Feby Yolanda s
2313031068
ssaya setuju sekali dengan pendapat tersebut. Penjelasannya sudah sangat runut dan jelas menggambarkan hubungan ketiganya. Alur yang disampaikan Teori > Kerangka Pikir > Hipotesis itu memang alur logika yang fundamental dalam penelitian, terutama kuantitatif. Pendapat itu sudah tepat menyebut teori sebagai dasar pengetahuan. Seperti yang dibilang di
slide ppt materi kita, teori itu kan "seperangkat konstruk (konsep), defenisi, dan proposisi" yang fungsinya memang untuk melihat fenomena secara sistematis. Lalu, pendapat Dela juga pas banget mengaitkannya dengan kerangka pikir sebagai "gambaran atau model" yang menunjukkan hubungan antar variabel. Slide materi kita juga menyebutnya sebagai "Model konseptual" yang menjelaskan "pertautan antar variable". Dan yang terakhir, hipotesis sebagai "jawaban sementara" yang diturunkan dari kerangka pikir itu juga sudah sangat tepat.
Kalau boleh saya tambahkan dan perdalam sedikit berdasarkan materi slide yang dilampirkan, hubungan ketiganya ini bisa dilihat lebih dari sekadar alur, tapi sebagai sebuah bangunan yang saling memperkokoh.
Peran Aktif Teori: Teori bukan cuma "dasar" yang pasif. Seperti disebut di slide, teori punya fungsi aktif untuk "memperjelas dan mempertajam ruang lingkup variable". Jadi, teori membantu kita memilih, dari sekian banyak fenomena, variabel mana yang penting untuk diteliti. Teori juga berfungsi sebagai "pemandu untuk menemukan fakta" dan "merumuskan hipotesis". Jadi, hipotesis yang baik itu tidak 'jatuh dari langit', tapi 'dipandu' oleh teori.
Kerangka Pikir sebagai Alur Logis Peneliti: Kerangka pikir adalah argumen logis peneliti dalam merangkai teori-teori tadi untuk menjawab masalahnya. Ini adalah "model konseptual" yang kita bangun. Misalnya, Teori A bilang X mempengaruhi Y, dan Teori B bilang Y mempengaruhi Z. Maka, kerangka pikir kita bisa jadi membangun alur bahwa X mempengaruhi Z melalui Y. Kerangka pikir inilah yang nantinya "diterjemahkan" menjadi hipotesis.
Hipotesis sebagai "Dugaan yang Siap Diuji": Pendapat tadi sudah benar menyebutnya "jawaban sementara". Slide kita memperjelas lagi sebagai "jawaban teoretis", dan ditekankan "belum jawaban empiric". Ini penting untuk membedakan dugaan (hipotesis) dengan temuan (hasil). Yang menarik, slide kita juga menyinggung soal Hipotesis Kerja (H1) dan Hipotesis Nol (H0). Hipotesis kerja kita (yang berdasarkan teori dan kerangka pikir) biasanya positif, misalnya "Ada pengaruh X terhadap Y". Tapi dalam praktiknya, yang diuji secara statistik justru Hipotesis Nol-nya (H0), yang menyatakan "Tidak ada pengaruh". Ini adalah bagian teknis pengujian yang membuktikan bahwa hipotesis kita memang harus bisa diuji secara empiris.Bisa kita simpulkan jadi, hubungan ketiganya sangat erat dan bersifat hirarkis-logis, Kita tidak bisa membuat Hipotesis yang baik dan teruji tanpa Kerangka Pikir yang jelas. Kita tidak bisa membangun Kerangka Pikir yang kokoh tanpa Teori sebagai fondasinya.Jikalau salah satu dari tiga ini lemah (misalnya, teori tidak relevan, kerangka pikir tidak logis, atau hipotesis tidak bisa diuji), maka keseluruhan bangunan penelitian kita akan goyah.