1. Jelaskan kerja toksik bagi tubuh manusia dengan benar
2. Buatlah perincian tentang 3 cara kerja toksik dengan benar
3. bagaimana cara membedakan kerja toksik secara akut dan kronis
-
1. Jelaskan kerja toksik bagi tubuh manusia dengan benar
2. Buatlah perincian tentang 3 cara kerja toksik dengan benar
3. bagaimana cara membedakan kerja toksik secara akut dan kronis
-
Assalamualaikum Warrahmatullah Wabarakatuh
Nama : Silvia Julianti
NPM : 2013024014
Izin menjawab, Bu.
1. Jelaskan kerja toksik bagi tubuh manusia dengan benar.
Cara kerja toksik bagi tubuh manusia ada tiga proses. Polutan masuk ke dalam tubuh melalui mekanisme : Filtrasi melewati pori-pori membran kemudian difusi pasif melewati Pori atau terlarut dalam membran lipofil kemudian transpor khusus (jika larut dalam air) melalui pembawa yang dapat larut dalam lipofil. Polutan ini dapat terjadi jika terpapar atau terhirup.
2. Buatlah perincian tentang 3 cara kerja toksik dengan benar.
Suatu kerja toksik pada umumnya merupakan hasil dari sederetan proses fisika, biokimia, dan biologik yang sangat rumit dan komplek. Proses ini umumnya terjadi dalam tiga fase yaitu: fase eksposisi, toksokinetik dan fase toksodinamik. Dalam interaksi xenobiotika/tokson dengan organisme hidup terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: kerja xenobiotika pada organisme dan pengaruh organisme terhadap xenobiotika. Yang dimaksud dengan kerja tokson pada organisme adalah sebagai suatu senyawa kimia yang aktif secara biologis pada organisme tersebut (aspek toksodinamik). Sedangkan reaksi organisme terhadap xenobiotika/tokson umumnya dikenal dengan fase toksokinetik.
Nama: Shinta Aulia Adesta
NPM: 2013024032
Izin menjawab, Bu
1. Ada 3 jalur utama bahan toksik masuk kedalam tubuh manusia yaitu melalui saluran pencernaan atau makanan (gastro intestinal), jalur pernapasan (inhalasi) dan melalui kulit (topikal). Bahan toksik masuk kedalam saluran pencernaan umunya melalui makanan atau minuman dan kemudian diserap didalam lambung. Bahan toksik yang masuk melalui saluran pernapasan menuju paru-paru akan diserap oleh alveoli paru-paru. Pada umumnya kulit lebih impermeabel dan karenanya merupakan barier (penghalang) yang baik bagi bahan toksik masuk kedalam tubuh. Namun beberapa bahan kimia dapat diserap oleh kulit dalam jumlah yang cukup banyak sehingga menimbulkan efek sistemik. Suatu zat kimia dapat diserap lewat folikel rambut atau lewat sel-sel kelenjar keringat. Setelah bahan toksik tersebut diserap dan masuk kedalam darah, kemudian didistribusikan keseluruh tubuh dengan cepat.
2. Fase kerja toksikan terbagi dalam tahap berikut:
1. Fase Eksposisi
Pada fase eksposisi, toksikan dapat diubah melalui reaksi kimia menjadi senyawa yang lebih toksik atau kurang toksik dari senyawa awal. Ketersediaan farmasetik yaitu bagian dari dosis aktif yang tersedia untuk diabsorbsi.
2. Fase Toksikokinetik
Dalam fase toksikokinetik bagian prosesnya yaitu invasi (absorbsi dan distribusi) dan evasi (biotransformasi dan ekskresi) sangat menentukan daya kerja zat. Jenis proses yang berperan: Proses transpor, meliputi absorbsi, distribusi, dan ekskresi, Perubahan metabolik, meliputi biotransformasi. Uptake, Transport, Metabolism & transformation, Sequestration, Excretion
3. Fase Toksikodinamik
Meliputi interaksi kimia antara molekul zat toksikan dan tempat kerja spesifik (reseptor). Konsentrasi zat aktif pada tempat sasaran menentukan
Ada 3 jalur utama bahan toksik masuk kedalam tubuh manusia yaitu melalui saluran pencernaan atau makanan (gastro intestinal), jalur pernapasan (inhalasi) dan melalui kulit (topikal) kekuatan efek biologi yang dihasilkan.
3. Toksisitas kronis adalah efek toksik yang ditimbulkan karena penggunaan bahan-bahan yang bersifat toksik selama beberapa bulan atau tahun (Murtini et al., 2007). Menurut Mukono (2005), uji toksisitas kronis merupakan uji toksisitas dengan paparan > 3 bulan.
Toksisitas akut mengacu pada efek toksik yang terjadi setelah pemberian oral dosis tunggal dalam selang waktu 24 jam. Dosis Letal tengah atau LD50 adalah tolak ukur statistik setelah pemberian dosis tunggal yang sering dipergunakan untuk menyatakan tingkatan dosis toksik sebagai data kuantitatif.
Dapat digambarkan sebagai akut toksisitas, efek buruk harus terjadi dalam waktu 14 hari dari pemberian zat. Toksisitas akut berbeda dari toksisitas kronis, yang menggambarkan efek kesehatan yang merugikan dari berulang eksposur, sering pada tingkat yang lebih rendah, zat yang lebih lama jangka waktu (bulan atau tahun).
Nama : Wulan Rahma Prastiwi
NPM : 2013024034
Kelas : B
Izin menjawab ibu, mohon maaf jika terdapat kesalahan.
1. Jelaskan kerja toksik bagi tubuh manusia dengan benar
Jawab:
Polutan masuk ke dalam tubuh melalui mekanisme:
1. Filtrasi, melewati pori-pori membran
2. Difusi pasif, melewati pori atau terlarut dlm lipofil membran
3. Transport khusus (jika larut dalam air) melalui molekul pembawa yg dapat larut dalam lipofil
2. Buatlah perincian tentang 3 cara kerja toksik dengan benar
Jawab :
1.Kerja toksik yang dilandasi oleh interaksi kimia antara suatu zat atau metabolitnya dengan substrat biologi. Dalam pengertian pembentukan suatu ikatan kimia kovalen atau berasaskan suatu perubahan kimia dari substrat biologi sebagai akibat dari suatu perubahan kimia zat. Mekanisme ini jarang terjadi untuk zat yang digunakan sebagai terapeutika.
A. FASE EKSPOSISI (farmaseutika)
Selama fase eksposisi, zat beracun dapat diubah melalui reaksi kimia menjadi senyawa yang lebih toksik atau lebih kurang toksik dari senyawa awal. Ketersediaan farmaseutik yaitu bagian dari dosis aktif yang tersedia untuk absorpsi.
B. FASE TOKSIKOKINETIK (farmakokinetik)
Fase toksokinetik, bersama bagian prosesnya, yaitu invasi (absorpsi dan distribusi) dan evasi (biotransformasi dan ekskresi) sangat turut menentukan daya kerja zat, karena konsentrasi zat dalam berbagai kompartemen organisasi dan dalam jaringan sasaran tergantung pada parameter toksokinetik. Ada dua jenis proses yang memainkan peranan penting pada fase toksokinetik:
•Proses transpor, yang meliputi absorpsi, distribusi (termasuk transpor dan fiksasi pada komponen jaringan dalam organ) dan ekskresi.
•Perubahan metabolik -disebut juga biotransformasi yang sering menyebabkan ketidakaktifan zat yang diserap (bioaktivasi). Namun perubahan biokimia dalam organisme dapat mengakibatkan juga pembentukan senyawa aktif dan mengakibatkan bioaktivasi.
C. FASE TOKSIKODINAMIK (farmakodinamik)
Fase toksodinamik meliputi interaksi antara molekul zat racun dan tempat kerja spesifik yaitu reseptor.Konsentrasi zat aktif pada tempat sasaran menentukan kekuatan efek biologi yang dihasilkan.Pada umumnya ditemukan konsentrasi zat aktif yang tinggi dalam hati dan ginjal, karena di sini zat itu dimetabolisme dan diekskresi.
Ada 3 interaksi dari fase ini yaitu :
1. Interaksi dengan sistem enzim
>Inhibisi enzim tak bolak balik, contohnya inhibisi (hambatan) asetilkolinesterase oleh organofosfat
>Inhibisi enzim bolak balik, contohnya senyawa antimetabolit yang secara mirip dengan substrat normal untuk enzim, sehingga dapat berikatan dengan enzim meskipun nukan tempat yang sebenarnya
2. Interaksi dengan fungsi sel umum
>Pengaruh penghantaran rangsang neuro-humoral.
>Kerja sebagian besar obat mempengaruhi sinaps pada penghantaran rangsang dari sel saraf yang satu ke sel saraf yanglain atau mempengaruhi ujung saraf sel efektor. Contoh: racun panah, toksin botulinum, keracunan ikan dan kerang, opium.
>Kerja sitostatika, yaitu penghambatan pembelahan sel yang akan mempengaruhi pertumbuhan jaringan pada perbanyakan sel. Contoh: obat tumor ganas.
3. Interaksi kimia langsung pada jaringan
> Suatu rangsangan kimia langsung pada jaringan disebabkan oleh zat mudah bereaksi dengan berbagai bagian jaringan.
>Biasanya zat ini tidak mencapai peredaran darah, karena langsung bereaksi dengan tempat jaringan yang pertama berhubungan.
>Jaringan atau organ yang terlibat terutama adalah mata, hidung, tenggorokan, trakhea, bronkus, epitel, alveolus, esofagus dan kulit.
3. bagaimana cara membedakan kerja toksik secara akut dan kronis
Jawab :
a. Toksisitas akut
Tingkat racun yang diterima organisme sehingga menimbulkan keracunan dalam tempo singkat setelah terpapar. Untuk pengujiannya hanya memerlukan waktu yang pendek, dari beberapa menit sampai beberapa hari dengan menggunakan sejenis toksikan.
b. Toksisitas kronis
Tingkat racun yang diterima oleh organisme sehingga baru menimbulkan keracunan se-telah terpapar selama tempo yang panjang. Lamanya waktu uji sangat tergantung pada masa hidup satu generasi dari suatu organisme.
Nama: Osy Nadya Cristi
NPM: 2013024010
izin menjawab bu,
1). Ada 3 jalur utama bahan toksik masuk kedalam tubuh manusia yaitu melalui saluran pencernaan atau makanan (gastro intestinal), jalur pernapasan (inhalasi) dan melalui kulit (topikal). Bahan toksik masuk kedalam saluran pencernaan umunya melalui makanan atau minuman dan kemudian diserap didalam lambung. Bahan toksik yang masuk melalui saluran pernapasan menuju paru-paru akan diserap oleh alveoli paru-paru. Pada umumnya kulit lebih impermeabel dan karenanya merupakan barier (penghalang) yang baik bagi bahan toksik masuk kedalam tubuh. Namun beberapa bahan kimia dapat diserap oleh kulit dalam jumlah yang cukup banyak sehingga menimbulkan efek sistemik. Suatu zat kimia dapat diserap lewat folikel rambut atau lewat sel-sel kelenjar keringat. Setelah bahan toksik tersebut diserap dan masuk kedalam darah, kemudian didistribusikan keseluruh tubuh dengan cepat. Namun demikian sebagian bahan toksik dapat dikeluarkan oleh mekanisme tubuh secara alami melalui urine, empedu dan paru-paru. Dan sebagian lagi bisa mengalam biotransformasi dan bioaktivasi. Yang lebih berbahaya adalah jika terjadi proses bioaktivasi dimana bahan toksik diubah menjadi bahan yang lebih toksik oleh metabolisme tubuh.
2). • Inhalasi
Inhalasi pada umumnya merupakan jalur pajanan bagi toksikan yang berwujud debu/partikel, gas, asap, atau uap. Ketika bahan toksikan masuk lewat inhalasi, bahan tersebut dapat dikeluarkan kembali lewat ekshalasi atau dapat menetap dalam saluran pernapasan dan menimbulkan gangguan. Tingkat penyerapan toksikan melalui jalur inhalasi tersebut bergantung pada berbagai faktor, di antaranya atmosfer toksikan serta kemampuan toksikan untuk melintasi membran sel.
• Topikal/Kontak kulit
Kontak kulit menjadi jalur pajanan toksikan yang berwujud cair dengan kemampuan menguap (volatilitas) rendah. Selain itu, dapat juga menjadi jalur masuk toksikan zat padat. Berbagai bahan toksik dapat melewati pelindung atau penghalang kulit (skin barrier), diserap oleh sistem sirkulasi, dan disebarkan ke seluruh organ internal, hingga menimbulkan gangguan.
• Gastro intestinal/Ingesti
Toksikan dapat masuk ke dalam mulut dan tertelan. Jika tertelan, toksikan akan melewati saluran cerna. Bergantung pada jenis toksikannya, sebagian toksikan dapat diekskresikan melalui feses, namun sebagian lainnya dapat diserap oleh saluran cerna, masuk ke dalam darah dan memberi efek sistemik dalam tubuh.
3). Toksisitas kronis adalah efek toksik yang ditimbulkan karena penggunaan bahan-bahan yang bersifat toksik selama beberapa bulan atau tahun (Murtini et al., 2007). Menurut Mukono (2005), uji toksisitas kronis merupakan uji toksisitas dengan paparan > 3 bulan sedangkan Toksisitas akut mengacu pada efek toksik yang terjadi setelah pemberian oral dosis tunggal dalam selang waktu 24 jam. Dosis Letal tengah atau LD50 adalah tolak ukur statistik setelah pemberian dosis tunggal yang sering dipergunakan untuk menyatakan tingkatan dosis toksik sebagai data kuantitatif.
Nama : Fitriya Lukita Permata Sari
NPM : 1813024022
Jawaban :
1. Kerja toksik bagi tubuh manusia adalah :
Polutan masuk ke dalam tubuh melalui mekanisme :
1) Filtrasi, yaitu melewati pori-pori membran
2) Difusi pasif, yaitu melewati pori atau terlarut
dlm lipofil membran
3) Transport khusus (jika larut dalam air), yaitu
melalui molekul pembawa yg dapat larut dalam lipofil
Proses yg dilakukan oleh tubuh terhadap polutan
(toksokinetika) terdiri atas :
1) Fase Transpor : absorpsi, distribusi, dan
ekskresi
2) Fase Metabolisme (biotransformasi)
Kecepatan pengikatan suatu polutan tergantung pada kemampuan reseptor dan kecepatan toksik masuk ke dalam tubuh.
Sistem Transpor
1) Absorpsi
2) Distribusi
3) Ekskresi, melalui urin, kulit, empedu, paru-paru/ insang.
Fase metabolisme/ biotransformasi
Toksikan diserap oleh usus ke sirkulasi kemudian ke sistem pembuluh porta (suplai darah utama dr lambung-usus ke hati) ke hati lalu terjadi perubahan kimiawi secara enzimatis, metabolit kemudian menjadi tidak/kurang aktif
2. Cara Kerja Toksik : Ada 3 jalur utama bahan toksik masuk kedalam tubuh manusia yaitu melalui saluran pencernaan atau makanan (gastro intestinal), jalur pernapasan (inhalasi) dan melalui kulit (topikal). Bahan toksik masuk kedalam saluran pencernaan umunya melalui makanan atau minuman dan kemudian diserap didalam lambung. Bahan toksik yang masuk melalui saluran pernapasan menuju paru-paru akan diserap oleh alveoli paru-paru. Pada umumnya kulit lebih impermeabel dan karenanya merupakan barier (penghalang) yang baik bagi bahan toksik masuk kedalam tubuh. Namun beberapa bahan kimia dapat diserap oleh kulit dalam jumlah yang cukup banyak sehingga menimbulkan efek sistemik. Suatu zat kimia dapat diserap lewat folikel rambut atau lewat sel-sel kelenjar keringat. Setelah bahan toksik tersebut diserap dan masuk kedalam darah, kemudian didistribusikan keseluruh tubuh dengan cepat. Namun demikian sebagian bahan toksik dapat dikeluarkan oleh mekanisme tubuh secara alami melalui urine, empedu dan paru-paru. Dan sebagian lagi bisa mengalam biotransformasi dan bioaktivasi. Yang lebih berbahaya adalah jika terjadi proses bioaktivasi dimana bahan toksik diubah menjadi bahan yang lebih toksik oleh metabolisme tubuh.
3. Perbedaan toksisitas akut dan kronis yaitu :