1. menurut pendapat saya isi dari artikel tersebut yaitu generasi minenial perlu mengembangkan sikap kritis, kreatif dan bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi dan media sosial. selain itu, mereka perlu menghormati dan menghargai keberagaman dan keunikan orang orang di sekitar mereka.
hal positif yang bisa saya ambil yaitu :
- memiliki kesempatan yang lebih luas untuk berinteraksi dengan orang dari berbagai latar belakang, budaya, dan negara.
- memiliki kesadaran global yang tinggi dan peduli terhadap isu isu sosial, lingkungan , dan kemanusiaan yang terjadi di dunia.
- memiliki akses mudah dan cepat terhadap informasi dan pengetahuan dari berbagai sumber dan media.
2. Artikel di atas membahas tentang persepsi generasi muda yang kurang santun dan potensi dampak negatif persepsi tersebut terhadap masyarakat. Hal ini menekankan pentingnya menjunjung tinggi nilai dan norma budaya positif, seperti sopan santun, keramahan, dan toleransi yang kuat, yang merupakan bagian integral dari budaya Indonesia. Pembahasannya juga menyinggung mengenai kebebasan individu dalam bertindak dan berbicara, namun tetap dalam batasan aturan dan norma.
Pancasila, landasan filosofis resmi negara Indonesia, terdiri dari lima prinsip: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang berpedoman pada kebijaksanaan batin dalam kebulatan suara yang timbul dari permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Prinsip-prinsip ini berakar kuat pada kerangka etika dan moral masyarakat Indonesia. Pasal tersebut sejalan dengan sila Pancasila dalam beberapa hal:
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Pasal ini menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai dan norma-norma budaya positif yang sejalan dengan prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab. Menjunjung tinggi sopan santun, keramahan, dan toleransi mencerminkan komitmen terhadap masyarakat yang adil dan beradab.
Persatuan Indonesia: Pembahasan tentang pelestarian nilai-nilai dan norma budaya positif Indonesia mencerminkan keinginan untuk menjaga persatuan dan keharmonisan dalam masyarakat Indonesia yang beragam.
Keadilan Sosial: Keprihatinan artikel mengenai potensi dampak negatif dari menurunnya nilai-nilai budaya positif terhadap masyarakat sejalan dengan prinsip keadilan sosial. Hal ini menyoroti pentingnya memastikan bahwa tindakan dan perkataan individu tidak merugikan orang lain dan menekankan perlunya menjunjung standar moral. Ringkasnya, penekanan artikel tersebut pada penegakan nilai-nilai dan norma-norma budaya yang positif, serta kekhawatirannya terhadap potensi dampak negatif dari merosotnya nilai-nilai tersebut, sejalan dengan prinsip-prinsip Pancasila, khususnya yang berkaitan dengan kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan keadilan sosial. Hal ini menunjukkan relevansi Pancasila sebagai sistem etika dalam memandu nilai-nilai dan perilaku masyarakat.
3. Berikut adalah beberapa contoh kearifan lokal di Indonesia yang terkait dengan sistem etika berdasarkan sila-sila Pancasila:
Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung nilai-nilai kepercayaan, toleransi, dan kerukunan antarumat beragama. Contoh kearifan lokal yang sesuai dengan sila ini adalah:
- Nyepi, yaitu hari raya umat Hindu yang dilakukan dengan cara berdiam diri, tidak melakukan aktivitas, tidak menyalakan api, dan tidak menyalakan lampu selama 24 jam. Tujuannya adalah untuk merenungkan diri, membersihkan pikiran, dan memohon ampun kepada Tuhan.
- Maulid Nabi, yaitu peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh umat Islam dengan cara membaca shalawat, ceramah, dan tahlilan. Tujuannya adalah untuk mengenang dan meneladani akhlak dan ajaran Nabi Muhammad SAW.
- Natal, yaitu perayaan kelahiran Yesus Kristus yang dilakukan oleh umat Kristen dengan cara menghadiri ibadah, menyanyikan lagu-lagu rohani, dan saling memberi hadiah. Tujuannya adalah untuk mengucap syukur dan menghayati kasih Allah kepada umat manusia.
Sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mengandung nilai-nilai kemanusiaan, kesetaraan, dan keadaban. Contoh kearifan lokal yang sesuai dengan sila ini adalah:
- Gotong royong, yaitu kebiasaan masyarakat untuk saling membantu dan bekerja sama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau masalah. Tujuannya adalah untuk meringankan beban dan meningkatkan solidaritas.
- Sambatan, yaitu tradisi masyarakat Minangkabau untuk memberikan bantuan berupa uang, beras, atau barang lainnya kepada orang yang mengalami musibah atau kesulitan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan rasa simpati dan empati.
- Sikep, yaitu sikap hidup masyarakat Samin yang menolak segala bentuk kekerasan, penindasan, dan eksploitasi. Tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.
Sila ketiga, Persatuan Indonesia, mengandung nilai-nilai persatuan, kesatuan, dan kebangsaan. Contoh kearifan lokal yang sesuai dengan sila ini adalah:
- Bhinneka Tunggal Ika, yaitu semboyan negara Indonesia yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Tujuannya adalah untuk mengakui dan menghargai keragaman suku, bahasa, agama, dan budaya yang ada di Indonesia.
- Pancasila, yaitu ideologi negara Indonesia yang terdiri dari lima sila yang saling berkaitan dan menyatu. Tujuannya adalah untuk menjadi dasar dan pedoman hidup bangsa Indonesia.
- Garuda Pancasila, yaitu lambang negara Indonesia yang berbentuk burung garuda yang membawa perisai dengan lima simbol sila Pancasila. Tujuannya adalah untuk melambangkan kekuatan, kebesaran, dan keagungan bangsa Indonesia.
Sila keempat, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan, mengandung nilai-nilai demokrasi, partisipasi, dan kesejahteraan. Contoh kearifan lokal yang sesuai dengan sila ini adalah:
- Musyawarah, yaitu cara pengambilan keputusan yang dilakukan dengan cara berunding dan berdiskusi secara santun dan bijaksana. Tujuannya adalah untuk mencapai mufakat atau kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak.
- Mufakat, yaitu hasil dari musyawarah yang mengandung kesepakatan bersama yang mengikat dan menghormati hak dan kewajiban semua pihak. Tujuannya adalah untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan bersama.
- Lembaga adat, yaitu lembaga yang mengatur dan menjalankan adat istiadat masyarakat setempat. Tujuannya adalah untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
Sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung nilai-nilai keadilan, keseimbangan, dan kemakmuran. Contoh kearifan lokal yang sesuai dengan sila ini adalah:
- Zakat, yaitu kewajiban umat Islam untuk menyisihkan sebagian dari harta atau penghasilan mereka untuk disalurkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Tujuannya adalah untuk membersihkan harta, mengurangi kesenjangan sosial, dan meningkatkan kesejahteraan umat.
- Subak, yaitu sistem pengelolaan air irigasi sawah yang dilakukan oleh masyarakat Bali dengan cara mengatur dan membagi air secara adil dan proporsional. Tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan.
- Desa wisata, yaitu desa yang mengembangkan potensi wisata yang ada di wilayahnya dengan melibatkan partisipasi masyarakat setempat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan, kemandirian, dan kesejahteraan masyarakat.
4. Kearifan lokal adalah pengetahuan, nilai, dan tradisi yang dimiliki oleh masyarakat lokal dalam mengelola sumber daya alam dan sosial secara berkelanjutan. Kearifan lokal merupakan bagian dari identitas dan kekayaan budaya bangsa Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan. Kearifan lokal juga sejalan dengan sistem etika berdasarkan sila-sila Pancasila, yaitu lima prinsip dasar yang menjadi landasan dan pedoman hidup bangsa Indonesia.
Berikut adalah beberapa cara menjaga dan melestarikan kearifan lokal di Indonesia yang terkait dengan sistem etika berdasarkan sila-sila Pancasila:
- Mengenali dan mempelajari kearifan lokal daerah sendiri dan daerah lainnya. Hal ini dapat meningkatkan pengetahuan, penghargaan, dan rasa bangga terhadap keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Hal ini juga sesuai dengan sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mengandung nilai-nilai kepercayaan, toleransi, dan kerukunan antarumat beragama.
- Mengajak partisipasi masyarakat dalam pelestarian kearifan lokal, misalnya dengan mengadakan festival budaya, lokakarya, atau pameran seni. Hal ini dapat memperkuat solidaritas, kesejahteraan, dan keadilan sosial di antara masyarakat. Hal ini juga sesuai dengan sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan, kesetaraan, dan keadaban.
- Memberikan dukungan kepada tokoh-tokoh kearifan lokal, seperti seniman, pengrajin, atau guru di bidang seni budaya. Hal ini dapat memberikan apresiasi, motivasi, dan bantuan kepada mereka yang berperan dalam menjaga dan mengembangkan kearifan lokal. Hal ini juga sesuai dengan sila ketiga, Persatuan Indonesia, yang mengandung nilai-nilai persatuan, kesatuan, dan kebangsaan.