Diskusi

Diskusi

Number of replies: 9

Coba kemukakan disini pandangan-pandangan anda tentang urgensi pengembangan keterampilan sosial di era 4.0 dan bagaimana seharusnya pembelajaran dikemas dalam persekolahan untuk mengantisipasi kehidupan yang semakin dinamis.

In reply to First post

Re: Diskusi

Rizky Melatama གིས-
Nama: Rizky Melatama
NPM : 2523031005

Menurut saya, sebagai guru kita harus selalu mengikuti perkembangan zaman karena akan berdampak dengan cara mengajar, proses mengajar dan pola pikir yang akan kita sampaikan ke murid- murid kita. Karena mengikuti perkembangan zaman menurut saya adalah sebuah keharusan selain menambah wawasan pembaharuan yang terjadi namun juga membuat kita lebih dapat menggunakannya sebagai bahan ajar yang bisa kita sampaikan kepada murid- murid di kelas. Selain perkembangan teknologi yang semakin pesat yang kita perlu mengikutinya juga tidak lupa melihat fenomena murid murid kita yang memiliki perubahan milai-nilai atau moralitas dalam kehidupan sehari- hari yang perlu kita sampaikan kepada mereka agar menjadi penerus bangsa yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
In reply to First post

Re: Diskusi

Indri Mutiara གིས-
Nama : Indri Mutiara
NPM : 2523031001

Pengembangan keterampilan sangatlah penting di era sekarang, mengingat bahwa pengetahuan harus ditunjang dengan keterampilan. Keterampilan akademik semata tidak lagi cukup untuk menghadapi dunia kerja dan kehidupan sosial yang semakin kompleks. Justru kemampuan berkolaborasi, berkomunikasi, berempati, serta mengelola konflik menjadi modal utama agar seseorang mampu bertahan dan berkembang. Di tengah derasnya arus teknologi, manusia dituntut tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga cakap dalam menjalin relasi sosial, sebab kemajuan teknologi tidak bisa menggantikan nilai-nilai kemanusiaan seperti empati, solidaritas, dan etika. Tanpa keterampilan sosial, generasi muda berisiko terjebak dalam individualisme digital, sulit bekerja sama, dan tidak siap menghadapi realitas kehidupan bermasyarakat yang sarat perbedaan.
Untuk itu, pembelajaran di sekolah seharusnya tidak hanya dikemas dalam bentuk transfer pengetahuan, tetapi juga diarahkan pada pembentukan kompetensi sosial. Model pembelajaran yang bersifat kolaboratif, partisipatif, dan berbasis proyek perlu dikedepankan agar siswa terbiasa bekerja sama, bernegosiasi, dan mengambil keputusan bersama. Guru dapat mengintegrasikan isu-isu nyata dalam masyarakat, seperti lingkungan, keberagaman budaya, dan tanggung jawab sosial, ke dalam kegiatan belajar sehingga siswa berlatih mengaitkan ilmu dengan kehidupan. Selain itu, teknologi digital yang menjadi ciri era 4.0 dapat dimanfaatkan sebagai media kolaborasi lintas kelas atau lintas sekolah, bukan hanya sekadar sarana individual. Dengan demikian, pembelajaran di persekolahan mampu mengantisipasi kehidupan yang dinamis sekaligus melahirkan generasi yang bukan hanya unggul secara akademis, tetapi juga tangguh secara sosial dan moral.
In reply to First post

Re: Diskusi

Siti Aminah གིས-
Nama : Siti Aminah
NPM : 2523031002

Perkembangan industri 4.0 ditandai dengan perkembangan teknologi, otomatisasi dan digitalisasi di berbagai bidang. Perkembangan digitalisasi yang pesat berpengaruh pada proses interaksi sosial yang semakin berkurang. i tengah kemajuan teknologi, keterampilan sosial justru menjadi “soft skill” yang paling dicari dalam dunia kerja dan kehidupan sosial. Laporan World Economic Forum (2020) menegaskan bahwa kemampuan seperti emotional intelligence, collaboration, communication, dan people management menjadi inti keterampilan masa depan. Keterampilan sosial mencakup kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, bernegosiasi, dan mengelola emosi. Anak-anak yang memiliki keterampilan sosial baik cenderung lebih mudah beradaptasi dan diterima oleh teman sebaya, memiliki citra diri positif dan kepercayaan diri tinggi, serta dapat mengelola konflik dan berperilaku prososial. Dalam pendidikan tentu ada beberapa karakteristik keterampilan sosial siswa yang harus di miliki demi hidup dalam era revolusi 4.0 yaitu : mengenali diri, mengenal emosi, empati, berbagi, menolong, keterampilan bekerjasama, dan berkomunikasi”.
Berkaitan dengan urgensi keterampilan sosial hendaknya pembelajaran dikemas dengan mengarahkan peserta didik dapat berinteraksi sosial dengan teman sebayanya. Pembelajaran dapat dilakukan dengan metode pembelajaran kooperatif agar peserta didik dapat tumbuh sikap kerja samanya dengan teman sebayanya. Selain itu, metode role play juga dapat menjadi pilihan untuk membantu siswa mempraktikkan situasi sosial nyata dan memperbaiki kesalahan. Lingkungan sekolah yang positif juga berperan untuk memperkuat praktik keterampilan sosial, dimana guru memberikan kesempatan siswa menyampaikan pendapat seta menjalin komunikasi informal dengan siswa yang mengalami kesulitan sosial.
In reply to First post

Re: Diskusi

HabibahHusnul 2523031006 གིས-
Nama: Habibah Husnul Khotimah
NPM: 2523031006

Menanggapi kemajuan teknologi yang semakin canggih, sebagai seorang guru perlunya menyesuaikan pembelajran dengan memanfatkan perkembangan zaman, namun tetap memperhatikan keterampilan sosial. Pengembangan keterampilan sosial menjadi sangat penting karena kemajuan teknologi digital, kecerdasan buatan, dan otomatisasi tidak dapat menggantikan kemampuan manusia dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berempati, serta memecahkan masalah sosial. Individu yang hanya unggul secara teknis namun lemah dalam kemampuan sosial akan kesulitan beradaptasi dalam lingkungan kerja dan masyarakat yang dinamis. Oleh karena itu, pembelajaran di sekolah harus dikemas secara kolaboratif dan kontekstual, seperti melalui pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), kolaboratif, dan reflektif yang menekankan interaksi sosial, kerja sama tim, serta empati. Pendidikan karakter dan literasi sosial-digital perlu diintegrasikan agar siswa mampu berperilaku bijak di dunia nyata maupun digital. Dengan demikian, sekolah berperan penting dalam menyiapkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kecerdasan sosial, adaptif terhadap perubahan, dan mampu bersaing secara manusiawi di tengah kehidupan global yang semakin dinamis.
In reply to First post

Re: Diskusi

Ahmad Ridwan Syuhada གིས-
Nama: Ahmad Ridwan Syuhada
NPM: 2523031008

Menurut saya, urgensi pengembangan keterampilan sosial di era 4.0 sangat tinggi karena era ini ditandai dengan kehidupan berbasis informasi dan teknologi yang cepat berubah, menuntut individu tidak hanya menguasai kemampuan teknis, tetapi juga kecakapan sosial agar dapat beradaptasi, berkomunikasi efektif, berkolaborasi, dan menyelesaikan masalah dalam interaksi sosial yang semakin kompleks dan dinamis. Keterampilan sosial seperti mengenali diri, mengendalikan emosi, empati, berbagi, dan bekerjasama menjadi sangat penting untuk menghadapi masyarakat multikultur dan global yang penuh persaingan dan tantangan. Di dunia pendidikan, hal ini berarti pembelajaran tidak hanya fokus transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan sikap, kecakapan hidup, dan hubungan sosial yang baik dengan lingkungan belajar sehingga siswa mampu menjadi partisipan aktif dan komunikator yang efektif dalam kelompoknya.

Pembelajaran di sekolah seharusnya dikemas dengan pendekatan yang lebih student-centered, contextual, kolaboratif, serta memanfaatkan teknologi digital agar relevan dengan tuntutan era 4.0 yang penuh dinamika. Metode pembelajaran meliputi learning yang berbasis komunitas, pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi seperti pembelajaran daring dan aplikasi interaktif, serta pembelajaran yang mengasah keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikasi, dan kolaborasi. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar secara individual tapi juga belajar bersama dalam konteks dunia nyata yang aplikatif. Selain itu, fleksibilitas pembelajaran dari segi waktu dan tempat sangat penting untuk diakomodasi agar pendidikan dapat diakses secara luas dan adaptif terhadap kebutuhan siswa dan perubahan zaman
In reply to First post

Re: Diskusi

amaradina fatia sari གིས-
Nama : Amaradina Fatia Sari
NPM : 2523031004

Pengembangan keterampilan sosial di era 4.0 sangatlah penting karena keberhasilan individu tidak hanya ditentukan oleh kemampuan akademik dan teknologi, tetapi juga oleh kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi, berempati, dan beradaptasi dalam lingkungan sosial yang kompleks. Dalam konteks era 4.0, kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan, internet of things, dan otomatisasi menyebabkan banyak aspek kehidupan beralih dari interaksi langsung ke interaksi virtual. Kondisi ini berpotensi menurunkan kemampuan sosial manusia jika tidak diimbangi dengan pembelajaran yang menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, sekolah tidak cukup hanya mengajarkan literasi digital dan kemampuan akademik, tetapi juga harus menanamkan literasi sosial dan emosional agar peserta didik mampu membangun hubungan yang sehat, menghargai perbedaan, serta bekerja sama secara produktif dalam dunia kerja dan kehidupan masyarakat yang multikultural.

Di tengah kemajuan digital, sekolah perlu mengemas pembelajaran yang kontekstual, kolaboratif, dan berbasis pengalaman nyata, seperti melalui Project-Based Learning, Collaborative Learning, dan Service Learning, agar peserta didik dapat belajar bersosialisasi secara bermakna. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya menghasilkan generasi yang cerdas secara intelektual dan digital, tetapi juga berkarakter sosial, peduli, dan siap menghadapi perubahan global secara bijaksana dan humanis.
In reply to First post

Re: Diskusi

Maria Ulfa Rara Ardhika གིས-
Nama : Maria Ulfa Rara Ardhika
NPM: 2523031009

Di era Revolusi Industri 4.0, pengembangan keterampilan sosial menjadi semakin penting karena kehidupan manusia kini berada dalam ruang yang sangat digital, cepat berubah, dan menuntut kolaborasi lintas bidang. Meskipun teknologi berkembang pesat, kemampuan seperti komunikasi interpersonal, empati, kerja sama, dan penyelesaian konflik tetap menjadi fondasi utama keberhasilan individu. Tanpa keterampilan sosial yang baik, peserta didik berisiko mengalami kesulitan dalam beradaptasi, bekerja dalam tim, maupun berinteraksi secara etis di dunia nyata dan dunia digital.
Untuk mengantisipasi dinamika tersebut, pembelajaran di sekolah harus dikemas secara lebih kolaboratif, partisipatif, dan kontekstual. Guru perlu menerapkan model seperti Project-Based Learning, Cooperative Learning, dan Problem-Based Learning yang memungkinkan siswa terlibat dalam dialog, diskusi, berbagi peran, dan menyelesaikan masalah bersama. Selain itu, pembelajaran perlu dilengkapi dengan pendidikan karakter dan Social-Emotional Learning agar siswa terbiasa mengelola emosi, memahami perspektif orang lain, dan bertindak secara bertanggung jawab. Budaya sekolah yang inklusif dan kegiatan yang mendorong interaksi sosial juga menjadi bagian penting dari proses ini.
Dengan pendekatan tersebut, sekolah tidak hanya menyiapkan siswa untuk unggul secara akademik, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan sosial yang diperlukan untuk menghadapi kehidupan yang semakin kompleks dan dinamis.
In reply to First post

Re: Diskusi

Resti Apriliyani གིས-
Nama : Resti Apriliyani
NPM : 2523031007

Menurut pemahaman saya, urgensi pengembangan keterampilan sosial di era 4.0 semakin meningkat karena perubahan kehidupan sosial, ekonomi, dan teknologi berlangsung sangat cepat. Revolusi Industri 4.0 tidak hanya menghadirkan otomatisasi, artificial intelligence, dan big data, tetapi juga mengubah pola interaksi manusia. Dalam situasi seperti ini, kemampuan teknis saja tidak cukup. Justru keterampilan sosial seperti komunikasi efektif, kolaborasi, empati, adaptabilitas, resolusi konflik, serta kemampuan bekerja dalam keberagaman menjadi kompetensi utama yang menentukan keberhasilan seseorang dalam masyarakat maupun dunia kerja.

Era 4.0 juga menghadirkan tantangan berupa interaksi virtual, meningkatnya individualisme digital, serta potensi miskomunikasi di ruang daring. Karena itu, keterampilan sosial dibutuhkan untuk menjaga kualitas hubungan antarmanusia, mengembangkan kepekaan sosial, serta memastikan individu mampu berpartisipasi secara produktif dan etis di tengah perubahan yang sangat cepat. Keterampilan sosial pada akhirnya membantu peserta didik menjadi manusia yang reflektif, tidak terjebak dalam perilaku robotik seperti yang sering diperingatkan dalam literatur tentang dampak teknologi.

Terkait bagaimana pembelajaran seharusnya dikemas, menurut saya sekolah perlu merancang proses belajar yang bersifat kolaboratif, kontekstual, dan berorientasi pada pengalaman nyata. Pembelajaran tidak dapat lagi hanya berfokus pada ceramah dan hafalan, tetapi harus mengintegrasikan aktivitas seperti diskusi, proyek berbasis masalah sosial, pembelajaran kooperatif, serta penggunaan teknologi yang mendorong partisipasi aktif. Kurikulum perlu memberikan ruang bagi peserta didik untuk berinteraksi, bertukar ide, bekerja dalam kelompok heterogen, dan memecahkan persoalan kehidupan yang relevan.

Selain itu, penting bagi sekolah untuk memfasilitasi pembelajaran berbasis nilai dan karakter sosial, seperti toleransi, empati, dan tanggung jawab. Guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan literasi digital sekaligus literasi sosial, agar mereka mampu menggunakan teknologi secara bijaksana dan manusiawi. Dengan pembelajaran yang demikian, sekolah dapat menjadi ruang yang mempersiapkan peserta didik menghadapi kehidupan yang semakin dinamis, kompleks, dan penuh keterhubungan.

Demikian pandangan saya mengenai urgensi pengembangan keterampilan sosial dan desain pembelajaran di era 4.0. Semoga dapat berkontribusi pada diskusi pekan ini. Terima kasih.
In reply to First post

Re: Diskusi

Diah Rachmawati Syukri གིས-
Nama : Diah Rachmawati Syukri
NPM : 2523031003

Pengembangan keterampilan sosial di era 4.0 sangat mendesak karena di tengah kemajuan teknologi yang pesat, otomatisasi, dan kecerdasan buatan, kemampuan berinteraksi, berdiskusi, serta berkolaborasi dengan sesama manusia menjadi keunggulan utama yang tidak dapat digantikan oleh robot. Keterampilan sosial seperti negosiasi, koordinasi, empati, dan kemampuan berkomunikasi yang efektif menjadi kunci dalam adaptasi di lingkungan kerja dan kehidupan sosial yang semakin dinamis serta kompleks. Selain itu, kecerdasan emosional yang mencakup manajemen emosi dan ketahanan diperlukan untuk menghadapi tekanan serta perubahan cepat di era digital ini.
Dalam konteks pembelajaran di sekolah, pengemasan pembelajaran seharusnya:
Mengedepankan penguatan soft skill melalui pendekatan yang aktif dan kolaboratif, seperti pembelajaran kooperatif dan pembelajaran berbasis masalah, agar siswa terbiasa bekerja sama, berkomunikasi, dan memecahkan masalah secara kreatif. Penerapan pendidikan karakter dan kecerdasan emosional yang mengajarkan nilai moral, etika digital, empati, serta kemampuan adaptasi. Mengintegrasikan literasi digital yang mengajarkan penggunaan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab. Memberikan pengalaman belajar yang konteks nyata dan interaktif sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan sosial dalam berbagai situasi yang kompleks dan dinamis. Pembelajaran bersifat fleksibel dan responsif terhadap perubahan zaman agar siswa siap menghadapi tuntutan kehidupan masa depan dengan kemampuan sosial yang matang dan adaptif.