Berikan analisismu tentang jurnal tersebut, terlebih dahulu berikan identitas nama, npm dan kelas. Minimal 2 Paragraf. Terima Kasih
FORUM ANALISIS JURNAL
NAMA: Mulando Saidina Saputra
NPM : 2416031092
KELAS: Regular D
pendidikan karakter bukan hanya sebuah pelajaran tapi tentang bagaimana setiap orang memahami hak dan kewajibannya sebagai bangsa Indonesia. pendidikan karakter yang kuat dapat menciptakan perubahan di masyarakat yang bermanfaat baik dalam jangka waktu yang panjang.
demokrasi adalah bagian dari penerapan pendidikan karakter. jika pendidikan karakter nya kuat maka penerapan yang dilakukan juga akan semakin baik kedepannya juga akan menciptakan suatu pemerintahan yang demokratis.
NPM : 2416031092
KELAS: Regular D
pendidikan karakter bukan hanya sebuah pelajaran tapi tentang bagaimana setiap orang memahami hak dan kewajibannya sebagai bangsa Indonesia. pendidikan karakter yang kuat dapat menciptakan perubahan di masyarakat yang bermanfaat baik dalam jangka waktu yang panjang.
demokrasi adalah bagian dari penerapan pendidikan karakter. jika pendidikan karakter nya kuat maka penerapan yang dilakukan juga akan semakin baik kedepannya juga akan menciptakan suatu pemerintahan yang demokratis.
Nama : Norbert Gabriantama
NPM : 2466031010
Kelas : MAN B
Dari yang saya dapat, PKN memegang peranan penting dalam membentuk karakter bangsa Indonesia yang lebih kritis, aktif, dan demokratis. Pendidikan ini mengajarkan kita untuk memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara serta mempersiapkan kita untuk hidup dalam masyarakat global. Melalui PKN, kita juga belajar bagaimana nilai-nilai demokrasi dari berbagai pemikiran dunia bisa disatukan dengan prinsip-prinsip kebangsaan Indonesia, sehingga menghasilkan kekuatan yang memperkuat identitas nasional kita dalam sistem demokrasi yang berlandaskan Pancasila.
Selain itu, PKN yang bersifat humanis dan melibatkan partisipasi aktif, seharusnya menjadi tempat untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi yang selaras dengan budaya Indonesia. Pendidikan ini perlu membangun kesadaran tentang empat konsensus dasar nasional: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan pendekatan ini, PKN dapat menjadi fondasi yang kuat dalam pembentukan karakter bangsa yang tidak hanya berwawasan kebangsaan, tapi juga berorientasi pada demokrasi yang berkeadaban.
NPM : 2466031010
Kelas : MAN B
Dari yang saya dapat, PKN memegang peranan penting dalam membentuk karakter bangsa Indonesia yang lebih kritis, aktif, dan demokratis. Pendidikan ini mengajarkan kita untuk memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara serta mempersiapkan kita untuk hidup dalam masyarakat global. Melalui PKN, kita juga belajar bagaimana nilai-nilai demokrasi dari berbagai pemikiran dunia bisa disatukan dengan prinsip-prinsip kebangsaan Indonesia, sehingga menghasilkan kekuatan yang memperkuat identitas nasional kita dalam sistem demokrasi yang berlandaskan Pancasila.
Selain itu, PKN yang bersifat humanis dan melibatkan partisipasi aktif, seharusnya menjadi tempat untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi yang selaras dengan budaya Indonesia. Pendidikan ini perlu membangun kesadaran tentang empat konsensus dasar nasional: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan pendekatan ini, PKN dapat menjadi fondasi yang kuat dalam pembentukan karakter bangsa yang tidak hanya berwawasan kebangsaan, tapi juga berorientasi pada demokrasi yang berkeadaban.
NAMA : AULIA ZAHRA
NPM : 2416031064
KELAS : REGULER B
Berdasarkan analisis yang saya dapatkan dari jurnal tsb, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peran krusial dalam membentuk karakter masyarakat Indonesia agar menjadi individu yang berpikir kritis, berperan aktif, serta menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Selain memberikan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai warga negara, PKn juga bertujuan untuk menanamkan kesadaran akan tanggung jawab sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Di tengah arus globalisasi yang semakin kuat, pendidikan ini menjadi alat yang efektif dalam membekali individu dengan wawasan kebangsaan yang kokoh, sekaligus mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dunia internasional. Dengan demikian, PKn tidak hanya sekadar materi akademik, tetapi juga instrumen strategis dalam membentuk generasi yang memiliki identitas nasional yang kuat serta mampu bersaing secara global.
Di sisi lain, PKn juga menjadi wadah untuk mempertemukan berbagai pemikiran dan nilai, baik yang berasal dari tradisi lokal maupun pengaruh global. Dengan adanya percampuran nilai-nilai ini, diharapkan dapat lahir sintesis baru yang mampu memperkuat identitas bangsa dan menyesuaikannya dengan perkembangan zaman. Demokrasi di Indonesia yang masih terus berkembang membutuhkan penguatan wawasan kebangsaan yang berlandaskan empat pilar utama, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Melalui metode pembelajaran yang mengedepankan keterlibatan aktif dan pendekatan yang lebih humanis, PKn diharapkan dapat menjadi sarana yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi yang tetap selaras dengan budaya bangsa. Oleh karena itu, pendidikan ini bukan hanya sekadar teori, melainkan juga sarana pembentukan karakter yang dapat menciptakan warga negara yang lebih sadar, bertanggung jawab, dan beradab.
NPM : 2416031064
KELAS : REGULER B
Berdasarkan analisis yang saya dapatkan dari jurnal tsb, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peran krusial dalam membentuk karakter masyarakat Indonesia agar menjadi individu yang berpikir kritis, berperan aktif, serta menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Selain memberikan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai warga negara, PKn juga bertujuan untuk menanamkan kesadaran akan tanggung jawab sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Di tengah arus globalisasi yang semakin kuat, pendidikan ini menjadi alat yang efektif dalam membekali individu dengan wawasan kebangsaan yang kokoh, sekaligus mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dunia internasional. Dengan demikian, PKn tidak hanya sekadar materi akademik, tetapi juga instrumen strategis dalam membentuk generasi yang memiliki identitas nasional yang kuat serta mampu bersaing secara global.
Di sisi lain, PKn juga menjadi wadah untuk mempertemukan berbagai pemikiran dan nilai, baik yang berasal dari tradisi lokal maupun pengaruh global. Dengan adanya percampuran nilai-nilai ini, diharapkan dapat lahir sintesis baru yang mampu memperkuat identitas bangsa dan menyesuaikannya dengan perkembangan zaman. Demokrasi di Indonesia yang masih terus berkembang membutuhkan penguatan wawasan kebangsaan yang berlandaskan empat pilar utama, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Melalui metode pembelajaran yang mengedepankan keterlibatan aktif dan pendekatan yang lebih humanis, PKn diharapkan dapat menjadi sarana yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi yang tetap selaras dengan budaya bangsa. Oleh karena itu, pendidikan ini bukan hanya sekadar teori, melainkan juga sarana pembentukan karakter yang dapat menciptakan warga negara yang lebih sadar, bertanggung jawab, dan beradab.
Nama : Fajar Aulia Putri
NPM : 2416031034
Kelas : Reguler B
Jurnal ini membahas tentang pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) sebagai cara untuk membentuk karakter bangsa Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan demokrasi, HAM (Hak Asasi Manusia), dan masyarakat madani.
Singkatnya, setelah era Orde Baru berakhir pada tahun 1998, Indonesia berusaha menerapkan demokrasi, tetapi masih banyak masalah, seperti penyelesaian konflik dengan kekerasan, politik uang, dan kurangnya pemahaman tentang hak serta kewajiban warga negara. Oleh karena itu, Pendidikan Kewarganegaraan dianggap sebagai cara untuk mendidik masyarakat agar lebih sadar akan peran mereka dalam demokrasi yang sehat. Pendidikan Kewarganegaraan bukan hal baru. Sejak dulu, mata pelajaran seperti PMP (Pendidikan Moral Pancasila) hingga PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) sudah diterapkan, tapi seringkali digunakan untuk kepentingan politik penguasa, seperti yang terjadi di era Orde Baru.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
1. Membentuk warga negara yang aktif, kritis, dan bertanggung jawab.
2. Menanamkan nilai-nilai demokrasi dan HAM.
3. Mengajarkan pentingnya toleransi dan keadilan sosial.
Demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Demokrasi di Indonesia masih dalam tahap berkembang, sehingga masih ada ketimpangan dalam praktiknya. HAM menjadi bagian penting dalam negara demokratis, tetapi sering kali dilanggar oleh oknum pemerintah atau kelompok tertentu. Masyarakat Madani : Istilah ini merujuk pada masyarakat yang memiliki kesadaran tinggi akan demokrasi, toleransi, dan hak-hak sipil. Diperlukan kebebasan berpendapat, keadilan sosial, serta peran mahasiswa dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dalam mewujudkan masyarakat madani.
NPM : 2416031034
Kelas : Reguler B
Jurnal ini membahas tentang pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) sebagai cara untuk membentuk karakter bangsa Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan demokrasi, HAM (Hak Asasi Manusia), dan masyarakat madani.
Singkatnya, setelah era Orde Baru berakhir pada tahun 1998, Indonesia berusaha menerapkan demokrasi, tetapi masih banyak masalah, seperti penyelesaian konflik dengan kekerasan, politik uang, dan kurangnya pemahaman tentang hak serta kewajiban warga negara. Oleh karena itu, Pendidikan Kewarganegaraan dianggap sebagai cara untuk mendidik masyarakat agar lebih sadar akan peran mereka dalam demokrasi yang sehat. Pendidikan Kewarganegaraan bukan hal baru. Sejak dulu, mata pelajaran seperti PMP (Pendidikan Moral Pancasila) hingga PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) sudah diterapkan, tapi seringkali digunakan untuk kepentingan politik penguasa, seperti yang terjadi di era Orde Baru.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
1. Membentuk warga negara yang aktif, kritis, dan bertanggung jawab.
2. Menanamkan nilai-nilai demokrasi dan HAM.
3. Mengajarkan pentingnya toleransi dan keadilan sosial.
Demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Demokrasi di Indonesia masih dalam tahap berkembang, sehingga masih ada ketimpangan dalam praktiknya. HAM menjadi bagian penting dalam negara demokratis, tetapi sering kali dilanggar oleh oknum pemerintah atau kelompok tertentu. Masyarakat Madani : Istilah ini merujuk pada masyarakat yang memiliki kesadaran tinggi akan demokrasi, toleransi, dan hak-hak sipil. Diperlukan kebebasan berpendapat, keadilan sosial, serta peran mahasiswa dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dalam mewujudkan masyarakat madani.
Nama : Salsabila Indiana Putri
Npm : 2466031011
Kelas : mandiri A
Analisis saya tentang jurnal tersebut yaitu urgensi Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan karakter bangsa Indonesia sangatlah penting. Melalui pendidikan ini, mahasiswa tidak hanya dibekali dengan pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, tetapi juga dibentuk menjadi individu yang memiliki karakter yang baik, mampu berpartisipasi aktif dalam demokrasi, dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Nah intinya itu, pendidikan kewarganegaraan menjadi pilar penting dalam membangun generasi muda yang cerdas, berintegritas, dan siap menghadapi tantangan global.
Npm : 2466031011
Kelas : mandiri A
Analisis saya tentang jurnal tersebut yaitu urgensi Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan karakter bangsa Indonesia sangatlah penting. Melalui pendidikan ini, mahasiswa tidak hanya dibekali dengan pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, tetapi juga dibentuk menjadi individu yang memiliki karakter yang baik, mampu berpartisipasi aktif dalam demokrasi, dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Nah intinya itu, pendidikan kewarganegaraan menjadi pilar penting dalam membangun generasi muda yang cerdas, berintegritas, dan siap menghadapi tantangan global.
Nama: Salsabila Dwijayanti
NPM : 2416031134
Kelas : Reg D
Analasis saya Dalam Jurnal tersebut adalah pentingnya Pendidikan Kewaraganegaraan (Civiv Education) untuk membentuk karakter bangsa indonesia melalu demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM), dan masyarakat madani. Pendidikan ini semakin relevan ketika pasca-reformasi 1998 karena sebelumnya di masa orde baru, hal ini lebih digunakan sebagai alat propaganda politik. Pendidikan Kewarganegaraan memiki tujuan untuk terciptanya warga negara yang cerdas, kritis, dan demokratis, Serta, tertanamnya nilai-nilai keadaban dalam kehidupan sosial. Dengan demikian, adanya pendidikan ini diharapakan dapat menjadi sarana pembelajaran demokrasi yang basisnya adalah pancasila.
Implementasi Pendidikan Kewaraganegaraan di Indonesia masih menghadapi tantangan, seperti maraknya praktik politik uang dan
kurangnya pemahaman masyarakat terhadap demokrasi dan HAM. Tentunya pendidikan ini harus bersifat partisipatif agar mahasiswa selain memahami konsepnya secara teori, tetapi jjga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Dengan adanya pendekatan tang aktif dapat diharapkan tercipta generasi yang mampu berkontribusi dalam pembangunan demokrasi.
NPM : 2416031134
Kelas : Reg D
Analasis saya Dalam Jurnal tersebut adalah pentingnya Pendidikan Kewaraganegaraan (Civiv Education) untuk membentuk karakter bangsa indonesia melalu demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM), dan masyarakat madani. Pendidikan ini semakin relevan ketika pasca-reformasi 1998 karena sebelumnya di masa orde baru, hal ini lebih digunakan sebagai alat propaganda politik. Pendidikan Kewarganegaraan memiki tujuan untuk terciptanya warga negara yang cerdas, kritis, dan demokratis, Serta, tertanamnya nilai-nilai keadaban dalam kehidupan sosial. Dengan demikian, adanya pendidikan ini diharapakan dapat menjadi sarana pembelajaran demokrasi yang basisnya adalah pancasila.
Implementasi Pendidikan Kewaraganegaraan di Indonesia masih menghadapi tantangan, seperti maraknya praktik politik uang dan
kurangnya pemahaman masyarakat terhadap demokrasi dan HAM. Tentunya pendidikan ini harus bersifat partisipatif agar mahasiswa selain memahami konsepnya secara teori, tetapi jjga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Dengan adanya pendekatan tang aktif dapat diharapkan tercipta generasi yang mampu berkontribusi dalam pembangunan demokrasi.
Nama : Girly Ayu Pertiwi
Npm : 2456031013
Kelas : Mandiri A
Apa yang saya tangkap dan saya analisis dari jurnal tersebut adalah:
Pokok Pembahasan:
Tulisan ini menyoroti urgensi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam membentuk karakter bangsa, khususnya dalam konteks demokrasi, HAM, dan masyarakat madani. Pasca Orde Baru, Indonesia menghadapi tantangan dalam transisi demokrasi, sehingga perlu adanya pembaruan dalam Civic Education agar lebih sesuai dengan semangat reformasi.
Konteks dan Sejarah:
PKn bukan sesuatu yang baru di Indonesia, melainkan telah mengalami berbagai perubahan istilah dan bentuk, seperti Civics, Pendidikan Moral Pancasila, dan PPKN. Di perguruan tinggi, PKn menjadi mata kuliah wajib berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 267/Dikti/Kep/200. Sejarahnya, PKn berasal dari konsep Citizenship, yang pada awalnya berfokus pada status hukum warga negara, hak, dan kewajibannya.
Esensi dan Tujuan PKn:
PKn tidak hanya berfungsi sebagai pendidikan demokrasi tetapi juga sebagai sarana pemberdayaan warga negara. Di perguruan tinggi, PKn memiliki orientasi praktis, melibatkan mahasiswa dalam pengalaman demokrasi langsung. Tujuan utama PKn adalah membentuk warga negara yang kritis, aktif, demokratis, dan beradab, serta sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Kesimpulan:
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran demokrasi dan karakter bangsa. Dengan tantangan yang dihadapi dalam transisi demokrasi, diperlukan pembaruan Civic Education agar lebih relevan dan efektif dalam membentuk warga negara yang bertanggung jawab.
Npm : 2456031013
Kelas : Mandiri A
Apa yang saya tangkap dan saya analisis dari jurnal tersebut adalah:
Pokok Pembahasan:
Tulisan ini menyoroti urgensi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam membentuk karakter bangsa, khususnya dalam konteks demokrasi, HAM, dan masyarakat madani. Pasca Orde Baru, Indonesia menghadapi tantangan dalam transisi demokrasi, sehingga perlu adanya pembaruan dalam Civic Education agar lebih sesuai dengan semangat reformasi.
Konteks dan Sejarah:
PKn bukan sesuatu yang baru di Indonesia, melainkan telah mengalami berbagai perubahan istilah dan bentuk, seperti Civics, Pendidikan Moral Pancasila, dan PPKN. Di perguruan tinggi, PKn menjadi mata kuliah wajib berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 267/Dikti/Kep/200. Sejarahnya, PKn berasal dari konsep Citizenship, yang pada awalnya berfokus pada status hukum warga negara, hak, dan kewajibannya.
Esensi dan Tujuan PKn:
PKn tidak hanya berfungsi sebagai pendidikan demokrasi tetapi juga sebagai sarana pemberdayaan warga negara. Di perguruan tinggi, PKn memiliki orientasi praktis, melibatkan mahasiswa dalam pengalaman demokrasi langsung. Tujuan utama PKn adalah membentuk warga negara yang kritis, aktif, demokratis, dan beradab, serta sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Kesimpulan:
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran demokrasi dan karakter bangsa. Dengan tantangan yang dihadapi dalam transisi demokrasi, diperlukan pembaruan Civic Education agar lebih relevan dan efektif dalam membentuk warga negara yang bertanggung jawab.
AMA: Layli Ramadhini Prawoto
NPM: 2416031060
Kelas: Reg B
Menurut saya, jurnal ini menekankan betapa pentingnya pendidikan kewarganegaraan untuk membangun karakter Indonesia di tengah perubahan sosial dan globalisasi. Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya mengajarkan siswa hak dan kewajiban mereka, tetapi juga mengajarkan sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai negara.
NPM: 2416031060
Kelas: Reg B
Menurut saya, jurnal ini menekankan betapa pentingnya pendidikan kewarganegaraan untuk membangun karakter Indonesia di tengah perubahan sosial dan globalisasi. Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya mengajarkan siswa hak dan kewajiban mereka, tetapi juga mengajarkan sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai negara.
Siswa harus dididik tentang demokrasi agar mereka dapat memahami dan menghargai proses pengambilan keputusan. Pendidikan juga harus menekankan hak asasi manusia untuk membangun masyarakat yang adil dan beradab serta nilai-nilai masyarakat madani seperti toleransi, kerja sama, dan solidaritas. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan diharapkan dapat menghasilkan generasi yang cerdas, berkarakter, dan berkomitmen pada prinsip-prinsip bangsa.
Nama: Aqiila Nadya Alsinta
NPM: 2416031016
Kelas: Regular B
Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) sangat penting untuk membentuk karakter bangsa Indonesia melalui penguatan demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM), dan masyarakat madani. Relevansinya meningkat setelah reformasi 1998, karena sebelumnya pada masa Orde Baru, pendidikan ini lebih berfungsi sebagai alat propaganda politik. Tujuannya adalah menciptakan warga negara yang cerdas, kritis, dan demokratis, serta menanamkan nilai-nilai keadaban.
Namun, implementasinya masih menghadapi tantangan, seperti praktik politik uang dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang demokrasi dan HAM. Oleh karena itu, pendidikan ini perlu bersifat partisipatif agar mahasiswa dapat memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat melahirkan generasi yang berkontribusi dalam pembangunan demokrasi.
NPM: 2416031016
Kelas: Regular B
Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) sangat penting untuk membentuk karakter bangsa Indonesia melalui penguatan demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM), dan masyarakat madani. Relevansinya meningkat setelah reformasi 1998, karena sebelumnya pada masa Orde Baru, pendidikan ini lebih berfungsi sebagai alat propaganda politik. Tujuannya adalah menciptakan warga negara yang cerdas, kritis, dan demokratis, serta menanamkan nilai-nilai keadaban.
Namun, implementasinya masih menghadapi tantangan, seperti praktik politik uang dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang demokrasi dan HAM. Oleh karena itu, pendidikan ini perlu bersifat partisipatif agar mahasiswa dapat memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat melahirkan generasi yang berkontribusi dalam pembangunan demokrasi.
nam : dela azmelia
npm : 2416031130
kelas reg d
Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) berperan penting dalam membentuk karakter bangsa Indonesia yang kritis, aktif, dan demokratis. PKN mengajarkan siswa untuk memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara, serta mengintegrasikan nilai-nilai demokrasi dan prinsip-prinsip kebangsaan Indonesia, seperti Pancasila. Tujuan utama PKN adalah menciptakan warga negara yang aktif, bertanggung jawab, dan menghargai demokrasi, hak asasi manusia, serta keadilan sosial.
Setelah era Orde Baru, pendidikan kewarganegaraan berfokus pada pemahaman demokrasi yang sehat dan mengajarkan nilai-nilai seperti toleransi, kerja sama, dan solidaritas. PKN juga mengajarkan empat konsensus dasar nasional: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan pendekatan partisipatif dan humanis, PKN diharapkan menghasilkan generasi muda yang berkomitmen pada prinsip-prinsip kebangsaan dan demokrasi.
Selain itu, PKN berkontribusi dalam membentuk masyarakat madani—masyarakat yang sadar akan nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan hak-hak sipil, serta memperkuat peran aktif semua elemen masyarakat dalam mewujudkan keadilan sosial. Dengan pendidikan yang tepat, generasi muda Indonesia dapat memperkuat demokrasi dan menjaga keutuhan bangsa.
npm : 2416031130
kelas reg d
Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) berperan penting dalam membentuk karakter bangsa Indonesia yang kritis, aktif, dan demokratis. PKN mengajarkan siswa untuk memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara, serta mengintegrasikan nilai-nilai demokrasi dan prinsip-prinsip kebangsaan Indonesia, seperti Pancasila. Tujuan utama PKN adalah menciptakan warga negara yang aktif, bertanggung jawab, dan menghargai demokrasi, hak asasi manusia, serta keadilan sosial.
Setelah era Orde Baru, pendidikan kewarganegaraan berfokus pada pemahaman demokrasi yang sehat dan mengajarkan nilai-nilai seperti toleransi, kerja sama, dan solidaritas. PKN juga mengajarkan empat konsensus dasar nasional: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan pendekatan partisipatif dan humanis, PKN diharapkan menghasilkan generasi muda yang berkomitmen pada prinsip-prinsip kebangsaan dan demokrasi.
Selain itu, PKN berkontribusi dalam membentuk masyarakat madani—masyarakat yang sadar akan nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan hak-hak sipil, serta memperkuat peran aktif semua elemen masyarakat dalam mewujudkan keadilan sosial. Dengan pendidikan yang tepat, generasi muda Indonesia dapat memperkuat demokrasi dan menjaga keutuhan bangsa.
Nama : Muhamad Varrel Devvanda Yusril
NPM : 2416031110
Kelas : Reguler D
Jurnal "Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Karakter Bangsa Indonesia melalui Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani" yang ditulis oleh Aulia Rosa Nasution ngebahas soal kenapa pendidikan kewarganegaraan itu penting buat ngebentuk karakter bangsa. Jadi intinya, pendidikan kewarganegaraan di Indonesia itu bukan cuma soal mengajarkan teori, tapi lebih ke nyiapin warga negara yang paham tentang hak dan kewajibannya, serta punya sikap demokratis dan beradab.
Di jurnal ini, penulis menjelaskan bahwa setelah Orde Baru, masyarakat mulai sadar kalo pendidikan kewarganegaraan yang selama ini dijalanin masih kurang sesuai dengan semangat reformasi. Banyak nilai-nilai dasar seperti demokrasi, HAM, dan konsep masyarakat madani yang harus dipahami dengan bener supaya bisa jadi landasan bagi pembangunan karakter bangsa. Jadi, pendidikan kewarganegaraan dianggap sebagai sarana buat membentuk individu yang bisa berpikir kritis, aktif, dan bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa.
Selain itu, jurnal juga menyebutkan bahwa pelaksanaan pendidikan kewarganegaraan dulu semacam direkayasa sebagai alat kekuasaan (contohnya pada masa Orde Baru dengan cara-cara indoctrinasi). Nah, setelah jatuhnya rezim Orde Baru, muncul keinginan buat membangun sistem pendidikan kewarganegaraan yang lebih humanis dan partisipatif, sehingga bisa mencetak warga negara yang benar-benar paham dan aktif dalam demokrasi.
Secara keseluruhan, jurnal ini mengingatkan kita kalau untuk mencapai demokrasi yang berkeadaban, kita perlu punya pendidikan karakter yang kuat. Pendidikan kewarganegaraan diharapkan nggak cuma mengajarkan tentang aturan dan hukum, tapi juga membangun nilai-nilai moral, etika, dan kebersamaan yang penting buat persatuan bangsa di tengah perubahan zaman.
NPM : 2416031110
Kelas : Reguler D
Jurnal "Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Karakter Bangsa Indonesia melalui Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani" yang ditulis oleh Aulia Rosa Nasution ngebahas soal kenapa pendidikan kewarganegaraan itu penting buat ngebentuk karakter bangsa. Jadi intinya, pendidikan kewarganegaraan di Indonesia itu bukan cuma soal mengajarkan teori, tapi lebih ke nyiapin warga negara yang paham tentang hak dan kewajibannya, serta punya sikap demokratis dan beradab.
Di jurnal ini, penulis menjelaskan bahwa setelah Orde Baru, masyarakat mulai sadar kalo pendidikan kewarganegaraan yang selama ini dijalanin masih kurang sesuai dengan semangat reformasi. Banyak nilai-nilai dasar seperti demokrasi, HAM, dan konsep masyarakat madani yang harus dipahami dengan bener supaya bisa jadi landasan bagi pembangunan karakter bangsa. Jadi, pendidikan kewarganegaraan dianggap sebagai sarana buat membentuk individu yang bisa berpikir kritis, aktif, dan bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa.
Selain itu, jurnal juga menyebutkan bahwa pelaksanaan pendidikan kewarganegaraan dulu semacam direkayasa sebagai alat kekuasaan (contohnya pada masa Orde Baru dengan cara-cara indoctrinasi). Nah, setelah jatuhnya rezim Orde Baru, muncul keinginan buat membangun sistem pendidikan kewarganegaraan yang lebih humanis dan partisipatif, sehingga bisa mencetak warga negara yang benar-benar paham dan aktif dalam demokrasi.
Secara keseluruhan, jurnal ini mengingatkan kita kalau untuk mencapai demokrasi yang berkeadaban, kita perlu punya pendidikan karakter yang kuat. Pendidikan kewarganegaraan diharapkan nggak cuma mengajarkan tentang aturan dan hukum, tapi juga membangun nilai-nilai moral, etika, dan kebersamaan yang penting buat persatuan bangsa di tengah perubahan zaman.
NAMA: Niken Kayla Quinara
NPM : 2456031034
KELAS: Mandiri B
ANALISIS JURNAL "INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA"
Di era globalisasi ini, kesadaran akan identitas nasional dan lokal menjadi semakin penting, terutama dengan perubahan sosial yang terjadi pasca-reformasi. Jurnal ini menekankan bahwa kearifan lokal perlu digali dan dilestarikan karena berperan krusial dalam memperkuat jati diri bangsa di tengah arus globalisasi. Identitas Indonesia yang kompleks karena keberagaman suku bangsa dan budaya, membutuhkan multikulturalisme yang menghargai keberagaman dalam mencapai integrasi. Pengaruh globalisasi melalui kemajuan teknologi dan informasi berpotensi mengikis identitas budaya, sehingga kearifan lokal menjadi benteng pertahanan. Namun, mewujudkan integrasi di Indonesia yang multi-dimensi menghadapi tantangan, termasuk potensi konflik antar suku yang bersumber dari berbagai faktor.
NPM : 2456031034
KELAS: Mandiri B
ANALISIS JURNAL "INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA"
Di era globalisasi ini, kesadaran akan identitas nasional dan lokal menjadi semakin penting, terutama dengan perubahan sosial yang terjadi pasca-reformasi. Jurnal ini menekankan bahwa kearifan lokal perlu digali dan dilestarikan karena berperan krusial dalam memperkuat jati diri bangsa di tengah arus globalisasi. Identitas Indonesia yang kompleks karena keberagaman suku bangsa dan budaya, membutuhkan multikulturalisme yang menghargai keberagaman dalam mencapai integrasi. Pengaruh globalisasi melalui kemajuan teknologi dan informasi berpotensi mengikis identitas budaya, sehingga kearifan lokal menjadi benteng pertahanan. Namun, mewujudkan integrasi di Indonesia yang multi-dimensi menghadapi tantangan, termasuk potensi konflik antar suku yang bersumber dari berbagai faktor.
NAMA : JEAND PETRA GIGABYTE
NPM : 2416031014
KELAS : REGULER B
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan kebudayaannya masingmasing. Sejauh ini masih terjadi perbedaan pemahaman dalam mengartikan konsep suku
bangsa, sehingga berapakah tepatnya jumlah suku bangsa di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 300 suku bangsa (Hildred Geerts, 1981; Poerwanto, 2003), bahkan ada yang menyebutkan jauh lebih banyak dari jumlah tersebut. Melalatoa (1997) mencatat tidak kurang dari 520 suku bangsa di Indonesia
dengan berbagai kebudayaannya. dan juga
suatu cita-cita yang masih harus diperjuangkan oleh segenap bangsa Indonesia daripada sebagai kenyataan yang benar-benar hidup di dalam masyarakat. Oleh karena
itulah memahami kebudayaan Indonesia dari berbagai segi penting artinya dalam rangka menemukan integrasi sebagai unsur penting dalam usaha persatuan bangsa
NPM : 2416031014
KELAS : REGULER B
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan kebudayaannya masingmasing. Sejauh ini masih terjadi perbedaan pemahaman dalam mengartikan konsep suku
bangsa, sehingga berapakah tepatnya jumlah suku bangsa di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 300 suku bangsa (Hildred Geerts, 1981; Poerwanto, 2003), bahkan ada yang menyebutkan jauh lebih banyak dari jumlah tersebut. Melalatoa (1997) mencatat tidak kurang dari 520 suku bangsa di Indonesia
dengan berbagai kebudayaannya. dan juga
suatu cita-cita yang masih harus diperjuangkan oleh segenap bangsa Indonesia daripada sebagai kenyataan yang benar-benar hidup di dalam masyarakat. Oleh karena
itulah memahami kebudayaan Indonesia dari berbagai segi penting artinya dalam rangka menemukan integrasi sebagai unsur penting dalam usaha persatuan bangsa
Nama : Desy ROsanta Simamora
NPM : 2456031023
Kelas : Mandiri A
Kearifan lokal di Indonesia sangat beragam dan berfungsi sebagai aset budaya yang penting untuk memperkuat identitas bangsa. jurnal juga menekankan bahwa kearifan lokal dapat dijadikan modal dasar untuk membangun jati diri bangsa, terutama dalam konteks globalisasi yang menuntut perubahan di berbagai aspek kehidupan. Hal ini berkaitan dengan kearifan lokal sebagai warisan budaya menempati posisi utama sebagai inspirasi dalam penguatan jati diri atau identitas kultural. Penguatan jati diri suatu kelompok etnik atau bangsa menjadi begitu penting di era globalisasi, dengan harapan tidak akan terlepas dari akar budaya yang kita warisi dari para pendahulu di tengah-tengah kecenderungan homogenitas kebudayaan sebagai akibat dari globalisasi. jurnal ini menegaskan bahwa kearifan budaya lokal adalah aset berharga yang harus dijaga dan dikembangkan secara berkelanjutan. Pelestarian ini memerlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, akademisi, dan media agar kearifan lokal tetap menjadi bagian penting dari identitas nasional Indonesia.
NPM : 2456031023
Kelas : Mandiri A
Kearifan lokal di Indonesia sangat beragam dan berfungsi sebagai aset budaya yang penting untuk memperkuat identitas bangsa. jurnal juga menekankan bahwa kearifan lokal dapat dijadikan modal dasar untuk membangun jati diri bangsa, terutama dalam konteks globalisasi yang menuntut perubahan di berbagai aspek kehidupan. Hal ini berkaitan dengan kearifan lokal sebagai warisan budaya menempati posisi utama sebagai inspirasi dalam penguatan jati diri atau identitas kultural. Penguatan jati diri suatu kelompok etnik atau bangsa menjadi begitu penting di era globalisasi, dengan harapan tidak akan terlepas dari akar budaya yang kita warisi dari para pendahulu di tengah-tengah kecenderungan homogenitas kebudayaan sebagai akibat dari globalisasi. jurnal ini menegaskan bahwa kearifan budaya lokal adalah aset berharga yang harus dijaga dan dikembangkan secara berkelanjutan. Pelestarian ini memerlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, akademisi, dan media agar kearifan lokal tetap menjadi bagian penting dari identitas nasional Indonesia.
NAMA : M Rahul Sijabat
NPM : 2456031006
KELAS : Mandiri B
Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) memiliki peran strategis dalam membentuk karakter bangsa Indonesia yang kritis, aktif, dan demokratis. Melalui PKN, siswa diajarkan untuk memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara, sekaligus menginternalisasi nilai-nilai demokrasi serta prinsip-prinsip kebangsaan yang berlandaskan pada Pancasila. Tujuan utama PKN adalah menciptakan warga negara yang aktif, bertanggung jawab, dan menghormati nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, serta keadilan sosial.
Pasca-era Orde Baru, fokus pendidikan kewarganegaraan beralih pada penguatan pemahaman tentang demokrasi yang sehat, dengan menanamkan nilai-nilai seperti toleransi, kerja sama, dan solidaritas. PKN juga menekankan empat konsensus dasar nasional, yaitu:
1. Pancasila
2. Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945)
3. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
4. Bhinneka Tunggal Ika
Dengan menerapkan pendekatan yang partisipatif dan humanis, PKN diharapkan mampu melahirkan generasi muda yang memiliki komitmen kuat terhadap prinsip-prinsip kebangsaan dan demokrasi.
Selain itu, PKN berperan dalam membangun masyarakat madani—yaitu masyarakat yang memiliki kesadaran tinggi terhadap nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan hak-hak sipil. Pendidikan ini juga memperkuat peran aktif seluruh elemen masyarakat dalam mewujudkan keadilan sosial.
Dengan pendidikan yang efektif, generasi muda Indonesia akan mampu memperkuat sistem demokrasi sekaligus menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.
NPM : 2456031006
KELAS : Mandiri B
Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) memiliki peran strategis dalam membentuk karakter bangsa Indonesia yang kritis, aktif, dan demokratis. Melalui PKN, siswa diajarkan untuk memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara, sekaligus menginternalisasi nilai-nilai demokrasi serta prinsip-prinsip kebangsaan yang berlandaskan pada Pancasila. Tujuan utama PKN adalah menciptakan warga negara yang aktif, bertanggung jawab, dan menghormati nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, serta keadilan sosial.
Pasca-era Orde Baru, fokus pendidikan kewarganegaraan beralih pada penguatan pemahaman tentang demokrasi yang sehat, dengan menanamkan nilai-nilai seperti toleransi, kerja sama, dan solidaritas. PKN juga menekankan empat konsensus dasar nasional, yaitu:
1. Pancasila
2. Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945)
3. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
4. Bhinneka Tunggal Ika
Dengan menerapkan pendekatan yang partisipatif dan humanis, PKN diharapkan mampu melahirkan generasi muda yang memiliki komitmen kuat terhadap prinsip-prinsip kebangsaan dan demokrasi.
Selain itu, PKN berperan dalam membangun masyarakat madani—yaitu masyarakat yang memiliki kesadaran tinggi terhadap nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan hak-hak sipil. Pendidikan ini juga memperkuat peran aktif seluruh elemen masyarakat dalam mewujudkan keadilan sosial.
Dengan pendidikan yang efektif, generasi muda Indonesia akan mampu memperkuat sistem demokrasi sekaligus menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.
Setelah membaca jurnal tersebut, saya semakin meyakini bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peranan yang sangat krusial dalam membentuk karakter bangsa Indonesia. Menurut saya, PKn bukan hanya berfungsi untuk memberikan pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi yang dapat membentuk individu yang berpikir kritis dan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Di tengah arus globalisasi yang semakin kuat, saya merasa PKn menjadi alat yang sangat efektif dalam membekali generasi muda dengan wawasan kebangsaan yang kokoh, sekaligus mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di dunia internasional. Dengan demikian, PKn bukan hanya sekadar materi akademik, tetapi juga merupakan sarana penting dalam membentuk generasi yang memiliki identitas nasional yang kuat dan mampu bersaing di tingkat global.
Selain itu, menurut saya, PKn juga memberikan ruang bagi pertemuan berbagai nilai, baik yang berasal dari tradisi lokal maupun pengaruh global. Melalui sintesis antara nilai-nilai ini, kita bisa memperkuat identitas bangsa dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman yang terus berubah. Demokrasi yang terus berkembang di Indonesia membutuhkan penguatan wawasan kebangsaan yang berlandaskan pada empat pilar utama, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Saya percaya bahwa dengan pendekatan pembelajaran yang lebih humanis dan melibatkan partisipasi aktif, PKn bisa menjadi sarana yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi yang tetap sejalan dengan budaya bangsa. Oleh karena itu, bagi saya, PKn lebih dari sekadar teori, tetapi juga merupakan sarana pembentukan karakter yang penting untuk menciptakan warga negara yang lebih sadar akan tanggung jawab sebagai warga negara
Selain itu, menurut saya, PKn juga memberikan ruang bagi pertemuan berbagai nilai, baik yang berasal dari tradisi lokal maupun pengaruh global. Melalui sintesis antara nilai-nilai ini, kita bisa memperkuat identitas bangsa dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman yang terus berubah. Demokrasi yang terus berkembang di Indonesia membutuhkan penguatan wawasan kebangsaan yang berlandaskan pada empat pilar utama, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Saya percaya bahwa dengan pendekatan pembelajaran yang lebih humanis dan melibatkan partisipasi aktif, PKn bisa menjadi sarana yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi yang tetap sejalan dengan budaya bangsa. Oleh karena itu, bagi saya, PKn lebih dari sekadar teori, tetapi juga merupakan sarana pembentukan karakter yang penting untuk menciptakan warga negara yang lebih sadar akan tanggung jawab sebagai warga negara