Assallammuallaikum, mahasiswa berikut ini kolom komentar untuk menanggapi artikel pada pertemuan 6, setiap mahasiswa wajib memberikan komentar dan tanggapan dalam forum komentar ini. sebutkan nama npm dan prodi
Komentar
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Nama : Lisa Alfina Damayantii
NPM : 2115011079
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin memberi tanggapan pada artikel diatas
Di dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara sangat mungkin ditemukan adanya masalah yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, solusi yang paling tepat yaitu dengan mengaktualisasikan Pancasila dengan kembali kepada nilai-nilai Pancasila. Misalnya, membumikan pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara terus-menerus dan aktual, menginternalisasi nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan formal maupun nonformal. Pancasila tidak cukup hanya dipelajari, tetapi harus di resapi, dihayati, serta diamalkan dalam kehidupan. Mengenai rumusan-rumusan Pancasila dengan definisi-definisi filsafat bahwasanya Pancasila itu merupakan bahan renungan yang mengunggah kesadaran para pendiri bangsa. Perenungan tersebut mengalir ke arah upaya untuk menemukan nilai-nilai yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai aspek. Globalisasi membawa tatanan baru dengan menghapus batas antar negara. Dampak negatif dapat terasa jika banyak budaya asing masuk ke Indonesia lalu menggerus nilai-nilai asli bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila memiliki peranan penting sebagai filter (penyaring) nilai-nilai baru. Bangsa Indonesia perlu untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perkembangan zaman, tetapi diperlukan juga Pancasila untuk mempertahankan budaya asli. Pancasila dapat digunakan untuk memilah mana saja nilai yang dapat diserap kemudian disesuaikan dengan nilai-nilai pada Pancasila itu sendiri. Pancasila tidak kaku dan menutup jalan pada perubahan. Pancasila justru memberi kesempatan bagi nilai-nilai baru untuk tumbuh, tetapi dengan tetap berada di bawah kepribadian bangsa Indonesia. Selanjutnya yaitu bela negara, dimana Bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepenting-an militer semata tetapi kepentingan seluruh bangsa Indonesia. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaitan dengan keaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Terimakasih
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Nama : Lisa Alfina Damayantii
NPM : 2115011079
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin memberi tanggapan pada artikel diatas
Di dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara sangat mungkin ditemukan adanya masalah yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, solusi yang paling tepat yaitu dengan mengaktualisasikan Pancasila dengan kembali kepada nilai-nilai Pancasila. Misalnya, membumikan pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara terus-menerus dan aktual, menginternalisasi nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan formal maupun nonformal. Pancasila tidak cukup hanya dipelajari, tetapi harus di resapi, dihayati, serta diamalkan dalam kehidupan. Mengenai rumusan-rumusan Pancasila dengan definisi-definisi filsafat bahwasanya Pancasila itu merupakan bahan renungan yang mengunggah kesadaran para pendiri bangsa. Perenungan tersebut mengalir ke arah upaya untuk menemukan nilai-nilai yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai aspek. Globalisasi membawa tatanan baru dengan menghapus batas antar negara. Dampak negatif dapat terasa jika banyak budaya asing masuk ke Indonesia lalu menggerus nilai-nilai asli bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila memiliki peranan penting sebagai filter (penyaring) nilai-nilai baru. Bangsa Indonesia perlu untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perkembangan zaman, tetapi diperlukan juga Pancasila untuk mempertahankan budaya asli. Pancasila dapat digunakan untuk memilah mana saja nilai yang dapat diserap kemudian disesuaikan dengan nilai-nilai pada Pancasila itu sendiri. Pancasila tidak kaku dan menutup jalan pada perubahan. Pancasila justru memberi kesempatan bagi nilai-nilai baru untuk tumbuh, tetapi dengan tetap berada di bawah kepribadian bangsa Indonesia. Selanjutnya yaitu bela negara, dimana Bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepenting-an militer semata tetapi kepentingan seluruh bangsa Indonesia. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaitan dengan keaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Terimakasih
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Nama : Muhammad Derrin Toshiro
NPM : 2115011057
Prodi : S1 Teknik Sipil
Kelas : C
Izin menanggapi artikel
Artikel di atas membahas pembinaan Pancasila dan bela negara melalui pembelajaran berbasis multikultural. Dalam masa globalisasi ini yang didominasi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi(IPTEK), telah merubah pola hubungan antar bangsa yang menjadi lebih terbuka, maka sangat diperlukan pembinaan multikultural dalam masyarakat Indonesia, agar masyarakat yang memiliki background berbeda-beda dapat menghindari perpecahan.
Aksi bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepenting-an militer semata tetapi kepentingan seluruh bangsa Indonesia.
Pelaksanaan pembelaan negara dapat dilakukan baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
NPM : 2115011057
Prodi : S1 Teknik Sipil
Kelas : C
Izin menanggapi artikel
Artikel di atas membahas pembinaan Pancasila dan bela negara melalui pembelajaran berbasis multikultural. Dalam masa globalisasi ini yang didominasi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi(IPTEK), telah merubah pola hubungan antar bangsa yang menjadi lebih terbuka, maka sangat diperlukan pembinaan multikultural dalam masyarakat Indonesia, agar masyarakat yang memiliki background berbeda-beda dapat menghindari perpecahan.
Aksi bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepenting-an militer semata tetapi kepentingan seluruh bangsa Indonesia.
Pelaksanaan pembelaan negara dapat dilakukan baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Yashinta Amelia Dwi Maharani
NPM : 2115011047
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin menanggapi artikel pada pertemuan ke-6 berupa kesimpulan,
Pada dasarnya semua bangsa di dunia, memiliki latar belakang sejarah, budaya dan peradaban yang dijiwai oleh sistem nilai dan filsafat, baik nilai-nilai moral keagamaan (theisme-religious) maupun nilai non religious (sekular, atheisme). Tegasnya, setiap bangsa senantiasa menegakkan nilai-nilai peradabannya dengan dijiwai, dilandasi dan dipandu oleh nilainilai religious atau non-religious. Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai .aspek. Negara seolah tanpa batas (borderless), saling tergantung (interdependency) dan saling terhubung (interconected) antara satu negara dengan negara lainnya.
Pembentukan masyarakat multi-kultural Indonesia yang sehat tidak bisa secara taken for granted atau trial and error. Sebaliknya harus diupayakan secara sistematis, programatis, integrated dan berkesinambungan, dan bahkan perlu percepatan (akselerasi).
Sekian tanggapan dari saya, terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Yashinta Amelia Dwi Maharani
NPM : 2115011047
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin menanggapi artikel pada pertemuan ke-6 berupa kesimpulan,
Pada dasarnya semua bangsa di dunia, memiliki latar belakang sejarah, budaya dan peradaban yang dijiwai oleh sistem nilai dan filsafat, baik nilai-nilai moral keagamaan (theisme-religious) maupun nilai non religious (sekular, atheisme). Tegasnya, setiap bangsa senantiasa menegakkan nilai-nilai peradabannya dengan dijiwai, dilandasi dan dipandu oleh nilainilai religious atau non-religious. Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai .aspek. Negara seolah tanpa batas (borderless), saling tergantung (interdependency) dan saling terhubung (interconected) antara satu negara dengan negara lainnya.
Pembentukan masyarakat multi-kultural Indonesia yang sehat tidak bisa secara taken for granted atau trial and error. Sebaliknya harus diupayakan secara sistematis, programatis, integrated dan berkesinambungan, dan bahkan perlu percepatan (akselerasi).
Sekian tanggapan dari saya, terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Ricky Efendy Purba
NPM : 2115011059
Prodi : S1 Teknik Sipil
Kelas : C
Izin menanggapi artikel
Dalam artikel tersebut menjelaskan tentang bagaimana pancasila dapat menjadikan sesuatu atau perbuatan yang sangat penting dalam menyikapi dan menghadapi tantangan global terutama pada bidang multikultural sikap dan bela negara. Dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi. Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Jika warga negara bersifat aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hidup bangsa akan tetap terpelihara. Sebaiknya jika warga negara tidak peduli terhadap persoalan yang dihadapi bangsanya kelangsungan hidup bangsa akan terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar. Bangsa Indonesia menyadari bahwa kemajemukan etnis/suku/bangsa, ras, sosial, budaya, dan agama, merupakan bagaian yang berbeda satu sama lain, namun demi kepentingan bersama, menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera, keberagaman tersebut menjadi penguat sehingga terintegrasi secara nasional berdasarkan filsafat dan idiologi Pancasila. Kemajemukan yang terintegrasi secara nasional menjadikan kondisi potensi nasional yang dilandasi nilai-nilai ke BhinnekaTunggal Ika-an sebagai landasan dan pedoman dalam mewujudkan stabilitas nasional dan ketahanan nasional diharapkan menjadi kekuatan dengan segala aspek yang ada didalamnya. Untuk itulah, aktualisasi pemahaman nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika yang termaktub dalam Pancasila sebagai filsafat dan dasar negara perlu dipahami dan dikembangkan serta diimplementasikan dalam kehidupan sosial, karena nilainilai yang terkandung dalam keBhinneka Tunggal Ika-an mempunyai fungsi sebagai motivasi dan rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pembekalan mental spiritual dan peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan normanorma kehidupan bangsa Indonesia.
Sekian tanggapan dari saya , Terimakasih.
NPM : 2115011059
Prodi : S1 Teknik Sipil
Kelas : C
Izin menanggapi artikel
Dalam artikel tersebut menjelaskan tentang bagaimana pancasila dapat menjadikan sesuatu atau perbuatan yang sangat penting dalam menyikapi dan menghadapi tantangan global terutama pada bidang multikultural sikap dan bela negara. Dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi. Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Jika warga negara bersifat aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hidup bangsa akan tetap terpelihara. Sebaiknya jika warga negara tidak peduli terhadap persoalan yang dihadapi bangsanya kelangsungan hidup bangsa akan terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar. Bangsa Indonesia menyadari bahwa kemajemukan etnis/suku/bangsa, ras, sosial, budaya, dan agama, merupakan bagaian yang berbeda satu sama lain, namun demi kepentingan bersama, menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera, keberagaman tersebut menjadi penguat sehingga terintegrasi secara nasional berdasarkan filsafat dan idiologi Pancasila. Kemajemukan yang terintegrasi secara nasional menjadikan kondisi potensi nasional yang dilandasi nilai-nilai ke BhinnekaTunggal Ika-an sebagai landasan dan pedoman dalam mewujudkan stabilitas nasional dan ketahanan nasional diharapkan menjadi kekuatan dengan segala aspek yang ada didalamnya. Untuk itulah, aktualisasi pemahaman nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika yang termaktub dalam Pancasila sebagai filsafat dan dasar negara perlu dipahami dan dikembangkan serta diimplementasikan dalam kehidupan sosial, karena nilainilai yang terkandung dalam keBhinneka Tunggal Ika-an mempunyai fungsi sebagai motivasi dan rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pembekalan mental spiritual dan peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan normanorma kehidupan bangsa Indonesia.
Sekian tanggapan dari saya , Terimakasih.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Nama : Zillia Chairani
NPM : 2115011028
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin memberi tanggapan pada artikel diatas
Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi. Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai .aspek. Negara seolah tanpabatas (borderless), saling tergantung (interdependency) dan saling terhubung (interconected) antara satu negara dengan negara lainnya. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Sekian tanggapan dari saya, terima kasih
Nama : Zillia Chairani
NPM : 2115011028
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin memberi tanggapan pada artikel diatas
Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi. Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai .aspek. Negara seolah tanpabatas (borderless), saling tergantung (interdependency) dan saling terhubung (interconected) antara satu negara dengan negara lainnya. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Sekian tanggapan dari saya, terima kasih
Nama : Mashurio Amirul Huda
NPM : 2115011067
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Izin menanggapi artikel pada pertemuan keenam ini
Artikel tersebut membahas mengenai REVITALISASI PANCASILA DAN BELA NEGARA DALAM
MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL MELALUI
PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Pelaksanaan pembelaan negara dapat dilakukan baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme. Dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi. Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Untuk itulah, aktualisasi pemahaman nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika yang termaktub dalam Pancasila sebagai filsafat dan dasar negara perlu dipahami dan dikembangkan serta diimplementasikan dalam kehidupan sosial, karena nilainilai yang terkandung dalam keBhinneka Tunggal Ika-an mempunyai fungsi sebagai motivasi dan rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Sekian tanggapan dari saya, apabila ada kesalahan kata saya mohon maaf.
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
NPM : 2115011067
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Izin menanggapi artikel pada pertemuan keenam ini
Artikel tersebut membahas mengenai REVITALISASI PANCASILA DAN BELA NEGARA DALAM
MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL MELALUI
PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Pelaksanaan pembelaan negara dapat dilakukan baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme. Dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi. Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Untuk itulah, aktualisasi pemahaman nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika yang termaktub dalam Pancasila sebagai filsafat dan dasar negara perlu dipahami dan dikembangkan serta diimplementasikan dalam kehidupan sosial, karena nilainilai yang terkandung dalam keBhinneka Tunggal Ika-an mempunyai fungsi sebagai motivasi dan rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Sekian tanggapan dari saya, apabila ada kesalahan kata saya mohon maaf.
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Fadel Azra
NPM : 2115011078
Prodi : S1 Teknik Sipil
Kelas : C
dalam artikel tadi menjelaskan perihal bagaimana pancasila bisa membuahkan sesuatu atau perbuatan yang sangat penting dalam menyikapi serta menghadapi tantangan dunia terutama pada bidang multikultural perilaku dan bela negara. dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara merupakan suatu keharusan, supaya Pancasila permanen selalu relevan dalam manfaatnya menyampaikan panduan bagi pengambilan kebijaksanaan serta pemecahan masalah pada kehidupan berbangsa dan bernegara. supaya loyalitas masyarakat warga dan rakyat negara terhadap Pancasila permanen tinggi. Setiap rakyat negara wajib mempertahankan negaranya agar kelangsungan hayati bangsanya tetap terpelihara. untuk mempertahankan negara sangat dipengaruhi sang perilaku dan sikap setiap masyarakat negaranya. Jika rakyat negara bersifat aktif serta peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hayati bangsa akan permanen terpelihara. sebaiknya Jika masyarakat negara tidak peduli terhadap duduk perkara yg dihadapi bangsanya kelangsungan hayati bangsa akan terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar.
Bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepenting-an militer semata tetapi kepentingan seluruh bangsa Indonesia.
Dalam pelaksaan pembelaan Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Sekian dari saya, terima kasih.
NPM : 2115011078
Prodi : S1 Teknik Sipil
Kelas : C
dalam artikel tadi menjelaskan perihal bagaimana pancasila bisa membuahkan sesuatu atau perbuatan yang sangat penting dalam menyikapi serta menghadapi tantangan dunia terutama pada bidang multikultural perilaku dan bela negara. dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara merupakan suatu keharusan, supaya Pancasila permanen selalu relevan dalam manfaatnya menyampaikan panduan bagi pengambilan kebijaksanaan serta pemecahan masalah pada kehidupan berbangsa dan bernegara. supaya loyalitas masyarakat warga dan rakyat negara terhadap Pancasila permanen tinggi. Setiap rakyat negara wajib mempertahankan negaranya agar kelangsungan hayati bangsanya tetap terpelihara. untuk mempertahankan negara sangat dipengaruhi sang perilaku dan sikap setiap masyarakat negaranya. Jika rakyat negara bersifat aktif serta peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hayati bangsa akan permanen terpelihara. sebaiknya Jika masyarakat negara tidak peduli terhadap duduk perkara yg dihadapi bangsanya kelangsungan hayati bangsa akan terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar.
Bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepenting-an militer semata tetapi kepentingan seluruh bangsa Indonesia.
Dalam pelaksaan pembelaan Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Sekian dari saya, terima kasih.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Izin memperkenalkan diri
Nama : Fifi Cahyani Pramesti
NPM : 2115011088
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin memberikan tanggapan pada artikel yang berjudul "Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural". Pada artikel tersebut berisi tentang Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisi-definisi filsafat dapat kita simpulkan, maka Pancasila itu ialah usaha pemikiran manusia Indonesia untuk mencari kebenaran, kemudian sampai mendekati atau menanggap sebagai suatu kesanggupan yang digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu. Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai aspek. Bela negara adalah membela kepentingan nasional seluruh aspek pada kehidupan nasional. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik.
Sekian tanggapan saya, terima kasih. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Izin memperkenalkan diri
Nama : Fifi Cahyani Pramesti
NPM : 2115011088
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin memberikan tanggapan pada artikel yang berjudul "Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural". Pada artikel tersebut berisi tentang Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisi-definisi filsafat dapat kita simpulkan, maka Pancasila itu ialah usaha pemikiran manusia Indonesia untuk mencari kebenaran, kemudian sampai mendekati atau menanggap sebagai suatu kesanggupan yang digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu. Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai aspek. Bela negara adalah membela kepentingan nasional seluruh aspek pada kehidupan nasional. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik.
Sekian tanggapan saya, terima kasih. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama: Setyawan Novanto
NPM: 2115011019
Kelas: C
Prodi: S1 Teknik Sipil
Menanggapi artikel diatas bahwa dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara sangat mungkin ditemukan adanya masalah yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, solusi yang paling tepat yaitu dengan mengaktualisasikan Pancasila dengan kembali kepada nilai-nilai Pancasila. Misalnya, membumikan pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara terus-menerus dan aktual, menginternalisasi nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan formal maupun nonformal. Pancasila tidak cukup hanya dipelajari, tetapi harus di resapi, dihayati, serta diamalkan dalam kehidupan. Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai .aspek. Negara seolah tanpabatas (borderless), saling tergantung (interdependency) dan saling terhubung (interconected) antara satu negara dengan negara lainnya. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Karena bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Sekian, terima kasih
NPM: 2115011019
Kelas: C
Prodi: S1 Teknik Sipil
Menanggapi artikel diatas bahwa dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara sangat mungkin ditemukan adanya masalah yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, solusi yang paling tepat yaitu dengan mengaktualisasikan Pancasila dengan kembali kepada nilai-nilai Pancasila. Misalnya, membumikan pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara terus-menerus dan aktual, menginternalisasi nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan formal maupun nonformal. Pancasila tidak cukup hanya dipelajari, tetapi harus di resapi, dihayati, serta diamalkan dalam kehidupan. Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai .aspek. Negara seolah tanpabatas (borderless), saling tergantung (interdependency) dan saling terhubung (interconected) antara satu negara dengan negara lainnya. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Karena bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Sekian, terima kasih
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokaruh,
Izin memperkenalkan diri
Nama : Fikri Ramadhan
NPM : 2155011008
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin memberikan tanggapan terkait artikel pembelajaran pada pertemuan ke-7 tentang Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara Dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural. Seperti yang kita ketahui Revitalisasi merupakan suatu anggota atau cara dan kelakuan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya. Revetalisasi pada pancasila maksudnya reassessment Pancasila (penilaian kembali atas pemaknaan pancasila selama ini) dengan tujuan untuk menghasilkan pemikiran dan pemaknaan baru, dapat dimulai dengan menjadikan kembali Pancasila sebagai public discourse (wacana publik). Dengan menjadikan Pancasila menjadi wacana publik merupakan tahap awal yang krusial untuk pengembangan kembali Pancasila sebagai ideologi terbuka, yang dapat dimaknai secara terus menerus, sehingga tetap relevan dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Perlu kita sadari bahwa mengaktualisasikan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari, berbangsa maupun bernegara adalah sebuah keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan menjadi pedoman dalam pemecah permasalahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta untuk menjaga loyalitas warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi.
Untuk itu sikap yang harus kita lakukan adalah sikap bela negara, yang bisa kita lakukan baik secara militer maupun non-militer, secara non-militer dapat dilakukan dengan menjaga bangsa dan kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme, sedangkan secara militer dapat dilakukan dengan meggunakan senjata apabila ada serangan orang asing terhadap kedaulatan bangsa.
Sekian tanggapan saya terkait artikel di atas, mohon maaf bila terdapat kesalahan pak/bu
Terima kasih
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Izin memperkenalkan diri
Nama : Fikri Ramadhan
NPM : 2155011008
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin memberikan tanggapan terkait artikel pembelajaran pada pertemuan ke-7 tentang Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara Dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural. Seperti yang kita ketahui Revitalisasi merupakan suatu anggota atau cara dan kelakuan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya. Revetalisasi pada pancasila maksudnya reassessment Pancasila (penilaian kembali atas pemaknaan pancasila selama ini) dengan tujuan untuk menghasilkan pemikiran dan pemaknaan baru, dapat dimulai dengan menjadikan kembali Pancasila sebagai public discourse (wacana publik). Dengan menjadikan Pancasila menjadi wacana publik merupakan tahap awal yang krusial untuk pengembangan kembali Pancasila sebagai ideologi terbuka, yang dapat dimaknai secara terus menerus, sehingga tetap relevan dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Perlu kita sadari bahwa mengaktualisasikan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari, berbangsa maupun bernegara adalah sebuah keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan menjadi pedoman dalam pemecah permasalahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta untuk menjaga loyalitas warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi.
Untuk itu sikap yang harus kita lakukan adalah sikap bela negara, yang bisa kita lakukan baik secara militer maupun non-militer, secara non-militer dapat dilakukan dengan menjaga bangsa dan kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme, sedangkan secara militer dapat dilakukan dengan meggunakan senjata apabila ada serangan orang asing terhadap kedaulatan bangsa.
Sekian tanggapan saya terkait artikel di atas, mohon maaf bila terdapat kesalahan pak/bu
Terima kasih
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Nama: I Gusti Komang Satria Guna Wibawa
NPM :2115011008
Prodi : S1 Teknik Sipil
Kelas : C
Izin memberi tanggapan pada artikel diatas
Istilah pendidikan multi- kultural (multicultural education) dapat digunakan baik pada tingkat deskriptif dan normatif, yang menggambarkan isu-isu dan masalah-masalah pendidikan berkaitan dengan masyarakat multikultural. Lebih jauh ia juga mencakup pengertian tentang pertimbangan terhadap kebijakan-kebijakan dan strategi- strategi bagi pendidikan bagi peserta didik di dalam masyarakat multicultural Pembentukan masyarakat multi-kultural Indonesia yang sehat tidak bisa secara taken for granted atau trial and error. Sebaliknya harus diupayakan secara sistematis, programatisintegrated dan berkesinambungan, dan bahkan perlu percepatan (akselerasi). Salah satu strategi penting dalam mengakselerasikannya adalah pendidikan multi-kultural yang diselenggarakan melalui seluruh lembaga pendidikan, baik formal maupun non-formal, dan bahkan informal dalam masyarakat luas. Tentu saja dalam penerapannya kita tak hanya bertumpu pada pelaksanaan di lembaga pendidikan formal dan informal saja. Namun bagaimana kita membangun kesadaran dalam masyarakat itu sendiri tentang pentingnya pendidikan multikultural dan mempersiapkan tenaga pendidik untuk bisa beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman. Selain itu pemerintah juga seharusnya turut andil menerapkan kebijakan seperti kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat sehingga nanti kebijakan tersebut lebih tepat sasaran
Sekian tanggapan dari saya, terima kasih
NPM :2115011008
Prodi : S1 Teknik Sipil
Kelas : C
Izin memberi tanggapan pada artikel diatas
Istilah pendidikan multi- kultural (multicultural education) dapat digunakan baik pada tingkat deskriptif dan normatif, yang menggambarkan isu-isu dan masalah-masalah pendidikan berkaitan dengan masyarakat multikultural. Lebih jauh ia juga mencakup pengertian tentang pertimbangan terhadap kebijakan-kebijakan dan strategi- strategi bagi pendidikan bagi peserta didik di dalam masyarakat multicultural Pembentukan masyarakat multi-kultural Indonesia yang sehat tidak bisa secara taken for granted atau trial and error. Sebaliknya harus diupayakan secara sistematis, programatisintegrated dan berkesinambungan, dan bahkan perlu percepatan (akselerasi). Salah satu strategi penting dalam mengakselerasikannya adalah pendidikan multi-kultural yang diselenggarakan melalui seluruh lembaga pendidikan, baik formal maupun non-formal, dan bahkan informal dalam masyarakat luas. Tentu saja dalam penerapannya kita tak hanya bertumpu pada pelaksanaan di lembaga pendidikan formal dan informal saja. Namun bagaimana kita membangun kesadaran dalam masyarakat itu sendiri tentang pentingnya pendidikan multikultural dan mempersiapkan tenaga pendidik untuk bisa beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman. Selain itu pemerintah juga seharusnya turut andil menerapkan kebijakan seperti kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat sehingga nanti kebijakan tersebut lebih tepat sasaran
Sekian tanggapan dari saya, terima kasih
Nama : Kevien Glendi Tumampas
NPM : 2155011017
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin memberikan tanggapan pada artikel "Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural".
Berikut adalah pengertian bela negara dari artikel tersebut yaitu :
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Sekian tanggapan saya, terima kasih.
NPM : 2155011017
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin memberikan tanggapan pada artikel "Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural".
Berikut adalah pengertian bela negara dari artikel tersebut yaitu :
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Sekian tanggapan saya, terima kasih.
Nama: Eric Rizqy Kharisma
NPM:2115011018
Kelas: C
Prodi: S1 Teknik Sipil
Izin menanggapi materi
Jadi bawasannya kita mengetahui bahwa revitalisasi bela negara memiliki beberapa tantangan dan ancaman yang dapat disiasati dengan cara meningkatkan Ketahanan Nasional melalui berbagai cara, antara lain:
1) Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruhpengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan normanorma kehidupan bangsa Indonesia
2) Upaya peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) melalui pemahaman dan penghayatan (bukan sekedar penghafalan) sejarah perjuangan bangsa.
3) Pengawasan yang ketat terhadap eksploitasi sumber daya alam nasional serta terciptanya suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa (legitimate, bebas KKN, dan konsisten melaksanakan peraturan/undang-undang).
4) Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat kecintaan terhadap tanah air serta menanamkan semangat juang untuk membela negara, bangsa dan tanah air serta mempertahankan Panca Sila sebagai ideologi negara dan UUD 1945 sebagai landasan berbangsa dan bernegara.
5) Untuk menghadapi potensi agresi bersenjata dari luar, meskipun kemungkinannya relatif sangat kecil, selain menggunakan unsur kekuatan TNI, tentu saja dapat menggunakan unsur Rakyat Terlatih (Ratih) sesuai dengan doktrin Sistem Pertahanan Semesta. Dengan doktrin Ketahanan Nasional itu, diharapkan bangsa Indonesia mampu mengidentifikasi berbagai masalah nasional termasuk ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan terhadap keamanan negara guna menentukan langkah atau tindakan untuk menghadapinya.
Yang menjadi pertanyaan saya ialah bagaimana cara merealisasikan hal hal ini kepada para penerus bangsa yang saat ini memiliki berbagai macam mindset dan perilaku yang berbeda?, Sekian Terima kasih
NPM:2115011018
Kelas: C
Prodi: S1 Teknik Sipil
Izin menanggapi materi
Jadi bawasannya kita mengetahui bahwa revitalisasi bela negara memiliki beberapa tantangan dan ancaman yang dapat disiasati dengan cara meningkatkan Ketahanan Nasional melalui berbagai cara, antara lain:
1) Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruhpengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan normanorma kehidupan bangsa Indonesia
2) Upaya peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) melalui pemahaman dan penghayatan (bukan sekedar penghafalan) sejarah perjuangan bangsa.
3) Pengawasan yang ketat terhadap eksploitasi sumber daya alam nasional serta terciptanya suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa (legitimate, bebas KKN, dan konsisten melaksanakan peraturan/undang-undang).
4) Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat kecintaan terhadap tanah air serta menanamkan semangat juang untuk membela negara, bangsa dan tanah air serta mempertahankan Panca Sila sebagai ideologi negara dan UUD 1945 sebagai landasan berbangsa dan bernegara.
5) Untuk menghadapi potensi agresi bersenjata dari luar, meskipun kemungkinannya relatif sangat kecil, selain menggunakan unsur kekuatan TNI, tentu saja dapat menggunakan unsur Rakyat Terlatih (Ratih) sesuai dengan doktrin Sistem Pertahanan Semesta. Dengan doktrin Ketahanan Nasional itu, diharapkan bangsa Indonesia mampu mengidentifikasi berbagai masalah nasional termasuk ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan terhadap keamanan negara guna menentukan langkah atau tindakan untuk menghadapinya.
Yang menjadi pertanyaan saya ialah bagaimana cara merealisasikan hal hal ini kepada para penerus bangsa yang saat ini memiliki berbagai macam mindset dan perilaku yang berbeda?, Sekian Terima kasih
Nama : Muhammad Rizky Novranda
NPM : 2155011009
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Saya ingin menanggapi tentang artikel diatas.
Pada dasarnya semua bangsa di dunia, memiliki latar belakang sejarah, budaya dan peradaban yang dijiwai oleh sistem nilai dan filsafat, baik nilai-nilai moral keagamaan (theisme-religious) maupun nilai non religious (sekular, atheisme). Tegasnya, setiap bangsa
senantiasa menegakkan nilai-nilai peradabannya dengan dijiwai, dilandasi dan dipandu oleh nilai-nilai religious atau non-religious. Demikian pula halnya dengan bangsa Indonesia yang majemuk dan multikultur, kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diwarnai oleh adanya keyakinan agama dan kepercayaan yang kuat. Disisi lain aspek sosial, budaya, politik dan ekonomi juga mewarnai kehidupan ketaanegaraan suatu bangsa. Keberadaan peninggalan candi seperti candi borobudur, prambanan, dan situs peninggalan keagamaan lainnya merupakan bukti tentang kehidupan bangsa Indonesia yang religius sejak dulu. Hal ini menunjukkan adanya pedoman hidup dasar bangsa Indonesia yang berkeTuhanan.
Artikel tersebut juga bisa disimpulkan seperti berikut:
- Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara
terhadap Pancasila tetap tinggi.
- Bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepenting-an militer semata tetapi kepentingan seluruh bangsa Indonesia.
- Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai .aspek. Negara seolah tanpabatas (borderless), saling tergantung (interdependency)dan saling terhubung
(interconected) antara satu negara dengan negara lainnya. Saat ini, tidak ada satupun negara di dunia yang mampu berdiri sendiri dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan warganya.
Sekian dari saya Terima kasih.
NPM : 2155011009
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Saya ingin menanggapi tentang artikel diatas.
Pada dasarnya semua bangsa di dunia, memiliki latar belakang sejarah, budaya dan peradaban yang dijiwai oleh sistem nilai dan filsafat, baik nilai-nilai moral keagamaan (theisme-religious) maupun nilai non religious (sekular, atheisme). Tegasnya, setiap bangsa
senantiasa menegakkan nilai-nilai peradabannya dengan dijiwai, dilandasi dan dipandu oleh nilai-nilai religious atau non-religious. Demikian pula halnya dengan bangsa Indonesia yang majemuk dan multikultur, kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diwarnai oleh adanya keyakinan agama dan kepercayaan yang kuat. Disisi lain aspek sosial, budaya, politik dan ekonomi juga mewarnai kehidupan ketaanegaraan suatu bangsa. Keberadaan peninggalan candi seperti candi borobudur, prambanan, dan situs peninggalan keagamaan lainnya merupakan bukti tentang kehidupan bangsa Indonesia yang religius sejak dulu. Hal ini menunjukkan adanya pedoman hidup dasar bangsa Indonesia yang berkeTuhanan.
Artikel tersebut juga bisa disimpulkan seperti berikut:
- Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara
terhadap Pancasila tetap tinggi.
- Bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepenting-an militer semata tetapi kepentingan seluruh bangsa Indonesia.
- Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai .aspek. Negara seolah tanpabatas (borderless), saling tergantung (interdependency)dan saling terhubung
(interconected) antara satu negara dengan negara lainnya. Saat ini, tidak ada satupun negara di dunia yang mampu berdiri sendiri dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan warganya.
Sekian dari saya Terima kasih.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Nama : Ridho Dharmawan
NPM : 2115011038
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Mohon izin menanggapi artikel
Artikel diatas Berjudul " REVITALISASI PANCASILA DAN BELA NEGARA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL" yang dimana berisikan pertanyaan besar sebagai berikut :
a. Bagaimanakah revitalisasi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dalam menghadapi arus globalisasi?
b. Bagaimana Pancasila diimplementasikan sebagai model pendidikan karakter, bela negara yang berbasis multikultural?
Dengan kesimpulan Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi. Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisi definisi filsafat dapat kita simpulkan, maka Pancasila itu ialah usaha pemikiran manusia Indonesia untuk mencari kebenaran, kemudian sampai mendekati atau menanggap sebagai suatu kesanggupan yang digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu. Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai .aspek. Negara seolah tanpabatas (borderless), saling tergantung (interdependency) dan saling terhubung (interconected) antara satu negara dengan negara lainnya. Saat ini, tidak ada satupun negara di dunia yang mampu berdiri sendiri dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan warganya. Bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepenting-an militer semata tetapi kepentingan seluruh bangsa Indonesia. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Nama : Ridho Dharmawan
NPM : 2115011038
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Mohon izin menanggapi artikel
Artikel diatas Berjudul " REVITALISASI PANCASILA DAN BELA NEGARA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL" yang dimana berisikan pertanyaan besar sebagai berikut :
a. Bagaimanakah revitalisasi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dalam menghadapi arus globalisasi?
b. Bagaimana Pancasila diimplementasikan sebagai model pendidikan karakter, bela negara yang berbasis multikultural?
Dengan kesimpulan Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi. Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisi definisi filsafat dapat kita simpulkan, maka Pancasila itu ialah usaha pemikiran manusia Indonesia untuk mencari kebenaran, kemudian sampai mendekati atau menanggap sebagai suatu kesanggupan yang digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu. Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai .aspek. Negara seolah tanpabatas (borderless), saling tergantung (interdependency) dan saling terhubung (interconected) antara satu negara dengan negara lainnya. Saat ini, tidak ada satupun negara di dunia yang mampu berdiri sendiri dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan warganya. Bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepenting-an militer semata tetapi kepentingan seluruh bangsa Indonesia. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Nama : Yogi Adya Tama
NPM : 2115011117
Prodi : S1 Teknik Sipil
Relativitas Nilai Dasar Pancasila dalam menghadapi globalisasi
1. Ketuhan yang Maha Esa
Pada dasarnya bangsa Idonesia adalah majemuk dan multi-kultural dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara diwarnai oleh keyakinan agama dan kepercayaan individu masing masing . keberadaan keberadaann peninggalan seperti candi Borobudur, Prambanan dan situs peninggalan bercorak keagamaan lainnya menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia memiliki kehidupan yang religius sejak dulu.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Merupakan suatu kesadaran dimana bangsa Indonesia sudah sejak dahulu telah menjunjung nilai nilai kemanusiaan dan keadilan sesuai budaya bangsa Indonesia yang beragam. Dalam budaya bangsa, manusia senantiasa ditempatkan dan diperlakukan sesuai dengan kodrat sebagai mahluk ciptaan Tuhan.
3. Persatuan Indonesia
Menyadari keberagaman dan pluralitas yang dimiliki bangsa Indonesia dan belajar dari pengalaman pengalaman masa penjajahan, maka persatuan bangsa Indonesia menjadi tuntunan hidup bangsa Indonesia yang majemuk. Justru dengan kemajemukann yang dimiliki, bangsa Indonesia meimiliki kekayaan budaya yang sangat heterogeny. Prinsip persatuan bukan berarti menghilngkan eksistensi dan ciri dan identitas masing masing budaya dan suku bangsa. Hal tersebut haruslah tetap dijaga dan jangan sampai luntur tetapi tidak bisa dihindarkan bahwasannya kita harus menjaga persatuan dan kesatuan dengan tetap menjaga identitas kita sebagai bangsa yang majemuk dengan berlandaskan terhadap Pancasila terutama sila ke 3.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.
Bentuk kesadaran dan prinsip prinsip kehidupan kelembagaan yang didasarkan kehidupan gotong royong yang telah mengakar dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak dahuluu contohnya adalah gotong royong dan bahu membahu dalam engusir penjajahan. Prinsip gotong royong dan musyawarah untuk mufakat merupakan tuntutan penting karena menyadari bahwasannya negara kita adalah negara yang majemuk hal ini di tujukan untuk menjalankan kehidupan kelembagaan negara yang menentukan masa depan bangsa yang berkeadilan melalui mufakat Bersama.
5. Keadilan bagi seluruh rakyat indoneesia
Tidak dapat di pungkiri bahwasannya kita adlah bangsa yang tidak serta merta merdeka tanpa suatu perjuangan yang sebentar dan tidak mudah untuk di lewati. Prinsip keadilann harus dilaksanakan sebagaimana mestinya kita adalah bangsa yang lahir dari keringat kita sendiri dan perjuangan bersama tiap orang berhak mendapat keadilan dalam berbagsa dan bernegara karena jika dilihat dari segi agama kita sama sama ciptaan Tuhan dengan derajat yang sama didunia ini, keadilan ini dimaksutkan agar tidak terjadi perpecahan atau kerusuhan antara satu elemen dengan elemen yang lainnya.
Sila sila tersebut harus di pegang teguh dalam menghadapi derasnya arus globalisasi sekarang ini supaya Pancasila tetap lestari dan tidak luntur di terjang perkembangan zaman serta mengurangi resiko dari dampak negatif globalisasi.
Revitalisasi Pancasila dapat dimulai dengan menjadikan Pancasila kembali sebagai public discourse, wacana publik. Dengan menjadikan Pancasila sebagai wacana publik, sekaligus dapat dilakukan reassessment, penilaian kembali atas pemaknaan Pancasila selama ini, untuk kemudian menghasilkan pemikiran dan pemaknaan baru. Dengan demikian, menjadikan Pancasila sebagai wacana publik merupakan tahap awal krusial untuk pengembangan Kembali. Pancasila sebagai ideologi terbuka, yang dapat dimaknai secara terus menerus, sehingga tetap relevan dalam kehidupan dan negara Indonesia.
Sekian tanggapan saya mengenai artikel pembelajaran pada pertemuan ke 6, terimakasih pak.
Wassallamuallaikum wr. wb.
NPM : 2115011117
Prodi : S1 Teknik Sipil
Relativitas Nilai Dasar Pancasila dalam menghadapi globalisasi
1. Ketuhan yang Maha Esa
Pada dasarnya bangsa Idonesia adalah majemuk dan multi-kultural dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara diwarnai oleh keyakinan agama dan kepercayaan individu masing masing . keberadaan keberadaann peninggalan seperti candi Borobudur, Prambanan dan situs peninggalan bercorak keagamaan lainnya menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia memiliki kehidupan yang religius sejak dulu.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Merupakan suatu kesadaran dimana bangsa Indonesia sudah sejak dahulu telah menjunjung nilai nilai kemanusiaan dan keadilan sesuai budaya bangsa Indonesia yang beragam. Dalam budaya bangsa, manusia senantiasa ditempatkan dan diperlakukan sesuai dengan kodrat sebagai mahluk ciptaan Tuhan.
3. Persatuan Indonesia
Menyadari keberagaman dan pluralitas yang dimiliki bangsa Indonesia dan belajar dari pengalaman pengalaman masa penjajahan, maka persatuan bangsa Indonesia menjadi tuntunan hidup bangsa Indonesia yang majemuk. Justru dengan kemajemukann yang dimiliki, bangsa Indonesia meimiliki kekayaan budaya yang sangat heterogeny. Prinsip persatuan bukan berarti menghilngkan eksistensi dan ciri dan identitas masing masing budaya dan suku bangsa. Hal tersebut haruslah tetap dijaga dan jangan sampai luntur tetapi tidak bisa dihindarkan bahwasannya kita harus menjaga persatuan dan kesatuan dengan tetap menjaga identitas kita sebagai bangsa yang majemuk dengan berlandaskan terhadap Pancasila terutama sila ke 3.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.
Bentuk kesadaran dan prinsip prinsip kehidupan kelembagaan yang didasarkan kehidupan gotong royong yang telah mengakar dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak dahuluu contohnya adalah gotong royong dan bahu membahu dalam engusir penjajahan. Prinsip gotong royong dan musyawarah untuk mufakat merupakan tuntutan penting karena menyadari bahwasannya negara kita adalah negara yang majemuk hal ini di tujukan untuk menjalankan kehidupan kelembagaan negara yang menentukan masa depan bangsa yang berkeadilan melalui mufakat Bersama.
5. Keadilan bagi seluruh rakyat indoneesia
Tidak dapat di pungkiri bahwasannya kita adlah bangsa yang tidak serta merta merdeka tanpa suatu perjuangan yang sebentar dan tidak mudah untuk di lewati. Prinsip keadilann harus dilaksanakan sebagaimana mestinya kita adalah bangsa yang lahir dari keringat kita sendiri dan perjuangan bersama tiap orang berhak mendapat keadilan dalam berbagsa dan bernegara karena jika dilihat dari segi agama kita sama sama ciptaan Tuhan dengan derajat yang sama didunia ini, keadilan ini dimaksutkan agar tidak terjadi perpecahan atau kerusuhan antara satu elemen dengan elemen yang lainnya.
Sila sila tersebut harus di pegang teguh dalam menghadapi derasnya arus globalisasi sekarang ini supaya Pancasila tetap lestari dan tidak luntur di terjang perkembangan zaman serta mengurangi resiko dari dampak negatif globalisasi.
Revitalisasi Pancasila dapat dimulai dengan menjadikan Pancasila kembali sebagai public discourse, wacana publik. Dengan menjadikan Pancasila sebagai wacana publik, sekaligus dapat dilakukan reassessment, penilaian kembali atas pemaknaan Pancasila selama ini, untuk kemudian menghasilkan pemikiran dan pemaknaan baru. Dengan demikian, menjadikan Pancasila sebagai wacana publik merupakan tahap awal krusial untuk pengembangan Kembali. Pancasila sebagai ideologi terbuka, yang dapat dimaknai secara terus menerus, sehingga tetap relevan dalam kehidupan dan negara Indonesia.
Sekian tanggapan saya mengenai artikel pembelajaran pada pertemuan ke 6, terimakasih pak.
Wassallamuallaikum wr. wb.
Nama : Muhammad Azzuura Alwan Saputro
NPM : 2115011048
Prodi : S1 Teknik Sipil
Kelas : C
Izin memberikan tanggapan artikel
Artikel diatas memuat tentang revitalisasi pancasila dalam kehidupan multikultural di masa globalisasi dan bela negara.Sebagai pandangan hidup (filsafat) nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai luhur yang digali dari budaya bangsa Pemahaman generasi penerus bangsa tentang pancasila dan empat pilar kebangsaan semakin terdegradasi dan terkikis oleh derasnya nilai – nilai baru yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa
Belum teraktualisasinya nilai dasar Pancasila secara konsisten perlu terus menerus diadakan perubahan, baik dalam arti konseptual maupun operasional.Bagi generasi di masa globalisasi tidak mudah untuk mempertahankan komitmen para founding fathers terdahulu karena lingkungan global berkembangnya pola pikir pola sikap dan pola tindak sangat mempengaruhi. Oleh sebab itu pengimplementasian nilai nilai pancasila di dalam kehidupan pedidikan dimulai sejak awal proses pendidikan sehingga nilai luhur pancasila dapat tertanam dan melekat didalam kehidupan bermasyarakat di masa mendatang.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa.Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.Globalisasi yang didominasi perkembangan teknologi dan informasi telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan saat ini. Di satu sisi, hal ini dapat memberikan kontribusi positif bagi proses pembangunan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Namun disisi lain, teknologi informasi dapat digunakan sebagai sarana melemahkan ketahanan ideologi.Semua potensi ancaman tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan Ketahanan Nasional melalui berbagai cara, antara lain: Pembekalan mental spiritual,Upaya peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) melalui pemahaman dan penghayatan,Pengawasan yang ketat terhadap eksploitasi sumber daya alam,pemerintahan yang bersih dan berwibawa,Untuk menghadapi potensi agresi bersenjata dari luar selain menggunakan unsur kekuatan TNI, tentu saja dapat menggunakan unsur Rakyat Terlatih (Ratih) sesuai dengan doktrin Sistem Pertahanan Semesta.
NPM : 2115011048
Prodi : S1 Teknik Sipil
Kelas : C
Izin memberikan tanggapan artikel
Artikel diatas memuat tentang revitalisasi pancasila dalam kehidupan multikultural di masa globalisasi dan bela negara.Sebagai pandangan hidup (filsafat) nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai luhur yang digali dari budaya bangsa Pemahaman generasi penerus bangsa tentang pancasila dan empat pilar kebangsaan semakin terdegradasi dan terkikis oleh derasnya nilai – nilai baru yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa
Belum teraktualisasinya nilai dasar Pancasila secara konsisten perlu terus menerus diadakan perubahan, baik dalam arti konseptual maupun operasional.Bagi generasi di masa globalisasi tidak mudah untuk mempertahankan komitmen para founding fathers terdahulu karena lingkungan global berkembangnya pola pikir pola sikap dan pola tindak sangat mempengaruhi. Oleh sebab itu pengimplementasian nilai nilai pancasila di dalam kehidupan pedidikan dimulai sejak awal proses pendidikan sehingga nilai luhur pancasila dapat tertanam dan melekat didalam kehidupan bermasyarakat di masa mendatang.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa.Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.Globalisasi yang didominasi perkembangan teknologi dan informasi telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan saat ini. Di satu sisi, hal ini dapat memberikan kontribusi positif bagi proses pembangunan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Namun disisi lain, teknologi informasi dapat digunakan sebagai sarana melemahkan ketahanan ideologi.Semua potensi ancaman tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan Ketahanan Nasional melalui berbagai cara, antara lain: Pembekalan mental spiritual,Upaya peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) melalui pemahaman dan penghayatan,Pengawasan yang ketat terhadap eksploitasi sumber daya alam,pemerintahan yang bersih dan berwibawa,Untuk menghadapi potensi agresi bersenjata dari luar selain menggunakan unsur kekuatan TNI, tentu saja dapat menggunakan unsur Rakyat Terlatih (Ratih) sesuai dengan doktrin Sistem Pertahanan Semesta.
Nama: Merisa Trisda Yanti
NPM: 2115011129
Kelas: C
Prodi: S1 Teknik Sipil
Menanggapi artikel diatas bahwa dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara sangat mungkin ditemukan adanya masalah yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, solusi yang paling tepat yaitu dengan mengaktualisasikan Pancasila dengan kembali kepada nilai-nilai Pancasila. Misalnya, membumikan pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara terus-menerus dan aktual, menginternalisasi nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan formal maupun nonformal. Pancasila tidak cukup hanya dipelajari, tetapi harus di resapi, dihayati, serta diamalkan dalam kehidupan. Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai .aspek. Negara seolah tanpabatas (borderless), saling tergantung (interdependency) dan saling terhubung (interconected) antara satu negara dengan negara lainnya. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Karena bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Sekian, terima kasih
NPM: 2115011129
Kelas: C
Prodi: S1 Teknik Sipil
Menanggapi artikel diatas bahwa dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara sangat mungkin ditemukan adanya masalah yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, solusi yang paling tepat yaitu dengan mengaktualisasikan Pancasila dengan kembali kepada nilai-nilai Pancasila. Misalnya, membumikan pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara terus-menerus dan aktual, menginternalisasi nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan formal maupun nonformal. Pancasila tidak cukup hanya dipelajari, tetapi harus di resapi, dihayati, serta diamalkan dalam kehidupan. Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai .aspek. Negara seolah tanpabatas (borderless), saling tergantung (interdependency) dan saling terhubung (interconected) antara satu negara dengan negara lainnya. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Karena bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Sekian, terima kasih
Nama : Mochammad Tobarani Elsaddam
NPM : 2115011077
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Izin menanggapi artikel pertemuan ke-6 yaitu REVITALISASI PANCASILA DAN BELA NEGARA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL.
Seiring dengan perjalanan waktu dan sejarah bangsa. Pancasila tengah menghadapi berbagai ujian, baik dari dalam maupun dari luar. Globalisasi dan euphoria reformasi yang sarat dengan semangat perubahan, telah mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak generasi penerus bangsa dalam menyikapi berbagai permasalahan kebangsaan. Pemahaman generasi penerus bangsa terkait nilai – nilai yang terkandung dalam empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Sesanti Bhinneka Tunggal Ika), semakin terdegradasi dan terkikis oleh derasnya nilai – nilai baru yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Ironisnya, sementara nilai – nilai baru ini belum sepenuhnya dipahami dan dimengerti, namun nilai – nilai lama sudah mulai ditinggalkan dan dilupakan. Tanpa disadari, generasi penerus bangsa bergerak semakin menjauh dari Pancasila sebagai jati diri bangsa yang bercirikan semangat persatuan dan kesatuan. Apalagi manakala dikaji perkembangannya secara konstitusional terakhir ini dihadapkan pada situasi yang tidak kondusif sehingga kridibilitasnya menjadi diragukan, diperdebatkan, baik dalam wacana politis maupun akademis.
Jika dilihat untuk saat ini penerapan Pancasila masih jauh dari yang diharapkan, banyak hal yang terjadi sekarang ini menunjukan masih kurangnya penerapan Pancasila. Jadi sebenarnya apa masalah yang menyebabkan Pancasila sulit diterapkan? Ada berbagai hal antara lain globalisasi yang terus menerus menggerus rasa nasionalisme jika tidak diatasi secepatnya, adanya anggapan bahwa Pancasila hanya sebagai simbol dan lambang bukan merupakan ideologi dan cita-cita bangsa, dsb.
Lantas muncul pertanyaan
a. Bagaimanakah revitalisasi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dalam menghadapi arus globalisasi?
b. Bagaimana Pancasila diimplementasikan sebagai model pendidikan karakter, bela negara yang berbasis multikultural?
Revitalisasi Pancasila dapat dimulai dengan menjadikan Pancasila kembali sebagai public discourse, wacana publik. Dengan menjadikan Pancasila sebagai wacana publik, sekaligus dapat dilakukan reassessment, penilaian kembali atas pemaknaan Pancasila selama ini, untuk kemudian menghasilkan pemikiran dan pemaknaan baru. Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Dengan melaksanakan kewajiban bela bangsa tersebut, merupakan bukti dan proses bagi seluruh warga negara untuk menunjukkan kesediaan mereka dalam berbakti pada nusa dan bangsa, serta kesadaran untuk mengorbankan diri guna membela negara. Kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan atau dengan kata lain perlu dilakukan revitalisasi, karena adanya pengaruh globalisasi disegala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pelaksanaan pembelaan negara dapat dilakukan baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme. Contohnya yaitu berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara melalui pendidikan.
Dan muncul lagi Pendidikan Berbasis Multikultural. pendidikan multikultural (multicultural education) merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkan keberagaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu kekuatan untuk membentuk sikap multicultural. Bangsa Indonesia menyadari bahwa kemajemukan etnis/suku/bangsa, ras, sosial, budaya, dan agama, merupakan bagaian yang berbeda satu sama lain, namun demi kepentingan bersama, menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera, keberagaman tersebut menjadi penguat sehingga terintegrasi secara nasional berdasarkan filsafat dan idiologi Pancasila. Pembentukan masyarakat multi-kultural Indonesia yang sehat tidak bisa secara taken for granted atau trial and error. Sebaliknya harus diupayakan secara sistematis, programatis, integrated dan berkesinambungan, dan bahkan perlu percepatan (akselerasi). Salah satu strategi penting dalam mengakselerasikannya adalah pendidikan multi-kultural yang diselenggarakan melalui seluruh lembaga pendidikan, baik formal maupun non-formal, dan bahkan informal dalam masyarakat luas.
Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya.
Sekian
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
NPM : 2115011077
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Izin menanggapi artikel pertemuan ke-6 yaitu REVITALISASI PANCASILA DAN BELA NEGARA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL.
Seiring dengan perjalanan waktu dan sejarah bangsa. Pancasila tengah menghadapi berbagai ujian, baik dari dalam maupun dari luar. Globalisasi dan euphoria reformasi yang sarat dengan semangat perubahan, telah mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak generasi penerus bangsa dalam menyikapi berbagai permasalahan kebangsaan. Pemahaman generasi penerus bangsa terkait nilai – nilai yang terkandung dalam empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Sesanti Bhinneka Tunggal Ika), semakin terdegradasi dan terkikis oleh derasnya nilai – nilai baru yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Ironisnya, sementara nilai – nilai baru ini belum sepenuhnya dipahami dan dimengerti, namun nilai – nilai lama sudah mulai ditinggalkan dan dilupakan. Tanpa disadari, generasi penerus bangsa bergerak semakin menjauh dari Pancasila sebagai jati diri bangsa yang bercirikan semangat persatuan dan kesatuan. Apalagi manakala dikaji perkembangannya secara konstitusional terakhir ini dihadapkan pada situasi yang tidak kondusif sehingga kridibilitasnya menjadi diragukan, diperdebatkan, baik dalam wacana politis maupun akademis.
Jika dilihat untuk saat ini penerapan Pancasila masih jauh dari yang diharapkan, banyak hal yang terjadi sekarang ini menunjukan masih kurangnya penerapan Pancasila. Jadi sebenarnya apa masalah yang menyebabkan Pancasila sulit diterapkan? Ada berbagai hal antara lain globalisasi yang terus menerus menggerus rasa nasionalisme jika tidak diatasi secepatnya, adanya anggapan bahwa Pancasila hanya sebagai simbol dan lambang bukan merupakan ideologi dan cita-cita bangsa, dsb.
Lantas muncul pertanyaan
a. Bagaimanakah revitalisasi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dalam menghadapi arus globalisasi?
b. Bagaimana Pancasila diimplementasikan sebagai model pendidikan karakter, bela negara yang berbasis multikultural?
Revitalisasi Pancasila dapat dimulai dengan menjadikan Pancasila kembali sebagai public discourse, wacana publik. Dengan menjadikan Pancasila sebagai wacana publik, sekaligus dapat dilakukan reassessment, penilaian kembali atas pemaknaan Pancasila selama ini, untuk kemudian menghasilkan pemikiran dan pemaknaan baru. Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Dengan melaksanakan kewajiban bela bangsa tersebut, merupakan bukti dan proses bagi seluruh warga negara untuk menunjukkan kesediaan mereka dalam berbakti pada nusa dan bangsa, serta kesadaran untuk mengorbankan diri guna membela negara. Kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan atau dengan kata lain perlu dilakukan revitalisasi, karena adanya pengaruh globalisasi disegala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pelaksanaan pembelaan negara dapat dilakukan baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme. Contohnya yaitu berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara melalui pendidikan.
Dan muncul lagi Pendidikan Berbasis Multikultural. pendidikan multikultural (multicultural education) merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkan keberagaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu kekuatan untuk membentuk sikap multicultural. Bangsa Indonesia menyadari bahwa kemajemukan etnis/suku/bangsa, ras, sosial, budaya, dan agama, merupakan bagaian yang berbeda satu sama lain, namun demi kepentingan bersama, menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera, keberagaman tersebut menjadi penguat sehingga terintegrasi secara nasional berdasarkan filsafat dan idiologi Pancasila. Pembentukan masyarakat multi-kultural Indonesia yang sehat tidak bisa secara taken for granted atau trial and error. Sebaliknya harus diupayakan secara sistematis, programatis, integrated dan berkesinambungan, dan bahkan perlu percepatan (akselerasi). Salah satu strategi penting dalam mengakselerasikannya adalah pendidikan multi-kultural yang diselenggarakan melalui seluruh lembaga pendidikan, baik formal maupun non-formal, dan bahkan informal dalam masyarakat luas.
Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya.
Sekian
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Nama : Fathan Naufal Ahsan
NPM : 2115011108
Jurusan : Teknik Sipil
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Izin menanggapi artikel tersebut
Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisi- definisi filsafat dapat kita simpulkan, maka Pancasila itu ialah usaha pemikiran manusia Indonesia untuk mencari kebenaran, kemudian sampai mendekati atau menanggap sebagai suatu kesanggupan yang digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu.
Bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepenting-an militer semata tetapi kepentingan seluruh bangsa Indonesia.
Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi.
Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
NPM : 2115011108
Jurusan : Teknik Sipil
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Izin menanggapi artikel tersebut
Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisi- definisi filsafat dapat kita simpulkan, maka Pancasila itu ialah usaha pemikiran manusia Indonesia untuk mencari kebenaran, kemudian sampai mendekati atau menanggap sebagai suatu kesanggupan yang digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu.
Bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepenting-an militer semata tetapi kepentingan seluruh bangsa Indonesia.
Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi.
Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama : Gabriel Purba
NPM : 2115011099
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
izin memberi tanggapan pada artikel diatas
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultur (majemuk dan plural) serta memiliki kebhinekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Perjuangan panjang bangsa untuk bersatu, diwarnai oleh perjuangan fisik yang panjang dari generasi pendahulu bangsa untuk merdeka. Kondisi keberagaman masyarakat dan budaya, secara positif menggambarkan kekayaan potensi sebuah masyarakat yang bertipe pluralis, namun secara negatif orang merasa tidak nyaman karena tidak saling mengenal budaya orang lain. Setiap etnik atau ras cenderung mempunyai semangat dan ideologi yang etnosentris, yang menyatakan bahwa kelompoknya lebih superior daripada kelompok etnik atau ras lain.
Jika dilihat untuk saat ini penerapan Pancasila masih jauh dari yang diharapkan masih banyak aliranaliran atau sekte-sekte yang menyesatkan yang tidak sesuai dengan sila ke-1, masih banyak masalah sosial, antara lain mengenai keadilan. Keadilan seolah-olah tidak berlaku untuk orang-orang kalangan atas, yang dimana hal ini menimbulkan kesenjangan sosial yang cukup dalam dan masih banyak lagi hal-hal lain yang menunjukan
masih kurangnya penerapan Pancasila.
Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi.
Bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepenting-an militer semata
tetapi kepentingan seluruh bangsa Indonesia. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
NPM : 2115011099
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
izin memberi tanggapan pada artikel diatas
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultur (majemuk dan plural) serta memiliki kebhinekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Perjuangan panjang bangsa untuk bersatu, diwarnai oleh perjuangan fisik yang panjang dari generasi pendahulu bangsa untuk merdeka. Kondisi keberagaman masyarakat dan budaya, secara positif menggambarkan kekayaan potensi sebuah masyarakat yang bertipe pluralis, namun secara negatif orang merasa tidak nyaman karena tidak saling mengenal budaya orang lain. Setiap etnik atau ras cenderung mempunyai semangat dan ideologi yang etnosentris, yang menyatakan bahwa kelompoknya lebih superior daripada kelompok etnik atau ras lain.
Jika dilihat untuk saat ini penerapan Pancasila masih jauh dari yang diharapkan masih banyak aliranaliran atau sekte-sekte yang menyesatkan yang tidak sesuai dengan sila ke-1, masih banyak masalah sosial, antara lain mengenai keadilan. Keadilan seolah-olah tidak berlaku untuk orang-orang kalangan atas, yang dimana hal ini menimbulkan kesenjangan sosial yang cukup dalam dan masih banyak lagi hal-hal lain yang menunjukan
masih kurangnya penerapan Pancasila.
Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi.
Bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepenting-an militer semata
tetapi kepentingan seluruh bangsa Indonesia. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Nama : Muhammad Ilham
NPM : 2115011087
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin menanggapi artikel diatas yang berjudul Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara Dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaranan Berbasis Multikultural.
Artikel tersebut berisi tentang Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila kedalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah suatu keharusan agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecah masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya agar kelangsungan hayati bengsanya tetap terjaga. Salah satu contohnya adalah dengan menerapkan sikap bela negara,
Bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepentingan militer semata tetapi kepentingan seluruh bangsa Indonesia.
Dalam pelaksanaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun nonfisik.
Sekian tanggapan dari saya, terima kasih. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Nama : Muhammad Ilham
NPM : 2115011087
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin menanggapi artikel diatas yang berjudul Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara Dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaranan Berbasis Multikultural.
Artikel tersebut berisi tentang Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila kedalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah suatu keharusan agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecah masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya agar kelangsungan hayati bengsanya tetap terjaga. Salah satu contohnya adalah dengan menerapkan sikap bela negara,
Bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepentingan militer semata tetapi kepentingan seluruh bangsa Indonesia.
Dalam pelaksanaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun nonfisik.
Sekian tanggapan dari saya, terima kasih. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Izin memperkenalkan diri,
Nama : Cintia Febriani
NPM : 2115011017
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Berdasarkan artikel diatas, saya memiliki beberapa tanggapan mengenai topik yang dibahas pada artikel tersebut.
Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara merupakan suatu keharusan. Di mana tujuannya agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya, yaitu memberikan pedoman dalam pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai aspek. Negara seolah tanpa batas (borderless), saling tergantung (interdependency) dan saling terhubung (interconected) antara satu negara dengan negara lainnya. Di mana saat ini, tidak ada satupun negara di dunia yang mampu berdiri sendiri dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan warganya.
Dalam pelaksanaan bela negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Sekian tanggapan dari saya, terimakasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Izin memperkenalkan diri,
Nama : Cintia Febriani
NPM : 2115011017
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Berdasarkan artikel diatas, saya memiliki beberapa tanggapan mengenai topik yang dibahas pada artikel tersebut.
Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara merupakan suatu keharusan. Di mana tujuannya agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya, yaitu memberikan pedoman dalam pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai aspek. Negara seolah tanpa batas (borderless), saling tergantung (interdependency) dan saling terhubung (interconected) antara satu negara dengan negara lainnya. Di mana saat ini, tidak ada satupun negara di dunia yang mampu berdiri sendiri dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan warganya.
Dalam pelaksanaan bela negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Sekian tanggapan dari saya, terimakasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Muhammad Rizki Hamdani
NPM : 2115011089
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Dalam artikel tersebut menjelaskan bahwa Bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepenting-an militer semata tetapi kepentingan seluruh
bangsa Indonesia. Di era Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai aspek, amatlah penting membela negara kita tercinta. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik.
Sekian tanggapan dari saya, terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
NPM : 2115011089
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Dalam artikel tersebut menjelaskan bahwa Bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepenting-an militer semata tetapi kepentingan seluruh
bangsa Indonesia. Di era Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai aspek, amatlah penting membela negara kita tercinta. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik.
Sekian tanggapan dari saya, terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Nama : Sri Annisa Maharani
NPM : 2155011007
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin memberi tanggapan pada artikel diatas
Dalam artikel tadi menjelaskan perihal bagaimana pancasila bisa membuahkan sesuatu atau perbuatan yang sangat penting dalam menyikapi serta menghadapi tantangan dunia terutama pada bidang multikultural perilaku dan bela negara. dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara merupakan suatu keharusan, supaya Pancasila permanen selalu relevan dalam manfaatnya menyampaikan panduan bagi pengambilan kebijaksanaan serta pemecahan masalah pada kehidupan berbangsa dan bernegara. supaya loyalitas masyarakat warga dan rakyat negara terhadap Pancasila permanen tinggi. Setiap rakyat negara wajib mempertahankan negaranya agar kelangsungan hayati bangsanya tetap terpelihara. untuk mempertahankan negara sangat dipengaruhi sang perilaku dan sikap setiap masyarakat negaranya. Jika rakyat negara bersifat aktif serta peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hayati bangsa akan permanen terpelihara. sebaiknya Jika masyarakat negara tidak peduli terhadap duduk perkara yg dihadapi bangsanya kelangsungan hayati bangsa akan terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar.
Bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepenting-an militer semata tetapi kepentingan seluruh bangsa Indonesia.
Terimakasih
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Nama : Sri Annisa Maharani
NPM : 2155011007
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin memberi tanggapan pada artikel diatas
Dalam artikel tadi menjelaskan perihal bagaimana pancasila bisa membuahkan sesuatu atau perbuatan yang sangat penting dalam menyikapi serta menghadapi tantangan dunia terutama pada bidang multikultural perilaku dan bela negara. dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara merupakan suatu keharusan, supaya Pancasila permanen selalu relevan dalam manfaatnya menyampaikan panduan bagi pengambilan kebijaksanaan serta pemecahan masalah pada kehidupan berbangsa dan bernegara. supaya loyalitas masyarakat warga dan rakyat negara terhadap Pancasila permanen tinggi. Setiap rakyat negara wajib mempertahankan negaranya agar kelangsungan hayati bangsanya tetap terpelihara. untuk mempertahankan negara sangat dipengaruhi sang perilaku dan sikap setiap masyarakat negaranya. Jika rakyat negara bersifat aktif serta peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hayati bangsa akan permanen terpelihara. sebaiknya Jika masyarakat negara tidak peduli terhadap duduk perkara yg dihadapi bangsanya kelangsungan hayati bangsa akan terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar.
Bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepenting-an militer semata tetapi kepentingan seluruh bangsa Indonesia.
Terimakasih
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Izin memperkenalkan diri
Nama : Fikri Ramadhan
Npm : 2155011008
Prodi : S1 Teknik Sipil
Hal yang saya dapat setelah membaca artikel diatas adalah :
Eksistensi ideologi oleh berbagai ahli biasanya dituntut untuk memperlihatkan sifat yang
terbuka dan bukan tertutup. Asshiddiqie (2006) menjelaskan ciri dari dua tipe ideologi, pertama,
ideologi tertutup diartikan sebagai ajaran yang kebenarannya tidak boleh dipersoalkan lagi, tidak
hanya menentukan kebenaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar saja tetapi menentukan hal-hal
yang bersifat konkret operasional, dan tidak bersumber dari masyarakat melainkan dari pikiran
elite yang dipropagandakan kepada masyarakat. Sementara itu, ideologi terbuka adalah hanya berisi orientasi dasar, sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan norma sosial
politik selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan prinsip moral yang berkembang di
masyarakat (Asshiddiqie, 2006). Ideologi Pancasila berdasarkan pembedaan tipe ideologi tersebut,
termasuk ke dalam jenis ideologi terbuka, setidaknya karena nilai-nilainya bersumber dari
masyarakat Indonesia sendiri dan bukan pikiran elite yang dipropagandakan. Pancasila merupakan
kristalisasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan keagamaan
masyarakat
Dimensi globalisasi dengan sajian nilai transnasional antara lain dalam bentuk paham
sekularisme, individualism, liberalism, radikalisme, individualisme, kapitalisme, komunisme,
sosialisme, fundamentalisme, pemerintahan khilafah, dan hegemoni sektarianisme dalam
mekanismenya mempengaruhi corak berpikir serta berperilaku masyakat melalui proses interaksi
dan tarik-menarik dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam sila-sila ideologi Pancasila. Kondisi
tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga negara sehingga terdapat
aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama sebagaimana diamanatkan di dalam
ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik
pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama
dalam konteks keindonesiaan, membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu
kohesivitas dan integrasi bangsa.
Negara kemudian hadir dalam perannya yang secara konsisten dan tegas dalam merawat
nilai bersama melalui pengeluaran kebijakan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila dan menganulir
kebijakan di daerah yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, pemberdayaan aparatur sesuai
fungsi, pembentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, sosialisasi nilai, perangkulan organisasi
social kemasyarakatan, dan juga penegakan/sanksi hukum. Peran negara tersebut didukung oleh
masyarakat Indonesia dan termasuk di dalamnya direpresentasikan organisasi social
kemasyarakatan. Dukungan tersebut menjadi bukti bahwa disadari nilai-nilai Pancasila adalah
bersifat terbuka dan merupakan nilai bersama serta bukan kerangka propaganda pemimpin
pemerintahan. Peran pemerintah tersebut meski belum dapat langsung mengakselerasi
masyarakat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ideologi secara lebih signifikan, namun telah
berimplikasi pada timbulnya persepsi positif masyarakat atas penguatan serta hadirnya negara,
dan selain itu dapat meredam eskalasi dan kegiatan yang menjurus pada perilaku yang menonjolkan sentiment primordial.
Sekian
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Izin memperkenalkan diri
Nama : Fikri Ramadhan
Npm : 2155011008
Prodi : S1 Teknik Sipil
Hal yang saya dapat setelah membaca artikel diatas adalah :
Eksistensi ideologi oleh berbagai ahli biasanya dituntut untuk memperlihatkan sifat yang
terbuka dan bukan tertutup. Asshiddiqie (2006) menjelaskan ciri dari dua tipe ideologi, pertama,
ideologi tertutup diartikan sebagai ajaran yang kebenarannya tidak boleh dipersoalkan lagi, tidak
hanya menentukan kebenaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar saja tetapi menentukan hal-hal
yang bersifat konkret operasional, dan tidak bersumber dari masyarakat melainkan dari pikiran
elite yang dipropagandakan kepada masyarakat. Sementara itu, ideologi terbuka adalah hanya berisi orientasi dasar, sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan norma sosial
politik selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan prinsip moral yang berkembang di
masyarakat (Asshiddiqie, 2006). Ideologi Pancasila berdasarkan pembedaan tipe ideologi tersebut,
termasuk ke dalam jenis ideologi terbuka, setidaknya karena nilai-nilainya bersumber dari
masyarakat Indonesia sendiri dan bukan pikiran elite yang dipropagandakan. Pancasila merupakan
kristalisasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan keagamaan
masyarakat
Dimensi globalisasi dengan sajian nilai transnasional antara lain dalam bentuk paham
sekularisme, individualism, liberalism, radikalisme, individualisme, kapitalisme, komunisme,
sosialisme, fundamentalisme, pemerintahan khilafah, dan hegemoni sektarianisme dalam
mekanismenya mempengaruhi corak berpikir serta berperilaku masyakat melalui proses interaksi
dan tarik-menarik dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam sila-sila ideologi Pancasila. Kondisi
tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga negara sehingga terdapat
aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama sebagaimana diamanatkan di dalam
ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara. Meski hanya sebagian kecil saja dari praktik
pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama
dalam konteks keindonesiaan, membawa dampak yang dapat berpengaruh serta mengganggu
kohesivitas dan integrasi bangsa.
Negara kemudian hadir dalam perannya yang secara konsisten dan tegas dalam merawat
nilai bersama melalui pengeluaran kebijakan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila dan menganulir
kebijakan di daerah yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, pemberdayaan aparatur sesuai
fungsi, pembentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, sosialisasi nilai, perangkulan organisasi
social kemasyarakatan, dan juga penegakan/sanksi hukum. Peran negara tersebut didukung oleh
masyarakat Indonesia dan termasuk di dalamnya direpresentasikan organisasi social
kemasyarakatan. Dukungan tersebut menjadi bukti bahwa disadari nilai-nilai Pancasila adalah
bersifat terbuka dan merupakan nilai bersama serta bukan kerangka propaganda pemimpin
pemerintahan. Peran pemerintah tersebut meski belum dapat langsung mengakselerasi
masyarakat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ideologi secara lebih signifikan, namun telah
berimplikasi pada timbulnya persepsi positif masyarakat atas penguatan serta hadirnya negara,
dan selain itu dapat meredam eskalasi dan kegiatan yang menjurus pada perilaku yang menonjolkan sentiment primordial.
Sekian
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Nama: Abdi Ghiffari Arifin
NPM: 2115011068
Kelas: C
Prodi: S1 Teknik Sipil
Izin untuk menanggapi artikel
Pada artikel di atas dijelas mengenai tantangan-tantangan yang ada pada saat globalisasi, yang mana dibutuhkan peran negara dan pelaksanaan dari nilai-nilai yang terkandung pada pancasila sebagai ideologi negara. Ideologi negara sebagai perangkat gagasan atau konsep berpikir negara adalah sebagai tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara. Ideologi tersebut pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang disepakati bersama untuk dijadikan pedoman dalam bersikap dan berperilaku sebagai identitas negara serta seluruh warga negara, oleh karena itu dalam melaksanakan segala sesuatu kita harus selalu bersandar pada Pancasila dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada.
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini
adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri
warga negara. Warga negara di dalam memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor
yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta
kondisi lingkungan.
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari
keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka
menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin
banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang
akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya (Marpaung, 2018). Di dalam implementasinya, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan
sekarang ini, berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah
masyarakat.
Dimensi globalisasi dengan sajian nilai transnasional antara lain dalam bentuk paham
sekularisme, individualism, liberalism, radikalisme, individualisme, kapitalisme, komunisme,
sosialisme, fundamentalisme, pemerintahan khilafah, dan hegemoni sektarianisme dalam
mekanismenya mempengaruhi corak berpikir serta berperilaku masyakat melalui proses interaksi
dan tarik-menarik dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam sila-sila ideologi Pancasila. Negara kemudian hadir dalam perannya yang secara konsisten dan tegas dalam merawat
nilai bersama melalui pengeluaran kebijakan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila dan menganulir
kebijakan di daerah yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
Nama: Abdi Ghiffari Arifin
NPM: 2115011068
Kelas: C
Prodi: S1 Teknik Sipil
Izin untuk menanggapi artikel
Pada artikel di atas dijelas mengenai tantangan-tantangan yang ada pada saat globalisasi, yang mana dibutuhkan peran negara dan pelaksanaan dari nilai-nilai yang terkandung pada pancasila sebagai ideologi negara. Ideologi negara sebagai perangkat gagasan atau konsep berpikir negara adalah sebagai tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara. Ideologi tersebut pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang disepakati bersama untuk dijadikan pedoman dalam bersikap dan berperilaku sebagai identitas negara serta seluruh warga negara, oleh karena itu dalam melaksanakan segala sesuatu kita harus selalu bersandar pada Pancasila dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada.
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini
adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri
warga negara. Warga negara di dalam memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor
yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta
kondisi lingkungan.
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari
keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka
menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin
banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang
akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya (Marpaung, 2018). Di dalam implementasinya, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan
sekarang ini, berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah
masyarakat.
Dimensi globalisasi dengan sajian nilai transnasional antara lain dalam bentuk paham
sekularisme, individualism, liberalism, radikalisme, individualisme, kapitalisme, komunisme,
sosialisme, fundamentalisme, pemerintahan khilafah, dan hegemoni sektarianisme dalam
mekanismenya mempengaruhi corak berpikir serta berperilaku masyakat melalui proses interaksi
dan tarik-menarik dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam sila-sila ideologi Pancasila. Negara kemudian hadir dalam perannya yang secara konsisten dan tegas dalam merawat
nilai bersama melalui pengeluaran kebijakan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila dan menganulir
kebijakan di daerah yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
Nama : Fauzan Rizki Setiawan
NPM : 2115011098
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin memberi tanggapan pada artikel diatas
artikel tersebut menjelaskan tentang bagaimana pancasila dapat menjadikan sesuatu atau perbuatan yang sangat penting dalam menyikapi dan menghadapi tantangan global terutama pada bidang multikultural sikap dan bela negara. Dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi. Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Jika warga negara bersifat aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hidup bangsa akan tetap terpelihara. Sebaiknya jika warga negara tidak peduli terhadap persoalan yang dihadapi bangsanya kelangsungan hidup bangsa akan terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar. Bangsa Indonesia menyadari bahwa kemajemukan etnis/suku/bangsa, ras, sosial, budaya, dan agama, merupakan bagaian yang berbeda satu sama lain, namun demi kepentingan bersama, menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera, keberagaman tersebut menjadi penguat sehingga terintegrasi secara nasional berdasarkan filsafat dan idiologi Pancasila. Kemajemukan yang terintegrasi secara nasional menjadikan kondisi potensi nasional yang dilandasi nilai-nilai ke BhinnekaTunggal Ika-an sebagai landasan dan pedoman dalam mewujudkan stabilitas nasional dan ketahanan nasional diharapkan menjadi kekuatan dengan segala aspek yang ada didalamnya. Untuk itulah, aktualisasi pemahaman nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika yang termaktub dalam Pancasila sebagai filsafat dan dasar negara perlu dipahami dan dikembangkan serta diimplementasikan dalam kehidupan sosial, karena nilainilai yang terkandung dalam keBhinneka Tunggal Ika-an mempunyai fungsi sebagai motivasi dan rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pembekalan mental spiritual dan peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan normanorma kehidupan bangsa Indonesia.
Sekian tanggapan dari saya, terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
NPM : 2115011098
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin memberi tanggapan pada artikel diatas
artikel tersebut menjelaskan tentang bagaimana pancasila dapat menjadikan sesuatu atau perbuatan yang sangat penting dalam menyikapi dan menghadapi tantangan global terutama pada bidang multikultural sikap dan bela negara. Dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi. Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Jika warga negara bersifat aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hidup bangsa akan tetap terpelihara. Sebaiknya jika warga negara tidak peduli terhadap persoalan yang dihadapi bangsanya kelangsungan hidup bangsa akan terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar. Bangsa Indonesia menyadari bahwa kemajemukan etnis/suku/bangsa, ras, sosial, budaya, dan agama, merupakan bagaian yang berbeda satu sama lain, namun demi kepentingan bersama, menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera, keberagaman tersebut menjadi penguat sehingga terintegrasi secara nasional berdasarkan filsafat dan idiologi Pancasila. Kemajemukan yang terintegrasi secara nasional menjadikan kondisi potensi nasional yang dilandasi nilai-nilai ke BhinnekaTunggal Ika-an sebagai landasan dan pedoman dalam mewujudkan stabilitas nasional dan ketahanan nasional diharapkan menjadi kekuatan dengan segala aspek yang ada didalamnya. Untuk itulah, aktualisasi pemahaman nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika yang termaktub dalam Pancasila sebagai filsafat dan dasar negara perlu dipahami dan dikembangkan serta diimplementasikan dalam kehidupan sosial, karena nilainilai yang terkandung dalam keBhinneka Tunggal Ika-an mempunyai fungsi sebagai motivasi dan rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pembekalan mental spiritual dan peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan normanorma kehidupan bangsa Indonesia.
Sekian tanggapan dari saya, terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Farrel Fawwaz Alfatih
NPM : 2115011119
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Pada artikel di atas dijelas mengenai tantangan-tantangan yang ada pada saat globalisasi, yang mana dibutuhkan peran negara dan pelaksanaan dari nilai-nilai yang terkandung pada pancasila sebagai ideologi negara. Ideologi negara sebagai perangkat gagasan atau konsep berpikir negara adalah sebagai tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara. Ideologi tersebut pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang disepakati bersama untuk dijadikan pedoman dalam bersikap dan berperilaku sebagai identitas negara serta seluruh warga negara, oleh karena itu dalam melaksanakan segala sesuatu kita harus selalu bersandar pada Pancasila dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada.
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini
adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri
warga negara. Warga negara di dalam memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor
yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta
kondisi lingkungan.
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari
keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka
menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin
banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang
akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya (Marpaung, 2018). Di dalam implementasinya, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan
sekarang ini, berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah
masyarakat.
NPM : 2115011119
Kelas : C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Pada artikel di atas dijelas mengenai tantangan-tantangan yang ada pada saat globalisasi, yang mana dibutuhkan peran negara dan pelaksanaan dari nilai-nilai yang terkandung pada pancasila sebagai ideologi negara. Ideologi negara sebagai perangkat gagasan atau konsep berpikir negara adalah sebagai tatanan nilai yang diharapkan dapat diaktualisasi dengan baik oleh negara yang direpresentasikan oleh pemerintah dan juga oleh warga negara. Ideologi tersebut pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang disepakati bersama untuk dijadikan pedoman dalam bersikap dan berperilaku sebagai identitas negara serta seluruh warga negara, oleh karena itu dalam melaksanakan segala sesuatu kita harus selalu bersandar pada Pancasila dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada.
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi sejauh ini
adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri
warga negara. Warga negara di dalam memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor
yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta
kondisi lingkungan.
Peran negara tentu direpresentasikan oleh pemerintah. Negara adalah lanjutan dari
keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka
menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas pergaulan manusia serta semakin
banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada suatu organisasi negara yang
akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya (Marpaung, 2018). Di dalam implementasinya, negara di era reformasi ini terutama di masa pemerintahan
sekarang ini, berupaya hadir dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah
masyarakat.
Nama : Keisya Nia Agustin
NPM : 2115011107
Prodi : S1 Teknik Sipil
Assamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Izin menanggapi artikel mengenai "Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural",
Revitalisasi Nilai Dasar Pancasila Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
Pada dasarnya semua bangsa di dunia, memiliki latar belakang sejarah, budaya, dan peradaban yang dijiwai oleh sistem nilai dan filsafat, baik nilai-nilai moral keagamaan (theisme-religious) maupun nilai non religious (sekular, atheisme). Tegasnya, setiap bangsa senantiasa menegakkan nilai-nilai peradabannya dengan dijiwai, dilandasi, dan dipandu oleh nilai - nilai religious atau non-religious. Demikian pula halnya dengan bangsa Indonesia yang majemuk dan multikultur, kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara diwarnai oleh adanya keyakinan agama dan kepercayaan yang kuat.
Ada beberapa kenyataan yang dapat menjadi landasan bagi bangsa Indonesia dalam memperbaiki kehidupannya, seperti :
1. Adanya nilai-nilai luhur yang berakar pada pandangan hidup bangsa Indonesia;
2. Adanya kekayaan yang belum dikelola secara optimal;
3. Adanya kemauan politik untuk memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Selain itu juga pancasila mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan bangsa sebagai berikut :
a. Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik
b. Implementasi Pancasila dalam Bidang Ekonomi
c. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial dan Budaya
d. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan.
Revitalisasi Pancasila dapat dimulai dengan menjadikan Pancasila kembali sebagai public discourse, wacana publik. Dengan menjadikan Pancasila sebagai wacana publik, sekaligus dapat dilakukan reassessment, penilaian kembali atas pemaknaan Pancasila selama ini, untuk kemudian menghasilkan pemikiran dan pemaknaan baru. Dengan demikian, menjadikan Pancasila sebagai wacana publik merupakan tahap awal krusial untuk pengembangan kembali Pancasila sebagai ideologi terbuka, yang dapat dimaknai secara terus menerus, sehingga tetap relevan dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan atau dengan kata lain perlu dilakukan revitalisasi, karena adanya pengaruh globalisasi disegala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara asumsinya diantaranya adalah :
a. Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya, terutama kebudayaan daerah yang beraneka ragam.
b. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar.
c. Adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum yang berlaku.
d. Mencegah dan memberantas korupsi.
e. Meningkatkan kualitas perilaku kehidupan beragama.
Dimensi Pancasila dan Pendekatan Pendidikan Berbasis Multikultural
Istilah "pendidikan multikultural" (multicultural education) dapat digunakan baik pada tingkat deskriptif dan normatif, yang menggambarkan isu-isu dan masalah-masalah pendidikan berkaitan dengan masyarakat multikultural. Dalam konteks deskriptif dan normatif ini, maka kurikulum pendidikan multikultural mestilah mencakup subyek-subyek seperti; toleransi; tema - tema tentang perbedaan ethno-kultural, dan agama; bahaya diskriminasi; penyelesaian konflik dan mediasi; HAM; demokrasi dan pluralitas; kemanusiaan universal, dan subyek-subyek lain yang relevan.
Sekian tanggapan dari saya mengenai artikel yang diberikan,
Terima kasih,
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
NPM : 2115011107
Prodi : S1 Teknik Sipil
Assamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Izin menanggapi artikel mengenai "Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural",
Revitalisasi Nilai Dasar Pancasila Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
Pada dasarnya semua bangsa di dunia, memiliki latar belakang sejarah, budaya, dan peradaban yang dijiwai oleh sistem nilai dan filsafat, baik nilai-nilai moral keagamaan (theisme-religious) maupun nilai non religious (sekular, atheisme). Tegasnya, setiap bangsa senantiasa menegakkan nilai-nilai peradabannya dengan dijiwai, dilandasi, dan dipandu oleh nilai - nilai religious atau non-religious. Demikian pula halnya dengan bangsa Indonesia yang majemuk dan multikultur, kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara diwarnai oleh adanya keyakinan agama dan kepercayaan yang kuat.
Ada beberapa kenyataan yang dapat menjadi landasan bagi bangsa Indonesia dalam memperbaiki kehidupannya, seperti :
1. Adanya nilai-nilai luhur yang berakar pada pandangan hidup bangsa Indonesia;
2. Adanya kekayaan yang belum dikelola secara optimal;
3. Adanya kemauan politik untuk memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Selain itu juga pancasila mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan bangsa sebagai berikut :
a. Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik
b. Implementasi Pancasila dalam Bidang Ekonomi
c. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial dan Budaya
d. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan.
Revitalisasi Pancasila dapat dimulai dengan menjadikan Pancasila kembali sebagai public discourse, wacana publik. Dengan menjadikan Pancasila sebagai wacana publik, sekaligus dapat dilakukan reassessment, penilaian kembali atas pemaknaan Pancasila selama ini, untuk kemudian menghasilkan pemikiran dan pemaknaan baru. Dengan demikian, menjadikan Pancasila sebagai wacana publik merupakan tahap awal krusial untuk pengembangan kembali Pancasila sebagai ideologi terbuka, yang dapat dimaknai secara terus menerus, sehingga tetap relevan dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan atau dengan kata lain perlu dilakukan revitalisasi, karena adanya pengaruh globalisasi disegala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara asumsinya diantaranya adalah :
a. Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya, terutama kebudayaan daerah yang beraneka ragam.
b. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar.
c. Adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum yang berlaku.
d. Mencegah dan memberantas korupsi.
e. Meningkatkan kualitas perilaku kehidupan beragama.
Dimensi Pancasila dan Pendekatan Pendidikan Berbasis Multikultural
Istilah "pendidikan multikultural" (multicultural education) dapat digunakan baik pada tingkat deskriptif dan normatif, yang menggambarkan isu-isu dan masalah-masalah pendidikan berkaitan dengan masyarakat multikultural. Dalam konteks deskriptif dan normatif ini, maka kurikulum pendidikan multikultural mestilah mencakup subyek-subyek seperti; toleransi; tema - tema tentang perbedaan ethno-kultural, dan agama; bahaya diskriminasi; penyelesaian konflik dan mediasi; HAM; demokrasi dan pluralitas; kemanusiaan universal, dan subyek-subyek lain yang relevan.
Sekian tanggapan dari saya mengenai artikel yang diberikan,
Terima kasih,
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama : Aisyah Nabil Athirah
NPM : 2115011007
Prodi : S1 Teknik Sipil
Assamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Izin menanggapi artikel mengenai "Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural",
Revitalisasi Nilai Dasar Pancasila Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
Pada dasarnya semua bangsa di dunia, memiliki latar belakang sejarah, budaya, dan peradaban yang dijiwai oleh sistem nilai dan filsafat, baik nilai-nilai moral keagamaan (theisme-religious) maupun nilai non religious (sekular, atheisme). Tegasnya, setiap bangsa senantiasa menegakkan nilai-nilai peradabannya dengan dijiwai, dilandasi, dan dipandu oleh nilai - nilai religious atau non-religious. Demikian pula halnya dengan bangsa Indonesia yang majemuk dan multikultur, kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara diwarnai oleh adanya keyakinan agama dan kepercayaan yang kuat.
Ada beberapa kenyataan yang dapat menjadi landasan bagi bangsa Indonesia dalam memperbaiki kehidupannya, seperti :
1. Adanya nilai-nilai luhur yang berakar pada pandangan hidup bangsa Indonesia;
2. Adanya kekayaan yang belum dikelola secara optimal;
3. Adanya kemauan politik untuk memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Selain itu juga pancasila mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan bangsa sebagai berikut :
a. Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik
b. Implementasi Pancasila dalam Bidang Ekonomi
c. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial dan Budaya
d. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan.
Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan atau dengan kata lain perlu dilakukan revitalisasi, karena adanya pengaruh globalisasi disegala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara asumsinya diantaranya adalah :
a. Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya, terutama kebudayaan daerah yang beraneka ragam.
b. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar.
c. Adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum yang berlaku.
d. Mencegah dan memberantas korupsi.
e. Meningkatkan kualitas perilaku kehidupan beragama.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
NPM : 2115011007
Prodi : S1 Teknik Sipil
Assamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Izin menanggapi artikel mengenai "Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural",
Revitalisasi Nilai Dasar Pancasila Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
Pada dasarnya semua bangsa di dunia, memiliki latar belakang sejarah, budaya, dan peradaban yang dijiwai oleh sistem nilai dan filsafat, baik nilai-nilai moral keagamaan (theisme-religious) maupun nilai non religious (sekular, atheisme). Tegasnya, setiap bangsa senantiasa menegakkan nilai-nilai peradabannya dengan dijiwai, dilandasi, dan dipandu oleh nilai - nilai religious atau non-religious. Demikian pula halnya dengan bangsa Indonesia yang majemuk dan multikultur, kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara diwarnai oleh adanya keyakinan agama dan kepercayaan yang kuat.
Ada beberapa kenyataan yang dapat menjadi landasan bagi bangsa Indonesia dalam memperbaiki kehidupannya, seperti :
1. Adanya nilai-nilai luhur yang berakar pada pandangan hidup bangsa Indonesia;
2. Adanya kekayaan yang belum dikelola secara optimal;
3. Adanya kemauan politik untuk memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Selain itu juga pancasila mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan bangsa sebagai berikut :
a. Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik
b. Implementasi Pancasila dalam Bidang Ekonomi
c. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial dan Budaya
d. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan.
Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan atau dengan kata lain perlu dilakukan revitalisasi, karena adanya pengaruh globalisasi disegala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara asumsinya diantaranya adalah :
a. Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya, terutama kebudayaan daerah yang beraneka ragam.
b. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar.
c. Adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum yang berlaku.
d. Mencegah dan memberantas korupsi.
e. Meningkatkan kualitas perilaku kehidupan beragama.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama : Aldo Tri Prabowo
NPM : 2115011029
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin menanggapi pertemuan ke-6,
Pengubahan nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara harus selalu dikaitkan dengan peran Pancasila dalam memberikan pedoman pengambilan kebijakan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Akibatnya, loyalitas warga negara kepada warga negara dan Pancasila tetap tinggi. Semua warga negara berkewajiban untuk melindungi negaranya agar dapat bertahan hidup. Kekuatan bela negara terutama ditentukan oleh sikap dan tindakan seluruh warga negara. Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi telah mengubah pola hubungan antar bangsa dalam banyak hal. Negara seolah tanpabatas (borderless), saling tergantung (interdependency) dan saling terhubung (interconected) antara satu negara dengan negara lainnya. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pertahanan fisik nasional melibatkan pertempuran senjata jika terjadi serangan asing terhadap kedaulatan negara. Kekuatan pertahanan negara non fisik dipahami sebagai segala upaya untuk menjaga kedaulatan bangsa dan negara melalui kebangkitan nasionalisme.
Terimakasih
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
NPM : 2115011029
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin menanggapi pertemuan ke-6,
Pengubahan nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara harus selalu dikaitkan dengan peran Pancasila dalam memberikan pedoman pengambilan kebijakan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Akibatnya, loyalitas warga negara kepada warga negara dan Pancasila tetap tinggi. Semua warga negara berkewajiban untuk melindungi negaranya agar dapat bertahan hidup. Kekuatan bela negara terutama ditentukan oleh sikap dan tindakan seluruh warga negara. Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi telah mengubah pola hubungan antar bangsa dalam banyak hal. Negara seolah tanpabatas (borderless), saling tergantung (interdependency) dan saling terhubung (interconected) antara satu negara dengan negara lainnya. Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pertahanan fisik nasional melibatkan pertempuran senjata jika terjadi serangan asing terhadap kedaulatan negara. Kekuatan pertahanan negara non fisik dipahami sebagai segala upaya untuk menjaga kedaulatan bangsa dan negara melalui kebangkitan nasionalisme.
Terimakasih
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh