Dari hasil analisis korelasi partial diperoleh nilai korelasi yang tinggi antara motivasi belajar dengan prestasi belajar dengan fasilitas belajar sebagai variabel kontrol. Jelaskan peran variabel kontrol fasilitas belajar pada hasil analisis ini? Jika tanpa variabel kontrol fasilitas belajar, atau dengan kata lain, analisis dilakukan dengan korelasi bivariate antara motivasi dengan prestasi belajar, apakah korelasi yang diperoleh semakin menjadi tinggi, tetap saja, atau akan turun?
Assalamualaikum
Izin berdiskusi Prof dan teman-teman
Peran variabel kontrol fasilitas belajar digunakan untuk mengontrol hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar, karena berdasarkan hasil analisis variabel kontrol ikut berpengaruh terhadap variabel bebas.
Izin berdiskusi Prof dan teman-teman
Peran variabel kontrol fasilitas belajar digunakan untuk mengontrol hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar, karena berdasarkan hasil analisis variabel kontrol ikut berpengaruh terhadap variabel bebas.
Jika tanpa variabel kontrol fasilitas belajar, atau dengan kata lain, analisis dilakukan dengan korelasi bivariate antara motivasi dengan prestasi belajar didapatkan korelasi yang diperoleh menjadi tinggi. Berikut ini hasil analisis statistik yang didapatkan:

Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa ada hubungan (korelasi) positif antara Motivasi Belajar IPA dengan Prestasi Belajar IPA yaitu r = 0,546, tergolong agak rendah. Sedangkan pada Tabel 2 ketika tidak menggunakan fasilitas belajar sebagai variabel kontrol menunjukkan bahwa ada hubungan (korelasi) positif antara Motivasi Belajar IPA dengan Prestasi Belajar IPA yaitu r = 0,864, tergolong tinggi.
Saya sependapat dengan mba nanda wiguna bahwa peran dari variabel kontrol fasilitas belajar tersebut dipergunakan untuk mengontrol hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar peserta didik, karena variabel kontrol ikut berpengaruh terhadap variabel bebas. Jika tidak ada variabel kontrol fasilitas belajar ( analisis dilakukan dengan korelasi bivariate) antara motivasi dengan prestasi belajar peserta didik maka didapatkan korelasi yang tergolong tinggi.
Yaa saya sependapat dengan mbaa Eva dan mbaa Nanda, variabel kontrol pada korelasi parsial (tabel 1) merupakan variabel yang dikendalikan sehingga pengaruh motivasi terhadap variabel prestasi belajar IPA tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Oleh karena itu dengan menggunakan data yang sama seperti pada kasus (tabel 2) akan diperoleh nilai correlation parsial yang tergolong rendah. Sementara pada korelasi bivariate (tabel 2) akan diperoleh nilai r yang tergolong tinggi dikarenakan tidak ada keterlibatan dalam mengontrol variabel lain diluar dari variabel yang sedang diteliti sehingga hasil r yang diperoleh mungkin masih dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Saya setuju dengan pendapat tersebut. Korelasi bivariat adalah untuk menggambarkan pengukuran hubungan antara dua variabel linier. Di sisi lain, korelasi parsial adalah untuk menggambarkan pengukuran dua variabel setelah memungkinkan untuk efek ke variabel ketiga atau lainnya. Apabila tidak terdapatvariabel kontrol fasilitas belajar ( analisis dilakukan dengan korelasi bivariate) antara motivasi dengan prestasi belajar peserta didik maka akan diperoleh nilai korelasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi parsial.
Penggunaan variabel kontrol dalam analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan yang sudah terbentuk antara variabel X dengan variabel Y dipengaruhi oleh variabel kontrol tersebut atau tidak. Dengan demikian, fungsi variabel kontrol fasilitas belajar adalah untuk mengetahui hubungan yang terbentun antara motivasi belajar dan prestasi belajar.