Silahkan link videonya anda kumpulkan disini.
Forum Analisis Jurnal
Nama : Figo Maurist Raihan Noor, 2415012018, Kelas (B)
Berikut analisis saya terhadap jurnal yang membahas tentang revelansi Pancasila dan filsafat untuk mengatasi persoalan bangsa. Dapat disimpulkan bahwa, nilai-nilai Pancasila dalam pandangan ilmu filsafat memiliki peran penting untuk memecahkan persoalan bangsa dengan mengkaji secara ilmiah.
Menurut Bahm, sikap ilmiah penting untuk menyelesaikan persoalan bangsa dan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Salah satu masalah yang dihadapi adalah lunturnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia menyebabkan bangsa Indonesia banyak ditimpa masalah-masalah.
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkutl andasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia. Filsafat ilmu memiliki keterkaitan dengan Pancasila sebagai metode, dan pandangan hidup. Sila ke-1, menegaskan secara ontologi, bahwa manusia hidup di dunia harus selalu bertaqwa dan beriman kepada Tuhan. Secara epistemologis, Pancasila pada mulanya adalah harmonisasi dari paham Barat modern sekuler, paham kebangsaan, Islam dan pelbagai jenis pengetahuan lainnya yang melalui proses perdebatan panjang hingga mencapai titik temu, sah sebagai Pancasila hingga sekarang. Secara aksiologi, Pancasila sebagai pandangan hidup mempunyai nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam sila-silanya.
Maka dibutuhkan kesadaran untuk mendapati solusi terbaik untuk bangsa. Rasa ingin tahu dan kemauan untuk mengeaplikasikan nilai-nilai Pancasila dapat menyelesaikan masalah-masalah bangsa, dimulai dari pendidikan, hingga ke sistem pemerintahan.
NPM : 2415012025
KELAS : A
Pentingnya ilsafat dan ilmu Pancasila dalam konteks kebangsaan di Indonesia sangat relevan. Filsafat ilmu menyediakan pendekatan rasional dan sistematis untuk menganalisis berbagai isu yang dihadapi masyarakat, seperti konflik antar-etnis dan ketidaksetaraan sosial. Dengan memberikan dasar yang kuat untuk penelitian dan analisis, filsafat ilmu dapat membantu dalam mengambil keputusan yang bijaksana.
Sementara itu, Pancasila berfungsi sebagai ideologi dasar negara yang mengarahkan kebijakan dan tindakan pemerintah. Nilai-nilai dalam Pancasila, seperti persatuan dan keadilan sosial, menjadi pedoman untuk membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Pancasila, baik pemerintah maupun masyarakat dapat bekerja sama dalam mengatasi persoalan kebangsaan.
Filsafat ilmu, sebagai pemikiran reflektif mengenai hubungan antara ilmu dan kehidupan, membantu menjelaskan pentingnya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang berakar dalam budaya Indonesia, dan ketika dipelajari secara ilmiah, ia menjadi landasan untuk memajukan masyarakat.
Setiap sila dalam Pancasila—dari Ketuhanan Yang Maha Esa hingga Keadilan Sosial—membawa pesan yang dalam mengenai hubungan antarindividu dan antarumat beragama, menekankan persatuan, hak asasi manusia, dan keadilan. Dengan demikian, filsafat Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai panduan moral, tetapi juga sebagai framework yang mendasari tindakan dan kebijakan untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Secara keseluruhan, sinergi antara filsafat ilmu dan Pancasila sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang adil, beradab, dan harmonis, serta untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia.
Nama: Abraham Stanley Wijaya
NPM: 2415012029
Dengan demikian, pengembangan Pancasila dapat dilakukan dengan filsafat ilmu. Dalam konteks pendidikan, seorang akademis dan ilmuwan memiliki peran dan fungsi sebagai mediator untuk memberikan pemahaman yang mendalam mengenai nilai-nilai Pancasila. Pemberian materi tesebut dapat melalui kebebasan pendapat yang dikembangkan secara bertanggung jawab.
npm : 2455012002
Dari jurnal tersebut saya mengetahui Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang membahas aspek-aspek teoritis ilmu pengetahuan, seperti sifat, sumber, dan batas pengetahuan. Filsafat ilmu mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana pengetahuan diperoleh, diorganisasi, dan diuji.
Pancasila adalah dasar negara Indonesia, yang terdiri dari lima prinsip:
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Relevansi filsafat ilmu dalam mengatasi persoalan kebangsaan adalah bahwa dengan memahami prinsip-prinsip ilmiah dan metodologi penelitian, masyarakat dan pemimpin dapat membuat keputusan berdasarkan bukti dan data yang kuat. Dalam konteks Pancasila, ini berarti mengutamakan hikmat kebijaksanaan dalam perumusan kebijakan, yang melibatkan pemanfaatan sains dan ilmu pengetahuan dalam pengambilan keputusan nasional. Filsafat sains membantu meningkatkan pemahaman tentang bagaimana pengetahuan diperoleh dan diterapkan, sehingga suatu negara dapat lebih efektif mengatasi permasalahan nasional seperti kesenjangan sosial, keragaman budaya, dan tantangan ekonomi.
NPM: 2415012002
Dalam jurnal yang berjudul "Filsafat Ilmu Dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya Dalam Menghadapi Persoalan Kebangsaan", membahas tentang Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia melalui ilmu filsafat, yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang saat ini sedang terjadi di Indonesia.
Pembahasan:
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, filsafat sudah seharusnya menjadi dasar dan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh bangsa indonesia. Salah satunya yaitu lunturnya nilai-nilai pancasila dalam kehidupan masyarakat.
Di dalam Pancasila, terdapat nilai- nilai luhur yang seharusnya dapat diimplementasikan oleh setiap masyarakat Indonesia. Akan tetapi, persoalan itu sulit diterapkan di dalam diri bangsa Indonesia. Pancasila hanya sekedar menjadi sebuah simbol dan identitas saja. Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia, memiliki banyak masalah besar seperti kasus korupsi, bahkan kasus yang berkaitan dengan kemanusiaan.
Kasus korupsi yang banyak dilakukan oleh pejabat negara disebabkan karena mereka tidak mengamalkan dan juga tidak menerapkan nilai pancasila. Mereka tidak peduli akan adanya nilai-nilai pancasila. Permasalahan tersebut yang akan membuat peradaban bangsa Indonesia hancur.
Diperlukan beberapa faktor dalam mengatasi permasalahan diatas, yaitu:
1. Proses penyadaran terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Proses ini dapat dilakukan dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat.
2. Memperbaiki mental masyarakat, dengan memberikan pengetahuan mengenai perasaan hati-budi-nurani.
3. Menanamkan nilai-nilai pancasila ke dalam hati.
Kesimpulan:
Pemahaman masyarakat mengenai dasar negara, yaitu pancasila dalam ilmu filsafat sangat penting. Adanya ilmu filsafat yang terkandung dalam nilai-nilai pancasila dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan bangsa.
Nilai yang terkandung dalam pancasila dapat dikaji melalui ilmu filsafat, yaitu:
1. Secara Ontologis, pancasila memiliki nilai nilai luhur.
2. Secara epistemologis, pancasila memiliki wawasan kebangsaan yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Secara aksiologis, pancasila memiliki nilai-nilai luhur untuk saling membantu dan memberikan rasa keadilan sosial.
2415012049 (B)
Jurnal ini mengkaji bagaimana filsafat ilmu dapat berperan dalam menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi bangsa Indonesia. Filsafat ilmu digunakan sebagai alat untuk memahami Pancasila secara lebih mendalam melalui tiga aspek utama: ontologi yang membahas hakikat, epistemologi yang mengkaji asal usul, dan aksiologi yang menelaah nilai guna. Dalam konteks ini, Pancasila tidak hanya dilihat sebagai ideologi negara, tetapi juga sebagai sumber pengetahuan yang memberikan panduan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Indonesia saat ini menghadapi berbagai permasalahan serius, mulai dari korupsi yang semakin meluas, lunturnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, hingga perilaku para pejabat yang sering kali tidak sejalan dengan nilai-nilai moral. Masalah-masalah ini berakar dari kurangnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Ketika nilai-nilai luhur Pancasila tidak lagi menjadi pedoman, berbagai persoalan kebangsaan pun muncul dan sulit untuk diselesaikan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, jurnal ini menawarkan beberapa solusi konkret. Pertama, menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila melalui sistem pendidikan yang terintegrasi. Kedua, melakukan kajian akademis yang mendalam tentang relevansi Pancasila dalam konteks kekinian. Ketiga, mengajarkan filsafat ilmu sebagai alat untuk memahami Pancasila secara lebih komprehensif. Keempat, mendorong penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pembuatan kebijakan dan kehidupan sehari-hari. Peran akademisi dan ilmuwan menjadi sangat penting dalam upaya memperdalam pemahaman Pancasila dan mengaplikasikannya untuk perbaikan kondisi bangsa.
Nama: Aurelia Salsabila
NPM: 2415012001
Kelas (A)
Analisis terhadap jurnal yang saya dapat yaitu, filsafat ilmu sebagai sumber pengetahuan ternyata memiliki keterkaitan dengan pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup ternyata juga menyimpan banyak pengetahuan yang sudah selayaknya dikembangkan oleh disiplin filsafat ilmu yang secara ilmiah memiliki nilai-nilai muatan positif dalam membentuk watak dan karakter bangsa indonesia.
Pancasila adalah filsafat bangsa yang sesungguhnya berhimpit dengan jiwa bangsa. Filsafat ilmu sebagai dasar sebuah ilmu pengetahuan dapat mengembangkan pancasila dengan tiga cara yaitu:
- Ontologi, pada hakekatnya pancasila adalah sebuah sistem nilai atau prinsip yang memdasari bentuk negara.
- Epistemologi, kebenaran yang terkandung dalam pancasila adalah kebeneran konsensus, yaitu dapat ditafsirkan dalam berbagai arti dan dinilai kelemahanan dan kelebihannya.
- Aksiologi, pancasila sebagai pandangan hidup mempunyai nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam sila-silanya.
Dengan menguak secara filosofis nilai-nilai pancasila diharapkan memunculkan pengetahuan dan pengembangan baru akan nilai-nilai luhur pancasila serta dapat menyelesaikan problem pancasila agar tidak dijadikan alat kepentingan politik dan tidak menyebabkan masyarakat apatis.
NPM :2465012003
Dalam jurnal yang berjudul "Filsafat Ilmu
Dan Arah Pengembangan Pancasila:
Relevansinya Dalam Menghadapi Persoalan Kebangsaan", membahas tentang Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia melalui ilmu filsafat, yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang saat ini sedang terjadi di Indonesia.
Relevansi filsafat ilmu dalam mengatasi persoalan kebangsaan adalah bahwa dengan memahami prinsip-prinsip ilmiah dan metodologi penelitian, masyarakat dan pemimpin dapat membuat keputusan
berdasarkan bukti dan data yang kuat.
Dalam konteks Pancasila, ini berarti mengutamakan hikmat kebijaksanaan
dalam perumusan kebijakan, yang melibatkan pemanfaatan sains dan ilmu pengetahuan dalam pengambilan keputusan nasional.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, jurnal ini menawarkan beberapa solusi konkret. Pertama, menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila melalui sistem pendidikan yang terintegrasi. Kedua, melakukan kajian akademis yang mendalam tentang relevansi Pancasila dalam konteks kekinian. Ketiga, mengajarkan filsafat ilmu sebagai alat untuk memahami Pancasila secara lebin komprehensif.
NPM :2415012020
Tugas : analisis jurnal
Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara dan Implementasinya Dalam Pembangunan Karater Bangsa
Pengkajian Pancasila dengan menggunakan pisau analisis filsafat ilmu adalah hal yang menarik karena di dalam nilai-nilai Pancasila secara genuine sudah terkandung juga filsafat ilmu.Filsafat ilmu merupakan bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi keilmuan yang dikerjakan.
Filsafat melakukan dua hal: di satu sisi, membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta serta menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan.
•Sejarah Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat.
Akan tetapi, pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri sendiri
Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa sebelum abad ke-17 ilmu identik dengan filsafat.
Ilmu pengetahuan adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau perorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan.
•Filsafat Ilmu dan Relevansinya dengan Nilai-Nilai Pancasila
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap
persoalan-persoalan mengenai
segala hal yang menyangkut
landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari
kehidupan umat manusia.
•Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life)
ternyata juga menyimpan banyak
pengetahuan-pengetahuan yang sudah selayaknya dikembangkan
oleh disiplin filsafat ilmu yang secara ilmiah mempunyai nilai-nilai muatan positif dalam membentuk watak dan karakter bangsa
Indonesia.
Secara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai ideologis yang berderajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis.
Agar ia dapat menjadi ideologi bangsa dan negara Indonesia yang lestari tetapi juga dinamis berkembang, nilai luhur dan nilai dasarnya harus dapat bersifat tetap, sementara nilai instrumentalnya harus semakin dapat direformasi dengan perkembangan tuntutan zaman
•Pengembangan Nilai- Nilai Pancasila
Pancasila mempunyai pengertian secara umum sebagai pandangan dunia (way of life), pandangan hidup (weltanschauung),
levens beschouwing). Dalam hal
sebagai petunjuk hidup yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari
NPM : 2415012057
Dalam jurnal yang berjudul "Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan" oleh Syahrul Kirom menganalisis Pancasila melalui perspektif filsafat ilmu, terutama dalam tiga aspek utama filsafat ilmu: ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Secara umum, jurnal ini menekankan bahwa Pancasila, sebagai dasar ideologi bangsa Indonesia, dapat dijadikan alat untuk menyelesaikan berbagai persoalan kebangsaan, terutama masalah korupsi dan lunturnya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Analisis Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Pancasila
- Ontologi : Pancasila dipandang sebagai sistem nilai yang mengandung ajaran dan prinsip-prinsip luhur, seperti sikap saling menghormati di antara manusia dan kepercayaan kepada Tuhan. Secara ontologis, Pancasila menegaskan pentingnya nilai moral dan spiritual dalam kehidupan berbangsa.
- Epistemologi : Pengetahuan yang terkandung dalam Pancasila merupakan hasil dari harmonisasi berbagai paham seperti sekularisme Barat, Islam, dan konsep kebangsaan. Pancasila dikembangkan melalui konsensus yang dianggap sebagai bentuk kebenaran dalam sistem pengetahuan terbuka. Hal ini memungkinkan penafsiran ulang sesuai dengan konteks zaman.
- Aksiologi : Nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial, kemanusiaan, dan persatuan, memiliki nilai-nilai luhur yang harus diwujudkan dalam kehidupan masyarakat. Aksiologi Pancasila mendorong individu untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral dalam masyarakat.
Jurnal ini memerhatikan bagaimana penurunan penerapan nilai-nilai Pancasila menjadi faktor penyebab munculnya masalah sosial, politik, dan ekonomi, termasuk maraknya praktik korupsi dan menekankan pentingnya revitalisasi Pancasila di dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari untuk mengatasi masalah-masalah kebangsaan. Selain itu, jurnal ini mengusulkan agar filsafat ilmu digunakan untuk memperkuat pemahaman dan implementasi Pancasila secara ilmiah di perguruan tinggi dan masyarakat luas.
Dengan memahami aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi Pancasila, Indonesia diharapkan dapat mengatasi berbagai persoalan bangsa yang ada, seperti korupsi dan ketidakadilan sosial. Penguatan nilai-nilai Pancasila di lingkungan akademik dan pendidikan juga dianggap sebagai langkah penting untuk mengembalikan fungsinya sebagai pandangan hidup bangsa.
Kelas: B
NPM: 2415012036
Syahrul Kirom, Penulis Jurnal, menggunakan pendekatan filsafat ilmu yang meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi untuk menunjukkan bagaimana Pancasila dapat dijadikan sebagai panduan dalam mengatasi berbagai persoalan kebangsaan.
Secara ontologis, Pancasila dianggap sebagai sistem nilai yang mencakup prinsip-prinsip dasar yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai ini meliputi penghormatan terhadap sesama manusia, tanggung jawab sosial, dan keadilan. Pancasila bukan hanya sekadar simbol, tetapi merupakan dasar filosofis yang mengandung ajaran kebijaksanaan reflektif yang relevan dalam berbagai aspek kehidupan.
Pancasila dipandang sebagai pemersatu semua aspek kehidupan manusia, mulai dari kehidupan religius hingga moralitas sosial. Sebagai hasil budaya bangsa Indonesia, Pancasila memiliki peran penting dalam menciptakan masyarakat yang saling menghormati dan adil. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah penerapan nilai-nilai luhur ini dalam konteks present day, terutama di tengah berbagai persoalan seperti korupsi yang mengakar.
Dalam hal epistemologi, Pancasila dianggap sebagai sumber pengetahuan yang harus diakui sebagai dasar dalam membangun konsep-konsep kebangsaan, kemanusiaan, dan demokrasi. Pancasila harus dijadikan panduan hidup di semua bidang kehidupan, mulai dari politik, pendidikan, ekonomi, hingga sosial.
Pengetahuan yang bersumber dari Pancasila adalah hasil yang dicapai melalui proses panjang, termasuk penyatuan antara pandangan Barat, nasionalisme, dan nilai-nilai keagamaan. Ini menjadikan Pancasila sebagai sistem terbuka yang dapat terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman.
Aksiologi Pancasila membahas nilai-nilai etika yang terkandung dalam setiap sila, seperti nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, keadilan sosial, dan kerakyatan. Penerapan nilai-nilai Pancasila di Indonesia masih jauh dari harapan. Banyak pejabat negara yang tidak lagi menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan, terutama dalam menghadapi praktek korupsi. Pancasila seringkali hanya dijadikan simbol dan trademark politik tanpa implementasi yang nyata di kehidupan sehari-hari.
Salah satu isu penting yang diangkat dalam jurnal ini adalah lunturnya pemahaman masyarakat Indonesia terhadap Pancasila, terutama setelah periode Reformasi. Mengutip pendapat Koento Wibisono yang menjelaskan bahwa setelah reformasi, banyak orang menjadi skeptis dan apatis terhadap Pancasila karena pengaruh buruk dari rezim Orde Baru yang dianggap telah memanipulasi nilai-nilai Pancasila untuk kepentingan politik.
2415012005
Kelas : A
Analisis saya tentang Jurnal Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan
membahas pentingnya filsafat ilmu dalam memperkuat pemahaman terhadap Pancasila sebagai ideologi negara. Filsafat ilmu berperan penting dalam memberikan dasar rasional untuk memahami konsep-konsep kebenaran dan pengetahuan yang membangun fondasi Pancasila. Dengan landasan filsafat ilmu, pengembangan Pancasila dapat diarahkan lebih ilmiah dan objektif, sehingga tidak hanya menjadi dogma, tetapi juga panduan dinamis yang relevan dengan perkembangan zaman.
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, sudah
seharusnya filsafat ilmu dengan dasar-dasar dan metode ilmiahnya
mampu menyelesaikan persoalan kebangsaan yang sekarang
dihadapi oleh bangsa Indonesia. Salah satunya adalah lunturnya
pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan
hidup di dalam masyarakat. Lunturnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia
menyebabkan bangsa Indonesia banyak ditimpa masalah-masalah
besar, seperti praktek korupsi yang menggurita, dan bencana alam
yang berkelanjutan, serta bencana kemanusiaan lainnya. Berdasarkan asumsi itu, persoalan mengenai lunturnya
pemahaman bangsa Indonesia mengenai Pancasila sebagai
pandangan hidup (way of life) menjadi tugas dari disiplin filsafat
ilmu untuk mengkaji secara ilmiah dengan mengedepankan sikap
akademis dan intelektual yang tinggi, sehingga dapat diperoleh
pemecahan masalah secara komprehensif. Filsafat ilmu sebagai
dasar ilmu pengetahuan harus mampu mengembangkan Pancasila
sebagai dasar-dasar ilmu pengetahuan yang sesungguhnya
mempunyai nilai-nilai luhur untuk mengatasi persoalan kehidupan
manusia dengan menggunakan aspek ontologi, epistemologi dan
aksiologi.
Pancasila, sebagai ideologi, memerlukan pendekatan yang adaptif dan reflektif dalam menghadapi tantangan kebangsaan, seperti krisis moral, ketimpangan sosial, dan disintegrasi nasional. Jurnal ini menggarisbawahi bahwa filsafat ilmu menyediakan kerangka kritis yang dapat memperkaya pengembangan Pancasila, memungkinkan ideologi ini untuk terus berkembang seiring perubahan sosial, politik, dan budaya. Pendekatan ini juga membantu menyelaraskan nilai-nilai Pancasila dengan kebutuhan masyarakat kontemporer, menjadikannya lebih responsif terhadap masalah bangsa.
Relevansi filsafat ilmu terhadap pengembangan Pancasila juga terletak pada kemampuannya untuk menghadapi persoalan kebangsaan secara sistematis dan rasional. Dengan memperkuat basis filosofis Pancasila, nilai-nilai dasar seperti keadilan sosial, kemanusiaan, dan persatuan dapat lebih efektif diimplementasikan. Hal ini penting untuk menjaga kesatuan dan integritas bangsa, serta mengatasi tantangan-tantangan kebangsaan yang kompleks, seperti pluralisme dan konflik sosial.
Npm : 2415012019
Kelas : A
Jurnal ini membahas tentang bagaimana filsafat ilmu dapat digunakan untuk memahami dan mengembangkan Pancasila agar bisa menjadi solusi dalam menghadapi berbagai masalah kebangsaan di Indonesia, seperti korupsi, lunturnya rasa kebangsaan, dan persatuan.
Ontologi (dasar dari realitas atau keberadaan)
Ontologi dalam konteks ini berbicara tentang nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila. Misalnya, Pancasila mengajarkan pentingnya menghormati sesama manusia, saling menyayangi, dan membangun sikap gotong royong. Nilai-nilai ini dianggap sebagai landasan yang tidak hanya harus dipahami, tetapi juga dihidupi oleh masyarakat.
Epistemologi (cara mendapatkan pengetahuan)
Epistemologi Pancasila mengacu pada bagaimana kita memperoleh pengetahuan tentang kehidupan bermasyarakat dan bernegara melalui nilai-nilai Pancasila. Pancasila menyediakan konsep-konsep penting yang dapat membantu kita memahami apa itu kebangsaan, persatuan, dan keadilan. Dengan kata lain, nilai-nilai Pancasila seharusnya menjadi pedoman yang kita gunakan untuk menyikapi berbagai masalah sosial dan politik di Indonesia.
Aksiologi (nilai dan manfaat)
Aksiologi dalam Pancasila berbicara tentang kegunaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai seperti kemanusiaan, keadilan sosial, dan kerakyatan memiliki kontribusi penting dalam menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Nilai-nilai ini perlu diterapkan dalam tindakan nyata, seperti bagaimana kita memperlakukan orang lain atau bagaimana para pemimpin menjalankan tugas mereka. Jika nilai-nilai ini benar-benar diterapkan, Indonesia akan menjadi negara yang lebih baik dan harmonis.
Kesimpulan
Jurnal ini menegaskan bahwa Pancasila bukan hanya simbol yang sering diucapkan dalam pidato atau upacara, melainkan panduan hidup yang seharusnya dihayati dan diterapkan dalam kehidupan nyata. Korupsi, misalnya, terjadi karena para pemimpin atau masyarakat tidak benar-benar mengamalkan nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan dan tanggung jawab. Jika nilai-nilai Pancasila dipahami dan dijalankan dengan serius, banyak masalah bangsa ini bisa diatasi, mulai dari ketidakadilan, korupsi, hingga perpecahan sosial.
Jadi, Pancasila harus dilihat sebagai bagian dari cara berpikir dan bertindak kita sehari-hari, bukan sekadar semboyan atau slogan.
Nama: Muthia Zahrani
NPM: 2415012040
Kelas: B
Jurnal ini membahas pentingnya menggunakan filsafat ilmu untuk memahami dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila dalam menghadapi masalah kebangsaan, terutama terkait dengan korupsi dan krisis sosial di Indonesia. Melalui pendekatan filsafat ilmu yang mencakup tiga aspek utama—ontologi, epistemologi, dan aksiologi dalam nilai-nilai Pancasila bisa dijadikan panduan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Analisis ontologi Pancasila menunjukkan bahwa Pancasila memiliki nilai-nilai luhur yang harus diinternalisasi, seperti sikap saling menghormati dan keadilan sosial. Epistemologinya menyoroti bahwa Pancasila sebagai sumber pengetahuan nasionalis dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan aksiologinya menekankan kontribusi nilai-nilai luhur Pancasila, seperti gotong royong dan keadilan sosial, dalam memperbaiki perilaku masyarakat.
Masalah yang diangkat dalam jurnal ini adalah lunturnya pemahaman dan penerapan Pancasila di masyarakat, yang dianggap sebagai salah satu penyebab maraknya korupsi dan penurunan moral yang terlihat dalam perilaku para pejabat negara yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok daripada kepentingan bangsa. Jurnal ini menekankan perlunya revitalisasi dan reaktualisasi Pancasila melalui pendidikan formal, seminar, dan penelitian di perguruan tinggi, dengan filsafat ilmu sebagai alat untuk menggali nilai-nilai Pancasila lebih dalam.
Kesimpulannya, jurnal ini menyarankan agar Pancasila tidak hanya dijadikan simbol, tetapi diimplementasikan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, dengan akademisi dan ilmuwan memainkan peran penting dalam menyebarkan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan.
NPM:2415012052
Dari jurnal tersebut analisis yang saya dapat kan yaitu bahwa filsafat itu memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai landasan (Gie, 2007:59) namun menurun bahm dalam tulisan nya yang berjudul What Is Science ia menegaskan bahwa persoalan di dalam kehidupan masyarakat jika masalah itu dikatakan ilmiah maka harus meliputi beberapa komponen sedang filsafat ilmu itu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat yang dimana filsafat ini membahas tentang pengetahuan, sifat dan lain lain nya.
Filsafat ilmu secara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai ideologis yang berderajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis.
Dimana seperti yang kita tahu bahwa pengertian Pancasila secara umum yaitu sebagai pandangan dunia (way of life), pandangan hidup (weltanschauung),
pegangan hidup (weldbeschauung), petunjuk hidup (wereld en levens beschouwing).
Filsafat ilmu sebagai dasar sebuah ilmu pengetahuan
(science of knowledge). Kita juga dapat mengembangkan Pancasila dengan
tiga cara, yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi.
NPM :2415012010
Kelas: B
Jurnal ini mengkaji bagaimana filsafat ilmu dapat berperan dalam menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi bangsa Indonesia.
Analisis Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Pancasila
Ontologi : Pancasila dipandang sebagai sistem nilai yang mengandung ajaran dan prinsip-prinsip luhur, seperti sikap saling menghormati di antara manusia dan kepercayaan kepada Tuhan. Secara ontologis, Pancasila menegaskan pentingnya nilai moral dan spiritual dalam kehidupan berbangsa.
Epistemologi : Pengetahuan yang terkandung dalam Pancasila merupakan hasil dari harmonisasi berbagai paham seperti sekularisme Barat, Islam, dan konsep kebangsaan. Pancasila dikembangkan melalui konsensus yang dianggap sebagai bentuk kebenaran dalam sistem pengetahuan terbuka. Hal ini memungkinkan penafsiran ulang sesuai dengan konteks zaman.
Aksiologi : Nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial, kemanusiaan, dan persatuan, memiliki nilai-nilai luhur yang harus diwujudkan dalam kehidupan masyarakat. Aksiologi Pancasila mendorong individu untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral dalam masyarakat.
Relevansi dalam mengatasi persoalan kebangsaan
lalu pancasila dapat menjadi solusi untuk berbagai persoalan kebangsaan, seperti:
Konflik Sosial: Pancasila sebagai landasan etika dapat mengurangi konflik antar kelompok dengan menekankan persatuan dan toleransi.
Ketidakadilan Sosial: Dengan prinsip keadilan sosial dalam Pancasila, kebijakan publik dapat diarahkan untuk menciptakan kesejahteraan yang lebih merata.
Globalisasi: Dalam menghadapi tantangan global, Pancasila dapat dijadikan pedoman untuk menjaga identitas nasional dan mengintegrasikan nilai-nilai universal dengan kearifan lokal.
kesimpulannya filsafat ilmu dan arah pengembangan Pancasila saling berkaitan dalam upaya mengatasi persoalan kebangsaan. Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan, inovasi, dan penguatan budaya, Indonesia dapat menghadapi tantangan yang ada dengan lebih baik. Pancasila bukan hanya sebagai dasar negara, tetapi juga sebagai pedoman moral yang relevan dalam menyikapi dan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi bangsa.
NPM : 2455012007
Menurut hasil analisis saya dari jurnal tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan filsafat ilmu di Indonesia sangat relevan dengan pengembangan Pancasila dan perbaikan kebangsaan. Dan juga Terdapat tiga aspek filsafat ilmu yaitu ontologi, epistemologi, aksiologi. Yang terdapat dalam nilai-nilai Pancasila dan dapat diaplikasikan/praktekan dalam kegiatan sehari-hari dalam mengatasi berbagai permasalahan seperti korupsi dan hilangnya rasa cinta kebangsaan. Maka, nilai Pancasila dalam penerapan dapat disajikan sebagai berikut:
1. Ontologi: Pancasila adalah sumber dari banyak kebijakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Epistemologi: Pancasila memuat dan mengandung nilai bangsa yang bisa disosialisasikan dalam kehidupan bermasyarakat.
3.Aksiologi: Pancasila sebagai nilai luhur sangat berguna untuk memberikan kontribusi terhadap pembangunan tatanan kehidupan yang lebih baik karena mengandung unsur nilai kemanusiaan dan keadilan sosial. Nilai-nilai ini harus diterapkan dalam tindakan sehari-hari agar permasalahan-permasalahan kebangsaan dapat diatasi.
Secara keseluruhan, filsafat ilmu tidak hanya berperan dalam memahami nilai-nilai Pancasila tetapi juga memberikan solusi ilmiah untuk memperkuat pemahaman dan implementasinya di tengah masyarakat terutama dalam sistem pendidikan dan pengambilan kebijakan pemerintah.
Kelas Arsitektur 2024
Analisis Jurnal
Dalam Jurnal "FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA: RELEVANSINYA DALAM MENGATASI PERSOALAN KEBANGSAAN" yang dikarang oleh Syahrul Kirom, tertulis secara jelas dan terperinci betapa pentingnya memahami sebuah hubungan antara filsafat ilmu dan Pancasila dalam masalah kasus berjalannya sebuah kebangsaan.
NPM : 2415012068
Kelas (B)
Di dalam jurnal ini, ditekankan bahwa penerapan pancasila dalam filsafat ilmu sangatlah penting terutama terkait permasalahan nasional saat ini. Solusi-solusi yang didapat dari beberapa permasalahan di Indonesia saling berhubungan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
Secara ontologi, Pancasila pada hakekatnya adalah sebuah sistem nilai atau prinsip yang mendasari bentuk negara Indonesia. Yang di dalamnya terkandung makna-makna. Kebijaksanaan reflektif yang menyiratkan idealisasi pada hal yang dianggap baik, benar, indah dan bermanfaat bagi manusia. Kedua, secara epistemologis, Pancasila pada mulanya
adalah harmonisasi dari paham Barat modern sekuler, paham
kebangsaan, Islam dan pelbagai jenis pengetahuan lainnya yang
melalui proses perdebatan panjang hingga mencapai titik temu. Ketiga, secara aksiologi, nilai-nilai Pancasila memiliki sumbangan berarti bagi kehidupan umat manusia, nilai-nilai luhur untuk saling membantu dan memberikan rasa keadilan sosial harus diejawantahkan dalam setiap aspek kehidupan manusia.Dalam konteks ini, Pancasila tidak hanya dipandang sebagai ideologi negara, tetapi juga sebagai sumber pengetahuan yang memberikan pedoman dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pengembang nilai-nilai Pancasila adalah proses upaya untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia yang terus relevan dalam kehidupan masyarakat, baik secara individu maupun kolektif. Proses ini dilakukan melalui berbagai sektor, termasuk pendidikan, hukum, budaya, dan kehidupan bernegara, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dapat diinternalisasi dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
NPM : 2455012005
KELAS : A
Dalam jurnal yang berjudul “Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya Dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan” yang ditulis oleh Syahrul Kirom tersebut menjelaskan tentang pengkajian pancasila sebagai pandangan hidup Masyarakat Indonesia menggunakan kacamata filsasat ilmu adalah suatu hal yang sangat penting yang mana sangat relevan dengan permasalahan-permasalah nasional yang kerap terjadi dimasa kini.
Dalam filsafat ilmu ada tiga aspek yang harus terpenuhi yaitu Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi agar filsafat ilmu dapat menjadikan Pancasila sebagai alat untuk menyelasaikan permasalahan nasional khususnya dalam hal korupsi. Pemahaman terhadapa Pancasila harus terus dikembangkan supaya Pancasila dapat memberikan solusi bagi permasalahan tersebut
Hasil pengkajian tentang nilai-nilai Pancasila melalui filsafat ilmu dapat menjelaskan nilai nilai Pancasila dalam hal Ontologi yaitu Pancasila memiliki ajaran dan nilai-nilai, seperti mengembangkan sikap saling menghormati antar sesama manusia.
Jadi, filsafat memiliki dampak yang signifikan di perguruan tinggi dengan menjadi subjek studi yang kaya dan memainkan peran penting dalam perkembangan intelektual dan etika mahasiswa. Di kehidupan manusia, filsafat membantu membentuk pemahaman pribadi tentang dunia, etika, dan nilai-nilai, serta membantu dalam pengembangan karakter dan kemampuan berpikir kritis.
NPM : 2415012063
Kelas. : Arsitektur A
FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA:
RELEVANSINYA DALAM MENGATASI PERSOALAN KEBANGSAAN
Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris maupun rasional.
Relevansinya dengan Nilai-Nilai Pancasila:
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia
Terkait dengan Pancasila, Pancasila sebagai sebuah pandangan hidup sudah tentu memiliki
nilai-nilai filsafat yang terkandung di dalamnya, dan bahkan Pancasila telah memiliki ilmu pengetahuan.
Secara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai ideologis yang berderajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis.
Problem Kebangsaan dan Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila
Beberapa tahun terakhir persoalan persatuan kebangsaan terasa mengalami tantangan yang tidak ringan,Perbedaan aliran keagamaan dapat menyulut perpecahan yang pada akhirnya rasa persatuan semakin hilang.
Permasalahan aktual yang lain ialah Menguatnya praktek korupsi di Indonesia disebabkan oleh para
pejabat negara yang tidak mampu mengamalkan nilai-nilai
Pancasila. Bahkan mereka apatis, dan tidak peduli dengan
Pancasila. Pancasila dijadikan sebagai sebuah identitas saja, tetapi
tidak pernah diimplementasikan ke dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Untuk mengatasi persoalan kebangsaan dalam upaya
pengembangan Pancasila diperlukan beberapa faktor.
manusia. Penyadaran dapat dilakukan selain kepada masyarakat juga kepada pejabat negara dengan memberi pengetahuan bahwa
Pancasila sebagai pandangan hidup harus selalu diikutsertakan dalam setiap pengambilan kebijakan pemerintah sehingga perilaku
menyimpang dan korupsi dapat direduksi.
Pengetahuan tentang Pancasila dimulai saat seseorang mulai mengerti keberadaan cipta, rasa dan karsa yang dimilikinya. Saat ketiga unsur tersebut mulai bekerja sama dalam kesatuan yang bulat dan menyeluruh meliputi perinciannya dalam memandang, menilai dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya, saat itulah Pancasila (sebagai pengetahuan) mulai terbentuk dalam dirinya.
Oleh karena itu, dibutuhkan rasa atau kemauan untuk mengaplikasikan pengetahuan nilai-nilai Pancasila. Sebab hanya dengan kemauan, kemampuan tersebut dapat berguna bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.
Setiap warga negara Indonesia sudah seharusnya mendasarkan cipta, rasa, karsa dan karya atas nilai-nilai Pancasila. Pada hakikatnya, pengetahuan dan ilmu mengenai Pancasila pun belum cukup. Oleh
karena itu, hal yang penting adalah mengetahui, kemudian meresapi, menghayati dan akhirnya mengamalkan Pancasila dalam setiap aspek kehidupan umat manusia.
NPM: 2415012054
Kelas: Arsitektur B
Jurnal yang berjudul "Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan" oleh Syahrul Kirom membahas tentang filsafat yang merupakan ilmu pengetahuan yang mendasar bagi setiap pengembangan ilmu yang mampu mengembangkan nilai-nilai Pancasila karena melalui filsafat itulah dapat diketahui bagaimana hakikat ilmu pengetahuan.
Filsafat merupakan disiplin ilmu yang mampu menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat. Dalam konteks kearifan hidup personal maupun kolektivitas tertentu, filsafat ilmu merupakan refleksi kritis secara mendasar atas perkembangan ilmu.
Filsafat ilmu memiliki keterkaitan terhadap Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life) yang secara ilmiah mempunyai nilai-nilai muatan positif dalam membentuk watak dan karakter bangsa Indonesia.
Filsafat ilmu dapat mengembangkan Pancasila dengan tiga cara, yakni ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Secara ontologi yang merupakan nilai atau prinsip dasar terkandung makna-makna kebijaksanaan reflektif yang menyiratkan idealisasi pada hal yang dianggap positif dan bermanfaat. Sila pertama memiliki makna secara ontologi untuk dipahami masyarakat agar tidak melakukan perbuatan tercela dan merugikan orang lain.
Secara epistemologi, Pancasila memiliki sumber pengetahuan dan wawasan kebangsaan yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan.
Secara Aksiologi, nilai-nilai Pancasila memberi kontribusi bagi manusia seperti nilai-nilai keadilan sosial yang harus diwujudkan dalam setiap aspek kehidupan manusia.
Karena itu, nilai-nilai Pancasila yang memiliki ilmu pengetahuan dari ketiga aspek harus mampu dijadikan landasan dasar dalam upaya mengembangkan Pancasila dan mengatasi persoalan bangsa Indonesia saat ini.
Npm : 2415012035
Kelas : A. S-1 Arsitektur
Jurnal yang diulas berjudul "Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan" oleh Syahrul Kirom. Jurnal ini membahas relevansi Pancasila dengan filsafat ilmu dalam konteks menyelesaikan masalah kebangsaan Indonesia, khususnya terkait dengan korupsi dan lunturnya penerapan nilai-nilai Pancasila.
Jurnal ini menggunakan tiga aspek filsafat ilmu :
Ontologi, epistemologi, dan aksiologi, untuk mengkaji nilai-nilai Pancasila.
Ontologi: Pancasila sebagai panduan hidup dengan nilai-nilai seperti saling menghormati.
Epistemologi: Pancasila sebagai sumber pengetahuan dan nasionalisme yang menjadi dasar kehidupan sosial Indonesia.
Aksiologi: Nilai-nilai Pancasila memberikan kontribusi pada keadilan sosial dan kemanusiaan.
Masalah Kebangsaan:
Bangsa Indonesia menghadapi berbagai masalah seperti korupsi, ketidakadilan, dan bencana yang disebabkan oleh hilangnya pemahaman dan pengamalan Pancasila.
Penulis menyoroti bagaimana lunturnya kepercayaan terhadap Pancasila pasca reformasi 1998 disebabkan oleh salah penerapan nilai-nilai Pancasila, bukan karena kelemahan ideologinya.
Peran Filsafat Ilmu:
Filsafat ilmu dapat membantu memecahkan masalah kebangsaan dengan pendekatan ilmiah, analisis kritis, dan penelaahan nilai-nilai Pancasila.
Filsafat ilmu berfungsi untuk mengeksplorasi Pancasila sebagai panduan hidup, terutama dalam konteks keilmuan dan pendidikan, dan memperkuat relevansinya di tengah tantangan zaman.
Pengembangan Pancasila:
Pancasila perlu terus dikembangkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di ranah pendidikan formal dan institusi negara.
Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan tinggi, diharapkan generasi penerus bangsa dapat kembali menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan sosial dan politik.
Jurnal ini menekankan bahwa revitalisasi nilai-nilai Pancasila, yang didukung oleh filsafat ilmu, sangat penting untuk menyelesaikan berbagai persoalan kebangsaan di Indonesia.
Pancasila adalah dasar negara Indonesia, yang terdiri dari lima prinsip:
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Relevansi filsafat ilmu dalam mengatasi persoalan kebangsaan adalah bahwa dengan memahami prinsip-prinsip ilmiah dan metodologi penelitian, masyarakat dan pemimpin dapat membuat keputusan berdasarkan bukti dan data yang kuat. Dalam konteks Pancasila, ini berarti mengutamakan hikmat kebijaksanaan dalam perumusan kebijakan, yang melibatkan pemanfaatan sains dan ilmu pengetahuan dalam pengambilan keputusan nasional. Filsafat sains membantu meningkatkan pemahaman tentang bagaimana pengetahuan diperoleh dan diterapkan, sehingga suatu negara dapat lebih efektif mengatasi permasalahan nasional seperti kesenjangan sosial, keragaman budaya, dan tantangan ekonomi.
Pembangunan Pancasila harus terus diupayakan mencakup aspek-aspek tersebut, memastikan ilmu pengetahuan dan filsafat ilmu menjadi bagian integral dalam pengambilan keputusan nasional. Dengan demikian, Pancasila dapat menjadi pedoman yang lebih relevan dan ampuh dalam mengatasi permasalahan nasional Indonesia.
NPM: 2415012011
Kelas: (A) Arsitektur
Jurnal ini membahas tentang peran filsafat dalam mempelajari seluruh pengalaman manusia. Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, ketika ilmu pengetahuan berkembang di Barat. Namun, pada abad ke-17, ilmu dan filsafat mulai terpisah. Filsuf Yunani Kuno sudah merintis pemahaman tentang filsafat ilmu, menanyakan bagaimana ilmu pengetahuan seharusnya diposisikan. Ilmu pengetahuan memiliki aturan-aturan yang disebut Robert Merton sebagai universalisme, komunalisme, disinterestedness, dan skeptisisme terarah (Wibisono, 2009:2).
Filsafat berperan dalam dua hal: pertama, membangun teori tentang manusia dan alam semesta sebagai landasan keyakinan dan tindakan; kedua, mengkritisi segala hal yang menjadi dasar keyakinan dan tindakan (Gie, 2007:59). Pengetahuan ilmiah bertujuan memecahkan masalah ilmiah, dan dalam konteks berbangsa, filsafat ilmu dapat membantu mengatasi masalah kebangsaan, seperti memudarnya pemahaman dan penerapan Pancasila.
Menurut Koento Wibisono, sejak reformasi 1998, Pancasila kerap disalahkan atas masalah kebangsaan akibat praktek politik Orde Baru, yang membuat banyak orang menjadi pesimis dan apatis terhadap Pancasila. Masalah ini menjadi tantangan bagi filsafat ilmu untuk mengkaji secara ilmiah, mencari solusi yang komprehensif. Filsafat ilmu harus mampu mengembangkan Pancasila sebagai dasar ilmu pengetahuan yang berperan dalam mengatasi persoalan kehidupan melalui aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Pancasila, sebagai pandangan hidup (way of life), mengandung banyak pengetahuan yang dapat dikembangkan melalui filsafat ilmu. Secara filsafati, Pancasila mengandung nilai-nilai ideologis seperti nilai luhur, dasar, instrumental, praksis, dan teknis, yang harus tetap dinamis agar sesuai dengan perkembangan zaman.
Pancasila juga bisa menjadi landasan pengembangan ilmu pengetahuan, dengan aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi yang mendukungnya sebagai ideologi bangsa (Wibisono, 1995:126). Sebagai weltanschauung, atau pandangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila sangat relevan dengan nilai-nilai sosial. Pancasila juga memiliki ilmu pengetahuan yang berguna sebagai pedoman bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Secara umum, Pancasila merupakan pandangan hidup (weltanschauung), pegangan hidup (weldbeschauung), dan petunjuk hidup (wereld en levens beschouwing), yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari (Kaelan, 1993:67). Oleh karena itu, pengembangan Pancasila dapat dilakukan melalui filsafat ilmu.
npm : 2415012042
Jurnal ini membahas hubungan antara filsafat ilmu dan pengembangan pancasila dalam konteks mengatasi permasalahan bangsa Indonesia.Inti dari argumennya adalah bahwa filsafat ilmu, dengan metode dan dasar-dasar ilmiahnya, dapat menjadi alat untuk menganalisis dan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa kita.Jurnal ini menekankan pentingnya pancasila sebagai dasar filosofi bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang relevan dengan nilai-nilai luhur bangsa.
Jurnal ini menempatkan filsafat ilmu sebagai sebuah "pisau analisis" yang tajam untuk mengkaji permasalahan secara mendalam.Dengan menggunakan pendekatan ontologi, epistemologi, dan aksiologi, filsafat ilmu dapat membantu kita memahami hakikat masalah, sumber pengetahuan, serta nilai-nilai yang relevan.Melalui pendekatan ini, nilai-nilai pancasila dapat memberikan solusi yang relevan untuk masalah-masalah kebangsaan dan membentuk kehidupan berbangsa yang lebih adil dan beradab.
Jurnal ini jugga menegaskan bahwa nilai-nilai pancasila sejatinya sudah mengandung unsur-unsur filsafat ilmu.Pancasila dapat menjadi landasan bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang berorientasi pada kemanusiaan, keadilan, dan kesejahteraan .Dengan itu, ilmu pengetahuan tidak hanya sekadar menghasilkan pengetahuan baru, tetapi juga harus memiliki manfaat bagi masyarakat.
Dari jurnal ini menunjukkan bahwa dengan menggabungkan filsafat ilmu dan nilai-nilai pancasila, kita dapat menemukan solusi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan untuk berbagai permasalahan bangsa.
NPM : 2415012004
Kelas : (B)
Jawaban Analisis jurnal:
Filsafat juga dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan
kebangsaan secara ilmiah pada melemahnya
pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila.
Melemahnya pemahaman masyarakat
dapat diatasi dengan melakukan revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila. Saat ini nilai-nilai Pancasila yang
memiliki ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan di bahas
melalui filsafat ilmu.
Oleh karena itu, pengembangan Pancasila dapat dilakukan
dengan filsafat ilmu. Dalam konteks ini, kita memiliki peran dan fungsi yang sangat signifikan sebagai
sumber untuk memberikan pemahaman tentang nilai-nilai
Pancasila. Melalui kebebasan mimbar dan kebebasan akademik
yang dikembangkan secara bertanggung jawab, telaah filsafat
mengenai pengembangan Pancasila itu sangat relevan dan penting
untuk “disuarakan” untuk dunia perguruan tinggi.
NPM: 2415012058 (Kelas B)
Di dalam jurnal tersebut ditekankan mengenai pentingnya pengembangan Pancasila dalam konteks bangsa Indonesia melalui perspektif filsafat ilmu. Beberapa permasalahan yang menjadi fokus utama adalah perpecahan di masyarakat akibat perbedaan aliran keagamaan dan meningkatnya korupsi sebagai budaya yang merajalela. Solusi untuk menghadapi masalah ini adalah dengan menyadarkan masyarakat akan nilai-nilai Pancasila.
Analisis dalam jurnal ini melihat Pancasila dari tiga aspek utama:
1. Dari Segi Ontologi, Pancasila dipahami sebagai sistem nilai dan prinsip yang mencerminkan landasan moral.
2. Dari Segi Epistemologi, Pancasila dianggap sebagai kebenaran yang didasarkan pada konsensus dari berbagai paham dan memiliki fleksibilitas dalam penafsiran.
3. Dari Segi Aksiologi, nilai-nilai luhur dalam Pancasila harus diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan untuk mengatasi masalah kebangsaan.
Pengembangan Pancasila dijelaskan sebagai upaya untuk memahami, merenungkan, dan mengaktualisasikan nilai-nilai ini dalam berbagai aspek kehidupan. Perguruan tinggi, ilmuwan, dan akademisi memiliki peran penting dalam menyampaikan pemahaman tentang pentingnya Pancasila sebagai pandangan hidup dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya kepada masyarakat.
Npm: 2415012028
kelas: B
dalam jurnal yang berjudul Filsafat Ilmu Dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya Dalam Menghadapi Persoalan Kebangsaan" membahas tentang pentingnya ilmu filsafat terhadap manusia dan alam semesta. Pancasila tidak hanya sebagai ideologi, tetapi juga sebagai filsafat hidup yang dapat membantu masyarakat dalam menghadapi berbagai masalah.
Pancasila dalam filsafat dapat dijadikan landasan untuk mengatasi masalah-masalah dalam bangsa ini, misalnya dengan mendorong kesadaran akan tanggung jawab sosial dan etika publik.
Pancasila sebagai fondasi untuk membangun karakter bangsa. Rekomendasi yang dihasilkan bisa berupa kebijakan pemerintah, peran masyarakat sipil, dan strategi komunikasi untuk memperkuat pemahaman dan penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila, dengan landasan, filosofisnya, memiliki potensi besar untuk menjadi solusi dalam mengatasi persoalan bangsa dan mengarahkan pengembangan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan.filsafat dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan kebangsaan secara ilmiah.
pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila yang memiliki ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan dapat dikaji melalui filsafat.Oleh karena itu, pengembangan Pancasila dapat dilakukan dengan filsafat.
Filsafat ilmu berperan penting dalam memberikan dasar rasional untuk memahami konsep-konsep kebenaran dan pengetahuan yang membangun fondasi Pancasila. Dengan landasan filsafat ilmu, pengembangan Pancasila dapat diarahkan lebih ilmiah dan objektif, sehingga tidak hanya menjadi dogma, tetapi juga panduan dinamis yang relevan dengan perkembangan zaman.
NPM : 2415012062
Kelas : B
Menurut analisis saya jurnal tersebut menjelaskan hubungan antara filsafat ilmu dan Pancasila sebagai dasar negara. Analisis ini menekankan bahwa pemahaman filsafat ilmu dapat memperkuat pengembangan Pancasila, terutama dalam konteks menghadapi tantangan kebangsaan seperti konflik sosial, korupsi, dan radikalisasi.
Penulis berargumen bahwa penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan dan kebijakan publik dapat menciptakan kesadaran kolektif dan memperkuat identitas nasional. Dengan merujuk pada teori-teori filsafat, analisis ini menunjukkan pentingnya pendekatan kritis dalam memahami dan menerapkan Pancasila untuk menciptakan masyarakat yang adil dan beradab.
Secara keseluruhan, relevansi antara filsafat ilmu dan Pancasila dianggap krusial dalam merumuskan solusi yang efektif terhadap berbagai persoalan kebangsaan, sehingga dapat memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia.
NPM;2415012024
TUGAS ANALISIS JURNAL
Dapat disimpulkan bahwa filsafat sangatlah penting bagi perguruan tinggi bahkan skala manusia. Filsafat ilmu ada di dalam semua disiplin ilmu pada tingkat sarjana, pascasarjana, dan doktoral. Filsafat ilmu dapat digunakan untuk mencari solusi dari permasalahan melemahnya pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila secara ilmiah. Melemahnya pemahaman dan penghayatan masyarakat dapat diatasi dengan kebangkitan dan realisasi kembali nilai-nilai Pancasila. Dalam kerangka itu, nilai-nilai keilmuan Pancasila dan hakikat ilmu pengetahuan dapat dikaji melalui filsafat ilmu. Pertama, Pancasila mempunyai ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti peran Tuhan dalam membimbing umat manusia dan menumbuhkan sikap saling menghargai dan mencintai sesama manusia. Kedua, Pancasila memuat sumber pengetahuan dan wawasan kebangsaan yang berguna bagi kehidupan bermasyarakat. Ketiga, nilai-nilai Pancasila mempunyai kontribusi yang besar terhadap kehidupan umat manusia, dan nilai-nilai luhur gotong royong serta menciptakan rasa keadilan sosial berlaku dalam setiap aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, pengembangan Pancasila dapat didasarkan pada filsafat ilmu. Dalam hal ini, para filsuf mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting sebagai perantara pemahaman nilai-nilai Pancasila. Penelitian filosofis untuk pengembangan Pancasila melalui kebebasan berbicara dan kebebasan akademik yang dilaksanakan secara bertanggung jawab, harus segera direalisasikan.
NPM: 2415012067
di Jurnal tadi dijelaskan bahwa Filsafat merupakan sebuah ilmu pengetahuan telah seharusnya mampu menyebarkan nilai-nilai Pancasila, menggunakan jalan dijadikan bahan serta kurikulum dalam pendidikan pada Indonesia. menggunakan begitu, masyarakat wajib tahu bahwa Pancasila yg memiliki nilai-nilai luhur itu adalah sifat-sifat dan karakter yg sesuai dengan bangsa Indonesia. sebab ituperguruan tinggi harus bisa berbagi serta menanamkan sejak dini pada dalam pikiran rakyat Indonesia.
lalu, melemahnya pemahaman serta penghayatan rakyat dapat diatasi dengan melakukan revitalisasi serta reaktualisasi nilai-nilai Pancasila. pada hal ini, pengembangan Pancasila dapat dilakukan menggunakan filsafat ilmuDalam konteks ini, seseorang ilmuwan serta akademisi mempunyai peran serta fungsi yg sangat signifikan menjadi mediator untuk memberikan pemahaman perihal nilai-nilai Pancasila.
NPM: 2415012029
Dari jurnal tesebut dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu dapat dipelajari dan dapat berguna untuk menyelasaikan permasalahan kebangsaan yang bermuara pada lemahnya pemahaman masyarakat Indonesia tentang nilai-nilai pancasila. Dengan lemahnya nilai tsb akan membuat masyarakat tdk acuh dengan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Namun, kelemaham itu dapat diatasi dengan rekontruksi dan penerapan ulang terhadap nilai-nilai pancasila.
Pembahasan:
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, filsafat sudah seharusnya menjadi dasar dan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh bangsa indonesia. Salah satunya yaitu lunturnya nilai-nilai pancasila dalam kehidupan masyarakat.
Dengan demikian, pengembangan Pancasila dapat dilakukan dengan filsafat ilmu. Dalam konteks pendidikan, seorang akademis dan ilmuwan memiliki peran dan fungsi sebagai mediator untuk memberikan pemahaman yang mendalam mengenai nilai-nilai Pancasila. Pemberian materi tesebut dapat melalui kebebasan pendapat yang dikembangkan secara bertanggung jawab.
NPM : 2415012048
Kelas : S1 Arsitektur B
Analisis saya simpulan dari jurnal yang membahas Pancasila melalui perspektif filsafat ilmu menekankan bahwa penggunaan tiga aspek utama filsafat ilmu (ontologi, epistemologi, dan aksiologi) dapat membantu memecahkan berbagai masalah bangsa, terutama masalah korupsi. Ontologi Pancasila menekankan nilai-nilai luhur seperti penghormatan antar sesama manusia. Dari segi epistemologi, Pancasila memiliki sumber-sumber pengetahuan dan konsep-konsep nasionalisme yang dapat menjadi panduan bagi kehidupan sosial di Indonesia. Sementara itu, dari aspek aksiologi, nilai-nilai Pancasila memberikan kontribusi nyata bagi keadilan sosial dan kemanusiaan.
Jurnal ini menegaskan pentingnya pemahaman dan penerapan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai solusi terhadap berbagai masalah nasional. Penurunan pemahaman terhadap Pancasila dianggap sebagai penyebab utama maraknya korupsi dan bencana kemanusiaan. Maka, filsafat ilmu memiliki peran penting dalam menggali dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila secara ilmiah agar dapat dijadikan dasar untuk menyelesaikan masalah-masalah kehidupan di Indonesia.
Kesimpulannya, pengkajian Pancasila dengan filsafat ilmu memberikan pemahaman mendalam mengenai bagaimana Pancasila seharusnya berperan sebagai panduan hidup bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan nasional, dengan menonjolkan nilai-nilai keilmuan dan etika dalam praksis kehidupan sehari-hari.
NPM: 2415012041
Jurnal ini membahas pentingnya filsafat ilmu dalam kebangsaan Indonesia, khususnya dalam penerapan nilai-nilai Pancasila. Penulis menekankan bahwa kurangnya pemahaman dan penerapan Pancasila sebagai ideologi negara telah menyebabkan berbagai masalah sosial. Oleh karena itu, filsafat ilmu diharapkan dapat memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat. Pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri sendiri. Pendapat Van Peursen (1985) menyatakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut.
Robert Merton menjelaskan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan adalah universalisme, komunalisme, disinterestedness, dan skeptisisme yang terarah. Francis Bacon menyebut filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu karena peranan ilmu pengetahuan terhadap kehidupan manusia baik individual maupun sosial menjadi sangat menentukan.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia memiliki hubungan erat dengan filsafat ilmu. Pancasila memiliki isinya yang terkait dengan nilai-nilai luhur, dasar, instrumental, praksis, dan teknis. Oleh karena itu, implementasi Pancasila dalam konteks kebangsaan dan bernegara harus didasarkan pada sikap akademis untuk meningkatkan kesadaran akan martabat dan hak asasi.
NPM : 2415012026
Kelas : B
Jurnal membahas tentang mengatasi persoalan kebangsaan seperti persoalan mengenai lunturnya pemahaman bangsa tentang pancasila sebagai pandangan hidup yang dapat diselesaikan dengan aspek yang ada dalam ilmu filsafat yaitu ontologis, epistemologi dan aksiologi. Pertama, secara ontologi, Pancasila mempunyai ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti mengembangkan sikap saling menghormati dan menyayangi sesama manusia. Kedua, epistemologi, Pancasila mempunyai sumber pengetahuan dan wawasan kebangsaan yang sudah seharusnya dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, secara aksiologi, nilai-nilai Pancasila memiliki sumbangan berarti bagi kehidupan umat manusia.
Sehingga Pengembangan Pancasila dapat dilakukan dengan filsafat. Dalam konteks ini, seorang ilmuwan dan akademisi memiliki peran dan fungsi yang sangat signifikan sebagai mediator untuk memberikan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila hingga dapat dijadikan bahan dan kurikulum dalam pendidikan di Indonesia. Dengan begitu, masyarakat harus memahami bahwa Pancasila yang memiliki nilai-nilai luhur itu adalah sifat-sifat dan karakter yang sesuai dengan bangsa Indonesia.
Npm : 2415012033
Kelas : S1 Arsitektur A
Tugas Analisis Jurnal
Dari Jurnal filsafat ilmu dan pengembangan Pancasila kita dapat melihat beberapa poin poin penting
Pancasila ditinjau melalui tiga aspek Filsafat Ilmu: ontologi, epistemologi, dan aksiometri. Bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat berkontribusi dalam penyelesaian permasalahan nasional.
Ontologi Pancasila memuat nilai-nilai dasar dalam hidup, seperti menghargai orang lain.
Epistemologi Pancasila adalah sumber ilmu pengetahuan dan konsep kebangsaan yang patut dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat.
Aksioma Pancasila berkontribusi melalui nilai-nilai keadilan sosial dan kemanusiaan.
Pancasila sangat penting dalam mengatasi permasalahan bangsa seperti korupsi yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila.
Pembinaan Pancasila hendaknya dimasukkan ke dalam sistem pendidikan formal guna membentuk karakter bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai luhur.
Untuk mencari solusi ilmiah terhadap permasalahan bangsa, Pancasila harus dilihat dari perspektif filsafat ilmu.
Pancasila mempunyai falsafah keilmuan dan berkembang secara dinamis menjawab tuntutan zaman.
Pancasila sebagai pedoman kehidupan berbangsa harus diperkenalkan ke dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pemberlakuan Pancasila dipengaruhi oleh menurunnya pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila, sikap apatis terhadap ideologi tersebut, dan fakta bahwa Pancasila hanya dijadikan simbol tanpa diimplementasikan dalam praktek.
Tantangan yang kita hadapi adalah sebagai berikut: Ulama dan intelektual mengembangkan pemahaman Pancasila melalui jalur akademis seperti penelitian, seminar dan pengajaran.
Ini memainkan peran penting dalam mempromosikan dan menyebarkan pancasila.
Secara keseluruhan, jurnal ini menekankan pentingnya penerapan Pancasila melalui kajian filsafat ilmu untuk mengatasi berbagai permasalahan bangsa dan menjaga relevansi Pancasila sebagai ideologi nasional.
NPM : 2415012027
Kelas: A
Menurut analisis saya, Jurnal berjudul "Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila" mengupas relevansi Pancasila dalam mengatasi persoalan kebangsaan melalui perspektif filsafat ilmu. Artikel ini menekankan bahwa filsafat ilmu dengan tiga aspek utamanya—ontologi, epistemologi, dan aksiologi—dapat menjadi alat untuk memahami serta menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.
Dari sisi ontologi, Pancasila mengajarkan pentingnya menghormati sesama manusia. Pada aspek epistemologi, Pancasila menawarkan wawasan kebangsaan yang berfungsi sebagai panduan dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan secara aksiologis, nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial dan kemanusiaan, diyakini mampu memberikan sumbangan besar bagi masyarakat Indonesia, terutama dalam upaya memerangi korupsi dan meningkatkan tata kelola pemerintahan.
Pengembangan Pancasila melalui pendekatan filsafat ilmu juga dipandang sebagai langkah strategis untuk menjawab menurunnya pemahaman masyarakat terhadap Pancasila. Artikel ini mendukung revitalisasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila agar dapat kembali diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan bangsa dan negara.
NPM : 2415012064
Kelas : Arsitektur B
Jurnal yang berjudul “Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya Dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan” menjelaskan tentang pengkajian pancasila sebagai pandangan hidup Masyarakat Indonesia menggunakan kacamata filsasat ilmu adalah suatu hal yang sangat penting yang mana sangat relevan dengan permasalahan-permasalah nasional yang kerap terjadi dimasa kini.
Dalam filsafat ilmu ada tiga aspek yang harus terpenuhi yaitu Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi agar filsafat ilmu dapat menjadikan Pancasila sebagai alat untuk menyelasaikan permasalahan nasional khususnya dalam hal korupsi. Pemahaman terhadapa Pancasila harus terus dikembangkan supaya Pancasila dapat memberikan solusi bagi permasalahan tersebut
Hasil pengkajian tentang nilai-nilai Pancasila melalui filsafat ilmu dapat menjelaskan nilai nilai Pancasila dalam hal Ontologi yaitu Pancasila memiliki ajaran dan nilai-nilai, seperti mengembangkan sikap saling menghormati antar sesama manusia. Kemudian Epistemologi Pancasila menggunakan sumber pengetahuan dan konsep-konsep nasionalisme yang seharusnya dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Terakhir yaitu Pancasila dalam hal aksiologi merupakan nilai-nilai Pancasila yang mempunyai kontribusi langsung dalam kehidupan Bangsa Indonesia melalui nilai-nilai luhur dalam keadilan sosial dan kemanusiaan.
NPM: 2415012047
KELAS: A
Analisis jurnal ini membahas pentingnya mengkaji Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia melalui filsafat ilmu. Hal ini menjadi sangat relevan terutama ketika dihubungkan dengan berbagai permasalahan nasional saat ini, seperti korupsi. Dalam konteks filsafat ilmu, Pancasila dapat ditelaah melalui tiga aspek utama: ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
**Aspek Ontologi** dari Pancasila mencerminkan nilai-nilai yang diajarkan oleh Pancasila, seperti pentingnya sikap saling menghormati antarmanusia. Nilai-nilai dasar ini menjadi landasan bagi kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Pancasila, dalam pengertian ini, adalah sumber dari nilai-nilai fundamental yang harus menjadi panduan dalam kehidupan sehari-hari.
**Aspek Epistemologi** berkaitan dengan sumber pengetahuan yang ada dalam Pancasila. Pancasila menyediakan konsep-konsep nasionalisme yang bisa digunakan sebagai dasar dalam kehidupan sosial dan politik di Indonesia. Nilai-nilai ini seharusnya berfungsi sebagai panduan bagi masyarakat dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang adil dan demokratis.
**Aspek Aksiologi** menyoroti kontribusi Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia melalui nilai-nilai luhur seperti keadilan sosial dan kemanusiaan. Nilai-nilai ini diharapkan dapat membantu masyarakat Indonesia dalam mencapai keadilan sosial bagi semua rakyat. Dengan demikian, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga praktis dan mampu memberikan sumbangan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Pentingnya filsafat ilmu dalam memahami Pancasila terletak pada kemampuan pendekatan ilmiah untuk mengkaji nilai-nilai tersebut secara kritis. Filsafat ilmu dapat membantu menjelaskan bagaimana nilai-nilai Pancasila seharusnya diimplementasikan dalam menghadapi berbagai permasalahan bangsa. Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila ini secara konsisten dalam kehidupan nyata. Sering kali, Pancasila hanya dijadikan simbol tanpa penerapan nyata dalam menyelesaikan permasalahan negara.
Pancasila sebagai "way of life" atau pandangan hidup bangsa Indonesia mengandung nilai-nilai yang sudah sepatutnya dijadikan pedoman oleh seluruh masyarakat. Namun, dalam kenyataannya, nilai-nilai ini belum sepenuhnya dipahami dan diterapkan oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari berbagai masalah seperti korupsi yang masih marak terjadi.
Oleh karena itu, pengkajian Pancasila melalui pendekatan filsafat ilmu diharapkan dapat memberikan solusi yang lebih mendalam dan ilmiah dalam menghadapi permasalahan kebangsaan. Dengan memahami Pancasila melalui aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi, diharapkan masyarakat Indonesia dapat lebih memahami esensi dari nilai-nilai Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan keadilan sosial, kemanusiaan, dan persatuan yang lebih baik.
Npm:2415012059
Kelas:A
saya menyimpulkan bahwa ilmu filsafat memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Filsafat telah ada sejak zaman kuno, dan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pemikiran masyarakat pun semakin berkembang dan meluas.
Keterkaitan antara filsafat ilmu dan Pancasila dapat dilihat dari nilai-nilai positif yang terkandung dalam Pancasila, yang dijadikan sebagai pandangan hidup bagi masyarakat untuk berperilaku baik. Nilai-nilai tersebut juga dapat berfungsi sebagai landasan pengetahuan yang perlu dikembangkan secara ilmiah. Dengan demikian, pengembangan landasan pengetahuan Pancasila dapat digunakan sebagai petunjuk dan panduan bagi kehidupan masyarakat.
Dalam konteks ini, terdapat tiga aspek filsafat ilmu yang berperan dalam pengembangan Pancasila sebagai dasar ilmu pengetahuan, yaitu:
1. **Ontologi**: Pancasila sebagai dasar negara yang mencakup nilai-nilai perilaku positif dalam masyarakat.
2. **Epistemologi**: Pancasila merupakan kumpulan dari berbagai paham dan sumber pengetahuan yang membentuk kesatuan yang utuh.
3. **Aksiologi**: Pancasila memiliki nilai-nilai luhur yang seharusnya dipahami dan diterima oleh masyarakat.
Dari ketiga aspek tersebut, sangat diperlukan dukungan dan kesadaran dari masyarakat agar implementasinya dapat berjalan dengan baik dan efektif.
Dalam analisis saya, dapat ditarik kesimpulan bahwa semua tindakan dan keputusan yang kita lakukan saat ini bersumber dari filsafat. Tanpa adanya filsafat ilmu, kita mungkin akan kesulitan untuk menemukan cara bertahan hidup tanpa tujuan yang jelas dan tanpa pemahaman tentang kebenaran. Oleh karena itu, filsafat berfungsi sebagai prosedur yang membantu kita dalam mengumpulkan pemahaman dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Nama:Muhammad Raihan Thariq
Npm: 2415012065
Kelas : A S-1 Arsitektur
Jurnal ini mengkaji hubungan antara filsafat ilmu dan Pancasila, serta bagaimana keduanya dapat berkontribusi dalam mengatasi berbagai persoalan kebangsaan di Indonesia. Dalam konteks ini, Pancasila tidak hanya dipandang sebagai dasar negara, tetapi juga sebagai landasan moral dan etika yang relevan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa.
Ilmu Filasafat
Ilmu Filsafat membahas dasar-dasar pengetahuan, termasuk metodologi dan epistemologi. Dalam konteks Pancasila, filsafat ilmu dapat memberikan perspektif kritis terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, serta bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diimplementasikan dalam kebijakan publik dan kehidupan sosial.
Arah Pengembangan Pancasila
Pengembangan Pancasila diharapkan tidak stagnan, tetapi harus beradaptasi dengan tantangan zaman, seperti globalisasi, perubahan sosial, dan kemajuan teknologi. Penulis menekankan pentingnya interpretasi Pancasila yang dinamis, sehingga dapat memberikan solusi terhadap masalah-masalah kontemporer yang dihadapi bangsa.
Relevansi dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan
Persatuan dan Kesatuan: Pancasila sebagai landasan ideologis dapat memfasilitasi dialog antar kelompok yang berbeda, sehingga menciptakan rasa persatuan di tengah keragaman.
Keadilan Sosial: Nilai-nilai Pancasila mendukung upaya menciptakan keadilan sosial, yang penting untuk mengurangi ketimpangan dan ketidakpuasan di masyarakat.
Pembangunan Karakter Bangsa: Integrasi filsafat ilmu dalam pendidikan berbasis Pancasila dapat membentuk karakter generasi muda yang cinta tanah air dan menghargai nilai-nilai kebangsaan.
Kesimpulan
Jurnal ini menegaskan bahwa pemahaman yang mendalam tentang filsafat ilmu dan Pancasila sangat penting untuk mengatasi persoalan kebangsaan. Dengan memperkuat nilai-nilai Pancasila melalui pendekatan ilmiah, diharapkan bangsa Indonesia dapat menghadapi tantangan dengan lebih efektif dan mencapai tujuan bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
NPM: 2415012055
Kelas: Arsitektur A
Jurnal ini berisi tentang karya ilmiah yang dilakukan filsafat terhadap semua pengalaman manusia.
Filsafat ilmu pengetahuan berasal dari Yunani kuno dan lahir seiring dengan munculnya ilmu pengetahuan Barat. Namun pada perkembangan ilmu pengetahuan pada abad ke-17 terjadi perpecahan, ilmu pengetahuan dan filsafat berpisah. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka dapat dimengerti jika para filsuf Yunani kuno lah yang pertama kali memahami apa itu filsafat ilmu dan bagaimana seharusnya ilmu pengetahuan ditempatkan. ilmu pengetahuan tampil sebagai sebuah masyarakat, sebuah proses dan sebuah produk, dan Robert Merton berpendapat bahwa kaidah ilmu pengetahuan adalah universalisme, komunalisme, tidak mementingkan diri sendiri dan skeptisisme terarah (Wibisono, 2009: 2).
Filsafat sendiri melakukan dua hal : di satu sisi, membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta serta menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di sisi lain, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan dan tindakan (Gie, 2007:59).
Pengetahuan ilmiah dibangun untuk memecahkan masalah-masalah ilmiah. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, filsafat ilmu beserta landasan dan metode keilmuannya harus mampu menyelesaikan permasalahan nasional yang saat ini dihadapi bangsa Indonesia. Salah satunya adalah menurunnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidup masyarakat. Menurunnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila yang menjadi landasan ideologi negara Indonesia mengakibatkan bangsa Indonesia banyak dilanda permasalahan besar, seperti maraknya korupsi, bencana alam yang terus terjadi, dan bencana kemanusiaan lainnya.
koento wibisono mengatakan, praktik politik yang diterapkan rezim Orde Baru sejak reformasi tahun 1998 membuat banyak masyarakat pesimis, alergi, dan apatis terhadap Pancasila. Bangsa Indonesia terkadang menyalahkan Pancasila, menyalahkan ideologi Pancasila atas segala permasalahan bangsa.
Permasalahan terkikisnya pemahaman masyarakat Indonesia terhadap Pancasila sebagai pedoman hidup, merupakan tugas disiplin ilmu Filsafat untuk mengutamakan penelitian ilmiah yang mempunyai sikap akademis dan intelektual yang tinggi agar diperoleh solusi permasalahan yang komprehensif. filsafat ilmu sebagai
Landasan ilmu pengetahuan harus mampu mengembangkan Pancasila sebagai landasan ilmu pengetahuan yang sesungguhnya mempunyai nilai luhur dalam mengatasi permasalahan kehidupan manusia dengan menggunakan aspek ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
Filsafat ilmu sebagai sumber ilmu pengetahuan dikaitkan dengan Pancasila. Pancasila sebagai pedoman hidup tentunya juga mempunyai banyak ilmu pengetahuan yang patut dikembangkan melalui disiplin ilmu filsafat yang mempunyai nilai keilmuan dan positif dalam membentuk watak dan watak bangsa Indonesia.
Secara filosofis, Pancasila merupakan suatu sistem nilai ideologi yang mempunyai derajat. Artinya mengandung nilai
Mulia, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praktis, nilai teknis. Agar dapat menjadi ideologi bangsa dan negara Indonesia yang berkelanjutan dan berkembang secara dinamis maka nilai-nilai luhur dan fundamentalnya harus bersifat permanen, sedangkan nilai-nilai instrumentalnya harus semakin mampu direformasi seiring berjalannya waktu. Perubahan tuntutan zaman.
Di samping itu, Pancasila mampu dijadikan pangkal sudut pandang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (science of knowledge) yang dalam karya-karya berikutnya ditunjukkan segi-segi ontologik, epistemologi, dan aksiologinya sebagai raison d’etre bagi Pancasila sebagai suatu faham atau aliran filsafati (Wibisono, 1995:126).
Pancasila sejak awal dijadikan sebagai pandangan dunia atau pandangan hidup masyarakat Indonesia, serta sebagai prinsip dasar negara. Terlihat isi pemikiran Pancasila erat kaitannya dengan nilai-nilai yang ada di balik sesuatu.
masyarakat. Ketika Pancasila dinyatakan sebagai suatu pandangan
Hidup artinya Pancasila sendiri mempunyai ilmu pengetahuan yang sesungguhnya sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dan dapat menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila mempunyai pengertian yang sama: pandangan hidup (way of life), pandangan hidup (weltanschauung),
Pegangan hidup (weldbeschauung), pedoman hidup (wereld en levens beschouwing). Dalam konteks ini Pancasila dimaksudkan sebagai pedoman hidup yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari (Kaelan, 1993: 67).
Oleh karena itu, pengembangan Pancasila dapat terlaksana
dan filsafat ilmu pengetahuan.
NPM: 2455012006
Kelas: Arsiktektur B
Berdasarkan jurnal Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila yang berjudul Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan, dapat saya simpulkan;
Filsafat ilmu adalah analisis kritis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji suatu ilmu, bisa melalui pendekatan empiris atau rasional. Archie J. Bahm, dalam tulisannya "What Is Science", menyatakan bahwa masalah-masalah dalam kehidupan masyarakat harus mencakup bagian sikap, metode, tindakan, kesimpulan, dan implikasi. Bahm menjelaskan bahwa untuk memperoleh pengetahuan ilmiah, seseorang harus memiliki rasa ingin tahu, bersikap spekulatif, objektif, inovatif, dan tentatif. Ilmu pengetahuan ilmiah bertujuan untuk memecahkan masalah melalui pengujian hipotesis atau observasi.
Koento Wibisono menyatakan bahwa sejak reformasi 1998, banyak orang menjadi pesimis, alergi, dan apatis terhadap Pancasila akibat praktik politik rezim Orde Baru. Beberapa pihak menyalahkan Pancasila atas berbagai persoalan kebangsaan. Pancasila yang mengandung nilai-nilai luhur, seharusnya dapat diterapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, filsafat ilmu berperan penting dalam mengkaji masalah secara ilmiah, dengan pendekatan akademis dan intelektual, untuk menemukan solusi yang komprehensif.
Filsafat ilmu harus mampu mengembangkan Pancasila sebagai landasan pengetahuan dengan aspek ontologi (hakikat kenyataan), epistemologi (cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologi (nilai-nilai). Filsafat ilmu, sebagai refleksi kritis terhadap perkembangan ilmu.
Menurut pemikir seperti Robert Ackermann dan Rudolf Carnap, filsafat ilmu berfokus pada tinjauan kritis terhadap perkembangan ilmu dari berbagai sudut pandang, termasuk logika, metodologi, dan sejarah ilmu.
Anton Bakker dan Sutrisno berpendapat bahwa Pancasila dapat menjadi kerangka untuk mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu secara interdisipliner, menjadikannya relevan dalam konteks keilmuan modern. Analisis ini menunjukkan bahwa Pancasila dan filsafat ilmu memiliki hubungan yang erat dalam membentuk kerangka intelektual dan moral bangsa Indonesia.
Pancasila, sebagai ideologi dan etika moral bangsa Indonesia, memiliki peran dalam membentuk kepribadian bangsa. Nilai-nilai Pancasila telah lama tertanam dalam budaya dan perilaku masyarakat Indonesia, dan harus terus dikembangkan untuk menghadapi masalah-masalah sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Implementasi nilai-nilai ini dapat membantu memecahkan masalah kebangsaan yang dihadapi Indonesia saat ini.
Npm : 2415012030 (B)
Setelah membaca jurnal yang diberikan untuk dianalisis terdapat poin penting yang dapat diambil, jurnal ini membahas tentang pentingnya filsafat dalam pancasila sebagai ideologi negara dalam konteks ini dapat berupa pemecahan masalah.
pada jurnal ini menggunakan 3 aspek filsafat yaitu;
ontologi, epistomologi, dan aksiologi untuk mendalami nilai dari pancasila, pada analisis ontologi pancasila menunjukan bahwa ia memiliki peran yang penting serta memiliki nilai luhur yang mendalam dan harus di impementasikan dalam kehidupan, seperti sikap menghormati satu sama lain.
pada analisis epistemologi lebih membahas tentang pancasila sebagai sumber pengetahuan dan pemahaman dalam negara indonesia dalam kehidupan sehari hari.
lalu pada aksiologi lebih menggarisbawahi kontribusi dan nilai luhur dari pancasila dalam membentuk sikap dan moral masyarakat.
kemudian masalah atau konflik yang terdapat pada jurnal ini adalah semakin menurunnya nilai dan aspek moral dari pancasila yang diduga sebagai pemicu pelanggaran sosial seperti korupsi dan nepotisme, pada masalah ini banyak yang mementingkan diri mereka sendiri serta banyak yang hanya sebagai kesenangan semata tanpa memikirkan imbas dari perbuatan yang dilakukan. dan pada jurnal ini sangat menekankan untuk menerapkan ilmu yang terkandung dalam nilai nilai pancasila untuk menghindari hal itu kembali terjadi di masyarakat.
Kesimpulannya adalah penulis jurnal menganjurkan revitalisasi pancasila untuk menanamkan nilai nilai filsafat yang terkandung dalam pancasila untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih kuat terhadap pancasila sehingga hal hal negatif lebih menurun dan aspek moral masyarakat indonesia semakin membaik dan lebih bagus untuk kedepannya.
Npm: 2415012021
Analisis saya tentang "Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila" adanya keterkaitan antara filsafat ilmu dan untuk pengembangan pemahaman Pancasila untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila di kehidupan masyarakat.
Filsafat Ilmu terhadap Pancasila:
Ontologi • Pancasila juga menyiratkan bahwa Pancasila mengandung makna kebijaksanaan reflektif, yakni upaya untuk mencapai hal-hal yang dianggap baik, benar, dan adil dalam kehidupan manusia, baik dalam hubungan individu maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Epistemologi • Pancasila sebagai sumber pengetahuan nasionalisme yang berfungsi sebagai panduan sosial, memberikan arahan dalam kehidupan bermasyarakat.
Aksiologi • Untuk membentuk masyarakat yang adil, sejahtera, dan bermartabat, serta memastikan bahwa nilai-nilai tersebut tidak hanya menjadi simbol, tetapi benar-benar diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik oleh individu, masyarakat, maupun pemerintaRelevansi Filsafat Ilmu dalam Konteks Kebangsaan: Menekankan pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila untuk mengatasi masalah nasional, seperti korupsi, dengan kembali kepada pemahaman mendalam tentang Pancasila. Penurunan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari telah menyebabkan tidak adanya etika dan keadilan sosial.
Implikasi dan Pengembangan: Pancasila perlu dikembangkan lebih lanjut melalui pendidikan, penelitian, dan pengajaran. Dengan memperkenalkan kembali Pancasila sebagai landasan moral dan intelektual, diharapkan terjadi perbaikan dalam perilaku masyarakat dan pemimpin, terutama dalam hal kejujuran dan keadilan.
NPM : 2415012016
Kelas : B
Jurnal tersebut menekankan pentingnya mengkaji Pancasila sebagai cara hidup bangsa Indonesia melalui filsafat ilmu untuk memecahkan masalah nasional, seperti korupsi. Filsafat ilmu, yang terdiri dari aspek ontologi (hakikat keberadaan), epistemologi (sumber pengetahuan), dan aksiologi (nilai-nilai), membantu dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai Pan
Salah satu masalah utama yang dibahas adalah rendahnya pemahaman dan penerapan Pancasila, yang mempengaruhi isu-isu sosial seperti korupsi. Meskipun Pancasila memiliki nilai-nilai yang relevan untuk mengatasi masalah ini, banyak orang yang menjadi apatis dan meremehkan relevansinya, terutama sejak reformasi 1
Secara keseluruhan, jurnal ini menyoroti bahwa Pancasila bukan hanya sebuah ideologi, tetapi juga pedoman hidup dengan nilai-nilai ilmiah yang penting untuk
NPM : 2415012017
KELAS ARSITEKTUR :(A)
Dari jurnal tersebut saya mengetahui bahwa Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, yaitu ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat tetapi, pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di
abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri
sendiri.
Dan pada jurnal tersebut diterangkan arti filsafat ilmu (Relevansinya dengan Nilai-Nilai Pancasila) dengan arti Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap
persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut
landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari
kehidupan umat manusia.
Pembahasan :
filsafat ( sebagai sumber pengetahuan yang memiliki keterkaitan dengan nilai nilai pancasila. Dimana yang sudah kita ketahui bahwa pancasila ialah sebagai pandangan hidup bangsa indonesia)
• Terdapat tiga aspek terdahap jurnal tersebut
tiga aspek utamanya filsafat ilmu yaitu :
• Ontologi : Pancasila dipandang sebagai sistem nilai yang mengandung ajaran dan prinsip-prinsip luhur, seperti sikap saling menghormati di antara manusia dan kepercayaan kepada Tuhan. Secara ontologis, Pancasila menegaskan pentingnya nilai moral dan spiritual dalam kehidupan berbangsa.
• Epistemologi : Pengetahuan yang terkandung dalam Pancasila merupakan hasil dari harmonisasi berbagai paham seperti sekularisme Barat, Islam, dan konsep kebangsaan. Pancasila dikembangkan melalui konsensus yang dianggap sebagai bentuk kebenaran dalam sistem pengetahuan terbuka. Hal ini memungkinkan penafsiran ulang sesuai dengan konteks zaman.
• Aksiologi : Nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial, kemanusiaan, dan persatuan, memiliki nilai-nilai luhur yang harus diwujudkan dalam kehidupan masyarakat. Aksiologi Pancasila mendorong individu untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral dalam masyarakat.
Nama : Syaira Valiza Allea
NPM : 2415012007
Kelas : A
Analisis saya terhadap jurnal yang berjudul “Filsafat Ilmu Dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya Dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan” membahas bagaimana Pancasila bisa digunakan untuk mengatasi masalah-masalah di Indonesia lewat pendekatan filsafat ilmu. Penulis menjelaskan bahwa Pancasila punya tiga bagian penting: ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
1. Ontologi Pancasila mengacu pada nilai-nilai dasarnya seperti saling menghormati, keadilan sosial, dan kebersamaan, yang seharusnya bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam ontologi sila pertama, manusia Indonesia diajarkan untuk hidup dalam ketakwaan dan keimanan kepada Tuhan, yang berpengaruh pada perilaku yang menjunjung etika dan tidak merugikan orang lain.
2. Epistemologi, Pancasila dianggap sebagai sumber pengetahuan yang bisa jadi pedoman dalam bertindak di masyarakat. Jadi, Pancasila bukan cuma simbol, tapi bisa membantu menyelesaikan masalah bangsa seperti korupsi atau perpecahan. Penulis juga menekankan bahwa Pancasila bersifat fleksibel dan bisa diadaptasi sesuai perkembangan zaman, tapi tetap harus mempertahankan nilai-nilai utamanya.
3. Aksiologi, dibahas pentingnya menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan nyata. Nilai-nilai seperti keadilan, gotong royong, dan kemanusiaan harus benar-benar dijalankan oleh semua warga negara, terutama pemimpin. Dengan begitu, diharapkan Indonesia bisa menghadapi berbagai masalah dan menjadi negara yang lebih baik.
NPM: 2415012013
Dari jurnal saya menyimpulkan bahwa filsafat ilmu dapat dipelajari dan dapat berguna untuk menyelasaikan permasalahan kebangsaan yang bermuara pada lemahnya pemahaman masyarakat Indonesia tentang nilai-nilai pancasila. Filsafat ilmu menyediakan pendekatan rasional dan sistematis untuk menganalisis berbagai isu yang dihadapi masyarakat, seperti konflik antar-etnis dan ketidaksetaraan sosial
Pembahasan:
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, filsafat sudah seharusnya menjadi dasar dan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh bangsa indonesia. Salah satunya yaitu lunturnya nilai-nilai pancasila dalam kehidupan masyarakat.
Dengan demikian, pengembangan Pancasila dapat dilakukan dengan filsafat ilmu. Dalam konteks pendidikan, seorang akademis dan ilmuwan memiliki peran dan fungsi sebagai mediator untuk memberikan pemahaman yang mendalam mengenai nilai-nilai Pancasila. Pemberian materi tesebut dapat melalui kebebasan pendapat yang dikembangkan secara bertanggung jawab.
Kesimpulan:
Pemahaman masyarakat mengenai dasar negara, yaitu pancasila dalam ilmu filsafat sangat penting. Adanya ilmu filsafat yang terkandung dalam nilai-nilai pancasila dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan bangsa.
Nilai yang terkandung dalam pancasila dapat dikaji melalui ilmu filsafat, yaitu:
1. Secara Ontologis, pancasila memiliki nilai nilai luhur.
2. Secara epistemologis, pancasila memiliki wawasan kebangsaan yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Secara aksiologis, pancasila memiliki nilai-nilai luhur untuk saling membantu dan memberikan rasa keadilan sosial.
NPM: 2415012014
Kelas: B (Genap)
Dari jurnal ini membahas tentang hubungan antara filsafat ilmu dan pengembangan Pancasila serta relevansinya dalam menghadapi permasalahan kebangsaan. Pendekatan filsafat ilmu yang mencakup tiga aspek utama, yaitu:
1. ontologi= pancasila mengajarkan nilai nilai dasar, seperti menghormati sesama manusia
2. epistemologi= pancasila menyediakan panduan tentang cara hidup di masyarakat
3. aksiologi= pancasila ada nilai penting yang bisa membantu menciptakan keadilan sosial.
Analisis ini menunjukkan bahwa Pancasila memiliki potensi untuk menjadi landasan filosofis dalam memecahkan masalah-masalah nasional seperti korupsi dan perpecahan sosial. Nilai-nilai luhur Pancasila, jika diimplementasikan secara efektif, dapat meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa dengan menekankan pada rasa kemanusiaan, persatuan, dan keadilan sosial. Filsafat ilmu berperan penting dalam mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang Pancasila dan mengaplikasikannya secara praktis dalam kehidupan sehari-hari, terutama melalui pendidikan dan kesadaran masyarakat.
2415012051 Kelas A
Dari jurnal yang saya baca, saya menyimpulkan bahwa filsafat ilmu sangat penting untuk menyelesaikan permasalahan kebangsaan, terutama terkait lemahnya pemahaman masyarakat Indonesia tentang nilai-nilai Pancasila. Kelemahan ini dapat membuat masyarakat menjadi acuh terhadap Pancasila sebagai dasar negara.
Namun, kita bisa mengatasi masalah ini dengan rekonstruksi dan penerapan ulang nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, pengembangan Pancasila dapat dilakukan melalui filsafat ilmu. Dalam konteks pendidikan, saya percaya bahwa akademisi dan ilmuwan memiliki peran penting sebagai mediator untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai nilai-nilai Pancasila. Pemberian materi ini sebaiknya dilakukan dengan kebebasan pendapat yang dikembangkan secara bertanggung jawab.
NPM : 2415012006
Menganalisis jurnal
Berdasarkan jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa jurnal tersebut menekankan bahwa pancasila dapat dijelaskan melalui pendekatan filsafat ilmu, terutama dari segi ontologi, epistemologi danaksiologi. Dimana hal tersebut bertujuan untuk menjelaskan bagaimana Pancasila dapat menjadi dasar dalam mengatasi segala permasalahan nasional.
Dari ketiga aspek yang terdapat pada filsafat yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga aspek tersebut mengartikan Pancasila sebagai sumber pengetahuan, dasar moral, dan ajaran yang mencakup nilai-nilai dasar seperti penghormatab terhadap sesama manusia. Sehingga implementasi mendalam terhadap Pancasila sebagai filsafat diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah yang tengah atau akan dihadapi oleh Indonesia.
NPM: 2415012009 (A)
Berdasarkan jurnal Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila : Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan, dapat saya simpulkan:
Pada dasarnya Filsafat Ilmu adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu baik secara empiris maupun rasional. Filsafat melakukan dua hal terhadap seluruh pengalaman manusia, di satu sisi membangun teori teori tentang manusia dan alam semesta serta menyajikan landasan landasan bagi keyakinan dan tindakan di sisi lain, filsafat juga memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu keyakinan yang dapat di pegang. Jika masalah tsb bisa dikatakan ilmiah, maka harus meliputi kompenen kompenen seperti sikap, metode, tindakan, kesimpulan dam implikasi.
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, sudah seharusnya filsafat ilmu dapat menyelesaikan berbagai persoalan kebangsaan yang sedang dihadapi. Salah satunya lunturnya pemahaman dan penerapan nilai nilai Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia, hal ini dapat menyebabkan seperti korupsi dimana mana, bencana alam yang berkelanjutan dan sebagainya. Persoalan ini menyangkut tentang Pancasila sebagai pandangan hidup. Oleh karena itu, Filsafat ilmu harus bisa mengembangkan Pancasila sebagai dasar dasar ilmu pengetahuan yang mempunyai nilai nilai luhur untuk mengatasi persoalan kehidupan manusia dengan menggunakan aspek ontologi, espitemologi dan aksiologi.
NPM : 2415012003
PRODI : S1 ARSITEKTUR
Analisis saya terhadap jurnal “Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya Dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan”. Dari jurnal itu saya dapat menyimpulkan bahwa Filsafat ilmu pada dasarnya adalah analisis kritis empiris dan rasional terhadap metode yang digunakan untuk mempelajari suatu ilmu tertentu. Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani yakni ilmu yang lahir karena munculnya dengan sebuah pengetahuan dari barat akan tetapi adanya perkembangan terhadap imu pengetahuan abad 17.
Dalam Pancasila sebagai ideologi negara dalam permasalahan ini ada pemecahan masalah dalam jurnal dengan menggunakan 3 aspek filsafat yakni
1. Ontologi Pancasila dapat dilihat sebagai sistem nilai yang memuat ajaran dan prinsip luhur, seperti saling menghargai antar manusia dan beriman kepada Tuhan. Kemudian secara ontologis Pancasila menekankan pentingnya nilai moral dan spiritual dalam kehidupan berbangsa
2. Epistemologi Pancasila kita bisa lihat Pancasila sebagai sumber ilmu pengetahuan mempunyai konsep kebangsaan yang menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Aksiologi Pancasila dapat Mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan bermartabat serta menjamin bahwa nilai-nilai tersebut tidak hanya sekedar simbol tetapi benar-benar diamalkan dalam kehidupan sehari-hari baik oleh individu, masyarakat, dan pemerintah. Hilangnya nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan hilangnya etika dan keadilan sosial.
Kesimpulannya, jurnal Pancasila ini menyampaikan nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam Pancasila guna menumbuhkan perasaan dan sikap yang lebih kuat terhadap Pancasila, dan apa yang baik atau buruk di kemudian hari akan berubah baik dari segi moralitas dll.
NPM : 2415012039
Pancasila sebagai Filsafat Ilmu
Pancasila adalah prinsip dasar dan ideologi negara Republik Indonesia yang diufukai oleh Presiden Soekarno pada 17 September 1945. Pancasila menjadi batu berdasarkan kehidupan masyarakat Indonesia sejak kemerdekaan dan menjadi sumber keajaiban bagi filsafat ilmu. Pengkajian Pancasila dari sudut view filsafat ilmu melibatkan penelitian terhadap nilai-nilai Pancasila dari tiga aspek utamanya, yaitu ontologi, epistemologi, dan axiologi.
1. Ontologi Pancasila
Ontologi Pancasila membahas enceritas dan nilai-nilai yang terkandung dalam prinsip-prinsip dasar. Pancasila mengajarkan pentingnya menghargai apa yang sama untuk semua manusia, seperti menghormati seseorang, memperhatikan kebebasan dan hak kehidupan, serta menghormati keagamaan dan budaya lainnya. Nilai-nilai ini bertujuan untuk menjunjungkan harmoni dan keadilan sosial di Indonesia.
2. Epistemologi Pancasila
Epistemologi Pancasila terkait dengan sumber-sumber pengetahuan dan konsep nasionalisme yang harus diikuti dalam kehidupan sosial Indonesia. Pancasila menekankan pentingnya menghargai pendapat dan pengetahuan setiap orang, serta menjalin kerja sama dan kesejahteraan dalam mengintegrasikan tentara dan pemerintah. Dengan mengenal mengenai konsep nasionalisme yang disebutkan dalam Pancasila, masyarakat dapat lebih memahami nilai-nilai nasional dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan negara.
3. Axiologi Pancasila
Axiologi Pancasila melibatkan nilai-nilai etika dan moral yang terkandung dalam prinsip-prinsip dasar. Nilai-nilai ini, seperti kesejahteraan bangsa, keadilan sosial, dan kekemanan hayati, bertujuan untuk menjaga dan memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pancasila membahas tentang keselamatan dan kesejahteraan rakyat sebagai dasar penting dalam pembangunan negara, serta menekankan pentingnya memperjuangkan kemerdekaan, keadilan, dan keadilan sosial.
Pengkajian Pancasila dengan menggunakan pisau analisis filsafat ilmu berdasarkan ontologi, epistemologi, dan axiologi, membantu menjelaskan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat digunakan sebagai alat solusi untuk masalah nasional, seperti pemburuhan korupsi. Pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila ini menjadi dasar untuk meraih keadilan sosial, kesejahteraan masyarakat, dan keamanan nasional.
Kata kunci: Pancasila, Filsafat Ilmu, Ontologi, Epistemologi, Axiologi.
NPM : 2415012037
Berdasarkan jurnal tersebut, analisis tentang Pancasila melalui filsafat ilmu merupakan pendekatan yang menarik karena Pancasila secara alami sudah memiliki unsur-unsur filsafat di dalamnya. Filsafat ilmu, yang meneliti metode keilmuan secara kritis baik secara empiris maupun rasional, memberikan kerangka kerja yang kuat untuk memahami nilai-nilai Pancasila. Filsafat bertindak sebagai instrumen untuk menyusun teori tentang manusia dan alam semesta, sekaligus sebagai alat untuk menilai secara kritis semua hal yang menjadi dasar keyakinan dan tindakan. Dalam konteks ini, pengkajian Pancasila dengan metode filsafat ilmu membantu dalam menganalisis dan menyelesaikan masalah kebangsaan.
Penerapan filsafat ilmu dalam pengembangan Pancasila berfokus pada tiga aspek utama: ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Secara ontologis, Pancasila mengandung ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti penghormatan antar manusia dan keyakinan pada Tuhan. Secara epistemologis, Pancasila mencakup sumber pengetahuan yang seharusnya menjadi panduan dalam kehidupan sosial bangsa Indonesia. Aksiologinya menekankan kontribusi nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial dan kemanusiaan, dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam jurnal ini juga disoroti pentingnya revitalisasi nilai-nilai Pancasila sebagai upaya untuk mengatasi masalah kebangsaan yang dihadapi oleh Indonesia. Korupsi dan kemerosotan moral sering kali dianggap sebagai akibat dari lunturnya pemahaman dan penerapan Pancasila. Di sini, filsafat ilmu berperan penting dalam memperkuat kembali nilai-nilai Pancasila, baik di kalangan masyarakat umum maupun pejabat negara, dengan penekanan pada sikap ilmiah dan kesadaran ideologis.
Dengan demikian, filsafat ilmu menjadi instrumen penting dalam mengembangkan Pancasila, terutama di lingkungan akademik dan pendidikan tinggi. Penanaman nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan yang berbasis filsafat ilmu diyakini dapat memperkuat jati diri bangsa dan menciptakan warga negara yang lebih bijaksana dalam mengambil keputusan, sehingga dapat mengatasi berbagai persoalan kebangsaan yang ada.
NPM : 2415012045
Kelas : A
Dari jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu berguna untuk menyelasaikan permasalahan kebangsaan yang bermuara pada lemahnya pemahaman masyarakat Indonesia tentang nilai-nilai pancasila. Filsafat ilmu menyediakan pendekatan rasional dan sistematis untuk menganalisis berbagai isu yang dihadapi masyarakat, seperti konflik antar-etnis dan ketidaksetaraan sosial
Terdapat tiga aspek terdahap jurnal tersebut
tiga aspek utamanya filsafat ilmu yaitu:
1. Ontologi : Pancasila dipandang sebagai sistem nilai yang mengandung ajaran dan prinsip-prinsip luhur, seperti sikap saling menghormati di antara manusia dan kepercayaan kepada Tuhan. Secara ontologis, Pancasila menegaskan pentingnya nilai moral dan spiritual dalam kehidupan berbangsa.
2. Epistemologi : Pengetahuan yang terkandung dalam Pancasila merupakan hasil dari harmonisasi berbagai paham seperti sekularisme Barat, Islam, dan konsep kebangsaan. Pancasila dikembangkan melalui konsensus yang dianggap sebagai bentuk kebenaran dalam sistem pengetahuan terbuka. Hal ini memungkinkan penafsiran ulang sesuai dengan konteks zaman.
3. Aksiologi : Nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial, kemanusiaan, dan persatuan, memiliki nilai-nilai luhur yang harus diwujudkan dalam kehidupan masyarakat. Aksiologi Pancasila mendorong individu untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral dalam masyarakat.
Kesimpulan yang dapat diambil ialah bahwa pemahaman masyarakat mengenai dasar negara, yaitu pancasila dalam ilmu filsafat sangat penting. Adanya ilmu filsafat yang terkandung dalam nilai-nilai pancasila dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan bangsa.
NPM: 2415012022
Dari jurnal yang berjudul "Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan" tersebut dapat disimpulkan bahwa kehadiran filsafat sangat penting. Filsafat ilmu sebagai sumber pengetahuan sangat memiliki keterkaitan dengan Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup menyimpan banyak pengetahuan yang selayaknya dikembangkan oleh disiplin filsafat ilmu yang secara ilmiah mempunyai nilai-nilai positif dalam membentuk watak dan karakter bangsa. Secara filsafati, Pancasila terkandung nilai luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis.
Tiga aspek filsafat ilmu, yaitu ontopologi (Pancasila mempunyai ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti mengembangkan sikap saling menghormati dan menyayangi sesama manusia), epistemologi (Pancasila mempunyai sumber pengetahuan dan wawasan kebangsaan yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari), dan aksiologi (nilai- nilai Pancasila memiliki nilai-nilai luhur untuk saling membantu dan adil).
Kesimpulannya pengembangan Pancasila dapat dilakukan dengan filsafat ilmu.
Nama: Elysabeth margaretha purba
Npm: 2415012031
Jurnal yang ditulis oleh Syahrul Kirom berjudul "Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan" menekankan pentingnya filsafat ilmu sebagai alat untuk menghadapi tantangan kebangsaan di Indonesia. Filsafat ilmu, yang mencakup analisis dan deskripsi mengenai ilmu dari berbagai perspektif—seperti logika, metodologi, sosiologi, dan sejarah—dapat menjadi kunci untuk mendalami nilai-nilai Pancasila.
Pancasila, sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, memuat ajaran luhur yang mendorong saling menghormati dan mencintai sesama. Selain itu, Pancasila juga mengedepankan prinsip keadilan sosial yang perlu diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendekatan filsafat ilmu, kajian tentang Pancasila dapat menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai tersebut, yang pada gilirannya dapat berfungsi sebagai solusi dalam mengatasi persoalan kebangsaan, termasuk isu korupsi.
Dalam jurnal ini, Syahrul Kirom menjelaskan bahwa filsafat ilmu memiliki tiga aspek utama: ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Dari sudut pandang ontologi, Pancasila menawarkan ajaran yang mendorong pengembangan sikap saling menghormati, dengan Tuhan sebagai sumber petunjuk moral. Dalam aspek epistemologi, Pancasila berfungsi sebagai sumber pengetahuan yang memperkaya wawasan kebangsaan, memberikan landasan yang kuat untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan dari perspektif aksiologi, nilai-nilai Pancasila memberikan kontribusi signifikan bagi kehidupan sosial, terutama dalam mewujudkan keadilan sosial yang diperlukan dalam setiap dimensi kehidupan masyarakat.
Dengan pemahaman yang komprehensif tentang ketiga aspek ini melalui pendekatan filsafat ilmu, masyarakat Indonesia diharapkan dapat lebih menghayati dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam konteks yang lebih luas. Hal ini akan memperkuat ikatan sosial dan membantu merespons tantangan yang dihadapi bangsa, termasuk upaya memberantas korupsi dan memperkuat integritas bangsa.
Dengan demikian, pengintegrasian filsafat ilmu dan Pancasila bukan hanya sebuah kajian akademis, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.
Chantika Herdonald
2415012023
Artikel jurnal "Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan" oleh Syahrul Kirom membahas bagaimana Pancasila dapat membantu menyelesaikan masalah bangsa Indonesia, seperti korupsi, dengan melihatnya dari tiga aspek filsafat ilmu: ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Masalah seperti korupsi dianggap muncul karena masyarakat gagal memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dengan benar, terutama setelah reformasi 1998. Penulis berpendapat bahwa Pancasila bukanlah ideologi yang lemah, tetapi cara kita mempraktikkannya yang salah. Oleh karena itu, Pancasila harus diajarkan dan diterapkan secara lebih serius, terutama melalui pendidikan formal dan kebijakan negara.
Filsafat ilmu memberikan pendekatan yang kritis dan ilmiah untuk menelaah nilai-nilai Pancasila. Dengan memahami aspek-aspek ini secara mendalam, Pancasila dapat menjadi pedoman hidup yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan bangsa.
Untuk menghadapi tantangan masa kini, Pancasila perlu terus dikembangkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan formal, terutama di universitas, memainkan peran penting dalam mengajarkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda. Dengan begitu, mereka diharapkan bisa lebih memahami dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sosial dan politik.
Artikel ini menegaskan bahwa revitalisasi nilai-nilai Pancasila melalui filsafat ilmu sangat penting untuk menyelesaikan berbagai persoalan kebangsaan yang dihadapi Indonesia. Pendekatan ini membantu kita memahami Pancasila bukan hanya sebagai simbol, tetapi sebagai panduan hidup yang bisa diterapkan secara nyata untuk mencapai keadilan dan kemanusiaan di seluruh lapisan masyarakat.
2415012012
Syahrul Kirom dalam karyanya yang membahas filsafat sebagai ilmu dan arah pengembangan Pancasila menekankan beberapa hal penting terkait kedudukan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan dasar negara Indonesia. Dalam konteks filsafat, Pancasila dilihat sebagai hasil refleksi mendalam dari nilai-nilai luhur yang ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Pemikiran Syahrul Kirom ini menunjukkan bagaimana Pancasila sebagai ilmu dapat terus dikembangkan dan diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
nilai Pancasila dalam penerapan dapat disajikan sebagai berikut:
1. Ontologi: Pancasila adalah sumber dari banyak kebijakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Epistemologi: Pancasila memuat dan mengandung nilai bangsa yang bisa disosialisasikan dalam kehidupan bermasyarakat.
3.Aksiologi: Pancasila sebagai nilai luhur sangat berguna untuk memberikan kontribusi terhadap pembangunan tatanan kehidupan yang lebih baik karena mengandung unsur nilai kemanusiaan dan keadilan sosial. Nilai-nilai ini harus diterapkan dalam tindakan sehari-hari agar permasalahan-permasalahan kebangsaan dapat diatasi.
NPM : 2415012056
Kelas : Arsitektur B
Analisis Jurnal
Pada jurnal tersebut kita dapat memahami bahwa pengembangan Pancasila bagi Bangsa Indonesia sangat relevan melalu ilmu filsafat. Yang dimana dapat kita ketahui bahwa nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila pada ilmu filsafat memiliki peran yang penting bagi bangsa dalam pemecahan masalah yang terdapat pada bangsa dengan memberikan argumen, serta analisis dan penelitian. Sehingga arti dari filsafat itu sendiri dapat tercipta dalam membantu keputusan yang bijaksana.
Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang membahas aspek-aspek secara teoritis ilmu pengetahuan, seperti sifat, sumber, dan batas pengetahuan.
Yang dimana permasalahan pokoknya adalah bahwa nilai-nilai pada pancasila sulit untuk dimplementasikan oleh masyarakat Indonesia sendiri. Sehingga dalam mengatasi masalah tersebut diperlukan beberapa solusi, yaitu :
1. Penghidupan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila melalui sistem pendidikan yang terintegrasi.
2. Kajian akademis mengenai relevansi Pancasila yang mendalam.
3. Memberikan pemahaman mengenai filsafat ilmu yang dijadikan sebagai pemahaman untuk memahami pancasila lebih mendalam.
4. Mendorong nilai-nilai yabg terkandung dalam Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai yang terkandung dalam pancasila melalui ilmu filsafat :
1. Ontologi -> Pancasila adalah sistem nilai atau prinsip yang memdasari bentuk negara.
2. Epistemologi -> Pancasila memiliki wawasan kebangsaan yang dapag dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Aksiologi -> Pancasila merupakan pandangan hidup yang memilikk nilai-nilai luhur yang terkandung pada setiap sila.
Nama : Kayla Zahra Satriani
Npm : 2415012050
Berikut merupakan hasil analisis terkait jurnal diatas :
Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat. Akan tetapi, pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri sendiri.
Ilmu pengetahuan adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau individu untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman.
Secara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai ideologis yang berderajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis. Agar ia dapat menjadi ideologi bangsa dan negara Indonesia yang lestari tetapi juga berkembang secara dinamis, nilai luhur dan nilai dasarnya harus dapat bersifat tetap, sementara nilai instrumentalnya harus semakin dapat direformasi seiring dengan perkembangan tuntutan zaman.
Pancasila merupakan sebuah pandangan dunia atau world view yang juga dapat ditanamkan nilai-nilai filsafat. Pancasila adalah filsafat bangsa yang sesungguhnya berhimpit dengan jiwa bangsa. Di sini yang muncul adalah kapasitas pengetahuan bangsa, misalnya yang berkaitan dengan hakikat kenyataan dan kebenaran. Hakikat kebenaran dan kebenaran serta nilai-nilai filsafat tersebut sebenarnya adalah bagian dari aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi yang harus dieksplorasi oleh filsafat ilmu dalam upaya mengembangkan Pancasila.
Wawasan dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah lama dihilangkan serta hidup dalam hati nurani, sanubari, watak, kepribadian dan pergaulan hidup bangsa Indonesia yang tercermin dalam adat-istiadat, kebiasaan, perilaku serta lembaga-lembaga masyarakat. Kelima nilai dasar yang tercakup dalam Pancasila merupakan inti kehidupan dalam kebudayaan bangsa, sekaligus menjadi tuntutan dan tujuan hidup, serta menjadi ukuran dasar seluruh perikehidupan bangsa Indonesia. Dengan kata lain, pada hakikatnya adalah moral, moral bangsa Indonesia yang mengikat seluruh masyarakat warga negara, baik sebagai perseorangan maupun sebagai kesatuan bangsa.
Npm: 2415012015
Kelas : ganjil (A)
Jawaban jurnal
Dari jurnal tesebut dapat kita disimpulkan bahwa filsafat ilmu dapat dipelajari dan dapat berguna untuk menyelasaikan permasalahan kebangsaan yang bermuara pada lemahnya pemahaman masyarakat Indonesia tentang nilai-nilai pancasila. Dengan lemahnya nilai tersebut akan membuat masyarakat tidak acuh dengan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Namun, kelemaham itu dapat kita atasi dengan rekontruksi dan penerapan ulang terhadap nilai-nilai pancasila.
Dengan demikian, pengembangan Pancasila dapat dilakukan dengan filsafat ilmu. Dalam konteks pendidikan, seorang akademis dan ilmuwan memiliki peran dan fungsi sebagai mediator untuk memberikan pemahaman yang mendalam mengenai nilai-nilai Pancasila. Pemberian materi tesebut dapat melalui kebebasan pendapat dengan dikembangkan secara bertanggung jawab.
abad ke-17 mengalami perpecahan, yang membuat ilmu dan filsafat berdiri sendiri.
Ilmu pengetahuan adalah rangkaian aktivitas manusia yang
rasional dan kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa
aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan
pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman,
kemasyarakatan atau individu untuk tujuan mencapai kebenaran,
memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun
melakukan penerapan penerapan .
Filsafat ilmu yaitu segenap pemikiran refleksi terhadap
persoalan-persoalan mengenai segala hal yang mencakup
landasan ilmu
Secara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai
ideologis yang berderajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai
luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis.
Agar dapat menjadi ideologi bangsa dan negara Indonesia yang
lestari tetapi juga berkembang secara dinamis, nilai luhur dan nilai
dasarnya harus dapat bersifat tetap, sementara nilai instrumentalnya
harus semakin dapat direformasi seiring dengan perkembangan tuntutan
zaman.
isi dari Pancasila antara lain yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Proses kebangsaan Indonesia sampai hari ini terus berlangsung dengan berbagai macam masalah. Antara lain seperti perbedaan aliran keagamaan yang dapat menyulut perpecahan,
banyaknya korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara dan pejabat daerah.
Oleh karena itu aspek ontologi, epistemologi, dan
aksiologi itu harus dapat dijadikan landasan dasar dalam upaya mengembangkan pancasila.
Kesimpulannya
filsafat
amatlah penting bagi setiap orang dimanapun dan kapanpun.
NPM: 2415012043
Dalam jurnal ini dapat di simpulkan bahwa filsafat adalah ilmu yang berguna untuk menyelesaikan suatu permasalahan dan mampu mengembangkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan begitu masyarakat harus memahami bahwa Pancasila memiliki nilai-nilai yang penting bagi kehidupan bermasyarakat.
Filsafat Pancasila dapat diartikan sebagai hasil berpikir yang sedalam- dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan yakin sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, dan nilai-nilai) yang paling benar, adil, bijaksana, baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia. Pancasila pada hakikatnya juga memiliki arti sebagai perwujudan nilai nilai luhur bangsa Indonesia sepanjang sejarah dan merupakan penggabungan antara unsur unsur- budaya luar yang sesuai dengan budaya Indonesia sehingga keseluruhannya terpadu menjadi sebuah Ideologi yang bernama Pancasila.
Pengembangan Pancasila dapat dicapai melalui filsafat keilmuan. Dalam konteks ini, seorang ilmuwan dan ulama mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting sebagai mediator agar nilai-nilai Pancasila dapat dipahami.
npm: 2415012038
kelas: B
menurut saya, Filsafat adalah studi tentang pertanyaan mendasar mengenai eksistensi, pengetahuan, nilai, dan makna hidup. Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari terlihat dalam cara individu dan masyarakat mengatasi dilema etika, membuat keputusan, dan mencari kebenaran. Pancasila sebagai filsafat merupakan dasar negara Indonesia, yang mencerminkan nilai-nilai luhur seperti keadilan, kemanusiaan, dan persatuan, berfungsi sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Npm : 2255012002
Dengan mengikuti panduan ini, ilmu pengetahuan di Indonesia dapat berkembang dengan tetap menghormati martabat manusia, keberagaman, serta kelestarian lingkungan, sehingga berkontribusi pada pembangunan bangsa yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Npm : 2415012053
Berikut analisis saya terhadap jurnal yang membahas tentang revelansi Pancasila dan filsafat untuk mengatasi persoalan bangsa. Dapat disimpulkan bahwa, nilai-nilai Pancasila dalam pandangan ilmu filsafat memiliki peran penting untuk memecahkan persoalan bangsa dengan mengkaji secara ilmiah.
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkutl andasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia. Filsafat ilmu memiliki keterkaitan dengan Pancasila sebagai metode, dan pandangan hidup. Sila ke-1, menegaskan secara ontologi, bahwa manusia hidup di dunia harus selalu bertaqwa dan beriman kepada Tuhan. Secara epistemologis, Pancasila pada mulanya adalah harmonisasi dari paham Barat modern sekuler, paham kebangsaan, Islam dan pelbagai jenis pengetahuan lainnya yang melalui proses perdebatan panjang hingga mencapai titik temu, sah sebagai Pancasila hingga sekarang. Secara aksiologi, Pancasila sebagai pandangan hidup mempunyai nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam sila-silanya.
Pengetahuan yang bersumber dari Pancasila adalah hasil yang dicapai melalui proses panjang, termasuk penyatuan antara pandangan Barat, nasionalisme, dan nilai-nilai keagamaan. Ini menjadikan Pancasila sebagai sistem terbuka yang dapat terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman.
Aksiologi Pancasila membahas nilai-nilai etika yang terkandung dalam setiap sila, seperti nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, keadilan sosial, dan kerakyatan. Penerapan nilai-nilai Pancasila di Indonesia masih jauh dari harapan. Banyak pejabat negara yang tidak lagi menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan, terutama dalam menghadapi praktek korupsi. Pancasila seringkali hanya dijadikan simbol dan trademark politik tanpa implementasi yang nyata di kehidupan sehari-hari.
NPM: 2415012034
Tugas
•Analisis jurnal
Jurnal dengan judul “Filsafat Ilmu Dan Arah
Pengembangan Pancasila: Relevansinya Dalam Menghadapi Persoalan Kebangsaan".
Dapat disimpulkan bahwa pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia dapat mengatasi persoalan kebangsaan.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, filsafat sudah seharusnya menjadi dasar dan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh bangsa indonesia.
Di dalam Pancasila terdapat nilai nilai luhur yang seharusnya dapat diimplementasikan oleh setiap masyarakat Indonesia.
Akan tetapi, persoalan itu sulit diterapkan di dalam diri bangsa Indonesia.
Pancasila hanya sekedar menjadi sebuah simbol dan identitas saja.
Bahm menjelaskan bahwa untuk memperoleh ilmu pengetahuan harus memiliki beberapa syarat, yakni harus memiliki rasa ingin tahu, bersifat spekulatif dan objektif, membuka cakrawala pengetahuan baru atau inovatif serta mampu memberikan penilaian, dan bersifat tentatif.
Menurut Bahm, ilmu itu sendiri adalah suatu nama bagi usaha manusia untuk mampu memahami sifat dasar berbagai hal dengan jalan merumuskan hipotesis-hipotesis atau teori-teori tentang sifat-sifat dasar dan mengujinya secara pengamatan atau percobaan untuk mengetahui apakah masih berlaku atau tidak. Di sini, filsafat ilmu berperan dan berfungsi untuk mengkaji permasalahan secara ilmiah.
Oleh karena itu, dibutuhkan rasa atau kemauan untuk mengaplikasikan pengetahuan nilai-nilai Pancasila.
Sebab hanya dengan kemauan, kemampuan tersebut dapat berguna bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, kebutuhan kebangsaan saat ini dan mendatang untuk menyelesaikan masalah- masalah bidang sosial, politik, ekonomi, dan budaya adalah dengan memberikan pemahaman secara komprehensif dan filosofis mengenai nilai-nilai Pancasila dalam pemenuhan eksplanasinya di kalangan elit politik, pejabat negara dan birokrat.