Posts made by Vraditha Aulia Putri 2213053090

Nama : Vraditha Aulia Putri
NPM : 2213053090

Nama jurnal : JIPSINDO
Nomor : 2
Volume : 6
Tahun : 2019
Halaman : 131-145
Judul jurnal : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASARBERDASARKAN
TEORI KOHLBERG
Penulis : Enung Hasanah

Artikel ini bertujuan untuk mengukur tingkat
perkembangan moral siswa SD yang berusia antara 11-12 tahun,
berdasarkan tahapan perkembangan teori Kohlberg. Teori Kohlberg adalah perkembangan moral yang dipelajari dari berbagai perspektif psikologis, termasuk teori belajar, psikoanalisis, dan lain-lain. Teori Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari studi perkembangan moral, seperti pertanyaan tentang definisi konstruk yang adil secara budaya. Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal dan terdiri dari cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget.

Teori perkembangan moral Kolberg terdiri dari tiga tingkatan: pra-konvensional, individualisme, dan Pertukaran. pengembangan moral pra-Konvensional melibatkan pemahaman dan menghormati nilai-nilai diri sendiri, mempromosikan individualisme dan rasa hormat diri, mendorong hubungan interpersonal, memajukan tanggung jawab sosial, promosi harmoni sosial, dan merangkul prinsip-prinsip universal.

Artikel ini berfokus pada siswa berusia 11-12 tahun di sekolah dasar. Menurut teori Kohlberg, anak-anak usia 10-13 tahun lebih dekat dengan nilai-nilai konvensional, terlepas dari kejahatan mereka di bidang ini. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa usia 11-12 memiliki pola perkembangan moral, seperti keinginan untuk belajar tetapi tidak melakukannya karena kurangnya pengetahuan hukum. Studi ini juga menemukan bahwa 90% dari siswa yang berusia 11-13 tahun memiliki pengembangan moral, dengan beberapa anak lebih cenderung ke arah nilai konvensi. Namun, 10% dari siswa memiliki pola pembangunan moral yang lebih dipengaruhi oleh lingkungan mereka.
Nama : Vraditha Aulia Putri
NPM : 2213053090

Identitas Jurnal
Nama jurnal : Cakrawala Pendidikan
Volume :-
Nomor : 2
Halaman : 209 - 221
Tahun Terbit : 2009
Judul : PENDIDIKAN NILAI MORAL
DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
Nama penulis : Sudiati
Kata Kunci: moral value education, global perspective

Dalam artikel ini membahas Pendidikan nilai moral yang terjadi di empat negara, yaitu Indonesia, Malaysia, India, dan Cina. Empat negara itu dapat mewakili karakteristik bangsa dengan latar belakang ideologi. Indonesia merupakan negara Pancasila yang mayoritas Islam, India merupakan negara federal yang mempertahankan nilai-nilai agama sebagi nilai universal. Malaysia merupakan representasi negara yang memiliki bangsa mayoritas Islam sebagaimana negara Indonesia, sedangkan Cina merupakan perwakilan negara sosialis komunis. Pendidikan nilai di Indonesia disadari atau tidak masih belum banyak menyentuh pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam perspektif global.Pendidikan di China menempatkan penekanan yang kuat pada nilai-nilai moral, menjadikannya bagian integral dari sistem pendidikan. Pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk memajukan pendidikan moral dengan mengintegrasikannya ke dalam kurikulum sekolah, mempromosikannya dalam berbagai aspek kehidupan, dan menerapkannya di berbagai lembaga pendidikan. Teori psikologis dan sosiologis yang mempengaruhi perkembangan nilai-nilai moral melihatnya sebagai internalisasi norma-norma dan nilai eksternal. Pendekatan ini membantu anak-anak memahami dan menghormati nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat mereka.

Pertimbangan moral adalah penilaian mengenai benar dan baik sebuah tindakan. Struktur pertimbangan moral ditetapkan berdasarkan apa yang didapatkan seseorang sebagai sesuatu yang berharga pada setiap isu-isu moral dan bagaimana ia mampu memilih dan menetapkan nilai-nilai dengan disertai alasan mengapa seseorang memilih dan menetapkan bahwa sesuatu itu berharga. Struktur pertimbangan moral harus dibedakan dengan isi pertimbangan moral. Perkembangan moral tawaran Kohlberg menyempurnakan teori Piaget dengan enam tingkat pertimbangan moral yang relatif tidak bergantung pada umur. Perbedaan kematangan moral harus dilihat dari laki-laki dan kematangan moral harus dilihat dari perspektif gender tampak bias gender.

Tujuan pendidikan nilai moral adalah untuk membantu orang menjadi lebih akrab dengan empat gambaran kepribadian, yaitu perkembangan dan kesadaran akan identitas mereka sendiri. Ada banyak model pendidikan afektif (nilai) yang dapat dipilih, dan pilihan yang paling tepat harus sesuai dengan tujuan guru dan kebutuhan siswa. Inculcating, modelling, facilitating, dan skill development adalah bagian dari pendekatan komprehensif pendidikan nilai. Untuk indoktrinasi, moral reasoning, meramalkan hasil, klarifikasi, dan internalisasi, serta metode dogmatis, deduktif, induktif, dan reflektif, ada banyak pilihan. Pendidik harus memberikan contoh moral yang baik dan konsisten untuk mempengaruhi karakter siswa mereka.
Nama : Vraditha Aulia Putri
NPM : 2213053090

Identitas Jurnal
Nama jurnal : Jurnal Dinamika Pendidikan
Judul : pentingnya pendidikan nilai di era globalisasi
Nomor : 2
Halaman : 63-75
Tahun Terbit : 2008
Nama penulis : Hidayati

Jurnal ini membahas tentang makna dan peran nilai dalam konteks pendidikan, dampak globalisasi pada nilai dan moral, serta faktor-faktor yang berkontribusi pada kegagalan pendidikan nilai. Dalam jurnal ini menegaskan bahwa ada dua jenis nilai: nilai ideal, yang merupakan cita-cita setiap individu, dan nilai aktual, yang tercermin dalam perilaku sehari-hari. Pendidikan nilai dinyatakan sebagai bagian integral dari pendidikan yang melibatkan pembentukan sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. Pendidikan tidak hanya berfokus pada menghasilkan individu cerdas dan terampil, tetapi juga pada pembentukan karakter yang berbudi pekerti luhur.

Selain itu, membahas dampak globalisasi, yang digambarkan sebagai proses gagasan yang menyebar dan akhirnya menjadi panduan bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia. Dikemukakan bahwa globalisasi memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk politik, ekonomi, dan budaya, serta bisa memiliki pengaruh negatif pada nilai-nilai dan moral.

Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan pendidikan nilai juga disoroti. Ini meliputi pendidikan formal yang terlalu formalistik, jumlah materi pelajaran yang banyak, dan metode penyampaian pengetahuan yang terlalu transfer dari buku paket. Proses pembelajaran juga terkait dengan ketidakpartisipasian fisik dan mental peserta didik.

Dalam jurnal ini menunjukkan beberapa sarana yang dapat mendukung pendidikan nilai, seperti lagu, cerita, nasehat, suasana doa, pertunjukan, dan media audio visual, termasuk radio, televisi, komputer, dan internet. Tedapat tiga landasan yang penting untuk pendidikan nilai, yaitu nasionalisme, norma, agama, dan nilai budaya bangsa. Ini diperlukan untuk membentuk kesadaran dan wawasan yang kuat terkait nilai-nilai dalam masyarakat.

Dapat disimpulkan bahwa Dampak dari globalisasi mencakup perubahan dalam norma-norma sosial masyarakat menuju tingkat individualisme yang lebih tinggi dan penurunan dalam ketatnya nilai-nilai moral. Pendekatan pendidikan nilai yang selama ini bersifat memaksa dalam hal pemahaman kognitif sering kali tidak berhasil mencapai kedalaman perasaan dan nilai-nilai yang otentik. Oleh karena itu, peran guru sangatlah penting dalam mendampingi serta mendorong anak-anak untuk menjalani kehidupan mereka dengan menggunakan hati dan akal sehat. Melalui pendekatan yang bertanggung jawab, anak-anak dapat diajarkan untuk memanfaatkan pengetahuan dan nilai-nilai mereka dengan bijaksana sehingga mereka dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dalam kehidupan mereka. Untuk melindungi anak-anak dari dampak buruk globalisasi, mereka perlu diberdayakan dengan pemahaman yang tepat, moralitas yang kuat, serta semangat nasionalisme yang tinggi yang menghormati nilai-nilai luhur bangsa.
Nama : Vraditha Aulia Putri
NPM : 2213053090

Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha
Vol : 9
No : 3
Halaman : 710 - 724 (14 Halaman)
Tahun Terbit : 2021
Judul Jurnal : PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL DALAM SISTEM KURIKULUM PENDIDIKAN DI ACEH
Nama Penulis : Iwan Fajri, Rahmat, Dadang Sundawa, Mohd Zailani Mohd Yusoff
Alamat surel : iwanfajri@upi.edu, 2
rahmat@upi.edu, 3
dadangsundawa@upi.edu, 4
myzailani@uum.edu.my

Berdasarkan analisis jurnal yang sudah saya baca dimulai dari judul yang tertera sudah, memuat kata-kata kunci. Ditulis menggunakan huruf kapital bercetak tebal. Ditulis dengan bahasa indonesia yang baik tanpa ada singkatan dalam penulisan. Dalam judul jurnal yang baik terdiri dari 12-15 kata, sedangkan dalam judul jurnal tersebut hanya terdiri dari 10 kata.


Penulisan nama penulis sudah sesuai karena dalam penulisan tersebut nama ditulis tanpa gelar, sudah disertai nama fakultas, perguruan tinggi dan alamat surel dari masing-masing penulis.

Dalam abstrak penjelasan yang diberikan sudah sesuai dengan pembahasan yaitu mengenai penyelenggaraan pembelajaran Islam di provinsi Aceh yang mengacu pada Qanun nomor 9 tahun 2015 pergantian atas Qanun Aceh nomor 11 tahun 2014 tentang penyelenggaraan pembelajaran. Yang di mana pelaksanaan pendidikan sekolah di Aceh ini secara keseluruhan sudah islami dengan penerapan kurikulum islami sebagaimana diatur dalam qanun dan juga sesuai dengan pendidikan nasional.

Dalam jurnal ini penulis memberikan gambaran umum mengenai pendidikan di Aceh secara spesifik mengenai pendidikan nilai dan moral berdasarkan kurikulum yang ada di Aceh. Pemerintah Aceh mengembangkan sistem pendidikan yang sesuai dengan karakteristik-karakteristik adat istiadat masyarakat Aceh serta otonomi khusus yang berlaku di Aceh dan sistem pendidikan yang diamanahkan berupa sistem pendidikan Islam seperti yang tertuang dalam Qanun.

Dalam artikel ini penulis menjelaskan tentang 18 nilai yang perlu diintegrasikan guru dalam pembelajaran yaitu nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, per kerja keras, kreatif kemandirian demokratis, ingin tahu, nasionalis, patriotik menghargai prestasi , ramah dan komunikatif cinta damai gemar membaca, sadar lingkungan, peduli sosial dan bertanggung jawab serta Menjelaskan penanaman nilai-nilai kepada siswa di sekolah melalui berbagai cara.

Serta dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan pendidikan islami di provinsi Aceh mengacu pada Qanun nomor 9 tahun 2015 dan berubah atas Qanun Aceh nomor 11 tahun 2014 tentang penyelenggaraan pendidikan. Pelaksanaan pendidikan di sekolah Aceh secara keseluruhan sudah islami dan pendidikan nilai dan moral di satuan pendidikan di Aceh diselenggarakan selain sesuai dengan pendidikan nasional juga mengacu pada penerapan melalui kurikulum Islam yang berpedoman sesuai dengan Qanun pendidikan di Aceh
Nama : Vraditha Aulia Putri
NPM : 2213053090

Dalam berita tersebut dijelaskan bahwa perlu adanya kepedulian yang serius terhadap nilai-nilai moral dalam pendidikan dan perlindungan anak di lingkungan sekolah. Di antara kasus yang disebutkan adalah perkelahian, perundungan dan penganiayaan yang mengakibatkan kematian siswa di lingkungan sekolah.

Seperti dalam berita tersebut terdapat suatu insiden kematian seorang siswa kelas 2 SD setelah terlibat dalam pertengkaran dengan rekan sekelasnya, menggambarkan kelemahan dalam pemantauan dan perlindungan anak-anak di lingkungan sekolah. Terutama ketika pertengkaran verbal berubah menjadi tindakan fisik tanpa adanya pengawasan guru atau pihak sekolah.

Kasus lain, seperti duel antar 2  siswa kelas 5 SD selama acara senam Hari Guru, juga menunjukkan pentingnya peningkatan pengawasan di sekolah, terutama dalam situasi yang melibatkan banyak guru.

Selain permasalahan pengawasan di sekolah,adanya tindakan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan jual beli senjata tajam di kalangan anak-anak menunjukkan bahwa masalah moral dan keamanan anak-anak di sekolah adalah perhatian serius bagi pihak berwenang.

Berita ini juga menggarisbawahi pentingnya peran orang tua dalam membimbing dan mendidik anak-anak mereka tentang nilai moral serta menekankan pentingnya pendidikan moral dan perlindungan anak-anak di lingkungan sekolah, serta peran orang tua dan pihak berwenang dalam mewujudkannya. Pesan-pesan negatif atau informasi yang tidak pantas di media sosial harus dipantau dan dibimbing oleh orang tua agar anak-anak memahami dampak dan konsekuensi dari tindakan mereka.