1. Decision theory adalah suatu metode yang digunakan untuk membantu seseorang memilih dari berbagai pilihan yang tersedia dengan cara yang tepat dan efektif. Beberapa point penting dari Decision theory adalah sebagai berikut:
Tujuan pembuat keputusan: Seorang pembuat keputusan perlu memiliki tujuan yang jelas dan terukur sehingga dapat membuat keputusan yang sesuai dengan tujuan tersebut.
Alternatif keputusan: Pembuat keputusan harus mampu mengidentifikasi alternatif keputusan yang relevan dan menyeluruh sehingga dapat membuat keputusan yang terbaik.
Konsekuensi dari setiap alternatif: Setiap alternatif keputusan harus dianalisis untuk mengetahui konsekuensi dari setiap pilihan yang diambil.
Keputusan yang optimal: Keputusan yang diambil haruslah yang optimal, yaitu keputusan yang memberikan nilai terbaik yang mungkin bagi pembuat keputusan.
Analisis risiko: Analisis risiko dilakukan untuk mengetahui potensi kegagalan atau risiko dari setiap alternatif keputusan sehingga dapat diantisipasi dan dihindari.
Perhitungan biaya dan manfaat: Pembuat keputusan harus mampu menghitung biaya dan manfaat dari setiap alternatif keputusan untuk memudahkan dalam membuat keputusan.
Model Pengambilan Keputusan
Model Aktor Rasional adalah model teoretis dalam ilmu sosial yang mendasarkan pengambilan keputusan pada pemikiran rasional individu. Menurut teori ini, setiap individu (baik itu orang, lembaga atau negara) dianggap sebagai aktor dengan kepentingannya masing-masing. Saat membuat keputusan, aktor mempertimbangkan semua informasi yang tersedia dan mencoba memilih tindakan yang akan memberikan keuntungan terbesar atau hasil yang diinginkan, meminimalkan kemungkinan risiko dan kerugian. Dalam konteks politik, model ini berfokus pada negara sebagai aktor rasional yang memilih kebijakan dan inisiatif untuk mencapai tujuan nasional yang diinginkan. Model ini digunakan untuk menganalisis aktivitas politik dan proses pengambilan keputusan di negara-negara.
Model rasionalitas terikat (Bounded Rational Model) adalah model teoretis dalam ilmu sosial yang menurutnya individu tidak sepenuhnya rasional ketika membuat keputusan karena keterbatasan informasi, waktu, dan sumber daya. Dalam model ini, pengambilan keputusan terkendala oleh informasi yang terbatas dan pemahaman yang tidak lengkap tentang situasi yang dihadapi, sehingga keputusan yang diambil terkadang tidak optimal atau memuaskan. Dalam konteks kebijakan publik, model ini menyatakan bahwa langkah-langkah yang diterapkan terkadang tidak mencapai solusi optimal karena keterbatasan informasi dan sumber daya pembuat kebijakan. Bounded Rational Model dikembangkan oleh Herbert Simon sebagai alternatif dari model keputusan yang sepenuhnya rasional. Model ini dapat memberikan pemahaman yang lebih realistis tentang pengambilan keputusan dalam situasi dunia nyata.
The Bureucratic Politics Model
model teoritis ilmu politik yang menganggap bahwa keputusan dalam proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh pengaruh dan peran aparatur birokrasi atau pemerintah. Dalam model ini, birokrasi dipandang sebagai aktor dengan kepentingan dan tujuannya sendiri serta pengaruh besar terhadap keputusan politik. Birokrasi bekerja tidak hanya sebagai pelaksana politik, tetapi juga sebagai pengambil keputusan yang mempengaruhi jalannya politik. Dalam model politik birokrasi, pengambilan keputusan dipandang sebagai hasil pengaruh dan interaksi antara berbagai kelompok atau faksi yang bersaing memperebutkan kekuasaan dalam birokrasi. Model ini juga menyatakan bahwa keputusan birokrasi lebih didasarkan pada kepentingan kelembagaan daripada kepentingan masyarakat atau orang yang dilayaninya. Model ini dapat memberikan pemahaman yang lebih akurat tentang peran dan pengaruh birokrasi dalam pembuatan kebijakan.
2. Aktor
Institusi yang terlibat dalam proses teori pengambilan keputusan dapat bervariasi tergantung pada konteksnya. Namun, dalam konteks kebijakan publik, lembaga terkait dapat mencakup negara atau pemerintah, anggota parlemen, pegawai negeri atau pejabat pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, organisasi internasional, dan peneliti. Masing-masing lembaga tersebut memiliki peran dan kepentingan yang berbeda dalam proses pengambilan keputusan dan dapat mempengaruhi hasil dari keputusan yang diambil. Namun pada dasarnya, teori keputusan mengasumsikan bahwa setiap aktor dalam proses pengambilan keputusan (termasuk institusi) memiliki kepentingan dan tujuan masing-masing, sehingga pengambilan keputusan seringkali merupakan hasil interaksi atau persaingan antara aktor-aktor yang berbeda tersebut.