauh suatu moral terima oleh anak sangat ditentukan oleh anak itu sendiri pendekatan klasifikasi nilai adalah satu contoh untuk memberikan kebebasan untuk anak menentukan lain-lainnya indonesia setinggi klasifikasi nilai telah diperkenalkan sejak tahun 1980 dan banyak para pendidik yang mengkritik dan menolaknya misalnya anak dibiarkan tidak mendirikan shalat sebelum anak sadar akan pentingnya sholat jika dibiarkan maka dikhawatirkan anak tidak akan makan salat sampai iya dewasa.
2. Metode fasilitasi nilai di mana pendidikan pihak sekolah memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan siswa agar dapat merealisasikan nilai-nilai moral dalam jaringan baik secara individu maupun kelompok.
3. Metode keterampilan nilai dan moral diwujudkan dimulai dari dengan pembiasaan kantin kejujuran misalnya jika pembiasan itu ditingkatkan secara lama-kelamaan maka peserta didik dapat merancang dirinya berbagai tindakan moral yang akan diwujudkan sebagai suatu komitmen diri.
4. Evaluasi pendidikan moral untuk mengetahui ke tercapai yang tujuan tujuan pendidikan meliputi tiga kawasan yaitu penalaran perasaan dan perilaku.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Nadia Ayu Nurjanah 2213053119 -
Judul Jurnal : Pendidikan Moral di Sekolah
Nama Jurnal : Jurnal Humanika
Vol dan No : (-) dan (1)
Halaman : 1 - 11
Tahun Terbit : Maret 2017
Penulis : Rukiyati

ANALISIS :
Dari jurnal tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan moral di lingkungan sekolah perlu dilaksanakan secara kolaboratif oleh seluruh anggota komunitas pendidikan, terutama guru. Hal ini bertujuan untuk mencapai pendidikan moral yang menyeluruh. Selain itu, elemen-elemen lain yang tak kalah penting dalam pendidikan moral di sekolah mencakup isi materi yang disampaikan, berbagai metode pengajaran yang digunakan, serta evaluasi yang mendalam untuk mengukur efektivitas pendidikan moral tersebut. Dengan mempertimbangkan elemen-elemen tersebut, lembaga pendidikan dengan peran sentral guru dapat merancang pendidikan moral secara lebih menyeluruh, sehingga tujuan optimalnya adalah perkembangan nilai-nilai moral dalam diri peserta didik, yang pada gilirannya akan menghasilkan generasi muda yang bermutu.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Anggun Putri Pradani 2213053172 -
Nama : Anggun Putri Pradani
NPM : 2213053172

Sekolah merupakan lingkungan mikrosistem. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidik utama di sekolah adalah guru. Oleh karena itu guru adalah ujung tombak untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Pendidikan moral yang dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah diterima dan diteladani oleh para peserta didiknya. Maka dari itu, pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Eva Nesa Lia 2253053052 -
Nama : Eva Nesa Lia
NPM : 2253053052

Jurnal yang berjudul "Pendidikan Moral di Sekolah" tersebut membahas tentang pentingnya pendidikan moral di sekolah dan peran guru dalam merancang pendidikan moral yang komprehensif untuk mengembangkan nilai-nilai moral dalam diri siswa. Jurnal tersebut menekankan bahwa sekolah, guru, keluarga, dan masyarakat secara bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik generasi muda agar memiliki moral yang baik dan cerdas secara intelektual sehingga mereka dapat menjadi manusia yang unggul.

Jurnal ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu pendahuluan, metode penelitian, serta hasil dan pembahasan. Bagian pendahuluan memberikan gambaran umum mengenai pentingnya pendidikan moral di sekolah dan peran sekolah sebagai sistem mikro dalam membentuk nilai-nilai moral siswa. Bagian metode penelitian menjelaskan bahwa artikel ini merupakan gabungan antara teori dan penelitian lapangan, dan bagian hasil dan pembahasan membahas tiga komponen pendidikan moral di sekolah: pendidik, materi, dan metode.

Jurnal ini berpendapat bahwa guru adalah aktor utama dalam merancang pendidikan moral di sekolah dan mereka harus memiliki moral yang baik agar dapat secara efektif mengajarkan nilai-nilai moral kepada murid-murid mereka. Jurnal ini juga membahas pentingnya materi yang digunakan dalam pendidikan moral, termasuk nilai dan moral yang diajarkan kepada siswa, dan metode yang digunakan untuk mengajarkan pendidikan moral, seperti mendongeng dan membaca buku.

Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan analisis yang komprehensif mengenai pentingnya pendidikan moral di sekolah dan peran guru dalam merancang pendidikan moral yang komprehensif untuk mengembangkan nilai-nilai moral dalam diri siswa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Aziyatun Adinda Fitria 2213053239 -
Analisis Jurnal 1
Nama : Aziyatun Adinda Fitria
NPM. : 2213053239

Sekolah yang baik merupakan sekolah yang peduli dan fokus pada pendidikan moral atau pendidikan nilai di samping kegiatan pengajaran ilmu. Menurut Henry Giroux (1988: xxxiv) sekolah berfungsi sebagai ruang publik yang demokratis. Sekolah sebagai tempat demokratis yang didedikasikan untuk membentuk pemberdayaan diri dan sosial. Dalam arti ini, sekolah adalah tempat publik bagi peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk hidup dalam demokrasi yang sesungguhnya. guru merupakan teladan bagi para anak didiknya untuk mewujudkan moral yang baik dalam diri peserta didik, maka guru terlebih dahulu harus bermoral baik pula. Memberikan buku-buku yang bermutu, buku cerita dan artikel untuk dibaca para siswa adalah cara yang mudah dan penting untuk membangun nilai moral dalam diri siswa, disamping juga akan meningkatkan tujuan pembelajaran secara akademik. Keterampilan moral dalam diri peserta didik dapat diwujudkan dimulai dengan pembiasaan. Lama kelamaan pembiasaan itu ditingkatkan dengan cara peserta didik merancang sendiri berbagai tindakan moral yang akan diwujudkan sebagai suatu komitmen diri, action planmereka sendiri sebagai wujud realisasi diri menjadi orang yang baik dan memperoleh hidup yang bermakna.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Putu Nia Rahmawati 2213053283 -
Nama : Putu Nia Rahmawati
Npm : 2213053283

Analisis Jurnal 1
Artikel ini membahas pentingnya pendidikan moral di sekolah dalam membangun generasi berkualitas bagi negara. Meskipun peran utama dalam mendidik moral anak-anak ada pada orang tua, guru juga memiliki peran yang signifikan dalam membentuk nilai-nilai moral siswa. Artikel ini menekankan perlunya pendidikan moral komprehensif di sekolah, yang meliputi pendidik, materi, metode, dan evaluasi. Artikel ini juga menyoroti peran guru sebagai pendidik moral dan pentingnya nilai-nilai moral mereka sendiri. Selain itu, artikel ini membahas berbagai aspek pendidikan moral, termasuk moralitas diri, moralitas terhadap orang lain dan lingkungan, dan moralitas terhadap Tuhan. Artikel ini menyimpulkan dengan membahas berbagai metode pendidikan moral dan tantangan yang dihadapi di era kemajuan teknologi saat ini.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Andini Puspitasari 2213053099 -
Nama : Andini Puspitasari
NPM : 2213053099

Penting bagi guru dan semua anggota sekolah untuk memprioritaskan pendidikan moral di sekolah guna mencapai pendidikan moral yang menyeluruh. Salah satu aspek yang tak kalah penting dalam pendidikan moral di sekolah lainnya adalah variasi dan kaya akan materi yang disampaikan.Cara dan evaluasi yang menyeluruh dengan mempertimbangkan elemen-elemen ini, lembaga pendidikan dengan guru sebagai tokoh utama dapat mengembangkan program pendidikan moral yang lebih menyeluruh sehingga mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam mencapainya secara maksimal, tujuan utamanya adalah menggalakkan perkembangan nilai-nilai moral pada individu peserta didik sehingga mereka dapat menjadi generasi muda yang unggul.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Nadila Febilia Afrisa 2213053076 -
Nama : Nadila Febilia Afrisa
NPM : 2213053076

Dalam jurnal tersebut peran keluarga merupakan lingkungan pertama bagi setiap individu di mana ia berinteraksi. Karena anak untuk pertama kalinya mengenal pendidikan di lingkungan keluarga, sebelum mengenal masyarakat yang lebih luas. Orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam mendidik anak-anaknya, Baik buruknya anak anak di masa yang akan datang banyak ditentukan oleh pendidikan dan bimbingan orang tuanya. Peranan Moral sangat penting bagi anak-anak, masyarakat, bangsa dan ummat. Kalau moral rusak, ketenteraman dan kehormatan bangsa itu akan hilang. Oleh karena itu, untuk memelihara kelangsungan hidup sebagai bangsa yang terhormat, maka perlu sekali memperhatikan pendidikan moral, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Kemudian, Banyak sekali faktor penyebab terjadinya kenakalan pada anak-anak yang dapat menyeret mereka pada dekadensi moral. Menurut Zakiyah Darajat (1971: 45-46), di antara faktor-faktor kemerosotan moral tersebut, yang terpenting adalah:
1. Kurang tertanamnya nilai-nilai keimanan pada anak-anak.
2. Lingkungan masyarakat yang kurang sehat.
3. Pendidikan moral tidak terlaksana menurut mestinya, baik di rumah tangga, sekolah maupun masyarakat.
4. Suasana rumah tangga yang kurang baik.
5. Diperkenalkannya secara populer obat-obat terlarang dan alat-alat anti hamil.
6. Banyaknya tulisan-tulisan, gambar-gambar, siaran-siaran, keseniankesenian yang tidak mengindahkan dasar-dasar dan tuntunan moral.
7. Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang (leisure time) dengan
8. Tidak ada atau kurangnya markas-markas bimbingan dan penyuluhan bagi
9. Pengaruh westernisasi, yaitu berupa yahudinisasi dan kristenisasi.

Bersamaan dengan itu, sebagai upaya untuk mengatasi kenalakan remaja, anak-anak juga dibimbing mengenai nilai-nilai moral, seperti cara bertutur kata yang baik, berpakaian yang baik, bergaul dengan baik, dan lain-lainnya. Kepada anak-anak juga ditanamkan sifat-sifat yang baik, seperti nilainilai kejujuran, keadilan, hidup serderhana, sabar dan lain-lainnya. Selain itu, agar anak-anak memiliki nilai-nilai moral yang baik, juga di dalam keluarga, khususnya antara ibu dan bapak harus menjaga harmonisasi hubungan antara keduanya dan harus menjadi suri tauladan bagi anak-anaknya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Putri Wulandari Dwi Yovan -
Nama : Putri Wulandari Dwi Yovan
NPM : 2213053198
Judul Jurnal : PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH

Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untuk membangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidik moral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untuk mewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baik sekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Pendidikan moral di sekolah harus dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek, yaitu: pendidik, materi, metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal.

1. Pendidik moral di sekolah
Pendidik atau guru, pegawai tata usaha, pramu kantor, tukang kebun, dan komite sekolah adalah aktor dalam sekolah yang berperan membangun moral siswa. Guru berperan dalam mewujudkan peserta didik agar menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat yang demokratis serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak yang mulia dalam diri peserta didik.
2. Materi pendidikan moral
a. Pendidikan moral pada diri sendiri seperti menjaga kebersihan, kerajinan dalam belajar/bekerja, keuletan, disiplin waktu.
b. Pendidikan moral pada sesama manusia mencakup nilai-nilai moral sosial seperti kerjasama, toleransi, respek, berlaku adil, jujur, rendah hati, tanggung jawab, dan peduli.
c. Pendidikan moral pada hubungan manusia dengan alam semesta mencakup nilai-nilai keseimbangan alam seperti menjaga kelestarian alam, tidak merusak alam, hemat, dan mendaur ulang barang bekas
d. Pendidikan moral pada hubungan manusia dengan sang Khalik, melalui pengajaran pendidikan agama.
3. Metode Pendidikan Moral
a. Inkulkasi nilai
b.Metode keteladanan
c. Metode klarifikasi nilai
d. Metode fasilitasi nilai
e. Metode keterampilan nilai moral

Dari uraian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pendidikan moral di sekolah penting dilakukan oleh guru dan segenap komponen warga sekolah agar tercapai pendidikan moral yang komprehensif. Komponen-komponen pendidikan moral di sekolah yang lain yang tidak kalah penting adalah cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan memperhatikan komponen-komponen tersebut, sekolah dengan guru sebagai peran utama dapat merancang pendidikan moral secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal, yaitu berkembangnya nilai-nilai moral dalam diri peserta didik sehingga mereka menjadi generasi muda yang berkualitas.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Putri Alya -
Nama : Putri Alya
Npm : 2213053240

Artikel tersebut membahas tentang pentingnya penerapan pendidikan moral di sekolah untuk membangun generasi yang berkualitas. Hal ini menekankan pentingnya peran guru dalam mendidik akhlak anak dan menyarankan agar pendidikan akhlak hendaknya mencakup nilai-nilai terhadap diri sendiri, orang lain, alam semesta, dan Tuhan. Berbagai metode seperti penanaman nilai, keteladanan, fasilitasi, dan program pendidikan nilai dapat digunakan dalam pendidikan moral.
Evaluasi pendidikan moral meliputi penalaran moral, karakteristik afektif, dan perilaku moral. Metode evaluasi melibatkan respon yang melibatkan perasaan dan pengukuran menggunakan skala sikap. Tulisan ini juga menyoroti pentingnya pendidikan moral secara komprehensif, yang melibatkan keterlibatan guru dan seluruh komponen sekolah, serta cakupan materi, variasi metode, dan evaluasi menyeluruh. Pendidikan moral dapat dievaluasi dengan menilai karakteristik afektif dan perilaku moral peserta didik. Karakteristik afektif dapat dievaluasi dengan mengukur intensitas dan adanya pengaruh positif atau negatif dengan menggunakan skala seperti skala Likert, yang banyak digunakan karena kemudahan pengembangannya dan keandalan yang tinggi.
Mengevaluasi perilaku moral lebih menantang dan memerlukan pengamatan terus menerus dalam jangka waktu yang relatif lama untuk menarik kesimpulan tentang kualitas moral individu yang diamati, seperti kejujuran, keadilan, komitmen, etos kerja, dan tanggung jawab. Selain itu, dalam teori pendidikan Islam, penekanannya adalah pada evaluasi sikap dan perilaku untuk memahami penguasaan nilai dan perilaku daripada aspek kognitif.
Evaluasi pendidikan moral secara komprehensif ini meliputi penilaian penalaran moral, perasaan moral, dan perilaku moral untuk menjamin tercapainya tujuan pendidikan moral.
Oleh karena itu, evaluasi pendidikan moral melibatkan penilaian karakteristik afektif melalui pengukuran tidak langsung dan pengamatan terus menerus terhadap perilaku moral untuk menjamin berkembangnya nilai-nilai moral secara menyeluruh pada siswa.