Forum Analisis Jurnal 2

Forum Analisis Jurnal 2

Jumlah balasan: 36

Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM.

Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Rosa ananta Febrianti 2213053288 -
Nama : Rosa ananta Febrianti
Npm : 2213053288

Forum ekonomi dunia (2016) menyatakan bahwa untuk
berkembang di abad ke-21, siswa membutuhkan lebih dari
pembelajaran akademis tradisional. Mereka harus mahir dalam
kolaborasi, komunikasi dan pemecahan masalah, yang merupakan
beberapa keterampilan yang dikembangkan melalui pembelajaran
sosial dan emosional (SEL).
Pendidikan merupakan proses seumur hidup mulai dari dalam
kandungan dan berlangsung sampai akhir dari kehidupan. Pendidikan
tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga
menanamkan nilai-nilai, pelatihan naluri, membina sikap yang tepat
dan kebiasaan terhadap generasi muda.
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori
perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang
masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan
diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu
karena takut dihukum.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh RIRI OKTAVIA ERLINA 2213053098 -
Nama : Riri Oktavia Erlina
NPM : 2213053098

Analisis Jurnal 2

Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal JIPSINDO
Volume : 6
Nomor : 2
Halaman : 131-145
Tahun Terbit : 2019
Judul : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Nama Penulis : Enung Hasanah

Pembahasan
Teori Kohlberg
Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
Level 1. Moralitas Pra-konvensional
• Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman.
• Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran.

Level 2. Moralitas Konvensional
• Tahap 3 - Hubungan Interpersonal.
• Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial.

Level 3. Moralitas Pasca-konvensional.
• Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan.
• Tahap 6 - Prinsip Universal.

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Miftaudin Mahfudz 2253053017 -
Nama : Miftaudin Mahfudz
NPM : 2253053017
Kelas : 3/I

analisis jurnal 2

dari jurnal tersebut, saya mengambil kesimpulan bahwa , Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori
perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Azzahra Rindra Tiara 2213053117 -
Nama : Azzahra Rindra Tiara
NPM : 2213053117
Kelas : 3/I

Analisis Jurnal 2

A. Identitas Jurnal
- Judul : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
- Nama Penulis: Enung Hasanah
- Nama Jurnal: JIPSINDO
- Volume : 6
- Nomor : 2
- Halaman : -
- Tahun Terbit : September 2019

B. Isi Jurnal
- Pembahasan/Hasil Penelitian
Berdasarkan jurnal tersebut saya dapat menarik kesimpulan bahwa jurnal tersebut membahas perkembangan moral yang sudah dipengaruhi oleh pendekatan perkembangan kognitif Jean Piaget dan Lawrence Kohlberg. Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal berakar pada karya Piaget. Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi tiga level yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut.
1. Level 1 (Moralitas Pra-Konvensional)
- Tahap 1 Ketaatan dan Hukuman
Pada tahap ini anak-anak melihat aturan sebagai hal yang tetap dan absolut. Peraturan sangat penting untuk dipatuhi karena merupakan sarana untuk menghindari hukuman.
- Tahap 2 Individualisme dan Pertukaran
Pada tahap ini anak-anak menjelaskan sudut pandang individu dan menilai tindakan berdasarkan cara mereka melayani kebutuhan individu. Dalam dilema Heinz anak-anak berpendapat bahwa tindakan terbaik adalah pilihan yang paling baik untuk memenuhi kebutuhan Heinz. Timbal balik adalah mungkin tetapi hanya jika melayani kepentingan diri sendiri.

2. Level 2 (Moralitas Konvensional)
- Tahap 3 Hubungan Interpersonal
Tahap ini difokuskan untuk memenuhi harapan dan peran sosial dengan penekanan pada konformitas, bersikap baik, dan mempertimbangkan bagaimana pilihan mempengaruhi hubungan.
- Tahap 4 Menjaga Ketertiban Sosial
Pada tahap ini lebih fokus pada menjaga hukum dan ketertiban dengan mengikuti aturan, melakukan tugas seseorang, dan menghormati otoritas.

3. Level 3 (Moralitas Pasca-Konvensional)
- Tahap 5 Kontrak Sosial dan Hak Perorangan
Pada tahap ini seseorang memperhitungkan perbedaan nilai, pendapat, dan kepercayaan orang lain untuk mempertahankan masyarakat tetapi anggota masyarakat harus menyetujui standar ini.
- Tahap 6 Prinsip Universal
Tahap ini didasarkan pada prinsip etika universal dan penalaran abstrak. Pada tahap ini seseorang mengikuti prinsip keadilan yang di internalisasi, bahkan apabila mereka bertentangan dengan hukum dan peraturan.

Hasil analisis data Dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg menunjukkan bahwa anak-anak usia 11 sampai 12 tahun masih berada pada tahap pra konvensional tahap 1/2 yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung mereka ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Pada usia 11 sampai 12 tahun tersebut cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.

C. Kelebihan dan Kekurangan
- Kelebihan
Kelebihan dari jurnal di atas yaitu pada abstrak dan kata kunci menggunakan bahasa Inggris dan terdapat terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Sehingga dapat memudahkan pembaca yang kurang mengerti dalam berbahasa Inggris.
- Kekurangan
Kekurangan dari jurnal tersebut yaitu terdapat istilah-istilah yang menggunakan bahasa Inggris namun tidak ada artinya dalam bahasa Indonesia sehingga pembaca sulit untuk memahami artinya.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Eva Nesa Lia 2253053052 -
Nama : Eva Nesa Lia
NPM : 2253053052

Analisis dan kesimpulan yang saya dapatkan setelah membaca jurnal "Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Teori KoherBerg" adalah,

Jurnal ini berfokus pada pengukuran tingkat perkembangan moral siswa sekolah dasar berusia antara 11-12 tahun berdasarkan teori perkembangan moral Kohlberg.
Yang membahas tahapan perkembangan moral menurut teori Kohlberg, dengan anak-anak sekolah dasar berusia 11-12 tahun umumnya berada dalam tahap pra-konvensional, khususnya tahap 1, 2, dan 2/3. Jurnal ini juga menyebutkan hubungan antara perkembangan moral dan pendidikan karakter, dengan nilai-nilai moral yang berfungsi sebagai standar normatif evaluatif untuk perilaku manusia. Merujuk karya-karya lain tentang pendidikan moral dan pembentukan karakter, termasuk karya Arthur (2003) dan Duska dan Whelan (1982).

Dapat disimpulkan bahwa anak-anak sekolah dasar berusia 11-12 tahun umumnya dalam tahap perkembangan moral pra-konvensional, dengan tahap 1, 2, dan 2/3 menjadi dominan. Mereka cenderung bertindak bukan karena mereka mencari hasil tetapi karena takut akan hukuman. Jurnal ini menekankan pentingnya pendidikan moral dalam pendidikan formal dan peran masyarakat dan lingkungan dalam melatih anak-anak tentang norma moral dan sosial. Perlunya pendidik untuk memahami perkembangan moral siswa mereka dan kemampuan untuk mengukur tahapan penalaran moral melalui pengamatan dan analisis yang cermat. Berkontribusi pada pemahaman perkembangan moral pada siswa sekolah dasar dan memberikan wawasan bagi pendidik dalam mempromosikan pertumbuhan moral pada siswa mereka.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Ladaina Fahrun Nada 2213053044 -
Nama : Ladaina Fahrun Nada
NPM : 2213053044

Dalam jurnal yang berjudul "Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Teori Kholberg" menyampaikan bahwa peserta didik yang dituntut untuk mahir dalam kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah harus ditunjang dari perkembangan moral yang ditumbuhkan dengan optimal, karena moral dianggap paling penting dalam penentu keberhasilan seseorang.
Moral merupakan sebagai penentu mengenai kriteria baik atau buruknya sesuatu sehingga layak atau tidak layak untuk dikerjakan oleh individu ataupun masyarakat.
Kholberg sebagai pencetus teori tidak memusatkan perhatian kepada tingkat laku moral atau seorang individu tidak menjadi pusat pengamatan, kemudian penelitian menggunakan metode kualitatif Dengan hasil Berdasarkan teori Kohlberg,
pada umumnya anak-anak yang berusia sekitar 11–12 tahun berada
pada tahap pra-konvensional, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada
pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat
perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.Dalam angket mereka menyebutkan bahwa tetap belajar bukan karena ingin pintar atau yang lainnya, melainkan mereka harus taat hukum karena takut dihukum.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh ALYA RIFA DWI PANGESTU 2213053152 -
Nama : Alya Rifa Dwi Pangestu
NPM : 2213053152
Kelas : 3/I

Teori Kohlberg dikenal sebagai teori yang mengukur tingkatan moral seseorang. Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari studi perkembangan moral, seperti pertanyaan tentang definisi konstruk yang adil secara budaya. Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Mengamati tingkah laku tidak menunjukan banyak mengenai kematangan moral. Kohlberg juga tidak memusatkan perhatian pada pernyataan (statement) seseorang, apakah dia mengatakan sesuatu hal benar atau salah. Penelitian Kohlberg menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pendangan moral orang tersebut.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh AYU ARINDA 2213053079 -
Nama : Ayu Arinda
NPM : 2213053079

IDENTITAS JURNAL
Judul : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Nama Jurnal: JIPSINDO
Nama Penulis: Enung Hasanah
Volume : 6
Nomor : 2
Halaman : 131-145
Tahun Terbit : 2019

Salah satu aspek yang menunjang perkembangan kemahiran dalam kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah adalah dengan membantu perkembangan moral siswa agar tumbuh optimal. Penalaran moral berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan moral ketika dihadapkan pada dilema moral tentang sikap dan perilaku. Pendidikan merupakan proses seumur hidup mulai dari dalam kandungan dan berlangsung sampai akhir dari kehidupan. Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat dari luar, moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri. Selain itu, masyarakat semakin sadar bahwa lingkungan dan masyarakat membawa peran penting untuk melatih anak tentang norma-norma moral dan sosial yang mengatur kehidupan manusia.

Teori Kohlberg Perkembangan moral telah dipelajari dari berbagai perspektif psikologis, termasuk teori belajar, psikoanalisis, dan lain-lain. Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari studi perkembangan moral, seperti pertanyaan tentang definisi konstruk yang adil secara budaya. Psikolog yang mempelajari moralitas atau perkembangan moral harus berurusan dengan masalah relativisme moral atau netralitas nilai. Penelitian Kohlberg menunjukan bahwa apabila penalaran-penalaran yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pendangan moral orang tersebut. Dengan demikian, apa yang membedakan tingkatan moral seseorang apat dilihat dari alasan apa yang digunakan seseorang untuk melakukan sesuatu.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Adelia Cherlyana 2213053022 -
Nama : Adelia Cherlyana
NPM : 2213053022

Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari perkembangan moral seperti pertanyaan tentang definisi konstruk yang adil secara budaya. Teori kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive developmental theory of moralization yang berakar pada karya piaget. Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral dan tidak memusatkan perhatian pada pernyataan seseorang. Teori kohlberg tentang perkembangan moral dibagi menjadi tiga level yang masing-masing dibagi menjadi dua tahap yaitu : level 1 moralitas pra-konvensional yang terdiri dari tahap ketaatan dan hukuman serta tahap individualisme dan pertukaran, level 2 moralitas konvensional yang terdiri dari tahap hubungan interpersonal dan tahap menjaga ketertiban sosial, level 3 moralitas pasca konvensional yang terdiri dari tahap kontrak sosial dan hak perorangan serta tahap prinsip universal.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh F. Riska Elisa 2213053249 -
Nama : F. Riska Elisa
NPM : 2213053249

Teori Kohlberg Perkembangan moral telah dipelajari dari berbagai perspektif psikologis, termasuk teori belajar, psikoanalisis, dan lain-lain. Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari studi perkembangan moral, seperti pertanyaan tentang definisi konstruk yang adil secara budaya. Psikolog yang mempelajari moralitas atau perkembangan moral harus berurusan dengan masalah relativisme moral atau netralitas nilai.
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg , anak usia 11-12 tahun masih berada pada tahap dominan konvensional, disusul tahap ke-2 dan 2/3. tahap yang biasanya ingin melakukan sesuatu karena takut untuk dihukum. Berdasarkan hasil survei sederhana ini, responden berusia 11-12 tahun umumnya masuk dalam Tahap 1 Level 1, meskipun pada beberapa kasus mungkin ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 tahun mereka mungkin berada pada level lebih rendah atau lebih tinggi. dari perkembangan moral.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Andini Puspitasari 2213053099 -
Nama : Andini Puspitasari
NPM : 2213053099

Bagi seorang pendidik, penting untuk menyadari bahwa tugas utama mereka adalah untuk mendidik dan mengajarkan siswa.Sangat penting untuk memahami perkembangan moral pada peserta didiknya. Pendidikan moral bisa diamati melalui dua perspektif, yaitu perspektif eksternal dan internal. Dalam hal etika, aturan tentang interaksi sosial dan pengaturan diri membentuk bagian integral dari perilaku moral. Jika diperhatikan dari sudut pandang teori kohlberg, perkembangan moral individu memiliki variasi tingkat moral yang beragam. Seperti tahap 1 kepatuhan dan hukuman dalam level 1 Moralitas pra-konvensional, terlihat pada anak-anak yang masih kecil. Pada tahap kedua, anak-anak menunjukkan individualisme dan pertukaran dengan fokus pada kebutuhan pribadi mereka. Tahap kedua dari moralitas konvensional melibatkan hubungan antarpribadi dan upaya untuk mempertahankan keteraturan serta ketertiban sosial. Pada tingkat 3, terdapat perkembangan moralitas yang mendukung tumbuhnya kesadaran akan kontrak sosial dan prinsip-prinsip universal.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Rizka Selviana Putri 2213053254 -
Nama : Rizka Selviana Putri
NPM : 2213053254

Nama Jurnal : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Vol dan No : 6 . 2
Halaman : 131-145
Tahun Terbit : 2019
Penulis : Enung Hasanah

ANALISIS JURNAL

Jurnal di atas menjelaskan tentang moralitas dan pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi luar dan dari sisi jalan dilihat dari sisi luar moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri dengan kata lain pendidikan moral diperlukan sekaligus sebagai kontrol kondisi sosial dan sarana yang sangat diperlukan untuk okulasi diri. Oleh karena itu pembentukan moral anak dijadikan sebagai salah satu tujuan dasar dari pendidikan formal selain itu masyarakat semakin sadar bahwa lingkungan dan masyarakat memainkan peran penting untuk melatih anak tentang norma-norma malam dan sosial yang mengatur kehidupan manusia.
Bagi seorang pendidik sangat penting untuk memahami perkembangan moral peserta didiknya menurut Duska dan Whelan (1984) bahwa kemahiran mengukur tahap-tahap penalaran moral hanya akan dicapai dengan memahami secara seksama deskripsi deskripsi tentang tahap termasuk kemampuan mengaplikasikan deskripsi diskripsi tersebut pada jawaban-jawaban dari anak.
Teori kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut kognitif duelopmental theory of moralization yang berakar pada karya piaget. asumsi utama piaget adalah bahwa pikiran dan perasaan berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami.
Selain itu jurnal tersebut menganalisis tentang data menggunakan teori perkembangan moral kohlberg yang hasilnya yaitu anak-anak usia 11 sampai 12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap setengah yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3 yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum dalam hasil penelitian sederhana ini responden yang berusia 11 sampai 12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1 meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yang pada usia 11 sampai 12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi

KELEBIHAN JURNAL : jurnal di atas berisikan tabel yang memudahkan pembaca mengerti hasil dari penelitian yang telah penulis tulis selain itu juga jurnal tersebut sangat amat membahas inti dari permasalahan yang ada sehingga pembaca dapat langsung mengerti tentang teori Kohlberg
KEKURANGAN JURNAL: jurnal tidak memiliki tujuan serta penulis tidak menulis pembahasannya tetapi hanya menulis pendahuluan saja
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Habsah afifatul amri 2213053153 -
Nama : Habsah afifatul amri
Npm : 2213053153

Dalam jurnal yang berjudul PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN
TEORI KOHLBERG
Menjelaskan bahwa

Pendidikan merupakan proses seumur hidup mulai dari dalam kandungan dan berlangsung sampai akhir dari kehidupan. Pendidikan
tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai, pelatihan naluri, membina sikap yang tepat dan kebiasaan terhadap generasi muda. Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat dari luar, moralitas mengatur
cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri.

Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada
karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Mengamati tingkah laku tidak menunjukan banyak mengenai kematangan moral. Memang seorang dewasa yang sudah matang dan seorang anak kecil keduanya barangkali tidak mau mencuri mangga. Dalam hal ini tingkah laku mereka sama. Tetapi seandainya kematangan moral mereka berbeda, kematangan moral itu tidak tercermin dalam tingkah laku mereka, melainkan pertimbangan
(penalaran) mereka mengapa tidak mau mencuri mencerminkan perbedaan kematangan tersebut. Kohlberg juga tidak memusatkan perhatian pada pernyataan (statement) seseorang, apakah dia mengatakan sesuatu hal benar atau salah. Alasannya sama dengan hal pertama tadi. Seorang dewasa yang sudah matang dan seorang anak kecil, mungkin berkata bahwa mencuri mangga itu salah. Sekali lagi tidak tampak perbedaan antara orang dewasa dengan anak kecil.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi
beberapa tahap sebagai berikut: Level 1 Moralitas Pra-konvensional , Level 2 Moralitas Konvensional, Level 3 Moralitas Pasca-konvensional.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Efi yulyana 2213053075 -
NAMA : EFI YULYANA
NPM : 2213053075

JUDUL : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN
TEORI KOHLBERG
PEMBAHASAN : Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut "cognitive-dvelopmental theory of moralization", yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Dalam mengembangkan teorinya, Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
Level 1. Moralitas Pra-konvensional
> Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman. Tahap awal perkembangan moral terutama terjadi pada anak-anak kecil, tetapi orang dewasa juga mampu mengekspresikan jenis penalaran ini. Pada tahap ini, anakanak melihat aturan sebagai hal yang tetap dan absolut. Mematuhi aturan itu penting karena merupakan sarana untuk menghindari
hukuman.
> Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran. Pada tahap perkembangan moral ini, anak-anak menjelaskan sudut pandang individu dan menilai tindakan berdasarkan bagaimana mereka melayani kebutuhan individu. Dalam dilema Heinz, anak-anak berpendapat bahwa tindakan terbaik adalah pilihan yang paling baik
memenuhi kebutuhan Heinz. Timbal balik adalah mungkin, tetapi hanya jika melayani kepentingan diri sendiri.

Level 2. Moralitas Konvensional
> Tahap 3 - Hubungan Interpersonal. Seringkali disebut sebagai orientasi "good boy-good girl", tahap perkembangan moral ini difokuskan pada memenuhi harapan dan peran sosial. Ada penekanan pada konformitas, bersikap "baik," dan mempertimbangkan bagaimana pilihan memengaruhi hubungan.
> Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial. Pada tahap perkembangan mora ini, orang mulai menganggap masyarakat secara keseluruhan ketika membuat penilaian. Fokusnya adalah menjaga hukum dan ketertiban dengan mengikuti aturan, melakukan tugas seseorang dan menghormati otoritas.

Level 3. Moralitas Pasca-konvensional.
> Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan. Pada tahap ini, orang mulai memperhitungkan perbedaan nilai, pendapat, dan kepercayaan orang lain. Aturan hukum penting untuk mempertahankan masyarakat, tetapi anggota masyarakat harus menyetujui standar-standar ini
> Tahap 6 - Prinsip Universal. Tingkat penalaran moral terakhir Kolhberg didasarkan pada prinsip-prinsip etika universal dan penalaran abstrak. Pada tahap ini, orang mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang diinternalisasi ini, bahkan jika mereka bertentangan dengan hukum dan peraturan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Putu Nia Rahmawati 2213053283 -
Nama : Putu Nia Rahmawati
Npm : 2213053283

Jurnal ‘‘Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Teori Kohlberg‘‘ membahas tentang perkembangan moral siswa SD berdasarkan teori Kohlberg. Penulis juga memberikan saran bagi guru dan orang tua untuk membantu meningkatkan perkembangan moral siswa SD, seperti memberikan contoh perilaku moral yang baik, memberikan penghargaan atas perilaku moral yang baik, dan memberikan pengarahan tentang nilai-nilai moral yang penting. Dalam jurnal ini, penulis juga memberikan referensi tentang teori Kohlberg dan perkembangan moral, seperti buku ‘‘Moral Development: A Guide to Piaget and Kohlberg‘‘ oleh Ronald Duska dan Mariellen Whelan, serta artikel ‘‘Moral Development: A Review of the Theory‘‘ oleh Lawrence Kohlberg dan Richard Hersh. Secara keseluruhan, jurnal ‘‘Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Teori Kohlberg‘‘ memberikan gambaran tentang perkembangan moral siswa SD berdasarkan teori Kohlberg dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jurnal ini juga memberikan saran bagi guru dan orang tua untuk membantu meningkatkan perkembangan moral siswa SD.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Florentic Helau 2213053023 -
Nama : Florentic Helau
NPM : 2213053023

Moralitas selalu berbicara tentang nilai, yang menjadi evaluasi standar normatif dalam mengatur kehidupan manusia. Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari studi perkembangan moral, seperti pertanyaan tentang definisi konstruk yang adil secara budaya. Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, dan masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap:
Level 1 Moralitas Pra-konvensional
- Tahap 1 Ketaatan dan Hukuman.
- Tahap 2 Individualisme dan Pertukaran.
Level 2 Moralitas Konvensional
- Tahap 3 Hubungan Interpersonal.
- Tahap 4 Menjaga Ketertiban Sosial.
Level 3 Moralitas Pasca-konvensional.
- Tahap 5 Kontrak Sosial dan Hak Perorangan.
- Tahap 6 Prinsip Universal.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Dian Anjani Cahyaningrum Sasongko 2253053018 -
Nama : Dian Anjani Cahyaningrum Sasongko
NPM : 2253053018

Dari jurnal tersebut saya dapat menganalisis tentang salah satu aspek yang mendukung pengembangan keterampilan kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah adalah membantu siswa berkembang secara etis secara optimal. ini sangat penting khususnya bagi para pelajar dari wilayah Indonesia yang masyarakatnya umumnya adalah masyarakat yang religius yang percaya bahwa moralitas adalah landasan terpenting bagi kesuksesan seseorang, baik dalam karir maupun kehidupan pribadi. Penalaran etis mengacu pada kemampuan seseorang untuk membuat keputusan moral ketika dihadapkan pada dilema moral yang melibatkan pilihan sikap dan perilaku. inilah inti dari suatu proses pendidikan. Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat dari luar, moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri. Disini peran pendidik sangatlah penting untuk memahami perkembangan moral peserta didiknya.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Khalidah Aurora 2213053200 -
Nama : Khalidah Aurora
NPM : 2213053200

Perkembangan moral sangat penting untuk pertumbuhan optimal dalam masyarakat, terutama di Indonesia, di mana komunitas agama menghargai moral untuk kesuksesan dan kesejahteraan pribadi. Pendidikan moral membantu siswa membuat keputusan moral berdasarkan dilema moral dan tindakan.
Perkembangan moral telah dipelajari dari berbagai perspektif psikologis, termasuk teori belajar, psikoanalisis, dan lain-lain. Jean Piaget dan Lawrence Kohlberg berkontribusi pada penelitian ini dengan mengidentifikasi masalah filosofis yang terkait dengan perkembangan moral, seperti definisi konstruksi yang adil secara budaya. Teori moralisasi Kohlberg didasarkan pada gagasan Piaget bahwa kesadaran dan tindakan berkembang secara paralel dan pengambilan keputusan moral adalah proses perkembangan kognitif. Dia tidak fokus pada tingkat tindakan moral, karena itu subjektif dan dipengaruhi oleh pengalaman pribadi. Kohlberg juga tidak fokus pada tingkat pernyataan moral, karena itu subjektif dan dipengaruhi oleh pengalaman pribadi. Penelitian ini menemukan bahwa jika seseorang memiliki pernyataan atau tindakan moral tertentu, itu akan selalu mengungkapkan perbedaan dalam perilaku moral. Ini menyoroti pentingnya memahami perbedaan antara tindakan moral dan proses perkembangan moral.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Aziyatun Adinda Fitria 2213053239 -
Analisis Jurnal 2
Nama : Aziyatun Adinda Fitria
NPM. : 2213053239

Teori Kohlberg merupakan teori yang mengukur tingkatan moral seseorang, dengan membantu perkembangan moral siswa maka hal ini dapat berdampak pada aspek yang menunjang perkembangan kemahiran dalam kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah. Dalam mengukur tingkatan moral seseorang tidak hanya dapat dilihat melalui tingkah laku mereka saja, melainkan melalui pertimbangan (penalaran) mereka terhadap suatu hal. Penelitian Kohlberg menunjukan bahwa yang membedakan tingkatan moral seseorang dapat dilihat dari alasan apa yang digunakan seseorang untuk melakukan sesuatu.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh MAE LISA INDRIYANI 2253053014 -
Nama : Mae Lisa Indriyani
NPM : 2253053014

Teori kohlberg dikenal dengan teori yang mengukur tingkaran moral seseorang. Penelitian bertujuan untuk mengukur tingkat perkembangan moral siswa SD tang berusaha antara 11-12 tahun, terbukti dengan masuk dalam tahap pra konvensional tahap tang domubab diikuti tahap 2 dan 2/3 yang cenderung melakukan sesuatu kegiatan bukan jarena membutuhkan hasil melainkan karena takut dihukum. 

Pendidikan merupakan proses seumur hidup mulai dari dalam kandungan dan berlangsung sampai akhir kehidupan. Pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan tetapi juga menanamkan nilai-nilai pelatihan naluri pembinaan sikap yang tepat dan kebiasaan terhadap generasi muda. Moralitas dan pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi luar moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri.

Bagi seorang pendidik sangat penting untuk memahami perkembangan moral peserta didiknya, perkembangan moral berdasarkan Teori Kohlberg dalam mengembangkan teorinya tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral artinya apa yang dilakukan oleh seorang individu tidak menjadi pusat pengamatannya, mengamati tingkah laku tidak menunjukkan banyak mengenai kematangan moral. Kematangan moral itu tidak tercermin dalam tingkah laku mereka melainkan pertimbangan penawaran. 

Menurut teori perkembangan moral dibagi menjadi tiga level yang pertama moralitas pra konvensional (ketaatan hukuman dan individualisme dan petukaran), moralitas konvensional (hubungan interpersonal san mebjaga ketertiban sosial), dan moralitas pasca konvensional (kontrak sosial dan prinsip universal). Dalam hasil penelitian sederhana ini responden yang berusia 11 sampai 12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11 sampai 12 berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Ufara Alfadila 2213053114 -
Nama : Ufara Alfadila
NPM : 2213053114

Judul : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN
TEORI KOHLBERG
Penulis : Enung Hasanah

Teori Kohlberg tentang perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization. Kohlberg menyusun instrumen penelitian untuk menemukan tahap kepatutan moral seseorang dengan menggolongkan proses penalaran orang tersebut dalam mengatasi dilema moral. Yang menjadi titik perhatian penelitian Kohlberg bukan pada tingkah laku moral, tetapi lebih pada pertimbangan-pertimbangan yang menjadi indikator dari tingkatan atau tahap perkembangan moral.

Siswa sekolah dasar usia 11-12 tahun sebagai responden dalam penelitian oleh Enung hasanah. Berdasarkan teori Kohlberg, pada umumnya anak-anak yang berusia sekitar 10–13 tahun berada pada tahap pra-konvensional. Setelah dilakukan penelitian kualitiatif, hasil analisis terhadap jawaban yang dikemukakan oleh para responden, secara umum (90%) ternyata perkembangan moral para responden yang berada pada usia 11-12 tahun memang masih berada pada tingkat pra konvensional. Jawaban mereka menggunakan alasan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sejalan dengan yang dikatakan Kohlberg (Whelan & Duska). Tahap pra konvensional umumnya berada pada anak-anak usia 11-12 tahun tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung akan melakukan sesuatu
karena takut dihukum. Anak anak usia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, namun pada beberapa kasus bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Anggun Putri Pradani 2213053172 -
Nama : Anggun Putri Pradani
NPM : 2213053172

Dari jurnal yang berjudul " PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG. " dapat saya analisis bahwa teori Kohlberg dikenal sebagai teori yang mengukur tingkatan moral seseorang. Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari studi perkembangan moral, seperti pertanyaan tentang definisi konstruk yang adil secara budaya. Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget.
Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:

Level 1. Moralitas Pra-konvensional
• Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman.
• Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran.
Level 2. Moralitas Konvensional
• Tahap 3 - Hubungan Interpersonal.
• Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial.
Level 3. Moralitas Pasca-konvensional
• Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan.
• Tahap 6 - Prinsip Universal.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Rafa Lola Amanda 2213053245 -
Nama : Rafa Lola Amanda
NPM : 2213053245

Dalam perkembangan yang pesat ini siswa harus terampil dalam kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah. Salah satu cara yaitu dengan dibantu perkembangan moral, dalam hal ini Indonesia sudah dimudahkan dimana Indonesia memiliki masyarakat yang religius sehingga mengutamakan nilai moral.dewasa Pendidikan moral bisa diajarkan sejak kanak-kanak agar menjadi kebiasaan dan selalu diingat ketika sudah beranjak dewasa.

Moralitas sendiri bisa dilihat dari dua sisi, yaitu dari luar (cara bergaul, bersosialisasi) dan dari dalam (dengan diri sendiri (mengontrol emosi)). Dalam teori Kohlberg ini psikolog harus dihadapi dengan relativisme (moral berbeda dengan budaya).

Menurut piaget, moral adalah perkembangan antar pikiran dengan perasaan secara paralel. Sedangkan menurut ahli psikologi, moral merupakan proses psikologi dan sosial. Namun sesuai dengan teori Kohlberg sendiri siswa yang berusia 11-12 tahun memiliki moral tahap 1 yaitu menjalankan aturan karena takut akan hukuman.

Jadi dari jurnal ini diketahui bahwa teori Kohlberg hampir memenuhi kata benar. Teori Kohlberg masih terjadi dia era perkembangan zaman ini.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh DWI RATNA ASIH 2213053037 -
Nama : Dwi Ratna Asih
NPM : 2213053037

Dari jurnal tersebut telah terdapat Teori Kohlberg sedangkan teori kohlberg ini sendiri yakni teori yang mengenai perkembangan moral secara formal
disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada
karya Piaget. Dan Perkembangan moral sendiri telah dipelajari dari berbagai perspektif
psikologis, termasuk teori belajar, psikoanalisis, dan lain-lain. Oleh karna itu untuk menemukan tahap kepatutan moral seseorang, Kohlberg
telah menyusun instrumen penelitian guna menggolongkan proses
penalaran orang tersebut dalam mengatasi dilema moral. Seseorang
dihadapkan pada dilema moral supaya muncul minatnya, lalu ditanyasecar alangsung bagaimana solusinya terhadap dilema tersebut dan
mengapa dia mengambil keputusan seperti itu hal ini di kemukakan oleh Zuchdi, 2010
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Krisna Farhan Fadillah 2213053139 -
Nama : Krisna Farhan Fadillah
NPM : 2213053139

Mengenai nilai moral Kholberg memiliki pemikiran yang sejalan dengan Piaget yaitu Bahwa pemikiran dan perasaan akan berjalan secara bersamaan dan keputusan yang ada merupakan proses perkembangan pemikiran secara alami Kober juga tidak memfokuskan nilai moral pada tingkah laku moral saja yang mana kolberg menilai apapun yang dilakukan oleh seseorang bukan merupakan tingkah laku yang alami. Namun juga mengacu pada aspek kematangan moral yang ada pada diri seseorang. Pokoknya ada dua anak yang sama-sama ingin bolos sekolah mungkin mereka berdua sama-sama bolos sekolah namun belum tentu pemikiran yang ada pada pikirannya mereka itu sama barangkali ada yang lebih baik dibandingkan yang lainnya.

Kholberg pula sudah melakukan penelitian dan dapat merumuskan bahwa nilai moral terbagi menjadi tiga level yaitu level moralitas pra konvensional,level moralitas konvensional,dan level moralitas pasca konvensional ;

Level 1. Moralitas Pra-konvensional •
Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman. Tahap awal perkembangan moral
terutama terjadi pada anak-anak kecil, tetapi orang dewasa juga
mampu mengekspresikan jenis penalaran ini. Pada tahap ini, anakanak melihat aturan sebagai hal yang tetap dan absolut. Mematuhi
aturan itu penting karena merupakan sarana untuk menghindari
hukuman.; Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran. Pada tahap
perkembangan moral ini, anak-anak menjelaskan sudut pandang
individu dan menilai tindakan berdasarkan bagaimana mereka
melayani kebutuhan individu. Dalam dilema Heinz, anak-anak
berpendapat bahwa tindakan terbaik adalah pilihan yang paling baik
memenuhi kebutuhan Heinz. Timbal balik adalah mungkin, tetapi
hanya jika melayani kepentingan diri sendiri.
Level 2. Moralitas Konvensional • Tahap 3 - Hubungan
Interpersonal. Seringkali disebut sebagai orientasi "good boy-good girl",
tahap perkembangan moral ini difokuskan pada memenuhi harapan
dan peran sosial. Ada penekanan pada konformitas, bersikap "baik,"
dan mempertimbangkan bagaimana pilihan memengaruhi hubungan.;
Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial. Pada tahap perkembangan moral
ini, orang mulai menganggap masyarakat secara keseluruhan ketika
membuat penilaian. Fokusnya adalah menjaga hukum dan ketertiban
dengan mengikuti aturan, melakukan tugas seseorang dan
menghormati otoritas.
Level 3. Moralitas Pasca-konvensional. Tahap 5 - Kontrak Sosial
dan Hak Perorangan. Pada tahap ini, orang mulai memperhitungkan
perbedaan nilai, pendapat, dan kepercayaan orang lain. Aturan hukum

penting untuk mempertahankan masyarakat, tetapi anggota
masyarakat harus menyetujui standar-standar ini.; Tahap 6 - Prinsip
Universal. Tingkat penalaran moral terakhir Kolhberg didasarkan pada
prinsip-prinsip etika universal dan penalaran abstrak. Pada tahap ini,
orang mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang diinternalisasi ini,
bahkan jika mereka bertentangan dengan hukum dan peraturan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Angga Putra 2253053043 -
Nama: Angga Putra
NPM: 2253053043

Analisis saya terhadap jurnal yang berjudul " PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR
BERDASARKANTEORI KOHLBERG" adalah teori Kohlberg dikenal sebagai teori yang mengukur tingkatan moral seseorang. Jurnal tersebut bertujuan untuk mengukur tingkat perkembangan moral siswa SD yang berusia antara 11-12 tahun, berdasarkan tahapan perkembangan teori Kohlberg. Berdasarkan hasil analisis data pada jurnal dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatukarena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Christin ananta putri 2213053061 -
Nama : Christin Ananta Putri
NPM : 2213053061
kelas : 3i

Analisis Jurnal 2

Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal JIPSINDO
Volume : 6
Nomor : 2
Halaman : 131-145
Tahun Terbit : 2019
Judul : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Nama Penulis : Enung Hasanah

Pembahasan
Teori Kohlberg
Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
Level 1. Moralitas Pra-konvensional
• Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman.
• Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran.

Level 2. Moralitas Konvensional
• Tahap 3 - Hubungan Interpersonal.
• Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial.

Level 3. Moralitas Pasca-konvensional.
• Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan.
• Tahap 6 - Prinsip Universal.

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Rahmawati 2213053210 -
Nama : Rahmawati
NPM : 2213053210

Analisis Jurnal 2
Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat dari luar, moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri. Pendidikan moral diperlukan sekaligus sebagai kontrol kondisi sosial dan sarana yang sangat diperlukan untuk aktualisasi diri, oleh karena itu pembentukan moral anak dijadikan sebagai salah satu tujuan dasar dari pendidikan formal. Teori Kohlberg dikenal sebagai teori yang mengukur tingkatan moral seseorang, Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral,
artinya apa yang dilakukan oleh seorang individu tidak menjadi pusat
pengamatannya. Penelitian Kohlberg menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pandangan moral orang tersebut.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Nadila Febilia Afrisa 2213053076 -
Nama : Nadila Febilia Afrisa
NPM : 2213053076
Kelas : (3/I)

(Analisis Jurnal 2)

IDENTITAS JURNAL
Judul jurnal : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Penulis Jurnal : Enung Hasanah
Nomer : 2
Volume : 6
Tahun terbit : September 2019
Kata Kunci: teori kohlberg, SD, moral

HASIL ANALISIS
Teori Kohlberg adalah teori yang mengukur tingkatan moral seseorang. Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari studi perkembangan moral, seperti pertanyaan tentang definisi konstruk yang adil secara budaya. Psikolog yang mempelajari moralitas atau perkembangan moral harus berurusan dengan masalah relativisme moral atau netralitas nilai, yang bermula dari kata-kata yang bermuatan nilai "moral" dan "pengembangan." Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Sebaliknya, kebanyakan ahli psikologi pada masa itu berasumsi bahwa pikiran moral lebih merupakan proses psikologi dan sosial. Untuk menemukan tahap kepatutan moral seseorang, Kohlberg telah menyusun instrumen penelitian guna menggolongkan proses penalaran orang tersebut dalam mengatasi dilema moral.

Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Mengamati tingkah laku tidak menunjukan banyak mengenai kematangan moral. Kohlberg juga tidak memusatkan perhatian pada pernyataan (statement) seseorang, apakah dia mengatakan sesuatu hal benar atau salah.

Penelitian Kohlberg menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pendangan moral orang tersebut. Apa yang membedakan tingkatan moral seseorang apat dilihat dari alasan apa yang digunakan seseorang untuk melakukan sesuatu.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
-Level 1. Moralitas Pra-konvensional.
Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman
Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran.
-Level 2. Moralitas Konvensional.
Tahap 3 - Hubungan Interpersonal.
Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial.
-Level 3. Moralitas Pasca-konvensional.
Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan.
Tahap 6 Prinsip Universal.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Memorila Dini Oktavia 2213053289 -
Memorila Dini Oktavia
2213053289

Analisis jurnal Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar berdasarkan Teori Kohlberg

Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization.

Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral dan juga pernyataan (statement) seseorang.

Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral dibagi menjadi 3 level dan setiap levelnya memiliki 2 tahap sehingga seluruhnya menjadi 6 tahap.

● Pra-konvensional
1) Ketaatan dan hukuman
2) Imdividualisme dan pertukaran
● Konvensional
3) Hubungan interpersonal
4) Menjaga ketertiban sosial
● Pasca-konvensional
5) Kontrak sosial dan hak perorangan
6) Prinsip universal

Penulis jurnal melakukan analisis menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg dan menghasilkan data bahwa anak-anak usia 11-12 masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan ⅔, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Nadia Ayu Nurjanah 2213053119 -
Nama Jurnal : Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Teori Kohlberg
Vol dan No : (6) dan (2)
Halaman : 131 - 145
Tahun Terbit : September 2019
Penulis : Enung Hasanah

ANALISIS :
Kohlberg mengidentifikasi beberapa isu filosofis mendasar yang menjadi dasar studi perkembangan moral, seperti pertanyaan tentang bagaimana mendefinisikan konsep yang adil secara budaya. Psikolog yang mempelajari moral atau perkembangan moral harus menghadapi tantangan terkait relativisme moral atau netralitas nilai, yang berakar dari kata-kata "moral" dan "pengembangan" yang membawa nilai-nilai. Relativisme moral adalah pandangan bahwa nilai-nilai moral bervariasi di antara berbagai budaya dan masyarakat, sehingga tidak bersifat universal. Untuk menentukan tahapan perkembangan moral seseorang, Kohlberg mengembangkan alat penelitian untuk mengkategorikan proses penalaran individu ketika mereka dihadapkan pada dilema moral. Individu diminta memberikan solusi langsung terhadap dilema tersebut dan menjelaskan mengapa mereka membuat keputusan seperti itu. Dalam penelitian ini, responden adalah siswa Sekolah Dasar berusia antara 11-12 tahun. Berdasarkan teori Kohlberg, pada umumnya anak-anak berusia sekitar 10-13 tahun berada pada tahap pra-konvensional. Hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg menunjukkan bahwa anak-anak usia 11-12 tahun umumnya berada pada tahap pra-konvensional, khususnya pada tahap 1 tahap ½ yang paling umum, diikuti oleh tahap 2 dan 2/3. Mereka cenderung membuat keputusan karena takut akan hukuman. Meskipun demikian, dalam situasi tertentu, ada kemungkinan pengecualian, dan individu usia 11-12 tahun bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau lebih tinggi.

KELEBIHAN JURNAL : Dalam jurnal ini penulis sudah menggunakan abstrak dengan format bahasa Indonesia dan bahasa Inggris hal ini yang mendukung jurnal ini berpotensi menjadi rujukan secara internasiona. Dalam jurnal juga sudah dicantumkan contoh dari penelitian sehingga pembaca tidak bingung saat membaca jurnal.
KEKURANGAN JURNAL : Pada penelitian terdapat ketidak lengkapan bagian-bagian jurnal yang membuat pembaca harus mengklasifikasikan sendiri yaitu tidak tercantumnya Tujuan penelitian pada jurnal tersebut.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Anindita Prayogo 2253053027 -
Nama : Anindita Prayogo
NPM : 2253053027

Mereka harus mahir dalam kolaborasi, komunikasi dan pemecahan masalah, yang merupakan beberapa keterampilan yang dikembangkan melalui pembelajaran sosial dan emosional (SEL). Salah satu aspek yang menunjang perkembangan kemahiran dalam kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah adalah dengan membantu perkembangan moral siswa agar tumbuh optimal. Penalaran moral berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan moral ketika dihadapkan pada dilemma moral tentang sikap dan perilaku yang sebaiknya dipilih. Pendidikan merupakan proses seumur hidup mulai dari dalam kandungan dan berlangsung sampai akhir dari kehidupan. Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat dari luar, moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri. Selain itu, masyarakat semakin sadar bahwa lingkungan dan masyarakat memainkan peran penting untuk melatih anak tentang norma-norma moral dan sosial yang mengatur kehidupan manusia. Teori Kohlberg Perkembangan moral telah dipelajari dari berbagai perspektif psikologis, termasuk teori belajar, psikoanalisis, dan lain-lain. Studi saat ini tentang perkembangan moral telah dipengaruhi oleh pendekatan perkembangan kognitif Jean Piaget dan Lawrence Kohlberg. Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari studi perkembangan moral, seperti pertanyaan tentang definisi konstruk yang adil secara budaya. Psikolog yang mempelajari moralitas atau perkembangan moral harus berurusan dengan masalah relativisme moral atau netralitas nilai, yang bermula dari kata-kata yang bermuatan nilai "moral" dan "pengembangan." Relativisme moral adalah posisi bahwa nilai-nilai moral berbeda di antara budaya dan masyarakat dan karenanya tidak universal (Naito, 2013). Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Apa yang menampakan perbedaan dalam kematangan moral itu adalah pertimbangan-pertimbangan yang diberikan oleh mereka, mengapa mencuri mangga itu salah. Pertimbangan-pertimbangan inilah yang menjadi indikator dari tingkatan atau tahap perkembangan moral. Penelitian Kohlberg menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pendangan moral orang tersebut. Dengan demikian, apa yang membedakan tingkatan moral seseorang apat dilihat dari alasan apa yang digunakan seseorang untuk melakukan sesuatu.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Putri Alya -
nama : putri alya
npm : 2213053240

jurnal ini membahas tentang perkembangan moral siswa sekolah dasar berdasarkan teori Kohlberg. Sebagian besar siswa usia 11-12 tahun ditemukan berada pada tahap pra-konvensional, yaitu mengambil keputusan berdasarkan rasa takut akan hukuman dibandingkan nilai-nilai pribadi. Artikel tersebut menekankan pentingnya pendidikan moral dalam membentuk karakter siswa.

Teori perkembangan moral Kohlberg merupakan teori perkembangan kognitif yang berfokus pada perkembangan penalaran moral pada individu. Menurut Kohlberg, perkembangan moral terjadi secara bertahap, dan setiap tahap mewakili tingkat penalaran moral yang lebih maju. Tahapan-tahapan tersebut dikategorikan menjadi tiga tingkatan: pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional.
Dalam kaitannya dengan siswa sekolah dasar, teori Kohlberg mengemukakan bahwa anak-anak pada usia ini umumnya berada pada tahap perkembangan moral pra-konvensional. Tahap ini ditandai dengan fokus pada kepentingan diri sendiri dan kepatuhan untuk menghindari hukuman. Anak-anak sekolah dasar cenderung membuat keputusan moral berdasarkan ketakutan akan konsekuensi daripada pemahaman yang tulus tentang benar dan salah.
Menurut penelitian, sebagian besar siswa usia 11-12 tahun umumnya berada pada tahap perkembangan moral pra-konvensional.
Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan moral dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan sosial dan emosional siswa, serta prestasi akademik mereka. Melalui pendidikan moral, siswa belajar untuk mempertimbangkan konsekuensi tindakannya, memahami sudut pandang orang lain, dan mengembangkan rasa keadilan dan keadilan.
Selain itu, pendidikan moral di sekolah dasar membantu siswa mengembangkan landasan yang kuat untuk penalaran moral dan kemampuan pengambilan keputusan di masa depan . Hal ini memberi mereka alat untuk menavigasi dilema etika dan membuat pilihan berprinsip seiring bertambahnya usia.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Ahmad Sheca Rahmadi 2213053102 -
Nama: Ahmad Sheca Rahmadi
NPM : 2213053102

Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara resmi disebut sebagai teori perkembangan kognitif dalam moralitas, yang berakar dari konsep yang dijelaskan oleh Piaget. Piaget meyakini bahwa kognisi (pemikiran) dan afeksi (perasaan) berkembang seiringan, dan proses pengambilan keputusan moral merupakan bagian alami dari perkembangan kognisi.

Teori perkembangan moral Kohlberg (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) terdiri dari tiga tingkatan, di mana masing-masing tingkatan dibagi lagi menjadi beberapa tahap:

Tingkat Pertama: Moralitas Pra-konvensional

Tahap 1: Ketaatan dan Hukuman
Tahap 2: Individualisme dan Pertukaran
Tingkat Kedua: Moralitas Konvensional

Tahap 3: Hubungan Interpersonal
Tahap 4: Menjaga Ketertiban Sosial
Tingkat Ketiga: Moralitas Pasca-konvensional

Tahap 5: Kontrak Sosial dan Hak Perorangan
Tahap 6: Prinsip Universal
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun cenderung berada pada tahap pra-konvensional, khususnya pada tahap 1 dan 2, di mana keputusan mereka sering dipengaruhi oleh rasa takut akan hukuman. Namun, dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa beberapa responden usia 11-12 tahun mungkin berada pada tahap 1 yang lebih tinggi, meskipun demikian, tingkat perkembangan moral dapat bervariasi dari individu ke individu.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Rifki Zibral Mahardika 2213053224 -
Nama : Rifki Zibral Mahardika
NPM : 2213053224

Dapat disimpulkan bahwa pada umumnya, anak-anak yang berusia 11-12 tahun di sekolah dasar berada dalam tahap perkembangan moral pra-konvensional. Di tahap ini, tahap 1, 2, dan 2/3 cenderung menjadi yang paling dominan. Mereka cenderung melakukan tindakan tertentu bukan karena mencari hasil positif, tetapi karena takut akan konsekuensi negatif atau hukuman. Jurnal ini menekankan pentingnya pendidikan moral dalam konteks pendidikan formal dan peran penting masyarakat dan lingkungan dalam membentuk norma-norma moral dan sosial pada anak-anak. Pendidik perlu memiliki pemahaman yang kuat tentang perkembangan moral siswa mereka dan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi tahapan perkembangan moral melalui observasi dan analisis yang teliti. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman mengenai perkembangan moral pada siswa sekolah dasar dan memberikan wawasan berharga bagi pendidik dalam mempromosikan pertumbuhan moral pada siswa-siswa mereka.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: Forum Analisis Jurnal 2

oleh Putri Wulandari Dwi Yovan -
Nama : Putri Wulandari Dwi Yovan
NPM : 2213053198

Judul Jurnal : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKANTEORI KOHLBERG

Dapat dianalisis dari jurnal tersebut bahwa Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Sebaliknya, kebanyakan ahli psikologi pada masa itu berasumsi bahwa pikiran moral lebih merupakan proses psikologi dan sosial. Dalam mengembangkan teorinya, Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya.

Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang individu tidak menjadi pusat pengamatannya. Mengamati tingkah laku tidak menunjukan banyak mengenai kematangan moral. Memang seorang dewasa yang sudah matang dan seorang anak kecil keduanya barangkali tidak mau mencuri mangga. Dalam hal ini tingkah laku mereka sama. Tetapi seandainya kematangan moral mereka berbeda, kematangan moral itu tidak tercermin dalam tingkah laku mereka, melainkan pertimbangan (penalaran) mereka mengapa tidak mau mencuri mencerminkan perbedaan kematangan tersebut. Kohlberg juga tidak memusatkan perhatian pada pernyataan (statement) seseorang, apakah dia mengatakan sesuatu hal benar atau salah.

Teori Kohlberg tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap :
Level 1. Moralitas Pra-konvensional • Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman. Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran.
Level 2. Moralitas Konvensional • Tahap 3 - Hubungan Interpersonal. Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial.
Level 3. Moralitas Pasca-konvensional. Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan. Tahap 6 - Prinsip Universal.