Forum Analisis Jurnal 1

Forum Analisis Jurnal 1

Number of replies: 36

Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Rosa ananta Febrianti 2213053288 -

Nama : Rosa ananta Febrianti

Npm : 2213053288

Kehidupan manusia semakin kompleks. Kompleksitas mengemuka dalam tatanan global yang ditandai dengan munculnya berbagai masalah dan isu-isu global seperti pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM), fenomena kekerasan, dan penyalahgunaan narkotika.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia.

2. Penyelesaian permasalahan hidup yang dialami umat manusia tidak cukup dalam negeri sendiri, namun banyak hal yang penyelesaiannya dibutuhkan dukungan dan bantuan luar negeri, misalnya terorisme global, masalah ekonomi, dan masalah krisis multidimensional.

3. Pendidikan nilai moral merupakan alternatif pemecahan masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, dan internasional. 

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by RIRI OKTAVIA ERLINA 2213053098 -
Nama: Riri Oktavia Erlina
NPM: 2213053098

Analisis Jurnal 1

Identitas Jurnal
Nama jurnal : Jurnal Cakrawala Pendidikan
Volume : -
Nomor : 2
Tahun Terbit : 2009
Judul Jurnal : PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
Nama Penulis : Sudiati

Pembahasan
1. Isu Pendidikan Nilai Moral di Beberapa Negara
a. Indonesia
Pendidikan nilai di Indonesia disadari atau tidak masih belum banyak menyentuh pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam perspektif global. Persoalan pembenahan pendidikan masih terpaku pada kurikulum nasional dan lokal yang belum pernah tuntas. Di sisi lain juga adanya pandangan yang terlalu simplistik mengenai pendidikan nilai sebagai wahana penyadaran nilai-nilai yang sektariansubjetif dan belum banyak menyentuh nilai universal-objektif.

b. India
Pendidikan nilai di India tampak lebih populer dibandingkan dengan di negara lain. Dalam pendidikan nasional India, pendidikan nilai dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial, dan kewarganegaraan yang tidak secara khusus dikembangkan melalui satu sudut pandangan agama. Ini tidak berarti mengabaikan pentingnya pendidikan agama sebagai kekuatan dalam membangun karakter bangsa, melainkan untuk menempatkan pendidikan nilai dalam konteks pemahaman nilai agama yang universal .

c. Malaysia
Pendidikan nilai dilakukan di sekolah dasar dan pengembangannya dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung pendidikan nilai diajarkan melalui pendidikan moral dan mata pelajaran agama, sedangkan pendidikan nilai yang tidak secara langsung dikembangkan melalui sejumlah mata pelajaran lainnya, seperti
program pendidikan kewarganegaraan dan melalui kegiatan kokurikuler.

d. Cina
Dalam tradisi Cina, pendidikan memiliki hubungan erat dengan kewajiban moral. Tradisi ini menempatkan pendidikan nilai sebagai bagian penting dalam percaturan pendidikan. Walaupun demikian, dalam perkembangannya, pendidikan nilai dihadapkan pada beberapa tantangan berikut. Harapan masyarakat dan orang tua siswa akan
kemampuan akademik diandalkan dapat memacu konsentrasi peningkatan akademik yang kemudian berakibat tergesernya pengembangan sentimental,
perasaan, dan moralitas. Walaupun sekolah memilki tanggung jawab yang besar dalam mengembangkan kepribadian siswa, hal itu kurang didukung
oleh kerjasama yang erat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Banyak guru yang kurang memiliki kemampuan untuk mengembangkan pendidikan nilai.

2. Dimensi Pendidikan Nilai Moral
a.Teori Perkembangan Moral
Dewasa ini, psikolog dan sosiolog banyak membahas nilai-nilai moral dalam kaitannya dengan perkembangan dan pendidikan anak. Pembahasan itu bertolak dari anggapan bahwa tidak ada prinsip moral yang universal (kecuali moral agama) dan tetap atau tidak berubah-ubah. Pada dasarnya setiap pribadi memperoleh nilainya sendiri dari kebudayaan eksternal. Nilai moral merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya diyakini oleh anggota masyarakat tertentu sebagai yang salah atau benar.

b.Pendidikan Nilai Moral
Pendidikan nilai moral adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan komponen-komponen integrasi pribadi. Integrasi pribadi dapat dilukiskan sekurang-kurangnya dengan empat gambaran kepribadian. Pertama, pribadi yang terintegrasikan selalu melakukan pertumbuhan dan perkembangan. Kedua, pribadi yang terintegrasikan memiliki kesadaran akan jati dirinya dan identitasnya. Ketiga, pribadi yang terintegrasikan senantiasa terbuka dan peka terhadap kebutuhan orang lain. Keempat, pribadi yang terintegrasikan menggambarkan suatu kebulatan kesadaran.

c. Pendekatan Pendidikan Nilai Moral
Pendekatan komprehensif pendidikan nilai menurut Kirschenbaum dalam Darmiyati Zuchdi, 2008: 36-37) meliputi pendekatan (i) inculcating, yaitu menanamkan nilai dan moralitas, (ii) modelling, yaitu meneladankan nilai dan moralitas, (iii) facilitating, yaitu memudahkan perkembangan nilai dan moral, dan (iv) skill development, yaitu pengembangan keterampilan untuk mencapai kehidupan pribadi yang tentram dan kehidupan sosial yang kondusif.

d. Metode dan Teknik Pendidikan Nilai Moral
Untuk mengaplikasikan konsep pendidikan nilai tersebut di atas, diperlukan beberapa metode, baik metode langsung maupun tidak langsung. Metode langsung mulai dengan penentuan perilaku yang dinilai baik sebagai upaya indoktrinasi berbagai ajaran. Caranya dengan memusatkan perhatian secara langsung pada ajaran melalui mendiskusikan, mengilustrasikan, menghafalkan, dan mengucapkannya. Metode tidak langsung tidak dimulai dengan menentukan perilaku yang diinginkan, tetapi dengan menciptakan situasi yang memungkinkan perilaku yang baik dapat dipraktikkan. Keseluruhan pengalaman di sekolah dimanfaatkan untuk mengembangkan perilaku yang baik.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Miftaudin Mahfudz 2253053017 -
Nama : Miftaudin Mahfudz
NPM : 2253053017
Kelas : 3/I

berdasarkan jurnal tersebut, saya mengambil kesimpulan yaitu :

1. Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia.

2. Penyelesaian permasalahan hidup yang dialami umat manusia tidak cukup dalam negeri sendiri, namun
banyak hal yang penyelesaiannya dibutuhkan dukungan dan bantuan luar negeri, misalnya terorisme global, masalah ekonomi, dan masalah krisis multidimensional.

3. Pendidikan nilai moral merupakan alternatif pemecahan masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, dan
internasional.

4. Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) menampakkan adanya perbedaan dan kesamaan. Perbedaan yang ada
disebabkan oleh adanya perbedaan ideologi bangsa. Walaupun demikian, negara-negara itu memberikan
penekanan pendidikan nilai moral pada nilai etik-moral; terutama dalam hal nilai-nilai yang bersifat asasi
manusia, universal, dan global.

5. Konsep pendidikan nilai moral yang dikemukakan oleh Kohlberg dan John P. Miller cenderung bersifat individualistik. Oleh karena itu, konsep itu memerlukan penyempurnaan dengan mempertimbangkan paradigma yang dikemukakan oleh Capra. Lebih lanjut, dalam implementasikannya, diperlukan strategi pendidikan nilai moral yang tepat melalui pemilihan pendekatan (approach), metode (method), dan teknik (technique) pendidikan nilai moral yang sesuai.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Azzahra Rindra Tiara 2213053117 -
Nama : Azzahra Rindra Tiara
NPM : 2213053117
Kelas : 3/I

Analisis jurnal 1

A. IDENTITAS JURNAL
Judul Jurnal : "PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL"
Nama Penulis: Sudiati
Nama Jurnal : Cakrawala Pendidikan
Volume, No, dan Halaman: Th. XXVIII, No.2
Tahun : 2009

B. ISI JURNAL
- Hasil Penelitian
Berdasarkan jurnal tersebut saya dapat menarik kesimpulan bahwa pendidikan nilai moral merupakan pendidikan yang berusaha untuk mengembangkan komponen integrasi pribadi. Terdapat 17 model pendidikan nilai yang dapat dipertimbangkan oleh guru dengan masing-masing model tersebut mempunyai tujuan yang berbeda. 17 model tersebut dikelompokkan menjadi 4 buah rumpun penggolongan yaitu:
1. Model-model perkembangan (developmental models)
2. Model-model pengenalan diri (self-conceps models)
3. Model-model kepekaan dan kecenderungan kelompok (sensitivity and group-orientation models)
4. Model-model perluasan kesadaran (consciousness-ecpansion models)

Dalam memilih model pendidikan tersebut guru harus memperhatikan dua hal yaitu harus memenuhi tujuan dan kepentingan guru serta disesuaikan dengan keadaan struktur yang dapat dihadapi oleh peserta didik.
Menurut Muhadjir 1988:161, pendidikan nilai moral dapat diselenggarakan dengan menggunakan (i) metode dogmatis, (ii) metode deduktif, (iii) metode induktif, atau (iv) metode reflektif. Metode-metode tersebut harus dikembangkan secara rinci ke dalam teknik pembelajaran.
Pendidikan nilai moral ini dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pemecahan masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, maupun internasional.

C. Kelebihan dan Kekurangan
- Kelebihan :
Penulisan dan pembahasan dalam jurnal sudah bagus di mana pembahasan sudah jelas dan menggunakan dari berbagai sumber yang dapat dipahami dengan baik. Pada pembahasan juga terdapat istilah yang menggunakan bahasa Inggris namun dilengkapi dengan artinya dalam bahasa Indonesia.
- Kekurangan :
Dari kelebihan yang ada pada jurnal tersebut, terdapat juga kekurangan yang mengurangi nilai kesempurnaan pada jurnal tersebut yaitu pada abstrak dan kata kunci yang ditulis hanya menggunakan bahasa Inggris saja. Sehingga pembaca yang kurang bisa dalam berbahasa Inggris sulit untuk memahami artinya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Ladaina Fahrun Nada 2213053044 -
Nama : Ladaina Fahrun Nada 
NPM : 2213053044


Dalam jurnal yang berjudul "Pendidikan Nilai Moral Ditinjau Dari Prespektif Global" menyampaikan bahwa pendidikan nilai moral terencana dan terprogram dalam kurikulum atau tidak meskipun tetap inheren dalam setiap mata pelajaran. Pendidikan yang sebagian besar berkaitan dengan anak-anak, maka dari itu anak harus dilatih perilaku sedemikian rupa sehingga dapat menyesuaikan diri dengan berbagai aturan dan nilai-nilai, melalui pendidikan moral dapat mempertimbangkan penilaian yang benar dan baik sebuah tindakan. Pendidikan nilai moral diperuntukkan sebagai kebutuhan pada tatanan global yang disuguhkan permasalahan bersifat luas, kompleks, dan mendunia. Maka dari itu manusia harus menyiapkan cara menghadapi salah satunya dengan pendidikan moral. Seperti yang dapat diketahui bahwa permasalahan tidak datang hanya di dalam negeri tapi mendunia atau mengglobal, oleh karena itu diperlukan pendidikan nilai moral sebagai alternatif pemecahan masalahnya, namun harus disertai konsep dan strategi yang tepat melalui pendekatan, metode, teknik pendidikan nilai moral yang tepat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Eva Nesa Lia 2253053052 -
Nama : Eva Nesa Lia
NPM : 2253053053

Analisis dan kesimpulan yang saya dapatkan setelah membaca jurnal "Pendidikan Nilai dan Moral Ditinjau dari Perspektif Global" adalah,

Jurnal ini membahas pentingnya pendidikan nilai moral dari perspektif global, menekankan perannya dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh bangsa dan negara di seluruh dunia, menyoroti perbedaan dan persamaan dalam pendidikan nilai moral di antara negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, India, dan China, yang dipengaruhi oleh ideologi masing-masing. Konsep pendidikan nilai moral yang diusulkan oleh Kohlberg dan Miller disebutkan, yang cenderung individualistis dan perlu dilengkapi dengan pandangan hidup yang sistemik dan holistik yang diusulkan oleh Capra. Jurnal ini mengeksplorasi pendekatan yang berbeda untuk pendidikan nilai moral, termasuk menanamkan, memodelkan, memfasilitasi, dan pendekatan pengembangan keterampilan, serta berbagai metode seperti metode dogmatis, deduktif, induktif, dan reflektif. Ini menekankan perlunya pendekatan yang tepat, metode yang relevan, dan teknik dalam menerapkan pendidikan nilai moral. Jurnal ini juga menyebutkan pengaruh pendidik, seperti orang tua, guru, dan mentor, dalam membentuk perilaku moral siswa, dan peran kurikulum sekolah dalam mempromosikan nilai-nilai moral. Serta menyoroti pentingnya pendidikan nilai moral dalam kaitannya dengan hak asasi manusia dan perlunya adopsi nilai-nilai moral secara sukarela dan sadar daripada hanya mengandalkan penegakan hukum.

Pendidikan nilai moral sangat penting dalam mengatasi masalah kompleks yang dihadapi oleh negara dan negara secara global, seperti terorisme dan krisis multidimensi.Negara yang berbeda memiliki ideologi mereka sendiri, tetapi mereka menekankan nilai-nilai moral yang terkait dengan hak asasi manusia yang bersifat universal dan global. Dalam menerapkan pendidikan nilai moral, penting untuk menggunakan pendekatan, metode, dan teknik yang tepat, seperti pendekatan menanamkan, memodelkan, memfasilitasi, dan pengembangan keterampilan, serta metode dogmatis, deduktif, induktif, dan reflektif. Tantangan dalam pendidikan nilai moral antara lain memprioritaskan kemampuan akademik dibanding perkembangan moral dan perlunya kerjasama antara sekolah, keluarga, serta masyarakat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by AYU ARINDA 2213053079 -
Nama : Ayu Arinda
NPM : 2213053079

IDENTITAS JURNAL Judul Jurnal : "PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL"
Nama Jurnal : Cakrawala Pendidikan
Nama Penulis : Sudiati
Volume, No, dan Halaman: Th. XXVIII, No.2
Tahun : 2009

ISI JURNAL
Kompleksitas mengemuka dalam tatanan global yang ditandai dengan munculnya berbagai masalah dan isuisu global seperti pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM), fenomena kekerasan, dan penyalahgunaan narkotika. Hal ini menuntut adanya pemikiran yang berkaitan dengan sistem pendidikan yang cocok untuk menjawab permasalahan tersebut. Dengan kata lain kompleksitas global memiliki banyak keuntungan bagi yang kuat, tetapi sebaliknya keadaan itu dapat menghancurkan kehidupan bangsa yang kalah bersaing. Fakta yang berkaitan dengan benturan antarperadaban itu cukup banyak, Oleh karena itu, keutuhan hidup dan sistem kehidupan manusia, baik secara lokal, regional, nasional maupun internasional, perlu diwujudkan nilai-nilai universal (misalnya: nilai Pendidikan Nilai Moral ditinjau dari Perspektif Global 211 kebenaran, kejujuran, kebajikan, kearifan, dan kasih sayang) secara seksama, sehingga tercipta kehidupan yang damai, yang merupakan "titik balik" peradaban manusia yang mewakili tumbuhnya kesadaran baru dalam kehidupan yang sarat nilai. Di samping itu, harus mampu memelihara perilaku etik pribumi yang harus dipertahankan sesuai dengan keanekaragaman dan keunikan yang dimiliki. Kesemuanya itu dapat disebut dengan pengembangan pendidikan nilai. Yang dimaksud pendidikan nilai di sini adalah penanaman dan pengembangan nilainilai dalam diri seseorang baik nilai-nilai personal maupun nilai sosial. Pengembangan pendidikan nilai itu tidak sekedar melalui program atau pelajaran khusus, tetapi dijadikan suatu dimensi dalam seluruh usaha pendidikan. Nilai yang dicetuskan UNESCO 1993 diuraikan dalam dua gagasan yang saling berseberangan, yaitu nilai standar (terukur) secara material dan nilai yang abstrak dan sulit diukur yang berupa keadilan, kejujuran, kebebasan, kedamaian, dan persamaan (Mulyana, 2004: 8). Di samping itu, sistem nilai merupakan sekelompok nilai yang saling berkaitan, saling menguatkan dan tidak terpisahkan, seperti nilainilai yang bersumber dari agama atau tradisi humanistik. Ruang lingkup klasifikasi nilai mencakup nilai terminal dan instrumental, instrinsik dan ekstrinsik, personal dan sosial, subjektif dan objektif. Kategorisasi nilai meliputi enam klasifikasi nilai dan enam dunia makna.

 Pembahasan dalam tulisan ini dibatasi pada nilai terminal dan nilai instrumental. Secara hierarkhis nilai instrumental berfungsi sebagai nilai perantara yang akan berujung pada nilai akhir atau terminal yang bersifat inheren, tersembunyi di belakang nilai instrumental. Tentunya pendidikan nilai moral disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing negara berdasarkan ideologi yang dianutnya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by ALYA RIFA DWI PANGESTU 2213053152 -
Nama : Alya Rifa Dwi Pangestu
NPM : 2213053152
Kelas : 3/I

Isu pendidikan nilai moral yang terjadi di empat negara, yaitu Indonesia, Malaysia, India, dan Cina. Empat negara itu dapat mewakili karakteristik bangsa dengan latar belakang ideologi yang berbeda. Indonesia Pendidikan nilai di Indonesia disadari atau tidak masih belum banyak menyentuh pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam perspektif global. Pendidikan nilai di India tampak lebih populer dibandingkan dengan di negara lain. Dalam pendidikan nasional India, pendidikan nilai dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial, dan ke- warganegaraan yang tidak secara khusus dikembangkan melalui satu sudut pandangan agama. Pendidikan nilai di Malaysia dilakukan di sekolah dasar dan pengembangannya dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Dalam tradisi Cina, pendidikan memiliki hubungan erat dengan kewajiban moral. Pertimbangan moral adalah penilaian mengenai benar dan baiknya sebuah tindakan. Akan tetapi, tidak semua penilaian mengenai baik dan benar merupakan pertimbangan moral. Banyak di antara tindakan yang justru merupakan penilaian terhadap kebaikan atau kebenaran, estetis, teknologis atau bijak. Berbeda dengan penilaian terhadap kebijakan atau estetika, penilaian moral cenderung bersifat universal, inklusif, konsisten, dan didasarkan pada alasan-alasan yang objektif, impersonal, atau ideal.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by F. Riska Elisa 2213053249 -
Nama : F. Riska Elisa
NPM. : 2213053249
1. Pendidikan nilai moral merupakan kebutuhan umat manusia dalam tatanan global dan sekaligus keharusan sebagai wujud kehidupan kolektif, berbangsa, dan bernegara dalam kaitannya dengan tatanan global yang bercirikan berbagai macam hal yang luas, kompleks, dan global. masalah.

2. Menyelesaikan permasalahan kehidupan umat manusia di dalam negeri saja tidak cukup, namun banyak hal yang memerlukan dukungan dan bantuan luar negeri, seperti terorisme global, permasalahan ekonomi, dan permasalahan krisis multidimensi.

3. Pendidikan nilai moral merupakan salah satu alternatif solusi permasalahan lokal, regional, nasional dan internasional.

4. Nilai atau pendidikan moral sebagai permasalahan global di beberapa negara (indonesia Malaysia, India dan China) menunjukkan perbedaan dan persamaan. Perbedaan pendapat saat ini bermula dari perbedaan ideologi nasional. Namun negara-negara ini menekankan nilai-nilai moral, penanaman nilai-nilai etika dan moral; terutama dalam hal nilai-nilai kemanusiaan, universal dan global.

5. Konsep penanaman nilai moral yang dikemukakan oleh Kohlberg dan John P. Miller biasanya bersifat individualistis. Oleh karena itu, konsep tersebut perlu penyempurnaan mengingat paradigmanya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Adelia Cherlyana 2213053022 -
Nama : Adelia Cherlyana
NPM : 2213053022

Pendidikan nilai moral merupakan pendidikan yang berusaha mengembangkan komponen integrasi pribadi seperti pribadi yang melakukan pertumbuhan dan perkembangan, pribadi yang memiliki kesadaran akan jati dirinya dan identitasnya, pribadi yang terbuka dan peka terhadap kebutuhan orang lain, dan pribadi yang menggambarkan suatu kebulatan kesadaran.
Pendidikan nilai dan moral merupakan isu global yang terjadi di beberapa negara seperti Indonesia Malaysia, India dan Cina. Pendidikan nilai dan moral dapat menjadi sebuah alternatif pemecahan masalah dan kita juga membutuhkan negara lain untuk membantu menyelesaikan isu global.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Andini Puspitasari 2213053099 -
Nama: Andini Puspitasari
NPM : 2213053099

Membentuk dan memperkuat nilai-nilai moral telah menjadi kebutuhan yang mendesak. Pentingnya nilai moral dalam kehidupan manusia sebagai bagian dari masyarakat yang berhubungan dengan dunia global dan memiliki beragam karakteristik. Solusinya adalah dengan membentuk nilai moral sebagai cara untuk memecahkan permasalahan di tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional. Namun, terdapat Pendidikan nilai dan moral sebagai isu global menjadi perhatian di beberapa negara seperti India, Malaysia, dan China. Terdapat perbedaan dan kesamaan pendidikan nilai dan moral di negara-negara tersebut.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Rizka Selviana Putri 2213053254 -
Nama : Rizka Selviana Putri
NPM : 2213053254

Nama Jurnal : PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
Vol dan No : 2 . 2
Halaman : 209 - 219
Tahun Terbit : 2009
Penulis : Sudiati

ANALISIS JURNAL
Jurnal di atas menjelaskan bahwa pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tataan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tataan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia.
Selain itu juga jurnal ini menjelaskan tentang isu pendidikan nilai moral yang terjadi di 4 negara yaitu Indonesia, Malaysia, India, dan Cina. 4 negara itu dapat mewakili karakteristik bangsa dengan latar belakang ideologi yang berbeda Indonesia merupakan negara Pancasila yang mayoritas Islam India merupakan negara federal yang tetap mempertahankan nilai-nilai agama sebagai nilai universal Malaysia merupakan representasi negara yang memiliki bangsa mayoritas Islam sebagai negara Indonesia sedangkan Cina merupakan perwakilan negara sosialisasi komunis. Dan hasil dari penelitian tersebut perbedaan yang ada disebabkan oleh adanya perbedaan ideologi bangsa walaupun demikian negara-negara itu memberikan penekanan pendidikan nilai moral pada nilai etik moral terutama dalam hal nilai-nilai yang bersifat asasi manusia, universal dan global jadi dapat disimpulkan bahwa setiap negara memiliki nilai moral yang berbeda-beda.
Jurnal tersebut juga membahas tentang cara mengimplementasikan pendidikan nilai moral kepada peserta didik. Cara agar peserta didik memiliki nilai moral yang baik yaitu salah satunya pentingnya peran pendidik untuk menuntut mereka dan memberikan contoh yang baik misalnya jika peserta didik dituntut berperilaku jujur maka pendidik harus berperilaku jujur juga tidak mengajarkan kebohongan dan bertutur kata yang baik karena para pendidik seperti orang tua guru dan para pembimbing harus konsisten dalam memperlakukan moral karena peserta didik tumbuh dan berkembang mengikuti model perilaku para pendidik mereka akan melakukan apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pendidik sehingga peran pendidik sangat amatlah penting untuk membentuk nilai moral yang ada di dalam peserta didik.

KELEBIHAN JURNAL: Jurnal di atas sangat terperinci dan memberikan contoh yang mudah dipahami untuk para pembaca selain itu juga jurnal di atas membuat perbandingan antara negara satu dan yang lainnya sehingga pembaca dapat mengetahui perbedaan-perbedaan yang ada
KEKURANGAN JURNAL : jurnal di atas tidak memiliki abstrak yang berupa bahasa Indonesia dan kurangnya tujuan dari jurnal tersebut untuk apa
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Habsah afifatul amri 2213053153 -
Nama : Habsah Afifatul Amri
Npm : 2213053153

Dalam jurnal yang berjudul PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL menjelaskab tentang
1. Dimensi Pendidikan Nilai Moral
Dalam rangka mengkaji pendidikan
nilai moral secara luas, berikut ini dikemukakan pula pembahasan mengenai perkembangan moral, pendidikan
nilai moral, dan strategi pendidikan
nilai moral.

A. Teori perkembangan moral
Pada dasarnya setiap
pribadi memperoleh nilainya sendiri
dari kebudayaan eksternal. Nilai moral
merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya diyakini oleh anggota masyarakat tertentu sebagai yang
salah atau benar (Berkowitz, 1964; dikutip Muhaimin, 2001: 215). Definisi itu
mencerminkan pandangan bahwa nilai
moral bersifat relatif. Para ahli lain memandang bahwa perkembangan moral
dan bentuk-bentuk sosialisasi lainnya
sebagai keseluruhan proses, di mana
seorang pribadi lahir dengan banyak
kemungkinan tingkah laku aktual yang
dibatasi pada bidang yang jauh lebih spirital, yaitu suatu bidang yang lazim
diterima sesuai dengan ukuran kelompoknya. Dengan demikian, perkembangan moral dipahami sebagai suatu internalisasi langsung norma-norma
budaya eksternal.

B. Pendidikan nilai moral
Pendidikan nilai moral adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan komponen komponen integrasi pribadi. Integrasi pribadi dapat dilukiskan
sekurang-kurangnya
dengan
empat
gambaran kepribadian. Menurut John
P. Miller (1976: 5), gambaran kepribadian menunjukkan beberapa karakteristik. Pertama, pribadi yang terintegrasikan selalu melakukan pertumbuhan dan perkembangan. Maksudnya,
ia memandang hidupnya sebagai suatu
proses menjadi dan berusaha memilih
pengalaman-pengalaman yang mengakibatkan perkembangan tersebut. Oleh
karenanya, ia berani menanggung resiko dan menghadapi konflik, selagi ia
tahu bahwa tanpa resiko itu perkembangannya tertahan. Dengan kata lain,
ia memiliki kesadaran terhadap perubahan perkembangan yang mesti dialami.

C. Pendekatan Pendidikan Nilai Moral
Pendekatan komprehensif pendidikan nilai menurut Kirschenbaum
dalam Darmiyati Zuchdi, 2008: 36-37)
meliputi pendekatan (i) inculcating,
yaitu menanamkan nilai dan moralitas,
(ii) modelling, yaitu meneladankan nilai
dan moralitas, (iii) facilitating, yaitu memudahkan perkembangan nilai dan
moral, dan (iv) skill development, yaitu
pengembangan keterampilan untuk
mencapai kehidupan pribadi yang tentram dan kehidupan sosial yang kondusif.
Pendekatan dapat dipilih sesuai dengan banyaknya nilai yang dipilih untuk ditanamkan dan dikembangkan.
Demikian pula, banyak sumber pengembangan nilai-nilai dan banyak
pula faktor lain yang membatasinya. Di
sisi lain, keseluruhan kurikulum sekolah berfungsi sebagai suatu sumber
penting pendidikan nilai.

D. Metode dan Teknik Pendidikan
Nilai Moral
Dengan penerapan metode langsung dimungkinkan nilai-nilai yang
diindoktrinasi dapat diserap peserta didik, bahkan dihafal di luar kepala, tetapi tidak terinternalisasikan, apalagi
teramalkan. Kemungkinan kedua, nilainilai tersebut diterapkan dalam kehidupan, tetapi berkat pengawasan pihak
penguasa bukan atas kesadaran diri
peserta didik. pendidikan nilai
moral dapat diselenggarakan dengan
menggunakan (i) metode dogmatis, (ii)
metode deduktif, (iii) metode induktif,
atau (iv) metode reflektif (Muhadjir,
1988:161)
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Efi yulyana 2213053075 -
NAMA : Efi Yulyana
NPM : 2213053075

JUDUL : Pendidikan Nilai dan Moral di Tinjau Perspektif Global
PEMBAHASAN : Isu nilai dan moral di bebrapa negara. isu nilai dan moral terdapat pada empat negara :

INDONESIA : Indonesia merupkan negara pancasila yang mayoritas islam. Pendidikan nilai di Indonesia disadari atau tidak masih belum banyak
menyentuh pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam perspektif global.Persoalan pembenahan warganegaraan yang tidak secara khusus dikembangkan melalui satu sudut pandangan agama. Ini tidak berarti mengabaikan pentingnya pendidikan masih terpaku pada kurikulum
nasional dan lokal yang belum pernah tuntas. Di sisi lain juga adanya pandangan yang terlalu simplistik mengenai pendidikan nilai sebagai wahana
penyadaran nilai-nilai yang sektariansubjetif dan belum banyak menyentuh
nilai universal-objektif. Menurut Sudarminta (dikutip S. Belen, 2004: 9).
Hasil penelitian Afiyah, dkk. (2003),
menyatakan bahwa kelemahan pendidikan agama antara lain terjadi karena materi pendidikan agama Islam,termasuk bahan ajar akhlak, cenderung terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif), sedangkan pembentukan sikap (afektif) dan pembiasaan (psikomotorik) sangat minim.

INDIA : Pendidikan nilai di India tampak lebih populer dibandingkan dengan dinegara lain. Dalam pendidikan nasional India, pendidikan nilai dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial, dan ke-warganegaraan yang tidak secara khusus dikembangkan melalui satu sudut pandangan agama. Ini tidak berarti mengabaikan pentingnya pendidikan agama sebagai kekuatan dalam membangun karakter bangsa, melainkan untuk menempatkan pendidikan nilai dalam konteks pemahaman nilai agama yang universal (Mulyana, 2004:230).

MALAYSIA : Pendidikan nilai dilakukan di sekolah dasar dan pengembangannya dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung pendidikan nilai diajarkan melalui pendidikan moral dan mata pelajaran agama, sedangkan pendidikan nilai yang tidak secara langsung dikembangkan melalui sejumlah mata pelajaran lainnya, seperti program pendidikan kewarganegaraan dan melalui kegiatan kokurikuler. Silabus pendidikan nilai untuk sekolah dasar berupa kebersihan badan
dan pikiran, empati, sikap tidak berlebihan, bersyukur, rajin, jujur, adil, kasih sayang, hormat, keharmonisan sosial, kesederhanaan, dan kebebasan.

CHINA : Memiliki hubungan erat dengan kewajiban moral. Tradisi ini menempatkan pendidikan nilai sebagai bagian penting dalam percaturan pendidikan. Walaupun demikian, dalam perkembangannya, pendidikan nilai dihadapkan pada beberapa tantangan berikut. Namaun sekolah memilki tanggung jawab yang besar dalam mengembangkan kepribadian siswa, hal itu kurang didukung oleh kerjasama yang erat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Banyak guru yang kurang memiliki kemampuan untuk mengembangkan pendidikan nilai. Di beberapa sekolah di- jumpai adanya kesenjangan antara apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang benar-benar terjadi dalam proses pendidikan.Untuk mengatasi berbagai persoalan di atas, pemerintah Cina mengambil beberapa kebijakan berikut. Pertama, pendidikan moral dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dasar dan diajarkan sekali dalam seminggu. Kedua, sejumlah peraturan telah disusun dan disebarluaskan untuk menjamin terjadinya pembentukan kebiasaan, sikap, dan cara hidup siswa yang diharapkan. Ujudnya tata tertib perilaku anak usia sekolah dasar, dan tata tertib anak usia sekolah menengah. Ketiga,untuk memobilisasi dukungan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan moral di sekolah, pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan resmi
akan pentingnya pengembangan moral dan afeksi anak usia sekolah dasar. Keempat, dengan kebijakan resmi pemerintah, sekolah didorong untuk memperbarui dan memodifikasi tujuan pendidikannya. Kelima, guru didorong untuk menggunakan pendekatan pembelajaran yang mampu mengangkat pengalaman kehidupan sehari-hari
(Mulyana, 2004: 237-238).
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Florentic Helau 2213053023 -
Nama : Florentic Helau
NPM : 2213053023

Globalisasi dapat melahirkan kompetisi yang kurang sehat. Dengan kata lain kompleksitas global memiliki banyak keuntungan bagi yang kuat, tetapi sebaliknya keadaan itu dapat menghancurkan kehidupan bangsa yang kalah bersaing. Pendidikan nilai moral sebagai tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global bagi manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan atanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia. Penyelesaian permasalahan hidup yang dialami manusia tidak cukup dalam negeri sendiri, namun banyak hal yang penyelesaiannya dibutuhkan dukungan dan bantuan luar negeri, misalnya terorisme global, masalah ekonomi, dan masalah krisis multidimensional. Pendidikan nilai moral merupakan alternatif pemecahan masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, dan internasional. Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) menampakkan adanya perbedaan dan kesamaan. Perbedaan yang ada disebabkan oleh adanya perbedaan ideologi bangsa. Walaupun demikian, negara-negara itu memberikan penekanan pendidikan nilai moral pada nilai etik-moral; terutama dalam hal nilai-nilai yang bersifat asasi manusia, universal, dan global.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Rafa Lola Amanda 2213053245 -
Nama : Rafa Lola Amanda
NPM : 2213053245

Perkembangan globalisasi melahirkan banyak keuntungan dan juga kerugian, keuntungan yang didapat adalah berkembangnya teknologi sehingga memudahkan pasar global, kerjasama antar negara dan masih banyak lagi. Namun perkembangan globalisasi juga memiliki kerugian bagi negara yang kurang maju atau kalah bersaing, di lain bal juga banyak kasus-kasus kejahatan, kriminalitas, penyebaran narkotika yang terjadi disebabkan perkembangan globalisasi.

Dahulu sekitar tahun 1945-an bangsa Eropa belum memiliki nilai-nilai mereka lebih sering berperang, namun setelah peperangan muncul peradaban baru dimana terjadi benturan antar nilai keagamaan.

Menurut saya pemikiran toffler sangat baik, Indonesia harus bisa membaca tantangan global ke depan terutama dalam bidang pendidikan dan mempertahankan keanekaragaman dan kebudayaan yang dimiliki. Sehingga pemuda Indonesia bisa meneruskan bangsa dengan baik. Selain itu peserta didik juga harus diajarkan mengenai nilai-nilai baik nilai moral maupun nilai kehidupan sehingga hal-hal melenceng tidak terjadi dan adab bisa tetap di kokohkan.

Jika melihat pendidikan di Indonesia, menurut saya kurikulum tidak harus di ganti setiap tahunnya karena akan menyulitkan guru dan siswa beradaptasi dengan kurikulum baru tiap tahunnya. Hal ini bisa di solusikan dengan pengajaran kepada guru mengenai bagaimana mendidik dan cara mengetahui didikan yang cocok untuk peserta didik, sehingga guru bisa menyesuaikan kemampuan peserta didik. Dan guru bisa menggunakan metode afiyah yaitu siswa lebih aktif dalam pembelajaran ketimbang gurunya. Sedangkan di negara India pendidikan nilai-nilai ilmiah, sosial, kewarganegaraan lebih diutamakan dibanding nilai keagamaan sendiri, ini kurang efektif karena akan lebih baik jika nilai-nilai tersebut seimbang. Lalu di Malaysia pendidikan nilai sudah cukup bagus sedangkan di China pendidikan nilai masih sama dengan pendidikan di Indonesia meskipun lebih bagus dari di Indonesia.

Konsep pendidikan nilai moral yang bisa di tiru adalah penggabungan konsep kohlberg, john p miller, dan capra.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Putu Nia Rahmawati 2213053283 -
Nama : Putu Nia Rahmawati
Npm : 2213053283

Jurnal ‘‘Pendidikan Nilai Moral Ditinjau dari Perspektif Global‘‘ membahas tentang pentingnya pendidikan nilai moral dalam menyelesaikan masalah global dan mempromosikan persatuan antar negara. Jurnal ini juga membahas perbedaan dan kesamaan pendekatan pendidikan nilai moral di berbagai negara, serta perlunya pandangan sistemik dan holistik dalam implementasinya. Dalam jurnal ini, dijelaskan bahwa pendidikan nilai moral sangat penting dalam menyelesaikan masalah global seperti kemiskinan, perubahan iklim, dan konflik antar negara. Selain itu, jurnal ini juga membahas perbedaan dan kesamaan pendekatan pendidikan nilai moral di berbagai negara. Secara keseluruhan, jurnal ‘‘Pendididikan Nilai Moral Ditinjau dari Perspektif Global‘‘ menekankan pentingnya pendidikan nilai moral dalam menyelesaikan masalah global dan mempromosikan persatuan antar negara. Jurnal ini juga membahas perbedaan dan kesamaan pendekatan pendidikan nilai moral di berbagai negara, serta perlunya pandangan sistemik.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Khalidah Aurora 2213053200 -
Nama : Khalidah Aurora
NPM : 2213053200

Kehidupan manusia kompleks, dipengaruhi oleh isu-isu global seperti hak asasi manusia, terorisme, dan globalisasi. Revolusi dalam teknologi, telekomunikasi, dan transportasi telah memudahkan hidup di berbagai bidang. Namun, globalisasi juga dapat menyebabkan konflik dan konflik antara kelompok-kelompok yang berbeda, seperti Barat, Konghucu, Islam, Hindu, Jepang, Afrika, dan Amerika Latin. Kebangkitan peradaban baru telah menyebabkan perubahan dalam kehidupan manusia, dengan paradigma baru yang berfokus pada ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, dan etika. Studi ini meneliti pendidikan moral di lima negara: Indonesia, Malaysia, India, dan China. Setiap negara memiliki karakteristik dan ideologi yang unik, yang dapat mempengaruhi sistem pendidikan. Indonesia adalah negara Islam mayoritas Pancasila, India adalah negara federal, Malaysia adalah negara Indonesia mayoritas Muslim, dan China adalah komunitas berbasis komunisme. Studi ini bertujuan untuk memahami perbedaan antara negara-negara ini dan dampaknya pada sistem pendidikan.
Berikut ini adalah diskusi tentang perkembangan moral, pendidikan nilai moral, dan pendekatan pendidikan nilai moral untuk mengkaji pendidikan nilai moral secara menyeluruh. Pendekatan komprehensif Kirschenbaum untuk pendidikan nilai mencakup inculcating, pemodelan, memfasilitasi, dan pengembangan keterampilan. Ini melibatkan berbagai faktor, termasuk praktik demokratis di sekolah, yang berkontribusi pada efektivitas pendidikan nilai. Untuk menerapkan konsep pendidikan moral diperlukan berbagai metode, termasuk metode jangka panjang dan pendek. Metode jangka panjang melibatkan mengevaluasi praktik yang baik sebagai sarana indokultasi dalam berbagai kegiatan belajar. Metode jangka pendek melibatkan menciptakan pengaturan yang tepat untuk praktik yang baik untuk diterapkan. Pendidikan moral harus melibatkan tindakan sukarela dan didasarkan pada prinsip-prinsip moral, menggunakan metode dogmatis, deskriptif, induktif, atau reflektif.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Dian Anjani Cahyaningrum Sasongko 2253053018 -
Nama : Dian Anjani Cahyaningrum Sasongko
NPM : 2253053018

Dari jurnal tersebut saya menganalisi tentang Kehidupan manusia semakin kompleks. Kompleksitas mengemuka dalam tatanan global yang ditandai dengan munculnya berbagai masalah dan isuisu global seperti pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM), fenomena kekerasan, dan penyalahgunaan narkotika. Hal ini menuntut adanya pemikiran yang berkaitan dengan sistem pendidikan yang cocok untuk menjawab permasalahan tersebut. Pendidikan nilai di Indonesia disadari atau tidak masih belum banyak menyentuh pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam perspektif global. perkembangan moral dipahami sebagai suatu internalisasi langsung norma-norma budaya eksternal. Pendidikan nilai moral merupakan alternatif pemecahan masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, dan internasional. Jadi disini kita sebagai calon pendidiki hendaknya menegaskan pendidikan moral kepada siswa sekolah dasar dari tingkat rendah sampai dengan tingkat atas dengan berbagai metode penyampaian agar siswa dapat memahami nilai moral yang berlaku disekolah maupun dilingkungan luas.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Aziyatun Adinda Fitria 2213053239 -
Analisis Jurnal 1
Nama : Aziyatun Adinda Fitria
NPM. : 2213053239

Pendidikan nilai dan moral adalah tuntutan dan juga merupakan salah satu kebutuhan manusia, banyaknya masalah seperti global teroris dan krisis multimedia. Pendidikan nilai dan moral merupakan salah satu cara yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Pendidikan nilai dan moral antar negara dapat memiliki persamaan dan juga perbedaan Hal ini dapat disebabkan karena ideologi yang dianut oleh setiap negara tersebut berbeda-beda tetapi dalam kasus ini pendidikan nilai dan moral ditekankan untuk menanamkan nilai etik moral terutama nilai-nilai yang bersifat asasi manusia, universal, dan global. Untuk membentuk karakteristik warga yang lebih baik yang lebih diperlukan itu adalah pendidikan nilai dan moral bukan hanya sekedar pendidikan agama karena pendidikan agama cenderung terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif), sedangkan pembentukan sikap (afektif) dan pembiasaan (psikomotorik) sangat minim, karena itulah untuk membentuk karakteristik warga yang baik dalam kehidupan bermasyarakat mereka agar hal-hal buruk dapat dihindari diperlukannya penanaman nilai dan moral sosial dalam kehidupan berbangsa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Krisna Farhan Fadillah 2213053139 -
Nama : Krisna Farhan Fadillah
NPM : 2213053139

Sebagai manusia yang diberikan akal atau pikiran oleh Tuhan Yang Maha Esa manusia seharusnya dapat memiliki nilai moral yang baik disebabkan sebelum dia bertindak dia perlu memikirkan apa yang akan diperoleh baik itu bermanfaat bagi dirinya ataupun Justru malah merugikan baginya. Dan bagi setiap bangsa nilai moral merupakan elemen yang wajib ditingkatkan kepada seluruh masyarakatnya baik dari usia dini sampai lansia sebab dengan memiliki nilai moral yang baik maka SDM masyarakatnya akan berkualitas dan memiliki rasa kemanusiaan terhadap orang lain.
Di beberapa negara mereka menjunjung tinggi nilai-nilai moral dengan menggunakan aspek Ideologi dan agama Sehingga dengan begitu harapannya masyarakat terutanam di dalam dirinya memiliki nilai moral yang baik. Juga di setiap naga perlu adanya pendidikan nilai dan moral terutama dalam nilai yang mengacu pada kemanusiaan universal dan atau global.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Ufara Alfadila 2213053114 -
Nama : Ufara Alfadila
NPM : 2213053114

Judul : PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL

Berdasarkan jurnal tersebut bahwa kehidupan manusia dizaman kemajuan IPTEK saat ini semakin kompleks. Kompleksitas tatanan global yang ditandai dengan munculnya berbagai masalah dan isu-isu global. Oleh karena itu, tatanan global menuntut adanya pendidikan nilai moral untuk manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia.

Isu Pendidikan Nilai Moral di Beberapa Negara
Yaitu Indonesia, Malaysia, India, dan Cina. Ke-empat negara itu mewakili karakteristik bangsa yang memiliki latar belakang ideologi berbeda. Di Indonesia Pendidikan nilai masih belum banyak menyentuh pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam perspektif global. Persoalan pembenahan pendidikan masih terpaku pada kurikulum nasional dan lokal yang belum pernah tuntas. Di India, pendidikan nilai dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial, dan kewarganegaraan yang tidak secara khusus dikembangkan melalui satu sudut pandangan agama. Di Malaysia, pendidikan nilai dilakukan di sekolah dasar dan pengembangannya dilakukan secara langsung dan tidak langsung, tetapi masih dihadapkan pada kesulitan seperti pembelajaran nilai masih melalui pendekatan prespektif sehingga peserta didik kurang bebas dalam memilih dan menentukan nilai, alat evaluasi untuk pengamatan belum terjabarkan dengan jelas, pendidik belum konsisten dalam melakukan pelaporan pembelajaran nilai, orang tua, guru, dan masyarakat masih menganggap kognisi lebih penting dibanding afeksi. (Mujlyana, 2004: 237). Di Cina, pendidikan memiliki hubungan erat dengan kewajiban moral. Namun dalam perkembangannya, pendidikan nilai dihadapkan pada tantangan yaitu harapan masyarakat dan orang tua siswa akan kemampuan akademik diandalkan dapat memacu konsentrasi peningkatan akademik yang berakibat tergesernya pengembangan sentimental, perasaan, dan moralitas.

Pendidikan nilai moral sebagai alternatif pemecahan masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, dan internasional. Dalam pengimplementasiannya, diperlukan strategi pendidikan nilai moral yang tepat melalui pemilihan pendekatan (approach), metode (method), dan teknik (technique) pendidikan nilai moral yang sesuai.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Anggun Putri Pradani 2213053172 -
Nama : Anggun Putri Pradani
NPM : 2213053172

Dari jurnal yang berjudul " PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL " dapat saya analisis bahwa pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan pada tatanan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia.

• Pendidikan nilai di Indonesia masih belum banyak menyentuh pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam perspektif global karena kurikulum yang belum pernah tuntas.
• Pendidikan nilai di India dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial, dan kewarganegaraan yang tidak secara khusus dikembangkan melalui satu sudut pandangan agama sehingga pendidikan nilai di India lebih populer.
• Pendidikan nilai di Malaysia, meski cukup konsisten dalam mengembangkan nilai, moral, norma, etika, estetika melalui pendidikan formal, sistem pendidikan di Malaysia masih dihadapkan pada beberapa kendala.
• Pendidikan nilai di Cina, pendidikan memiliki hubungan erat dengan kewajiban moral. Tradisi ini menempatkan pendidikan nilai sebagai bagian penting dalam percaturan pendidikan. Walaupun demikian, dalam perkembangannya, pendidikan nilai masih dihadapkan pada beberapa tantangan.

Perbedaan yang ada disebabkan oleh adanya perbedaan ideologi bangsa. Walaupun demikian, negara-negara itu memberikan penekanan pendidikan nilai moral pada nilai etik-moral; terutama dalam hal nilai-nilai yang bersifat asasi manusia, universal, dan global.
Konsep pendidikan nilai moral yang dikemukakan oleh Kohlberg dan John P. Miller cenderung bersifat individualistik. Oleh karena itu, konsep itu memerlukan penyempurnaan dengan mempertimbangkan paradigma yang dikemukakan oleh Capra. Lebih lanjut, dalam implementasikannya, diperlukan strategi pendidikan nilai moral yang tepat melalui pemilihan pendekatan (approach), metode (method), dan teknik (technique) pendidikan nilai moral yang sesuai.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by DWI RATNA ASIH 2213053037 -
Dwi Ratna Asih
2213053037

Menurut Berkowitz, 1964 yang di kutip oleh Muhaimin, 2001: 215, Nilai moral
merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya diyakini oleh anggota masyarakat tertentu sebagai yang
salah atau benar. Oleh karna itu perkembangan moral dipahami sebagai suatu internalisasi langsung norma-norma
budaya eksternal. Anak yang sedang
tumbuh dan berkembang dapat dilatih
untuk berperilaku dengan cara sedemikian rupa sehingga ia dapat menyesuaikan diri dengan berbagai aturan dan
nilai-nilai yang ada dalam masyarakatnya.
Pendidikan nilai moral sendiri yakni merupakan pendidikan yang berusaha mengembangkan komponen-komponen integrasi pribadi. Dan pendidikan
nilai tidak dapat disajikan hanya oleh
seorang guru atau hanya dalam satu
pelajaran, tetapi diperlukan format
yang beragam dari berbagai pelajaran
yang mengintegrasikan secara sendirisendiri atau dengan kombinasi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Angga Putra 2253053043 -
Nama: Angga Putra
NPM: 2253053043

Analisis saya terhadap jurnal yang berjudul " PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL " adalah pendidikan nilai moral merupakan tuntutan sekaligus
kebutuhan umat manusia sebagai wujud kebersamaan dalam berbangsa dan bernegara dengan berbagai
permasalahannya. Banyak permasalahan seperti terorisme global dan krisis multidimensi yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh suatu negara karena untuk itu diperlukan dukungan negara lain. Pendidikan nilai moral merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, dan
internasional. Hal ini telah menjadi isu global di beberapa negara (india, Malaysia, India, dan Tiongkok) dan memiliki beberapa perbedaan dan persamaan. Perbedaan ini disebabkan oleh ideologi masing-masing negara yang berbeda. Namun negara-negara tersebut menekankan pendidikan nilai moral pada nilai-nilai etika moral, terutama pada nilai-nilai yang berkaitan dengan hak asasi manusia yang bersifat universal dan global. Konsep pendidikan nilai moral yang dikemukakan oleh Kohlberg dan Miller cenderung bersifat individualistis. Oleh karena itu, perlu dilengkapi dengan memperhatikan paradigma yang dikemukakan Capra bahwa kehidupan manusia dibangun atas dasar pandangan hidup yang sistemik dan holistik, tidak parsial dan individualistis. Dalam pelaksanaannya diperlukan pendekatan yang tepat serta metode dan teknik yang relevan. Pendekatan pendidikan nilai moral meliputi pendekatan penanaman, pemodelan, fasilitasi, dan pengembangan keterampilan, serta metode yang digunakan meliputi metode dogmatis, deduktif, induktif, dan reflektif.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by MAE LISA INDRIYANI 2253053014 -
Nama : Mae Lisa Indriyani
NPM : 2253053014

Kehidupan manusia semakin Kompleks dalam tatanan Global yang ditandai dengan munculnya berbagai masalah dan isu-isu global seperti pelanggaran hak asasi manusia penyalahgunaan narkoba dan hal lainnya.

Isu pendidikan nilai moral di berbagai negara yaitu;
1. Indonesia pendidikan nilai di Indonesia disadari atau tidak masih banyak menyentuh pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam perspektif global persoalan pembenahan pendidikan masih terpaku pada kurikulum nasional dan lokal yang belum pernah tuntas. Kelemahan pendidikan agama antara lain terjadi karena materi pendidikan agama Islam termasuk bahan ajar akhlak cenderung berfokus pada pengayaan pengetahuan, sedangkan pembentukan sikap atau afektif sangat minim pendidikan agama lebih didominasi oleh transfer ilmu pengetahuan agama yang bersifat hafalan.
2. India dalam pendidikan nasional India pendidikan nilai dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran nilai ilmiah sosial kewarganegaraan yang dikembangkan melalui satu sudut pandang agama melainkan untuk menempatkan pendidikan nilai dalam konteks pemahaman nilai agama yang universal.
3. Malaysia pendidikan nilai dilakukan di sekolah dasar dan pengembangannya dilakukan secara langsung dan tidak langsung pendidikan langsung secara pendidikan formal dan pendidikan secara tidak langsung seperti program pendidikan kewarganegaraan melalui ekstrakurikuler.
4. Cina menempatkan pendidikan nilai sebagai bagian penting dalam peraturan pendidikan untuk mengatasi persoalan pendidikan moral. Cina mengambil beberapa kebijakan pendidikan moral dimasukkan ke dalam kurikulum, sejumlah peraturan disusun dan disebarluaskan menjamin terjadinya pembentukan kebiasaan, penyelenggaraan pendidikan moral didukung oleh masyarakat, dan kebijakan resmi pemerintah sekolah didorong untuk memodifikasi tujuan pendidikan guru didorong untuk menggunakan pendekatan pembelajaran yang mampu mengangkat pengalaman kehidupan sehari-hari.

Konsep pendidikan yang lain dan moral yang dikemukakan oleh Kholberg dan John P Miller cenderung bersifat individualistik. Oleh karena itu pemerintah memerlukan penyempurnaan dengan mempertimbangkan paradigma yang dikemukakan oleh chapra, implementasinya diperlukan strategi pendidikan nilai dan moral yang tepat melalui pemilihan pendekatan dan teknik pendidikan nilai moral yang sesuai.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Christin ananta putri 2213053061 -
Nama : Christin Ananta Putri
Kelas : 3i
NPM : 2213053061
ANALISIS JURNAL 1
Nama jurnal : Jurnal Cakrawala Pendidikan
oleh : Sudiati
Nomor : 2
Tahun Terbit : 2009
Judul Jurnal : PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL

PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
1. Isu Pendidikan Nilai Moral di Beberapa Negara
Indonesia merupakan negara Pancasila yang mayoritas Islam, India merupakan negara federal yang tetap mempertahankan nilai-nilai agama sebagai nilai universal. Malaysia merupakan representasi negara yang memiliki bangsa mayoritas Islam sebagaimana negara Indonesia, sedangkan Cina merupakan perwakilan negara sosialis komunis.
A. Indonesia
Hasil penelitian Afiyah, dkk. (2003), menyatakan bahwa kelemahan pendidikan agama antara lain terjadi karena materi pendidikan agama Islam, termasuk bahan ajar akhlak, cenderung terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif), sedangkan pembentukan sikap (afektif) dan pembiasaan (psikomotorik) sangat minim.
B. India
Ruang lingkup pendidikan nilai meliputi (a) pendekatan dan metodologi pendidikan nilai pada tingkat dasar dan menengah, (b) untuk tingkat dasar program lebih dititikberatkan pada pengindentikasian nilainilai yang perlu ditanamkan kepada siswa dengan strategi dan teknik yang tepat, (c) pengembangan konseling melalui pendekatan agama, (d) program pengembangan afektif bagi para instruktur pelatihan guru.
C. Malaysia
Meski cukup konsisten dalam mengembangkan nilai, moral, norma, etika, estetika melalui pendidikan formal, sistem pendidikan di Malaysia masih dihadapkan pada beberapa kendala. Di antaranya, (a) nilai masih banyak diajarkan melalui pendekatan pembelajaran yang preskriptif (b) alat evaluasi yang sesuai dengan kebutuhan, (c) cara-cara pencatatan dan pelaporan pembelajaran nilai masih belum dilakukan secara konsisten oleh guru, dan (d) pandangan guru, orang tua, dan masyarakat masih menempatkan kognisi sebagai aspek yang lebih penting daripada aspek afeksi (Mujlyana, 2004: 237).
D. Cina
Banyak guru yang kurang memiliki kemampuan untuk mengembangkan pendidikan nilai.

2. Dimensi Pendidikan Nilai Moral

a.Teori Perkembangan Moral
Nilai moral merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya diyakini oleh anggota masyarakat tertentu sebagai yang salah atau benar (Berkowitz, 1964; dikutip Muhaimin, 2001: 215). Sebagai contoh, suatu pilihan yang ditetapkan seseorang (se-bagai sesuatu yang berharga atau tidak berharga) dalam suatu situasi yang dihadapi disebut isi pertimbangan moral, sedangkan alasan tentang penetapan suatu pilihan (struktur penetapan pilihan) berdasarkan pemikiran moralnya disebut pertimbangan moral (melalui Muhamimin, 2001: 216).

b. Pendidikan Nilai Moral
Pendidikan nilai moral adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan komponen-komponen integrasi pribadi.
gambaran kepribadian menunjukkan beberapa karakteristik.
Pertama, pribadi yang terintegrasikan selalu melakukan pertumbuhan dan perkembangan.
Kedua, pribadi yang terintegrasikan memiliki kesadaran akan jati dirinya dan identitasnya.
Ketiga, pribadi yang terintegrasikan senantiasa terbuka dan peka terhadap kebutuhan orang lain.
Keempat, pribadi yang terintegrasikan menggambarkan suatu kebulatan kesadaran.
Pendidikan nilai merupakan bagian dari pendidikan afeksi karena aspek sistem nilai merupakan salah satu bagian dari aspek afeksi.

c. Pendekatan Pendidikan Nilai Moral
Aktivitas dan praktik yang demokratis di sekolah merupakan faktor efektif yang mendukung keberhasilan pendidikan nilai, di samping kesediaan peserta didik itu sendiri. Yang ditekankan dalam pendidikan nilai adalah keseluruhan proses pendidikan nilai yang sangat kompleks dan menyeluruh yang melibatkan cakupan yang luas dan beragam variasi yang dialami.

d.Metode dan Teknik Pendidikan Nilai Moral
Metode tidak langsung tidak dimulai dengan menentukan perilaku yang diinginkan, tetapi dengan menciptakan situasi yang memungkinkan perilaku yang baik dapat dipraktikkan. pendidikan nilai moral dapat diselenggarakan dengan menggunakan (i) metode dogmatis, (ii) metode deduktif, (iii) metode induktif, atau (iv) metode reflektif (Muhadjir, 1988:161). Teknik pendidikan nilai moral yang berorientasi pada nilai (afek) ada bermacam-macam, di antaranya ialah (i) teknik indoktrinasi, (ii) teknik moral reasoning, (iii) teknik meramalkan konsekuensi, (iv) teknik klarifikasi, dan (v) teknik internalisasi (Muhadjir, 1988: 199).
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Rahmawati 2213053210 -
Nama : Rahmawati
NPM : 2213053210

Analisis Jurnal 1
Revolusi teknologi telekomunakasi dan transportasi menghadirkan sejumlah kemudahan untuk
melakukan aktivitas kehidupan disegala bidang. Pendidikan nilai moral adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan komponen-komponen integrasi pribadi, tidak semua penilaian mengenai baik dan benar merupakan pertimbangan moral. Pendidikan dituntut untuk memiliki wawasan pemikiran ke depan dan mampu membaca peluang dan tantangan global. Untuk menjadikan suatu bangsa berpredikat ganda, tidak hanya memerlukan pengembangan ilmu, keterampilan, dan teknologi, tetapi juga memerlukan pengembangan. aspek-aspek lainnya, seperti kepribadian dan etik-moral. Ke semuanya itu dapat disebut dengan pengembangan pendidikan nilai moral. Isu pendidikan nilai moral yang terjadi di 4 negara (Indonesia, Malaysia, India dan Cina) pendidikan nilai moral di empat negara tersebut sama-sama dihadapkan pada berbagai persoalan, baik yang pendidikan nilai moralnya terencana dan terprogram dalam kurikulum maupun yang tidak. Walaupun demikian, negara-negara itu memberikan penekanan pendidikan nilai moral pada nilai etik-moral; terutama dalam hal nilai-nilai yang bersifat asasi manusia, universal, dan global.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Nadila Febilia Afrisa 2213053076 -
Nama: NADILA FEBILIA AFRISA
NPM : 2213053076

A. Identitas Jurnal
Judul Jurnal: Pendidikan Nilai Moral ditinjau dari Perspektif Global
Nama Jurnal: Cakrawala Pendidikan
Penulis: Sudiati
Tahun Terbit: 2009
Nomor Halaman: 2, 209-221

B. Isi Jurnal
Untuk menciptakan sebuah bangsa yang memiliki reputasi ganda, diperlukan upaya yang mencakup pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi, sekaligus pengembangan aspek-aspek lain seperti kepribadian dan etika moral. Semua ini dapat disebut sebagai pengembangan pendidikan nilai, yang seharusnya menjadi bagian integral dari seluruh upaya pendidikan.

Meskipun ada persamaan dalam pelaksanaan pendidikan nilai moral di empat negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina), perbedaan juga terjadi karena perbedaan ideologi masing-masing negara. Pendidikan nilai moral pada tingkat dasar memiliki fokus yang serupa, yaitu membentuk nilai-nilai kepribadian individual dan nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, pendidikan nilai moral di negara-negara ini juga menghadapi berbagai tantangan, baik yang terintegrasi dalam kurikulum maupun yang tidak. Terdapat juga pendidikan nilai moral yang lebih terkait dengan pendidikan agama dan kewarganegaraan.

Untuk menerapkan konsep pendidikan nilai, berbagai metode dapat digunakan, termasuk metode langsung seperti dogmatis, deduktif, induktif, atau reflektif, serta metode tidak langsung.Pendidikan harus memiliki pandangan ke depan dan kemampuan untuk mengidentifikasi peluang dan tantangan global. Selain itu, perlu menjaga perilaku etis yang sesuai dengan keberagaman dan keunikan budaya.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sastrapratedja, untuk menciptakan bangsa yang memiliki reputasi ganda seperti itu, kita tidak hanya perlu mengembangkan ilmu, keterampilan, dan teknologi, tetapi juga perlu mengembangkan aspek lainnya, seperti kepribadian dan etika moral. Ini disebut sebagai pengembangan pendidikan nilai. Dalam kerangka pengembangan nilai ini, terdapat berbagai klasifikasi nilai yang mencakup nilai-nilai terminal dan instrumental, intrinsik dan ekstrinsik, personal dan sosial, serta subjektif dan objektif. Nilai-nilai ini terkategori ke dalam enam klasifikasi utama dan menghadirkan enam dunia makna yang berbeda, melibatkan nilai-nilai teoretis, ekonomis, estetis, sosial, politik, dan agama.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Nadia Ayu Nurjanah 2213053119 -
Nama Jurnal : Pendidikan Nilai Moral Ditinjau Dari Perspektif Global
No : (2)
Halaman : 209 - 221
Tahun Terbit : Juni 2009
Penulis : Sudiati

ANALISIS :
Pendidikan nilai moral adalah kebutuhan esensial dalam lingkup global bagi manusia sebagai perwujudan kehidupan bersama dalam masyarakat, negara, dan dalam konteks global yang diwarnai oleh masalah yang sangat kompleks dan mendunia. Solusi terhadap tantangan yang dihadapi manusia tidak bisa hanya dilakukan secara lokal, tetapi seringkali memerlukan dukungan dan kerjasama dari luar negeri, seperti dalam kasus terorisme global, masalah ekonomi, dan krisis multidimensional. Pendidikan nilai moral menawarkan alternatif untuk mengatasi permasalahan yang ada di tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional. Isu pendidikan nilai moral menjadi perhatian di berbagai negara, seperti Indonesia, Malaysia, India, dan Cina, meskipun terdapat perbedaan dan persamaan dalam pendekatan yang diambil. Perbedaan ini disebabkan oleh variasi ideologi nasional. Namun, semua negara tersebut menekankan pentingnya nilai-nilai etik-moral dalam pendidikan, terutama yang memiliki karakteristik universal dan global yang mendasar bagi kemanusiaan. Konsep pendidikan nilai moral yang diperkenalkan oleh Kohlberg dan John P. Miller cenderung bersifat individualistik, sehingga perlu disempurnakan dengan mempertimbangkan paradigma yang diajukan oleh Capra. Dalam mengimplementasikannya, diperlukan strategi yang tepat dalam pendidikan nilai moral melalui pemilihan pendekatan, metode, dan teknik yang sesuai.

KELEBIHAN JURNAL : Dalam jurnal ini penulis sudah menggunakan abstrak dengan format bahasa Indonesia dan bahasa Inggris hal ini yang mendukung jurnal ini berpotensi menjadi rujukan secara internasiona
KEKURANGAN JURNAL : Pada penelitian terdapat ketidak lengkapan bagian-bagian jurnal yang membuat pembaca harus mengklasifikasikan sendiri yaitu tidak tercantumnya Tujuan penelitian pada jurnal tersebut, kemudian tidak disediakannya diagram untuk mempermudah pembaca dalam membaca data-data penelitian.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Memorila Dini Oktavia 2213053289 -
Memorila Dini Oktavia
2213053289

Analisis jurnal Pendidikan Nilai dan Moral ditunjau dari Perspektif Global

● Isu Pendidikan Nilai Moral di Beberapa Negara
○ Pendidikan nilai di Indonesia masih belum banyak menyentuh pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam perspektif global.
○ Dalam pendidikan nasional India, pendidikan nilai dikembangkan sebagai usaha meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial, dan kewarganegaraan yang tidak secara khusus dikembangkan melalui satu sudut pandangan agama.
○ Kendala sistem pendidikan di Malaysia (Mulyana, 2004: 237):
- nilai masih banyak diajarkan melalui pendekatan pembelajaran yang preskriptif, sehingga kurang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih dan menentukan nilai
- alat evaluasi yang sesuai dengan kebutuhan, khususnya untuk mengembangkan teknik-teknik pengamatan perilaku, belum terjabarkan dengan jelas,
- cara-cara pencatatan dan pelaporan pembelajaran nilai masih belum dilakukan secara konsisten oleh guru, dan
- pandangan guru, orang tua, dan masyarakat masih menempatkan kognisi sebagai aspek yang lebih penting daripada aspek afeksi.
○ Kebijakan pemerintah Cina dalam mengatasi persoalan terkait pendidikan nilai dan moral (Mulyana, 2004: 237-238):
- pendidikan moral dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dasar dan diajarkan sekali dalam seminggu.
- sejumlah peraturan telah disusun dan disebarluaskan untuk menjamin terjadinya pembentukan kebiasaan, sikap, dan cara hidup peserta didik yang diharapkan.
- untuk memobilisasi dukungan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan moral di sekolah, pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan resmi akan pentingnya pengembangan moral dan afeksi anak usia sekolah dasar.
- dengan kebijakan resmi pemerintah, sekolah didorong memperbarui dan memodifikasi tujuan pendidikannya.
- pendidik didorong menggunakan pendekatan pemmbelajaran yang mampu mengangkat pengalaman kehidupan sehari-hari.

● Menurut John P. Miller (1976: 5), gambaran kepribadian menunjukkan beberapa karakteristik:
- selalu melakukan pertumbuhan dan perkembangan.
- memiliki kesadaran akan jati dirinya dan identitasnya.
- terbuka dan peka terhadap kebutuhan orang lain.
- menggambarkan suatu kebulatan kesadaran.

● Model pendidikan nilai diantaranya, 1) model-model perkembangan (developmental models), 2) model-model pengenalan diri (selfconceps models), 3) model-model kepekaan dan kecenderungan-kelompok (sensitivity and group-orientation models), dan 4) model-model perluasan kesadaran (consciousness-expansion models.

● Pendekatan komprehensif pendidikan nilai menurut Kirschenbaum dalam Darmiyati Zuchdi, 2008: 36-37 meliputi pendekatan 1) inculcating, 2) modelling, 3) facilitating, 4) skill development.

● Menurut Muhadjir (1988), pendidikan nilai moral diselenggarakan menggunakan 1) metode dogmatis, 2) metode deduktif, 3) metode induktif, atau 4) metode reflektif.

● Teknik pendidikan nilai moral yang berorientasi pada nilai menurut Muhadjir, 1988 diantaranya 1) teknik indoktrinasi, 2) teknik moral reasoning, 3) teknik meramalkan konsekuensi, 4) teknik klarifikasi, dan 5) teknik internalisasi.

Pendidikan nilai moral penting dalam perspektif global, negara-negara perlu berkolaborasi dalam mengatasi berbagai masalah terkait nilai moral. 
Jurnal memaparkan mengenai 1) perbedaan pendidikan nilai moral di negara-negara seperti Indonesia, India, Malaysia, dan Cina 2) pendekatan, metode, dan teknik dalam menerapkan pendidikan nilai moral.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Anindita Prayogo 2253053027 -
Nama : Anindita Prayogo
NPM : 2253053027

Dalam tatanan global yang ditandai dengan munculnya berbagai masalah dan isuisu global seperti pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM), fenomena kekerasan, dan penyalahgunaan narkotika. Hal ini menuntut adanya pemikiran yang berkaitan dengan sistem pendidikan yang cocok untuk menjawab permasalahan tersebut. Dengan kata lain kompleksitas global memiliki banyak keuntungan bagi yang kuat, tetapi sebaliknya keadaan itu dapat menghancurkan kehidupan bangsa yang kalah bersaing.
Fakta yang berkaitan dengan benturan antarperadaban itu cukup banyak. Oleh karena itu, keutuhan hidup dan sistem kehidupan manusia, baik secara lokal, regional, nasional maupun internasional, perlu diwujudkan nilai-nilai universal, misalnya: nilai Pendidikan Nilai Moral ditinjau dari Perspektif Global 211 kebenaran, kejujuran, kebajikan, kearifan, dan kasih sayang) secara seksama, sehingga tercipta kehidupan yang damai, yang merupakan "titik balik" peradaban manusia yang mewakili tumbuhnya kesadaran baru dalam kehidupan yang sarat nilai. Di samping itu, harus mampu memelihara perilaku etik pribumi yang harus dipertahankan sesuai dengan keanekaragaman dan keunikan yang dimiliki. Kesemuanya itu dapat disebut dengan pengembangan pendidikan nilai. Yang dimaksud pendidikan nilai di sini adalah penanaman dan pengembangan nilainilai dalam diri seseorang baik nilai-nilai personal maupun nilai sosial. Pengembangan pendidikan nilai itu tidak sekedar melalui program atau pelajaran khusus, tetapi dijadikan suatu dimensi dalam seluruh usaha pendidikan.
Nilai yang dicetuskan UNESCO 1993 diuraikan dalam dua gagasan yang saling berseberangan, yaitu nilai standar (terukur) secara material dan nilai yang abstrak dan sulit diukur yang berupa keadilan, kejujuran, kebebasan, kedamaian, dan persamaan (Mulyana, 2004: 8). Di samping itu, sistem nilai merupakan sekelompok nilai yang saling berkaitan, saling menguatkan dan tidak terpisahkan, seperti nilainilai yang bersumber dari agama atau tradisi humanistik.
Ruang lingkup klasifikasi nilai mencakup nilai terminal dan instrumental, instrinsik dan ekstrinsik, personal dan sosial, subjektif dan objektif.
Pembahasan dalam tulisan ini dibatasi pada nilai terminal dan nilai instrumental. Secara hierarkhis nilai instrumental berfungsi sebagai nilai perantara yang akan berujung pada nilai akhir atau terminal yang bersifat inheren, tersembunyi di belakang nilai instrumental. Tentunya pendidikan nilai moral disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing negara berdasarkan ideologi yang dianutnya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Putri Alya -
nama : putri alya
npm : 2213053240

jurnal ini membahas pentingnya pendidikan nilai moral dalam mengatasi permasalahan global dan mengeksplorasi perbedaan dan persamaan pendidikan nilai moral di negara-negara seperti india, Malaysia, India, dan China. Dibahas juga berbagai pendekatan dan metode penerapan pendidikan nilai moral. Artikel tersebut menekankan perlunya pandangan hidup yang sistemik dan holistik dalam pendidikan nilai moral.

Beberapa permasalahan global yang dapat diatasi melalui pendidikan nilai moral antara lain terorisme, pelanggaran hak asasi manusia, kekerasan, penyalahgunaan narkoba, dan krisis multidimensi.

Pendidikan nilai moral berbeda di negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, India, dan Tiongkok karena perbedaan ideologi dan konteks budaya. Di Indonesia, fokus pendidikan nilai moral pada pendidikan dasar adalah pada karakter pribadi dan jati diri bangsa. Malaysia juga menekankan nilai-nilai moral yang berkaitan dengan karakter pribadi dan identitas nasional dalam pendidikan nilai moralnya. Di India, pendidikan nilai moral dipengaruhi oleh beragam tradisi agama dan budayanya. Sebaliknya Tiongkok menekankan nilai-nilai moral yang bersifat universal dan global, khususnya yang berkaitan dengan hak asasi manusia .

Perbedaan dalam pendidikan nilai moral ini mencerminkan latar belakang budaya dan ideologi yang unik di setiap negara. Namun, terlepas dari perbedaan tersebut, keempat negara menghadapi tantangan dan permasalahan serupa dalam pendidikan nilai moral, seperti perlunya mengatasi nilai-nilai negatif seperti radikalisme dan mempromosikan nilai-nilai positif yang sejalan dengan nilai-nilai universal dan lokal.

Secara keseluruhan, meskipun terdapat perbedaan dalam fokus dan pendekatan khusus pendidikan nilai moral di Indonesia, Malaysia, India, dan Tiongkok, mereka menyadari pentingnya menanamkan nilai-nilai moral dalam sistem pendidikan mereka untuk membentuk karakter dan perilaku warga negaranya.

Rupanya, pendidikan nilai moral yang dilaksanakan di empat negara ter-sebut (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) memiliki persamaan dan perbedaan. Hal itu terjadi karena masing-masing negara mempunyai ideologi yang berbeda-beda. Pendidikan nilai moral pada jenjang pendidikan dasar menunjukkan beberapa kesamaan. Fokus pendidikan nilai moral pada jenjang pendidikan tersebut berkaitan dengan nilai tata kepribadian diri dan tata hidup berbangsa dan bernegara. Lebih lanjut, pendidikan nilai moral di empat negara tersebut sama-sama dihadapkan pada berbagai persoalan.

perkembangan moral dipahami sebagai suatu Pendidikan Nilai Moral ditinjau dari Perspektif Global 215 internalisasi langsung norma-norma budaya eksternal. Anak yang sedang tumbuh dan berkembang dapat dilatih untuk berperilaku dengan cara sedemikian rupa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Ahmad Sheca Rahmadi 2213053102 -
Nama: Ahmad Sheca Rahmadi
NPM : 2213053102

Pendidikan nilai moral menjadi keharusan di tingkat global untuk memahami kehidupan bersama, berbangsa, dan bernegara dalam konteks global yang penuh permasalahan kompleks dan mendunia.

Kebutuhan untuk mengatasi masalah global, seperti terorisme, ekonomi, dan krisis multidimensional, memerlukan kerjasama dan dukungan dari negara-negara lain.

Pendidikan nilai moral dapat menjadi solusi untuk masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, maupun internasional.

Meskipun ada perbedaan dalam penekanan pendidikan nilai moral di berbagai negara seperti Indonesia, Malaysia, India, dan Cina, namun nilai etik-moral yang bersifat universal dan global tetap menjadi fokus utama.

Konsep pendidikan nilai moral yang diajukan oleh Kohlberg dan John P. Miller bersifat individualistik, dan perlu ditingkatkan dengan mempertimbangkan paradigma yang diusulkan oleh Capra. Selain itu, penerapan pendidikan nilai moral memerlukan strategi yang tepat melalui pemilihan pendekatan, metode, dan teknik yang sesuai.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Rifki Zibral Mahardika 2213053224 -
Nama : Rifki Zibral Mahardika
NPM : 2213053224

Di Jurnal "Pendidikan Nilai Moral Ditinjau Dari Perspektif Global," disampaikan bahwa pendidikan nilai moral bisa menjadi bagian dari kurikulum yang dirancang dan terprogram, tetapi juga bisa tumbuh secara alami dalam berbagai mata pelajaran. Fokus utama pendidikan ini adalah anak-anak, dan karena itu, penting untuk melatih perilaku mereka sehingga mereka dapat mengikuti aturan dan nilai-nilai yang berlaku. Pendidikan moral membantu individu untuk mempertimbangkan dengan benar dan baik nilai-nilai di balik tindakan-tindakan mereka. Pendidikan nilai moral adalah kebutuhan yang penting dalam dunia yang dihadapkan pada masalah yang kompleks dan global. Oleh karena itu, manusia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi masalah ini melalui pendidikan moral. Perlu dicatat bahwa masalah tidak hanya bersifat lokal, tetapi juga bersifat global, dan inilah mengapa pendidikan nilai moral menjadi alternatif yang penting untuk memecahkan masalah ini, tetapi harus dilakukan dengan menggunakan konsep dan strategi yang sesuai melalui berbagai pendekatan, metode, dan teknik pendidikan nilai moral yang tepat
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Putri Wulandari Dwi Yovan -
Nama : Putri Wulandari Dwi Yovan
NPM : 2213053198

Judul Jurnal : PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL

Dapat dianalisis dari jurnal tersebut bahwa :
1. Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan sekaligus kebutuhan
pada tatanan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan tatanan global yang diwarnai dengan berbagai permasalahan yang bersifat luas, kompleks, dan mendunia.
2. Penyelesaian permasalahan hidup yang dialami umat manusia tidak cukup dalam negeri sendiri, namun banyak hal yang penyelesaiannya dibutuhkan dukungan dan bantuan luar negeri, misalnya terorisme global, masalah ekonomi, dan masalah krisis multidimensional.
3. Pendidikan nilai moral merupakan alternatif pemecahan masalah yang bersifat lokal, regional, nasional, dan internasional.
4. Pendidikan nilai atau moral sebagai isu global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) menampakkan adanya perbedaan dan kesamaan. Perbedaan yang ada disebabkan oleh adanya perbedaan ideologi bangsa. Walaupun demikian, negara-negara itu memberikan penekanan pendidikan nilai moral pada nilai etik-moral; terutama dalam hal nilai-nilai yang bersifat asasi manusia, universal, dan global.
5. Konsep pendidikan nilai moral yang dikemukakan oleh Kohlberg dan John P. Miller cenderung bersifat individualistik. Oleh karena itu, konsep itu memerlukan penyempurnaan dengan mempertimbangkan paradigma yang dikemukakan oleh Capra.