Silahkan link videonya anda kumpulkan disini.
Forum Analisis Jurnal
NPM : 2311011023
Filsafat ilmu sebagai dasar ilmu pengetahuan harus mampu mengembangkan Pancasila sebagai dasar-dasar ilmu pengetahuan yang sesungguhnya mempunyai nilai-nilai luhur untuk mengatasi persoalan kehidupan
manusia dengan menggunakan aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Pancasila dan filsafat juga memiliki ilmu pengetahuan (knowledge). Hubungan-hubungan keilmuan nampak terlihat di dalam nilai-nilai Pancasila.
Filsafat Ilmu dan Relevansinya dengan Nilai-Nilai Pancasila
Filsafat ilmu sebagai sumber pengetahuan ternyata memiliki keterkaitan dengan Pancasila.
Secara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai ideologis yang berderajat.
Pancasila mampu dijadikan pangkal sudut
pandang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Sebagai pandangan dunia atau filsafat, Pancasilamerupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel.
Filsafat ilmu sebagai dasar sebuah ilmu pengetahuan (science of knowledge) dapat mengembangkan Pancasila dengan
tiga cara, yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi.
1. secara ontologi, Pancasila pada hakekatnya adalah sebuah sistem nilai atau prinsip yang mendasari bentuk negara Indonesia. Di dalamnya terkandung makna-makna
kebijaksanaan reflektif yang menyiratkan idealisasi pada hal yang
dianggap baik, benar, indah dan bermanfaat bagi manusia.
2. Secara epistemologis,
Kebenaran yang dikandung Pancasila adalah kebenaran konsensus.
Pancasila yang mengandung
kebenaran konsensus adalah sistem terbuka yang dapat ditafsir
dalam pelbagai arti, dinilai kelemahan dan kelebihannya dan dikontekstualisasikan dengan semangat perubahan.
3. Secara aksiologi, Pancasila sebagai pandangan hidup mempunyai nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam sila-
silanya.
Pengetahuan mengenai Pancasila sebagai dasar filsafat danasas kerohanian (ideologi) negara Republik Indonesia, adalah bertingkat-tingkat.
Pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua macam.
1. Pengetahuan biasa, pengetahuan yang dicapai dengan akal sehat oleh orang pada umumnya atau disebut common sense.
2. Pengetahuan ilmiah, pengetahuan yang diperoleh dengan cara ilmu pengetahuan atau analisis.
Melemahnya pemahaman dan penghayatan masyarakat dapat diatasi dengan melakukan revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila. Dalam kerangka ini, nilai-nilai Pancasila yang memiliki ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan dapat dikaji melalui filsafat ilmu.
Npm : 2311011035
FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA: RELEVANSINYA DALAM MENGATASI PERSOALAN KEBANGSAAN
Pancasila mempunyai pengertian secara umum sebagai pandangan dunia , pandangan hidup, pegangan hidup, petunjuk hidup. Dalam hal ini, Pancasila diperuntukkan sebagai petunjuk hidup yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, Pancasila diperuntukkan sebagai petunjuk arah semua kegiatan dan aktivitas hidup dan kehidupan di segala bidang : politik, pendidikan, agama, budaya, sosial dan ekonomi. Ini berarti semua tingkah laku dan tindak tanduk perbuatan manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila Pancasila.
Untuk menyelesaikan problem Pancasila agar tidak dijadikan alat kepentingan politik, dan tidak menyebabkan manusia-manusia Indonesia menjadi apatis, masyarakat Indonesia harus dapat menempatkan ideologi Pancasila sebagai sebuah sistem ilmu pengetahuan sehingga upaya untuk mengikis anggapan negatif atas ideologi Pancasila menjadi lebih memungkinkan. Namun demikian, masyarakat Indonesia itu juga harus mampu menempatkan daya kritis dari cipta karsa pikir manusia terhadap nilai-nilai Pancasila.
Untuk mengatasi persoalan kebangsaan dalam upaya pengembangan Pancasila diperlukan beberapa faktor.
•Pertama, harus ada proses penyadaran terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang memiliki banyak makna bagi kehidupan umat manusia.
•Kedua, memperbaiki mental pejabat negara agar tidak selalu melakukan korupsi yaitu dengan selalu menanamkan nilai- nilai Pancasila.
•Ketiga, menanamkan nilai-nilai Pancasila ke dalam hati nurani.
Oleh karena itu, dibutuhkan rasa atau kemauan untuk mengaplikasikan pengetahuan nilai-nilai Pancasila. Sebab hanya dengan kemauan, kemampuan tersebut dapat berguna bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Kebutuhan kebangsaan saat ini dan mendatang untuk menyelesaikan masalah- masalah bidang sosial, politik, ekonomi, dan budaya adalah dengan memberikan pemahaman secara komprehensif dan filosofis mengenai nilai-nilai Pancasila dalam pemenuhan eksplanasinya di kalangan elit politik, pejabat negara dan birokrat.
NPM : 2311011061
Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila : Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan.
Penelitian ini menekankan keterkaitan Filsafat Ilmu dengan Pengembangan Pancasila.
Filsafat Ilmu dengan dasar-dasar dan metode ilmiahnya susah sepatutnya mampu menyelesaikan persoalan kebangsaan yang sekarang dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
Filsafat ilmu merupakan satu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu. Filsafat ilmu sebagai sumber pengetahuan memiliki keterkaitan dengan Pancasila. Ketika berbicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut diperhatikan : pertama, filsafat sebagai metode dan kedua, filsafat sebagai suatu pandangan (Hadi,1994:19).
nilai-nilai Pancasila yang memiliki ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan dapat dikaji melalui filsafat ilmu.
Pertama, secara ontologi, Pancasila mempunyai ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti mengembangkan sikap saling menghormati dan menyayangi sesama manusia
Kedua, epistemologi, Pancasila mempunyai sumber pengetahuan dan wawasan kebangsaan.
Ketiga, secara aksiologi, nilai-nilai Pancasila memiliki sumbangan berarti bagi kehidupan umat manusia, nilai-nilai luhur untuk saling membantu dan memberikan rasa keadilan sosial harus diejawantahkan dalam setiap aspek kehidupan manusia.
Oleh karena itu, pengembangan Pancasila dapat dilakukan dengan filsafat ilmu.
NPM : 2311011037
Kelas : MNJ A (Ganjil)
- Secara ontologi, Pancasila pada hakekatnya adalah sebuah sistem nilai atau prinsip yang mendasari bentuk negara Indonesia.
- Secara epistemologis, Pancasila pada mulanya adalah harmonisasi dari paham Barat modern sekuler, paham kebangsaan, Islam dan pelbagai jenis pengetahuan lainnya yang melalui proses perdebatan panjang hingga mencapai titik temu.
- Secara aksiologi, Pancasila sebagai pandangan hidup mempunyai nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam sila-silanya, yakni nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan kerakyatan serta keadilan sosial. Nilai-nilai luhur tersebut sudah seharusnya mampu diserap oleh masyarakat Indonesia.
Npm:2351011033
Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat. Akan tetapi, pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri sendiri.
Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa sebelum abad ke-17 ilmu identik dengan filsafat. Pendapat tersebut sejalan dengan pemikiran Van Peursen (1985) yang mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut. Koento Wibisono menyatakan bahwa filsafat itu sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dapat dipahami bahwa para filsuf Yunani Kuno ternyata telah merintis tentang pengertian apa itu filsafat ilmu dan bagaimana ilmu pengetahuan itu harus diletakkan? Ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai masyarakat, sebagai proses dan sebagai produk, di mana kaidah-kaidah ilmu pengetahuan itu dikatakan oleh Robert Merton adalah universalisme, komunalisme, disinterestedness dan skeptisisme yang terarah (Wibisono, 2009:2).
Sementara itu, perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan ke arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi. Oleh karena itu, tepatlah apa yang dikemukakan oleh Van Peursen (1985), bahwa ilmu pengetahuan dapat dilihat sebagai suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat asas (konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-tidaknya dapat ditentukan.
Ilmu pengetahuan adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau perorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan.
Francis Bacon (1561-1626) mengembangkan semboyan
Knowledge is Power yang mensinyalir bahwa peranan ilmu pengetahuan terhadap kehidupan manusia, baik individual maupun sosial menjadi sangat menentukan. Karena itu, implikasi yang timbul adalah bahwa ilmu yang satu sangat erat hubungannya dengan ilmu yang lain, serta semakin kaburnya garis batas antara ilmu dasar-murni atau teoritis dengan ilmu terapan atau praktis.
Untuk mengatasi gap antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lain dibutuhkan satu bidang ilmu yang dapat menjembatani serta mewadahi perbedaan yang muncul. Filsafat mampu mengatasi hal tersebut. Ini senada dengan pendapat Immanuel Kant yang menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang mampu
NPM : 2311011075
Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris maupun rasiona
Filsafat ilmu sebagai dasar ilmu pengetahuan harus mampu mengembangkan Pancasila sebagai dasar-dasar ilmu pengetahuan yang sesungguhnya mempunyai nilai-nilai luhur untuk mengatasi persoalan kehidupan manusia dengan menggunakan aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi
perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan ke arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi
Ilmu pengetahuan adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang gejala sistematis mengenai-gejala kealaman, kemasyarakatan atau individu untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan
Oleh karena itu, implikasi yang timbul adalah bahwa ilmu yang satu sangat erat dengan ilmu yang lain, serta semakin kaburnya garis batas antara ilmu dasar-murni atau teoritis dengan ilmu terapan atau praktis
Untuk mengatasi kesenjangan antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lain diperlukan satu bidang ilmu yang dapat menjembatani serta mewadahi perbedaan yang muncul
Pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerus pengembangan filsafat pengetahuan
Selain itu, filsafat sebagai pandangan hidup hampir sama juga dengan Pancasila yang merupakan way of life
Oleh karena itu, Pancasila dan filsafat juga memiliki ilmu pengetahuan
NPM : 2311011073
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kehadiran filsafat dalam pendidikan tinggi bahkan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Hal ini terlihat dalam pengajaran filsafat di semua bidang profesi pada tingkat sarjana, pascasarjana, dan doktoral.
Filsafat juga dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan nasional secara ilmiah sehingga menyebabkan melemahnya kesadaran masyarakat terhadap nilai Pancasila. Memudarnya pemahaman dan penghayatan masyarakat dapat diatasi dengan menghidupkan dan memperbarui nilai-nilai Pancasila. Dalam kerangka tersebut Pancasila menghargai ilmu pengetahuan dan hakikat ilmu yang dapat dipelajari melalui filsafat ilmu.
Pertama, pada tataran ontologis, Pancasila mempunyai ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti mengembangkan sikap saling menghargai dan mencintai sesama, dimana Tuhan berperan sebagai pembimbing bagi umat manusia.
Kedua, dari segi epistemologi, Pancasila mempunyai sumber ilmu, yaitu ilmu pengetahuan nasional yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, dalam sudut pandang aksiomatik, nilai-nilai Pancasila memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kehidupan manusia. Nilai-nilai luhur kepedulian dan memunculkan rasa keadilan sosial harus diungkapkan dalam seluruh aspek kehidupan manusia.
Oleh karena itu, pengembangan Pancasila dapat dicapai melalui filsafat keilmuan. Dalam konteks ini, seorang ilmuwan dan ulama mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting sebagai mediator agar nilai-nilai Pancasila dapat dipahami. Berkat kebebasan mengajar dan kebebasan akademik untuk dikembangkan secara bertanggung jawab, maka kajian filsafat terkait pengembangan Pancasila menjadi sangat relevan dan mendesak untuk “diungkapkan” oleh dunia pendidikan tinggi saat ini”.
NPM : 2011011015
FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA: RELEVANSINYA DALAM MENGATASI PERSOALAN KEBANGSAAN
Melemahnya pemahaman dan penghayatan masyarakat dapat diatasi dengan melakukan revitalisasi dan reaktualisasi nilainilai Pancasila. Dalam kerangka ini, nilai-nilai Pancasila yang memiliki ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan dapat dikaji melalui filsafat ilmu.
Oleh karena itu, pengembangan Pancasila dapat dilakukan dengan filsafat ilmu. Dalam konteks ini, seorang ilmuwan dan akademisi memiliki peran dan fungsi yang sangat signifikan sebagai mediator untuk memberikan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila. Melalui kebebasan mimbar dan kebebasan akademik yang dikembangkan secara bertanggung jawab, telaah filsafati mengenai pengembangan Pancasila itu sangat relevan dan urgen untuk “disuarakan” oleh dunia perguruan tinggi.
NPM : 2311011121
Manajemen A-Ganjil
FILSAFAT ILMU
DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA:
RELEVANSINYA DALAM MENGATASI
PERSOALAN KEBANGSAAN
filsafat ilmu adalah hal yang menarik karena di dalam nilai-nilai
Pancasila secara genuine sudah terkandung juga filsafat ilmu.
Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris maupun rasional. Filsafat ilmu merupakan bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi keilmuan yang dikerjakan filsafat terhadap seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan
dua hal : di satu sisi, membangun teori-teori tentang manusia dan
alam semesta serta menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di sisi lain, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi
keyakinan dan tindakan (Gie, 2007:59).
Pengetahuan ilmiah itu dibangun dengan tujuan untuk
memecahkan problem-problem ilmiah. Menurut Bahm, ilmu itu
sendiri adalah suatu nama bagi usaha manusia untuk mampu
memahami sifat dasar berbagai hal dengan jalan merumuskan
hipotesis-hipotesis atau teori-teori tentang sifat-sifat dasar dan
mengujinya secara pengamatan atau percobaan untuk mengetahui
apakah masih berlaku atau tidak. Oleh karena itu, untuk dapat
memecahkan masalah ilmiah diperlukan sikap-sikap yang ilmiah
juga.
Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana
filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat.
Akan tetapi, pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di
abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri
sendiri.
Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa sebelum
abad ke-17 ilmu identik dengan filsafat. Pendapat tersebut sejalan
dengan pemikiran Van Peursen (1985) yang mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi
tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut. Koento
Wibisono menyatakan bahwa filsafat itu sendiri telah mengantarkan
adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon
ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur.
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap
persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut
landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari
kehidupan umat manusia. Filsafat ilmu merupakan satu bidang
pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya
bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara
filsafat dan ilmu.
Filsafat ilmu sebagai sumber pengetahuan ternyata
memiliki keterkaitan dengan Pancasila. Pancasila sebagai
pandangan hidup (way of life) ternyata juga menyimpan banyak
pengetahuan-pengetahuan yang sudah selayaknya dikembangkan
oleh disiplin filsafat ilmu yang secara ilmiah mempunyai nilai-nilai
muatan positif dalam membentuk watak dan karakter bangsa
Indonesia.
Secara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai
ideologis yang berderajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai
luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis.
Agar ia dapat menjadi ideologi bangsa dan negara Indonesia yang
lestari tetapi juga dinamis berkembang, nilai luhur dan nilai
dasarnya harus dapat bersifat tetap, sementara nilai instrumentalnya
harus semakin dapat direformasi dengan perkembangan tuntutan
zaman.
Di samping itu, Pancasila mampu dijadikan pangkal sudut
pandang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (science of
knowledge) yang dalam karya-karya berikutnya ditunjukkan segi-
segi ontologik, epistemologi, dan aksiologinya sebagai raison d’etre
bagi Pancasila sebagai suatu faham atau aliran filsafati (Wibisono,
1995:126).
Re: Forum Analisis Jurnal
Link video YouTube :
https://youtu.be/cWQ8_2jnDuw?si=WX93ABI32q553h_r
NPm : 2311011127
Jurnal yang berjudul "Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan" bertujuan untuk membahas relevansi Pancasila dalam mengatasi persoalan kebangsaan melalui pendekatan filsafat ilmu. Pancasila sebagai cara hidup Indonesia melalui filsafat ilmu yang memiliki tiga dimensi yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Pancasila memiliki relevansi yang sangat penting dalam mengatasi persoalan kebangsaan. Pancasila dapat dijadikan sebagai landasan dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang adil dan makmur. Pancasila juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengatasi berbagai persoalan kebangsaan seperti konflik sosial, ketidakadilan, dan ketidakmerataan. Pancasila memiliki relevansi yang sangat penting dalam mengatasi persoalan kebangsaan. Pancasila dapat dijadikan sebagai landasan dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang adil dan makmur. Pancasila juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengatasi berbagai persoalan kebangsaan seperti konflik sosial, ketidakadilan, dan ketidakmerataan. Oleh karena itu, Pancasila harus terus dikembangkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun bangsa yang lebih baik.
Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat.
NPM : 2311011089
S1 Manajemen A (Ganjil)
Anailisis Jurnal
Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila : Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan
Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat. Akan tetapi, pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri sendiri.
Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris maupun rasional. Filsafat ilmu merupakan bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi keilmuan yang dikerjakan filsafat terhadap seluruh pengalaman manusia.
Filsafat ilmu sebagai sumber pengetahuan ternyata memiliki keterkaitan dengan Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup ternyata juga menyimpan banyak pengetahuan-pengetahuan yang sudah selayaknya dikembangkan oleh disiplin filsafat ilmu yang secara ilmiah mempunyai nilai-nilai muatan positif dalam membentuk watak dan karakter bangsa Indonesia. Pancasila sebagai sebuah pandangan hidup sudah tentu memiliki nilai-nilai filsafat yang terkandung di dalamnya, dan bahkan Pancasila telah memiliki ilmu pengetahuan. Secara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai ideologis yang berderajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis. Pancasila sejak semula dijadikan pandangan hidup bangsa Indonesia, sekaligus prinsip-prinsip dasar negara. Dengan demikian, isi pemikiran Pancasila sangat berhubungan dengan nilai-nilai yang mendasari urusan kemasyarakatan. Ketika Pancasila dinyatakan sebagai pandangan hidup, berarti Pancasila itu sendiri memiliki ilmu pengetahuan yang sesungguhnya sangat bermanfaat bagi bangsa Indonesia sebagai petunjuk di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, sudah seharusnya filsafat ilmu dengan dasar-dasar dan metode ilmiahnya mampu menyelesaikan persoalan kebangsaan yang sekarang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Salah satunya adalah lunturnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup di dalam masyarakat. persoalan mengenai lunturnya pemahaman bangsa Indonesia mengenai Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life) menjadi tugas dari disiplin filsafat ilmu untuk mengkaji secara ilmiah dengan mengedepankan sikap akademis dan intelektual yang tinggi, sehingga dapat diperoleh pemecahan masalah secara komprehensif.
Maka, kehadiran filsafat di Perguruan Tinggi, bahkan dalam kehidupan manusia, amatlah penting. Hal itu tampak nyata dengan diajarkannya filsafat ilmu di semua bidang disiplin pada jenjang S1, S2 dan S3. Filsafat ilmu juga dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan kebangsaan secara ilmiah yang bermuara pada melemahnya pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila. Melemahnya pemahaman dan penghayatan masyarakat dapat diatasi dengan melakukan revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila.
Link Video :
https://youtu.be/RtIXB7bemjA?si=HBvSILaxoHl0hf7z
NPM : 2311011015
Pancasila dianggap sebagai landasan pandangan dan pedoman yang harus diterapkan dalam semua aspek kehidupan, termasuk politik, pendidikan, agama, budaya, sosial, dan ekonomi. Untuk mengatasi tantangan dalam memahami dan menerapkan Pancasila, masyarakat perlu menjadikannya dasar ilmu pengetahuan dan tetap memiliki kritisitas dalam menilainya. Dalam menangani isu-isu kebangsaan, kesadaran nilai-nilai Pancasila, perbaikan mental pejabat negara, dan internalisasi nilai-nilai Pancasila menjadi faktor penting. Masyarakat perlu kemauan untuk menerapkan pengetahuan ini, terutama di kalangan elit politik, pejabat negara, dan birokrat, untuk mengatasi masalah dalam berbagai aspek kehidupan.
NPM: 2311011129
Pancasila sebagai filsafat ilmu yaitu dasar-dasar dan metode ilmiah yang mampu menyelesaikan persolan kebangsaan yang sekarang dihadapi oleh bangsa Indonesia.Salah satunya adalah karena lunturnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bermasyarakat.
Sejarah filsafat ilmu itu berasal dari zaman Yunani kuno.
Filsafat abad ke-17 di dunia Barat umumnya dianggap sebagai awal dari filsafat modern dan keberangkatan dari pendekatan abad pertengahan, terutama Skolastisisme.
Filsafat awal abad ke-17 sering disebut Zaman Alasan atau Zaman Rasionalisme dan dianggap menggantikan era filsafat Renaisans dan mendahului Zaman Pencerahan.
Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang membahas tentang sifat, metode, dan tujuan ilmu pengetahuan. Filsafat ini memiliki relevansi dengan Pancasila, prinsip dasar negara Indonesia,Filsafat ilmu dapat membantu mengembangkan pemimpin yang mampu menggunakan pengetahuan dan metode ilmiah secara bijaksana dalam pengambilan keputusan yang adil.
Salah satu problem kebangsaan dari pengamalan nilai-nilai Pancasila yaitu praktek korupsi,tindakan penyalahgunaan kekuasaan atau posisi untuk memperoleh keuntungan pribadi, dan hal ini bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Korupsi menciptakan ketidaksetaraan sosial dan ekonomi, yang bertentangan dengan prinsip keadilan sosial.
Dengan demikian, korupsi adalah pelanggaran terhadap nilai-nilai Pancasila, yang menghendaki keadilan, persatuan, dan kesejahteraan rakyat. Upaya untuk memerangi korupsi sejalan dengan semangat nilai-nilai Pancasila.
NPM : 2051011021
Filsafat ilmu dan Pancasila adalah dua konsep penting yang memiliki relevansi dalam mengatasi persoalan kebangsaan di Indonesia. Berikut adalah penjelasan tentang kaitan antara keduanya dan bagaimana mereka dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kebangsaan :
1.Filsafat Ilmu: Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang mempertanyakan hakikat pengetahuan dan metode ilmiah. Dalam konteks kebangsaan, pemahaman yang benar tentang ilmu dan pengetahuan sangat penting. Dengan memiliki landasan filsafat ilmu yang kuat, bangsa Indonesia dapat menghasilkan pengetahuan yang berkualitas dan memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi.
Relevansi: Filsafat ilmu membantu masyarakat dan pemerintah untuk memahami pentingnya metode ilmiah, penelitian, dan pendidikan yang berkualitas. Ini mendukung pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kebijakan berbasis bukti untuk mengatasi persoalan kebangsaan seperti kemiskinan, kesehatan, dan lingkungan.
2.Pancasila: Pancasila adalah ideologi dasar Indonesia yang mengandung prinsip-prinsip seperti persatuan, keadilan sosial, dan demokrasi. Pancasila menciptakan kerangka kerja untuk menjalankan negara dan mempromosikan kesejahteraan rakyat.
Relevansi: Pancasila adalah fondasi yang kuat untuk mengatasi persoalan kebangsaan. Misalnya, prinsip persatuan Indonesia menekankan pentingnya menjaga keberagaman budaya dan agama dalam kehidupan masyarakat. Prinsip keadilan sosial mengarah pada upaya mengurangi kesenjangan sosial, mengatasi kemiskinan, dan memastikan hak asasi manusia.
Dalam konteks kebangsaan, Pancasila dan filsafat ilmu dapat bersinergi. Pancasila memberikan arah nilai-nilai yang harus diterapkan dalam upaya mengatasi masalah kebangsaan, sementara filsafat ilmu membantu memastikan bahwa proses penyelesaian masalah didasarkan pada metode ilmiah yang benar dan pengetahuan yang tepat.
Selain itu, Pancasila juga mempromosikan demokrasi sebagai cara pengambilan keputusan, yang mencakup partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, menjalankan pemerintah yang transparan, dan menghormati hak asasi manusia. Ini juga relevan dalam mengatasi konflik dan masalah kebangsaan, karena memberikan mekanisme yang lebih inklusif dan adil dalam penyelesaian perbedaan.
Dalam mengatasi berbagai masalah kebangsaan, penting untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Pancasila, sambil menjunjung tinggi metode ilmiah dan filsafat ilmu. Dengan cara ini, Indonesia dapat menghadapi berbagai tantangan dengan lebih efektif dan berkelanjutan.
NPM : 2311011051
FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA: RELEVANSINYA DALAM MENGATASI PERSOALAN KEBANGSAAN.
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia. Filsafat ilmu merupakan satu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu. Filsafat ilmu sebagai sumber pengetahuan ternyata memiliki keterkaitan dengan Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life) ternyata juga menyimpan banyak pengetahuan-pengetahuan yang sudah selayaknya dikembangkan oleh disiplin filsafat ilmu yang secara ilmiah mempunyai nilai-nilai muatan positif dalam membentuk watak dan karakter bangsa Indonesia.
Di sisi lain, ketika berbicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut diperhatikan : pertama, filsafat sebagai metode dan kedua, filsafat sebagai suatu pandangan (Hadi,1994:19). Oleh karena itu, di sini filsafat sebagai sebuah ilmu pengetahuan akan dijadikan sebagai pandangan hidup. Terkait dengan Pancasila, Pancasila sebagai sebuah pandangan hidup sudah tentu memiliki nilai-nilai filsafat yang terkandung di dalamnya, dan bahkan Pancasila telah memiliki ilmu pengetahuan.Secara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai ideologis yang berderajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis. Agar ia dapat menjadi ideologi bangsa dan negara Indonesia yang lestari tetapi juga dinamis berkembang, nilai luhur dan nilai dasarnya harus dapat bersifat tetap, sementara nilai instrumentalnya harus semakin dapat direformasi dengan perkembangan tuntutan zaman.
Pancasila mempunyai pengertian secara umum sebagai pandangan dunia (way of life), pandangan hidup (weltanschauung), pegangan hidup (weldbeschauung), petunjuk hidup (wereld en levens beschouwing). Dalam hal ini, Pancasila diperuntukkan sebagai petunjuk hidup yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari (Kaelan, 1993:67). Dengan kata lain, Pancasila diperuntukkan sebagai petunjuk arah semua kegiatan dan aktivitas hidup dan kehidupan di segala bidang : politik, pendidikan, agama, budaya, sosial dan ekonomi. Pancasila mengandung prinsip-prinsip mulia. Kehendak untuk menegakkan negara Indonesia pastilah didasari oleh niat dan pedoman yang baik. Gagasan-gagasan yang terkandung di dalamnya merangkum kebijaksanaan bangsa Indonesia atas konteks budaya dan agama yang berabad lamanya disimpan sebagai norma etis. Unsur-unsur kebaikan tercantum dan menjadi pedoman masyarakat Indonesia. Pancasila adalah etika dan moral bangsa Indonesia dalam arti merupakan inti bersama dari pelbagai moral yang secara nyata terdapat di Indonesia. Bangsa Indonesia mempunyai berbagai moral yang berasal dari agama-agama, kepercayaan, dan adat istiadat. Masing-masing moral itu mempunyai coraknya sendiri, berbeda satu sama lain dan hanya berlaku bagi kelompok yang bersangkutan.
NPM : 2311011017
ANALISIS JURNAL PERTEMUAN 9
Filsafat ilmu merupakan bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi keilmuan yang dikerjakan filsafat terhadap seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua hal : di satu sisi, membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta serta menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di sisi lain, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan dan tindakan.
Filsafat Ilmu dan Relevansinya dengan Nilai-nilai Pancasila.
Robert Ackermann mendefinisikan filsafat ilmu sebagai evaluasi kritis terhadap pandangan ilmiah saat ini dengan membandingkannya dengan pandangan masa lalu yang telah terbukti atau dengan kerangka konsep yang berkembang dari pandangan tersebut. Filsafat ilmu bukanlah entitas terpisah dari praktik ilmiah. Selain itu, terdapat keterkaitan antara filsafat ilmu dan Pancasila, di mana Pancasila, sebagai pandangan hidup, juga mengandung pengetahuan yang dapat dikembangkan dalam kerangka filsafat ilmu dengan nilai-nilai positif yang membentuk karakter bangsa Indonesia. Sebagai landasan intelektual, Pancasila memengaruhi cara berpikir bangsa dalam konteks ilmu pengetahuan dan filosofi yang dapat mencakup berbagai aspek budaya dan agama.
Pengembangan Nilai-Nilai Pancasila
Pancasila disebut juga weltanschauung atau pandanganhidup. Hal itu menunjukkan bahwa Pancasila merupakan gagasan vital bangsa, sistem nilai dasar yang derivasinya terbangun ke dalam sistem moral dan sistem hukum negara bangsa, negara kesatuan RI modern. Sebagai pandangan hidup, Pancasila mengandung sistem normatif preskreptif bagi kehidupan manusia Pancasila mengandung prinsip-prinsip mulia. Kehendak untuk menegakkan negara Indonesia pastilah didasari oleh niat dan
pedoman yang baik. Gagasan-gagasan yang terkandung di dalamnya merangkum kebijaksanaan bangsa Indonesia atas konteks budaya dan agama yang berabad lamanya disimpan sebagai norma etis. Unsur-unsur kebaikan tercantum dan menjadi pedoman masyarakat Indonesia.
Problem Kebangsaan Dan Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila.
Salah satu permasalahan aktual yang serius adalah penyebaran korupsi oleh pejabat negara dan daerah yang merusak peradaban Indonesia. Korupsi yang menjadi budaya dapat menghambat kemajuan negara dan daya saingnya. Praktek korupsi yang meningkat di Indonesia disebabkan oleh ketidakmampuan pejabat negara dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila. Mereka terlihat apatis dan tidak memperhatikan Pancasila sebagai landasan moral. Pancasila seringkali dijadikan sekadar identitas formal tanpa implementasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila adalah bagian integral dari eksistensi manusia, terlepas dari konteks konkret. Driyarkara mengilustrasikan bahwa Pancasila terkandung dalam hubungan manusia yang bersifat saling ketergantungan ("Aku-Engkau"), bukan dalam perbedaan ("Aku-Engkau"). Oleh karena itu, jika nilai-nilai Pancasila sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari diri manusia, maka masalah-masalah kebangsaan dapat diatasi.
NPM : 2311011049
Kelas : Manajemen A (Ganjil)
Menurut saya dalam jurnal tersebut membahas tentang hubungan antara filsafat ilmu dan Pancasila dalam mengatasi persoalan kebangsaan di Indonesia. Filsafat ilmu adalah analisis dan deskripsi tentang ilmu dari berbagai sudut pandang, seperti logika, metodologi, sosiologi, dan sejarah ilmu. Pancasila, sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, juga memiliki pengetahuan yang dapat dikembangkan oleh filsafat ilmu.
Pancasila memiliki nilai-nilai yang terkait dengan filsafat ilmu. Misalnya, dalam aspek ontologi, Pancasila mengajarkan sikap saling menghormati antar manusia. Dalam aspek epistemologi, Pancasila memiliki sumber pengetahuan dan konsep nasionalisme yang harus digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan sosial Indonesia. Dalam aspek aksiologi, nilai-nilai Pancasila memberikan kontribusi dalam kehidupan masyarakat Indonesia melalui nilai-nilai keadilan sosial dan kemanusiaan.
Pancasila juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja bagi berbagai disiplin ilmu secara interdisipliner. Filsafat ilmu dapat mengembangkan Pancasila melalui tiga cara, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Secara ontologi, Pancasila adalah sistem nilai atau prinsip yang menjadi dasar negara Indonesia. Secara epistemologi, Pancasila memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan reflektif yang mengarah pada hal-hal yang dianggap baik, benar, indah, dan bermanfaat bagi manusia. Secara aksiologi, nilai-nilai Pancasila memberikan panduan dalam mencapai keadilan sosial dan kemanusiaan.
Dalam kesimpulannya, jurnal tersebut menunjukkan bahwa filsafat ilmu dapat digunakan untuk memahami nilai-nilai Pancasila dan mengatasi persoalan kebangsaan di Indonesia.
NPM : 2311011123
Jurnal FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA: RELEVANSINYA DALAM MENGATASI PERSOALAN KEBANGSAAN oleh Syahrul Kirom membahas tentang pentingnya pengkajian Pancasila sebagai cara hidup Indonesia melalui filsafat ilmu dalam mengatasi persoalan kebangsaan saat ini. Dalam jurnal ini, penulis menekankan bahwa Pancasila sebagai ideologi negara harus dijadikan sebagai landasan dalam mengatasi persoalan kebangsaan, terutama dalam menghadapi tantangan globalisasi dan modernisasi yang dapat mengancam keutuhan bangsa. Penulis juga menyoroti pentingnya pengembangan Pancasila sebagai suatu sistem nilai yang dinamis dan relevan dengan perkembangan zaman. Dalam hal ini, Pancasila harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi bagian dari karakter bangsa Indonesia. Dalam kesimpulannya, penulis menegaskan bahwa Pancasila memiliki relevansi yang sangat penting dalam mengatasi persoalan kebangsaan, dan pengembangan Pancasila harus terus dilakukan agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan tetap relevan dengan kebutuhan bangsa.
NPM : 2311011053
Kelas : Manajemen A Ganjil
Dalam Jurnal yang berjudul FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA: RELEVANSINYA DALAM MENGATASI
PERSOALAN KEBANGSAAN, Saya mendapatkan analisis sebagai berikut:
kehadiran filsafat di Perguruan Tinggi, bahkan dalam kehidupan manusia, amatlah penting. Hal itu tampak nyata dengan diajarkannya filsafat ilmu di semua bidang disiplin pada jenjang S1, S2 dan S3. Filsafat ilmu juga dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan
kebangsaan secara ilmiah yang bermuara pada melemahnya pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila.
Melemahnya pemahaman dan penghayatan masyarakat dapat diatasi dengan melakukan revitalisasi dan reaktualisasi nilai nilai Pancasila. nilai-nilai Pancasila yang memiliki ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan dapat dikaji melalui filsafat ilmu. Pertama, secara ontologi, Pancasila mempunyai ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti mengembangkan
sikap saling menghormati dan menyayangi sesama manusia, di mana Tuhan mempunyai peranan dalam memberikan petunjuk pada umat manusia. Kedua, epistemologi, Pancasila mempunyai sumber pengetahuan dan wawasan kebangsaan yang sudah seharusnya dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, secara aksiologi, nilai-nilai Pancasila memiliki sumbangan berarti bagi kehidupan umat manusia, nilai-nilai luhur untuk saling membantu dan memberikan rasa keadilan sosial harus diejawantahkan dalam setiap aspek kehidupan manusia.
Oleh karena itu, pengembangan Pancasila dapat dilakukan dengan filsafat ilmu. Dalam konteks ini, seorang ilmuwan dan akademisi memiliki peran dan fungsi yang sangat signifikan sebagai mediator untuk memberikan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila. Melalui kebebasan mimbar dan kebebasan akademik yang dikembangkan secara bertanggung jawab, telaah filsafati mengenai pengembangan Pancasila itu sangat relevan dan urgen untuk “disuarakan” oleh dunia perguruan tinggi.
NPM : 2051011007
Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris maupun rasional.
Filsafat ilmu merupakan bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi keilmuan yang dikerjakan filsafat terhadap seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua hal di satu sisi, membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta serta menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan di sisi lain, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan dan tindakan.
Pengetahuan ilmiah itu dibangun dengan tujuan untuk memecahkan problem-problem ilmiah. Menurut Bahm, ilmu itu sendiri adalah suatu nama bagi usaha manusia untuk mampu memahami sifat dasar berbagai hal dengan jalan merumuskan hipotesis-hipotesis atau teori-teori tentang sifat-sifat dasar dan mengujinya secara pengamatan atau percobaan untuk mengetahui apakah masih berlaku atau tidak. Oleh karena itu, untuk dapat memecahkan masalah ilmiah diperlukan sikap-sikap yang ilmiah juga.
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, sudah seharusnya filsafat ilmu dengan dasar-dasar dan metode ilmiahnya mampu menyelesaikan persoalan kebangsaan yang sekarang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Salah satunya adalah lunturnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup di dalam masyarakat. Lunturnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia menyebabkan bangsa Indonesia banyak ditimpa masalah-masalah besar, seperti praktek korupsi yang menggurita, dan bencana alam yang berkelanjutan, serta bencana kemanusiaan lainnya. Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat.
NPM : 2311011031
Hasil analisis jurnal yang berjudul "Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila : Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan" yang ditulis oleh Syahrul Kirom Tahun 2011 yakni :
Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat menempatkan objek sasarannya ilmu (pengetahuan), ilmu tentang ilmu (Wibisono, 2009:13). Berkenaan dengan filsafat dalam konteks kearifan hidup personal maupun kolektivitas tertentu, filsafat ilmu (Philosophy of Science) adalah sebuah refleksi kritis secara mendasar atas perkembangan ilmu, khususnya terhadap tendensi filsafat ilmu (Sutrisno, 2006:19), yaitu filsafat sebagai “pandangan hidup” atau weltanschauung. Hal ini berkaitan dengan upaya sekelompok manusia untuk merespon dan menjawab permasalahan pokok kehidupan manusia. Selain itu, filsafat sebagai pandangan hidup hampir sama juga dengan Pancasila yang merupakan way of life. Karena itu, Pancasila dan filsafat juga memiliki ilmu pengetahuan (knowledge).
Secara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai ideologis yang berderajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis. Agar ia dapat menjadi ideologi bangsa dan negara Indonesia yang lestari tetapi juga dinamis berkembang, nilai luhur dan nilai dasarnya harus dapat bersifat tetap, sementara nilai instrumentalnya harus semakin dapat direformasi dengan perkembangan tuntutan zaman. Penguasaan ilmu pengetahuan di Indonesia harus berpedoman pada keilmuan Pancasila. Pancasila berfungsi sebagai sudut pandang.
Melemahnya pemahaman dan penghayatan masyarakat dapat diatasi dengan melakukan revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila.
Dalam kerangka ini, nilai-nilai Pancasila yang memiliki ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan dapat dikaji melalui filsafat ilmu yaitu secara ontologi, epistemologi dan aksiologi. Oleh karena itu, pengembangan Pancasila dapat dilakukan dengan filsafat ilmu misalnya dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan akademik yang dikembangkan secara bertanggung jawab.
NPM:2311011101
Ilmu pengetahuan dan arah pengembangan PNCASILA: perlu untuk mengatasi permasalahan nasional.
Pancasila mempunyai makna umum seperti pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, organisasi kehidupan. Dalam konteks ini, Pancasila dimaksudkan sebagai pedoman yang harus diamalkan setiap hari. Dengan kata lain, Pancasila bertujuan untuk menjadi pedoman bagi seluruh kehidupan dan pekerjaan di segala bidang: politik, pendidikan, agama, budaya, sosial, dan ekonomi. Artinya, segala tingkah laku dan tindakan bangsa Indonesia harus berlandaskan dan merupakan produk dari seluruh sila Pancasila. Untuk mengatasi permasalahan Pancasila agar tidak dijadikan sebagai alat politik untuk menjadikan masyarakat Indonesia acuh tak acuh, maka masyarakat Indonesia harus mampu menerapkan konsep Pancasila sebagai metode ilmiah untuk eksis dalam upaya penghancuran. Ide buruk Pancasila Ide Pancasila lebih mungkin terjadi. Namun masyarakat Indonesia harus mampu memanfaatkan dahsyatnya daya pikir kreatif manusia di luar sila Pancasila. Untuk mengatasi permasalahan nasional dan upaya pembangunan Pancasila, banyak hal yang penting. • Pertama, harus ada sistem untuk mengetahui asas-asas Pancasila yang mempunyai banyak implikasi bagi kehidupan manusia. • Kedua, memperbaiki pola pikir pegawai negeri untuk menghindari korupsi, termasuk selalu menanamkan prinsip Pancasila dalam diri mereka. • Ketiga, menanamkan prinsip-prinsip Pancasila dalam kesadaran. Oleh karena itu diperlukan pengaruh atau kemauan untuk menerapkan ilmu sila Pancasila. Karena hanya hak-hak tersebutlah yang dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dan negaranya. Kebutuhan nasional saat ini dan masa depan untuk menyelesaikan permasalahan di bidang sosial, politik, ekonomi, dan budaya adalah memberikan pemahaman asas Pancasila secara komprehensif dan filosofis dengan memenuhi penafsirannya di kalangan pemimpin politik, presiden, dan pejabat pemerintah.
NPM : 2311011093
FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA: RELEVANSINYA DALAM MENGATASI PERSOALAN KEBANGSAAN
Filsafat ilmu adalah sebuah refleksi kritis secara mendasar atas perkembangan ilmu, khususnya terhadap tendensi filsafat ilmu, yaitu filsafat sebagai “pandangan hidup". Selain itu, filsafat sebagai pandangan hidup juga hampir sama dengan Pancasila yang merupakan way of life. Karena itu, Pancasila dan filsafat memiliki ilmu pengetahuan. Hubungan-hubungan keilmuan nampak terlihat di dalam nilai-nilai Pancasila yang terdiri dari lima sila.
Ketika berbicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut diperhatikan, yaitu filsafat sebagai metode dan filsafat sebagai suatu pandangan. Oleh karena itu, di sini filsafat sebagai sebuah ilmu pengetahuan akan dijadikan sebagai pandangan hidup. Terkait dengan Pancasila, Pancasila sebagai sebuah pandangan hidup sudah tentu memiliki nilai-nilai filsafat yang terkandung di dalamnya. Secara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai ideologis yang berderajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis. Pancasila juga mampu dijadikan pangkal sudut pandang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Sebagai pandangan dunia atau filsafat, Pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel.
Pancasila mengandung prinsip-prinsip mulia. Kehendak untuk menegakkan negara Indonesia pastilah didasari oleh niat dan pedoman yang baik. Gagasan-gagasan yang terkandung di dalamnya merangkum kebijaksanaan bangsa Indonesia atas konteks budaya dan agama yang berabad lamanya disimpan sebagai norma etis. Unsur-unsur kebaikan tercantum dan menjadi pedoman masyarakat Indonesia. Untuk mengembangkan Pancasila, pertama harus ada unsur keyakinan. Setiap ideologi selalu memuat konsep-konsep dasar yang menggambarkan seperangkat keyakinan yang diorientasikan kepada tingkah laku para pendukungnya untuk mencapai suatu tujuan yang dicita-citakan. Yang kedua adalah unsur mitos. Setiap ideologi selalu memitoskan ajaran dari seseorang atau “badan” sebagai kesatuan, yang secara fundamental mengajarkan cara bagaimana hal yang ideal itu pasti dapat dicapai. Yang ketiga adalah loyalitas. Setiap ideologi selalu menuntut adanya loyalitas serta keterlibatann optimal para pendukungnya untuk mendapatkan derajat penerimaan optimal. Filsafat ternyata ilmu yang sangat mendasar bagi setiap pengembangan ilmu. Oleh karena itu sudah seharusnya jika ia dijadikan dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Beberapa tahun terakhir persoalan persatuan kebangsaan terasa mengalami tantangan yang tidak ringan, yang tampak pada munculnya peristiwa-peristiwa kerusuhan yang tak sedikit. Perbedaan aliran keagamaan dapat menyulut perpecahan yang pada akhirnya rasa persatuan semakin hilang. Untuk mengatasi persoalan kebangsaan dalam upaya pengembangan Pancasila diperlukan beberapa faktor. Pertama, harus ada proses penyadaran terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang memiliki banyak makna bagi kehidupan umat manusia. Kedua, memperbaiki mental pejabat negara agar tidak selalu melakukan korupsi yaitu dengan selalu menanamkan nilainilai Pancasila. Ketiga, menanamkan nilai-nilai Pancasila ke dalam hati nurani. Rasa atau kemauan untuk mengaplikasikan pengetahuan nilai-nilai Pancasila sangat dibutuhkan. Sebab hanya dengan kemauan, kemampuan tersebut dapat berguna bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.
Dapat disimpulkan bahwa kehadiran filsafat di dalam kehidupan manusia, amatlah penting.
NPM: 2311011039
FILSAFAT ILMU
DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA:
RELEVANSINYA DALAM MENGATASI
PERSOALAN KEBANGSAAN
Filsafat ilmu sebagai
dasar ilmu pengetahuan harus mampu mengembangkan Pancasila
sebagai dasar-dasar ilmu pengetahuan yang sesungguhnya
mempunyai nilai-nilai luhur untuk mengatasi persoalan kehidupan
manusia dengan menggunakan aspek ontologi, epistemologi dan
aksiologi.
Sejarah Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana
filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat.
Akan tetapi, pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di
abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri
sendiri.
Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa sebelum
abad ke-17 ilmu identik dengan filsafat. Pendapat tersebut sejalan
dengan pemikiran Van Peursen (1985) yang mengemukakan bahwa. dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi
tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut. Koento
Wibisono menyatakan bahwa filsafat itu sendiri telah mengantarkan
adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon
ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur.
Filsafat Ilmu dan Relevansinya dengan Nilai-Nilai Pancasila.
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap
persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut
landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari
kehidupan umat manusia. Filsafat ilmu merupakan satu bidang
pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya
bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara
filsafat dan ilmu.
Pengembangan Nilai- Nilai Pancasila
Pancasila mempunyai pengertian secara umum sebagai pandangan dunia (way of life), pandangan hidup (weltanschauung),
pegangan hidup (weldbeschauung), petunjuk hidup (wereld en
levens beschouwing). Dalam hal ini, Pancasila diperuntukkan
sebagai petunjuk hidup yang harus diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari (Kaelan, 1993:67). Dengan kata lain, Pancasila
diperuntukkan sebagai petunjuk arah semua kegiatan dan aktivitas
hidup dan kehidupan di segala bidang : politik, pendidikan, agama,
budaya, sosial dan ekonomi. Ini berarti semua tingkah laku dan
tindak tanduk perbuatan manusia Indonesia harus dijiwai dan
merupakan pancaran dari semua sila Pancasila.
Problem Kebangsaan dan Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila.
Proses kebangsaan Indonesia sampai hari ini terus
berlangsung dengan pelbagai dinamika dan permasalahannnya. Beberapa tahun terakhir persoalan persatuan kebangsaan terasa
mengalami tantangan yang tidak ringan, yang tampak pada
munculnya peristiwa-peristiwa kerusuhan yang tak sedikit
(Sutrisno, 2006:142). Perbedaan aliran keagamaan dapat menyulut
perpecahan yang pada akhirnya rasa persatuan semakin hilang.
NPM : 2351011021
Filsafat ilmu dan relevansinya dengan nilai-nilai pancasila
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia. Filsafat ilmu merupakan satu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Filsafat dianggap sebagai disiplin ilmu yang dapat mengidentifikasi secara akurat keterbatasan manusia dan jangkauan pengetahuan manusia. Perlunya menggunakan filsafat pengetahuan untuk memahami dan menerapkan ajaran Pancasila untuk mengatasi masalah-masalah kebangsaan, termasuk korupsi.
Pancasila memiliki program pendidikan dan nilai-nilai yang menaikan martabat manusia, prinsip-prinsip dan sentimen nasionalis, serta nilai-nilai yang mendukung kemajuan sosial dan hak-hak individu. Pengetahuan tentang Pancasila diklasifikasikan ke dalam dua kategori: pengetahuan tentang tubuh dan pengetahuan tentang pikiran. Pancasila secara aksiologis, epistemologis, dan ontologis dapat menjembatani kesenjangan antara berbagai bidang pengetahuan dan aspek pengetahuan.
Cara mengatasi masalah dan mengamalan nilai-nilai pancasila
- harus ada proses penyadaran terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang memiliki banyak makna bagi kehidupan umat manusia.
- memperbaiki mental pejabat negara agar tidak selalu melakukan korupsi yaitu dengan selalu menanamkan nilai-nilai Pancasila. Dengan memberikan pengetahuan mengenai nilai-nilai Pancasila akan menambah pengalaman dan peresapan pengetahuan seseorang tentang Pancasila ke dalam mentalitasnya, dan hati-budi-nuraninya.
- menanamkan nilai-nilai Pancasila ke dalam hati nurani. Jika hati nurani tidak memiliki kepedulian dan empati terhadap nilai-nilai luhur dari ontologi Pancasila maka sulit untuk mengimplementasikan makna Pancasila di dalam kehidupan masyarakat.
Pancasila adalah sistem ajaran bangsa Indonesia dalam menjalani kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Bangsa Indonesia meyakini kebenaran nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai pedoman berpikir dan bertindak. Karena itu, setiap manusia yang ingin melakukan tindakan harus bercermin pada nilai-nilai Pancasila terlebih dahulu. Pancasila sebagai norma fundamental berfungsi sebagai suatu cita-cita atau ide yang harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan. Wujud Pancasila secara kongkret merupakan perwujudan Pancasila dalam setiap perbuatan, tingkah laku dan sikap hidup sehari-hari.
Npm : 2311011059
Filsafat merupakan ilmu yang mempelajari persoalan mengenai segala hal yang berkaitan dengan ilmu maupun hubungan ilmu dari segala kehidupan manusia.
Robert Ackermann mendefinisikan filsafat ilmu sebagai evaluasi kritis terhadap pandangan ilmiah saat ini dengan membandingkan dengan pandangan masa lalu. Kaitan antara filsafat dan Pancasila yaitu sebagai pandangan hidup. Pancasila mengandung ilmu pengetahuan yang dapat dikembangkan dalam kerangka filsafat ilmu dengan nilai nilai positif yang membentuk karakter bangsa Indonesia.
Pengembangan ilmu Pancasila dapat dilakukan melalui filsafat ilmu.
Misalnya dengan pendidikan perguruan tinggi. Filsafat ilmu diajarkan pada semua bidang di tingkat S1, S2, dan S3.
Partisipasi masyarakat dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila juga sangat penting.
NPM : 2351011003
FILSAFAT ILMU
DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA:
RELEVANSINYA DALAM MENGATASI
PERSOALAN KEBANGSAAN
Oleh : Syahrul Kirom1
Menurut saya, jurnal ini membahas Pancasila yang memiliki sumber pengetahuan dan nilai-
nilai luhur sudah seharusnya dapat diimplementasikan oleh setiap
masyarakat Indonesia. kehadiran
filsafat di Perguruan Tinggi, bahkan dalam kehidupan manusia,
amatlah penting. Hal itu tampak nyata dengan diajarkannya filsafat
ilmu di semua bidang disiplin pada jenjang S1, S2 dan S3. Pancasila adalah etika dan moral bangsa Indonesia dalam
arti merupakan inti bersama dari pelbagai moral yang secara nyata
terdapat di Indonesia.
Melemahnya pemahaman dan penghayatan masyarakat
dapat diatasi dengan melakukan revitalisasi dan reaktualisasi nilai-
nilai Pancasila. Dalam kerangka ini, nilai-nilai Pancasila yang
memiliki ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan dapat dikaji
melalui filsafat ilmu. Pengembangan Pancasila dapat dilakukan
dengan filsafat ilmu. Dalam konteks ini, seorang ilmuwan dan
akademisi memiliki peran dan fungsi yang sangat signifikan sebagai
mediator untuk memberikan pemahaman tentang nilai-nilai
Pancasila.
Relevansi filsafat ilmu dan perkembangan Pancasila dalam menyikapi permasalahan nasional di Indonesia. Hal ini mengeksplorasi bagaimana prinsip-prinsip Pancasila, yang meliputi Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan Sosial, untuk diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan jati diri dan persatuan bangsa. Artikel ini juga membahas peran filsafat dalam membentuk cara berpikir tentang sains dan hubungannya dengan masyarakat.
Nama : Yogi Asrian Nugraha
NPM: 2311011119
MNJ A (Ganjil)
“Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan”
Menurut analisis saya, dalam Jurnal ini mengemukakan bahwa filsafat ilmu dapat digunakan sebagai alat untuk memecahkan masalah-masalah kebangsaan, terutama korupsi, dengan memberikan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila. Disini menekankan perlunya pemahaman komprehensif dan filosofis terhadap Pancasila untuk mengatasi masalah sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Jurnal ini mengkaji nilai-nilai filosofis Pancasila dan relevansinya dalam pengembangan bangsa Indonesia.
Jurnal ini juga membahas tentang pentingnya mengkaji Pancasila melalui filsafat ilmu dalam mengatasi persoalan kebangsaan di Indonesia. Jurnal ini menjelaskan bahwa filsafat ilmu dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah tersebut, terutama dalam kasus korupsi. Filsafat ilmu dapat menganalisis dan memahami nilai-nilai Pancasila dalam ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Filsafat ilmu sebagai dasar sebuah ilmu pengetahuan (science of knowledge) dapat mengembangkan Pancasila dengan tiga cara,
- Ontologi, Pancasila pada hakekatnya adalah sebuah sistem nilai atau prinsip yang mendasari bentuk negara Indonesia. Sebagai nilai atau prinsip dasar, di dalamnya terkandung makna-makna kebijaksanaan reflektif yang menyiratkan idealisasi pada hal yang dianggap baik, benar, indah dan bermanfaat bagi manusia.
- Epistemologis, Pancasila pada mulanya adalah harmonisasi dari paham Barat modern sekuler, paham kebangsaan, Islam dan pelbagai jenis pengetahuan lainnya yang melalui proses perdebatan panjang hingga mencapai titik temu.
- Aksiologi, Pancasila sebagai pandangan hidup mempunyai nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam sila-silanya, yakni nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan kerakyatan serta keadilan sosial. Nilai-nilai luhur tersebut sudah seharusnya mampu diserap oleh masyarakat Indonesia.
Namun, jurnal ini memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah kurangnya bukti empiris atau contoh konkret untuk mendukung argumen yang diajukan. Meskipun penulis membahas pentingnya menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai aspek masyarakat, seperti politik dan birokrasi, namun kurangnya studi kasus atau contoh spesifik mengurangi rekomendasi jurnal ini.
Selain itu, jurnal ini juga cenderung memberikan pandangan yang tidak seimbang, ini mengatribusikan masalah-masalah kebangsaan, seperti perbedaan agama dan korupsi, semata-mata pada kegagalan individu dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor struktural.
NPM : 2311011029
Kelas : MNJ GANJIL
analisis jurnal "FILSAFAT ILMU PENGEMBANGAN PANCASILA"
Pengkajian Pancasila dengan menggunakan pisau analisis filsafat ilmu adalah hal yang menarik karena di dalam nilai-nilai Pancasila secara genuine sudah terkandung juga filsafat ilmu.
Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis terhadap
metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu
secara empiris maupun rasional.
Filsafat ilmu sebagai sumber pengetahuan memiliki keterkaitan dengan Pancasila. Pancasila sebagai
pandangan hidup (way of life) ternyata juga menyimpan banyak pengetahuan-pengetahuan yang sudah selayaknya dikembangkan oleh disiplin filsafat ilmu yang secara ilmiah mempunyai nilai-nilai muatan positif dalam membentuk watak dan karakter bangsa
Indonesia.
Pancasila merupakan sistem nilai-nilai
ideologis yang berderajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis. Agar ia dapat menjadi ideologi bangsa dan negara Indonesia yang lestari tetapi juga dinamis berkembang, nilai luhur dan nilai
dasarnya harus dapat bersifat tetap, sementara nilai instrumentalnya
harus semakin dapat direformasi dengan perkembangan tuntutan
zaman.
Sebagai pandangan dunia atau filsafat, Pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa,
yang dalam usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel. Bahan materialnya adalah berbagai butir dan ajaran kebijaksanaan dalam budaya etnik maupun agama.
Penguasaan ilmu pengetahuan di Indonesia harus berpedoman pada keilmuan Pancasila. Pancasila berfungsi sebagai sudut pandang. Hal ini adalah konsekuensi logis dari pendirian teleologis dalam ilmu. Ilmu pengetahuan tidak bebas nilai ilmu
pengetahuan “masuk” ke dalam matriks Pancasila yang berbasis
Ketuhanan Yang Maha Esa dan berpuncak pada Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
NPM: 2351011005
FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA: RELEVANSINYA DALAM MENGATASI PERSOALAN KEBANGSAAN
Pancasila memiliki pengertian secara umum sebagai pandangan dunia, pandangan hidup, pegangan hidup, dan petunjuk hidup. Pancasila berfungsi sebagai petunjuk arah dalam semua bidang kehidupan, seperti politik, pendidikan, agama, budaya, sosial, dan ekonomi. Pancasila juga memiliki prinsip-prinsip moral dan etika.
Pancasila mengandung prinsip-prinsip mulia yang merangkum kebijaksanaan bangsa Indonesia berdasarkan konteks budaya dan agama yang telah ada sejak lama. Pancasila juga memuat unsur keyakinan, mitos, dan loyalitas. Selain itu, dalam Pancasila terdapat tiga sub unsur, yaitu rasional, penghayatan, dan susila.
Pancasila juga merupakan pandangan hidup atau weltanschauung yang mengandung sistem normatif preskreptif bagi kehidupan manusia. Pancasila juga merupakan hasil budaya bangsa Indonesia dan tidak dapat dilepaskan dari filsafat ilmu. Pancasila dapat berperan sebagai framework di mana ilmu-ilmu bekerja secara interdisipliner. Pancasila juga dapat ditanamkan nilai-nilai filsafat dan merupakan filsafat bangsa yang berhimpit dengan jiwa bangsa.
Dalam mengembangkan Pancasila, penting untuk memiliki unsur keyakinan, mitos, dan loyalitas, serta memahami prinsip-prinsip moral dan etika yang terkandung di dalamnya. Pancasila juga harus dieksplorasi oleh filsafat ilmu dalam aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Dengan demikian, Pancasila dapat menjadi landasan yang kuat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Nama : Dea Permata Sari
Npm : 2311011131
Analisis Jurnal Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan
Filsafat ilmu Adalah segenap pembuktian reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia. Filsafat ilmu merupakan satu bidang pengetahuan campuran yang eksisten dan pemerataan nya tergantung pada hubungan timbal-balik dan saling pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Pemahaman dan penghayatan masyarakat yang semakin melemah dapat diatasi dengan melakukan Revitalisasi dan Re aktualisasi Nilai-nilai Pancasila.
Nilai-nilai Pancasila dapat dikaji dengan melalui filsafat ilmu.
1. Secara Ontologi mempunyai ajaran-ajaran nilai luhur dimana Tuhan mempunyai peranan dalam memberikan petunjuk kepada manusia.
2. Secara Epistemologi, Pancasila mempunyai sumber pengetahuan dan wawasan kebangsaan yang sudah seharusnya diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Secara Aksiologi l, Nilai-nilai Pancasila memiliki sumbangan berarti bagi kehidupan manusia.
Oleh karena itu, pengembangan sistem filsafat dapat dilakukan dengan Filsafat Ilmu.
NPM : 2361011001
Jurnal ini membahas tentang pentingnya falsafah Pancasila dalam membentuk sistem pendidikan dan karakter bangsa Indonesia. Pancasila harus menjadi dasar bagi sistem pendidikan nasional di Indonesia, karena mencerminkan nilai-nilai dan identitas bangsa. Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa Indonesia mempunyai landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila bertujuan untuk mengembangkan individu yang cerdas, berperilaku baik, dan memenuhi hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik. Pendidikan karakter hendaknya berakar pada nilai-nilai Pancasila yang meliputi Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan. Dan yang terkandung dalam Pancasila, seperti sikap, perilaku, motivasi, dan keterampilan. Sifat manusia sebagai makhluk kompleks dan peran Pancasila sebagai ideologi dan filosofi Indonesia.Ini menekankan bahwa kualitas suatu negara tergantung pada kualitas warganya, dan Pendidik memegang peranan penting dalam melaksanakan pendidikan karakter dengan memahami dan mencontohkan nilai-nilai tersebut.
NPM : 2311011115
Analisis ilmu pengetahuan dari berbagai sudut pandang, antara lain logika, metodologi, sosiologi, dan sejarah disebut sebagai ilmu sains. Analisis ini melibatkan pengujian kritis terhadap metode yang digunakan untuk mempelajari bidang pengetahuan tertentu, baik empiris maupun rasional. Filsafat ilmu berperan mempelajari dan menganalisis permasalahan ilmiah secara empiris.
Nilai-nilai Pancasila yang dikaji melalui filsafat ilmu berimplikasi pada ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Pancasila memuat ajaran dan nilai-nilai yang mengedepankan rasa hormat antar sesama manusia (ontologi), memberikan sumber pengetahuan dan konsep nasionalisme (epistemologi), serta berkontribusi terhadap keadilan sosial dan kemanusiaan (aksiologi). Filsafat ilmu membantu untuk memahami dan menganalisis nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang tertanam dalam Pancasila dan bagaimana hal tersebut dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa Indonesia.
Pancasila bukan sekedar konsep teoritis tetapi juga pedoman praktis bagi individu. Merupakan pengetahuan yang terbentuk dalam diri individu ketika ia memahami dan memadukan prinsip-prinsip Pancasila ke dalam pikiran, tindakan, dan perilakunya. Pengetahuan tentang Pancasila ini tidak lepas dari diri individu, melainkan menjadi bagian dari jati dirinya, membentuk mental dan karakternya. Filsafat ilmu dapat membantu individu dalam memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila, sehingga menuju masyarakat yang lebih baik dan bangsa Indonesia yang lebih bermartabat.
Analisis terhadap Pancasila mengungkap isi dan asasnya. Sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa yang meliputi dan mempengaruhi prinsip-prinsip kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Sila kedua adalah kemanusiaan yang berpedoman pada ketuhanan Yang Maha Esa dan juga mempengaruhi prinsip persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Prinsip ini menekankan pada pengakuan terhadap kesetaraan, rasa cinta terhadap sesama manusia, dan pengembangan empati serta rasa hormat terhadap orang lain. Filsafat ilmu dapat membantu dalam memahami nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasari Pancasila serta bagaimana penerapannya dalam masyarakat.
Jurnal Filsafat Vol.21, Nomor 2, Agustus 2011 Persatuan Indonesia, sila ketiga ini diliputi dan dijiwai oleh Sila Ketuhanan Yang Maha Esa serta kemanusiaan yang adil dan beradab, meliputi dan menjiwai sila-sila kerakyatan
Nama : Alifia rachma aulia
NPM : 2351011017
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kehadiran filsafat dalam pendidikan tinggi bahkan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Hal ini terlihat dalam pengajaran filsafat di semua bidang profesi pada tingkat sarjana, pascasarjana, dan doktoral.
Filsafat juga dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan nasional secara ilmiah sehingga menyebabkan melemahnya kesadaran masyarakat terhadap nilai Pancasila. Memudarnya pemahaman dan penghayatan masyarakat dapat diatasi dengan menghidupkan dan memperbarui nilai-nilai Pancasila. Dalam kerangka tersebut Pancasila menghargai ilmu pengetahuan dan hakikat ilmu yang dapat dipelajari melalui filsafat ilmu.
Pertama, pada tataran ontologis, Pancasila mempunyai ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti mengembangkan sikap saling menghargai dan mencintai sesama, dimana Tuhan berperan sebagai pembimbing bagi umat manusia.
Kedua, dari segi epistemologi, Pancasila mempunyai sumber ilmu, yaitu ilmu pengetahuan nasional yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, dalam sudut pandang aksiomatik, nilai-nilai Pancasila memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kehidupan manusia. Nilai-nilai luhur kepedulian dan memunculkan rasa keadilan sosial harus diungkapkan dalam seluruh aspek kehidupan manusia.
Oleh karena itu, pengembangan Pancasila dapat dicapai melalui filsafat keilmuan. Dalam konteks ini, seorang ilmuwan dan ulama mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting sebagai mediator agar nilai-nilai Pancasila dapat dipahami. Berkat kebebasan mengajar dan kebebasan akademik untuk dikembangkan secara bertanggung jawab, maka kajian filsafat terkait pengembangan Pancasila menjadi sangat relevan dan mendesak untuk “diungkapkan” oleh dunia pendidikan tinggi saat ini”.
NPM: 2311011135
FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA:
RELEVANSINYA DALAM MENGATASI PERSOALAN kEBANGSAAN
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap
persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut
landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari
kehidupan umat manusia. Secara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai ideologis yang berderajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis. Agar ia dapat menjadi ideologi bangsa dan negara Indonesia yang
lestari tetapi juga dinamis berkembang, nilai luhur dan nilai
dasarnya harus dapat bersifat tetap, sementara nilai instrumentalnya harus semakin dapat direformasi dengan perkembangan tuntutan zaman.
Pengetahuan mengenai Pancasila sebagai dasar filsafat dan
asas kerohanian (ideologi) negara Republik Indonesia, sebagaimana halnya pengetahuan yang lain, adalah bertingkat-tingkat. Pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua macam. Pertama, pengetahuan biasa, pengetahuan yang dicapai dengan akal sehat oleh orang pada umumnya atau disebut common sense. Kedua,pengetahuan ilmiah, pengetahuan yang diperoleh dengan cara ilmu pengetahuan atau analisis.
Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, pada dasarnya menegaskan secara ontologi, bahwa manusia hidup di dunia harus selalu bertaqwa dan beriman kepada Tuhan. Sila pertama memiliki makna secara ontologi sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang seharusnya dapat dipahami oleh masyarakat dan bangsa Indonesia agar di dalam kehidupan tidak melakukan perbuatan yang tercela dan merugikan orang lain. Kedua, secara epistemologis, Pancasila pada mulanya
adalah harmonisasi dari paham Barat modern sekuler, paham
kebangsaan, Islam dan pelbagai jenis pengetahuan lainnya yang
melalui proses perdebatan panjang hingga mencapai titik temu. Ketiga, secara aksiologi, Pancasila sebagai pandangan
hidup mempunyai nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam sila-silanya, yakni nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan kerakyatan serta keadilan sosial.
Untuk merealisasikan pengamalan Pancasila dalam upaya
mengatasi persoalan kebangsaan di Indonesia, maka pengamalan Pancasila dapat dilakukan di jalur pendidikan. Pertama, dengan memberikan pengetahuan, pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah dan pengetahuan filsafat tentang Pancasila. Hal ini sangat penting terutama bagi para pemimpin, dan ilmuwan. Kedua, dengan kesadaran, melalui sikap yang sadar dan mengetahui pertumbuhan keadaan yang ada dalam diri sendiri akan membantu seseorang untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Ketiga, dengan ketaatan,
yaitu selalu dalam keadaan sedia untuk memenuhi wajib lahir dan batin, lahir berasal dari luar misalnya dari pemerintah, batin dari diri sendiri. Keempat, kemampuan yang cukup kuat, pendorong untuk melakukan perbuatan yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Kelima, mawas diri, yakni dengan selalu menilai diri sendiri apakah dirinya berbuat baik atau buruk dalam melaksanakan Pancasila (Kaelan, 1993:178).
2311011094
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia. Filsafat ilmu merupakan satu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara
filsafat dan ilmu.
Filsafat ilmu sebagai sumber pengetahuan ternyata memiliki keterkaitan dengan Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup ternyata juga menyimpan banyak pengetahuan yang sudah selayaknya dikembangkan oleh disiplin filsafat ilmu yang secara ilmiah mempunyai nilai-nilai muatan positif dalam membentuk watak dan karakter bangsa Indonesia.
Apabila Pancasila tidak didukung oleh manusia-manusia yang sadar dan terdidik serta ilmuwan-ilmuwan yang handal, dan para mahasiswa yang duduk di Perguruan Tinggi, maka nilai-nilai Pancasila akan menjadi pudar, disfungsional dan mungkin terjerumus dalam kemandekan dan kebekuan dogmatik, kemiskinan konseptual sebagai akibat langkanya gagasan segar secara filsafati. Oleh karena itu, pengembangan Pancasila secara terusmenerus melalui jalur keilmuan itu akan berdampak signifikan.
Nama : Gusyahab Masturin
NPM : 2311011083
Pada jurnal tsb, disimpulkan ilmu pengetahuan memiliki peran yang sangat penting untuk kehidupan manusia dalam keseharianya , baik untuk menjalani hidup secara sosial maupun individual. Ilmu pengetahuan membutuhkan sikap ilmiah yang mencakup rasa ingin tahu, spekulatif dan objektif, serta mampu memberikan penilaian dan bersifat tentatif. Filsafat ilmu berperan untuk mengkaji permasalahan secara ilmiah dan memecahkan masalah ilmiah. Pancasila juga dapat dijadikan pandangan hidup dan nilai-nilai yang mendasari urusan kemasyarakatan, serta dapat menjadi panduan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Pancasila memiliki nilai-nilai yang berkontribusi dalam kehidupan masyarakat Indonesia melalui nilai-nilai keadilan sosial dan kemanusiaan.
NPM : 2311011111
Pancasila merupakan sistem nilai-nilai ideologis yang berderajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis. Agar ia dapat menjadi ideologi bangsa dan negara Indonesia yang lestari tetapi juga dinamis berkembang, nilai luhur dan nilai dasarnya harus dapat bersifat tetap, sementara nilai instrumentalnya harus semakin dapat direformasi dengan perkembangan tuntutan
zaman. Di samping itu, Pancasila mampu dijadikan pangkal sudut pandang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
NPM : 2351011023
Menurut saya di dalam jurnal tersebut berisi tentang pembahasan hubungan antara filsafat ilmu dan Pancasila dalam mengatasi persoalan kebangsaan di Indonesia. Filsafat ilmu merupakan analisis dan deskripsi ilmu dari berbagai sudut pandang, seperti logika, metodologi, sosiologi, dan sejarah ilmu. Pancasila, sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, juga memiliki pengetahuan yang dapat dikembangkan oleh filsafat ilmu.
1)Filsafat Ilmu: Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang mempertanyakan hakikat pengetahuan dan metode ilmiah. Di dalam konteks kebangsaan, pemahaman yang benar tentang ilmu dan pengetahuan merupakan hal yang sangat penting. Memiliki landasan filsafat ilmu yang kuat, bangsa Indonesia dapat menghasilkan pengetahuan yang berkualitas dan memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi.
Relevansi: Filsafat ilmu membantu masyarakat dan pemerintah untuk memahami pentingnya metode ilmiah, penelitian, dan pendidikan yang berkualitas. Ini mendukung pengembangan tentang sumber daya manusia dan peningkatan kebijakan berbasis bukti untuk mengatasi persoalan kebangsaan seperti kemiskinan, kesehatan, dan lingkungan.
2)Pancasila: Pancasila adalah ideologi dasar Indonesia yang mengandung prinsip-prinsip seperti persatuan, keadilan sosial, dan demokrasi. Pancasila menciptakan kerangka kerja untuk menjalankan negara dan mempromosikan kesejahteraan rakyat.
Relevansi: Pancasila adalah fondasi yang kuat untuk mengatasi persoalan kebangsaan. Misalnya, prinsip persatuan Indonesia menekankan pentingnya menjaga keberagaman budaya dan agama dalam kehidupan masyarakat. Prinsip keadilan sosial mengarah pada upaya mengurangi kesenjangan sosial, mengatasi kemiskinan, dan memastikan hak asasi manusia.
Dapat saya simpulkan, bahwa jurnal tersebut menunjukkan filsafat ilmu yang digunakan untuk memahami nilai-nilai Pancasila dan mengatasi persoalan tentang kebangsaan yang berada di Indonesia.
NPM : 2351011027
Kelas : Manajemen A (Ganjil)
FILSAFAT ILMU
DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA :
RELEVANSINYA DALAM MENGATASI
PERSOALAN KEBANGSAAN
Filsafat Ilmu adalah kajian tentang hakikat ilmu pengetahuan dan proses memperoleh pengetahuan. Ini penting dalam mengembangkan Pancasila untuk mengatasi persoalan kebangsaan. Ada beberapa relevansi penting antara Filsafat Ilmu dan arah pengembangan Pancasila dalam konteks ini:
1. Pemahaman Ilmiah: Filsafat Ilmu membantu menciptakan pemahaman ilmiah yang kuat di kalangan masyarakat dan pemimpin. Ini penting dalam menangani berbagai persoalan kebangsaan dengan pendekatan berbasis bukti dan data.
2. Kepemimpinan yang Bijak: Filsafat Ilmu dapat membentuk pemimpin yang bijak dan berpengetahuan, yang mampu membuat keputusan yang tepat dan rasional dalam menghadapi tantangan kebangsaan.
3. Pendekatan Humanis: Filsafat Ilmu menekankan nilai-nilai kemanusiaan, etika, dan keadilan dalam mendapatkan pengetahuan. Ini konsisten dengan Sila-sila Pancasila yang menekankan persatuan, keadilan, dan kesejahteraan.
4. Penyelesaian Konflik: Pengembangan Pancasila harus mencakup pemahaman dan toleransi terhadap beragam keyakinan dan budaya di Indonesia. Filsafat Ilmu dapat membantu menciptakan pemahaman yang lebih mendalam tentang keragaman ini dan membantu mengatasi konflik yang mungkin timbul.
5. Pengembangan Masyarakat Berpengetahuan: Filsafat Ilmu mendorong perkembangan masyarakat yang berpengetahuan dan terbuka terhadap inovasi dan perubahan. Ini relevan dalam mengatasi tantangan modern dan memajukan bangsa.
Dengan demikian, Filsafat Ilmu dan pengembangan Pancasila dapat saling mendukung dalam mengatasi persoalan kebangsaan, dengan menciptakan masyarakat yang berbasis pengetahuan, berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan, dan berkomitmen untuk memajukan kehidupan bersama yang lebih baik.
NPM:2351011039
Kelas: MNJA(ganjil)
Filsafat adalah tentang pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang realitas, pengetahuan, nilai-nilai, serta eksistensi manusia. Filsafat membahas berbagai topik seperti etika, epistemologi, ontologi, dan politik. Filsafat juga berusaha untuk memahami hakikat manusia, tujuan hidup, dan prinsip-prinsip moral yang mendasari tindakan.
Pancasila adalah ideologi dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Pancasila menjadi landasan bagi negara Indonesia dalam membangun dan menjaga persatuan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
Relevansi Pancasila dalam mengatasi persoalan kebangsaan terletak pada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Pertama, nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mempromosikan kerukunan antaragama dan kebebasan beragama. Kedua, nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menegaskan pentingnya penghormatan terhadap martabat manusia, kesetaraan, dan keadilan sosial. Ketiga, nilai Persatuan Indonesia mendorong persatuan, toleransi, dan kerjasama antarwarga negara. Keempat, nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan mengedepankan demokrasi, keterlibatan publik, dan pengambilan keputusan yang bijaksana. Kelima, nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menekankan adanya pemerataan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
Dalam menghadapi persoalan kebangsaan, Pancasila memberikan pedoman nilai-nilai yang universal dan inklusif. Melalui penerapan Pancasila, negara Indonesia dapat memperkuat persatuan dalam keragaman, menghormati hak asasi manusia, memperjuangkan keadilan sosial, dan mengatasi ketimpangan sosial. Selain itu, Pancasila juga memberikan landasan untuk membangun sistem politik yang demokratis, menghargai partisipasi publik, dan mengutamakan kepentingan rakyat.
Dalam kesimpulannya, Filsafat Umum dan Arah Pengembangan Pancasila memiliki relevansi penting dalam mengatasi persoalan kebangsaan. Filsafat Umum membantu kita memahami hakikat manusia dan nilai-nilai yang mendasari tindakan, sementara Pancasila memberikan pedoman nilai-nilai yang universal dan inklusif untuk membangun persatuan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila, kita dapat mengatasi persoalan kebangsaan dan membangun masyarakat yang lebih adil, beradab, dan berkeadilan.
NPM: 2311011021
Pancasila sejak dahulu mampu dijadikan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sekaligus prinsip-prinsip dasar negara. Di karenakan isi pemikiran Pancasila sangat berhubungan dengan nilai-nilai yang mendasari urusan tentang kemasyarakatan, dengan itu Pancasila memiliki ilmu pengetahuan yang sesungguhnya dan bermanfaat bagi bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai petunjuk arah dari kegiatan dan aktivitas hidup di segala bidang politik, pendidikan, agama, sosial, budaya dan ekonomi. Sehingga tingkah laku perbuatan manusia Indonesia harus dibekali dan dijiwai dari pancaran semua sila yang ada di Pancasila.
Mengenai bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat dan asas ideologi negara Republik Indonesia maka pengetahuan biasa, akan dicapai dengan akal sehat oleh orang pada umumnya dan pengetahuan ilmiah, akan dicapai dengan cara ilmu pengetahuan atau analisis. Dalam menghadapi lemahnya pemahaman dan penghayatan masyarakat tentang nilai-nilai Pancasila, maka dapat diatasi dengan melakukan revitalisasi dan reaktualisasi. Karena nilai-nilai Pancasila memiliki ilmu pengetahuan dan hakikat yang dikaji melalui filsafat ilmu. Sehingga melalui beberapa tahap dalam filsafat ilmu yaitu:
1). Ontologi, Pancasila sendiri mempunyai ajaran dan nilai leluhur seperti adanya sikap saling menghargai dan mengasihi sesama manusia, dan Tuhan yang mempunyai peranan dalam memberikan petunjuk kepada umatnya.
2). Epistemologi, Pancasila memiliki sumber pengetahuan dan wawasan kebangsaan yang dapat semestinya diimplementasikan di dalam kehidupan sehari-hari.
3). Aksiologis, Pancasila memiliki sumbangan yang sangat berarti untuk kehidupan manusia, dan nilai-nilai leluhur yang bisa membantu dan memberikan rasa keadilan sosial dalam setiap aspek kehidupan manusia.
Oleh karena itu Pancasila dalam filsafat umum sangatlah penting dikembangkan karena dapat memiliki peranan dan fungsi yang signifikan untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.
Npm: 2311011087
FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA: RELEVANSINYA DALAM MENGATASI PERSOALAN KEBANGSAAN
Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis terhadap
metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris maupun rasional. Filsafat ilmu merupakan bagian
filsafat yang mencoba berbuat bagi keilmuan yang dikerjakan filsafat terhadap seluruh pengalaman manusia.
Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat.
Akan tetapi, pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri sendiri.
Sementara itu, perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan ke arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti
spesialisasi-spesialisasi. Oleh karena itu, tepatlah apa yang dikemukakan oleh Van Peursen (1985), bahwa ilmu pengetahuan dapat dilihat sebagai suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat asas(konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-tidaknya dapat ditentukan.
Ilmu pengetahuan adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau perorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan.
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia. Filsafat ilmu merupakan satu bidang
pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara
filsafat dan ilmu. Filsafat ilmu sebagai dasar sebuah ilmu pengetahuan (science of knowledge) dapat mengembangkan Pancasila dengan tiga cara, yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi.
1. secara ontologi, Pancasila pada hakekatnya adalah sebuah sistem nilai atau prinsip yang mendasari bentuk negara Indonesia.
2. secara epistemologis, Pancasila pada mulanya adalah harmonisasi dari paham Barat modern sekuler, paham kebangsaan, Islam dan pelbagai jenis pengetahuan lainnya yang melalui proses perdebatan panjang hingga mencapai titik temu.
3. secara aksiologi, Pancasila sebagai pandangan hidup mempunyai nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam sila-
silanya, yakni nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan kerakyatan serta keadilan sosial.
2311011095
Hasil Analisis Jurnal: Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila
Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat yang berusaha memberikan kontribusi terhadap pengetahuan yang diperoleh oleh manusia. Filsafat memiliki dua peran utama: pertama, membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, serta mengintegrasikannya sebagai dasar bagi keyakinan dan tindakan; kedua, mempertimbangkan secara kritis segala hal yang dijadikan sebagai dasar bagi keyakinan dan tindakan.
Filsafat ilmu memiliki akar sejak zaman Yunani Kuno, dan berkembang seiring dengan perkembangan pengetahuan di Barat. Pada abad ke-17, filsafat ilmu mengalami perpecahan dengan ilmu pengetahuan. Koento Wibisono menggambarkan filsafat sebagai pendorong pertumbuhan cabang-cabang ilmu pengetahuan, dengan filsafat ilmu sebagai kelanjutan dari filsafat pengetahuan. Hal ini mencerminkan evaluasi kritis terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam konteks filsafat ilmu yang memengaruhi pandangan hidup dan menjawab tantangan kehidupan manusia.
Filsafat ilmu dan Pancasila memiliki keterkaitan. Robert Ackermann mendefinisikan filsafat ilmu sebagai evaluasi kritis terhadap pandangan ilmiah saat ini dengan membandingkannya dengan pandangan masa lalu atau kerangka konsep yang berkembang dari pandangan tersebut. Filsafat ilmu juga terkait erat dengan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup. Pancasila mengandung pengetahuan yang dapat dikembangkan dalam kerangka filsafat ilmu dengan nilai-nilai positif yang membentuk karakter bangsa Indonesia.
Pancasila juga dikenal sebagai weltanschauung atau pandangan hidup, mencerminkan gagasan vital bagi bangsa Indonesia. Pancasila adalah sistem nilai dasar yang membentuk sistem moral dan hukum negara. Sebagai pandangan hidup, Pancasila mengandung prinsip-prinsip mulia dan normatif yang mengatur kehidupan manusia.
Salah satu tantangan utama adalah penyebaran korupsi di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya implementasi nilai-nilai Pancasila dalam perilaku pejabat negara. Pancasila sering kali hanya dijadikan identitas formal tanpa diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penting untuk memahami bahwa Pancasila harus menjadi bagian integral dari eksistensi manusia, dan jika hal ini tercapai, maka masalah-masalah kebangsaan dapat diatasi.
NPM : 2311011007
Kelas : MNJ A
Analisis Jurnal
FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA : RELEVANSINYA DALAM MENGATASI PERSOALAN KEBANGSAAN
Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani kuno, dan sebelum abad ke 17 ilmu identik dengan filsafat. Filsafat juga berfungsi sebagai pandangan hidup dan tentu saja hal ini sama xengan Pancasila yang juga menjadi way of life. Oleh karena itu, Pancasila dan filsafat memiliki ilmu pengetahuan dan hubungan hubungan nya terlihat dari nilai nilai Pancasila
Secara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai ideologis yang berderajat. Yang berarti di dalamnya terkandung nilai luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis. Untuk menjadi ideologi bangsa dan negara Indonesia yang lestari tetapi juga dinamis berkembang, nilai luhur dan nilai dasamya harus dapat bersifat tetap, sementara nilai instrumentalnya harus semakin dapat direformasi dengan perkembangan zaman.
secara filosofis nilai-nilai Pancasila diharapkan memunculkan suatu pengetahuan baru dan pengembangan baru terhadap nilai-nilai luhur Pancasila. Dengan didasari oleh nilai-nilai luhur Pancasila diharapkan dapat menggugah manusia-manusia Indonesia untuk kembali setia dan konsisten meresapi dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Apabila Pancasila tidak didukung oleh manusia-manusia yang sadar dan terdidik serta ilmuwan ilmuwan, dan para mahasiswa, maka nilai-nilai Pancasila akan menjadi pudar, disfungsional dan mungkin terjerumus dalam kemandekan dan kebekuan dogmatik, kemiskinan konseptual sebagai akibat langkanya gagasan-gagasan segar secara filsafati.
NPM : 2351011034
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Filsafat berasal dari zaman Yunani Kuno, dimana Ilmu Filsafat lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat. Koento Wibisono menyatakan bahwa filsafat itu sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur. Ilmu pengetahuan dapat dilihat sebagai suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat asas (konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-tidaknya dapat ditentukan. Ilmu pengetahuan adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau perorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan. Pancasila mampu dijadikan pangkal sudut pandang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (science of knowledge) yang dalam karya-karya berikutnya ditunjukkan segi-
segi ontologik, epistemologi, dan aksiologinya sebagai raison d’etre bagi Pancasila sebagai suatu faham atau aliran filsafati (Wibisono,
1995:126).
NPM : 2311011003
Analisis Kritis Jurnal: "Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan"
Menurut saya, Jurnal ini menyoroti peran filsafat ilmu dalam menyelesaikan masalah kebangsaan di Indonesia, terutama korupsi, dengan memahami nilai-nilai Pancasila secara mendalam. Penekanannya pada pemahaman komprehensif dan filosofis Pancasila dalam mengatasi tantangan sosial, politik, ekonomi, dan budaya sangat relevan.
Filsafat ilmu sebagai dasar ilmu pengetahuan dapat mengembangkan Pancasila melalui tiga cara:
1. Ontologi: Pancasila adalah sistem nilai yang mendasari negara Indonesia, mencerminkan kebijaksanaan reflektif pada hal-hal yang dianggap baik, benar, indah, dan bermanfaat bagi manusia.
2. Epistemologi: Kebenaran dalam Pancasila adalah kebenaran konsensus, sebuah sistem terbuka yang dapat diinterpretasikan, dievaluasi, dan dikontekstualisasikan dengan semangat perubahan.
3. Aksiologi: Pancasila sebagai pandangan hidup mengandung nilai-nilai luhur yang tercermin dalam sila-silanya.
Pengetahuan mengenai Pancasila dibagi menjadi dua jenis: pengetahuan biasa, yang diperoleh melalui akal sehat umum, dan pengetahuan ilmiah, yang diperoleh melalui metode ilmiah dan analisis.
Analisis yang saya dapatkan hari ini memiliki fakta bahwa jurnal ini memiliki kelemahan. Salah satunya adalah kekurangan bukti empiris atau contoh konkret untuk mendukung argumen yang diajukan. Terlebih lagi, meskipun pentingnya nilai-nilai Pancasila dibahas, kurangnya studi kasus atau contoh spesifik melemahkan rekomendasi jurnal ini.
Selain itu, jurnal ini cenderung bersikap tidak seimbang dengan menyalahkan individu atas masalah-masalah kebangsaan, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor struktural.
NPM : 2351011015
Archie J. Bahm dalam tulisannya yang berjudul What Is Science menegaskan bahwa persoalan-persoalan di dalam kehidupan masyarakat, jika masalah itu dikatakan ilmiah, harus meliputi komponen-komponen : sikap, metode, tindakan, kesimpulan dan implikasi. Sikap ilmiah diperlukan dalam menyelesaikan problem kehidupan manusia, untuk memperoleh ilmu pengetahuan harus memiliki beberapa syarat, yakni harus memiliki rasa ingin tahu, bersifat spekulatif dan objektif, membuka cakrawala pengetahuan baru atau inovatif serta mampu memberikan penilaian, dan bersifat tentatif (Bahm, 1985:45).
Pengetahuan ilmiah dibangun dengan tujuan untuk memecahkan problem-problem ilmiah. Oleh karena itu, untuk dapat memecahkan masalah ilmiah diperlukan sikap-sikap yang ilmiah juga.
Masalah ilmiah dapat diterima oleh para ilmuwan dan masyarakat jika dapat dikomunikasikan, dapat dipecahkan secara ilmiah, dan bahkan dapat dipecahkan dengan menggunakan metode secara ilmiah juga. Dengan demikian, setiap persoalan–persoalan yang muncul di dalam kehidupan manusia itu harus dapat diteliti dan dikaji secara ilmiah. Di sini, filsafat ilmu berperan dan berfungsi untuk mengkaji permasalahan secara ilmiah.
Pancasila adalah etika dan moral bangsa Indonesia dalam arti merupakan inti bersama dari pelbagai moral yang secara nyata terdapat di Indonesia. Bangsa Indonesia mempunyai berbagai moral yang berasal dari agama-agama, kepercayaan, dan adat istiadat. Masing-masing moral itu mempunyai coraknya sendiri, berbeda satu sama lain dan hanya berlaku bagi kelompok yang bersangkutan. Namun demikian, dalam moral-moral itu terdapat unsur-unsur bersama yang bersifat umum dan mengatasi segala paham golongan. Dengan demikian, nampaklah bahwa moral Pancasila mengatasi segala golongan dan bersifat nasional. Pancasila adalah lima asas moral yang relevan untuk ditetapkan menjadi dasar negara. Karena itu, nilai-nilai Pancasila yang juga memiliki ilmu pengetahuan dari aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi itu harus mampu dijadikan landasan dasar dalam upaya mengembangkan Pancasila dan mengatasi persoalan bangsa
Indonesia saat ini.
Sejarah Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat. Akan tetapi, pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan diabad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri sendiri.
Filsafat Ilmu dan Relevansinya dengan Nilai-Nilai Pancasila
Pancasila merupakan sebuah pandangan dunia atau world view yang juga dapat ditanamkan nilai-nilai filsafat. Pancasila adalah filsafat bangsa yang sesungguhnya berhimpit dengan jiwa bangsa. Di sini yang muncul adalah kapasitas pengetahuan bangsa, misalnya yang berkaitan dengan hakikat kenyataan dan kebenaran. Hakikat kenyataan dan kebenaran serta nilai-nilai filsafat tersebut sebenarnya adalah bagian dari aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi yang harus dieksplorasi oleh filsafat ilmu dalam upaya mengembangkan Pancasila.Sebagai pandangan dunia atau filsafat, Pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel. Bahan materialnya adalah berbagai butir dan ajaran kebijaksanaan dalam budaya etnik maupun agama. Penguasaan ilmu pengetahuan di Indonesia harus berpedoman pada keilmuan Pancasila. Pancasila berfungsi sebagai sudut pandang. Hal ini adalah konsekuensi logis dari pendirian teleologis dalam ilmu. Ilmu pengetahuan tidak bebas nilai: ilmu pengetahuan “masuk” ke dalam matriks Pancasila yang berbasis Ketuhanan Yang Maha Esa dan berpuncak pada Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Pengembangan Nilai- Nilai Pancasila
Pancasila mempunyai pengertian secara umum sebagai pandangan dunia (way of life), pandangan hidup (weltanschauung),
pegangan hidup (weldbeschauung), petunjuk hidup (wereld en levens beschouwing). Dalam hal ini, Pancasila diperuntukkan sebagai petunjuk hidup yang harus diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari . Dengan kata lain, Pancasila diperuntukkan sebagai petunjuk arah semua kegiatan dan aktivitas hidup dan kehidupan di segala bidang : politik, pendidikan, agama,
budaya, sosial dan ekonomi. Ini berarti semua tingkah laku dan tindak tanduk perbuatan manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila Pancasila.
Nilai-nilai Pancasila yang terdiri dari lima sila itu memiliki banyak sumber pengetahuan yang sudah seharusnya mampu diimplementasikan dalam kehidupan manusia, dan dijadikan petunjuk dalam berperilaku. Pengetahuan yang terkandung di dalam Pancasila sesungguhnya sudah cukup untuk mengatasi persoalan kebangsaan dan membawa kemajuan jika ia diterapkan secara
genuine di dalam menjalankan semua aktivitas, tugas negara maupun tugas akademik.
Problem Kebangsaan dan Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila
Salah satu permasalahan aktual pada tahun kemarin ialah merebaknya praktek korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara dan pejabat daerah membuat peradaban bangsa Indonesia semakin hancur. Ketika korupsi menjadi budaya bangsa Indonesia, maka negara Indonesia akan mengalami kesulitan untuk maju dan bersaing dengan negara lain. Menguatnya praktek korupsi di Indonesia disebabkan oleh para
pejabat negara yang tidak mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Bahkan mereka apatis, dan tidak peduli dengan Pancasila. Pancasila dijadikan sebagai sebuah identitas saja, tetapi tidak pernah diimplementasikan ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Untuk merealisasikan pengamalan Pancasila dalam upaya mengatasi persoalan kebangsaan di Indonesia, maka pengamalan
Pancasila dapat dilakukan di jalur pendidikan. Pertama, dengan memberikan pengetahuan, pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah
dan pengetahuan filsafat tentang Pancasila. Hal ini sangat penting terutama bagi para pemimpin, dan ilmuwan. Kedua, dengan kesadaran, melalui sikap yang sadar dan mengetahui pertumbuhan
keadaan yang ada dalam diri sendiri akan membantu seseorang untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Ketiga, dengan ketaatan,
yaitu selalu dalam keadaan sedia untuk memenuhi wajib lahir dan batin, lahir berasal dari luar misalnya dari pemerintah, batin dari diri sendiri. Keempat, kemampuan yang cukup kuat, pendorong untuk melakukan perbuatan yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
Kelima, mawas diri, yakni dengan selalu menilai diri sendiri apakah dirinya berbuat baik atau buruk dalam melaksanakan Pancasila
NPM : 2311011043
Archie J. Bahm dalam tulisannya yang berjudul What Is Science menegaskan bahwa persoalan-persoalan di dalam kehidupan masyarakat, jika masalah itu dikatakan ilmiah, harus meliputi komponen-komponen : sikap, metode, tindakan, kesimpulan dan implikasi. Sikap ilmiah diperlukan dalam menyelesaikan problem kehidupan manusia, untuk memperoleh ilmu pengetahuan harus memiliki beberapa syarat, yakni harus memiliki rasa ingin tahu, bersifat spekulatif dan objektif, membuka cakrawala pengetahuan baru atau inovatif serta mampu memberikan penilaian, dan bersifat tentatif (Bahm, 1985:45).
Pengetahuan ilmiah dibangun dengan tujuan untuk memecahkan problem-problem ilmiah. Oleh karena itu, untuk dapat memecahkan masalah ilmiah diperlukan sikap-sikap yang ilmiah juga.
Masalah ilmiah dapat diterima oleh para ilmuwan dan masyarakat jika dapat dikomunikasikan, dapat dipecahkan secara ilmiah, dan bahkan dapat dipecahkan dengan menggunakan metode secara ilmiah juga. Dengan demikian, setiap persoalan–persoalan yang muncul di dalam kehidupan manusia itu harus dapat diteliti dan dikaji secara ilmiah. Di sini, filsafat ilmu berperan dan berfungsi untuk mengkaji permasalahan secara ilmiah.
Pancasila adalah etika dan moral bangsa Indonesia dalam arti merupakan inti bersama dari pelbagai moral yang secara nyata terdapat di Indonesia. Bangsa Indonesia mempunyai berbagai moral yang berasal dari agama-agama, kepercayaan, dan adat istiadat. Masing-masing moral itu mempunyai coraknya sendiri, berbeda satu sama lain dan hanya berlaku bagi kelompok yang bersangkutan. Namun demikian, dalam moral-moral itu terdapat unsur-unsur bersama yang bersifat umum dan mengatasi segala paham golongan. Dengan demikian, nampaklah bahwa moral Pancasila mengatasi segala golongan dan bersifat nasional. Pancasila adalah lima asas moral yang relevan untuk ditetapkan menjadi dasar negara. Karena itu, nilai-nilai Pancasila yang juga memiliki ilmu pengetahuan dari aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi itu harus mampu dijadikan landasan dasar dalam upaya mengembangkan Pancasila dan mengatasi persoalan bangsa
Indonesia saat ini.
Npm: 2351011029
Filsafat melakukan dua hal : di satu sisi, membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta serta menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di sisi lain, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan dan tindakan (Gie, 2007:59).
Archie J. Bahm dalam tulisannya yang berjudul What Is Science menegaskan bahwa persoalan-persoalan di dalam
kehidupan masyarakat, jika masalah itu dikatakan ilmiah, harus meliputi komponen-komponen : sikap, metode, tindakan, kesimpulan dan implikasi. Sikap ilmiah diperlukan dalam menyelesaikan problem kehidupan manusia, untuk memperoleh ilmu pengetahuan harus memiliki beberapa syarat, yakni harus memiliki rasa ingin tahu, bersifat spekulatif dan objektif, membuka cakrawala pengetahuan baru atau inovatif serta mampu memberikan penilaian, dan bersifat tentatif (Bahm, 1985:45).
Pengetahuan ilmiah dibangun dengan tujuan untuk memecahkan problem-problem ilmiah. Oleh karena itu, untuk dapat memecahkan masalah ilmiah diperlukan sikap-sikap yang ilmiah juga.
Masalah ilmiah dapat diterima oleh para ilmuwan dan masyarakat jika dapat dikomunikasikan, dapat dipecahkan secara ilmiah, dan bahkan dapat dipecahkan dengan menggunakan metode secara ilmiah juga. Dengan demikian, setiap persoalan–persoalan yang muncul di dalam kehidupan manusia itu harus dapat diteliti dan dikaji secara ilmiah. Di sini, filsafat ilmu berperan dan berfungsi untuk mengkaji permasalahan secara ilmiah.
Pancasila adalah etika dan moral bangsa Indonesia dalam arti merupakan inti bersama dari pelbagai moral yang secara nyata terdapat di Indonesia. Bangsa Indonesia mempunyai berbagai moral yang berasal dari agama-agama, kepercayaan, dan adat istiadat. Masing-masing moral itu mempunyai coraknya sendiri, berbeda satu sama lain dan hanya berlaku bagi kelompok yang bersangkutan. Namun demikian, dalam moral-moral itu terdapat unsur-unsur bersama yang bersifat umum dan mengatasi segala paham golongan. Dengan demikian, nampaklah bahwa moral Pancasila mengatasi segala golongan dan bersifat nasional. Pancasila adalah lima asas moral yang relevan untuk ditetapkan menjadi dasar negara. Karena itu, nilai-nilai Pancasila yang juga memiliki ilmu pengetahuan dari aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi itu harus mampu dijadikan landasan dasar dalam upaya mengembangkan Pancasila dan mengatasi persoalan bangsa Indonesia saat ini.
Kehadiran filsafat di Perguruan Tinggi, bahkan dalam kehidupan manusia, amatlah penting. Hal itu tampak nyata dengan diajarkannya filsafat ilmu di semua bidang disiplin pada jenjang S1, S2 dan S3.
NPM : 2311011011
Kelas : MNJ A (GANJIL)
Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat. Akan tetapi, pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri sendiri.
Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris maupun rasional. Filsafat ilmu merupakan bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi keilmuan yang dikerjakan filsafat terhadap seluruh pengalaman manusia.
Filsafat ilmu sebagai sumber pengetahuan ternyata memiliki keterkaitan dengan Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup ternyata juga menyimpan banyak pengetahuan-pengetahuan yang sudah selayaknya dikembangkan oleh disiplin filsafat ilmu yang secara ilmiah mempunyai nilai-nilai muatan positif dalam membentuk watak dan karakter bangsa Indonesia. Pancasila sebagai sebuah pandangan hidup sudah tentu memiliki nilai-nilai filsafat yang terkandung di dalamnya, dan bahkan Pancasila telah memiliki ilmu pengetahuan.
NPM : 2011011054
Analisis jurnal yang berjudul "FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA: RELEVANSINYA DALAM MENGATASI PERSOALAN KEBANGSAAN "
Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno dan berkembang ketika pengetahuan di Barat mulai muncul. Namun, pada abad ke-17, terjadi perpecahan antara ilmu pengetahuan dan filsafat. Pancasila, dalam perspektif filsafat, dapat dilihat sebagai sistem nilai-nilai yang setara, mengandung nilai moral, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praktis, dan nilai teknis. Pancasila sebagai pandangan dunia dan pandangan hidup juga mencerminkan nilai-nilai filsafat yang relevan. Dalam konteks ini, Pancasila melibatkan aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi yang perlu dieksplorasi oleh filsafat ilmu dalam pengembangan Pancasila.
Pengembangan nilai-nilai Pancasila memiliki arti umum sebagai pandangan dunia dan pandangan hidup yang digunakan sebagai panduan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti politik, agama, pendidikan, budaya, sosial, dan ekonomi. Pancasila memberikan kerangka kerja untuk perilaku dan peraturan dalam masyarakat, dan setiap sila harus dihayati dan diimplementasikan sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Pancasila berakar dari bahasa Sanskerta yang berarti 'lima' dan 'sila' berkaitan dengan peraturan perilaku penting dan baik. Oleh karena itu, Pancasila memiliki prinsip-prinsip moral dan etika.
Kendala dalam menerapkan Pancasila terletak pada kurangnya kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai Pancasila. Misalnya, korupsi yang merajalela di kalangan pejabat negara dan daerah yang menghambat kemajuan Indonesia. Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam tindakan sehari-hari adalah kunci untuk mengatasi masalah ini. Selain itu, sikap toleransi dalam masyarakat yang menurun juga memicu perpecahan. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kesadaran nilai-nilai Pancasila, perbaikan mental pejabat negara, dan internalisasi nilai-nilai Pancasila di hati nurani masyarakat.
Nama: Uliya Armina Maulidani
NPM: 2351011013
Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan
Pancasila berfungsi sebagai petunjuk arah dalam semua bidang kehidupan, dan dijadikan prinsip-prinsip moral dan etika. Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa Indonesia memiliki landasan ontologis (Pancasila mempunyai ajaran nilai luhur), epistemologis (Pancasila mempunyai sumber ilmu), dan aksiologis (Pancasila memberikan kontribusi terhadap kehidupan manusia). Oleh karena itu, Pancasila dapat dijadikan ilmu yang yang menjadi penggerak kehidupan dan menjadi inti sari dalam mengatasi persoalan kebangsaan.
NPM : 2311011065
Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila : Relevansinya Dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan.
Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris atau rasional.
kehadiran
filsafat di Perguruan Tinggi, bahkan dalam kehidupan manusia,
amatlah penting. Hal itu tampak nyata dengan diajarkannya filsafat
ilmu di semua bidang disiplin pada jenjang.
Filsafat ilmu juga dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan
kebangsaan secara ilmiah yang bermuara pada melemahnya
pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila.
Dalam kerangka ini, nilai-nilai Pancasila yang
memiliki ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan dapat dikaji
melalui filsafat ilmu. Pertama, secara ontologi, Pancasila
mempunyai ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti mengembangkan
sikap saling menghormati dan menyayangi sesama manusia, di
mana Tuhan mempunyai peranan dalam memberikan petunjuk pada
umat manusia. Kedua, epistemologi, Pancasila mempunyai sumber
pengetahuan dan wawasan kebangsaan yang sudah seharusnya
dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga,
secara aksiologi, nilai-nilai Pancasila memiliki sumbangan berarti
bagi kehidupan umat manusia, nilai-nilai luhur untuk saling
membantu dan memberikan rasa keadilan sosial harus
diejawantahkan dalam setiap aspek kehidupan manusia.
NPM : 2311011133
Kelas : Manajemen A (Ganjil)
Menurut jurnal, filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari barat yang kemudian mengalami perpecahan pada abad ke-17.
Francis Bacon (1561-1626) mengembangkan semboyan
Knowledge is Power yang mensinyalir bahwa peranan ilmu
pengetahuan terhadap kehidupan manusia, baik individual maupun
sosial menjadi sangat menentukan. Untuk mengatasi gap antara ilmu yang satu dengan ilmu
yang lain dibutuhkan satu bidang ilmu yang dapat menjembatani
serta mewadahi perbedaan yang muncul. Filsafat mampu mengatasi
hal tersebut.
Filsafat ilmu sebagai sumber pengetahuan ternyata
memiliki keterkaitan dengan Pancasila. Pancasila sebagai
pandangan hidup (way of life) ternyata juga menyimpan banyak
pengetahuan-pengetahuan yang sudah selayaknya dikembangkan
oleh disiplin filsafat ilmu yang secara ilmiah mempunyai nilai-nilai
muatan positif dalam membentuk watak dan karakter bangsa
Indonesia. Secara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai
ideologis yang berderajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai
luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis. Ketika Pancasila dinyatakan sebagai pandangan
hidup, berarti Pancasila itu sendiri memiliki ilmu pengetahuan yang
sesungguhnya sangat bermanfaat bagi bangsa Indonesia sebagai
petunjuk (guidance) di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila merupakan sebuah pandangan dunia atau world
view yang juga dapat ditanamkan nilai-nilai filsafat. Pancasila
adalah filsafat bangsa yang sesungguhnya berhimpit dengan jiwa
bangsa.
Pancasila mempunyai pengertian secara umum sebagai
pandangan dunia (way of life), pandangan hidup (weltanschauung),
pegangan hidup (weldbeschauung), petunjuk hidup (wereld en
levens beschouwing).
Di dalam sila pertama ini kita harus percaya dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, saling menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama, saling menghormati kebebasan
dalam menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan masingmasing, tidak memaksakan satu agama dan kepercayaan kepada
orang lain.
Di dalam sila kedua,
kita harus mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
kewajiban, saling mencintai sesama manusia, mengembangkan
sikap tenggang rasa, tidak semena-mena terhadap orang lain,
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Di dalam sila ketiga ini kita harus
menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara Indonesia di atas kepentingan pribadi atau
golongan, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara,
cinta tanah air dan bangsa, memajukan pergaulan demi persatuan
dan kesatuan bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika.
Di dalam sila keempat, berarti mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat,
mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama, musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi
oleh semangat kekeluargaan, dengan itikad baik dan rasa tanggung
jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan.
Di dalam sila kelima berarti perbuatan-perbuatan yang
luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotong royongan, bersikap adil, menghormati hak-hak orang lain,
suka memberi pertolongan kepada orang lain, tidak melakukan
perbuatan yang merugikan kepentingan umum, bersama-sama
berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial. (Kaelan, 1993:187-189).
Npm: 2311011079
Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila : Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan.
Pancasila adalah sistem ajaran bangsa Indonesia dalam
menjalani kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Bangsa
Indonesia meyakini kebenaran nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila sebagai pedoman berpikir dan bertindak. Karena itu,
setiap manusia yang ingin melakukan tindakan harus bercermin
pada nilai-nilai Pancasila terlebih dahulu. Pancasila sebagai norma
fundamental berfungsi sebagai suatu cita-cita atau ide yang harus
diwujudkan menjadi suatu kenyataan. Wujud Pancasila secara
kongkret merupakan perwujudan Pancasila dalam setiap perbuatan,
tingkah laku dan sikap hidup sehari-hari.
Untuk merealisasikan pengamalan Pancasila dalam upaya
mengatasi persoalan kebangsaan di Indonesia, maka pengamalan
Pancasila dapat dilakukan di jalur pendidikan. Pertama, dengan
memberikan pengetahuan, pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah
dan pengetahuan filsafat tentang Pancasila. Hal ini sangat penting
terutama bagi para pemimpin, dan ilmuwan. Kedua, dengan
kesadaran, melalui sikap yang sadar dan mengetahui pertumbuhan
keadaan yang ada dalam diri sendiri akan membantu seseorang
untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Ketiga, dengan ketaatan,
yaitu selalu dalam keadaan sedia untuk memenuhi wajib lahir dan
batin, lahir berasal dari luar misalnya dari pemerintah, batin dari diri
sendiri. Keempat, kemampuan yang cukup kuat, pendorong untuk
melakukan perbuatan yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
Kelima, mawas diri, yakni dengan selalu menilai diri sendiri apakah
dirinya berbuat baik atau buruk dalam melaksanakan Pancasila
Nama : Bulan Mangestuty Wijaya
NPM :2351011025
Kelas : MNJ A (Ganjil)
1. Sejarah ilmu filsafat
Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani kuno. Filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat. Sebelum abad ke-17 ilmu identik dengan filsafat. Pendapat tersebut sejalan dengan pemikiran Van Peursen (1985) yang mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut. Ilmu pengetahuan adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau perorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan. implikasi yang timbul adalah bahwa ilmu yang satu sangat erat hubungannya dengan ilmu yang lain, serta semakin kaburnya garis batas antara ilmu dasar-murni atau teoritis dengan ilmu terapan atau praktis. Untuk mengatasi Gap antara ilmu yang satu dengan yang lain dibutuhkan suatu bidang ilmu, dan filsafat dapat mengatasi hal tersebut. Immanuel Kant yang menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang mampu menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat. Oleh sebab itu Francis Bacon menyebut filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (the great mother of the sciences). filsafat ilmu (Philosophy of Science) adalah sebuah refleksi kritis secara mendasar atas perkembangan ilmu, khususnya terhadap tendensi filsafat ilmu (Sutrisno, 2006:19), yaitu filsafat sebagai “pandangan hidup” atau weltanschauung. Hal ini berkaitan dengan upaya sekelompok manusia untuk merespon dan menjawab permasalahan pokok kehidupan manusia.
2. Filsafat Ilmu dan Relevansinya dengan Nilai-Nilai Pancasila
Dalam membicarakan filsafat ada dua hal yang harus diperhatikan pertama, filsafat sebagai metode dan kedua, filsafat sebagai suatu pandangan (Hadi,1994:19). Hubungannya dengan Pancasila, Pancasila sebagai sebuah pandangan hidup tentu memiliki nilai-nilai filsafat yang terkandung di dalamnya, dan bahkan Pancasila telah memiliki ilmu pengetahuan.
Secara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai ideologis yang berderajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis. Agar ia dapat menjadi ideologi bangsa dan negara Indonesia yang lestari tetapi juga dinamis berkembang, nilai luhur dan nilai dasarnya harus dapat bersifat tetap, sementara nilai instrumentalnya harus semakin dapat direformasi dengan perkembangan tuntutan zaman. Selain itu Pancasila dapat dijadikan pangkal sudut pandang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (science of knowledge) yang dalam karya-karya berikutnya ditunjukkan segi- segi ontologik, epistemologi, dan aksiologinya sebagai raison d’etre bagi Pancasila sebagai suatu faham atau aliran filsafati (Wibisono, 1995:126).
3. Pengembangan Nilai- Nilai Pancasila
Isi dari Pancasila :
1. Ketuhanan yang maha esa, contoh sikapnya saling menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
2.Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, contoh sikap mengakui persamaan derajat
3. Persatuan Indonesia, Contoh sikap menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara Indonesia di atas kepentingan pribadi atau golongan
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, Contoh sikap mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat, mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, Contoh sikap perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong royongan, bersikap adil, menghormati hak-hak orang lain
Koento Wibisono menyatakan bahwa untuk mengembangkan Pancasila, pertama harus ada unsur keyakinan. Yang kedua adalah unsur mitos. Yang ketiga adalah loyalitas. Filsafat ilmu sebagai dasar sebuah ilmu pengetahuan (science of knowledge) dapat mengembangkan Pancasila dengan tiga cara, yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi. Pertama, secara ontologi, Pancasila pada hakekatnya adalah sebuah sistem nilai atau prinsip yang mendasari bentuk negara Indonesia. Kedua, secara epistemologis, Pancasila pada mulanya adalah harmonisasi dari paham Barat modern sekuler, paham kebangsaan, Islam dan pelbagai jenis pengetahuan lainnya yang melalui proses perdebatan panjang hingga mencapai titik temu. Ketiga, secara aksiologi, Pancasila sebagai pandangan hidup mempunyai nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam sila- silanya, yakni nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan kerakyatan serta keadilan sosial.
Npm : 2311011033
S1 Manajemen Ganjil
Dari jurnal yang sudah saya pahami dapat disimpulkan bahwa kehadiran filsafat dalam pendidikan tinggi bahkan dalam kehidupan manusia amatlah penting.
Filsafat juga dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan nasional secara ilmiah sehingga dapat menyebabkan lemahnya kesadaran masyarakat terhadap nilai Pancasila. Dengan memudarnya pemahaman masyarakat dapat diatasi dengan memperbarui nilai-nilai Pancasila.
Dalam kerangka tersebut nilai nilai Pancasila yang memiliki ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan dapat dikaji atau ditelaah melalui filsafat ilmu.
Pertama, secara ontologis, Pancasila mempunyai ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti mengembangkan sikap saling menghargai dan mencintai sesama.
Kedua, dari segi epistemologi, Pancasila mempunyai sumber ilmu yang sering di terapkan sehari hari
Ketiga, dalam sudut pandang aksiomatik, nilai-nilai Pancasila memberikan kontribusi terhadap kehidupan manusia. Nilai-nilai luhur kepedulian yang memunculkan rasa keadilan sosial harus diungkapkan dalam seluruh aspek kehidupan manusia.
Oleh karena itu, pengembangan Pancasila dapat dicapai melalui filsafat keilmuan. seorang ilmuwan mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting sebagai mediator agar nilai-nilai Pancasila dapat dipahami. Berkat kebebasan mengajar dan kebebasan akademik untuk dikembangkan secara bertanggung jawab, maka kajian filsafat terkait pengembangan Pancasila menjadi sangat relevan dan mendesak untuk “diungkapkan” oleh dunia pendidikan tinggi saat ini
NPM: 2351011035
Kelas: Manajemen A (Ganjil)
Link Video: https://youtu.be/8EJiYM5xMmI?si=e5UzwIfu3cyTiXT4
2311011077
Fakta bahwa filsafat diajarkan pada semua bidang di jenjang perguruan tinggi menunjukkan betapa pentingnya filsafat di dalam kehidupan manusia. Selain itu, ilmu filsafat dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah ilmiah yang berkaitan dengan kelemahannya dan kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap prinsip-prinsip Pancasila. Dalam konteks ini, prinsip-prinsip Pancasila yang memiliki ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari dan hakekatnya dapat dipelajari melalui ilmu pengetahuan.
Pertama, dari perspektif ontologi, Pancasila mempunyai prinsip moral yang tinggi, seperti mengembangkan sikap saling mencintai dan menghormati satu sama lain, dimana Tuhan memberikan petunjuk pada manusia.
Kedua, dari perspektif epistemologis, Pancasila memiliki sumber
pengalaman dan wawasan kebangsaan yang seharusnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, prinsip-prinsip Pancasila memberikan kontribusi yang signifikan secara logika. Untuk kehidupan umat manusia, nilai-nilai yang tinggi tentang persahabatan, bantuan, dan rasa keadilan sosial harus terkait dengan setiap aspek kehidupan manusia.
Oleh karena itu, Pancasila dapat dikembangkan dengan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, seorang peneliti dan Akademisi melakukan hal-hal yang sangat penting sebagai fasilitas tentang pemahaman nilai-nilai Pancasila melalui kebebasan akademik yang dibuat dengan tanggung jawab.
NPM : 2011011087
FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA: RELEVANSINYA DALAM MENGATASI PERSOALAN KEBANGSAAN
Pancasila mempunyai pengertian secara umum sebagai pandangan dunia , pandangan hidup, pegangan hidup, petunjuk hidup. Dalam hal ini, Pancasila diperuntukkan sebagai petunjuk hidup yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, Pancasila diperuntukkan sebagai petunjuk arah semua kegiatan dan aktivitas hidup dan kehidupan di segala bidang : politik, pendidikan, agama, budaya, sosial dan ekonomi. Ini berarti semua tingkah laku dan tindak tanduk perbuatan manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila Pancasila.
Untuk menyelesaikan problem Pancasila agar tidak dijadikan alat kepentingan politik, dan tidak menyebabkan manusia-manusia Indonesia menjadi apatis, masyarakat Indonesia harus dapat menempatkan ideologi Pancasila sebagai sebuah sistem ilmu pengetahuan sehingga upaya untuk mengikis anggapan negatif atas ideologi Pancasila menjadi lebih memungkinkan. Namun demikian, masyarakat Indonesia itu juga harus mampu menempatkan daya kritis dari cipta karsa pikir manusia terhadap nilai-nilai Pancasila.
Untuk mengatasi persoalan kebangsaan dalam upaya pengembangan Pancasila diperlukan beberapa faktor.
•Pertama, harus ada proses penyadaran terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang memiliki banyak makna bagi kehidupan umat manusia.
•Kedua, memperbaiki mental pejabat negara agar tidak selalu melakukan korupsi yaitu dengan selalu menanamkan nilai- nilai Pancasila.
•Ketiga, menanamkan nilai-nilai Pancasila ke dalam hati nurani.
Oleh karena itu, dibutuhkan rasa atau kemauan untuk mengaplikasikan pengetahuan nilai-nilai Pancasila. Sebab hanya dengan kemauan, kemampuan tersebut dapat berguna bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Kebutuhan kebangsaan saat ini dan mendatang untuk menyelesaikan masalah- masalah bidang sosial, politik, ekonomi, dan budaya adalah dengan memberikan pemahaman secara komprehensif dan filosofis mengenai nilai-nilai Pancasila dalam pemenuhan eksplanasinya di kalangan elit politik, pejabat negara dan birokrat.
Nama : Keyla Shafira Az-zahra
NPM : 2311011041
TUGAS PERTEMUAN 9
JURNAL ANALISIS
Berdasarkan jurnal yang berjudul Filsafat Ilmu Dan Arah Pengembangan Pancasila : Relevansinya Dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan. Ada beberapa poin penting yang dapat kita pelajari. Pertama, terkait pengertian filsafat ilmu. Apa sih filsafat ilmu itu? Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang mencakup landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia. Filsafat ilmu merupakan satu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Filsafat ilmu sebagai sumber pengetahuan ternyata memiliki keterkaitan dengan Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life) ternyata juga menyimpan banyak pengetahuan-pengetahuan yang sudah selayaknya dikembangkan oleh disiplin filsafat ilmu yang secara ilmiah mempunyai nilai-nilai muatan positif dalam membentuk watak dan karakter bangsa Indonesia. Secara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai ideologis yang berderajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis.
Di sisi lain, Pancasila dapat dijadikan pangkal sudut pandang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan ( science of Knowledge ), pandangan hidup ( weltanschauung ), pegangan hidup ( weldbeschauung ), petunjuk hidup ( weld en levens beschouwing).
Melemahnya pemahaman dan penghayatan masyarakat terhadap Pancasila dapat diatasi dengan melakukan revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila. Dalam kerangka ini, nilai-nilai Pancasila yang memiliki ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan dapat dikaji melalui filsafat ilmu. Pertama, secara ontologi, Pancasila mempunyai ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti mengembangkan sikap saling menghormati dan menyayangi sesama manusia, di mana Tuhan mempunyai peranan dalam memberikan petunjuk pada umat manusia. Kedua, epistemologi, Pancasila mempunyai sumber pengetahuan dan wawasan kebangsaan yang sudah seharusnya dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, secara aksiologi, nilai-nilai Pancasila memiliki kontribusi berarti bagi kehidupan umat manusia, nilai-nilai luhur untuk saling membantu dan memberikan rasa keadilan sosial harus diejawantahkan dalam setiap aspek kehidupan manusia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pancasila dapat kita kembangkan melalui filsafat ilmu.
Nama: Kevina
NPM: 231101005
Filsafat ilmu dan arah pengembangan Pancasila
Filsafat ilmu adalah pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi. Filsafat ilmu merupakan satu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu. Filsafat ilmu sebagai sumber pengetahuan terkait dengan Pancasila. Pancasila harus disadari keberadaanya oleh masyarakat agar tetap utuh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai Pancasila yang memiliki ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan dikaji melalui filsafat ilmu secara ontologi dan epistemologi. Setiap warga negara Indoensia harus mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, nilai-nilai tersebut telah lama berakar serta hidup dalam hati nurani, watak, kepribadian dan pergaulan hidup bangsa Indonesia yang tercermin dalam adat-istiadat, kebiasaan, perilaku serta lembaga-lembaga masyarakat.
Re: Forum Analisis Jurnal
NPM : 2311011019
Dalam Jurnal “Filsafat Ilmu dan Pengembangan Pancasila : Relevansinya dalam mengatasi persoalan kebangsaan” menjelaskan tentang kehadiran filsafat dalam kehidupan sehari-hari bahkan dalam kehidupan di jenjang perguruan tinggi. Didalam perguruan tinggi, filsafat sangat penting karna dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kebangsaan secara ilmiah yang bermuara pada melemahnya pemahaman mahasiswa terhadap nilai-nilai pancasila. Filsafat dapat membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta serta sebagai landasan bagi keyakinan dan tindakan setiap masyarakat, dan filsafat juga dapat memeriksa secara kritis dalam segala hal serta dapat disajikan sebagai landasan bagi keyakinan dan tindakan. Pengetahuan ilmiah dibangun untuk memecahkan permasalahan-permasalahan ilmiah. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara seharusnya mampu menggunakan ilmu filsafat dan metode-metode ilmiahnya, agar dapat menyelesaikan persoalan kebangsaan yang dihadapi oleh negara kita ini, yang salah satunya yakni lunturnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai pancasila sebagai pandangan hidup dimasyarakat, sehingga menyebabkan bangsa Indonesia ditimpah oleh masalah-masalah besar seperti korupsi yang menggurita, bencana alam yang berkelanjutan, bencana kemanusiaan, dan lain-lainnya.
Secara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai ideologis yang berderajat, yang mana di dalamnya terkandung nilai luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis. Agar ia dapat menjadi ideologi bangsa dan negara Indonesia yang lestari tetapi juga dinamis berkembang, nilai luhur dan nilai dasarnya harus dapat bersifat tetap, sementara nilai instrumentalnya harus semakin dapat direformasi dengan perkembangan tuntutan zaman. Di samping itu, pancasila juga mampu dijadikan pangkal sudut pandang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (science of knowledge) yang mana didalam karya-karya berikutnya ditunjukkan segisegi ontologik, epistemologi, dan aksiologinya sebagai raison d’etre bagi Pancasila sebagai suatu paham atau aliran filsafat.
Nama : Abdul Jabar H.
NPM : 2311011097
Kelas : MNJ Ganjil
Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila : Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan
• Sejarah Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat. Namun pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri sendiri.
Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa sebelum abad ke-17 ilmu identik dengan filsafat. Pendapat tersebut sejalan dengan pemikiran Van Peursen (1985) yang mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut. Koento Wibisono menyatakan bahwa filsafat itu sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur.
• Filsafat Ilmu dan Relevansinya dengan Nilai-Nilai Pancasila
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia.F ilsafat ilmu merupakan satu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling berpengaruh antara filsafat dan ilmu.
Secara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai ideologis yang berderajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis. Agar ia dapat menjadi ideologi bangsa dan negara Indonesia yang lestari tetapi juga dinamis berkembang, nilai luhur dan nilai dasarnya harus dapat bersifat tetap, sementara nilai instrumentalnya harus semakin dapat direformasi dengan perkembangan tuntutan zaman.
Di samping itu, Pancasila mampu dijadikan pangkal sudut pandang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (science of knowledge) yang dalam karya-karya berikutnya ditunjukkan segi-segi ontologik, epistemologi, dan aksiologinya sebagai raison d’etre bagi Pancasila sebagai suatu faham atau aliran filsafati (Wibisono, 1995:126)
•Pengembangan Nilai- Nilai Pancasila
Pancasila mempunyai pengertian secara umum sebagai pandangan dunia (way of life), pandangan hidup (weltanschauung), pegangan hidup (weldbeschauung), petunjuk hidup (wereld en levens beschouwing). Dalam hal ini, Pancasila diperuntukkan sebagai petunjuk hidup yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari (Kaelan, 1993:67).
Dengan kata lain, Pancasila diperuntukkan sebagai petunjuk arah semua kegiatan dan aktivitas hidup dan kehidupan di segala bidang : politik, pendidikan, agama, budaya, sosial dan ekonomi. Ini berarti semua tingkah laku dan tindak tanduk perbuatan manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila Pancasila.
Secara etimologis, menurut tingkatnya, kata "Pancasila" berasal dari bahasa Sansekerta, India (bahasa kasta Brahmana). Menurut Prof. Muhammad Yamin, dalam bahasa Sansekerta perkataan ”Pancasila” ada dua macam arti, yaitu: Panca artinya ‘lima’, sedangkan, syiila berkaitan dengan peraturan tingkah laku yang penting/ baik. Dengan demikian, Pancasila itu memiliki prinsip-prinsip moral dan etika (Kaelan, 1993:18).
NPM 2351011009
LINK :https://youtu.be/dCELsqZ2WAc?si=-sEP7FBcB109loZz
NPM: 2351011001
FILSAFAT ILMU
DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA:
RELEVANSINYA DALAM MENGATASI
PERSOALAN KEBANGSAAN
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia. Filsafat ilmu merupakan satu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Di sisi lain, ketika berbicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut diperhatikan : pertama, filsafat sebagai metode dan kedua, filsafat sebagai suatu pandangan (Hadi,1994:19). Oleh karena itu, di sini filsafat sebagai sebuah ilmu pengetahuan akan dijadikan sebagai pandangan hidup. Terkait dengan Pancasila, Pancasila sebagai sebuah pandangan hidup sudah tentu memiliki nilai-nilai filsafat yang terkandung di dalamnya, dan bahkan Pancasila telah memiliki ilmu pengetahuan.
Filsafat ilmu sebagai dasar sebuah ilmu pengetahuan (science of knowledge) dapat mengembangkan Pancasila dengan tiga cara, yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi. Pertama,secara ontologi, Pancasila pada hakekatnya adalah sebuah sistem nilai atau prinsip yang mendasari bentuk negara Indonesia. Sebagai nilai atau prinsip dasar, di dalamnya terkandung makna-makna kebijaksanaan reflektif yang menyiratkan idealisasi pada hal yang dianggap baik, benar, indah dan bermanfaat bagi manusia.
NPM:2311011113
Analisis Jurnal
Jurnal tersebut membahas tentang bagaimana sejarah awalnya filsafat dan ternyata filasafat itu dahulu adalah mencakup semua ilmu jadi ilmu merupakan bagian filsafat.Namun pada abad ke 17 terpecah dan filsafat berdiri sendiri dan seiring berkembangnya waktu lahirlah ilmu pengetahuan.Francis Bacon (1561-1626) mengembangkan semboyanKnowledge is Power yang mensinyalir bahwa peranan ilmu
pengetahuan terhadap kehidupan manusia, baik individual maupun sosial menjadi sangat menentukan.Untuk mengatasi gap antara ilmu satu dengan ilmu lain maka dibutuhkan satu bidang ilmu yang dapat menjembatani
serta mewadahi perbedaan yang muncul yaitu filsafat ilmu.
Filsafat ilmu sebagai sumber pengetahuan ternyata memiliki keterkaitan dengan Pancasila.
Pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa memiliki nilai nilai filsafat di dalamnya dan memiliki ilmu pengetahuan.Pancasila
adalah filsafat bangsa yang sesungguhnya berhimpit dengan jiwa bangsa. Pancasila sebagai pandangan atau filsafat merupakan acuan intelektual kognitif bagi bagaimana cara berpikir suatu bangsa.Pancasila disebut juga weltanschauung atau pandangan
hidup. Hal itu menunjukkan bahwa Pancasila merupakan gagasan vital bangsa, sistem nilai dasar yang derivasinya terbangun ke
dalam sistem moral dan sistem hukum negara bangsa, negara kesatuan RI modern. Sebagai pandangan hidup, Pancasila mengandung sistem normatif preskreptif bagi kehidupan manusia.Menurut Koento Wibisono ada 3 hal yang harus dilakukan untuk mengembangkan Pancasila,pertama harus ada unsur keyakinan,yang kedua unsur mitos dan yang ketiga adalah loyalitas.Filsafat ilmu juga bisa mengembangkan Pancasila dengan 3 cara yaitu ontologi,epistemologi,dan aksiologi.Dengan adanya pengembangan Pancasila secara terus menerus melalui jalur keilmuan akan terasa dampaknya nanti secara signifikan.Sebagai mahasiswa,kita harus ikut mendukung pengembangan tersebut.
Namun dengan adanya ideologi yang kuat yaitu Pancasila tidak menyurutkan berbagai masalah yang terjadi di Indonesia dan melanggar nilai Pancasila,salah satunya adalah maraknya kasus korupsi yang dilakukan oleh banyak pejabat di negeri ini,mereka menganggap Pancasila hanya sebagai identitas saja namun tidak pernah diimplementasikan pada kehidupan nya sehingga mereka berani melakukan hal tersebut.
Untuk mengatasi persoalan kebangsaan dalam upaya pengembangan Pancasila diperlukan beberapa faktor. Pertama,harus ada proses penyadaran terhadap nilai nilai Pancasila.Kedua,memperbaiki mental pejabat negara agar tidak selalu melakukan korupsi.Ketiga,menanamkan nilai nilai Pancasila ke hati nurani.
Jika seseorang sudah memahami betapa pentingnya nilai nilai Pancasila maka ia tidak akan berani untuk melakukan pelanggaran terhadap nilai Pancasila.Oleh karena itu ada beberapa cara ntuk merealisasikan pengamalan Pancasila dalam upaya mengatasi persoalan kebangsaan di Indonesia, maka pengamalan
Pancasila dapat dilakukan di jalur pendidikan,Pertama, dengan memberikan pengetahuan, pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah dan pengetahuan filsafat tentang Pancasila. Kedua, dengan kesadaran, melalui sikap yang sadar dan mengetahui pertumbuhan keadaan yang ada dalam diri sendiri akan membantu seseorang untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Ketiga, dengan ketaatan,
yaitu selalu dalam keadaan sedia untuk memenuhi wajib lahir dan batin, lahir berasal dari luar misalnya dari pemerintah, batin dari diri sendiri. Keempat, kemampuan yang cukup kuat, pendorong untuk melakukan perbuatan yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
Kelima, mawas diri, yakni dengan selalu menilai diri sendiri apakah dirinya berbuat baik atau buruk dalam melaksanakan Pancasila.
Nama : Abdur Rahman Hammaam Faiz
NPM : 2311011099
Kelas : S1 Manajemen A (Ganjil)
Pancasila sebagai filsafat keilmuan merupakan landasan dan metode keilmuan yang dapat menyelesaikan permasalahan nasional yang dihadapi bangsa Indonesia, salah satunya disebabkan oleh semakin memudarnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidup bermasyarakat.
Sejarah filsafat ilmu bermula dari Yunani kuno. Filsafat abad ketujuh belas umumnya dianggap di Barat sebagai permulaan filsafat modern dan penyimpangan dari pendekatan abad pertengahan, khususnya skolastisisme. Filsafat awal abad ke-17 sering disebut sebagai Zaman Nalar atau Rasionalisme, dan dipandang sebagai pengganti Renaisans dan Pencerahan yang mendahuluinya.
Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang membahas hakikat, metode, dan tujuan ilmu pengetahuan. Filosofi ini terkait dengan Pancasila, asas negara Indonesia, dan filsafat ilmu dapat membantu mengembangkan pemimpin yang mampu menggunakan ilmu dan metode ilmiah untuk secara bijak mengambil keputusan yang adil.
Permasalahan nasional yang timbul akibat penerapan nilai-nilai Pancasila salah satunya adalah korupsi, yaitu penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan untuk kepentingan pribadi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Korupsi menciptakan kesenjangan sosial dan ekonomi yang bertentangan dengan prinsip keadilan sosial. Dengan demikian, korupsi merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai Pancasila yang memperjuangkan keadilan, persatuan, dan kesejahteraan umat manusia. Pemberantasan korupsi sejalan dengan semangat nilai-nilai Pancasila.
NPM: 2311011071
Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat.
Filsafat ilmu sebagai sumber pengetahuan ternyata memiliki keterkaitan dengan Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life) ternyata juga menyimpan banyak pengetahuan-pengetahuan yang sudah selayaknya dikembangkan oleh disiplin filsafat ilmu yang secara ilmiah mempunyai nilai-nilai muatan positif dalam membentuk watak dan karakter bangsa Indonesia.
Secara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai ideologis yang berderajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis. Pancasila mampu dijadikan pangkal sudut pandang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Pancasila mempunyai pengertian secara umum sebagai pandangan dunia (way of life), pandangan hidup (weltanschauung), pegangan hidup (weldbeschauung), petunjuk hidup (wereld en levens beschouwing).
• Pertama, secara ontologi, Pancasila pada hakekatnya adalah sebuah sistem nilai atau prinsip yang mendasari bentuk negara Indonesia.
• Kedua, secara epistemologis, Pancasila pada mulanya adalah harmonisasi dari paham Barat modern sekuler, paham kebangsaan, Islam dan pelbagai jenis pengetahuan lainnya yang melalui proses perdebatan panjang hingga mencapai titik temu
• Ketiga, secara aksiologi, Pancasila sebagai pandangan hidup mempunyai nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam silasilanya, yakni nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan kerakyatan serta keadilan sosial
Untuk mengatasi persoalan kebangsaan dalam upaya pengembangan Pancasila diperlukan beberapa faktor.
1. Pertama, harus ada proses penyadaran terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang memiliki banyak makna bagi kehidupan umat manusia.
2. Kedua, memperbaiki mental pejabat negara agar tidak selalu melakukan korupsi yaitu dengan selalu menanamkan nilainilai Pancasila.
3. Ketiga, menanamkan nilai-nilai Pancasila ke dalam hati nurani.
NPM : 2311011109
Jurnal yang berjudul "FILSAFAT ILMU
DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA:
RELEVANSINYA DALAM MENGATASI
PERSOALAN KEBANGSAAN" yang ditulis oleh Syahrul Kirom.
jurnal ini membahas relevansi filsafat ilmu dalam memahami dan mengatasi masalah-masalah nasional di Indonesia, terutama dalam hubungannya dengan nilai-nilai Pancasila. Filsafat ilmu, yang meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi, dapat digunakan sebagai alat untuk memecahkan masalah-masalah nasional, seperti korupsi, dengan memberikan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila. Artikel ini berargumen bahwa Pancasila, sebagai cara hidup Indonesia, harus diimplementasikan dan dipahami oleh semua orang Indonesia. Filsafat ilmu dapat membantu dalam menganalisis dan memecahkan masalah-masalah ini secara komprehensif. Artikel ini juga mengeksplorasi sejarah filsafat ilmu dan hubungannya dengan pengetahuan dan cabang-cabang filsafat lainnya.
Pancasila mengandung prinsip-prinsip mulia dan berfungsi sebagai panduan bagi rakyat Indonesia. Ia didasarkan pada niat baik dan norma-norma etis yang telah tertanam dalam budaya dan agama Indonesia selama berabad-abad . Mengembangkan Pancasila membutuhkan kepercayaan, mitos, dan kesetiaan. Ia juga melibatkan rasionalitas, apresiasi, dan moralitas . Pancasila adalah sebuah filsafat komprehensif yang dapat dipahami melalui perspektif ontologis, epistemologis, dan aksiologis . Penting untuk memahami Pancasila sebagai sebuah ilmu dan menerapkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari . Jika Pancasila tidak didukung oleh individu yang terdidik, ia dapat kehilangan signifikansinya dan menjadi stagnan . Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan dan mempromosikan Pancasila dalam pendidikan dan akademik.
Pengembangan Pancasila melalui pengetahuan ilmiah dapat memiliki dampak yang signifikan, terutama dalam pendidikan tinggi. Masalah-masalah nasional saat ini di Indonesia, seperti perbedaan agama dan korupsi, dapat diatasi dengan memahami nilai-nilai Pancasila. Filsafat ilmu, yang meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi, dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis dan memecahkan masalah-masalah ini secara komprehensif . Artikel ini juga mengeksplorasi sejarah filsafat ilmu dan hubungannya dengan pengetahuan dan cabang-cabang filsafat lainnya.
Dalam konteks Pancasila, sila-sila yang terkandung di dalamnya memiliki relevansi yang kuat dengan masalah-masalah nasional.
Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengajarkan pentingnya memiliki keyakinan dan kepercayaan yang kuat dalam menjalani kehidupan.
Sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, menekankan pentingnya persamaan derajat, hak, dan kewajiban, serta sikap tenggang rasa dan mencintai sesama manusia.
Sila-sila lainnya, seperti Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permasyarakatan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, juga memiliki nilai-nilai yang relevan dalam mengatasi masalah-masalah nasional .
Dalam mengatasi masalah-masalah nasional, revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila perlu dilakukan untuk memperkuat pemahaman dan penghayatan masyarakat terhadap nilai-nilai
Nama: Nabela Agista Josi
NPM: 2311011125
Dalam jurnal halaman 105 terdapat kalimat:
Sebagai pandangan dunia atau filsafat, Pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel. Bahan materialnya adalah berbagai butir dan ajaran kebijaksanaan dalam budaya etnik maupun agama.
Pendapat saya:
Saya setuju dengan kalimat tersebut. Pancasila bukan hanya sekadar seperangkat prinsip atau norma, tetapi juga digambarkan sebagai pandangan dunia atau filsafat yang mendasari cara berpikir masyarakat Indonesia. Selain itu juga, Pancasila memiliki potensi untuk menjadi dasar yang dapat membangun sistem filsafat yang kredibel. Ini berarti bahwa dalam konteks akademik dan keilmuan, Pancasila bisa diintegrasikan sebagai dasar pemikiran yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Jadi, kalimat tersebut menggambarkan peran Pancasila sebagai pandangan dunia yang berpengaruh dan sebagai sumber intelektual dalam konteks keilmuan, yang berasal dari nilai-nilai budaya dan agama yang beragam di Indonesia.
Dalam Jurnal terdapat kalimat:
Pancasila mengandung prinsip-prinsip mulia. Kehendak untuk menegakkan negara Indonesia pastilah didasari oleh niat dan
pedoman yang baik. Gagasan-gagasan yang terkandung di dalamnya merangkum kebijaksanaan bangsa Indonesia atas konteks budaya dan agama yang berabad lamanya disimpan sebagai norma etis. Unsur-unsur kebaikan tercantum dan menjadi pedoman masyarakat Indonesia.
Menurut saya:
Saya setuju bahwa Pancasila mengandung prinsip-prinsip mulia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai-nilai mulia yang diterapkan sebagai dasar negara dan pedoman bagi masyarakat Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara dapat berjalan dengan damai dan sejahtera.
Untuk mengatasi masalah kebangsaan seperti hilangnya rasa persatuan dan kesatuan dan maraknya korupsi, dibutuhkan rasa atau kemauan untuk mengaplikasikan pengetahuan nilai-nilai Pancasila bagi seluruh masyarakat Indonesia. Sebab hanya dengan kemauan, kemampuan tersebut dapat berguna bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Mereka perlu dididik mengenai nilai-nilai Pancasila agar mereka tidak melakukan praktek korupsi dan kecurangan lainnya di dalam sistem demokrasi Indonesia.
NPM : 2311011025
Prodi : S1 Manajemen A
Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan
Jurnal ini membahas tentang relevansi filsafat ilmu dalam mengkaji Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan perannya dalam menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan, khususnya korupsi. Filsafat ilmu memiliki tiga aspek yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi, yang dapat digunakan untuk memahami nilai-nilai Pancasila. Penelitian ini menemukan bahwa Pancasila memiliki ajaran dan nilai-nilai yang mengembangkan sikap saling menghargai antar sesama manusia (ontologi), sumber pengetahuan dan konsep nasionalisme yang harus digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan sosial di Indonesia (epistemologi), dan nilai-nilai yang berkontribusi pada keadilan sosial dan kemanusiaan (aksiologi). Jurnal ini juga membahas sejarah filsafat ilmu dan perannya dalam menjembatani kesenjangan antara berbagai bidang ilmu. Jurnal ini menekankan pentingnya Pancasila sebagai sistem nilai ideologi yang dapat digunakan sebagai panduan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan sebagai dasar untuk memecahkan masalah-masalah kebangsaan.
Nama: Mario Andala Putra
NPM : 2311011107
Jurnal ini membahas tentang hubungan antara filsafat ilmu dan Pancasila, serta relevansinya dalam mengatasi persoalan kebangsaan di Indonesia.
Filsafat ilmu adalah kajian yang berkaitan dengan epistemologi, atau bagaimana pengetahuan diperoleh dan digunakan. Dalam konteks ini, filsafat ilmu digunakan untuk merumuskan pendekatan ilmiah yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Artinya, pengetahuan dan metode ilmiah harus selaras dengan nilai-nilai Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki prinsip-prinsip yang mencakup persatuan, keadilan, dan kemanusiaan. Jurnal ini menguraikan bagaimana pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip Pancasila dalam ilmu dan penelitian dapat membantu mengatasi berbagai persoalan kebangsaan, seperti ketidaksetaraan sosial, konflik antar-etnis, dan masalah-masalah sosial lainnya.
Relevansi terbesar dari hubungan ini adalah bahwa dengan menerapkan filsafat ilmu yang berdasarkan Pancasila, penelitian dan ilmu pengetahuan dapat menjadi instrumen untuk mencapai tujuan negara yang lebih besar, yaitu menciptakan masyarakat yang adil, harmonis, dan sejahtera sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, pengetahuan dan metode ilmiah dapat digunakan sebagai alat untuk mengatasi tantangan dan persoalan kebangsaan yang dihadapi oleh Indonesia.
Npm: 2311011081
Filsafat ilmu merupakan bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi keilmuan yang dikerjakan filsafat terhadap seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua hal : di satu sisi, membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta serta menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di sisi lain, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan dan tindakan (Gie, 2007:59).
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, sudah seharusnya filsafat ilmu dengan dasar dasar dan metode ilmiahnya mampu menyelesaikan persoalan kebangsaan yang sekarang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Salah satunya adalah lunturnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup di dalam masyarakat. Lunturnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia menyebabkan bangsa Indonesia banyak ditimpa masalah-masalah besar, seperti praktek korupsi yang menggurita, dan bencana alam yang berkelanjutan, serta bencana kemanusiaan lainnya.
Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat. Akan tetapi, pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di abad ke-1 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri sendiri. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa sebelum abad ke-17 ilmu identik dengan filsafat.
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia. Filsafat ilmu merupakan satu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Pancasila mempunyai pengertian secara umum sebagai pandangan dunia (way of life), pandangan hidup (weltanschauung), pegangan hidup (weldbeschauung), petunjuk hidup (wereld en levens beschouwing). Dalam hal ini, Pancasila diperuntukkan sebagai petunjuk hidup yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari (Kaelan, 1993:67). Dengan kata lain, Pancasila diperuntukkan sebagai petunjuk arah semua kegiatan dan aktivitas hidup dan kehidupan di segala bidang : politik, pendidikan, agama, budaya, sosial dan ekonomi. Ini berarti semua tingkah laku dan tindak tanduk perbuatan manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila Pancasila.
Proses kebangsaan Indonesia sampai hari ini terus berlangsung dengan berbagai dinamika dan permasalahannnya.
Beberapa tahun terakhir persoalan persatuan kebangsaan terasa mengalami tantangan yang tidak ringan, yang tampak pada munculnya peristiwa-peristiwa kerusuhan yang tak sedikit(Sutrisno, 2006:142). Perbedaan aliran keagamaan dapat menyulut perpecahan yang pada akhirnya rasa persatuan semakin hilang.
pengembangan Pancasila dapat dilakukan dengan filsafat ilmu. Dalam konteks ini, seorang ilmuwan dan akademisi memiliki peran dan fungsi yang sangat signifikan sebagai mediator untuk memberikan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila. Melalui kebebasan mimbar dan kebebasan akademik yang dikembangkan secara bertanggung jawab, telaah filsafati mengenai pengembangan Pancasila itu sangat relevan dan urgen untuk “disuarakan” oleh dunia perguruan tinggi.
NPM : 2351011007
Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila : Relevansinya Dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan.
Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris atau rasional.
kehadiran
filsafat di Perguruan Tinggi, bahkan dalam kehidupan manusia,
amatlah penting. Hal itu tampak nyata dengan diajarkannya filsafat
ilmu di semua bidang disiplin pada jenjang.
Filsafat ilmu juga dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan
kebangsaan secara ilmiah yang bermuara pada melemahnya
pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila.
Dalam kerangka ini, nilai-nilai Pancasila yang
memiliki ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan dapat dikaji
melalui filsafat ilmu. Pertama, secara ontologi, Pancasila
mempunyai ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti mengembangkan
sikap saling menghormati dan menyayangi sesama manusia, di
mana Tuhan mempunyai peranan dalam memberikan petunjuk pada
umat manusia. Kedua, epistemologi, Pancasila mempunyai sumber
pengetahuan dan wawasan kebangsaan yang sudah seharusnya
dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga,
secara aksiologi, nilai-nilai Pancasila memiliki sumbangan berarti
bagi kehidupan umat manusia, nilai-nilai luhur untuk saling
membantu dan memberikan rasa keadilan sosial harus
diejawantahkan dalam setiap aspek kehidupan manusia.
Npm : 2351011020
Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila : Relevansinya Dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan.
Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris atau rasional.
kehadiran filsafat di Perguruan Tinggi, bahkan dalam kehidupan manusia,
amatlah penting. Hal itu tampak nyata dengan diajarkannya filsafat
ilmu di semua bidang disiplin pada jenjang.
Filsafat ilmu juga dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan
kebangsaan secara ilmiah yang bermuara pada melemahnya
pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila. Dalam kerangka ini, nilai-nilai Pancasila yang memiliki ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan dapat dikaji
melalui filsafat ilmu. Pertama, secara ontologi, Pancasila mempunyai ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti mengembangkan
sikap saling menghormati dan menyayangi sesama manusia, di mana Tuhan mempunyai peranan dalam memberikan petunjuk pada umat manusia.
Kedua, epistemologi, Pancasila mempunyai sumberpengetahuan dan wawasan kebangsaan yang sudah seharusnya
dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, secara aksiologi, nilai-nilai Pancasila memiliki sumbangan berarti
bagi kehidupan umat manusia, nilai-nilai luhur untuk saling membantu dan memberikan rasa keadilan sosial harus
diejawantahkan dalam setiap aspek kehidupan manusia.
NPM : 2051011017
Tugas Analisis Jurnal
Analisis Jurnal berjudul "FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA: RELEVANSINYA DALAM MENGATASI PERSOALAN KEBANGSAAN" oleh Shayrul kirom
Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat. Akan tetapi, pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri sendiri. Secara filsafati Pancasila merupakan sistem nilai-nilai idiologis yang sederajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis. Pancasila sebagai sebuah pandangan hidup juga sudah tentu memiliki nilai-nilai filsafat yang terkandung di dalamnya, dan bahkan Pancasila telah memiliki ilmu pengetahuan. Pancasila merupakan pandangan dunia yang juga dapat dijiwai dengan nilai-nilai filosofis. Pancasila merupakan falsafah bangsa yang benar-benar selaras dengan jiwa bangsa. Yang muncul di sini adalah kemampuan bangsa untuk memahami, misalnya hakikat realitas dan kebenaran. Hakikat realitas dan kebenaran serta nilai-nilai filosofis memang termasuk aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi yang perlu digali oleh filsafat ilmu dalam tujuan pengembangan Pancasila.
Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang membahas tentang hakikat, metode, dan tujuan ilmu pengetahuan. Filosofi ini sejalan dengan Pancasila, asas dasar negara Indonesia. Filsafat ilmu pengetahuan dapat membantu mengembangkan pemimpin yang mampu menggunakan pengetahuan dan metode ilmiah secara bijaksana untuk mengambil keputusan yang adil.
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, filsafat ilmu dengan landasan dan metode keilmuannya mampu memecahkan permasalahan nasional yang saat ini dihadapi bangsa Indonesia. Salah satunya adalah menurunnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidup masyarakat. Permasalahan yang mengikis pemahaman masyarakat Indonesia terhadap Pancasila sebagai pedoman hidup adalah bahwa misi filsafat ilmu adalah mengkajinya secara ilmiah dengan mengedepankan sikap intelektual dan keilmuan yang tinggi, agar permasalahan ini dapat terselesaikan secara global.
Melemahnya pemahaman dan penghayatan masyarakat dapat diatasi dengan menghidupkan dan memperbarui nilai-nilai Pancasila. Dalam kerangka ini, nilai-nilai Pancasila yang memiliki ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan dapat dikaji melalui filsafat ilmu. Oleh karena itu, pengembangan Pancasila dapat dilakukan dengan filsafat ilmu. Dalam konteks ini, seorang ilmuwan dan akademisi memiliki peran dan fungsi yang sangat signifikan sebagai mediator untuk memberikan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila. Melalui kebebasan mimbar dan kebebasan akademik yang dikembangkan secara bertanggung jawab, telaah filsafati mengenai pengembangan Pancasila itu sangat relevan dan urgen untuk “disuarakan” oleh dunia perguruan tinggi.
NPM : 2351011031
Kelas : Manajemen A (Ganjil)
Menurut saya dalam jurnal tersebut membahas tentang hubungan antara filsafat ilmu dan Pancasila dalam mengatasi persoalan kebangsaan di Indonesia. Filsafat ilmu adalah analisis dan deskripsi tentang ilmu dari berbagai sudut pandang, seperti logika, metodologi, sosiologi, dan sejarah ilmu. Pancasila, sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, juga memiliki pengetahuan yang dapat dikembangkan oleh filsafat ilmu.
Pancasila memiliki nilai-nilai yang terkait dengan filsafat ilmu. Misalnya, dalam aspek ontologi, Pancasila mengajarkan sikap saling menghormati antar manusia. Dalam aspek epistemologi, Pancasila memiliki sumber pengetahuan dan konsep nasionalisme yang harus digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan sosial Indonesia. Dalam aspek aksiologi, nilai-nilai Pancasila memberikan kontribusi dalam kehidupan masyarakat Indonesia melalui nilai-nilai keadilan sosial dan kemanusiaan.
Pancasila juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja bagi berbagai disiplin ilmu secara interdisipliner. Filsafat ilmu dapat mengembangkan Pancasila melalui tiga cara, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Secara ontologi, Pancasila adalah sistem nilai atau prinsip yang menjadi dasar negara Indonesia. Secara epistemologi, Pancasila memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan reflektif yang mengarah pada hal-hal yang dianggap baik, benar, indah, dan bermanfaat bagi manusia. Secara aksiologi, nilai-nilai Pancasila memberikan panduan dalam mencapai keadilan sosial dan kemanusiaan.
Dalam kesimpulannya, jurnal tersebut menunjukkan bahwa filsafat ilmu dapat digunakan untuk memahami nilai-nilai Pancasila dan mengatasi persoalan kebangsaan di Indonesia.
NPM : 2311011067
S1 manajemen ganjil
FILSAFAT ILMU
DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA:
RELEVANSINYA DALAM MENGATASI
PERSOALAN KEBANGSAAN
Pengkajian Pancasila dengan menggunakan pisau analisis filsafat ilmu adalah hal yang menarik karena di dalam nilai-nilai Pancasila secara genuine sudah terkandung juga filsafat ilmu. Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis terhadap
metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris maupun rasional. Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat. Akan tetapi, pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri sendiri. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari
kehidupan umat manusia. Filsafat ilmu merupakan satu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara
filsafat dan ilmu. Robert Ackermann mendefinisikan filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap pendapat-pendapat lampau yang
telah dibuktikan atau dalam kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu. Filsafat ilmu demikian jelas bukan suatu cabang ilmu yang bebas dari praktek ilmiah senyatanya. Pancasila merupakan sebuah pandangan dunia atau world view yang juga dapat ditanamkan nilai-nilai filsafat. Pancasila adalah filsafat bangsa yang sesungguhnya berhimpit dengan jiwa
bangsa. Di sini yang muncul adalah kapasitas pengetahuan bangsa,
misalnya yang berkaitan dengan hakikat kenyataan dan kebenaran. Hakikat kenyataan dan kebenaran serta nilai-nilai filsafat tersebut sebenarnya adalah bagian dari aspek ontologi, epistemologi dan
aksiologi yang harus dieksplorasi oleh filsafat ilmu dalam upaya mengembangkan Pancasila. Sebagai pandangan dunia atau filsafat, Pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel. Bahan materialnya adalah berbagai butir dan ajaran kebijaksanaan dalam budaya etnik maupun agama.
Penguasaan ilmu pengetahuan di Indonesia harus berpedoman pada keilmuan Pancasila. Pancasila berfungsi sebagai
sudut pandang. Hal ini adalah konsekuensi logis dari pendirian teleologis dalam ilmu. Ilmu pengetahuan tidak bebas nilai: ilmu
pengetahuan “masuk” ke dalam matriks Pancasila yang berbasis Ketuhanan Yang Maha Esa dan berpuncak pada Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Oleh karena itu, pengembangan Pancasila dapat dilakukan dengan filsafat ilmu. Dalam konteks ini, seorang ilmuwan dan
akademisi memiliki peran dan fungsi yang sangat signifikan sebagai mediator untuk memberikan pemahaman tentang nilai-nilai
Pancasila. Melalui kebebasan mimbar dan kebebasan akademik yang dikembangkan secara bertanggung jawab, telaah filsafati
mengenai pengembangan Pancasila itu sangat relevan dan urgen untuk “disuarakan” oleh dunia perguruan tinggi.
NPM:2351011011
FILSAFAT PANCASILA DI DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA
Pancasila sebagai sistem filsafat bisa dilihat dari pendekatan ontologis, epistemologis, maupun aksiologis. Diktat “Filsafat Pancasila”menyebutkan secara ontologis berdasarkan pada pemikiran tentang negara, bangsa, masyarakat, dan manusia.
Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila
Pancasila ditinjau dari kausal Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.
b. Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, Pancasila yang ada dalam pembukaan UUD ’45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).
c. Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
d. Kausa Finalis, maksudnya berhubungan dengan tujuannya, tujuan diusulkannya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka
Inti atau esensi sila-sila Pancasila meliputi:
a. ke-Tuhanan, yaitu sebagai kausa prima
b. kemanusiaan, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
c. kesatuan, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri
d. kerakyatan, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong dan
e. keadilan, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.
Filsafat pendidikan itu berdiri secara
bebas dengan memperoleh keuntungan karena memiliki kaitan dengan filsafat umum, meskipun
kaitan tersebut tidak penting, yang terjadi adalah suatu keterpaduan antara pandangan filosofi
dengan filsafat pendidikan karena filsafat sering diartikan sebagai teori pendidikan secara umum
Dalam sejarah
pendidikan, dapat dijumpai berbagai pandangan atau teori mengenai perkembangan manusia dan hasil pendidikan, yaitu Empirisme,Nativisme,Naturalisme,Konvergensi.
Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat Indonesia yang di dalamnya memuat
lima dasar yang isinya merupakan jati diri bangsa Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila
menggambarkan tentang pedoman hidup berbangsa dan bernegara bagi manusia Indonesia
seluruhnya dan seutuhnya. Pancasila juga merupakan sebuah filsafat karena pancasila
merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa yang dalam usaha-usaha
keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel.
NPM : 2311011091
Analisis jurnal yang berjudul " FILSAFAT ILMU
DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA:
RELEVANSINYA DALAM MENGATASI
PERSOALAN KEBANGSAAN "
Sejarah filsafat ilmu
Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana
filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat.
Akan tetapi, pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di
abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri
sendiri.
Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa sebelum
abad ke-17 ilmu identik dengan filsafat. Pendapat tersebut sejalan
dengan pemikiran Van Peursen (1985) yang mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi
tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut. Koento
Wibisono menyatakan bahwa filsafat itu sendiri telah mengantarkan
adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon
ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur.
Sementara itu, perkembangan ilmu pengetahuan semakin
lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada
akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan
ke arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti
spesialisasi-spesialisasi. Oleh karena itu, tepatlah apa yang
dikemukakan oleh Van Peursen (1985), bahwa ilmu pengetahuan
dapat dilihat sebagai suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat asas
(konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-tidaknya dapat ditentukan.
Filsafat Ilmu dan Relevansinya dengan Nilai-Nilai Pancasila
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap
persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut
landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari
kehidupan umat manusia. Filsafat ilmu merupakan satu bidang
pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya
bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.
ara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai
ideologis yang berderajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai
luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis.
Agar ia dapat menjadi ideologi bangsa dan negara Indonesia yang
lestari tetapi juga dinamis berkembang, nilai luhur dan nilai
dasarnya harus dapat bersifat tetap, sementara nilai instrumentalnya
harus semakin dapat direformasi dengan perkembangan tuntutan
zaman.
Di samping itu, Pancasila mampu dijadikan pangkal sudut
pandang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (science of
knowledge) yang dalam karya-karya berikutnya ditunjukkan segisegi ontologik, epistemologi, dan aksiologinya sebagai raison d’etre bagi Pancasila sebagai suatu faham atau aliran filsafati.
Pengembangan Nilai- Nilai Pancasila
Pancasila mempunyai pengertian secara umum sebagai
pandangan dunia (way of life), pandangan hidup (weltanschauung), pegangan hidup (weldbeschauung), petunjuk hidup (wereld en levens beschouwing). Dalam hal ini, Pancasila diperuntukkan
sebagai petunjuk hidup yang harus diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari (Kaelan, 1993:67). Dengan kata lain, Pancasila
diperuntukkan sebagai petunjuk arah semua kegiatan dan aktivitas hidup dan kehidupan di segala bidang : politik, pendidikan, agama, budaya, sosial dan ekonomi. Ini berarti semua tingkah laku dan
tindak tanduk perbuatan manusia Indonesia harus dijiwai dan
merupakan pancaran dari semua sila Pancasila.
NPM : 2311011117
Link vidio :
https://youtu.be/ieS6gkM8bHg?si=aBqtQTp4Nz-wfMhL
NPM: 2311011071
Link Video Analisis Jurnal “Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan”
Npm : 2311011009
Kelas : Mnj A (Ganjil)
Filsafat ilmu merupakan bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi keilmuan yang dikerjakan filsafat terhadap seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua
hal di satu sisimembangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta serta menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan di sisi lain, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan dan tindakan.
Pengetahuan ilmiah itu dibangun dengan tujuan untuk memecahkan problem-problem ilmiahMenurut Bahm, ilmu itu sendiri adalah suatu nama bagi usaha manusia. untuk mampu memahami sifat dasar berbagai hal dengan jalan merumuskan hipotesis-hipotesis atau teori-teori tentang sifat-sifat dasar dan mengujinya secara pengamatan atau percobaan untuk mengetahui apakah masih berlaku atau tidak. Oleh karena itu, untuk dapat memecahkan masalah ilmiah diperlukan sikap-sikap yang ilmiah juga
Npm:2311011087
Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan
Filsafat Ilmu:
Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang membahas tentang sifat, metode, dan batasan ilmu pengetahuan. Ini melibatkan pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang apa yang dapat diketahui, bagaimana kita bisa tahu, dan batasan-batasan pengetahuan kita. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa pengembangan pengetahuan tidak hanya terbatas pada aspek teknis dan metodologis, tetapi juga melibatkan pertimbangan etis, moral, dan sosial.
Pengembangan Pancasila:
Pancasila adalah dasar filsafat negara Indonesia yang terdiri dari lima prinsip utama. Pengembangan Pancasila melibatkan penafsiran ulang dan aplikasi nilai-nilai Pancasila sesuai dengan dinamika sosial, politik, dan budaya yang terjadi dalam masyarakat. Ini mencakup pembaruan konsep-konsep Pancasila agar relevan dengan tantangan zaman serta penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Relevansi dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan:
1.Landasan Moral dan Etika: Pancasila memberikan landasan moral dan etika yang kuat untuk mengatasi berbagai persoalan kebangsaan. Nilai-nilai seperti keadilan sosial, persatuan, dan kerakyatan menjadi pedoman dalam menangani konflik antar-etnis, ketimpangan sosial, dan masalah-masalah kebangsaan lainnya.
2.Persatuan dan Kesatuan: Konsep-konsep Pancasila seperti persatuan Indonesia dan Ketuhanan Yang Maha Esa memainkan peran penting dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Ini membantu mengatasi perpecahan sosial dan membangun rasa solidaritas di antara beragam komunitas dalam masyarakat Indonesia.
3.Kesetaraan dan Keadilan: Prinsip-prinsip Pancasila juga mengedepankan kesetaraan dan keadilan, yang penting dalam mengatasi ketidakadilan sosial, ekonomi, dan politik yang sering menjadi akar dari persoalan kebangsaan.
4. Pembaruan dan Adaptasi: Melalui pengembangan Pancasila, masyarakat Indonesia dapat terus memperbarui dan menyesuaikan nilai-nilai Pancasila dengan perkembangan zaman dan tantangan-tantangan baru yang muncul. Hal ini membantu menjaga relevansi dan keberlangsungan Pancasila sebagai fondasi negara Indonesia.
Dengan demikian, pengembangan Pancasila dalam konteks filsafat ilmu memiliki relevansi yang kuat dalam mengatasi berbagai persoalan kebangsaan, membangun masyarakat yang adil, makmur, dan harmonis sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.