Komentar

Komentar

Number of replies: 43

berikan tanggapan terkait isi artikel pada pertemuan 6, artikel ini sebagai aktivitas perkuliahan pada hari ini. tuliskan nama npm dan prodi

In reply to First post

Re: Komentar

by Gina Diah Ayu 2111031016 -
Nama: Gina Diah Ayu
NPM: 2111031016
Prodi: Akuntansi

Pancasila sering dilihat sebagai ideologi yang berhadapan dengan "ideologi global" seperti kapitalisme dan liberalisme. Pancasila yang dibangun adalah untuk kesejahteraan bersama dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bangsa yang cerdas dalam era globalisasi, bukan bangsa yang terus mengeluh, menyerah, dan marah, tetapi bangsa yang mampu mengalirkan sumber-sumber kesejahteraan yang tersedia di arena global itu.

-Revitalisasi Nilai Dasar Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
Semua bangsa di dunia, memiliki latar belakang sejarah, budaya dan peradaban yang dijiwai oleh sistem nilai dan filsafat, baik nilai moral keagamaan maupun non religius. Pada sila kedua Pancasila, merupakan bentuk kesadaran bahwa bangsa Indonesia sejak dulu telah menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sesuai budaya bangsa Indonesia yang beragam. Persatuan Indonesia menjadi tuntutan hidup bangsa Indonesia yang majemuk. Sila keempat merupakan bentuk kesadaran prinsip kehidupan kelembagaan yang didasarkan pada perilaku gotong royong.

-Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
Dengan melaksanakan kewajiban bela negara, merupakan bukti dan proses bagi seluruh warga negara untuk menunjukkan kesediaan mereka dalam berbakti pada nusa dan bangsa, serta kesadaran untuk mengorbankan diri guna membela negara. Kesadaran yang perlu ditingkatkan untuk bela negara:
1. Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya.
2. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar.
3. Adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum yang berlaku.
4. Mencegah dan memberantas korupsi.
5. Meningkatkan kualitas perilaku kehidupan beragama.

-Dimensi Pancasila dan Pendekatan Pendidikan Berbasis Multikultural
Istilah multikultural dapat digunakan dengan baik pada tingkat deskriptif dan normatif, yang menggambarkan isu-isu dan masalah-masalah pendidikan berkaitan dengan masyarakat multikultural. Pendidikan multikultural merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkan keberagaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu kekuatan untuk membentuk sikap multikultural.
In reply to First post

Re: Komentar

by Feni Heriza 2111031040 -
Nama : Feni Heriza
Npm : 2111031040
Prodi : S1 Akuntansi kelas B

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultur serta memiliki kebhinekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Perjuangan panjang bangsa untuk bersatu, diwarnai oleh perjuangan fisik yang panjang dari generasi pendahulu bangsa untuk merdeka. Perjuangan yang diawali dari sebuah kebangkitan nasional hingga ikrar sumpah pemuda bukan merupakan hal yang mudah bagi bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang harus dipedomani bangsa indonesia dalam proses penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan. Globalisasi dan euphoria reformasi yang sarat dengan semangat perubahan, telah mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak generasi penerus bangsa dalam menyikapi berbagai permasalahan kebangsaan. Pemahaman generasi penerus bangsa terkait nilai – nilai yang terkandung dalam empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Sesanti Bhinneka Tunggal Ika), semakin terdegradasi dan terkikis oleh derasnya nilai – nilai baru yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Ironisnya, sementara nilai – nilai baru ini belum sepenuhnya dipahami dan dimengerti, namun nilai – nilai lama sudah mulai ditinggalkan dan dilupakan. Tanpa disadari, generasi penerus bangsa bergerak semakin menjauh dari Pancasila sebagai jati diri bangsa yang bercirikan semangat persatuan dan kesatuan.

Jika dilihat untuk saat ini penerapan Pancasila masih jauh dari yang diharapkan masih banyak aliranaliran atau sekte-sekte yang menyesatkan yang tidak sesuai dengan sila ke-1, masih banyak masalah sosial, antara lain mengenai keadilan. Keadilan seolah-olah tidak berlaku untuk orang-orang kalangan atas, yang dimana hal ini menimbulkan kesenjangan sosial yang cukup dalam dan masih banyak lagi hal-hal lain yang menunjukan masih kurangnya penerapan Pancasila. Menghadapi globalisasi, bangsa Indonesia harus dapat tegak dengan memiliki kedaulatan di bidang politik, kemandirian bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan, dan memiliki daya lenting yang kuat dalam ketahanan nasional. Lebih dari itu, harus tetap memperkokoh jati diri sebagai Pancasilais yang menjunjung tinggi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Thun 1945 dan memperkokoh tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan ke Bhinekaan Tunggal Ika nya.

Menunjukkan adanya pedoman hidup dasar bangsa Indonesia yang berkeTuhanan. Selanjutnya, prinsip yang tertuang dalam sila kedua Pancasila, merupakan bentuk kesadaran bahwa bangsa Indonesia sejak dulu telah menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sesuai budaya bangsa indonesia yang beragam. Sementara itu, menyadari keragaman dan pluralitas yang dimiliki bangsa dan belajar dari pengalaman masa penjajahan, maka persatuan bangsa Indonesia menjadi tuntunan hidup bangsa Indonesia yang majemuk. Justru dengan kemajemukan yang dimiliki, bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat heterogen. Prinsip persatuan indonesia bukan berarti menghilangkan eksistensi, ciri dan identitas masing-masing suku bangsa. Eksistensi, ciri dan identitas masing-masing suku bangsa tetap terpelihara dan terjaga keberadaannya. Sila keempat merupakan bentuk kesadaran dan pengejawantahan prinsip-prinsip kehidupan kelembagaan yang didasarkan pada perilaku kehidupan gotong-royong yang telah mengakar dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak dulu. Menyadari tantangan sebagai bangsa yang majemuk dan pentingnya persatuan bangsa, maka prinsip-prinsip kelembagaan yang didasarkan pada musyawarah untuk mufakat merupakan tuntunan bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan kelembagaan negara yang menentukan masa depan bangsa yang berkeadilan.

Pancasila mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan bangsa sebagai berikut:
1. Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik
2. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi
3. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial dan Budaya
4. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan

Jadi, kesimpulan yang saya dapat adalah kita sebagai warga negara Indonesia wajib menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari agar nilai-nilai Pancasila tidak pudar begitu saja yang disebabkan oleh globalisasi. Pada masa sekarang ini globalisasi telah berkembang sangat pesat dimana hoax hoax dimedia sosial merajalela bahkan fitnah pun sering terjadi pada saat ini, maka dari itu kita sebagai penerus bangsa harus bijak dalam menerima informasi jangan langsung dipercaya begitu saja namun harus mencari kebenerannya terlebih dahulu karena jika tidak itu akan merusak persatuan bangsa Indonesia. Dengan cara kita tidak menyebarkan hoax dimedia sosial, mencari kebenaran informasi, membela kebenaran, dll itu termasuk sikap membela negara. Kita pun sebagai warga negara Indonesia memang wajib ikut serta membela negara bisa dalam bentuk fisik maupun non fisik. Kita harus menjaga negara kita ini dari ancaman luar negri maupun dalam negri karena kitalah yang akan menjadi penerus bangsa maka bijak-bijaklah dalam bersikap.
In reply to First post

Re: Komentar

by Jihan Fatin Fadillah Lotte 2111031072 -
Nama: Jihan Fatin Fadillah Lotte
NPM: 2111031072
Kelas: AKT B

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Setelah membaca artikerl dengan judul Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan Global melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural oleh Satrijo Budiwibowo, saya dapat mengargumenkan sebagai berikut.

Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Globalisasi merupakan era perubahan-perubahan yang cepat yang mengandung hal-hal yang positif, namun juga membawa segi-segi negatif bagi bangsa Indonesia. Menghadapi globalisasi, bangsa Indonesia harus dapat tegak dengan memiliki kedaulatan di bidang politik, kemandirian bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan, dan memiliki daya lenting yang kuat dalam ketahanan nasional. Lebih dari itu, harus tetap memperkokoh jati diri sebagai Pancasilais yang menjunjung tinggi UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan memperkokoh tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultur (majemuk dan plural) serta memiliki kebhinekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Perjuangan panjang bangsa untuk bersatu, diwarnai oleh perjuangan fisik yang panjang dari generasi pendahulu bangsa untuk merdeka. Perjuangan yang diawali dari sebuah kebangkitan nasional hingga ikrar ―sumpah pemuda‖ bukan merupakan hal yang mudah bagi bangsa Indonesia. Para pendiri negara (founding fathers) menyepakati Pancasila, yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa, sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara.
Kondisi keberagaman masyarakat dan budaya, secara positif menggambarkan kekayaan potensi sebuah masyarakat yang bertipe pluralis, namun secara negatif orang merasa tidak nyaman karena tidak saling mengenal budaya orang lain. Setiap etnik atau ras cenderung mempunyai semangat dan ideologi yang etnosentris, yang menyatakan bahwa kelompoknya lebih superior daripada kelompok etnik atau ras lain.
Pancasila mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan bangsa sebagai berikut:
1. Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik
2. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi
3. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial dan Budaya
4. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan
Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi. Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai .aspek. Negara seolah tanpabatas (borderless), saling tergantung (interdependency) dan saling terhubung (interconected) antara satu negara dengan negara lainnya. Saat ini, tidak ada satupun negara di dunia yang mampu berdiri sendiri dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan warganya.

Mungkin hanya itu yang dapat saya argumentasikan apabila terdapat kesalahan penulisan maupun tata bahasa saya, saya memohon maaf dan terima kasih.
Wassalamualikum warahmatullahi wabarakatuh
In reply to First post

Re: Komentar

by Sanja Agata 2111031051 -
Nama : Sanja Agata
NPM : 2111031051
Prodi : S1 Akuntansi
Kelas : B

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultur (majemuk dan plural) serta memiliki kebhinekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat
Pancasila merupakan ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang harus dipedomani bangsa indonesia dalam proses penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan. Tanpa disadari, generasi penerus bangsa bergerak semakin menjauh dari Pancasila sebagai jati diri bangsa yang bercirikan semangat persatuan dan kesatuan akibat dampak era globalisasi dan kemajuan teknologi. Sebagai negara dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa dan berlatar belakang berbeda baik ras, suku, dan agama, dan kepercayaan, masyarakat Indonesia hidup dalam kebersamaan sesuai dengansemboyan negara kita “Bhinneka Tunggal Ika”.
Menghadapi globalisasi, bangsa Indonesia harus dapat tegak dengan memiliki kedaulatan di bidang politik, kemandirian bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan, dan memiliki daya lenting yang kuat dalam ketahanan nasional.
beberapa kenyataan yang dapat menjadi landasan bagi bangsa Indonesia dalam memperbaiki kehidupannya, seperti:
1. Adanya nilai-nilai luhur yang berakar pada pandangan hidup bangsa Indonesia;
2. Adanya kekayaan yang belum dikelola secara optimal; 3. Adanya kemauan politik untuk memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Pancasila dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan bangsa sebagai berikut:
1. Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik
2. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi
3. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial dan Budaya
4. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan atau dengan kata lain perlu dilakukan revitalisasi, karena adanya pengaruh globalisasi disegala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Istilah pendidikan multikultural‖ (multicultural education) dapat digunakan baik pada tingkat deskriptif dan normatif, yang menggambarkan isu-isu dan masalah-masalah pendidikan berkaitan dengan masyarakat multikultural

Jasi kesimpulanya adalah kita selaku generasi penerus bangsa indonesia harus pintar-pintar menghadapi era Globalisasi apa lagi pertumbuhan teknologi yang sangat pesat seperti saat ini, maka diri itu untuk menjaga nilai-nilai pancasila kita harus menyaring terlebih dahulu informasi yang tersebar luas lewat internet, supaya tidak terjadi perpecahabelahan warga negara indonesian di karenakan kesalahan informasi atau menerima berita hoax. dengan tidak membuat dan menyebarkan berita yang belum mungkin benar kebenaranya, itu sudah termasu aksi bela negara dan sudah membantu pancasila di era Gelobalisasi paa saat ini.
In reply to First post

Re: Komentar

by Ridwan Fathul Bukhory 2111031063 -
Nama : Ridwan Fathul Bukhory
Npm : 2111031063
Prodi : S1 Akuntansi 
Pendidikan Pancasila kelas B

    Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam menghadapi tantangan global dimaksudkan agar Pancasila sebagai dasar negara tetap utuh kedudukannya di era globalisasi ini. Kita ketahui bahwa dewasa ini banyak terjadi perubahan dalam aspek kehidupan global. Perkembangan zaman, perkembangan teknologi, perkembangan masyarakatnya pun meningkat jauh lebih modern dari waktu ke waktu. Walaupun begitu masyarakat harus tetap berpegang teguh kepada idelogi negara dalam menjalani kehidupan berbangsa. Jangan sampai ideologi bangsa tergerus zaman yang semakin maju, sejatinya jati diri sebagai bangsa Indonesia akan selalu sama yang berlandaskan Pancasila.
    Disebut revitalisasi, ini bertujuan untuk mengembalikan nilai-nilai Pancasila yang sekarang mungkin sudah tidak dihiraukan atau tidak di cerminkan dalam diri masyarakatnya. Serta bela negara dalam artian mempertahankan kedaulatan, keutuhan, persatuan negara Indonesia dari ancaman-ancaman serta tantangan yang di hadapi bangsa. Sebagai warga negara Indonesia, kita wajib ikut serta menggerakan konsep bela negara ini. Melalui pembelajaran berbasis multikultural, yaitu kita harus senantiasa bisa menerima perbedaan antar warga negaranya. Karena sejatinya Indonesia ini terdiri dari berbagai suku, penganut agama, ras, budaya, serta adat istiadat yang beragam di setiap wilayahnya. Jika tanpa toleransi, maka nantinya Negara ini akan terpecah belah, dan juga akan menurunkan rasa persatuan dan kesatuan.
    Dalam era globalisasi, terasa kecintaan masyarakatnya terhadap Tanah Air ini di uji dengan berbagai aspek kehidupan baru yang muncul. Keberagaman Indonesia harus terus lestari ditengah banyaknya nilai-nilai dari luar yang masuk ke dalam negeri ini. Akan semakin sulit nantinya bagi para penerus bangsa untuk mempertahankan komitmen para pemuda terdahulu, para tokoh perjuangan bangsa untuk mempertahankan nilai-nilai Pancasila. Karena yang mereka hadapi adalah tentang dirinya sendiri dalam upaya mempertahankan nilai-nilai Pancasila dalam diri setiap individunya ditengah kemajuan zaman pada saat ini. Alasan inilah mengapa penting adanya revitalisasi serta upaya bela negara yang harus dilaksanakan dengan sepenuh jiwa dan raga oleh setiap individu bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: Komentar

by Muhamad Dimas Pangestu 2111031094 -
Nama: Muhamad Dimas Pangestu
NPM: 2111031094
S1 Akuntansi

Izin menyampaikan tanggapan saya mengenai artikel tentang "Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural".

Pancasila sering dilihat sebagai idiologi yang berhadapan dengan ―ideologi global,‖ seperti kapitalisme dan liberalisme. Pancasila yang dibangun adalah untuk kesejahteraan bersama dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Disisi lain kita hidup dalam globalisasi yang sarat dengan hukum dan kaidah kapitalisme, pasar bebas dan terbuka. Kita harus tetap kokoh dan kuat pada pendirian, bahwa semuanya itu tetap kita abdikan untuk kesejahteraan bersama, untuk keadilan sosial. Bangsa yang cerdas dalam era globalisasi, bukan bangsa yang terus mengeluh, menyerah, dan marah, tetapi bangsa yang mampu mengalirkan sumber-sumber kesejahteraan yang tersedia di arena global itu.

Globalisasi merupakan era perubahan-perubahan yang cepat yang mengandung hal-hal yang positif, namun juga membawa segi-segi negatif bagi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia harus pandai-pandai menangkap dan memanfaatkan peluang dari segi-segi positifnya dan tetap berdiri pada nilai-nilai yang telah diikrarkan, dibela, dan dijunjung tinggi

Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Jika warga negara bersifat aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hidup bangsa akan tetap terpelihara. Sebaliknya jika warga negara tidak peduli terhadap persoalan yang dihadapi bangsanya kelangsungan hidup bangsa akan terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar.

- Upaya Revitalisasi Pancasila
Untuk merevitalisasi Pancasila. Salah satu fokus utama kegiatan yang harus mendapatkan penekanan adalah bagaimana untuk selalu menggaungkan Pancasila dan menanamkannya ke dalam hati sanubari setiap masyarakat Indonesia. Selain menanamkan PAncasila kedalam hati, kita juga harus harus menyadari keragaman dan pluralitas yang dimiliki bangsa dan belajar dari pengalaman masa penjajahan, maka persatuan bangsa Indonesia menjadi tuntunan hidup bangsa Indonesia yang majemuk. Justru dengan kemajemukan yang dimiliki, bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat heterogen. Prinsip persatuan indonesia bukan berarti menghilangkan eksistensi, ciri dan identitas masing-masing suku bangsa. Eksistensi, ciri dan identitas masing-masing suku bangsa tetap terpelihara dan terjaga keberadaannya. Menyadari tantangan sebagai bangsa yang majemuk dan pentingnya persatuan bangsa, maka prinsip-prinsip kelembagaan yang didasarkan pada musyawarah untuk mufakat merupakan tuntunan bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan kelembagaan negara yang menentukan masa depan bangsa yang berkeadilan. Dengan demikian prinsip-prinsip keadilan merupakan kristalisasi keinginan dan cita-cita bangsa untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

-Upaya revitalisasi bela negara
Kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan atau dengan kata lain perlu dilakukan revitalisasi, karena adanya pengaruh globalisasi disegala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama dalam masalah pembelaan negara. Hal tersebut merupakan wujud kecintaan seorang warga negara pada tanah air yang sudah memberikan kehidupan padanya. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa.

Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah dalam menghadapi era globalisasi ini, Pancasila dan bela negara perlu dilakukan upaya revitalisasi, agar budaya-budaya, pemahaman akan keanekaragaman Indonesia tidak akan luntur.
In reply to First post

Re: Komentar

by Ulfatur Ramadian 2111031056 -
Nama : Ulfatur Ramadian
NPM : 2111031056


Globalisasi dalam reformasi memberikan perubahan yang telah mempengaruhi pola pikir, sikap dan tindak generasi penerus bangsa dalam menyikapi berbagai permasalahan kebangsaan

Pemahaman menganai nilai - nilai yang terkandung dalam empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Sesanti Bhinneka Tunggal Ika), semakin tterdegradasi oleh derasnya nilai - nilai baru yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa.

Bangsa Indonesia harus dapat tegak dengan memiliki kedaulatan di bidang politik, kemandirian bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan dalam menghadapi globalisasi.

Memperkokoh jati diri sebagai Pancasilais yang menjunjung tinggi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan memperkokoh tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan ke Bhinekaan Tunggal Ika nya Nampaknya pada akhir-akhir ini kurang.

Pancasila sebagai wacana publik
merupakan tahap awal krusial
untuk pengembangan kembali
Pancasila sebagai ideologi
terbuka, yang dapat dimaknai
secara terus menerus, sehingga
tetap relevan dalam kehidupan
bangsa dan negara Indonesia.

Hal yang dapat dilakukan dalam revitalisasi Pancasila dalam hal bela negara antara lain :
1. Kesadaran untuk
melestarikan kekayaan
budaya, terutama
kebudayaan daerah yang
beraneka ragam.
2. Sikap
rajin belajar.
3. Kepatuhan dan
ketaatan pada hukum yang
berlaku.

Globalisasi yang ​telah merubah pola
hubungan antar bangsa dalam
berbagai aspek Negara seolah
Tanpa batas (borderless) dan saling
tergantung (interdependency).

Dengan globalisasi mudah sekali nilai -nilai baru masuk berikut adalah cara yang dapat dilakukan untuk mempertahan negara dari nilai nilai yang tidak sesuai

1. Membekalan mental spiritual
di kalangan masyarakat
2. Upaya peningkatan
perasaan cinta tanah air
(patriotisme)
3. Pengawasan yang ketat
terhadap eksploitasi sumber
daya alam nasional serta
terciptanya suatu
pemerintahan yang bersih
dan berwibawa (legitimate,
bebas KKN, dan konsisten
melaksanakan peraturan/undang-undang).
4. Kegiatan-kegiatan lain yang
bersifat kecintaan terhadap
tanah air serta menanamkan
semangat juang untuk
membela negara
5. Untuk menghadapi potensi
agresi bersenjata dari luar,
meskipun kemungkinannya
relatif sangat kecil, selain
menggunakan unsur
kekuatan TNI, tentu saja
dapat menggunakan unsur
Rakyat Terlatih (Ratih)
sesuai dengan doktrin Sistem
Pertahanan Semesta

Itulah tanggapan saya mengenai jurnal tersebut terima kasih
In reply to First post

Re: Komentar

by Reyhan Jaya 2151031001 -
Izin menjawab pak
Saya Reyhan Jaya, NPM 2151031001, Kelas B

Tanggapan saya terkait artikel yang ber judul "Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan Global melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural" oleh Satrijo Budiwibowo, Menurut saya setiap warga negara wajib membela dan mempertahankan tanah airnya supaya keberlangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara dan terjamin. Dalam mempertahankan suatu negara sangat ditentukan oleh sikap setiap warga negaranya. Pancasila merupakan ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang harus dipedomani bangsa indonesia dalam proses penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan. Generasi penerus bangsa bergerak semakin menjauh dari Pancasila sebagai jati diri bangsa yang bercirikan semangat persatuan dan kesatuan akibat dampak era globalisasi dan kemajuan teknologi. Sebagai negara dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa dan berlatar belakang berbeda baik ras, suku, dan agama, dan kepercayaan, masyarakat Indonesia hidup dalam kebersamaan sesuai dengansemboyan negara kita “Bhinneka Tunggal Ika”. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultur (majemuk dan plural) serta memiliki kebhinekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Perjuangan panjang bangsa untuk bersatu, diwarnai oleh perjuangan fisik yang panjang dari generasi pendahulu bangsa untuk merdeka. Perjuangan yang diawali dari sebuah kebangkitan nasional hingga ikrar sumpah pemuda ‖ bukan merupakan hal yang mudah bagi bangsa Indonesia. Para pendiri negara menyepakati Pancasila, yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa, sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara.
Pancasila mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan bangsa sebagai berikut:
1. Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik
2. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi
3. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial dan Budaya
4. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan
Sebagai warga negara Indonesia, Kita wajib menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Kita semua wajib membela dan mempertahankan tanah bangsa Indonesia supaya keberlangsungan hidup bangsa tetap terpelihara dan terjamin. Selaku generasi penerus bangsa Indonesia harus pintar-pintar dalam menghadapi era Globalisasi apa lagi pertumbuhan teknologi yang sangat pesat seperti saat ini, Kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan, karena adanya pengaruh globalisasi disegala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama dalam masalah pembelaan negara. Hal tersebut merupakan wujud kecintaan seorang warga negara pada tanah air yang sudah memberikan kehidupan padanya.
In reply to First post

Re: Komentar

by RICARDO HERENDRA 2151031008 -
Nama: Ricardo Herendra
Npm: 2151031008
Prodi: S1 Akuntansi
Kelas: B

Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan
pada negara Republik Indonesia harus berlandaskan dan/atau harus sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Hal tersebut bermakna, antara lain bahwa,
Pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau spirit yang menjiwai kegiatan
membentuk negara seperti kegiatan mengamandemen UUD dan menjiwai
segala urusan penyelenggaraan negara.

Urgensi Pancasila sebagai dasar negara, yaitu: 1) agar para pejabat publik
dalam menyelenggarakan negara tidak kehilangan arah, dan 2) agar
partisipasi aktif seluruh warga negara dalam proses pembangunan dalam
berbagai bidang kehidupan bangsa dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Dengan
demikian, pada gilirannya nanti cita-cita dan tujuan negara dapat diwujudkan
sehingga secara bertahap dapat diwujudkan masyarakat yang makmur dalam
keadilan dan masyarakat yang adil dalam kemakmuran.
In reply to First post

Re: Komentar

by Resi Pramestya Febriana 2111031081 -
Nama : Resi Pramestya Febriana
2111031081
Akuntansi

Izin menyampaikan tanggapan

Pancasila ideologi yang berhadapan dengan ―ideologi global,‖ seperti kapitalisme dan liberalisme. Pancasila dibangun untuk kesejahteraan bersama dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Disisi lain kita hidup dalam globalisasi yang sarat dengan hukum dan kaidah kapitalisme, pasar bebas dan terbuka. Kita harus tetap kokoh dan kuat pada pendirian, bahwa semuanya tetap kita abdikan untuk kesejahteraan bersama, untuk keadilan sosial. Bangsa yang cerdas dalam era globalisasi, bukan bangsa yang hanya mengeluh, menyerah, dan marah, tetapi bangsa yang mampu mengalirkan kesejahteraan yang tersedia di arena global itu.

Globalisasi merupakan era perubahan-perubahan yang cepat yang mengandung hal-hal yang positif, namun juga membawa segi-segi negatif bagi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia harus pandai menangkap dan memanfaatkan peluang dari segi positifnya dan tetap berdiri pada nilai-nilai yang telah diikrarkan, dibela, dan dijunjung tinggi

Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Jika warga negara bersifat aktif serta peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hidup bangsa akan tetap terpelihara dan terjaga. Sebaliknya jika warga negara tidak peduli terhadap persoalan yang dihadapi bangsanya kelangsungan hidup bangsa akan terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar.

- Upaya Revitalisasi Pancasila
Untuk merevitalisasi Pancasila. fokus utama kegiatan yang harus mendapatkan penekanan adalah bagaimana untuk selalu menggaungkan Pancasila dan menanamkan ke dalam hati sanubari setiap masyarakat Indonesia. Selain menanamkan Pancasila kedalam hati, kita juga harus harus menyadari keragaman dan pluralitas yang dimiliki bangsa dan belajar dari pengalaman masa penjajahan, maka persatuan bangsa Indonesia menjadi tuntunan hidup bangsa Indonesia yang majemuk. Justru dengan kemajemukan yang dimiliki, bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat heterogen. Prinsip persatuan indonesia bukan berarti menghilangkan eksistensi, ciri dan identitas masing-masing suku bangsa. Eksistensi, ciri dan identitas masing-masing suku bangsa tetap terpelihara dan terjaga keberadaannya. Menyadari tantangan sebagai bangsa yang majemuk dan pentingnya persatuan bangsa, maka prinsip-prinsip kelembagaan yang didasarkan pada musyawarah untuk mufakat merupakan tuntunan bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan kelembagaan negara yang menentukan masa depan bangsa yang berkeadilan. Dengan demikian prinsip-prinsip keadilan merupakan kristalisasi keinginan dan cita-cita bangsa untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

-Upaya revitalisasi bela negara
Kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan atau dengan kata lain perlu dilakukan revitalisasi, karena adanya pengaruh globalisasi disegala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama dalam masalah pembelaan negara. Hal tersebut merupakan wujud kecintaan seorang warga negara pada tanah air yang sudah memberikan kehidupan padanya. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing
itu tadi adalah tanggapan saya dalam menghadapi era globalisasi ini, Pancasila dan bela negara perlu dilakukan upaya revitalisasi, agar budaya-budaya, pemahaman akan keanekaragaman Indonesia tidak akan luntur.
In reply to First post

Re: Komentar

by M Akbar Hamdala -
M Akbar Hamdala
2111031104
Akuntansi

setiap warga negara wajib membela dan mempertahankan tanah airnya supaya keberlangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara dan terjamin. Dalam mempertahankan suatu negara sangat ditentukan oleh sikap setiap warga negaranya. Pancasila merupakan ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang harus dipedomani bangsa indonesia dalam proses penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan. Generasi penerus bangsa bergerak semakin menjauh dari Pancasila sebagai jati diri bangsa yang bercirikan semangat persatuan dan kesatuan akibat dampak era globalisasi dan kemajuan teknologi. Sebagai negara dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa dan berlatar belakang berbeda baik ras, suku, dan agama, dan kepercayaan, masyarakat Indonesia hidup dalam kebersamaan sesuai dengansemboyan negara kita “Bhinneka Tunggal Ika”. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultur (majemuk dan plural) serta memiliki kebhinekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Perjuangan panjang bangsa untuk bersatu, diwarnai oleh perjuangan fisik yang panjang dari generasi pendahulu bangsa untuk merdeka. Perjuangan yang diawali dari sebuah kebangkitan nasional hingga ikrar sumpah pemuda ‖ bukan merupakan hal yang mudah bagi bangsa Indonesia. Para pendiri negara menyepakati Pancasila, yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa, sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara.

Pancasila mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan bangsa sebagai berikut:
1. Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik
2. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi
3. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial dan Budaya
4. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan

Jadi kesimpulannya dalam era globalisasi ini, Pancasila dan bela negara perlu dilakukan upaya revitalisasi, agar budaya-budaya, pemahaman akan keanekaragaman Indonesia tidak akan luntur.
In reply to First post

Re: Komentar

by Syafa Alana Diningtias 2111031070 -
Nama : Syafa Alana Diningtias
NPM : 2111031070
Prodi : S1 Akuntansi
Kelas : Pendidikan Pancasila B

lzin memberikan tanggapan atas artikel "Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural" oleh Satrijo Budiwibowo.

1. Revitalisasi Nilai Dasar Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi.
Keberadaan peninggalan candi-candi di Indonesia seperti Candi Borobudur, Prambanan, dan situs peninggalan keagamaan lainnya merupakan bukti tentang kehidupan bangsa Indonesia telah melaksanakan nilai dari sila Pancasila pertama yaitu ketuhanan.
Dalam budaya bangsa, manusia senantiasa ditempatkan dan diperlakukan sesuai dengan kodrat sebagai mahluk ciptaan Tuhan merupakan bentuk kesadaran bahwa bangsa Indonesia sejak dulu telah menjunjung nilai dari sila Pancasila kedua yaitu nilai kemanusiaan dan keadilan.Kemajemukan yang dimiliki bangsa Indonesia dari kekayaan budaya yang sangat heterogen membuat prinsip persatuan Indonesia bukan berarti menghilangkan eksistensi, ciri dan identitas masing-masing suku bangsa, melainkan membuatnya tetap terpelihara dan terjaga keberadaannya.
Perilaku kehidupan gotong-royong yang telah mengakar dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak dulu, serta musyawarah mufakat yang telah menjadi pilar kehidupan dalam kehidupan bermasyarakat secara turun temurun, merupakan bentuk kesadaran bangsa Indonesia atas nilai dari sila keempat Pancasila.
Prinsip-prinsip kelembagaan yang didasarkan pada musyawarah untuk mufakat merupakan tuntunan bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan kelembagaan negara yang menentukan masa depan bangsa yang berkeadilan dalam menghadapi tantangan sebagai bangsa yang majemuk.

Revitalisasi Pancasila dapat dimulai dengan menjadikan Pancasila kembali sebagai public discourse, wacana publik. Dengan menjadikan Pancasila sebagai wacana publik, sekaligus dapat dilakukan reassessment, penilaian kembali atas pemaknaan Pancasila selama ini, untuk kemudian menghasilkan pemikiran dan pemaknaan baru. Dengan demikian, menjadikan Pancasila sebagai wacana publik merupakan tahap awal krusial untuk pengembangan kembali Pancasila sebagai ideologi terbuka, yang dapat dimaknai secara terus menerus, sehingga tetap relevan dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia.


2. Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan atau dengan kata lain perlu dilakukan revitalisasi, karena adanya pengaruh globalisasi disegala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kesadaran yang perlu ditingkatkan untuk bela negara diantaranya :
a. Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya, terutama kebudayaan daerah yang beraneka ragam.
b. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar.
c. Adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum yang berlaku.
d. Mencegah dan memberantas korupsi.
e. Meningkatkan kualitas perilaku kehidupan beragama.


3. Dimensi Pancasila dan Pendekatan Pendidikan Berbasis Multikultural
Pembentukan masyarakat multi-kultural Indonesia yang sehat tidak bisa secara taken for granted atau trial and error. Sebaliknya harus diupayakan secara sistematis, programatis, integrated dan berkesinambungan, dan bahkan perlu percepatan (akselerasi). Salah satu strategi penting dalam mengakselerasikannya adalah pendidikan multi-kultural yang diselenggarakan melalui seluruh lembaga pendidikan, baik formal maupun non-formal, dan bahkan informal dalam masyarakat luas.
Pendidikan multi-kultural semakin dibutuhkan sebab, realitas kultural dan perkembangan terakhir kondisi sosial, politik, dan budaya bangsa, khususnya sejak era reformasi yang penuh dengan gejolak sosial politik dan konflik dalam berbagai level masyarakat.
In reply to First post

Re: Komentar

by SILVIANDITA ARIVIA 2151031014 -
Nama: Silviandita Arivia
NPM: 2151031014
Kelas: Pendidikan Pancasila (B)
Prodi: S1 Akuntansi

Menurut artikel pertemuan 6 yang saya baca, penerapan Pancasila sebagai dasar negara mengandung arti bahwasanya kita sebagai warga negara harus membela, menerapkan, mengimplementasikan serta memperjuangkan nilai-nilai yang terkandung dalam bulir-bulir Pancasila. Tujuan dari melindungi pancasila itu sendiri adalah demi kemajuan, keadilan dan kesejahteraan lahir batin bagi bangsa Indonesia. Jika Pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, maka kita tidak bisa merasakan pengimplementasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Kian hari Pancasila akan semakin memudar keberadaannya. Kita sebagai generasi muda tentu saja tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Pada era reformasi, keadaan nasional sangat memprihatikan karena berbagai konflik dan permasalahan yang muncul silih berganti. Nilai yang terkandung dalam Pancasila lebih
mementingkan keseimbangan,
kerjasama, saling menghormati,
kesamaan, dan kesederajatan
dalam hubungan manusia dengan
manusia. Akan tetapi, pada praktik demokrasi dan kenyataan yang dialami sangat berbeda jauh dengan poin-poin tersebut. Trauma
generasi muda terhadap sikap
politik pemerintahan orde baru,
telah melahirkan generasi muda
era reformasi yang cenderung memiliki sikap
apatis dan tidak peduli terhadap
nilai-nilai luhur yang terkandung
dalam Pancasila. Bahkan jika diperhatikan, generasi muda tidak menyerap materi pembelajaran Pancasila melainkan hanya sebagai sarana untuk mendapatkan nilai di instansi pendidikan tempat mereka menimba ilmu. Hal itu seolah-olah dijadikan hal yang lumrah bagi Pancasila untuk dihapal kemudian dilupakan setelah materi pembelajaran tersebut selesai.

Revitalisasi Globalisasi bagi generasi muda bisa dimulai dari sikap ingin tahu, rajin belajar dan ingin menggali lebih lanjut terkait pembelajaran Pancasila dan juga kajian sejarah bangsa Indonesia. Ketaatan terhadap hukum juga mencerminkan generasi yang luhur yang akan melahirkan calon pemimpin masa depan yang memerangi korupsi dan hal serupa yang berkaitan dengan perampasan kesejahteraan. Dengan melakukan hal positif yang demikian, bangsa Indonesia bisa meningkatkan kualitas kehidupan.

Demikian tanggapan yang dapat saya sampaikan, terima kasih atas perhatiannya.
In reply to First post

Re: Komentar

by Meriana 2111031037 -
Nama : Meriana
NPM : 2111031037
Prodi : S1 Akuntansi

Pendapat saya setelah membaca artikel :

Budiwibowo, Satrijo. 2016. Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural. CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 4(2), 565-585.

Bangsa Indonesia adalah bangsa multikultural yang terdiri atas banyak suku, agama, ras, etnis, dan lain sebagainya. Dengan adanya globalisasi, banyak terjadi perubahan-perubahan yang positif. Di lain sisi, globalisasi juga membawa dampak negatif bagi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia harus pintar menangkap dan memanfaatkan peluang dari segi-segi positifnya dan tetap berdiri pada nilai-nilai yang telah diikrarkan, dibela, dan dijunjung tinggi. Namun, bangsa ini harus berani jujur untuk mengakui bahwa Pancasila sebagai dasar negara mulai kehilangan roh dan jiwa anak bangsanya. Dalam menghadapi globalisasi, bangsa Indonesia harus dapat tegak dengan memiliki kedaulatan di bidang politik, kemandirian bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan, dan memiliki daya lenting yang kuat dalam ketahanan nasional. Lebih dari itu, kita harus tetap memperkokoh jati diri sebagai Pancasilais yang menjunjung tinggi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan memperkokoh tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Belum teraktualisasinya nilai dasar Pancasila secara konsisten dalam tataran praksis perlu terus diadakan perubahan, Aktualisasi nilai Pancasila dituntut selalu mengalami pembaharuan. Hakikat pembaharuan ialah perbaikan dari dalam dan melalui sistem yang ada. Dengan kata lain, pembaharuan mengandaikan adanya dinamika internal dalam diri Pancasila. Pancasila sebagai wacana publik merupakan tahap awal krusial untuk pengembangan kembali Pancasila sebagai ideologi terbuka, yang dapat dimaknai secara terus menerus, sehingga tetap relevan dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia.

Dalam pelaksanaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme. Bisa juga dengan ikut menjaga Pancasila sebagai jati diri bangsa tetap kokoh berdiri.

Dengan adanya Pendidikan Pancasila berbasis multikultural yang menitikberatkan pada berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia, maka diharapkan generasi muda akan dapat menerapkan nilai-nilai yang tersirat dalam Pancasila. Bukan hanya nilai tersurat seperti nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial, tetapi juga nilai-nilai tersirat seperti tenggang rasa, toleransi, kasih sayang, bahaya diskriminasi dan lain sebagainya. Tentu saja, dengan hal tersebut, maka Pancasila akan tetap dan terus relevan sesuai dengan zaman.
In reply to First post

Re: Komentar

by Nur Huliyah 2151031016 -
Nama : Nur Huliyah
Npm : 2151031016
Prodi :S1 akuntansi

Izin berkomentar bapak,menurut saya Pancasila adalah dasar negara.segala sesuatu bersumber dan sesuai dengan pancasila.pancasila memuat sumber dari segala hal.karena Pancasila sebagau dasar negara,Pancasila juga sebagai pedoman bangsa.
Revitalisasi Nilai Dasar Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
Semua bangsa di dunia, memiliki latar belakang sejarah, budaya dan peradaban yang dijiwai oleh sistem nilai dan filsafat, baik nilai moral keagamaan maupun non religius. Pada sila kedua Pancasila, merupakan bentuk kesadaran bahwa bangsa Indonesia sejak dulu telah menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sesuai budaya bangsa Indonesia yang beragam. Persatuan Indonesia menjadi tuntutan hidup bangsa Indonesia yang majemuk.
Dengan globalisasi mudah sekali nilai -nilai baru masuk berikut adalah cara yang dapat dilakukan untuk mempertahan negara dari nilai nilai yang tidak sesuai;
1. Membekalan mental spiritual
di kalangan masyarakat.
2. Upaya peningkatan
perasaan cinta tanah air
(patriotisme).
3. Pengawasan yang ketat
terhadap eksploitasi sumber
daya alam nasional serta
terciptanya suatu
pemerintahan yang bersih
dan berwibawa (legitimate,
bebas KKN, dan konsisten
melaksanakan peraturan/undang-undang).
4. Kegiatan-kegiatan lain yang
bersifat kecintaan terhadap
tanah air serta menanamkan
semangat juang untuk
membela negara.
5. Untuk menghadapi potensi
agresi bersenjata dari luar,
meskipun kemungkinannya
relatif sangat kecil, selain
menggunakan unsur
kekuatan TNI, tentu saja
dapat menggunakan unsur
Rakyat Terlatih (Ratih)
sesuai dengan doktrin Sistem
Pertahanan Semesta.

Sekian pak komentar dari saya,Terima kasih
In reply to First post

Re: Komentar

by Prasetyo Caroko Akbar 2151031003 -
Nama : Prasetyo Caroko Akbar
NPM : 2151031003

Izin menyampaikan tanggapan saya terhadap artikel diatas,
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultur (majemuk dan plural) serta memiliki kebhinekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Oleh karena itu, setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Jika warga negara bersifat aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hidup bangsa akan tetap terpelihara.
Globalisasi benar-benar memberikan tantangan terhadap bangsa Indonesia, akibat buruk dari globalisasi yang paling nampak adalah Pancasila yang mulai jarang diutarakan dan disampaikan para pejabat dan tidak lagi menjadi wacana publik yang dibahas dan didiskusikan oleh berbagai kalangan masyarakat.
Kondisi sekarang dimana Pancasila kurang berperan dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan tentu sangat merugikan kepentingan bangsa dan negara yang membutuhkan panduan utama dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Selain itu, juga membutuhkan saringan utama dari serbuan paham, sistem, ideologi, dan budaya asing melalui globalisasi, yang semuanya diperoleh dari Pancasila. Peran yang besar dari Pancasila tersebut dikarenakan fungsi-fungsi Pancasila yang memang sangat strategis bahkan menjadi ‘jantung bangsa Indonesia’.
Untuk itu, Pancasila sebagai Dasar Negara, Ideologi Nasional, dan Pandangan Hidup dapat membangun karakter bangsa menjadi kepedulian bangsa dengan cara dimulai dari diri sendiri, mulai sekarang, dari yang mudah dan sederhana serta diikuti komitmen yang konsisten.
In reply to First post

Re: Komentar

by Fidela Salsabilla Maheswari 2151031019 -
Nama : Fidela Salsabilla Maheswari
NPM : 2151031019
Prodi : Akuntansi
Kelas : AKT B

Pancasila mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan bangsa sebagai berikut:
1. Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik
2. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi
3. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial dan Budaya
4. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan.

Bagi generasi penerus bukan suatu hal yang mudah mempertahankan komitmen para pemuda pendahulu dan pendiri bangsa dalam memperjuangkan nilai-nilai luhur pancasila. Dinamika perkembangan lingkungan strategis, baik global,regional maupun nasional setiap jaman dan era kepemimpinan, sangat mempengaruhi tumbuh kembangnya pola pikir, pola sikap dan pola tindak generasipenerus dalam menyikapi berbagai permasalahan mendasar yang dihadapi bangsa. Di satu sisi, trauma
generasi muda terhadap sikap politik pemerintahan orde baru, telah melahirkan generasi muda era reformasi yang cenderung apatis dan tidak peduli terhadap nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila. Sementara disisi lain, era globalisasi beserta implikasinya telah merubah persepsi ancaman terhadap eksistensi suatu negara. Ancaman bagi bangsa dan negara, tidak lagi diwujudkan dalam bentuk ancaman secara fisik, melainkana ncaman tampil dalam wujud dan bentuk ancaman yang lebih
kompleks dan mencakup seluruh dimensi kehidupan nasional.

Revitalisasi Pancasila dapat dimulai dengan menjadikan Pancasila kembali sebagai public discourse, wacana publik. Dengan menjadikan Pancasila sebagai wacana publik, sekaligus dapat dilakukan reassessment, penilaian kembali atas pemaknaan Pancasila selama ini, untuk kemudian menghasilkan pemikiran dan pemaknaan baru. Dengan demikian, menjadikan Pancasila sebagai wacana publik merupakan tahap awal krusial untuk pengembangan kembali Pancasila sebagai ideologi terbuka, yang dapat dimaknai secara terus menerus, sehingga tetap relevan dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
In reply to First post

Re: Komentar

by Celvin Yusra 2111031068 -
Nama : Celvin Yusra
NPM : 2111031068
Prodi : S1 Akuntansi
Kelas : B

Tanggapan saya terkait isi artikel tersebut.

1. Revitalisasi Nilai Dasar Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi.

Bapak BJ Habibie manyampaikan sejak reformasi 1998, Pancasila seolah olah tenggelam dalam pusaran sejarah masa lalu yang tak lagi relevan untuk disertakan dalam dialektika reformasi. Pancasila seolah hilang dari memori kolektif bangsa. Pancasila semakin jarang diucapkan, dikutip, dan dibahas baik dalam konteks kehidupan ketatanegaraan, kebangsaan maupun kemasyarakatan.

Pancasila sebagai dasar negara mulai kehilangan roh dan jiwa anak bangsanya. Di satu sisi, memudarnya pemahaman masyarakat terhadap nilai – nilai luhur Pancasila. Sementara disisi lain, era globalisasi beserta implikasinya telah merubah persepsi ancaman terhadap eksistensi suatu negara. Ancaman bagi bangsa dan negara, tidak lagi diwujudkan dalam bentuk ancaman secara fisik, melainkan ancaman tampil dalam wujud dan bentuk ancaman yang lebih kompleks dan mencakup seluruh dimensi kehidupan nasional. Dengan demikian, menjadikan Pancasila sebagai wacana publik merupakan tahap awal krusial untuk pengembangan kembali Pancasila sebagai ideologi terbuka, yang dapat dimaknai secara terus menerus, sehingga tetap relevan dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia.

2. Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi.

Kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan atau dengan kata lain perlu dilakukan revitalisasi, karena adanya pengaruh globalisasi disegala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara asumsinya diantaranya adalah :

a. Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya, terutama kebudayaan daerah yang beraneka ragam.
b. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar.
c. Adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum yang berlaku. Hal ini sebagai perwujudan rasa cinta tanah air dan bela bangsa.
d. Mencegah dan memberantas korupsi.
e. Meningkatkan kualitas perilaku kehidupan beragama.

Tantangan terbesar generasi penerus saat ini adalah kemajuan teknologi informasi yang sangat cepat. Di satu sisi, hal ini dapat memberikan kontribusi positif bagi proses pembangunan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Namun disisi lain, teknologi informasi dapat digunakan sebagai sarana melemahkan ketahanan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan suatu negara.

3. Dimensi Pancasila dan Pendekatan Pendidikan Berbasis Multikultural.

Dalam konteks deskriptif dan normatif, maka kurikulum pendidikan multikultural mestilah mencakup subyek-subyek seperti; toleransi; tema-tema tentang perbedaan ethno-kultural, dan agama; bahaya diskriminasi; penyelesaian konflik dan mediasi; HAM; demokrasi dan pluralitas; kemanusiaan universal, dan subyek-subyek lain yang relevan.Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pendidikan multikultural (multicultural education) merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkan keberagaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu kekuatan untuk membentuk sikap multicultural.

Aktualisasi pemahaman nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika yang termaktub dalam Pancasila sebagai filsafat dan dasar negara perlu dipahami dan dikembangkan serta diimplementasikan dalam kehidupan sosial, karena nilai-nilai yang terkandung dalam keBhinneka Tunggal Ika-an mempunyai fungsi sebagai motivasi dan rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sekian Tanggapan saya.
Terima Kasih.
In reply to First post

Re: Komentar

by Zahra Rabi'ulawali I.B. 2161031002 -
Nama: Zahra Rabi'ulawali
NPM: 2161031002
Prodi: Akuntansi

menanggapi artikel dengan judul Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan Global melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural oleh Satrijo Budiwibowo.

1) Revitalisasi Nilai Dasar Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
Pada dasarnya semua bangsa di dunia, memiliki latar belakang sejarah, budaya dan peradaban yang dijiwai oleh sistem nilai dan filsafat, baik nilai-nilai moral keagamaan (theisme-religious) maupun nilai non religious (sekular, atheisme). Tegasnya, setiap bangsa senantiasa menegakkan nilai-nilai peradabannya dengan dijiwai, dilandasi dan dipandu oleh nilainilai religious atau non-religious.

2) Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Dengan melaksanakan kewajiban bela bangsa tersebut, merupakan bukti dan proses bagi seluruh warga negara untuk menunjukkan kesediaan mereka dalam berbakti pada nusa dan bangsa, serta kesadaran untuk mengorbankan diri guna membela negara.

3) Dimensi Pancasila dan Pendekatan Pendidikan Berbasis Multikultural
Istilah ―pendidikan multikultural‖ (multicultural education) dapat digunakan baik pada tingkat deskriptif dan normatif, yang menggambarkan isu-isu dan masalah-masalah pendidikan berkaitan dengan masyarakat multikultural. Lebih jauh ia juga mencakup pengertian tentang pertimbangan terhadap kebijakan-kebijakan dan strategistrategi bagi pendidikan bagi peserta didik di dalam masyarakat multikultural.
In reply to First post

Re: Komentar

by Daffa Andra Setiawan 2151031010 -
Nama : Daffa Andra Setiawan
NPM : 2151031010
Prodi : Akuntansi

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultur serta memiliki kebhinekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Perjuangan panjang bangsa untuk bersatu, diwarnai oleh perjuangan fisik yang panjang dari generasi pendahulu bangsa untuk merdeka. Sedangkan sebagai dasar negara, Pancasila merupakan ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang harus dipedomani bangsa indonesia dalam proses penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan.

Pemahaman generasi penerus bangsa terkait nilai – nilai yang terkandung dalam empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Sesanti Bhinneka Tunggal Ika), semakin terdegradasi dan terkikis oleh derasnya nilai – nilai baru yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Ironisnya, sementara nilai – nilai baru ini belum sepenuhnya dipahami dan dimengerti, namun nilai – nilai lama sudah mulai ditinggalkan dan dilupakan. Tanpa disadari, generasi penerus bangsa bergerak semakin menjauh dari Pancasila sebagai jati diri bangsa yang bercirikan semangat persatuan dan kesatuan

Sebagai negara dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa dan berlatar belakang berbeda baik ras, suku, dan agama, dan kepercayaan, masyarakat Indonesia hidup dalam kebersamaan sesuai dengan semboyan negara kita “Bhinneka Tunggal Ika”.

Menyadari tantangan sebagai bangsa yang majemuk dan pentingnya persatuan bangsa, maka prinsip-prinsip kelembagaan yang didasarkan pada musyawarah untuk mufakat merupakan tuntunan bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan kelembagaan negara yang menentukan masa depan bangsa yang berkeadilan.

Pancasila mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan bangsa sebagai berikut:
1. Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik
2. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi
3. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial dan Budaya
4. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama dalam masalah pembelaan negara. Hal tersebut merupakan wujud kecintaan seorang warga negara pada tanah air yang sudah memberikan kehidupan padanya. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.

Dimensi Pancasila dan Pendekatan Pendidikan Berbasis Multikultural
-Istilah multikultural dapat digunakan dengan baik pada tingkat deskriptif dan normatif, yang menggambarkan isu-isu dan masalah-masalah pendidikan berkaitan dengan masyarakat multikultural. Pendidikan multikultural merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkan keberagaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu kekuatan untuk membentuk sikap multikultural.
In reply to First post

Re: Komentar

by THISYA AUDINA 2151031011 -
Nama : Thisya Audina
NPM : 2151031011

Tanggapan saya mengenai artikel pertemuan 6 mengenai revitalisasi pancasila dan bela negara dalam menghadapi tantangan global melalui pembelajaran berbasis multikultural adalah pancasila yang dilihat sebagai ideologi negara yang di bangun untuk kesejahteraan rakyat serta keadilan sosial. Globalisasi yang merupak era perubahan yang cepat memang mengandung hal-hal positif, namun juga memilik efek negatif bagi bangsa indonesia. kita harus pandai pandai menangkap dan memanfaatkan peluang dari efek globalisasi agar tidak terkikisnya nilai luhur Pancasila.

Multikulturalisme yang merupakan sistem keyakinan dan perilaku yang mengakui dan menghormati kehadiran semua kelompok yang beragam dalam suat organisasi atau masyarakat, mengakui sosial-budaya mereka yang berbeda-beda. pembelajaran multikultural berguna untuk mengakui, menerima, dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkan dengan gender, ras, dan kelas.

Mengaktualisasikan nilai pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah suatu keharusan, agar pancasila tetap tertanam dan menjai pedoman bagi kita bangsa indonesia. bila pancasila di terpakan dengan memahami definisi yang terkandung di dalamnya, pancasila akan menjadi pemikiran manusia indonesia untuk mencari kebenaran, yang akan menjaga rasa kebersamaan di tengah perbedaan.

indonesia yang merupakan negara multikultural harus bisa kita pahami manfaatnya dengan baik, karena di balik perbedaan itu terdapat banyak hal yang bisa di jadikan hal yang baik jika di lakukan dengan penuh rasa toleransi, menghargai dan saling menghormati. Kita harus sadar bahwa rasa cinta akan tanah air bukanlah satu hal yang buruk namun merupakan suatu hal yang harus ada di setiap diri individu.

sekian tanggapan dari saya, lebih kurangnya saya mohon maaf terimakasih.
In reply to First post

Re: Komentar

by ANNISA NUR UTAMI 2111031011 -
Nama : Annisa Nur Utami
NPM : 2111031011

Izin memberikan tanggapan saya pak,
Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Jika warga negara bersifat aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hidup bangsa akan tetap terpelihara. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultural (majemuk dan plural) serta memiliki kebhinekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Perjuangan panjang bangsa untuk bersatu, diawali dari sebuah kebangkitan nasional hingga ikrar ―sumpah pemuda‖ bukan merupakan hal yang mudah bagi bangsa Indonesia. Para pendiri negara (founding fathers) menyepakati Pancasila.
Pancasila merupakan ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang harus dipedomani bangsa indonesia dalam proses penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan.
Pancasila mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan bangsa sebagai berikut:
1. Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik
2. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi
3. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial dan Budaya
4. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan
Seiring dengan perjalanan waktu dan sejarah bangsa, kini apa yang telah diperjuangkan para pendiri dan pendahulu bangsa tengah menghadapi berbagai ujian, baik dari dalam maupun dari luar. Termasuk saat ini masyarakat kebanyakan menyimpang dari ajaran nilai-nilai pancasila karena Globalisasi dan euphoria reformasi yang sarat dengan semangat perubahan, telah mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak generasi penerus bangsa dalam menyikapi berbagai permasalahan.
untuk mengatasi ujian tersebut, Kita wajib menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Kita semua wajib membela dan mempertahankan tanah bangsa Indonesia supaya keberlangsungan hidup bangsa tetap terpelihara dan terjamin. Selaku generasi penerus bangsa Indonesia harus pintar-pintar dalam menghadapi era Globalisasi apa lagi pertumbuhan teknologi yang sangat pesat seperti saat ini, Kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan, karena adanya pengaruh globalisasi di segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama dalam masalah pembelaan negara. Hal tersebut merupakan wujud kecintaan seorang warga negara pada tanah air yang sudah memberikan kehidupan padanya.
In reply to First post

Re: Komentar

by FIDIA ANGGIAFANI 2151031018 -
nama : fidia anggiafani
npm : 2151031018
prodi : akuntansi

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultur serta memiliki kebhinekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Perjuangan panjang bangsa untuk bersatu, diwarnai oleh perjuangan fisik yang panjang dari generasi pendahulu bangsa untuk merdeka. Sedangkan sebagai dasar negara, Pancasila merupakan ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang harus dipedomani bangsa indonesia dalam proses penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan.

1. Revitalisasi Nilai Dasar Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
Semua bangsa di dunia, memiliki latar belakang sejarah, budaya dan peradaban yang dijiwai oleh sistem nilai dan filsafat, baik nilai moral keagamaan maupun non religius. Pada sila kedua Pancasila, merupakan bentuk kesadaran bahwa bangsa Indonesia sejak dulu telah menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sesuai budaya bangsa Indonesia yang beragam. Persatuan Indonesia menjadi tuntutan hidup bangsa Indonesia yang majemuk.
Dengan globalisasi mudah sekali nilai -nilai baru masuk berikut adalah cara yang dapat dilakukan untuk mempertahan negara dari nilai nilai yang tidak sesuai;
1. Membekalan mental spiritual
di kalangan masyarakat.
2. Upaya peningkatan
perasaan cinta tanah air
(patriotisme).
3. Pengawasan yang ketat
terhadap eksploitasi sumber
daya alam nasional serta
terciptanya suatu
pemerintahan yang bersih
dan berwibawa (legitimate,
bebas KKN, dan konsisten
melaksanakan peraturan/undang-undang).
4. Kegiatan-kegiatan lain yang
bersifat kecintaan terhadap
tanah air serta menanamkan
semangat juang untuk
membela negara.
5. Untuk menghadapi potensi
agresi bersenjata dari luar,
meskipun kemungkinannya
relatif sangat kecil, selain
menggunakan unsur
kekuatan TNI, tentu saja
dapat menggunakan unsur
Rakyat Terlatih (Ratih)
sesuai dengan doktrin Sistem
Pertahanan Semesta.

2. Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan atau dengan kata lain perlu dilakukan revitalisasi, karena adanya pengaruh globalisasi disegala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kesadaran yang perlu ditingkatkan untuk bela negara diantaranya :
a. Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya, terutama kebudayaan daerah yang beraneka ragam.
b. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar.
c. Adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum yang berlaku.
d. Mencegah dan memberantas korupsi.
e. Meningkatkan kualitas perilaku kehidupan beragama.
In reply to First post

Re: Komentar

by M. Ruspi Desriansyah -
Nama : M Ruspi Desriansyah
Npm : 2111031035
Prodi : S1 Akuntansi

Pancasila sering dilihat sebagai idiologi yang berhadapan dengan ―ideologi global,‖ seperti kapitalisme dan liberalisme. Pancasila yang dibangun adalah untuk kesejahteraan bersama dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Disisi lain kita hidup dalam globalisasi yang sarat dengan hukum dan kaidah kapitalisme, pasar bebas dan terbuka. Kita harus tetap kokoh dan kuat pada pendirian, bahwa semuanya itu tetap kita abdikan untuk kesejahteraan bersama, untuk keadilan sosial. Bangsa yang cerdas dalam era globalisasi, bukan bangsa yang terus mengeluh, menyerah, dan marah, tetapi bangsa yang mampu mengalirkan sumber-sumber kesejahteraan yang tersedia di arena global itu. Teknologi, modal, atau informasi, semua kita gunakan dengan baik guna meningkatkan kesejahteraan dan kepentingan kita. Jangan mau jadi orang yang kalah. Mari kita menjadi pemenang dalam globalisasi ini. Pendahuluan Globalisasi merupakan era perubahan-perubahan yang cepat yang mengandung hal-hal yang positif, namun juga membawa segi-segi negatif bagi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia harus pandai-pandai menangkap dan memanfaatkan peluang dari segi-segi positifnya dan tetap berdiri pada nilai-nilai yang telah diikrarkan, dibela, dan dijunjung tinggi. Menghadapi globalisasi, bangsa Indonesia harus dapat tegak dengan memiliki kedaulatan di bidang politik, kemandirian bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan, dan memiliki daya lenting yang kuat dalam ketahanan nasional. Lebih dari itu, harus tetap memperkokoh jati diri sebagai Pancasilais yang menjunjung tinggi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan memperkokoh tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Jika warga negara bersifat aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hidup bangsa akan tetap terpelihara. Sebaiknya jika warga negara tidak peduli terhadap persoalan yang dihadapi bangsanya kelangsungan hidup bangsa akan terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar.
Multikulturalisme adalah sistem keyakinan dan perilaku yang mengakui dan menghormati kehadiran semua kelompok yang beragam dalam suatu organisasi atau masyarakat, mengakui sosial-budaya mereka yang berbeda, dan mendorong dan memungkinkan kontribusi melanjutkan mereka dalam konteks budaya inklusif yang memberdayakan semua dalam organisasi atau masyarakat. Pembelajaran multikultural adalah kebijakan dalam praktik pendidikan dalam mengakui, menerima dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkan dengan gender, ras, dan kelas
In reply to First post

Re: Komentar

by Sri Natalia Maharani Br Sinulingga 2151031013 -
Nama: Sri Natalia Maharani Br Sinulingga
NPM: 2151031013
Prodi: S1 Akuntansi

Menurut saya, Pancasila sering dilihat sebagai idiologi yang berhadapan dengan ―ideologi global,‖ seperti kapitalisme dan liberalisme. Pancasila yang dibangun adalah untuk kesejahteraan bersama dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Disisi lain kita hidup dalam globalisasi yang sarat dengan hukum dan kaidah kapitalisme, pasar bebas dan terbuka. Kita harus tetap kokoh dan kuat pada pendirian, bahwa semuanya itu tetap kita abdikan untuk kesejahteraan bersama, untuk keadilan sosial. Bangsa yang cerdas dalam era globalisasi, bukan bangsa yang terus mengeluh, menyerah, dan marah, tetapi bangsa yang mampu mengalirkan sumber-sumber kesejahteraan yang tersedia di arena global itu. Teknologi, modal, atau informasi, semua kita gunakan dengan baik guna meningkatkan kesejahteraan dan kepentingan kita. Jangan mau jadi orang yang kalah. Mari kita menjadi pemenang dalam globalisasi ini. Pendahuluan Globalisasi merupakan era perubahan-perubahan yang cepat yang mengandung hal-hal yang positif, namun juga membawa segi-segi negatif bagi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia harus pandai-pandai menangkap dan memanfaatkan peluang dari segi-segi positifnya dan tetap berdiri pada nilai-nilai yang telah diikrarkan, dibela, dan dijunjung tinggi. Menghadapi globalisasi, bangsa Indonesia harus dapat tegak dengan memiliki kedaulatan di bidang politik, kemandirian bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan, dan memiliki daya lenting yang kuat dalam ketahanan nasional. Lebih dari itu, harus tetap memperkokoh jati diri sebagai Pancasilais yang menjunjung tinggi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan memperkokoh tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Jika warga negara bersifat aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hidup bangsa akan tetap terpelihara. Sebaiknya jika warga negara tidak peduli terhadap persoalan yang dihadapi bangsanya kelangsungan hidup bangsa akan terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar.
Multikulturalisme adalah sistem keyakinan dan perilaku yang mengakui dan menghormati kehadiran semua kelompok yang beragam dalam suatu organisasi atau masyarakat, mengakui sosial-budaya mereka yang berbeda, dan mendorong dan memungkinkan kontribusi melanjutkan mereka dalam konteks budaya inklusif yang memberdayakan semua dalam organisasi atau masyarakat. Pembelajaran multikultural adalah kebijakan dalam praktik pendidikan dalam mengakui, menerima dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkan dengan gender, ras, dan kelas.

Sekian pendapat yang dapat saya kemukakan menurut artikel pertemuan 6 yang sudah saya baca, terima kasih.
In reply to First post

Re: Komentar

by Devani Anas Tasya 2111031098 -
Nama : Devani Anas Tasya
Npm : 2111031098
Kelas : Akuntansi B

Izin memberikan tanggapan

Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya
kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara
sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Jika warga
negara bersifat aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan
hidup bangsa akan tetap terpelihara. Sebaiknya jika warga negara tidak peduli
terhadap persoalan yang dihadapi bangsanya kelangsungan hidup bangsa akan
terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar.

- Upaya Revitalisasi Pancasila
Untuk merevitalisasi Pancasila. fokus utama kegiatan yang harus mendapatkan penekanan adalah bagaimana untuk selalu menggaungkan Pancasila dan menanamkan ke dalam hati sanubari setiap masyarakat Indonesia. Selain menanamkan Pancasila kedalam hati, kita juga harus harus menyadari keragaman dan pluralitas yang dimiliki bangsa dan belajar dari pengalaman masa penjajahan, maka persatuan bangsa Indonesia menjadi tuntunan hidup bangsa Indonesia yang majemuk. Justru dengan kemajemukan yang dimiliki, bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat heterogen. Prinsip persatuan indonesia bukan berarti menghilangkan eksistensi, ciri dan identitas masing-masing suku bangsa. Eksistensi, ciri dan identitas masing-masing suku bangsa tetap terpelihara dan terjaga keberadaannya. Menyadari tantangan sebagai bangsa yang majemuk dan pentingnya persatuan bangsa, maka prinsip-prinsip kelembagaan yang didasarkan pada musyawarah untuk mufakat merupakan tuntunan bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan kelembagaan negara yang menentukan masa depan bangsa yang berkeadilan. Dengan demikian prinsip-prinsip keadilan merupakan kristalisasi keinginan dan cita-cita bangsa untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

-Upaya revitalisasi bela negara
Kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan atau dengan kata lain perlu dilakukan revitalisasi, karena adanya pengaruh globalisasi disegala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama dalam masalah pembelaan negara. Hal tersebut merupakan wujud kecintaan seorang warga negara pada tanah air yang sudah memberikan kehidupan padanya. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing.
Demikian tanggapan saya,jadi kesimpulan dari penjelasan di atas adalah dalam menghadapi era globalisasi ini, Pancasila dan bela negara perlu dilakukan upaya revitalisasi, agar budaya-budaya, pemahaman akan keanekaragaman Indonesia tidak akan luntur.
Sekian Terimakasih
In reply to First post

Re: Komentar

by NETA TERTINA ARATRI 2151031012 -
NAMA: Neta Tertina Aratri
NPM: 2151031012
PRODI: S1 AKUNTANSI B
Setelah membaca artikel yang berjudul "REVITALISASI PANCASILA DAN BELA NEGARA DALAM
MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL MELALUI
PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL" saya akan memberikan tanggapan terkait artikel tersebut bahwa Revitalisasi Pancasila meniscayakan upaya penggalian kembali norma-norma falsafah Pancasila untuk menjadikan spirit dan landasan bagi terbentuknya bimbingan moral serta menjadi landasan bagi norma hukum di Indonesia.revitalisasi sangat perlu dilakukan untuk menjadikan Pancasila sebagai paradigma dalam berhukum sehingga dapat memperkecil jarak antara das sollen (kaidah dan norma, red) dan das sein (implementasi norma, red), sekaligus memastikan nilai-nilai Pancasila senatiasa bersemayam dalam hukum Indonesia.Dinamika era globalisasi yang penuh tantangan global membutuhkan warga negara yang militan dalam membela negara dari berbagai ancaman musuh, penetrasi asing, dan infiltrasi luar negeri yang sangat membahayakan keutuhan NKRI. Negara dibutuhkan oleh warga negara ketika warga negara mengalami kesulitan, namun ketika negara meminta kewajiban warga negara untuk membela negara dari ancaman musuh, maka warga negara malah tiarap dan enggan memberikan pembelaan. Hal ini sungguh ironis, di negeri yang penuh dengan pejuang pemberani dan gigih di masa lalu. Di era reformasi saat ini, warga negara Indonesia mengalami anomali dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Bela negara adalah suatu konsep yang memang masih perlu penajaman-penajaman untuk perlu diimplementasikan secara tajam dan tepat di dalam sistem nasional,Pendidikan berbasis multikultural atau pendidikan yang berbasis budaya setempat adalah system pendidikan yang mengadopsi semua budaya setempat untuk mengembangkan peserta didik.Mengingat bahwa Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan terdiri dari berbagai macam pulau jadi masyarakat di Indonesia terbilang masyarakat yang heterogen. Untuk meningkatkan kualitas masyarakat yang heterogen maka system pendidikan yang sentralistik tidak cocok diterapkan di Indonesia.System pendidikan multi cultural berisi tentang semua macam pendidikan yang sebenarnya merupakan hal yang dibutuhkan masyarakat di daerah masing-masing.Pembelajaran multikultural adalah kebijakan dalam praktik pendidikan dalam mengakui, menerima dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkan dengan gender, ras, kelas, (Sleeter and Grant, 1988).
Pendidikan multikultural adalah suatu sikap dalam memandang keunikan manusia dengan tanpa membedakan ras, budaya, jenis kelamin, seks, kondisi jasmaniah atau status ekonomi seseorang (Skeel, 1995).
Pendidikan multikultural (multicultural education) merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkan keberagaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu kekuatan untuk membentuk sikap multikultural. Strategi ini sangat bermanfaat, sekurang-kurangnya bagi sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat membentuk pemahaman bersama atas konsep kebudayaan, perbedaan budaya, keseimbangan, dan demokrasi dalam arti yang luas (Liliweri, 2005).
Dengan demikian sekolah dikondisikan untuk mencerminkan praktik dari nilai-nilai demokrasi. Kurikulum menampakkan aneka kelompok budaya yang berbeda dalam masyarakat, bahasa, dan dialek.Pembelajaran berbasis multikultural didasarkan pada gagasan filosofis tentang kebebasan, keadilan, kesederajatan dan perlindungan terhadap hak-hak manusia.
Mungkin hanya itu saja yang dapat saya sampaikan, mohon maaf jika ada kesalahan,sekian dan terima kasih.
In reply to First post

Re: Komentar

by Annisa Nabila Putri 2111031048 -
Annisa Nabila Putri
2111031048
S1 Akuntansi

“REVITALISASI PANCASILA DAN BELA NEGARA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL Oleh Satrijo Budiwibowo”

pancasila mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan bangsa sebagai berikut:
1. Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik
2. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi
3. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial dan Budaya
4. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamaman.

Ada beberapa kenyataan yang dapat menjadi landasan bagi bangsa Indonesia dalam memperbaiki kehidupannya, seperti:
1. Adanya nilai-nilai luhur yang berakar pada pandangan hidup bangsa Indonesia;
2. Adanya kekayaan yang belum dikelola secara optimal;
3. Adanya kemauan politik untuk memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Bagi generasi penerus bukan suatu hal yang mudah mempertahankan komitmen para pemuda pendahulu dan pendiri bangsa dalam memperjuangkan nilai-nilai luhur pancasila. Dinamika perkembangan lingkungan strategis, baik global, regional maupun nasional setiap jaman dan era kepemimpinan, sangat mempengaruhi tumbuh kembangnya pola pikir, pola sikap dan pola tindak generasi penerus dalam menyikapi berbagai permasalahan mendasar yang dihadapi bangsa.

sehingga sangat diperlukan dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi. Dan, bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisidefinisi filsafat dapat kita simpulkan, maka Pancasila itu ialah usaha pemikiran manusia Indonesia untuk mencari kebenaran, kemudian sampai mendekati atau menanggap sebagai suatu kesanggupan yang digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu.
In reply to First post

Re: Komentar

by Raihan Raya Diva Adilfi -
Nama: Raihan Raya Diva Adilfi
NPM : 2111031033
Prodi : S1 Akuntansi

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultur serta memiliki kebhinekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Jika warga negara bersifat aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hidup bangsa akan tetap terpelihara. Sebaiknya jika warga negara tidak peduli terhadap persoalan yang dihadapi bangsanya kelangsungan hidup bangsa akan terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar.

Pancasila mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan bangsa sebagai berikut:
1. Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik
2. Implementasi Pancasila dalam Bidang Ekonomi
3. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial dan Budaya
4. Implementasi Pancasila dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama dalam masalah pembelaan negara. Hal tersebut merupakan wujud kecintaan seorang warga negara pada tanah air yang sudah memberikan kehidupan padanya. Kesadaran bela negara dapat ditingkatkan melalui:
1. Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya, terutama kebudayaan daerah yang beraneka ragam.
2. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar.
3. patuh dan taat pada hukum yang berlaku.
4. Mencegah dan memberantas korupsi.
5. Meningkatkan kualitas perilaku kehidupan beragama


Kesimpulan yang saya dapat adalah kita sebagai warga negara Indonesia harus menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari supaya nilai pancasila tidak tergerus oleh arus globalisasi. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pengaruh dan ancaman-ancaman dari luar terus datang. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda dan warga negara yang baik, dituntut pintar dalam menghadapi globalisasi. Salah satunya dengan mengimplementasikan nilai pancasila. Bela negara juga hal yang wajib dilakukan bagi warga negara sebagai upaya untuk melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia dari ancaman-ancaman yang datang. Bela negara bisa dilakukan baik secara fisik mapun non fisik. Sebagai pelajar, hal yang dapat kita lakukan untuk ikut bela negara adalah dengan belajar sungguh-sungguh untuk masa depan bangsa yang lebih baik.
In reply to First post

Re: Komentar

by M Rizky Ramadhan Al Choir 2111031055 -
Nama : M Rizky Ramadhan Al Choir
Npm : 2111031055
Prodi : Akuntansi

Globalisasi merupakan era perubahan-perubahan yang cepat
yang mengandung hal-hal yang positif, namun juga membawa segi-segi negatif
bagi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia harus pandai-pandai menangkap dan
memanfaatkan peluang dari segi-segi positifnya dan tetap berdiri pada nilai-nilai
yang telah diikrarkan, dibela, dan dijunjung tinggi.Menghadapi globalisasi,
bangsa Indonesia harus dapat tegak dengan memiliki kedaulatan di bidang politik,
kemandirian bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan, dan memiliki
daya lenting yang kuat dalam ketahanan nasional.
Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya
kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara.
pancasila
mempunyai peranan penting
dalam berbagai aspek dan bidang
kehidupan bangsa sebagai
berikut:
1. Implementasi Pancasila dalam
Bidang Politik
2. Implementasi Pancasila dalam
bidang Ekonomi
3. Implementasi Pancasila dalam
Bidang Sosial dan Budaya
4. Implementasi Pancasila dalam
bidang Pertahanan dan
Keamanan.
Revitalisasi Pancasila
dapat dimulai dengan menjadikan
Pancasila kembali sebagai public
discourse, wacana publik.
Dengan menjadikan Pancasila
sebagai wacana publik, sekaligus
dapat dilakukan reassessment,
penilaian kembali atas
pemaknaan Pancasila selama ini,
untuk kemudian menghasilkan
pemikiran dan pemaknaan baru.
Dengan demikian, menjadikan
Pancasila sebagai wacana publik
merupakan tahap awal krusial
untuk pengembangan kembali
Pancasila sebagai ideologi
terbuka, yang dapat dimaknai
secara terus menerus, sehingga
tetap relevan dalam kehidupan
bangsa dan negara Indonesia.
Kesadaran bela negara
perlu lebih ditingkatkan dengan cara :
1.Kesadaran untuk
melestarikan kekayaan
budaya, terutama
kebudayaan daerah yang
beraneka ragam.
2.Untuk para pelajar, bisa
diwujudkan dengan sikap
rajin belajar.
3.Adanya kepatuhan dan
ketaatan pada hukum yang
berlaku.
4.Mencegah dan memberantas
korupsi.
5.Meningkatkan kualitas
perilaku kehidupan
beragama.

Sebagai
warga negara sudah sepantasnya
kita turut serta dalam bela negara
dengan mewaspadai dan
mengatasi berbagai macam
ancaman, tantangan, hambatan,
dan gangguan pada NKRI .Semua potensi ancaman
tersebut dapat diatasi dengan
meningkatkan Ketahanan
Nasional melalui berbagai cara,
antara lain:
1.Pembekalan mental spiritual
di kalangan masyarakat.
2. Upaya peningkatan
perasaan cinta tanah air
(patriotisme)
3.Pengawasan yang ketat
terhadap eksploitasi sumber
daya alam nasional serta
terciptanya suatu
pemerintahan yang bersih
dan berwibawa
4.Kegiatan-kegiatan lain yang
bersifat kecintaan terhadap
tanah air serta menanamkan
semangat juang untuk
membela negara, bangsa dan
tanah air serta
mempertahankan Panca Sila
sebagai ideologi negara dan
UUD 1945 sebagai landasan
berbangsa dan bernegara.

Dimensi Pancasila dan
Pendekatan Pendidikan
Berbasis Multikultural
Istilah ―pendidikan multikultural‖ (multicultural
education) dapat digunakan baik
pada tingkat deskriptif dan
normatif, yang menggambarkan
isu-isu dan masalah-masalah
pendidikan berkaitan dengan
masyarakat multikultural.
In reply to First post

Re: Komentar

by ROSA HILYA ROBIAH 2111031053 -
Nama : Rosa Hilya Robiah
NPM : 2111031053
Prodi : S1 Akuntansi

Budiwibowo, Satrijo. Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural (565-585). IKIP PGRI Madiun.

Multikulturalisme adalah sistem keyakinan dan perilaku yang mengakui dan menghormati kehadiran semua kelompok yang beragam, seperti keberagaman agama, budaya, ras, suku, dan lainnya. Indonesia termasuk ke dalam negara multikultural yang memiliki beragam perbedaan. Dengan adanya Pancasila diharapkan perbedaan tersebut tidak menjadi penyebab adanya perselisihan karena dalam Pancasila sendiri terdapat nilai kemanusiaan dan nilai keadilan yang artinya setiap warga negara Indonesia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.

Globalisasi merupakan era perubahan yang cepat, yang tentu saja membawa sisi positif dan sisi negatif. Namun, banyak masyarakat yang belum bisa menyeleksi sisi positif dan sisi negatif dari globalisasi tersebut. Pada era globalisasi sekarang ini sering sekali terjadi pelanggaran dan penyelewengan terhadap nilai-nilai Pancasila, yang seharusnya nilai-nilai tersebut dijadikan benteng untuk menerima segala pengaruh dari luar.

Pada sila pertama pelanggaran yang sering terjadi belakangan ini adalah aksi terorisme. Pelanggaran sila kedua adalah adanya penindasan terhadap sesama yang tentu saja melanggar HAM. Sila ketiga, pelanggaran yang terjadi adalah perbedaan perlakuan terhadap orang lain yang tidak sepaham. Pelanggaran sila keempat adalah mementingkan pendapat diri sendiri tanpa adanya musyawarah. Dan pelanggaran sila kelima adalah mementingkan kepentingan golongan tertentu.

Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan NKRI. Sedangkan, revitalisasi Pancasila adalah upaya untuk mengembalikan kembali nilai Pancasila yang sudah mulai memudar. Dengan bela negara dan revilatisasi diharapkan para masyarakat dapat menghindari pengaruh negatif pada era globalisasi saat ini. Para generasi muda seperti kita dapat ikut berperan dalam pelaksaan bela negara dan revitalisasi Pancasila dengan cara mengikuti pendidikan multikultural yang merupakan suatu sikap dalam memandang keunikan manusia dengan tanpa membedakan ras, budaya, jenis kelamin, kondisi jasmaniah atau status ekonomi seseorang, tujuannya agar tidak terbawa pengaruh negatif dari globalisasi dan dapat menyikapi dengan baik perbedaan yang ada.
In reply to First post

Re: Komentar

by Bisma Putra Atallah 2111031108 -
Nama : Bisma Putra Atallah
NPM : 2111031108

Dinamika Pancasila harus dimasukkan ke dalam kehidupan bangsa dan bernegara agar warga negara Indonesia memiliki loyalitas terhadap pancasila tetap tinggi. Jika dinamika pancasila dimasukkan kedalam kehidupan sehari-hari pancasila akan tetap menjadi sesuatu yang relevan dalam fungsinya yang memberikan pedoman bagi kehidupan bangsa dan negara.

Pancasila adalah pemikiran warga negara Indonesia dalam mencari kebenaran yang memiliki definisi-definisi filsafat. Globalisasi dan perkembangan teknologi dapat menjadi ancaman bagi Pancasila karna dapat merubah pola pikir warga negara dan memudarkan rasa cinta terhadap bangsa, tapi meskipun begitu Pancasila juga memiliki peran dalam globalisasi yaitu sebagai pembatas dan pengatur dalam merespond globalisasi yang sudah terjadi ini.

Globalisasi yang didominasi kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah merubah hubungan antar bangsa dalam berbagi hal. Aspek negara selah tanpa batas, saling tergantung dan saling terhubung antara satu sama lain.

Bela negara adalah membela kepentingan negara, menyuarakan aspirasi rakyat dan saling tolong menolong. Bela negara tidak slalu berhubungan dengan kepentingan militer tetapi juga kepentingan Indonesia juga
In reply to First post

Re: Komentar

by Raihan Ramadhanito 2151031002 -
Nama: Raihan Ramadhanito
NPM: 2151031002
Prodi: Akuntansi



Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap unsur-unsur ketatanegaraan
pada negara Republik Indonesia harus berlandaskan dan harus sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Hal tersebut bermakna, antara lain bahwa,
Pancasila harus senantiasa menjadi dorongan spiritual yang menjiwai kegiatan
membentuk negara seperti kegiatan mengamandemen UUD dan menjiwai
segala urusan penyelenggaraan negara.

Berikut merupakan contoh Urgensi Pancasila sebagai dasar negara, yaitu:
1. agar pejabat publik tidak kehilangan arah dalam menyelenggarakan kewajiban negara
2. agar seluruh partisipasi aktif yang melibatkan seluruh warga negara dalam berbagai bidang kehidupan bangsa
dijiwai oleh nilai-nilai pancasila. dengan demikian , pada gilirannya nanti cita-cita dan tujuan negara dapat diwujudkan
sehingga secara bertahap dapat diwujudkan masyarakat yang makmur dalam keadilan dan masyarakat yang
yang adil dalam kemakmuran
In reply to First post

Re: Komentar

by Khothibul Umam Hassan 2111031100 -
Nama: Khothibul Umam Hassan
NPM: 2111031100
Jurusan: S1 Akuntansi

Tanggapan saya setelah membaca artikel dengan judul
"Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara Dalam
Menghadapi Tantantan Global Melalui
Pembelajaran Berbasis Multikultural" adalah

Saya jadi menyadari bahwa nilai-nilai pancasila yang ada di dalam diri masyarakat Indonesia semakin lama semakin memudar. Faktor utama penyebab permasalahan ini ialah karena masuknya pengaruh globalisasi ke dalam masyrakat, tanpa adanya filter atau penyaringan budaya. Tentu saja hal tersebut membuat nilai-nilai yang tertanam pada diri masyarakat Indonesia akan semakin memudar, dikarenakan belum tentu semua budaya yang masuk melalui globalisasi ialah sesuai dengan nilai-nilai pancasila.

Untuk mengatasi hal tersebut rakyat Indonesia harus mengukuhkan sikap bela negara, baik secara fisik maupun non fisik
Selain itu, Revitalisasi Pancasila
dapat dimulai dengan menjadikan
Pancasila kembali sebagai public
discourse, wacana publik.
Dengan menjadikan Pancasila
sebagai wacana publik, sekaligus
dapat dilakukan reassessment,
penilaian kembali atas
pemaknaan Pancasila selama ini,
untuk kemudian menghasilkan
pemikiran dan pemaknaan baru.
Dengan demikian, menjadikan
Pancasila sebagai wacana publik
merupakan tahap awal krusial
untuk pengembangan kembali
Pancasila sebagai ideologi
terbuka, yang dapat dimaknai
secara terus menerus, sehingga
tetap relevan dalam kehidupan
bangsa dan negara Indonesia.

Sekian tanggapan saya mengenai artikel tersebut, mohon maaf apabila terdapat kekurangan ataupun kesalahan dan terima kasig karena telah membaca tanggapan saya :)
In reply to First post

Re: Komentar

by ECIN SAPTIA 2111031054 -
Nama : Ecin Saptia
NPM : 2111031054
Prodi : S1 Akuntansi

Bangsa Indonesia merupakan bangsa multikultural ( majemuk dan plural )serta memiliki kebhinekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup berbangsa dan bernegara. Namun dalam kondisi keberagaman masyarakat dan budaya, selain membawa dampak positif juga secara negatif orang merasa tidak nyaman karena tidak saling mengenal budaya orang lain. Setiap ras cenderung menanggap kelompok nya lebih superior daripada kelompok lain. Penerapan Pancasila saat ini masih jauh dari yang diharapkan bahkan semakin kesini nilai-nilai Pancasila semakin luntur. Ada berbagai hal yang menyebabkan Pancasila sulit di terapkan. Di mana salah satunya adalah globalisasi.
Belum teraktualisinya nilai dasar Pancasila dalam praktiknya perlu terus diadakan perubahan, baik dalam arti konseptual maupun operasional.
1.Revitalisasi Nilai Dasar Pancasila dan Bela Negara dalam menghadapi Globalisasi
Nilai-nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila perlu diterapkan dalam kehidupn berbangsa dan bernegara. Bagi generasi penerus bukan suatu hal yang mudah untuk mempertahankan komitmen para pemuda dahulu dan pendiri negeri. Dinamika perkembangan lingkungan strategis, baik global maupun regional sangat mempengaruhi pola piker generasi penerus dalam menghadapu permasalahan yang dihadapi negara. Era globalisasi beserta implikasinya telah mengubah persepsi ancaman terhadap eksistensi suatu negara. Di mana tidak lagi diwujudkan dalam ancaman fisik, melainkan ancaman yang lebih kompleks mencakup dimensi kehidupan
Revitalisasi Pancasila dapat dimulai dengan menjadikan Pancasila Kembali sebagai public discourse, wacana publik. Dengan menjadikan Pancasila sebagai wacana public,sekaligus dilakukan reassessment,penilaian Kembali atas pemaknaan Pancasila selama ini, untuk kemudian menghasilkan pemikiran dan pemaknaan baru. Dengan demikian menjadikan Pancasila sebagai wacana public merupakan tahap awal untuk pengembangan Kembali Pancasila sebagai ideologi terbuka yang dapat dimaknai secara terus menerus,sehingga tetap relevan dalam kehidupan bangsa Indonesia.
2. Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
Tantangan terbesar generasi saat ini adalah kemajuan tekonologi informasi yang sangat cepat. Kemajuan ini memberikan dampak negatif yang cukup besar dalam penerapan nilai-nilai Pancasila. Dimana kehadiran internet dan tekonlogi memungkinkan manusia brkomunikasi setiap saat tanpa batas. Yang dapat menimbulkan dampak buruk Ketika manusia tersebut tidak dapat menggunakan kehadiran internet tersebut dengan baik. Dapat melemahkan ketahan ideologi negara, politik,ekonomi, pertahanan keamanan dan menurut saya terutama sosial budaya.
Kesadaran bela negara perlu ditingkat kan lagi, karena adanya pengaruh globalisasi disegala aspek kehidupan bermasyarakat. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan ksaran bela negara seperti bangga akan bangsa sendiri, melestarikan kebudayaan yang ada, serta kita dapat berperan akif untuk mewujudkan kemajuan bangsa meskipun tidak angkat senjata.
Oleh karena itu kita sebagai generasi penerus bangsa harus bisa memilah budaya- budaya yang masuk akibat dari adanya globalisasi, tidak begitu saja menerima paham-paham baru yang masuk. Nilai-nilai dalam sila Pancasila perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bela negara merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar nilai-nilai Pancasila tidak luntur, dengan bela negara juga kita dapat menghadapi globalisasi .
In reply to First post

Re: Komentar

by Elya Rahmadani 2111031099 -
Nama: Elya Rahmadani
NPM: 2111031099
Prodi: S1 Akuntansi

1. Revitalisasi Nilai Dasar Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi

Prinsip sila pertema adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada dasarnya bangsa Indonesia memiliki keberagaman dalam keyakinan ketuhanan di kalangan penduduk Indonesia namun tetap saling menhormati dan menghargai satu sama lain. Hal ini relihius dalam kemasyarakatan Indonesia pun sudah tumbuh jauh senelum Pancasila lahir, dapat dilihat Candi Borobudur, Prambanan, dan Masjid Demak sebagai peninggalan sejarah nilai religius bangsa Indonesia. Kemudian, prinsip yang tertuang dalam sila kedua Pancasila, merupakan bentuk kesadaran bahwa bangsa Indonesia sejak dulu telah menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sesuai budaya bangsa indonesia yang beragam. Hal ini dapat dilihat dari berbagai seni budaya bangsa yang mengagungkan manusia sesuai dengan kultur dan budaya yang beragam. Selanjutnya, negara Indonesia merupakan negara yang begitu heterogen dengan berbagai suku bangsa, etnik, budaya, bahasa, ras, dan agama. Untuk itu lahirlah sila ketiga sebagai dasar untuk menciptakan kesatuan yang utuh antara keheterogenan penduduk Indonesia. Sila keempat sendiri mengandung nilai gotong royong yang sudah mengakar sejak dulu dan secara turun temurun diwariskan pada anak cucu.  Sementara sila kelima mengandung nilai keadilan sosial. Mengenai hal itu, Kirdi Dipoyudo (1979:30) menjelaskan bahwa negara Pancasila adalah suatu negara yang didirikan, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak azasi semua warga bangsa Indonesia (kemanusiaan yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat hidup layak sebagai manusia, mengembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraannya lahir batin selengkap mungkin, memajukan kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa (keadilan sosial). 

Namun dengan dalamnya pemaknaan setiap nilai Pancasila bukan berarti tidak pernah terjadi hambatan. Pada era orde lama terjadi banyak pelanggaran HAM yang mana tidak sesuai dengan nilai Pancasila yang luhur. Pada masa orde baru yang mana sistem politik indonesia tidak stabil, terjadi pelanggaran HAM, Presiden Soeharto yang melakukan KKN, terjadi kerusuhan masa, dan tindak pelanggarannya lainnya yang mana hal-hal tersebut tidak mencerminkan mengaplikasian dinamika Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada era reformasi masih terjadi penyelewengan terhadap nailai Pancasila, seperti yang dikatan oleh B.J. Habibie pada sidang MPR, 1 Juni tahun 2011, "...Pancasila seperti tersandar di sebuah lorong sunyi justru di tengah denyut kehidupan bangsa Indonesia yang semakin hirukpikuk dengan demokrasi dan kebebasan berpolitik."

Untuk mengatasi dan mencegah peristiwa masa lalu terulang lagi maka perlu adanya revitalisasi Pancasila yang dapat dimulai dengan menjadikan Pancasila kembali sebagai public discourse, wacana publik. Dengan menjadikan Pancasila sebagai wacana publik, sekaligus dapat dilakukan reassessment, penilaian kembali atas pemaknaan Pancasila selama ini, untuk kemudian menghasilkan pemikiran dan pemaknaan baru.


2. Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi

Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Hal tersebut telah merubah pola hubungan antar-bangsa dalam berbagai aspek. Negara seolah tanpa batas (borderless), saling tergantung (interdependency) dan saling terhubung (interconected) antara satu negara dengan negara lainnya. Tantangan terbesar dalam era globalisai ini adalah kemajuan teknologi dan perkembangan informasi yang pesat dan meluas secara global, sehingga informasi dari seluruh belahan dunia dapat diserap oleh Indonesia. Informasi yang diserap pun tidak selalu hal yang poditif, melaikan dapat mengakibatka dampak negatif, seperti terorisme, separatisme, liberalisme, dan hal-hal lain yang bertentangan dengan nilai Pancasila sebagai pedoman kehidupan masyarakat Indonesia. 

Seluruh potensi ancaman tadi dapat dicegah dengan menguatkan ketahanan nasional dengan cara sebagai berikut:
  1. Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruhpengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan normanorma kehidupan bangsa Indonesia.
  2. Upaya peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) melalui pemahaman dan penghayatan (bukan sekedar penghafalan) sejarah perjuangan bangsa.
  3. Pengawasan yang ketat terhadap eksploitasi sumber daya alam nasional serta terciptanya suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa (legitimate, bebas KKN, dan konsisten melaksanakan peraturan/undang-undang).
  4. Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat kecintaan terhadap tanah air serta menanamkan semangat juang untuk membela negara, bangsa dan tanah air serta mempertahankan Panca Sila sebagai ideologi negara dan UUD 1945 sebagai landasan berbangsa dan bernegara.
  5. Untuk menghadapi potensi agresi bersenjata dari luar, meskipun kemungkinannya relatif sangat kecil, selain menggunakan unsur kekuatan TNI, tentu saja dapat menggunakan unsur Rakyat Terlatih (Ratih) sesuai dengan doktrin Sistem Pertahanan Semesta.


3. Dimensi Pancasila dan Pendekatan Pendidikan Berbasis Multikultural

Istilah "pendidikan multikultural" (multicultural education) dapat digunakan baik pada tingkat deskriptif dan normatif, yang menggambarkan isu-isu dan masalah-masalah pendidikan berkaitan dengan masyarakat multikultural. Dalam konteks deskriptif dan normatif ini, maka kurikulum pendidikan multikultural mestilah mencakup subyek-subyek seperti; toleransi; tema-tema tentang perbedaan ethno-kultural, dan agama; bahaya diskriminasi; penyelesaian konflik dan mediasi; HAM; demokrasi dan pluralitas; kemanusiaan universal, dan subyek-subyek lain yang relevan. Pendidikan multikultural diselenggarakan dalam upaya mengembangkan kemampuan siswa dalam memandang kehidupan dari berbagai perspektif budaya yang berbeda dengan budaya yang mereka miliki, dan bersikap positif terhadap perbedaan budaya, ras, dan etnis.

Menyadari bahwa bangsa Indonesia masuk ke dalam negara yang multi-kultural dimana terdapat beragam suku bangsa, ras, etnis, bahasa, dan agama, maka perlu diadakannya  pendidikan multi-kultural agar dapat merangkul seluruh lapisan masyarakat tanpa adanya rasa terdiskriminasi, terasingkan, atau terkucilkan dengan berupaya mewujudkan keadilan sosial sesuai dengan nilai pada sila kelima. Pembentukan masyarakat multi-kultural Indonesia yang sehat tidak bisa secara taken for granted atau trial and error. Sebaliknya harus diupayakan secara sistematis, programatis, integrated dan berkesinambungan, dan bahkan perlu percepatan (akselerasi). Salah satu strategi penting dalam mengakselerasikannya adalah pendidikan multi-kultural yang diselenggarakan melalui seluruh lembaga pendidikan, baik formal maupun non-formal, dan bahkan informal dalam masyarakat luas.

In reply to First post

Re: Komentar

by Adella Tiara Rossa 2111031082 -
Nama : Adella Tiara Rossa
NPM : 2111031082

Izin memberikan tanggapan mengenai artikel yang telah bapak berikan.


Penerapan penerapan nilai Pancasila di masa saat ini dihadapi melalui tantangan di era globalisasi dan juga modernisasi. Dengan dihadapi oleh globalisasi saat ini yang membawakan dampak-dampak yang memudahkan serta memberikan manfaat positif bagi kehidupan seperti ketagihan perkembangan dan teknologi digital dan sosial media, namun dampak negatif dari globalisasi itu sendiri hadir dan menyeruak masuk dalam kehidupan masyarakat Indonesia dan mempengaruhi nilai-nilai Pancasila yang seharusnya ada di dalam kehidupan negara.

Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam
berbagai aspek. Negara seolah tanpa batas (borderless), saling tergantung (interdependency)
dan saling terhubung (interconected) antara satu
negara dengan negara lainnya. Saat ini, tidak ada satupun negara di dunia yang mampu berdiri sendiri dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan warganya.

Menghadapi globalisasi, bangsa Indonesia harus dapat tegak dengan memiliki kedaulatan di bidang politik, kemandirian bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan, dan memiliki daya lenting yang kuat dalam ketahanan nasional. Lebih dari itu, harus tetap memperkokoh jati diri
sebagai Pancasilais yang menjunjung tinggi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan memperkokoh tegaknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan ke-Bhinekaan Tunggal Ika.

Indonesia adalah negara dengan multikultur. Menyadari tantangan sebagai bangsa yang majemuk dan pentingnya persatuan bangsa,
maka prinsip-prinsip kelembagaan yang didasarkan pada musyawarah untuk mufakat
merupakan tuntunan bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan kelembagaan negara yang menentukan masa depan bangsa yang berkeadilan. Dengan demikian prinsip-prinsip keadilan merupakan kristalisasi keinginan dan cita-cita bangsa untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

Lalu, di dalam kehidupan Pancasila memiliki peranan penting diantaranya :

1. Implementasi Pancasila dalam bidang politik
2. Implementasi Pancasila dalam bidang ekonomi
3. Implementasi Pancasila dalam bidang sosial dan budaya
4. Implementasi Pancasila dalam bidang pertahanan dan keamanan

Oleh karena itu, revitalisasi Pancasila dilakukan untuk menghadapi tantangan global melalui pembelajaran global dengan menerapkan implementasi Pancasila dalam setiap aspek juga diiringi dengan bela negara Indonesia.

Sekian tanggapan dari saya, terima kasih.
In reply to First post

Re: Komentar

by Putri zahra Febriandini 2151031023 -
Nama : Putri Zahra Febriandini
NPM : 2151031023
Prodi : Akuntansi

Pancasila yang dibangun adalah untuk kesejahteraan bersama dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Disisi lain kita hidup dalam globalisasi yang sarat dengan hukum dan kaidah kapitalisme, pasar bebas dan terbuka. Kita harus tetap kokoh dan kuat pada pendirian, bahwa semuanya itu tetap kita abdikan untuk kesejahteraan bersama, untuk keadilan sosial.

1. Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi.
2. Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisidefinisi filsafat dapat kitasimpulkan, maka Pancasila itu ialah usaha pemikiran manusia Indonesia untuk mencari kebenaran, kemudian sampai mendekati atau menanggap sebagai suatu kesanggupan yang digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu.
3. Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai .aspek. Negara seolah tanpa batas (borderless), saling tergantung (interdependency) dan saling terhubung (interconected) antara satu negara dengan negara lainnya. Saat ini, tidak ada satupun negara di dunia yang mampu berdiri sendiri dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan warganya.
In reply to First post

Re: Komentar

by Andri Satria 2111031058 -
Andri satria 2111031058
Pada dasarnya semua
bangsa di dunia, memiliki latar
belakang sejarah, budaya dan
peradaban yang dijiwai oleh
sistem nilai dan filsafat, baik
nilai-nilai moral keagamaan
(theisme-religious) maupun nilai
non religious (sekular, atheisme).
Berdasarkan kondisi realitas
perkembangan jaman, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
a. Bagaimanakah revitalisasi
kedudukan Pancasila sebagai
dasar negara dalam menghadapi
arus globalisasi?
b. Bagaimana Pancasila
diimplementasikan sebagai
model pendidikan karakter, bela
negara yang berbasis
multikultural?
Selanjutnya, prinsip yang
tertuang dalam sila kedua
Pancasila, merupakan bentuk
kesadaran bahwa bangsa
Indonesia sejak dulu telah
menjunjung nilai-nilai
kemanusiaan dan keadilan sesuai
budaya bangsa indonesia yang
beragam. Sementara itu, menyadari
keragaman dan pluralitas yang
dimiliki bangsa dan belajar dari
pengalaman masa penjajahan,
maka persatuan bangsa Indonesia
menjadi tuntunan hidup bangsa
Indonesia yang majemuk.sebagai dasar negara itu
memberikan pengertian bahwa
negara Indonesia adalah Negara
Pancasila. Hal itu mengandung
arti bahwa negara harus tunduk
kepadanya, membela dan
melaksanakannya dalam seluruh
perundang-undangan. Mengenai
hal itu, Kirdi Dipoyudo
(1979:30) menjelaskan: ―Negara
Pancasila adalah suatu negara
yang didirikan, dipertahankan
dan dikembangkan dengan tujuan
untuk melindungi dan
mengembangkan martabat dan
hak-hak azasi semua warga
bangsa Indonesia (kemanusiaan
yang adil dan beradab.
Apakah yang dasar
keyakinan tersebut? Ada
beberapa kenyataan yang dapat
menjadi landasan bagi bangsa
Indonesia dalam memperbaiki
kehidupannya, seperti:
1. Adanya nilai-nilai luhur yang
berakar pada pandangan hidup
bangsa Indonesia;
2. Adanya kekayaan yang belum
dikelola secara optimal;
3. Adanya kemauan politik untuk
memberantas korupsi, kolusi,
dan nepotisme (KKN).
Selain itu juga pancasila
mempunyai peranan penting
dalam berbagai aspek dan bidang
kehidupan bangsa sebagai
berikut:
1. Implementasi Pancasila dalam
Bidang Politik
2. Implementasi Pancasila dalam
bidang Ekonomi
3. Implementasi Pancasila dalam
Bidang Sosial dan Budaya
4. Implementasi Pancasila dalam
bidang Pertahanan dan
Keamanan
Revitalisasi Bela Negara dalam
Menghadapi Globalisasi
Bela Negara adalah sikap
dan perilaku warga negara yandijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 dalam menjalin
kelangsungan hidup bangsa dan
negara yang seutuhnya.
Dimensi Pancasila dan
Pendekatan Pendidikan
Berbasis Multikultural
Istilah ―pendidikan multi-
kultural‖ (multicultural
education) dapat digunakan baik
pada tingkat deskriptif dan
normatif, yang menggambarkan
isu-isu dan masalah-masalah
pendidikan berkaitan dengan
masyarakat multikultural
In reply to First post

Re: Komentar

by Nailah Shafira 2151031024 -
Nama: Nailah Shafira
NPM: 2151031024
Kelas: Akuntansi B

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultur (majemuk serta memiliki kebhinekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Perjuangan panjang bangsa
untuk bersatu, diwarnai oleh perjuangan fisik yang panjang dari generasi pendahulu bangsa untuk merdeka. Sedangkan sebagai dasar negara, Pancasila merupakan ideologi,
pandangan dan falsafah hidup yang harus dipedomani bangsa indonesia proses penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan
cita-cita proklamasi kemerdekaan. Seiring dengan perjalanan waktu dan sejarah bangsa, kini apa yang telah diperjuangkan para pendiri dan pendahulu bangsa tengah menghadapi
berbagai ujian, baik dari dalam


Multikulturalisme adalah sistem keyakinan dan perilaku yang mengakui dan menghormati kehadiran semua kelompok yang beragam dalam suatu organisasi atau masyarakat, mengakui sosial-budaya mereka yang berbeda, dan mendorong dan memungkinkan kontribusi melanjutkan mereka dalam konteks budaya inklusif yang memberdayakan semua dalam organisasi atau masyarakat. Pembelajaran multikultural adalah kebijakan dalam praktik pendidikan dalam mengakui, menerima dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkan dengan gender, ras.


Pada dasarnya semua bangsa di dunia, memiliki latar belakang sejarah, budaya dan
peradaban yang dijiwai oleh sistem nilai dan filsafat, baik nilai-nilai moral keagamaan
(theisme-religious) maupun nilai non religious (sekular, atheisme). setiap bangsa senantiasa menegakkan nilai-nilai peradabannya dengan dijiwai, dilandasi dan dipandu oleh nilai-
nilai religious atau non-religious. Demikian pula halnya dengan bangsa Indonesia yang majemuk
dan multikultur, kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diwarnai oleh adanya. keberagaman
Kondisi masyarakat dan budaya, secara positif
menggambarkan kekayaan potensi sebuah masyarakat yang bertipe pluralis, namun secara negatif orang merasa tidak nyaman karena tidak
saling mengenal budaya orang lain. Setiap etnik atau ras cenderung mempunyai semangat dan ideologi yang etnosentris, yang menyatakan
bahwa kelompoknya lebih superior daripada kelompok etnik atau ras lain.
In reply to First post

Re: Komentar

by Muhammad Rizky Rico Saputra 2151031026 -
Nama : M Rizky Rico Saputra
Npm : 2151031026
Sebagai warga negara kita wajib mempertahankan negaranya agar kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Jika warga negara bersifat aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hidup bangsa akan tetap terpelihara. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultural (majemuk dan plural) serta memiliki kebhinekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Para pendiri negara (founding fathers) menyepakati Pancasila. Pancasila sebagai ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang harus dipedomani bangsa indonesia dalam proses penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara guna untuk mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan. Pancasila mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan bangsa sebagai berikut:
-Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik
-implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi
-Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial dan Budaya
-Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan

Seiring dengan perkembangan zaman dan sejarah bangsa, yang telah diperjuangkan para pahlawan dan pendahulu bangsa tengah menghadapi berbagai ujian, baik dari dalam maupun dari luar. Termasuk saat ini masyarakat kebanyakan menyimpang dari ajaran nilai-nilai pancasila karena Globalisasi dan euphoria reformasi yang sarat dengan semangat perubahan, telah mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak generasi penerus bangsa dalam menyikapi berbagai permasalahan.
untuk mengatasi ujian tersebut, Kita wajib menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Kita semua wajib membela dan mempertahankan tanah bangsa Indonesia supaya keberlangsungan hidup bangsa tetap terpelihara dan terjamin. Selaku generasi penerus bangsa Indonesia harus pintar-pintar dalam menghadapi era Globalisasi apa lagi pertumbuhan teknologi yang sangat pesat seperti saat ini, Kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan, karena adanya pengaruh globalisasi di segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama dalam masalah pembelaan negara. Hal ini merupakan wujud dari "Cinta Tanah Air"
In reply to First post

Re: Komentar

by Nabila Delviana Putri 2111031027 -

Nama : Nabila Delviana Putri

NPM : 2111031027

Indonesia merupakan negara yang multikultural. Ada beragam suku, ras, agama dan lainnya. Keberagaman ini membawa dampak positif misalnya kekayaan potensi sumber daya manusia yang plural, tetapi rawan terjadi perpecahan dan separatisme. Hal ini yang melatarbelakangi terbentuknya Pancasila, yang kita gunakan sebagai dasar negara, pandangan hidup dan bahkan dasar hukum negara kita. 

Nilai-nilai Pancasila diambil dari sendi-sendi kehidupan dan kearifan lokal masyarakat Indonesia itu sendiri. Para pendiri negara menyatukan sendi-sendi tersebut ke dalam suatu bentuk dasar negara yang kita sebut Pancasila. Namun dengan hadirnya globalisasi nilai-nilai dalam Pancasila mulai tergerus. Pada realitasnya banyak terjadi penyelewengan nilai-nilai Pancasila, seperti KKN, dekadensi moral pada generasi muda, hingga mengendurnya ketaatan masyarakat pada norma-norma sosial yang ada di masyarakat.

Hilangnya nilai-nilai Pancasila pada kehidupan sehari-hari menjadi gejala lunturnya eksistensi Pancasila. Jika hal itu terjadi maka bangsa Indonesia akan kehilangan identitasnya. Generasi muda seharusnya menjadi agen bela negara yang mempertahankan Pancasila dari pengaruh ideologi-ideologi lain yang tidak sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia. Bela negara dapat dimulai dengan hal-hal kecil seperti mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat mewujdkan peranan Pancasila dalam berbagi aspek dan bidang kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan dan keamanan.

Revitalisasi Pancasila penting dilakukan untuk mengembalikan motivasi para pemuda agar memiliki pemaknaan atau refrensi baru terkait makna Pancasila yang sebenarnya. Selain itu, revitalisasi dapat memaknai keberagaman atau multikultural bangsa Indonesia yang seharusnya dijadikan sebagai aset kekayaan bangsa dan sebagi motivasi untuk melakukan bela negara baik fisik maupun non-fisik.

Sekian tanggapan yang dapat saya berikan. Apabila terdapat kesalahan saya mohon maaf.

Terima kasih.



In reply to First post

Re: Komentar

by Cahyadin 2151031009 -
Nama : Cahyadin
Npm : 2151031009
Prodi : S1 Akuntansi kelas B

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultur serta memiliki kebhinekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Jika dilihat untuk saat ini penerapan Pancasila masih jauh dari yang diharapkan masih banyak aliranaliran atau sekte-sekte yang menyesatkan yang tidak sesuai dengan sila ke-1, masih banyak masalah sosial, antara lain mengenai keadilan. Keadilan seolah-olah tidak berlaku untuk orang-orang kalangan atas, yang dimana hal ini menimbulkan kesenjangan sosial yang cukup dalam dan masih banyak lagi hal-hal lain yang menunjukan masih kurangnya penerapan Pancasila. Menghadapi globalisasi, bangsa Indonesia harus dapat tegak dengan memiliki kedaulatan di bidang politik, kemandirian bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan, dan memiliki daya lenting yang kuat dalam ketahanan nasional. Lebih dari itu, harus tetap memperkokoh jati diri sebagai Pancasilais yang menjunjung tinggi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan memperkokoh tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan ke Bhinekaan Tunggal Ika nya.

Seperti sila kesatu menunjukkan adanya pedoman hidup dasar bangsa Indonesia yang berke-Tuhanan. Selanjutnya, prinsip yang tertuang dalam sila kedua Pancasila, merupakan bentuk kesadaran bahwa bangsa Indonesia sejak dulu telah menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sesuai budaya bangsa indonesia yang beragam. Sementara itu, menyadari keragaman dan pluralitas yang dimiliki bangsa dan belajar dari pengalaman masa penjajahan, maka persatuan bangsa Indonesia menjadi tuntunan hidup bangsa Indonesia yang majemuk. Justru dengan kemajemukan yang dimiliki, bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat heterogen. Prinsip persatuan indonesia bukan berarti menghilangkan eksistensi, ciri dan identitas masing-masing suku bangsa. Eksistensi, ciri dan identitas masing-masing suku bangsa tetap terpelihara dan terjaga keberadaannya. Sila keempat merupakan bentuk kesadaran dan pengejawantahan prinsip-prinsip kehidupan kelembagaan yang didasarkan pada perilaku kehidupan gotong-royong yang telah mengakar dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak dulu. Menyadari tantangan sebagai bangsa yang majemuk dan pentingnya persatuan bangsa, maka prinsip-prinsip kelembagaan yang didasarkan pada musyawarah untuk mufakat merupakan tuntunan bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan kelembagaan negara yang menentukan masa depan bangsa yang berkeadilan.

Kita sebagai warga negara Indonesia wajib menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari agar nilai-nilai Pancasila tidak pudar begitu saja yang disebabkan oleh globalisasi. Pada masa sekarang ini globalisasi telah berkembang sangat pesat dimana hoax hoax dimedia sosial merajalela bahkan fitnah pun sering terjadi pada saat ini, maka dari itu kita sebagai penerus bangsa harus bijak dalam menerima informasi jangan langsung dipercaya begitu saja namun harus mencari kebenerannya terlebih dahulu karena jika tidak itu akan merusak persatuan bangsa Indonesia. Dengan cara kita tidak menyebarkan hoax dimedia sosial, mencari kebenaran informasi, membela kebenaran, dll itu termasuk sikap membela negara. Kita pun sebagai warga negara Indonesia memang wajib ikut serta membela negara bisa dalam bentuk fisik maupun non fisik. Kita harus menjaga negara kita ini dari ancaman luar negri maupun dalam negri karena kitalah yang akan menjadi penerus bangsa maka bijak-bijaklah dalam bersikap. Sekian tanggapan dari saya, terimakasih.