FORUM JAWABAN POST TEST

FORUM JAWABAN POST TEST

Number of replies: 33

https://vclass.unila.ac.id/pluginfile.php/1356711/mod_forum/post/1605339/Jurnal%20Integrasi%20Nasional.pdf

In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

Mera Dwi Pratiwi Mera གིས-
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

CHEZA MELVINOSA 2213053251 གིས-
Nama : Cheza Melvinosa
NPM : 2213053251
Kelas : 2H

POST TEST ANALISIS JURNAL
Berdasarkan uraian uraian yang telah dikemukakan, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultural dengan banyaknya masalah legitimasi kultural. Tetapi hubungan antar suku bangsa dan golongan belum seburuk seperti yang ada di negara negara lain dengan kata lain masih berpotensi untuk terjadinya konflik. Karena itulah seluruh komponen bangsa memiliki kewajiban untuk memelihara serta mendidik masyarakat agar mampu hidup bersama dalam keanekaragaman tanpa kehilangan sebuah identitas budaya dari masing masing.

Asset yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sangat beragam mulai dari kekayaan alam, kekayaan hayati, dan kekayaan keanekaragaman sosiokultural. Banyak kearifan lokal pula yang diharapkan mampu untuk menumbuhkembangkan identitas ke-Indonesiaan, menjadi referensi dalam mengembangkan wawasan kebangsaan, dan masih banyak lagi.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

Sherli Marsela 2213053233 གིས-
Nama: SHERLI MARSELA
NPM: 2213053233
Kelas: 2H

ANALISIS JURNAL "KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEREKAT IDENTITAS BANGSA"
Kearifan lokal merupakan elemen budaya yang harus digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya begitu penting dalam penguatan fondasi jatidiri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi. Pertanyaan yang muncul adalah apakah nilai-nilai budaya lokal sebagai perekat identitas bangsa masih relevan untuk direvitalisasi dalam menghadapi berbagai permasalahan di era kesejagatan ini? Bagi sebuah negara modern seperti Indonesia, bukan hanya berwujud sebuah unit geopolitik semata, namun dalam kenyataannya senantiasa mengandung keragaman kelompok sosial dan sistem budaya yang tercermin pada keanekaragaman kebudayaan suku bangsa. Diakui realitas sosial bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan kebudayaannya masing-masing.

Oleh karena itulah memahami kebudayaan Indonesia dari berbagai segi penting artinya dalam rangka menemukan integrasi sebagai unsur penting dalam usaha persatuan bangsa. Kebudayaan Indonesia berakar dari kebudayaan etnik (lokal) di Indonesia yang memiliki keragaman. Berkaitan dengan tujuan inilah sangat penting dipupuk rasa persatuan dalam pembinaan dan pengembangan kebudayaan Indonesia untuk memahaminya lewat pendekatan kebudayaan se-Indonesia. Sebagai bangsa yang memiliki sejarah panjang, sehingga tidak dapat dihindari bahwa bangsa Indonesia berada dalam kehidupan dengan beraneka budaya di dalamnya, seperti: budaya Jawa, Sunda, Madura, Minang, Batak, Makasar, Bugis, Toraja, Manggarai, Sikka, Sumba, Bali, Sasak dan lain-lain yang hidup berdampingan dan saling melengkapi satu sama lain. Dengan berpegang pada prinsip bahwa tiada masyarakat dan kebudayaan yang bersifat statis, maka dalam perspektif kultural, secara garis besar masyarakat dan kebudayaan lokal telah bergerak secara dinamis. Sehubungan dengan itu, maka pemahaman terhadap kebudayaan etnik yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal dan pembahasan terhadap persoalan kesadaran kolektif lokal yang merefleksikan identitas suatu kelompok etnik atau bangsa menjadi sangat relevan diangkat kepermukaan seiring dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Namun secara realitas di tengah-tengah gelombang perubahan akibat kapitalisme, modernisme, dan globalisme, konflik antar budaya tradisional dan budaya modern tidak dapat dihindarkan walaupun sinergi dan adaptasi unsur tradisional dengan unsur modern merupakan fakta kultural yang tidak terbantahkan. Atas dasar itu kearifan lokal dapat dimaknai sebagai kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional mengelola berbagai sumber daya alam, sumber daya hayati, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya untuk kelestarian sumber kaya tersebut bagi kelangsungan hidup berkelanjutan.


In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

INTAN SARI 2213053002 གིས-
Asallamualaikum ibu izin mengumpulkan tugas post test

Nama : INTAN SARI
Kelas : 2H
NPM : 2213053002

ANALISIS JURNAL KEARIFAN BUDAYA LOKAL SEBAGAI PEREKAT IDENTITAS BANGSA

Nama Penulis : Ida Bagus Brata


Memahami kebudayaan indonesia dari berbagai segi penting artinya dalam rangka menemukan integrasi i sebagai unsur penting dalam usaha persatuan bangsa. Kebudayaan Indonesia berakar dari kebudayaan etnik (lokal) di Indonesia yang memiliki keragaman. Pantaslah motto “Bhinneka Tunggal Ika” menjadi bingkai dalam memahami isi (nilai) kebudayaan ini. Berkaitan dengan tujuan inilah sangat penting dipupuk rasa persatuan dalam pembinaan dan pengembangan kebudayaan Indonesia untuk memahaminya lewat pendekatan kebudayaan se-Indonesia. Multikulturalisme juga merupakan sebuah formasi sosial yang membukakan jalan bagi dibagunnya ruang ruang bagi identitas yang beragam dan sekaligus jembatan yang menghubungkan ruang-ruang itu untuk sebuah integrasi (Sparingga, 2003). Paham multikulturalisme
ini muncul sebagai reaksi dari semakinkuatnya cengkeraman globalisasi yang cenderung menyatukan dunia (budaya) menjadi satu di bawah pengaruh ideologi kapitalisme atau modernisme. Sebagai bangsa yang memiliki sejarah panjang, sehingga tidak dapat dihindari bahwa bangsa Indonesia berada dalam kehidupan dengan beraneka budaya di dalamnya, seperti: budaya Jawa, Sunda, Madura, Minang, Batak, Makasar, Bugis, Toraja, Manggarai, Sikka, Sumba, Bali, Sasak dan lain-lain yang hidup berdampingan dan saling melengkapi satu sama lain. Secara konsepsual kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan. Haryati Subadio (1986:18-19) mengatakan kearifan lokal (local genius) secara keseluruhan meliputi, bahkan mungkin dapat dianggap sama dengan cultural identity yang dapat diartikan dengan identitas atau keperibadian budaya suatu bangsa. Sementara itu konsep kearifan lokal (local genius) yang dikemukakan oleh Quaritch Wales (dalam Astra,2004:112) adalah “....the sum of
cultural characteristic which the vast majority of people have in common as a result of their experiences in early life” (keseluruhan ciri-ciri kebudayaan yang dimiliki oleh suatu masyarakat/bangsa sebagai hasil pengalaman mereka di masa lampau. Maunati (2004:30) menjelaskan bahwa penanda-penanda identitas budaya misalnya bisa berasal dari sebuah kekhasan yang diyakini ada pada agama, bahasa, dan adat pada budaya yang bersangkutan. Namun demikian tumpang tindih dapat terjadi di antara kelompok-kelompok etnis yang berbeda.

Penguatan jati diri suatu kelompok etnik atau bangsa menjadi begitu penting di era globalisasi, dengan harapan jangan sampai tercerabut dari akar budaya yang kita warisi dari para pendahulu di tengah-tengah kecenderungan homogenitas kebudayaan sebagai akibat dari globalisasi. Patut disyukuri bahwa hubungan antar suku bangsa dan golongan yang ada di wilayah NKRI ini, belum seburuk seperti di beberapa negara lain, namun potensi terpendam untuk konflik karena masalah ketegangan antar suku bangsa dan golongan tidak bisa diabaikan demikian saja. Di tengah munculnya kecenderungan kehidupan dunia yang makin bergerak ke arah bebas sekat, maka wawasan lokal makin terintegrasi ke dalam wawasan nasional dan global. Pada masyarakat Indonesia wawasan kesatuan jiwa “Bhinneka Tunggal Ika” yang bermakna kesatuan dalam keragaman, spirit gotong royong dengan istilah berbeda-beda pada setiap daerah. Modal budaya Indonesia terdiri dari kebudayaan-kebudayaan asli yang tersebar dalam kehidupan masyarakat daerah di Indonesia yang mencerminkan keberagaman, termasuk puncak-puncak kebudayaan daerah yang terhitung sebagai kebudayaan bangsa, sesuai dengan isi pasal 32 UUD 1945. Penting untuk disadari bahwa bangsa Indonesia mewarisi berbagai kekayaan alam, kekayaan hayati, dan kekayaan
keanekaragaman sosiokultural. Kekayaan ini merupakan modal dasar yang harus dikelola untuk kesejahteraan masyarakatnya. Kearifan lokal sebagai modal budaya Indonesia diharapkan mampu menumbuhkembangkan identitas ke-Indonesiaan, menjadi referensi dalam mengembangkan wawasan kebangsaan, membangun bobot kualitas manusia dan bangsa Indonesia, kemuliaan harkat dan martabat bangsa yang memancar ke dalam bagi keadaban warga negara bangsa dan ke luar dalam membangun citra dan pergaulan antar bangsa dalam bingkai diplomasi kebudayaan. Franz Magnis Suseno (2005:216) secara tegas mengatakan bahwa Indonesia hanya dapat bersatu jika pluralitas yang menjadi kenyataan sosialnya dihormati. Pada era globalisasi ini perlu upaya untuk membagkitkan kembali pelestarian adat istiadat dan kebudayaan sebagai perekat identitas bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

YUANI TRI ASTUTI 2213053046 གིས-
Nama: Yuani Tri Astuti
Npm:2213053046
Kelas:2H

Kearifan lokal merupakan elemen budaya yang harus digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya begitu penting dalam penguatan pondasi jati diri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi. Jati diri ini mengacu pada identitas masa dan ruang yang mempunyai makna penting dalam permasalahan kebudayaan. Bagi sebuah negara modern seperti Indonesia, hal ini bukanlah sebatas wujud dari sebuah unit geopolitik semata, namun dalam kenyataannya senantiasa mengandung keragaman kelompok sosial dan sistem budaya yang tercermin pada keanekaragaman kebudayaan suku bangsa. Indonesia sebagai negara bangsa yang multietnis dan multikultural memang sejak awal berdirinya mengandung masalah legitimasi kultural. Kesenjangan, ketidakadilan, kurangnya pemerataan pembangunan, tirani minoritas yang terjadi di berbagai wilayah di tanah air dalam kenyataannya telah memicu terjadinya konflik sosial di berbagai wilayah di Indonesia. Patut disyukuri bahwa hubungan antar suku bangsa dan golongan yang ada di wilayah NKRI ini, belum seburuk seperti di beberapa negara lain, namun potensi terpendam untuk konflik karena masalah ketegangan antar suku bangsa dan golongan tidak bisa diabaikan demikian saja.

Penting untuk disadari bahwa bangsa Indonesia mewarisi berbagai kekayaan alam, kekayaan hayati, dan kekayaan keanekaragaman sosiokultural. Kekayaan ini merupakan modal dasar yang harus dikelola untuk kesejahteraan masyarakatnya. Kearifan lokal sebagai modal budaya Indonesia diharapkan mampu untuk menumbuhkembangkan identitas ke-Indonesiaan, menjadi referensi dalam mengembangkan wawasan kebangsaan, membangun bobot kualitas manusia dan bangsa Indonesia, kemuliaan harkat dan martabat bangsa yang memancar ke dalam bagi keadaban warga negara bangsa dan ke luar dalam membangun citra dan pergaulan antar bangsa dalam bingkai diplomasi kebudayaan. Pada era globalisasi dewasa ini muncul upaya-upaya untuk membangkitkan kembali atau pemberdayaan, pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan peran dari lembaga-lembaga adat. Menggunakan nilai- nilai budaya lokal untuk menjawab berbagai tantangan inilah sebagai wujud nyata revitalisasi budaya lokal itu. Bahkan tidak hanya mampu menjawab berbagai tantangan ke depan, namun kearifan lokal itu dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus memperkokoh identitas bangsa.

Nah, sebagai bangsa yang multikultur, atas dasar itulah semua komponen bangsa ini berkewajiban mengajarkan dan mendidik masyarakat untuk mampu hidup bersama dalam keanekaragaman tanpa kehilangan identitas budaya masing-masing dan mampu memberi jaminan hidup budaya orang/etnis lain. Oleh sebab itu perlu pembelajaran yang tepat agar budaya kekerasan yang banyak terjadi dikikis dengan budaya damai.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

Lutpi mawar jerlika 2213053100 གིས-
Nama: Lutpi Mawar Jerlika
Kelas: 2H
NPM: 2213053100
Kearifan lokal merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Indonesia memiliki ciri khas keragaman kearifan lokal yang menjadikan kehidupan dalam cinta damai. Pengetahuan kearifan lokal tumbuh menyejarah dan membadan dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat mengkonstruksi nilai, norma, dan pengetahuan kearifan lokal guna mencipta sejarah.

Kearifan lokal menjadi salah satu identitas budaya bangsa, yang menjadikan suatu bangsa Indonesia memiliki jati diri juga berpengaruh pada watak serta karakter masyarakat. Kearifan lokal dipahami dari segi kata terdiri dari kearifan (wisdom) atau kebijaksanaan, dan juga lokal (local) atau setempat. Secara sederhana kearifan lokal dapat kita dipahami sebagai gagasan setempat yang bersifat original atau asli, bijaksana, dan penuh kearifan, serta memiliki nilai kebaikan, yang tertanam dan juga diikuti oleh anggota masyarakat lainnya.

Kearifan lokal menjadikan poros utama pada berbagai sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Namun, dengan hadirnya globalisasi permasalahan baru muncul, kearifan lokal tergerus budaya barat yang sekonyong-konyong masuk. Di era disrupsi, perlu pemahaman dan pengamalan pada kearifan lokal. Hampir pada setiap budaya lokal di Nusantara dikenal kearifan lokal yang mengajarkan gotong royong, toleransi, etos kerja, dan seterusnya.

Pewarisan kearifan lokal ini telah terjadi antar generasi, meski demikian tentu tidak ada jaminan bahwa kearifan lokal akan tetap kukuh menghadapi globalisasi yang menawarkan gaya hidup yang semakin pragmatis dan konsumtif. Secara faktual dapat kita saksikan bagaimana kearifan lokal yang sarat kebijakan dan filosofi hidup nyaris tidak mampu terimplementasi dalam kehidupan yang kian pragmatis ini.

Lalu bagaimana kearifan lokal mewujud sebagai ideologi dan identitas bangsa sehingga terus kukuh dan kuat sebagai benteng pertahanan paling akhir kaum muda? Ideologi merupakan sistem keyakinan yang dianut oleh masyarakat untuk menata dirinya sendiri. Ideologi memiliki unsur berupa keyakinan, mitos, dan loyalitas. Keyakinan menunjuk adanya gagasan-gagasan vital yang sudah diyakini kebenarannya untuk dijadikan dasar dan arah strategis bagi tercapainya tujuan yang telah ditentukan.

Perlu dipahami bahwa Indonesia memiliki ideologi paten yaitu Pancasila. Pancasila merupakan ideologi dan falsafah negara. Jika mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lainnya maka bisa dikategorikan sebagai tindakan makar. Ideologi Pancasila ini merepresentasikan masyarakat Indonesia yang multi-etnis, multikultural dan multi-agama.

Pancasila sebagai dasar negara ini, setidaknya perlu dipahami jika nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan dasar ataupun pondasi bagi bangsa ini dalam setiap penyelenggaraan tata negara. Pancasila sebagai dasar pembentukan norma hukum dan norma etik bagi bangsa Indonesia ini.

Bung Karno atau Soekarno bukan menciptakan Pancasila, tapi menggali tradisi yang ada di Nusantara jauh ke dasar. Pemahaman yang diadopsi Soekarno pada lima butir, didapatkan dari mutiara yang tersimpan pada kearifan lokal Nusantara. Pancasila adalah hasil dari penggalian Soekarno dari tradisi, budaya, dan adat istiadat yang ada di Indonesia.

Ideologi bangsa kita adalah Pancasila, asalnya Pancasila dari tradisi kearifan lokal kita. Kebudayaan yang ada di daerah Indonesia menghidupi Pancasila dengan demikian juga adalah menghidupi kearifan lokal. Nilai pancasila ini hakikatnya berbasis pada kearifan lokal yang didapatkan dari berbagai bentuk kegiatan masyarakat Indonesia.

­ Praktik kearifan lokal itulah mencerminkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan yang terlaksana dalam kehidupan dengan tetap menjaga harmonisasi perbedaan. Pada akhirnya mengamalkan Pancasila berarti pula praktik berkearifan lokal.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

febe ririn ariyani 2213053277 གིས-
Nama     : Febe Ririn Ariyani
NPM       :2213053277
KELAS    : 2H

TUGAS ANALISIS JURNAL  

   Kearifan lokal merupakan elemen budaya yang harus digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya begitu penting dalam penguatan fondasi jatidiri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi. Pertanyaan yang muncul adalah apakah nilai-nilai budaya lokal sebagai perekat identitas bangsa masih relevan untuk direvitalisasi dalam menghadapi berbagai permasalahan di era kesejagatan ini. Identitas masa dan ruang mempunyai makna penting dalam permasalahan kebudayaan. Identitas seseorang ditentukan oleh keanggotaannya di dalam berbagai kesatuan sosial. Seseorang adalah berasal dari suku Bugis dengan kebudayaan Bugisnya, sehingga dapat dikatakan ia mempunyai identitas Bugis, dan demikian seterusnya terhadap suku Dani, Amukme, Tugutil, Jawa, Bali, Manggarai dan lain-lain.

           Indonesia disebut sebagai negara multikulturalisme, Multikulturalisme dapat dimaknai sebagai sebuah kepercayaan yang menyatakan bahwa kelompok-kelompok etnik atau budaya (ethnic and cultural groups) dapat hidup berdampingan secara damai dalam prinsip coexistence yang ditandai oleh kesediaan menghormati budaya lain. Multikulturalisme juga merupakan sebuah formasi sosial yang membukakan jalan bagi dibagunnya ruangruang bagi identitas yang beragam dan sekaligus jembatan yang menghubungkan ruang-ruang itu untuk sebuah integrasi (Sparingga, 2003). bangsa Indonesia berada dalam kehidupan dengan beraneka budaya di dalamnya, seperti: budaya Jawa, Sunda, Madura, Minang, Batak, Makasar, Bugis, Toraja, Manggarai, Sikka, Sumba, Bali, Sasak dan lain-lain yang hidup berdampingan dan saling melengkapi satu sama lain.

KERANGKA KONSEPSUAL DAN TEORETIK
             Secara konsepsual kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan. Haryati Subadio (1986:18-19) mengatakan kearifan lokal (local genius) secara keseluruhan meliputi, bahkan mungkin dapat dianggap sama dengan cultural identity yang dapat diartikan dengan identitas atau keperibadian budaya suatu bangsa. Dalam pandangan Mundardjito (1986:41) bahwa kearifan lokal terbina secara kumulatif, terbentuk secara evolusioner, bersifat tidak abadi, dapat menyusut, dan tidak selamanya tampak jelas secara lahiriah. Poespowardojo (dalam Astra, 2004:114) secara tegas menyebutkan bahwa sifat-sifat hakiki kearifan lokal adalah:
 1) mampu bertahan terhadap budaya luar;
 2) memiliki kemampuan mengakomodasi unsur- unsur budaya luar;
 3) mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur-unsur budaya luar ke dalam kebudayaan asli;
4) mampu mengendalikan; dan
 5) mampu memberikan arah pada perkembangan budaya. Atas dasar itu kearifan lokal dapat dimaknai sebagai kebijakan manusia dan
komunitas dengan bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional mengelola berbagai sumber daya alam, sumber daya
hayati, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya untuk kelestarian sumber kaya tersebut bagi kelangsungan hidup berkelanjutan.

KEARIFAN LOKAL SEBAGAI PEREKAT IDENTITAS BANGSA
           Indonesia sebagai negara bangsa yang multietnis dan multikultural memang sejak awal berdirinya mengandung masalah legitimasi kultural. Kesenjangan, ketidakadilan, kurangnya pemerataan pembangunan, tirani minoritas yang terjadi di berbagai wilayah di tanah air dalamkenyataannya telah memicu terjadinya konflik sosial di berbagai wilayah di Indonesia, cenderung menjadi luka sejarah yang sulit .

        Struktur masyarakat Indonesia yang multi dimensional merupakan suatu kendala bagi terwujudnya konsep integrasi secara hoorizontal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa karakteristik yang dapat dikenali sebagai sifat dasar dari suatu masyarakat majemuk sebagaimana yang telah dikemukakan oleh van den Berghe yakni: (1) terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok yang sering kali memiliki kebudayaan atau lebih tepat sub kebudayaan, yang berbeda satu sama lainnya;
(2) memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplementer;
(3) kurang mengembangkan konsesus di antara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar;
(4) secara relatif seringkali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya;
(5) secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi; serta
(6) adanya dimensi politik oleh suatu kelompok di atas kelompok-kelompok yang lain.
ada lima sumber konflik antara suku-suku bangsa atau golongan yaitu:
1) Konflik bisa terjadi kalau warga dari dua suku bangsa masing-masing bersaing dalam hal mendapatkan lapangan mata pencaharian hidup yang sama;
2) Konflik juga bisa terjadi kalau warga dari satu suku bangsa mencoba memaksakan unsur-unsur dari kebudayaannya kepada warga dari suatu suku bangsa lain
3) Konflik yang sama dasarnya, tetapi lebih fanatik dalam wujudnya, bisa terjadi kalau warga dari satu suku bangsa mencoba memaksakan konsep-konsep agamanya kepada warga dari suku bangsa lain yang berbeda agama;
4) Konflik terang akan terjadi kalau satu suku bangsa berusaha mendominasi suatu suku bangsa lain secara politis;
5) Potensi konflik terpendam ada dalam hubungan antara suku-suku bangsa yang telah bermusuhan secara adat.
satu pihak perlu adanya upaya memulihkan dan membangkitkan kembali ingatan dan kesadaran kolektif masyarakat lokal dengan ciri dan identitas budayanya masing-masing, sementara di pihak lain perlu adanya komitmen untuk meningkatkan kesadaran kolektif bersama sehingga semakin kuat tumbuhnya kesadaran identitas nasional yang memang telah ada sejalan dengan perkembangan historis bangsa ini.

           Geriya (2000) menunjukkan bahwa ada sekurang-kurangnya tujuh indikator terkait dengan kemampuan ketahanan modal budaya suatu kolektiva untuk tumbuh secara surplus atau defisit. Ketujuh indikator tersebut adalah:
(1) ketahanan ideal (ketahanan sistem nilai)
(2) ketahanan struktural (ketahanan kelembagaan);
(3) ketahanan pisikal (ketahanan sistem budaya fisik);
(4) ketahanan mental (ketahanan sikap mental);
(5) Ketahanan fungsional (ketahanan fungsi unsure-unsur kebudayaan)\
(6) ketahanan sistemik (ketahanan totalitas sistem masyarakat); dan
(7) ketahanan prosesual (ketahanan dan kelenturan menghadapi perubahan). Kerentanan dan kelemahan daya tahan mengakibatkan defisit modal sosial, dan sebaliknya kekokohan, kreativitas dan adaptivitas publik mampu menumbuhkan surplus modal sosial.
bangsa Indonesia mewarisi berbagai kekayaan alam, kekayaan hayati, dan kekayaan keanekaragaman sosio kultural. Kekayaan ini merupakan modal dasar yang harus dikelola untuk kesejahteraan masyarakatnya. Kearifan lokal sebagai modal budaya Indonesia diharapkan mampu menumbuh kembangkan identitas ke- Indonesiaan,menjadi referensi dalam mengembangkan wawasan kebangsaan, membangun bobot kualitas manusia dan bangsa Indonesia, kemuliaan harkat dan martabat bangsa yang memancar ke dalam bagi keadaban warga negara bangsa dan ke luar dalam membangun citra dan pergaulan antar bangsa dalam bingkai diplomasi kebudayaan.
Sikap saling menghormati dalam identitas masing-masing, tidak memaksakan kehendak atas kelompok yang lain merupakan syarat dasar membangun masa depan bangsa Indonesia.

               Kearifan lokal dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus memperkokoh identitas bangsa.

KESIMPULANNYA
bangsa Indonesia memang ditakdirkan sebagai bangsa yang multikultur, atas dasar itulah semua komponen bangsa ini berkewajiban memelihara dan mendidik
masyarakat untuk mampu hidup bersama dalam keanekaragaman tanpa kehilangan identitas budaya masing-masing dan mampu memberi jaminan hidup budaya orang/etnis lain.
Kearifan lokal yang dimiliki daerah- daerah dalam lingkup wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sungguh sangat luar biasa banyaknya dan yang menunjukkan
keberagaman  jenisnya. Secara selektif banyak di antaranya yang dapat diangkat sebagai asset kekayaan kebudayaan bangsa dan dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus sebagai modal dasar untuk memperkokoh identitas/jati diri bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

Septa Anggraeni གིས-
Septa Anggraeni
2213053241
2H

Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka.Kearifan lokal dapat menjadi identitas suatu kelompok masyarakat karena setiap daerah memiliki kearifan lokalnya sendiri-sendiri. Walaupun terdapat kesamaan kearifan lokal di beberapa daerah yang lokasinya saling berdekatan.Hal ini menandakan bahwa nilai yang terkandung dalam kearifan lokal dapat mencerminkan kebudayaan Indonesia karena pembentukan nilai-nilai kearifan lokal tersebut di dapatkan juga dari pola keyakinan, kebiasaan, adat istiadat budaya masyarakat setempat.Kearifan lokal sebagai pertahanan budaya.

Dengan adanya kearifan lokal, nilai-nilai, tradisi dan kebudayaan di masyarakat akan tetap terjaga dan lestari. Sehingga masyarakat dapat hidup sesuai dengan kearifan yang dimiliki oleh masyarakat setempat.Nilai-nilai luhur yang ada dalam kearifan lokal (local wisdom) dapat memperkuat jati diri bangsa dan menanamkan kecintaan terhadap bangsa serta negara. Hal itu disebabkan kearifan lokal diambil dari nilai-nilai luhur yang ada di dalam masyarakat itu sendiri.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

Asty Yulia Pratiwi 2213053255 གིས-
Nama : Asty Yulia Pratiwi
NPM : 2213053255
Kelas : 2H

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan keanekaragaman dan kebudayaannya masing-masing yang jumlahnya tidak kurang dari 520 suku bangsa. Semboyan "Bhineka Tunggal Ika" merupakan cita-cita yang masih harus diperjuangkan oleh  masyarakat Indonesia dibandingkan dengan kenyataan yang terjadi di dalam kehidupan di masyarakat Indonesia, maka dari itu penting untuk mempelajari kebudayaan Indonesia dari berbagai segi agar menemukan integrasi sebagai unsur persatuan bangsa.

Multikulturalisme merupakan kepercayaan yang menyatakan bahwa kelompok etnik atau budaya dapat hidup berdampingan dengan damai yang ditandai dengan ketersediaan menghormati budaya lain sehingga tercipta  sebuah integrasi. Multikulturalisme muncul akibat adanya globalisasi yang cenderung menyatukan dunia dibawah ideologi kapitalisme dan modernisme. Dalam perspektif kultural masyarakat dan kebudayaan lokal telah bergerak secara dinamis. Namun setelah hadirnya Four T Revolution (Telecommunicate, Transformation, Trade, Tourism) cenderung memunculkan adanya kesamaan budaya antar daerah atau negara yang berakibat hilangnya sekat antar negara. Sehingga dalam kaitannya, masyarakat tentu tidak ingin kehilangan jati diri dari budaya yang dimilikinya. Maka dari itu, pemahaman terhadap kebudayaan etnik sangat relevan apabila digunakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara seiring kemajuan zaman.

Kearifan lokal budaya Indonesia diharapkan dapat menumbuhkembangkan identitas Indonesia dan menjadi referensi dalam mengembangkan wawasan kebangsaan. Indonesia hanya dapat bersatu apabila pluralitas sosialnya di hormati. Tidak memasakan kehendak dan saling menghormati merupakan syarat dasar dalam membangun bangsa Indonesia.  Di era globalisasi ini, muncul upaya untuk membangkitkan kembali pelestarian adat istiadat dan peran dari lembaga adat. Karena kearifan lokal merupakan perekat sekaligus penguat suatu identitas bangsa.


In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN POST TEST

Adelina Kusumawati 2213053234 གིས-
Nama : Adelina Kusumawati
NPM : 2213053234
Kelas : 2H

           Kearifan lokal merupakan elemen budaya yang harus digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya begitu penting dalam penguatan fondasi jatidiri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi. realitas sosial bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan kebudayaannya masing-masing. Sejauh ini masih terjadi perbedaan pemahaman dalam mengartikan konsep suku bangsa. Multikulturalisme dapat dimaknai sebagai sebuah kepercayaan yang menyatakan bahwa kelompok-kelompok etnik atau budaya (ethnic and cultural groups) dapat hidup berdampingan secara damai dalam prinsip coexistence yang ditandai oleh kesediaan menghormati budaya lain. kearifan lokal dapat dimaknai sebagai kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional mengelola berbagai sumber daya alam, sumber daya hayati, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya untuk kelestarian sumber kaya tersebut bagi kelangsungan hidup berkelanjutan.

          Penguatan jati diri suatu kelompok etnik atau bangsa menjadi begitu penting di era globalisasi, dengan harapan jangan sampai tercerabut dari akar budaya yang kita warisi dari para pendahulu di tengah-tengah kecenderungan homogenitas kebudayaan sebagai akibat dari globalisasi. Struktur masyarakat Indonesia yang multi dimensional merupakan suatu kendala bagi terwujudnya konsep integrasi secara hoorizontal, perlu adanya upaya memulihkan dan membangkitkan kembali ingatan dan kesadaran kolektif masyarakat lokal dengan ciri dan identitas budayanya masing-masing. Indonesia hanya dapat bersatu jika pluralitas yang menjadi kenyataan sosialnya dihormati. Ke-Indonesia-an dibangun bukan untuk menghilangkan identitas khas semua komponen bangsa, melainkan agar semuanya dapat menjadi warga Negara Indonesia tanpa merasa terasing.